Disusun oleh
Dr. Hardi Cahyo Utomo, M.MRS
Pendamping
Dr. Evrina Amelia Tanjung
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
laporan Mini Project kami dengan topik “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Warungkiara.
yang berkaitan dengan masalah imunisasi dasar. Laporan ini tentu tidak dapat
kami selesaikan tanpa dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak.
1. Kepala Puskesmas Warungkiara, Ibu Ina Herlina, SKM., MM. yang telah
1
3. Rudi Rustandi, SKM, Penanggungjawab program Puskesmas Warungkiara
5. Rekan sejawat dokter Internsip PKM Puskesmas Warungkiara, dr. Fityan, dr.
Kamal, dr. Nadia, dr. Lala dan dr. Agustine, yang turut membantu dan
7. Dan semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan laporan
masih adanya beberapa kekurangan di dalam laporan ini, segala saran dan
penyempurnaannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan........................................................................................................ 7
1.4. Manfaat...................................................................................................... 8
3
3.2. Variabel Penelitian..................................................................................... 19
6.1 Kesimpulan................................................................................................ 30
6.2 Saran.......................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 32
LAMPIRAN ............................................................................................................. 33
4
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
6
penyakit khususnya penyakit infeksi. Dengan demikian, angka kejadian penyakit
infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian yang ditimbulkannya akan
berkurang (Cahyono, 2010).
Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox). Pada
tahun 1778, Edward Jenner, berhasil mengembangkan vaksin cacar dari virus cacar
sapi atau cowpox. Sebelum ditemukan vaksin cacar, penyakit ini sangat ditakuti
masyarakat karena sangat mematikan, bahkan penyakit ini sempat menyebar ke
seluruh dunia dan menelan banyak jiwa (Achmadi, 2006). Namun saat ini, kejadian
penyakit cacar jarang ditemukan karena WHO telah berhasil memberantasnya
melalui program imunisasi. Tidak hanya cacar (smallpox), angka kejadian penyakit-
penyakit infeksi lain juga menurun dengan ditemukannya vaksin terhadap penyakit-
penyakit tersebut (Depkes, 2006).
7
Semua orang tua, tentu berkeinginan supaya anak-anaknya tetap sehat.
Jangankan sakit berat, sakit ringanpun kalau mungkin jangan sampai diderita
anaknya. Salah satu upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu penyakit
adalah dengan jalan memberi imunisasi.
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat ini terbukti
dengan menurunya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi
menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5%
dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia.
(Depkes RI/2009 ).
Keberhasilan imunisasi ini tidak lepas dari peran serta petugas kesehatan baik
di posyandu maupun puskesmas. Peran orangtua tentunya memegang peranan utama
dalam terlaksananya program imunisasi dasar. Saat ini di wilayah kerja puskemas
warung kiara khsusnya desa kertamukti belum tercapainya Universal Child
Immunization (UCI) pada bulan november tahun 2019 sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu dengan
keterlibatan anak dalam imunisasi dasar di Posyandu Desa Kertamukti
kecamatan warungkiara, Kabupaten Sukabumi.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
1. Tujuan Umum
8
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di
posyandu Desa Kertamukti Wilayah Kerja Puskesmas Warung Kiara.
2.Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor apa saja yg mempengaruhi pemberian imunisasi
pada anak.
b. Menganalisis tidak tercapainya Universal Child Immunization (UCI)
pada bulan november tahun 2019 di Desa Kertamukti di wilayah kerja
Puskemas Warung Kiara.
1.4.Manfaat Penelitian
a.)Manfaat teoritis
Dapat memberikan masukkan yang berarti bagi ibu dalam meningkatkan pengetahuan
tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi khususnya melalui perspektif motivasi.
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya tulis ilmiah (KTI)
.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang melakukan
pengindraan obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni :
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar
pengetahuan manusia melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2005).
Pada bagian lain pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior), karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku akan lebih langgeng dari perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo : 1997).
