Anda di halaman 1dari 31

PENENTUAN STATUS GIZI ATLET

Tugas Mata Kuliah Gizi Olahraga

Disusun Oleh :

Tias Larasati 25010112120055

PEMINATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permainan sepakbola sangat membutuhkan energi tinggi dan dapat
disetarakan dengan kebutuhan energi/kalori pekerja sangat berat. Permainan
ini merupakan permainan yang berlangsung sangat cepat, dalam waktu yang
relatif lama. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pemain berupa lari,
tendang, loncat dan sprint-sprint pendek yang persentasinya cukup besar.
Gerakan lain yang khas dan dominan dalam permainan sepakbola adalah
mendrible bola, benturan dengan lawan dan heading bola.
Permainan sepakbola memerlukan keterampilan yang berhubungan
dengan kebugaran tubuh, yaitu kekuatan atau daya ledak otot, kecepatan dan
kelincahan. Daya ledak otot adalah kemampuan otot untuk melakukan
kontraksi otot dengan sangat cepat, yang sangat dipengaruhi oleh kekuatan
otot. Kecepatan dalam bermain sepakbola memerlukan kesegaran jasmani
atau kebugaran. Sedangkan kelincahan seorang pemain sepakbola untuk
bergerak cepat dan merubah arah dan posisi secara tepat membutuhkan
keseimbangan tubuh dan keterampilan yang tinggi. Kekuatan otot yang tinggi
sangat diperlukan oleh pemain sepakbola untuk berlari cepat, menendang
bola, melempar bola, mempertahankan keseimbangan tubuh dan mencegah
terjatuh saat benturan dengan pemain lawan.
Untuk menunjang semua itu diperlukan kondisi tubuh yang optimal dan
salah satunya harus didukung dengan pemenuhan zat gizi yang tepat agar
tubuh dapat mencapai keseimbangan optimal, bergerak sesuai kemampuan
otot dan pikiran.
B. Tujuan
1. Mengenal dan memahami pengelolaan makanan dan pemenuhan zat gizi
yang diperlukan oleh seorang atlet sepakbola
2. Memberikan evaluasi terhadap pola makan seorang atlet sepakbola
3. Memberikan saran dan intervensi terhadap hasil evaluasi terhadap pola
makan atlet sepakbola

C. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menambah khazanah pustaka khususnya
dalam peminatan kesehatan ibu dan anak bisa menambah khazanah keilmuan
di bidang gizi olahraga khususnya tentang penetuan status zat gizi atlet
sepakbola.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Olahraga Sepakbola
Permainan sepak bola membutuhkan daya tahan jantung-paru yang
menggambarkan kapasitas untuk melakukan aktivitas secara terus menerus
dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan
jantung-paru pemain sepakbola dapat ditingkatkan dengan latihan daya tahan
jantung-paru atau latihan aerobik dengan melakukan internal training. Prinsip
internal training mengandung komponen lama latihan, intensitas latihan, masa
istirahat dan pengulangan. Contoh:lari atau berenang.
Berdasarkan karakteristik permainan sepakbola seperti di atas maka
untuk dapat mencapai prestasi yang optimal, pemain sepakbola harus
memenuhi persyaratan tertentu. Bentuk tubuh pemain sepakbola harus ideal
yaitu, sehat, kuat, tinggi dan tangkas. Seorang pemain sepakbola harus
mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang normal dengan Tinggi Badan
(TB) diatas rata-rata. Komposisi tubuh harus proporsional antara massa otot
dan lemak. Tidak boleh ada lemak yang berlebih. Oleh karena itu, untuk
menjadi pemain sepakbola dengan bentuk tubuh yang ideal, dan aktivitas
yang prima memerlukan program pelatihan yang teratur dan terarah.
Pelatihan beban untuk meningkatkan kekuatan otot, pelatihan peregangan
untuk memperkuat kelenturan tubuh dan pelatihan aerobik untuk
meningkatkan kebugaran serta pelatihan teknik dan keterampilan.
Semua upaya diatas, akan mencapai hasil yang lebih baik dengan asupan
gizi atau pengaturan makanan dengan kebutuhan gizi yang lebih besar
dibanding orang biasa. Hal ini yang harus disadari dan dipahami oleh pemain
sepakbola, pelatih, dan keluarga serta lingkungannya agar selalu menjaga
kondisi kesehatannya dengan asupan gizi atau pengaturan makanan yang
seimbang. Pengaturan makanan khusus harus disiapkan pada masa pelatihan,
pertandingan dan pasca pertandingan.
B. Kebutuhan Gizi Atlet Sepakbola
Sesuai prinsip dasar "Gizi Seimbang" yang mengandung cukup
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air dan serat, maka kebutuhan
gizi atlet sepakbola adalah sebagai berikut :
1. Energi.
Secara umum seorang pemain sepakbola memerlukan energy sekitar
4.500 Kkal atau 1,5 kali kebutuhan energi orang dewasa normal dengan
postur tubuh relatif sama, karena pemain sepakbola dikategorikan dengan
seseorang yang melakukan aktivitas fisik yang berat. Kebutuhan energi
dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi
yaitu : Basal Metabolic Rate (BMR), Specific Dynamic Action (SDA),
Aktivitas Fisik dan Faktor Pertumbuhan.
a. Basal Metabolic Rate (BMR)
BMR merupakan jumlah energi yang dikeluarkan untuk aktivitas
vital tubuh seperti denyut jantung, bernafas,transmisi elektrik pada otot
dan lain-lain.

