Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN MINI PROJECT

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI


DASAR PADA WARGA PENGUNJUNG POSYANDU DESA
KERTAMUKTI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pelayanan Kesehatan Masyarkat Primer


Program Internsip Dokter Indonesia

Disusun oleh
Dr. Hardi Cahyo Utomo, M.MRS

Pendamping
Dr. Evrina Amelia Tanjung

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


UPT PUSKEMAS WARUNG KIARA
KABUPATEN SUKABUMI
2020
Telah dipresentasikan serta disetujui laporan Mini Project dengan judul:
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisai Dasar Pada Warga
Pengunjung Posyandu Desa Kertamukti
Oleh:
Dr. Hardi Cahyo Utomo, M.MRS

Dokter Internship Puskesmas Warungkiara


Program Internship Dokter Indonesia
Puskesmas Warungkiara
Kabupaten Sukabumi
Jawa Barat

Warungkiara, Januari 2020


Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Warungkiara Dokter pendamping

Ina Herlina, SKM. MM


dr. Evrina A. Tanjung
NIP. 196311041985012001
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun

laporan Mini Project kami dengan topik “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang Imunisasi Dasar Pengunjung Posyandu Desa Kertamukti”. Laporan

ini dibuat untuk memenuhi tugas Program Dokter Internship Puskesmas

Warungkiara.

Tema yang kami angkat dari kegiatan ini dilatarbelakangi karena

masih belum tercapainya cakupan imunisasi dasar di posyandu desa

kertamukti dalam wilayah kerja puskemas warung kiara, sehingga kami

mencoba untuk melakukan penelitian gambaran tingkat pengetahuan ibu

tentang imunisasi dasar pengunjung posyandu Desa Kertamukti. Hal ini

diharapkan agar salah satu program terkait masalah imunisasi di wilayah

kerja Puskesmas Warungkiara dapat lebih ditingkatkan kedepannya terutama

yang berkaitan dengan masalah imunisasi dasar. Laporan ini tentu tidak dapat

kami selesaikan tanpa dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut:

1. Kepala Puskesmas Warungkiara, Ibu Ina Herlina, SKM., MM. yang telah

menerima kami dan memberikan masukan selama di Puskesmas Warungkiara

2. dr. Evrina Amelia Tanjung, sebagai Dokter Pendamping di Puskesmas

Warungkiara yang telah bersedia membimbing dalam proses belajar.

1
3. Rudi Rustandi, SKM, Penanggungjawab program Puskesmas Warungkiara

yang telah membantu terkait persiapan miniproject kami di lapangan

4. Seluruh pegawai di lingkungan Puskesmas Warungkiara, terimakasih atas

semua bimbingan dan imu yang telah diberikan kepada kami.

5. Rekan sejawat dokter Internsip PKM Puskesmas Warungkiara, dr. Fityan, dr.

Kamal, dr. Nadia, dr. Lala dan dr. Agustine, yang turut membantu dan

memberikan support selama proses mini project kami ini.

7. Dan semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan laporan

ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak, khususnya Puskesmas Warungkiara, serta masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Warungkiara. Namun demikian tidak menutup kemungkinan

masih adanya beberapa kekurangan di dalam laporan ini, segala saran dan

masukan dari semua pihak selalu diharapkan untuk perbaikan dan

penyempurnaannya.

Sukabumi, Januari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang........................................................................................... 6

1.2. Pernyataan Masalah................................................................................... 7

1.3. Tujuan........................................................................................................ 7

1.4. Manfaat...................................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Pengetahuan........................................................................ 8

2.1.1. Pengertian Pengetahuan............................................................. 8

2.1.2. Tingkat Pengetahuan.................................................................. 8

2.1.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan....................... 10

2.1.4. Kriteria Penilaian Pengetahuan.................................................. 12

2.2. Konsep Dasar Imunisasi........................................................................... 13

2.3. Jenis Imunisasi…………………………………………………………… 14

2.4. Tujuan Imunisasi….……………………………………………………… 18

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian....................................................................................... 19

3
3.2. Variabel Penelitian..................................................................................... 19

3.3. Definisi Operasional.................................................................................. 19

3.4. Populasi Dan Sample................................................................................. 20

3.5. Lokasi Dan Waktu Penelitian.................................................................... 20

3.6. Kerangka Kerja.......................................................................................... 20

3.7. pengumpulan Data..................................................................................... 21

BAB IV PROFIL LOKASI DAN MINI PROJECT

4.1. Profil Komunitas Umum............................................................................ 23

4.2. Data Geografis........................................................................................... 23

BAB V HASIL PELAKSANAAN MINI PROJECT

5.1. Data Umum............................................................................................... 25

5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur............................. 25