2.1.2.Tingkat Pengetahuan
Setelah ada beberapa definisi pengetahuan yang telah diuraikan di atas,
pengetahuan yang dicakup kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :
A).Tahu (know)
B).Memahami (Comprehension)
10
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara besar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar, menyebarkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan obyek yang dipelajari
tersebut.
C).Aplikasi (Aplication)
D).Analisis (Analysis)
E).Sintesis (syntesis)
F).Evaluasi (evaluation)
A).Kecerdasan
11
Intelegensi (kecerdasan) merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir,
yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir
menggunakan inteleknya atau pikirannya, cepat atau tidaknya dan terpecahkan
tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor
yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam suatu komunikasi adalah taraf
intelegensi seseorang. Secara Common sense dapat dikatakan bahwa orang-orang
yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.
B).Pendidikan
C).Pengalaman
D).Informasi
12
diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas,
pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan ambiguitas, pembentukan sikap,
perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai
tertentu.
Media ini menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi booklet, leaflet,
rubik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media
elektronik yang meliputi televisi, radio, video, slide dan film serta papan (bilboard)
(Notoadmojo, 2003 : 63).
E).Kepercayaan
SP
P= x 100 %
SM
Keterangan :
13
Berdasarkan hasil pertimbangan kemudian hasilnya di interprestasikan
pada kriteria :
B).Pengetahuan cukup = 56 – 75 %
C).Pengetahuan kurang = 40 – 55 %
(Arikunto, 1998).
2.2.1.Pengertian Imunisasi
2.2.2.1.Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk
menolak terhadap penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan
lama. Kekebalan aktif dibagi dalam 2 kategori :
Merupakan kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak dengan sendiri setelah
mengalami atau sembuh dari suatu penyakit.
14
2.2.2.2.Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak tetapi tidak
membuat zat anti bodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah
memperoleh zat pendek, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama.
Kekebalan pasif dibagi dalam dua jenis :
b).Mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian (Buku Pegangan
Imunisasi Depkes, 1992).
2.2.4.Jenis-jenis Imunisasi
2.2.4.1.Vaksin BCG
15
Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita demam, bila ia
demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan keadaan lain. Kekebalan yang
diperoleh tindakan mutlak 100%. Efek samping pada dasarnya tidak ada, tetapi
reaksi secara normal akan timbul selama 1 minggu, seperti pembengkakan kecil,
merah pada tempat penyuntikan yang kemudian akan menjadi pus kecil dengan garis
tengah 10 mm. Luka ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan perut (scar)
bergaris 3- 7 mm. Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali pada
anak yang berpenyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux positif.
Cara pemberian imunisasi adalah dengan tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan
atas (inertio musculus deltoideus) dilakukan dengna suntikan di dalam kulit (intra cutan)
dengan dosis 0,05 cc.
Difteria adalah suatu penyakit yang bersifat toxin mediated disease dan
disebabkan oleh kuman corynebacterivm dipteriae. Termasuk suatu hasil gram
positif. Pada dasarnya semua komplikasi difteria, beratnya penyakit dan komplikasi
biasanya tergantung dari luasnya kelainan lokal angka kematian difteria masih
sangat tinggi dan kelompok usia di bawah lima tahun merupakan kelompok terbesar
yang mengalami kematian.
Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut
yang disebabkan oleh bakteri bordetella pertuses. Pertusis juga merupakan penyakit
yang bersifat toxin-medicated dan toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu
getar saluran nafas atas) akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga
menyebabkan gangguan aliran secret saluran pernafasan, dan berpotensi
menyebabkan pneumonia.
16
Tetanus adalah suatu penyakit akut yang besifat fatal yang disebabkan oleh
oksitosin produksi kuman Clostridium tetanus, kuman tersebut berbentuk batang dan
bersifat anaerobik, gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan berbentuk
drumstick, tetanus selain dapat ditemukan pada anak-anak juga dijumpai kasus
tetanus neonatal yang cukup fatal. Komplikasi tetanus yang sering terjadi antara
lain : laringospasme, infeksi nosokomial dan preumonia ortotastik. Pada anak besar
sering terjadi hiperpireksi yang juga merupakan tanda tetanus berat.