Tabel 1. Basal Metbolisme Rate (BMR) untuk laki-laki


berdasarkan Berat Badan

Jenis Berat Badan


Kelamin (Kg) Energi (Kal)

10-18 th 18-30 th 30-60 th


Laki-laki 55 1625 1514 1499
60 1713 1589 1556
65 1801 1664 1613
70 1889 1739 1670
75 1997 1814 1727
80 2065 1889 1785
85 2154 1964 1842
90 2242 2039 1899

(Sumber : Burke, 1992 )


b. Specific Dynamic Action (SDA)
SDA merupakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengolah
makanan dalam tubuh, antara lain untuk proses pencernaan dan
penyerapan zat-zat gizi oleh usus. Besarnya SDA kurang lebih 10 %
dari Basal Metabolic Rate (BMR).
c. Aktivitas Fisik
Pengeluaran energi untuk aktivitas fisik harian ditentukan oleh
jenis, intensitas dan lamanya aktivitas fisik dan olahraga.
Tabel 2 Rata-rata Tingkat Aktivitas Harian (di luar latihan)

(Sumber : Burke, 1992)


Tabel 3 Kebutuhan Energi Aktivitas Olahraga Berdasarkan BB

d.

Pertumbuhan
Anak dan remaja mengalami pertumbuhan sehingga memerlukan
penambahan energi. Energi tambahan dibutuhkan untuk pertumbuhan
tulang baru dan jaringan tubuh.

Tabel 4 : Kebutuhan Energi Untuk Pertumbuhan (kalori/hari)

e. Cara Menghitung Kebutuhan Energi :


Perhitungan jumlah energi yang dikeluarkan setiap orang atau
setiap atlet.=

BMR + SDA + Aktivitas Fisik


Terdapat 6 langkah dalam menghitung kebutuhan energi yaitu :
Langkah 1 :
Tentukan status gizi atlet dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh
(IMT) dan persentase lemak tubuh. IMT merupakan pembagian berat
badan dalam kg oleh tinggi badan dalam satuan meter dikuadratkan.
Sedangkan presentase lemak tubuh yaitu perbandingan antara lemak
tubuh dengan masa tubuh tanpa lemak. Pengukuran lemak tubuh
dilakukan dengan menggunakan alat skinfold caliper pada daerah trisep
dan subskapula.

Berat Badan (Kg)


Rumus IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan(m)
Tabel. 5. Klasifikasi / Batas Ambang IMT
I
KEADAAN KATEGORI
MT
- Kekurangan berat badan <17
tingkat berat
Kurus
- Kekurangan berat badan 17,0 – 18,4
tingkat ringan
Normal 18,5 – 25,0
- Kelebihan berat badan tingkat
ringan 25,1 – 27,0
Gemuk
- Kelebihan berat badan tingkat >27
berat

Langkah 2:
Tentukan Basal Metabolic Rate (BMR) yang sesuai dengan jenis
kelamin, umur dan berat badan (lihat tabel 1 dan 2), tambahkan BMR
dengan SDA yang besarnya 10 % BMR. BMR + SDA (10 % BMR)
Langkah 3 :
Tentukan faktor tingkat aktivitas fisik setiap hari (tanpa kegiatan
olahraga) sesuai yang tertera dalam tabel 2.
Langkah 4 :
Kalikan BMR yang telah ditambah SDA dengan faktor tingkat aktivitas
fisik yang tertera dalam tabel 2.
Langkah 5 :
Tentukan penggunaan energi sesuai dengan latihan atau pertandingan
sepakbola dengan menggunakan tabel 3. Kalikan jumlah jam yang
digunakan untuk latihan per minggu dengan besar energi yang
dikeluarkan untuk setiap latihan olahraga. Total perhitungan energi
yang didapat dari perhitungan dalam seminggu, kemudian dibagi 7
untuk mendapatkan penggunaan energi yang dikeluarkan per hari.
Tambahkan besarnya penggunaan energi ini dengan besarnya energi
yang didapatkan pada perhitungan langkah 4.
Langkah 6 :
Apabila atlet tersebut dalam usia pertumbuhan, maka tambahkan
kebutuhan energi sesuai tabel 4