5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan..................... 25

5.1.3. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan........................ 26

5.1.4. Karakteristik Responden berdasarkan jumlah anak.................... 26

5.1.5. Karakteristik Responden yang Memperoleh Penyuluhan........... 27

5.1.6. Karakteristik Dukungan Keluarga.............................................. 28

5.2. Data Khusus .............................................................................................. 28

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan................................................................................................ 30

6.2 Saran.......................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 32

LAMPIRAN ............................................................................................................. 33

4
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur............................................. 25

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.................................... 25

Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ..................................... 26

Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah anak.................................. 26

Tabel 5.5. Karakteristik Responden yang Memperoleh Penyuluhan.......................... 27

Tabel 5.6. Karakteristik Dukungan Keluarga............................................................. 28

Table 5.7. Data Khusus.............................................................................................. 28

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi


dengan memberikan vaksin. Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap

6
penyakit khususnya penyakit infeksi. Dengan demikian, angka kejadian penyakit
infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian yang ditimbulkannya akan
berkurang (Cahyono, 2010).

Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox). Pada
tahun 1778, Edward Jenner, berhasil mengembangkan vaksin cacar dari virus cacar
sapi atau cowpox. Sebelum ditemukan vaksin cacar, penyakit ini sangat ditakuti
masyarakat karena sangat mematikan, bahkan penyakit ini sempat menyebar ke
seluruh dunia dan menelan banyak jiwa (Achmadi, 2006). Namun saat ini, kejadian
penyakit cacar jarang ditemukan karena WHO telah berhasil memberantasnya
melalui program imunisasi. Tidak hanya cacar (smallpox), angka kejadian penyakit-
penyakit infeksi lain juga menurun dengan ditemukannya vaksin terhadap penyakit-
penyakit tersebut (Depkes, 2006).

Strategisnya imunisasi sebagai alat pencegahan, menjadikan imunisasi


sebagai program utama suatu negara. Bahkan merupakan salah satu alat pencegahan
penyakit yang utama di dunia. Di Indonesia, imunisasi merupakan andalan program
kesehatan (Achmadi, 2006). Imunisasi bayi dan 2 anak dipandang sebagai
perlambang kedokteran pencegahan dan pelayanan kesehatan. Angka cakupan
imunisasi sering dipakai sebagai indikator pencapaian pelayanan kesehatan
(Marimbi, 2010).

Berbagai penyakit infeksi pada anak antara lain poliomelitis, campak,


diptheri, pertusis tetanus dan Tubercolusis atau TBC dapat dicegah dengan
pemberian imunisasi pada bayi. Pemberian imunisasi pada anak sangat penting
untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas terdapat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (Depkes RI, 1987).

Agar imunisasi dapat menjangkau semua lapisan masyarakat maka sasaran


yang ditujukan ialah orang tua. Khususnya pada ibu atau calon ibu untuk diberikan
penyuluhan tentang pentingnya imunisasi bagi anak, menganjurkan agar ibu
membawa anaknya ke Posyandu. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi hal
tersebut yakni faktor pendidikan (pengetahuan), usia, dan penyuluhan oleh bidan dan
perawat setempat.

7
Semua orang tua, tentu berkeinginan supaya anak-anaknya tetap sehat.
Jangankan sakit berat, sakit ringanpun kalau mungkin jangan sampai diderita
anaknya. Salah satu upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu penyakit
adalah dengan jalan memberi imunisasi.

Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat ini terbukti
dengan menurunya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi
menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5%
dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia.
(Depkes RI/2009 ).

Keberhasilan imunisasi ini tidak lepas dari peran serta petugas kesehatan baik
di posyandu maupun puskesmas. Peran orangtua tentunya memegang peranan utama
dalam terlaksananya program imunisasi dasar. Saat ini di wilayah kerja puskemas
warung kiara khsusnya desa kertamukti belum tercapainya Universal Child
Immunization (UCI) pada bulan november tahun 2019 sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu dengan
keterlibatan anak dalam imunisasi dasar di Posyandu Desa Kertamukti
kecamatan warungkiara, Kabupaten Sukabumi.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, terdapat rumusan


masalah yaitu bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar di posyandu Desa kertamukti wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara.

1.3.Tujuan

1. Tujuan Umum

8
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di
posyandu Desa Kertamukti Wilayah Kerja Puskesmas Warung Kiara.

2.Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor apa saja yg mempengaruhi pemberian imunisasi
pada anak.
b. Menganalisis tidak tercapainya Universal Child Immunization (UCI)
pada bulan november tahun 2019 di Desa Kertamukti di wilayah kerja
Puskemas Warung Kiara.