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan
anak-anak yang menderita penyakit kejang, demam kompleks, juga tidak boleh
diberikan kepada anak batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan
dalam tahap awal atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunisasi).
Juga tidak boleh diberikan bila sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya
ringan bukan merupakan indikasi kontra yang mutlak. Pemberian tiga kali dengan
dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM.
2.2.4.3.Vaksin Poliomyelitis
Imunisasi diberikan sejak anak baru lahir atau beberapa hari dengan
interval 4 minggu, pemberian ulangan pada umur 1½ - 2 tahun.
17
Biasanya tidak ada reaksi, namun dapat terjadi berak-berak ringan
kekebalan yang akan diperoleh sebesar 95 – 100%. Pada imunisasi polio hampir
tidak terdapat efek samping bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak
pada penyakit polio sebenarnya. Pemberian vaksin polio tidak boleh diberikan pada
anak dengan diare berat, anak sakit parah dan anak penderita kekebalan. Diberikan
dengan cara diteteskan banyak 2 tetes 3 kali pemberian dengan selama 4 minggu.
2.2.4.4.Vaksin Campak
Sangat jarang mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak
berbahaya pada hari ke 10 – 12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang
otak berupa ensefalitis atau ensepalopati dalam waktu 30 hari setelah imunisasi.
Anak yang sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, difisiensi gizi
dalam derajat berat, difisiensi kekebalan, demam yang lebih 38 derajat celcius dan
riwayat kejang. Di suntikkan 1/3 bagian lengan atas lengan kiri dengan dosis 0,5 cc.
2.2.4.5.Vaksin hepatitis B
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan,
yang mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan, reaksi ini
akan menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam
ringan. Kekebalan yang diperoleh cukup tinggi, berkisar antara 94 – 96%.
18
Selama pemakaian 10 tahun ini tidak dilaporkan adanya efek samping yang
berarti, berbagai suara di masyarakat tentang kemungkinan terjangkit oleh penyakit
AIDS akibat pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma.
Imunisasi tidak dapat diberkan kepada anak yang menderita sakit berat.
Vaksinasi hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan
membayangkan janin. Bahkan akan memberkan perlindungan kepada janin selama
dalam kandungan ibu maupun kepada bayi selama beberapa bulan terakhir lahir.
19
Program Imunisasi berhasil menekan morbiditas dan mortalitas tujuh
penyakit di Indonesia, yaitu : Tuberkulosis, Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis,
Campak, dan Hepatitis B. Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956
dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child Immunization
(UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat
administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Tetapi kita masih memiliki tantangan
mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2017, yang berarti cakupan
imunisasi di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia telah mencapai 80% atau lebih.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.Desain Penelitian
3.2.Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan peneliti,
sering kali di katakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan
dalam peristiwa atau gejala yang akan di teliti (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini
variabelnya adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi.
20
3.3.Definisi Operasional
(Arikunto,2006)
3.4.1.Populasi
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa populasi adalah semua objek
yang di amati dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang
mempunyai bayi umur 0-12 bulan. Dalam penelitian ini populasinya adalah 50 orang.
3.4.2.Sampel
Adalah sebagian dari keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap mewakili
seluruh populasi (Arikunto,2006). Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 50
orang.
21
Waktu penelitian di lakukan pada 3 Januari 2020, pukul 08.00-12.00 WIB.
3.6.Kerangka Kerja
Populasi
Sampel
Teknik Sampling
Consecutive Sampling
Pengumpulan data
Kesimpulan
Bagan 1. Kerangka kerja tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Posyandu
Desa Kertamukti, wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara.