2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama energi untuk memenuhi
kebutuhan gizi bagi atlet sepakbola. Jenis makanan sumber karbohidrat
antara lain: biji-bijian (beras, ketan, jagung), umbi-umbian (ubi, singkong)
dan tepung tepungan (roti, mie, pasta, makaroni, bihun).
3. Protein
Protein merupakan zat gizi penghasil energi yang tidak berperan
sebagai sumber energi tetapi berfungsi untuk mengganti jaringan dan sel
tubuh yang rusak. Protein bagi atlet sepakbola yang masih remaja sangat
diperlukan untuk pertumbuhan dan pembentuk tubuh guna mencapai tinggi
badan yang optimal. Atlet sepakbola sangat dianjurkan untuk
mengkonsumsi sumber protein yang berasal dari hewani dan nabati.
Protein asal hewani seperti daging (dianjurkan daging yang tidak
berlemak), ayam, ikan, telur dan susu. Sumber protein nabati yang
dianjurkan adalah tahu, tempe, dan kacang-kacangan (kacang tanah,
kedelai dan kacang hijau).
4. Lemak
Walaupun lemak merupakan sumber energi yang paling tinggi, tapi
para atlet tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi lemak berlebihan. Karena
energi lemak tidak dapat langsung dimanfaatkan untuk latihan maupun
bertanding. Lemak terdapat dalam makanan asal hewan sebagai lemak
hewani dan asal tumbuhan sebagai lemak nabati. Lemak hewani contohnya
adalah: keju, mentega, lemak daging (sapi/kambing). Contoh lemak nabati
adalah : minyak sawit, minyak kelapa, margarine, minyak kedelai, minyak
kacang, dan minyak jagung.
5. Vitamin
Vitamin B1 dan Vitamin B lainnya yang tergolong ke dalam Vitamin
B Kompleks berperan penting dalam proses pembentukan energi. Vitamin-
vitamin lainnya dibutuhkan dalam jumlah besar seperti Vitamin A, C dan
E untuk kebutuhan metabolism zat-zat gizi lainnya. Vitamin D dibutuhkan
untuk pembentukan tulang bagi atlet sepakbola yang masih remaja.
Sumber Vitamin A adalah sayur dan buah-buahan berwarna hijau
tua/merah seperti wortel, tomat, daun singkong, daun katuk, pepaya,
mangga Sumber Vitamin C adalah jambu biji, pepaya, jeruk, belimbing
dan sumber Vitamin E adalah daging, ikan, sayuran hijau, minyak jagung,
minyak kedelai.
Atlet sepakbola terutama remaja dianjurkan untuk berjemur setiap
pagi untuk memperkuat pembentukan tulang. Vitamin banyak terdapat
dalam makanan sumber asal hewani seperti daging, telur, ikan dan ayam.
Selain itu, vitamin juga bisa didapatkan dari sumber asal nabati, seperti
sayuran dan buahbuahan segar. Atlet sepakbola dianjurkan selain
mengkonsumsi makanan asal hewani juga perlu mengkonsumsi makanan
asal tumbuhan berupa buah-buahan dan sayuran segar.
6. Mineral
Atlet sepakbola memerlukan oksigen yang lebih banyak untuk
pembakaran karbohidrat yang menghasilkan energi terutama pada saat
bermain. Untuk mengangkut oksigen (O2) ke otot diperlukan Hemoglobin
(Hb) atau sel darah merah yang cukup. Untuk membentuk Hb yang cukup
tubuh memerlukan zat besi (Fe) yang bersumber dari daging (dianjurkan
daging yang tidak berlemak), sayuran hijau dan kacang-kacangan. Oleh
karena itu, atlet sepakbola tidak boleh menderita anemia, agar dapat
berprestasi. Atlet sepakbola yang masih remaja memerlukan kalsium yang
relatif lebih tinggi untuk pertumbuhan tulangnya. Sumber kalsium bias
didapatkan dari susu (rendah lemak). Karena itu atlet sepakbola yang
masih remaja sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu setiap hari agar
mencapai tinggi badan optimal. Ikan juga merupakan sumber kalsium
terutama ikan yang dikonsumsi dengan tulangnya (contoh: ikan teri).
Selain itu tulang ikan juga mengandung fluor untuk melindungi gigi agar
tidak berlubang.
Zat-zat mineral lainnya seperti Seng (Zn) dan Selenium (Se)
berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menghambat terbentuknya
radikal bebas yang berlebihan sehingga dapat mencegah kerusakan sel
tubuh. Mineral bias didapatkan dari makanan sumber hewani maupun
sumber nabati. Sumber Zn dan Se antara lain adalah: sea food, daging dan
lain-lain
7. Air Dan Elektrolit
Saat berlatih maupun bertanding, atlet sepakbola akan mengeluarkan
keringat dalam jumlah yang sangat banyak. Keringat akan lebih banyak
lagi dikeluarkan apabila berolahraga di tempat panas. Air keringat yang
keluar dari tubuh dapat mencapai satu liter per jam. Apabila tubuh
kehilangan air melebihi 2% dari total berat badan, maka akan mengalami
dehidrasi (kekurangan cairan) dan dapat terganggu kesehatannya.
Untuk mencegah dehidrasi, ada baiknya atlet sepakbola minum
sebelum merasa haus. Minum air yang teratur dengan tambahan sedikit
elektrolit dan karbohidrat sangat baik untuk mencegah terjadinya
dehidrasi. Air minum yang diminum dianjurkan berupa jus dari buah-
buahan karena selain mengandung air juga mengandung elektrolit yang
dibutuhkan untuk mengganti cairan maupun elektrolit yang hilang selama
latihan atau pertandingan Suplemen zat gizi yang berupa obat, makanan
atau minuman yang banyak beredar di pasaran dengan berbagai merk
hanya diperuntukan untuk atlet pada kondisi tertentu. Hati-hati dalam
mengkonsumsi suplemen secara berlebihan, lebih baik konsultasikan
kepada dokter terlebih dahulu
8. Serat
Hal lain yang juga tidak boleh diabaikan oleh atlet sepakbola adalah
konsumsi serat (fiber) dari makanan. Konsumsi serat yang cukup dapat
membantu buang air besar menjadi teratur dan lancar. Serat juga sangat
penting dalam pencegahan berbagai penyakit misalnya penyakit kanker
usus, dan juga penyakit jantung. Serat dari makanan adalah sayur-sayuran
dan buah-buahan seperti : bayam, kangkung, daun singkong, daun labu,
apel, bangkuang.