1.4.Manfaat Penelitian

a.)Manfaat teoritis

Dapat memperkaya konsep/ teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan


khususnya yang terkait dengan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap
pada bayi.

b). Manfaat praktis

Dapat memberikan masukkan yang berarti bagi ibu dalam meningkatkan pengetahuan
tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi khususnya melalui perspektif motivasi.

c).Manfaat bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya tulis ilmiah (KTI)
.

d).Manfaat bagi posyandu dan puskesmas

Untuk memberi tambahan informasi sebagai bahan acuan dalam melaksanakan


penyuluhan maupun pendidikan kepada masyarakat mengenai imunisasi dasar
selanjutnya sehinga 2020 khususnya Desa Kertamukti bisa tercapainya UCI.

9
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1.Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang melakukan
pengindraan obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni :
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar
pengetahuan manusia melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2005).

Pada bagian lain pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior), karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku akan lebih langgeng dari perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo : 1997).

Benyamin Bloom (1980) seorang ahli psikologi pendidikan membagi


perilaku manusia ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni a) kognitif
(cognitive), b) afektif (affective) dan c) psikomotor (psychomotor) (Notoadmojo,
2003 : 121).

2.1.2.Tingkat Pengetahuan
Setelah ada beberapa definisi pengetahuan yang telah diuraikan di atas,
pengetahuan yang dicakup kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :

A).Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengikat suatu materi yang sah dipelajari


sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali
(recal) terhadap suatu spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima, oleh suatu sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.

B).Memahami (Comprehension)

10
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara besar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar, menyebarkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan obyek yang dipelajari
tersebut.

C).Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang


telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan
sebagai penggunaan hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau sisi
lain.

D).Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu


obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

E).Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi yang ada.

F).Evaluasi (evaluation)

Berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk


membantu penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

2.1.3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang

Menurut Notoadmojo (2003 : 18-169) faktor-faktor yang mempengaruhi


terbentuknya pengetahuan yaitu :

A).Kecerdasan

11
Intelegensi (kecerdasan) merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir,
yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir
menggunakan inteleknya atau pikirannya, cepat atau tidaknya dan terpecahkan
tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor
yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam suatu komunikasi adalah taraf
intelegensi seseorang. Secara Common sense dapat dikatakan bahwa orang-orang
yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.

B).Pendidikan

Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan


pengetahuan, menimbulkan sifat positif serta memberkan atau meningkatkan
ketrampilan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan,
sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Pendidikan dapat berupa
pendidikan formal dan non-formal. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan
mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu. Jadi tingkat pengetahuan
seseorang terhadap suatu obyek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya.

C).Pengalaman

Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan WHO (World Health


Organitation), menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku
tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri
seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-
kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap obyek tersebut, dimana
seseorang dapat mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun
pengalaman orang lain.

D).Informasi

Teori depensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media


massa dianggap sebagai informasi yang memiliki peranan penting dalam proses
pemeliharaan, perubahan dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau
individu dalam aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya akan
mempengaruhi fungsi cognitive, afektif dan behavior. Pada fungsi kognitif

12
diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas,
pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan ambiguitas, pembentukan sikap,
perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai
tertentu.

Media ini menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi booklet, leaflet,
rubik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media
elektronik yang meliputi televisi, radio, video, slide dan film serta papan (bilboard)
(Notoadmojo, 2003 : 63).

E).Kepercayaan

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai arah yang


berlagu bagi obyek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan
menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari
obyek tertentu (Saifudin A, 2002 ).

2.1.4.Kriteria Penilaian Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus :

SP
P= x 100 %
SM

Keterangan :

P = Nilai pencapaian (%)

SP = Skor yang didapat

SM = Skor maximal semua pertanyaan yang di bawah ini dijawab benar

Dalam pemberian skor untuk pertanyaan karakteristik tidak berarti skor,


sedangkan jawaban pertanyaan pengetahuan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar
dan jawaban yang salah diberi skor 0.

13
Berdasarkan hasil pertimbangan kemudian hasilnya di interprestasikan
pada kriteria :

A).Pengetahuan baik = 76 – 100%

B).Pengetahuan cukup = 56 – 75 %

C).Pengetahuan kurang = 40 – 55 %

D).Pengetahuan tidak baik = < 40%

(Arikunto, 1998).

2.2.Konsep Dasar Imunisasi

2.2.1.Pengertian Imunisasi

Imunisasi merupakan suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan


anak terhadap penyakit tertentu (Buku Pegangan Imunisasi Depkes, 1992 : 48).