22
Ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12 bulan berdomisili di Posyandu Desa Kerta Mukti,
wilayah kerja puskemas warung kiara
3.7.Pengumpulan Data
23
BAB IV
24
9. Hergamanah
10. Mekarjaya
11. Bantarkalong
Dari
setiap Desa
hanya
25
memiliki 3 (tiga) Puskesmas Pembantu (Pustu), 1 unit Pustu di wilayah Desa
Hegarmanah dengan jarak ±15 km dan wilayah terdekat adalah RW. 07 Desa
BAB V
N
Umur Frekuensi Prosentase
o
1 < 20 tahun 6 12 %
2 20-35 tahun 26 52 %
3 >35 tahun 18 36 %
26
Jumlah 50 100 %
1 Dasar (SD,SMP) 28 56 %
Menengah (SMA,
2 17 34 %
Sederajat)
Jumlah 50 100 %
Tabel 5.3 : Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di posyandu desa kerta mukti di
wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi.
1 Tidak Bekerja/IRT 42 84 %
2 Petani/Buruh 7 14 %
3 Wiraswasta /Swasta 1 2%
27
4 PNS 0 0%
Jumlah 50 100 %
Tabel 5.4 : Distribusi karakteristik responden berdasarkan jumlah anak di Posyandu Desa
kerta mukti di Puskesmas Warung Kiara.
1 1 15 30 %
2 2 22 44 %
3 3 7 14 %
4 4 3 6%
5 5 3 6%
Jumlah 50 100 %
28
5.1.5. Karakteristik Responden yang Memperoleh Penyuluhan
1 Ya 42 84 %
2 Tidak 8 16 %
Jumlah 50 100 %
Tabel 5.6 : Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga responden di posyandu desa kerta
mukti di wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi.
1 Ya 48 96 %
2 Tidak 2 4%
Jumlah 50 100 %
29
Tabel 5.7 : Distribusi Tingkat Pengetahuan responden mengenai imunisasi dasar di
posyandu Desa Kerta Mukti di wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara, Kabupaten
Sukabumi.
1 Kurang 6 12 %
2 Cukup 29 58 %
3 Baik 15 30 %
Jumlah 50 100 %
30
BAB VI
6.1 Simpulan
6.2 Saran
31
5.2.2 Bagi Pendidikan
Diharapkan dengan hasil penelitian ini, dapat memperkaya data mengenai program
imunisasi dasar untuk kemajuan program kesehatan selanjutnya khususnya di wilayah kerja
puskemas warung kiara khsusnya di Desa kerta mukti .
Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk menyiapkan vaksin dengan baik sebelum jadwal
pemberian vaksin, dan perlunya sosialisasi lebih untuk meningkatkan kinerja dan promosi
kesehatan mengenai imunisasi dasar kepada masyarakat.
32
DAFTAR PUSTAKA
3. Departemen Kesehatan RI. 1992. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga
9. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
33
LAMPIRAN
Kepada,
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah, dokter Internship puskemas warung
kiara, dr. Hardi dan dr. Nasrullah,
Nama :
Jawaban ibu kami jamin kerahasiaannya, oleh karena itu kami harap ibu
memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.
Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami
mengucapkan terima kasih.
Penulis
34
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Demikian peryataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dan tekanan dari
penulis.
.........................................
35
KUESIONER
Nama :
Nomor :
Petunjuk pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda huruf pada kotak di
sebelah jawaban yang anda pilih.
I. Karakteristik responden
1) Usia
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun
2) Pendidikan
3) Pekerjaan
c. Wiraswasta / swasta
d. PNS
36
4) Berapakan jumlah anak ibu?
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
1) Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi agar terhindar dari
penyakit disebut….
a. Imunisasi
b. Imun
c. Posyandu
a. Diare
b. Demam Berdarah
c. Campak
37
4) Apa manfaat imunisasi?
a. Diteteskan ke telinga
b. Disuntikkan ke paha
c. Diteteskan ke mata
a. Usia sekolah
b. Usia 1 tahun
c. Sejak Lahir
c. Menyembuhkan penyakit
b. Vitamin
c. Obat
38
10) Imunisasi apakah yang diberikan dengan cara diteteskan ke mulut?
a. BCG
b. Polio
c. DPT
39
Dokumentasi Kegiatan
40
41