C. Pengaturan Makan
Tujuan pengaturan makanan pada atlet adalah :
a) Memperbaiki dan mempertahankan status gizi agar tidak terjadi kurang
gizi atau gizi lebih (kegemukan).
b) Membentuk otot dan mencapai tinggi badan optimal.
c) Memelihara kondisi tubuh dan menjaga kesegaran jasmani.
d) Membiasakan atlet mengatur diri sendiri untuk makan makanan yang
seimbang.
1. Periode Pelatihan
Pengaturan makanan periode pelatihan selain dilaksanakan di Pusat
Pelatihan juga harus dilakukan pada saat berada di rumah. Prinsip utama
pengaturan makanan pada periode ini adalah tersedianya energy yang
cukup untuk berlatih dan untuk menghindari pencernaan masih bekerja
pada waktu pelatihan sedang berlangsung. Selain memperhatikan
kandungan zat gizi dari makanan, pengaturan makanan juga harus
memperhatikan pola latihan yang diterapkan. Selain sebagai sumber
energi, bahan makanan yang dipilih harus juga mengandung berbagai
macam vitamin dan mineral, sehingga kebutuhan zat gizi lainnya juga
dapat terpenuhi. Seusai latihan, makanan yang dikonsumsi harus
mengandung energi yang cukup, terutama makanan yang mengandung
karbohidrat mineral dan air untuk mengganti cadangan energi yang telah
dipakai selama latihan. Atlet harus menjaga berat badan yang normal,
hindari berat badan berlebih. Atlet juga harus diperkenalkan dengan
berbagai macam hidangan yang disediakan.

2. Periode Pertandingan
Makanan untuk atlet diatur agar tidak mengganggu pencernaan
sewaktu pertandingan. Selain itu, makanan yang dihidangkan harus
mengandung gizi seimbang dan sudah dikenal oleh atlet (atlet sudah biasa
mengkonsumsi makanan tersebut). Makanan yang dihidangkan tersebut
harus mempunyai nilai psikologis yang baik sehingga terciptalah
semboyan eat to win.
3. Pra Pertandingan
Kira-kira 3-4 jam sebelum pertandingan, atlet dapat mengkonsumsi
makanan lengkap. Makanan sebaiknya mudah dicerna, rendah lemak,
rendah serat, dan tidak menyebabkan masalah pada pencernaan atlet (tidak
terlalu pedas, dan tidak mengandung bumbubumbu tajam serta tidak
berlemak). Sedangkan makanan kecil/ minuman (biskuit, teh manis, jus
buah, dll) bisa diberikan kira-kira 1-2 jam sebelum pertandingan.
4. Selama Pertandingan
Minum air sebanyak 1-1,5 gelas 1 jam sebelum pertandingan dan
saat istirahat (waktu jeda) sangat dianjurkan. Minum air selama
pertandingan juga harus dilakukan setiap ada kesempatan, jangan
menunggu sampai timbul rasa haus. Air minum dapat ditambah 1 sendok
teh gula dan 1/4 sendok teh garam dalam 1 gelas air.
5. Pasca Pertandingan
Segera setelah selesai pertandingan, atlet harus segera minum air
dingin (suhu 10-15 Celcius) sebanyak satu gelas. Kemudian dapat
dilanjutkan dengan sari buah/air + gula + garam. Kemudian dapat
diberikan makanan padat yang mudah dicerna seperti biskuit atau bubur
halus dalam porsi kecil.
6. Setelah Rasa Letih Berkurang
Lebih kurang 3-4 jam setelah pertandingan, atlet dapat diberikan
makanan biasa dengan gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan.

7. Periode Pemulihan (Recovery)


Periode setelah pertandingan atau periode istirahat aktif, atlet dapat
makan makanan biasa untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi
fisik. Pada prinsipnya makanan pada periode recovery sama dengan
makanan pada periode pelatihan. Pemantauan status gizi secara berkala
harus tetap dilaksanakan pada periode ini dan juga periode latihan.
Misalnya dengan menimbang berat badan setiap hari dan mengukur tinggi
badan setiap bulan untuk menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode dan Analisis Penelitian


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini dilakukan secara
kualitatif dengan analisis deskriptif. Data diperoleh dengan cara wawancara
mendalam dan pelaksanaan recall 24 jam. Hasil analisa data kemudian
dibandingkan dengan dasar teori yang ada, perbedaan dan permasalahan yang
timbull digunakan sebagai dasar dalam penyusunan intervensi dan saran
terhadap obyek pengamatan (atlet sepak bola).

B. Responden Penelitian.
Penelitian dilakukan pada seorang atlet sepakbola tingkat Universitas
Negeri Semarang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Responden
Identitas Atlet :
Nama : Oki Kurniawan
Tempat/Tgl. Lahir : Semarang, 1 Desember 1993
Alamat : Kalongan, Ungaran Timur
Umur : 22 Tahun
BB/TB : 65 kg/ 170 cm
Pendidikan : Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Rekreasi, Universitas Negeri Semarang.
Prestasi : Runner Up Kejuaraan Popda Kabupaten Semarang
dan Piala Kubota Cup
B. Gambaran Aktifitas
Tabel 4.1 Tabel Aktivitas Fisik
Aktivitas
No Hari Ke
Resting Very Light Light Moderat Heavy
1 1 7 jam 10 jam 4 jam 2 jam 1 jam
2 2 8 jam 8 jam 3 jam 2 jam 3 jam
3 3 4 jam 9 jam 4 jam 4 jam 3 jam
4 4 7 jam 4,5 jam 5,5 jam 4 jam 3 jam
5 5 6 jam 10 jam 3 jam 2 jam 3 jam
6 6 8 jam 9 jam 4 jam 1 jam 2 jam
7 7 9 jam 8,5 jam 3,5 jam 2 jam 1 jam

Oki sebagai salah seorang mahasiswa semester 8 memiliki aktifitas


yang cukup padat. Aktifitas olah raga yang biasa ia lakukan diluar latihan
resmi sebagai pemain sepak bola ialah lari pagi pada hari Minggu dan Rabu
setiap jam 06.00 wib dengan jarak tempuh lari sepanjang 5 km. Sedangkan
latihan resmi yang biasa ia lakukan sebagai pemain sepak bola bersama
timnya ialah pada hari Minggu, Rabu dan Jumat setiap jam 15.30 wib (sore).