2.2.2.Kekebalan pada Tubuh

2.2.2.1.Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk
menolak terhadap penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan
lama. Kekebalan aktif dibagi dalam 2 kategori :

A).Kekebalan aktif alamiah

Merupakan kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak dengan sendiri setelah
mengalami atau sembuh dari suatu penyakit.

B).Kekebalan aktif buatan

Merupakan kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin


(imunisasi).

14
2.2.2.2.Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak tetapi tidak
membuat zat anti bodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah
memperoleh zat pendek, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama.
Kekebalan pasif dibagi dalam dua jenis :

A).Kekebalan pasif alamiah

Merupakan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.

B).Kekebalan pasif buatan

Merupakan kekebalan yang diperoleh setelah mendapat suntikan zat


penolak.

2.2.3.Tujuan Pemberian Imunisasi

a).Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu

b).Mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian (Buku Pegangan
Imunisasi Depkes, 1992).

2.2.4.Jenis-jenis Imunisasi

2.2.4.1.Vaksin BCG

Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif


terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG
(Bacilus Calmette Guerin) yang masih hidup (A.H. Markum, 1997 : 15).

Pemberian imunisasi BCG sebenarnya dilakukan ketika bayi baru lahir


sampai berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 – 2 bulan. Imunisasi yang
diberikan pada usia di atas 2 bulan harus dilakukan tes dengan mauntok terlebih
dahulu, untuk mengetahui apakah anak sudah terjangkit penyakit TBC atau tidak.
Apabila hasilnya positif (+) tidak perlu diberikan imunisasi.

15
Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita demam, bila ia
demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan keadaan lain. Kekebalan yang
diperoleh tindakan mutlak 100%. Efek samping pada dasarnya tidak ada, tetapi
reaksi secara normal akan timbul selama 1 minggu, seperti pembengkakan kecil,
merah pada tempat penyuntikan yang kemudian akan menjadi pus kecil dengan garis
tengah 10 mm. Luka ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan perut (scar)
bergaris 3- 7 mm. Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali pada
anak yang berpenyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux positif.

Cara pemberian imunisasi adalah dengan tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan
atas (inertio musculus deltoideus) dilakukan dengna suntikan di dalam kulit (intra cutan)
dengan dosis 0,05 cc.

2.2.4.2.Vaksin DPT (Difteria, Pertitis, Tetanus)

Manfaat pemberian informasi ini ialah untuk menimbulkan kekebalan aktif


dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteria, pertusis (batuk rejan) dan
tetanus (A.H. Markum, 2002).

Difteria adalah suatu penyakit yang bersifat toxin mediated disease dan
disebabkan oleh kuman corynebacterivm dipteriae. Termasuk suatu hasil gram
positif. Pada dasarnya semua komplikasi difteria, beratnya penyakit dan komplikasi
biasanya tergantung dari luasnya kelainan lokal angka kematian difteria masih
sangat tinggi dan kelompok usia di bawah lima tahun merupakan kelompok terbesar
yang mengalami kematian.

Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut
yang disebabkan oleh bakteri bordetella pertuses. Pertusis juga merupakan penyakit
yang bersifat toxin-medicated dan toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu
getar saluran nafas atas) akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga
menyebabkan gangguan aliran secret saluran pernafasan, dan berpotensi
menyebabkan pneumonia.

16
Tetanus adalah suatu penyakit akut yang besifat fatal yang disebabkan oleh
oksitosin produksi kuman Clostridium tetanus, kuman tersebut berbentuk batang dan
bersifat anaerobik, gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan berbentuk
drumstick, tetanus selain dapat ditemukan pada anak-anak juga dijumpai kasus
tetanus neonatal yang cukup fatal. Komplikasi tetanus yang sering terjadi antara
lain : laringospasme, infeksi nosokomial dan preumonia ortotastik. Pada anak besar
sering terjadi hiperpireksi yang juga merupakan tanda tetanus berat.

Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, sejak bayi berumur 2 – 11 bulan


dengan selang waktu antara dua penyuntikan minimal 4 minggu. Imunisasi ulang
lainnya diberkan setelah umur 11/2 – 2 tahun. Diulang kembali dengan vaksin DT
pada usia 5-6 tahun dan diulang lagi pada umur 10 tahun.

Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan


rasa nyeri ditempat suntikan selama 1 – 2 hari. Kekebalan yang diperoleh dari vaksin
DPT yaitu : vaksin dipteri 80 – 95%, pertusis 50 – 60%, dan tetanus 90 – 95%.

Kadang-kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat, seperti


demam tinggi atau kejang, yang biasanya disebabkan oleh vaksin pertusisnya.

Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan
anak-anak yang menderita penyakit kejang, demam kompleks, juga tidak boleh
diberikan kepada anak batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan
dalam tahap awal atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunisasi).
Juga tidak boleh diberikan bila sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya
ringan bukan merupakan indikasi kontra yang mutlak. Pemberian tiga kali dengan
dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM.

2.2.4.3.Vaksin Poliomyelitis

Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit


poliomyelitis. Vaksin polio mempunyai 2 kemasan yaitu vaksin yang mengandung
virus polio yang sudah dilemahkan (vaksin salk) dan vaksin yang mengandung virus
polio masih hidup yang telah dilemahkan (virus sabin).

Imunisasi diberikan sejak anak baru lahir atau beberapa hari dengan
interval 4 minggu, pemberian ulangan pada umur 1½ - 2 tahun.

17
Biasanya tidak ada reaksi, namun dapat terjadi berak-berak ringan
kekebalan yang akan diperoleh sebesar 95 – 100%. Pada imunisasi polio hampir
tidak terdapat efek samping bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak
pada penyakit polio sebenarnya. Pemberian vaksin polio tidak boleh diberikan pada
anak dengan diare berat, anak sakit parah dan anak penderita kekebalan. Diberikan
dengan cara diteteskan banyak 2 tetes 3 kali pemberian dengan selama 4 minggu.

2.2.4.4.Vaksin Campak

Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit


campak secara aktif. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah
dilemahkan. Diberikan pada bayi umur 9 – 11 bulan dengan satu kali pemberian.
Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi mungkin terjadi demam ringan dan
tampak sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga. Pada hari ke 7 – 8 setelah
penyuntikan mungkin pula terdapat pembengkakan pada tempat suntikan, pada
tempat suntikan kekebalan yang memperoleh yaitu 96 – 99%.

Sangat jarang mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak
berbahaya pada hari ke 10 – 12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang
otak berupa ensefalitis atau ensepalopati dalam waktu 30 hari setelah imunisasi.

Anak yang sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, difisiensi gizi
dalam derajat berat, difisiensi kekebalan, demam yang lebih 38 derajat celcius dan
riwayat kejang. Di suntikkan 1/3 bagian lengan atas lengan kiri dengan dosis 0,5 cc.

2.2.4.5.Vaksin hepatitis B

Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit


hepatitisB. Vaksinasi awal, diberkan 3 kali, jarak antara suntikan 1 ke II 1 – 2 bulan,
sedangkan suntikan ke III diberikan 6 bulan dari suntikan I, imunisasi ulang
diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar.

Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan,
yang mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan, reaksi ini
akan menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam
ringan. Kekebalan yang diperoleh cukup tinggi, berkisar antara 94 – 96%.

18
Selama pemakaian 10 tahun ini tidak dilaporkan adanya efek samping yang
berarti, berbagai suara di masyarakat tentang kemungkinan terjangkit oleh penyakit
AIDS akibat pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma.

Imunisasi tidak dapat diberkan kepada anak yang menderita sakit berat.
Vaksinasi hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan
membayangkan janin. Bahkan akan memberkan perlindungan kepada janin selama
dalam kandungan ibu maupun kepada bayi selama beberapa bulan terakhir lahir.

Penyuntikan diberikan intra muscular, dilakukan di daerah deltoid atau


paha antrolateral dengan dosis Hevac B dewasa 5mg, anak 2,5 mg, hepaccine
deweasa 3 mg, anak 1,5 mg, anak 1,5 mg, B hepavac II dewasa 10 mg dan engerix-B
dewasa 20 mg, anak 10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg.

2.2.5.Jadwal Pemberian Imunisasi

2.3.Tujuan Program Imunisasi

19
Program Imunisasi berhasil menekan morbiditas dan mortalitas tujuh
penyakit di Indonesia, yaitu : Tuberkulosis, Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis,
Campak, dan Hepatitis B. Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956
dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child Immunization
(UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat
administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Tetapi kita masih memiliki tantangan
mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2017, yang berarti cakupan
imunisasi di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia telah mencapai 80% atau lebih.

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,


yang memungkinkan pemaksimalan kontrol faktor-faktor yang bisa mempengaruhi
akurasi suatu hasil.
Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang
berbentuk penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. (Notoatmodjo 2005)

3.2.Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan peneliti,
sering kali di katakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan
dalam peristiwa atau gejala yang akan di teliti (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini
variabelnya adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi.

20
3.3.Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Kriteria Alat ukur Skala

Pengetahua Segala sesuatu yang Baik: 76-100% Kuesioner Ordinal


n mengenai dipahami,
Cukup : 56-75%
imunisasi dimengerti oleh ibu
dasar. tentang imunisasi Kurang : 40-55%
dasar.
Tidak baik : ≤40%

(Arikunto,2006)

3.4.Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1.Populasi

Adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti (Arikunto, 2006)

Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa populasi adalah semua objek
yang di amati dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang
mempunyai bayi umur 0-12 bulan. Dalam penelitian ini populasinya adalah 50 orang.