C. Perhitungan Kebutuhan Status Gizi


Oki seorang atlet sepak bola, umur 22 tahun, dengan berat badan 65 kg
dan tinggi badan 170 cm. Untuk menjaga staminanya ia berlatih berlari
dengan kecepatan 5,5 menit per km dua kali perminggu. Oki berlatih
sepakbola 3 kali perminggu dengan lama setiap latihan 90 menit setiap kali
latihan. Aktivitas oki di luar kegiatan olahraga termasuk sedang.
1. Perhitungan kebutuhan energi per hari.
Langkah 1
Tentukan status gizi atlet dengan menggunakan IMT dan presentase lemak.
IMT = 65 = 22,4
1,7 x 1, 7
Berdasarkan perhitungan tersebut, IMT Oki Normal.
Langkah 2
BMR = 1664 kal
SDA 10% = 10% X 1.664 = 166,4
Jumlahkan BMR dengan SDA Yaitu 1.664 + 166,4 = 1.830,4 Kalori
Langkah 3 dan 4
Faktor tingkat aktivitas sedang 1,8
1,8 x 1.830,4 = 3294,7 Kalori.
Langkah 5
Kebutuhan energi untuk aktivitas lari 5,5 menit/km dengan BB 65 kg adalah
12 kal/menit, untuk sepakbola 8 kal/menit, sehingga untuk tiap minggu :
1. Berlatih lari : (2x 60 menit x 12 Kal) = 1.440 Kal/minggu
2. Berlatih sepakbola : (3 x 90 menit x 8 Kal) = 2.160 Kal/minggu
Jadi kebutuhan kalori/minggu untuk berlatih lari, dan sepakbola adalah
3.600 kal atau sama dengan 514,9 Kal/hari .
Total energi yang dibutuhkan per hari = (3294,7 + 514,9) Kal = 3809,6
Kal/hari
2. Kebutuhan cairan
Pengukuran BB sebelum dan sesudah olahraga penting dilakukan untuk
memperhitungkan kebutuhan cairan tubuh.
BB sebelum olahraga : 65 Kg
BB sesudah Olahraga : 64,4 Kg
Perbedan (A-B=C) : 0,6 Kg ~ 0,6 L
Volume air yang diminum selama olahraga : 1L
Total keringat yang hilang : 1,6 L
Total volume yang harus diminum : 2,6 L
3. Kebutuhan karbohidrat, lemak dan protein
Karbohidrat : 60 – 70% x total energi
: (65% x 3809,6) : 4
: 619,0 gram/hari
Lemak : 15 – 25% x total energi
: (20% x 3809,6) :9
: 84,6 gram/har
Protein : 10 – 15% x total energi
: (15% x 3809,6) :4
: 142,8 gram/hari

D. Recall Konsumsi 24 Jam


1. Pengukuran Asupan Energi dengan metode recall 24 jam.
Perhitungan dilakukan pada hari Minggu, 4 Oktober 2015, jam 09.00
WIB, berlokasi di Lapangan Kampus Universitas Negeri Semarang.
Recall konsumsi makanan sehari diambil pada hari latihan resmi tim
sepakbola, diharapka dapat mewakili kebiasaan makan yang dia jalani
selama mengikuti proses latihan pada umumnya.
Tabel 4.2 Hasil Recall 24 Jam (Hari Biasa)
Waktu Jenis Makanan Gram URT
Makan

Makan Pagi
Nasi 200 gr 1 piring sedang
tempe 75 gr 3 potong
telur dadar 50 gr 1 butir
tumis bayam 50 gr ½ mangkuk
air kelapa 250 ml 1 buah kelapa muda
air putih 600 ml 1 botol

Makan Siang
Nasi 200 gr 1 piring sedang
Sop ayam 100 gr 1 mangkok
Tahu goreng 50 gr 2 potong sedang
Kerupuk pati 30 gr 2 buah
Air putih 600 ml 1 botol

Makan Nasi 200 gr 1 piring


Malam Tumis kangkung 50 gr 4 sendok makan
Telur balado 50 gr 1 butir
Teh manis 300 ml 1 gelas besar
Air putih 300 ml 1 gelas
Total Asupan 2050 ml
Air Minum

Tabel 4.3 Hasil Recall 24 Jam (Hari Latihan)

Waktu
Jenis Makanan Gram URT
Makan
Makan Pagi
Nasi 250 gr 1,5 piring
Tempe 60 gr 2 potong
Sayur Kangkung 50 gr ½ mangkuk
Lele Goreng 50 gr 1 potong
Air Putih 480 ml 2 gelas
madu 50 gr 2 sachet