3.4.2.Sampel

Adalah sebagian dari keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap mewakili
seluruh populasi (Arikunto,2006). Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 50
orang.

3.5.Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di lakukan di Posyandu di Desa Kertamukti di Wilayah Kerja


Puskesmas Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi

21
Waktu penelitian di lakukan pada 3 Januari 2020, pukul 08.00-12.00 WIB.

3.6.Kerangka Kerja

Adalah langkah-langkah dalam aktifitas ilmiah yang dilakukan dalam


melakukan penelitian.

Populasi

Seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan di Posyandu Desa


Kertamukti, wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara. sebanyak 50 orang.

Sampel

Sebagian ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan di Posyandu Desa


Kertamukti, wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara. sebanyak 50 orang.

Teknik Sampling

Consecutive Sampling

Pengumpulan data

Melakukan penyebaran kuesioner terhadap responden yang menjadi sampel


penelitian

Kesimpulan

Bagan 1. Kerangka kerja tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Posyandu
Desa Kertamukti, wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

22
 Ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12 bulan berdomisili di Posyandu Desa Kerta Mukti,
wilayah kerja puskemas warung kiara

 Ibu yang bersedia dilakukan penelitian

 Ibu yang bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

 Ibu yang tidak mau mengisi kuesioner

 Ibu yang tidak kooperatif dalam proses pengambilan data

3.7.Pengumpulan Data

3.7.1.Proses Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan cara


pemberian kuesioner oleh peneliti kepada responden yang dijadikan sampel
penelitian sesuai kriteria inklusi dan eksklusif. Sebelum melakukan pengumpulan
data, penelitian meminta surat persetujuan penelitian baik dari institusi pendidikan,
institusi puskesmas dan institusi desa, kemudian peneliti meminta inform consent
(surat persetujuan) kepada responden untuk dijadikan sampel penelitian, apabila
responden setuju maka peneliti memberikan kuisioner dan mengobservasi buku
register imunisasi.

3.7.2.Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mengukur pengetahuan ibu instrument penelitian yang digunakan


adalah kuisioner tertutup dengan jumlah 10 pertanyaan pengetahuan dan responden
tinggal memilih pilihan yang telah disediakan.

23
BAB IV

PROFIL LOKASI MINI PROJECT

4.1 Profil Komunitas Umum

Nama nama desa yang ada di Warung Kiara


1. Kertamukti
2. Damaraja
3. Ubrug
4. Sukaharja
5. Girijaya
6. Bojongkerta
7. Warungkiara
8. Sirnajaya

24
9. Hergamanah
10. Mekarjaya
11. Bantarkalong

4.2 Data Geografis

Puskesmas Warungkiara dibangun di atas tanah ±2000 m2 dengan


luas bangunan ±112 m2 dan berada di wilayah RT. 03/07 Desa Warungkiara
Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi. Areal wilayah kerja Puskesmas
Warungkiara terdiri dari 12 Desa antara lain : Desa Warungkiara, Desa Ubrug,
Desa Sukaharja, Desa Bojongkerta, Desa Girijaya, Desa Damaraja, Desa
Sirnajaya, Desa Bantarkalong, Desa Tarisi dan Desa Hegarmanah, Mekarjaya
dan Kertamukti. Wilayah terluas adalah Desa Bantarkalong 2.171.000 Km2
yang paling sedikit luas Wilayahnya Desa Tarisi yaitu 274.390 Km2, dan 2
(dua) desa Baru yaitu Desa Kertamukti yang merupakan pemekaran dari Desa
Bojongkerta dan Desa Mekarjaya yang merupakan Pemekaran dari Desa
Hegarmanah.

Dari

setiap Desa

hanya

25
memiliki 3 (tiga) Puskesmas Pembantu (Pustu), 1 unit Pustu di wilayah Desa

Bojongkerta, 1 unit Pustu di wilayah Desa Bantarkalong, dan 1 unit Pustu di

wilayah Desa Girijaya.

Wilayah kerja terjauh Puskesmas Warungkiara adalah RW. 06 Desa

Hegarmanah dengan jarak ±15 km dan wilayah terdekat adalah RW. 07 Desa

Warungkiara.Kondisi jalan aspal dan plur semen sehingga dapat dilalui

kendaraan roda empat dan roda dua.