Makan Siang
Nasi 200 gr 1 piring sedang
Tumis Tahu 100 gr ½ mangkok
Kerupuk Udang 100 gr 2 bungkus
Air jeruk Nipis 200 ml 2 gelas
Air Putih 600 ml 1 botol
Buah pisang 70 gr 1 buah

Makan
Malam Nasi 200 gr 1 piring
Telur dadar 50 gr 1 butir
Teh manis 200 ml 1 gelas
Air putih 480 ml 2 gelas

Total Asupan 1960 ml


Air Minum

2. Analisis Asupan Energi Hasil Recall dengan Nutrisurvey

Tabel 4.4 Hasil Analisis Nutrisurvey (Hari Biasa)


Makanan Jumlah (g) Energi (Kcal) Karbohidrat (g)
Nasi 200 260,0 57,2
Tempe goreng 75 252,8 12,8
Telur dadar 50 93,5 0,6
Tumis bayam 50 47,0 0,6
Air Kelapa Muda 250 45,0 9,0
Air Putih 600 ml
Meal analysis : energi 698,3 Kcal. Karbohidrat 80,1 g
Nasi putih 200 260,0 57,2
Sop ayam 100 72,0 3,4
Tahu goreng 50 103,0 0,9
Kerupuk 30 114,3 27,4
Air putih 600 ml
Meal analysis : energi 549,3 kcal. Karbohidrat 88,9 g
Nasi 200 g 260,0 57,2
Tumis kangkung 50 g 26,5 0,8
Telur balado 50 g 85,0 1,2
Teh manis 5g 0,6 0,2
Air putih 300 ml
Meal analysis : energi 372,1 kcal. Karbohidrat 59,4

Tabel 4.5 Perbandingan Tingkat Konsumsi (Hari Biasa) dengan Tabel


AKG yang berdasarkan Umur yang dianjurkan (perorang perhari)
Nilai yang
Nutrisi Analisis direkomendasika Persentase
n
Energy 1619,7kcal 2725kcal 59,4%
Water 2050ml 2500ml 82%
Protein 50,5g 62g 81,5
%
Fat 55,3g 91g 60,8
%
Carbohydr 228,3g 374g 61,0
%
Dietry fiber 5,9g 38g 15,5
%
Alcohol 0,0 - -
PUFA 10,7g - -
Cholesterol 356,0mg -mg -
Vit. A 507,3µg 600 µg 84,6
%
Carotene 0,0µg - -
Vit E 0,0mg 15mg 0,0
Vit B1 0,4mg 1,4mg 28,6
%
Vit B2 0,7mg 1,6mg 43,8
%
Vit B6 0,8mg 1,3mg 61,5
%
Tot fol acid 0,0mg 1,3mg 0,0
Vit. C 14,5mg 90mg 16,1
%
Sodium 147,8mg 1500mg 9,9%
Potassium 917,2mg 4700mg 19,5
%
Calcium 356,5mg 1100mg 32,4
%
Magnesium 209,5mg 350mg 59,9
%
Phosporus 682,0mg 700mg 97,4
%
Iron 7,9mg 13mg 60,8
%
Zinc 5,6mg 13mg 43,1
%

Tabel 4.6 Hasil Analisis Nutrisurvey (Hari Latihan)


Makanan Jumlah (g) Energi (Kcal) Karbohidrat (g)
Nasi 250 325,0 71,5
Tempe 60 202,2 10,2
Sayur Kangkung 50 46,0 0,0
Lele Goreng 50 42,0 1,0
Air Putih 480
Madu 50 152,0 41,2
Meal analysis : energi 767,2 Kcal. Karbohidrat 123,9 g
Nasi 200 260,0 57,2
Tumis Tahu 100 180,0 11,3
Kerupuk Udang 100 549,0 66,6
Air jeruk Nipis 200 5,8 1,9
Air Putih 600
Buah pisang 70 64,4 16,4
Roti Tawar 40 109,6 20,8
Meal analysis : energi kcal. Karbohidrat g
Nasi 200 260,0 57,2
Telur dadar 50 93,5 0,6
Teh manis 5 0,6 0,2
Sayur Buncis 50 17,5 4,0
Air putih 480ml
Meal analysis : energi kcal. Karbohidrat