BAB V

HASIL PELAKSANAAN MINI PROJECT

5.1 Data Umum

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.1 : Distribusi responden berdasarkan umur ibu di Desa Kertamukti di


wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi

N
Umur Frekuensi Prosentase
o

1 < 20 tahun 6 12 %

2 20-35 tahun 26 52 %

3 >35 tahun 18 36 %

26
Jumlah 50 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa paling banyak 26 orang


berumur 20 – 35 tahun ( 52 % ) , kedua terbanyak 18 orang berumur > 35 tahun ( 36
% ) dan paling rendah 6 rang (12%) usia < 20 tahun. Usia subur pada wanita usia
rentan usia antara 20-35 tahun sehingga untuk perempuan di desa kerta mukti
didominasi kelompok usia 20-35 tahun.

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di posyandu Desa Kertamukti


di wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi

No Pendidikan Frekuensi Prosentase

1 Dasar (SD,SMP) 28 56 %

Menengah (SMA,
2 17 34 %
Sederajat)

3 Tinggi (Diploma, Sarjana) 5 10 %

Jumlah 50 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden


berpendidikan dasar (SD,SMP) 28 orang (56%) dan sebagaian lainnya berpendidikan
menengah (SMA,Sederajat) 17 orang (23,5%) dan paling rendah berpendidikan
tinggi (Diploma,Sarjana) 5 orang (10%).

5.1.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.3 : Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di posyandu desa kerta mukti di
wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi.

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase

1 Tidak Bekerja/IRT 42 84 %

2 Petani/Buruh 7 14 %

3 Wiraswasta /Swasta 1 2%

27
4 PNS 0 0%

Jumlah 50 100 %

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan paling banyak responden tidak bekerja/IRT


sebanyak 42 orang (84%), kedua terbanyak bekerja sebagai petani/buruh (7%), dan
wiraswasta/swasta 1 orang (2%) dan yang berkerja sebagai PNS tidak ada (0%).

5.1.4. Karakteristik Responden berdasarkan jumlah anak

Tabel 5.4 : Distribusi karakteristik responden berdasarkan jumlah anak di Posyandu Desa
kerta mukti di Puskesmas Warung Kiara.

No Jumlah anak Jumlah Ibu Prosentase

1 1 15 30 %

2 2 22 44 %

3 3 7 14 %

4 4 3 6%

5 5 3 6%

Jumlah 50 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa paling banyak responden


memiliki jumlah anak 2 yaitu 22 orang (44%), paling banyak kedua responden
memiliki jumlah anak 1 yaitu 15 orang (30%), jumlah anak 3 yaitu 7 orang (14%),
jumlah anak 4 yaitu 3 orang (6%), dan jumlah anak 5 yaitu 3 orang (6%).

28
5.1.5. Karakteristik Responden yang Memperoleh Penyuluhan

Tabel 5.5 : Distribusi responden yang memperoleh penyuluhan mengenai imunisasi


sebelumnya di posyandu Desa kerta mukti wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara,
Kabupaten Sukabumi.

No Memperoleh Informasi Frekuensi Prosentase

1 Ya 42 84 %

2 Tidak 8 16 %

Jumlah 50 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebgaian besar masyarakat


sudah mendapatkan penyuluhan sebanyak 42 orang (84%) dan sebagian kecil ada
yang belum mendaptkan informasi sebanyak 8 orang (16%).

5.1.6. Karakteristik Dukungan Keluarga

Tabel 5.6 : Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga responden di posyandu desa kerta
mukti di wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi.

No Dukungan Keluarga Frekuensi Prosentase

1 Ya 48 96 %

2 Tidak 2 4%

Jumlah 50 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa paling banyak responden


mendapat dukungan dari keluarga untuk dilakukan imunisasi 48 orang (96%) dan
masih ada yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga 2 orang untuk tidak
dilakukan imunisasi (4%).

5.2 Data Khusus

29
Tabel 5.7 : Distribusi Tingkat Pengetahuan responden mengenai imunisasi dasar di
posyandu Desa Kerta Mukti di wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara, Kabupaten
Sukabumi.

No Tingkat Pengetahuan Ibu Frekuensi Prosentase


tentang Imunisasi

1 Kurang 6 12 %

2 Cukup 29 58 %

3 Baik 15 30 %

Jumlah 50 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki


tingkat pengetahuan yang cukup mengenai imunisasi dasar 29 orang (58%), yang
sudah memiliki pengetahuan baik 15 orang (30%) dan yang masih kurang
pengetahuan mengenai imunisasi 6 orang (12%)

30
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui mengenai tingkat


pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar di posyandu Desa Kerta Mukti di wilayah kerja
Puskemas Warung Kiara diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Karakteristik responden tingkat pengetahuan ibu-ibu mengenai imunisasi dasar usia


kelompok 20-35 tahun 52%, pendidikan dasar SD-SMP 56%, pekerjaan tidak bekerja/IRT 84%,
jumlah anak 2 orang 44%, yang memperoleh pengetahuan 84%, dan yang mendapatkan
dukungan keluarga untuk diimunisasi 96%.
2. Tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar di Posyandu Desa kerta mukti
berpengetahuan kurang 6 %, cukup 58%, di ikuti dengan yang berpengetahuan baik 30%.