Tabel 4.5 Perbandingan Tingkat Konsumsi (Hari Latihan) dengan


Tabel AKG yang berdasarkan Umur yang dianjurkan (perorang
perhari)
Nilai yang
Nutrisi Analisis direkomendasika Persentase
n
Energy 2307,7 2725kcal 84,7
Water 1960 2500ml 78,4
Protein 59,0 62g 95,2
Fat 72,2 91g 79,3
Carbohydr 359.9 374g 95,9
Dietry fiber 10,2 38g 26,8
Alcohol 0,0 - -
PUFA 14,6 - -
Cholesterol 279,0 - -
Vit. A 296,3 600 µg 49,4
Carotene 0,0 - -
Vit E 0,0 15mg 0,0
Vit B1 0,5 1,4mg 35,7
Vit B2 0,7 1,6mg 43,8
Vit B6 1,2 1,3mg 92,3
Tot fol acid 0,0 1,3mg 0,0
Vit. C 35,9 90mg 39,9
Sodium 415,4 1500mg 27,7
Potassium 1400,7 4700mg 29,8
Calcium 266,8 1100mg 24,3
Magnesium 279,8 350mg 79,9
Phosporus 783,3 700mg 111,
9
Iron 10,4 13mg 80,0
Zinc 6,5 13mg 50,0
E. Pembahasan
Hasil analisis dengan metode nutrisurvey tersebut membanding hasl survey
recall 24 jam dengan kecukupan energy dan zat gizi yang dianjurkan menurut
golongan umur dan jenis kelamin.
a. Kecukupan karbohidrat, lemak dan protein
1) Pada data hasil perhitungan recall 24 jam, diketahui bahwa asupan
karbohidrat pada hari latihan adalah 359,9 gram. Sedangkan pada
hari tidak latihan adalah 228,3 gram. Maka untuk mengetahui rata-
rata asupan karbohidrat dapat dihitung dengan cara berikut.
Hari latihan : 359,9 gram x 3 hari :1079,7 gram
Hari tdk latihan : 228,3 gram x 4 hari :913,2 gram
Total : 1992,9 gram per minggu
Rata – rata asupan perhari : 1992,9 ÷7 hari : 284,7 gram per hari.
2) Pada hasil perhitungan recall 24 jam diketahui bahwa asupan lemak
pada hari latihan adalah 79,5 gram. Sedangkan pada hari tidak
latihan adalah 55,3gram. Maka untuk mengetahui rata-rata asupan
lemak dapat dihitung dengan cara berikut:
Hari latihan : 72,2 gram x 3 hari : 216,6 gram
Hari tdk latihan : 54,2 gram x 4 hari :216,8 gram
Total : 433,4 per minggu
Rata – rata asupan perhari : 480,6 ÷ 7 hari : 61,9 gram per hari
3) Pada hasil perhitungan recall 24 jam diketahui bahwa asupan protein
pada hari latihan adalah 59,0 gram. Sedangkan pada hari tidak
latihan adalah 50,5 gram. Maka untuk mengetahui rata-rata asupan
protein dapat dihitung dengan cara berikut :
Hari latihan : 59,0 gram x 3 hari : 177 gram
Hari tdk latihan : 50,5 gram x 4 hari : 202 gram
Total : 379 per minggu
Rata – rata asupan perhari : 379 ÷ 7 hari : 54,14 gram per hari
Untuk mengetahui kecukupan karbohidrat, lemak dan protein maka dapat
dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.6 Kecukupan Rata-Rata Per Hari Asupan dan Kebutuhan Energi
Selama Satu Minggu
Zat Gizi Asupan Energi Kebutuhan Keterangan
(g) Energi (g) (g)
Karbohidra 284,7 375 Kekurangan 90,3
t
Lemak 61,9 91 Kekurangan 29,1
Protein 54,14 62 Kekurangan 7,86

b. Pembahasan Karbohidrat dan Lemak


Pemenuhan karbohidrat dari hasil perhitungan menunjukkan
masih kurang dari kebutuhan normal menurut usia dan jenis kelamin.
seorang atlet harus memerlukan karbohidrat yang tinggi sebagai
cadangan glikogen untuk sumber tenaga dan kekuatan otot. Sumber
karbohidrat yang dikonsumsi masih kurang variatif dan jumlah (gram)
yang kurang proporsional dibanding dengan sumber lauk nabati.
Konsumsi makanan sumber lemak juga masih kurang dari
kebutuhan normal perhari yaitu hanya sebesar 61,9 sedangkan
kecukupan lemak yang dianjurkan dalam sehari adalah 91 gram.
c. Pembahasan Protein dan Kalori
Dari hasil perhitungan asupan energi lebih rendah dengan
rekomendasi asupan energi. Jadi dapat dikatakan bahwa atlet masih
kekurangan asupan energi sebesar 90,3 kkal. Kekurangan tersebut
masih memerlukan pengelolaan konsumsi pangan yang sesuai dengan
keadaan tubuh atlet tersebut. Makanan untuk seorang atlet harus
mengandung zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan untuk atifitas
sehari-hari dan olahraga. Makanan harus mengandung zat gizi
pengahasil energi yang jumlahnya tertentu. Selain itu makanan juga
harus mengganti zat gizi dalam tubuh yang berkurang akibat
digunakan untuk aktifitas olahraga.
Konsumsi protien bagi atlet juga harus tercukupi, atlet
diharuskan makan lebih banyak daging, telur, ikan, ayam dan bahan
makanan sumber protein lainya karena akan membentuk otot yang
dibutuhkan atlet. Makanan yang terbaik untuk atlet harus mensuplai
cukup protein tetapi tidak berlebihan untuk keperluan perkembangan
dan perbaikan jarringan otot yang aus, produksi hormon dan
mengganti sel – sel darah merah yang mati dengan yang baru.
d. Pembahasan Vitamin dan mineral
Suplay vitamin dan mineral sudah cukup baik dilihat dari
konsumsi sayuran dan buah, namun perlu penambahan konsumsi
cairan, minuman sehingga dapat tercapai keseimbangan elektrolit
dalam tubuh atlet. Konsumsi air total 1960 ml sehari (recall) pada saat
latihan dan 2050 saat hari biasa. Hal ini belum sesuai nagka
kecukupan gizi individu dalam sehari dimana air yang dibutuhkan
dalam sehari adalah 2300 ml. jika di sertai dengan aktvitas cairan yang
berat maka atlet akan beresiko terkena dehidrasi. Untuk
mengantisipasi kejadian dehidrasi diperlukan 2-3 liter air putih dan
tambahan cairan dari berbagai sumber makanan lain yang dikonsumsi.

F. Recana Penyusunan Menu


1. Penyusunan Menu
Menu makanan bagi atlet sepakbola disusun berdasarkan kebutuhan
energi yang berbeda untuk setiap atlet. Secara umum, factor yang harus
dipertimbangkan adalah : Metabolisme Basal Rate yaitu energi yang
dipakai untuk aktivitas metabolisme jaringan tubuh pada waktu istirahat.
Specific Dynamic Action adalah penggunaan energi yang dipakai untuk
proses penyerapan dan pencernaan makanan yang berbeda untuk setiap zat
gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air dan serat). Aktivitas
sehari-hari termasuk olahraga. Pertumbuhan.
Disamping itu menu makanan untuk atlet sepakbola harus beraneka
ragam memenuhi kebutuhan energi, cukup tinggi karbohidrat (60-70%),
rendah lemak (<25%), cukup protein (1 gram/kg BB/hari) dan cukup
vitamin, mineral serta cukup air. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan
sedang, serta hindari makanan yang berbumbu tajam (terlalu pedas, terlalu
asam dan terlalu berlemak). Makanan tidak menimbulkan gas dan cukup
serat serta telah dikenal oleh atlet. Masalah yang seringkali timbul dalam
menyediakan makanan bagi atlet adalah menu makanan yang
membosankan, atlet malas makan karena letih, atlet suka makanan jajanan,
sehingga kecukupan gizi kemungkinan tidak dapat terpenuhi atau
sebaliknya malah berlebih. Dalam hal ini perlu diberikan pemahaman
tentang gizi bagi atlet itu sendiri, pelatih serta keluarganya.Perlu
disarankan juga untuk tidak menggunakan obat pencahar.

2. Rekomendasi Menu Untuk Atlet


No. Nama Makanan URT Berat (gr) Energi
(kkal)
A Makan Pagi
Nasi merah 1 piring 200 716,1
Sayur sup macaroni 1 mangkuk 160 203,1
Ayam goreng 1 biji 80 265,6
Jus alpukat 1 gelas sdg 260 246,7
Susu 1 gelas sdg 260 171,5
Pisang 2 buah 140 128,8
Air putih 2 gelas sdg 520 0
B Makan siang
Nasi putih 1 piring 260 260,0
Sayur lodeh 1 mangkuk 160 89,5
Ikan goreng 2 biji 180 287,8
Tempe goreng 2 biji 50 168,5
Jus mangga 1 gelas sdg 260 142,9
Jeruk 2 buah 40 110,3
Kudapan 4 biji 100 246,9
Air putih 3 gelas sdg 780 0
C Makan malam
Nasi putih 1 piring 200 260,0
Sayur nangka 1 mangkuk 160 105,5
Baso goreng 2 biji 50 205,5
Telur goreng 1 buah 70 133,7
Susu 1 gelas sdg 260 171,5
Pisang 2 buah 140 128,8
Air putih 3 gelas sdg 780 0
Total 4042,8
(dibulatkan
4043 kkal)

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan kebutuhan energi atlet sepak bola dan hasil recall
diketahui bahwa angka kecukupan energi lebih rendah dengan rekomendasi
asupan energi. Jadi dapat dikatakan bahwa atlet masih kekurangan asupan
energi. Kekurangan tersebut masih memerlukan pengelolaan konsumsi
pangan yang sesuai dengan keadaan tubuh atlet tersebut. Begitu juga dengan
kebutuhan karbohidrat, lemak dan protein atlet masih dalam kategori kurang,
atau asupan makanan belum memenuhi kecukupan gizinya perhari tentu hal
ini akan berdampak terhadap penurunan prestasi atlet.

B. Saran
1. Bagi instansi terkait sebaiknya memperhatikan gizi para atlet secara
rutin.
2. Sebaikanya memberikan makanan secara bervariasi supaya para atlet
tidak bosan dengan makanan yang disediakan oleh instansi terkait.
3. Pemahaman kebutuhan zat gizi bagi atlet sepakbola sebaiknya
disosialisasikan oleh pemerintah melalui buku, leaflet dan sarana lainnya
seperti seminar dan pelatihan bagi official team, pelatih dan atlet dengan
harapan dapat meningkatkan prestasi sepakbola di daerah, di tingkat
nasional dan internasional.

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes RI, "Gizi


Olahraga Untuk Prestasi", Jakarta, 1977
2. Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes RI, "Pedoman
Umum Gizi Seimbang", Jakarta, 2002
3. Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes RI, "Pedoman
Perbaikan Gizi Di Panti Asuhan Anak (PSAA)", Jakarta, 2002
4. Primana, DA. 2002. "Kebutuhan Gizi Pemain Sepakbola".
Makalah,disampaikan pada Pertemuan Penyusunan Gizi Atlet tanggal
25-28 Nopember di Bogor
5. Kartini,Apoina. Siti Fatimah, Laksmi W. 2013. Modul “Penuntun
Praktikum Penentuan Status Zat Gizi”. Gizi Kesehatan Masyarakat :
Universitas Diponegoro.

DOKUMENTASI ATLET
Nama : Oki Kurniawan
Tempat/Tgl. Lahir : Semarang, 1 Desember 1993
Alamat : Kalongan, Ungaran Timur
Umur : 22 Tahun
BB/TB : 65 kg/ 170 cm
Pendidikan : Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan
dan Rekreasi, Universitas Negeri Semarang.
Prestasi : Runner Up Kejuaraan Popda Kabupaten
Semarang

Anda mungkin juga menyukai