6.2 Saran

5.2.1 Bagi Peneliti

Diharapkan untuk memperluas wawasan tentang imunisasi agar penelitian selanjutnya


dapat lebih baik, lebih bermanfaat dan bisa meneliti untuk penelitian selanjutnya mengenai
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan tingkat pendidikan atau dengan kerateristik
responden lainnya.

31
5.2.2 Bagi Pendidikan

Diharapkan dengan hasil penelitian ini, dapat memperkaya data mengenai program
imunisasi dasar untuk kemajuan program kesehatan selanjutnya khususnya di wilayah kerja
puskemas warung kiara khsusnya di Desa kerta mukti .

5.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk menyiapkan vaksin dengan baik sebelum jadwal
pemberian vaksin, dan perlunya sosialisasi lebih untuk meningkatkan kinerja dan promosi
kesehatan mengenai imunisasi dasar kepada masyarakat.

5.2.4 Bagi Masyarakat

Diharapkan bagi masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam program-program


kesehatan khususnya imunisasi dasar lengkap sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
keluarga dan masyarakat sekitarnya.

32
DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, S. (2006). Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

2. Departemen Kesehatan RI. 2006. Buku Panduan Imunisasi

3. Departemen Kesehatan RI. 1992. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga

4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :


Pertemuan Kepala Puskesmas Kota Surabaya. htm

5. Markum, A.H. 2002. buku Pelayanan Immunisasi EGC

6. Notoatmodjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

7. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

8. Oktarina. 2005. SPSS 13.0 Untuk Orang Awam. Bandung : Alfabeta

9. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

10. Departemen Kesehatan RI. 2005. Survei Kesehatan Rumah Tangga

11. Suraatmadja. 1995. Imunisasi. Arcan : Jakarta

33
LAMPIRAN

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada,

Masyarakat di Desa Kertamukti di wilayah kerja Puskesmas Warung Kiara, Kabupaten


Sukabumi.

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah, dokter Internship puskemas warung
kiara, dr. Hardi dan dr. Nasrullah,

Nama :

Bersama ini kami mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi


responden dalam penelitian berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai
Imunisasi Dasar di posyandu Desa Kertamukti di wilayah kerja Puskesmas Warung
Kiara, Kabupaten Sukabumi.

Jawaban ibu kami jamin kerahasiaannya, oleh karena itu kami harap ibu
memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.
Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami
mengucapkan terima kasih.

Sukabumi, Januari 2020

Penulis

34
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini Responden:

Nama :

Umur :

Alamat :

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya


menyatakan tidak keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pengunjung Posyandu
Desa Kertamukti.

Demikian peryataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dan tekanan dari
penulis.

Sukabumi, 3 Januari 2020

.........................................

35
KUESIONER

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar


Pengunjung Posyandu Desa Kertamukti.

Nama :

Nomor :

Petunjuk pengisian

Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda huruf pada kotak di
sebelah jawaban yang anda pilih.

I. Karakteristik responden

1) Usia

a. < 20 tahun

b. 20 – 35 tahun

c. > 35 tahun

2) Pendidikan

a. Dasar (SD, SMP)

b. Menengah (SMA atau sederajat)

c. Tinggi (Diploma dan Sarjana)

3) Pekerjaan

a. Tidak Bekerja atau IRT

b. Petani atau Buruh

c. Wiraswasta / swasta

d. PNS

36
4) Berapakan jumlah anak ibu?

5) Pernahkan ibu mendapat penyuluhan tentang imunisasi?

a. Ya

b. Tidak

6) Apakah keluarga ibu mendukung jika bayi ibu dilakukan imunisasi?

a. Ya

b. Tidak

II. Pertanyaan Variabel Pengetahuan

1) Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi agar terhindar dari
penyakit disebut….

a. Imunisasi

b. Imun

c. Posyandu

2) Tujuan dari imunisasi adalah……….

a. Mencegah penyakit tertentu pada seseorang

b. Menambah penyakit tertentu pada seseorang

c. Memberikan penyakit tertentu pada seseorang

3) Penyakit apa yang bisa dicegah dengan imunisasi?

a. Diare

b. Demam Berdarah

c. Campak

37
4) Apa manfaat imunisasi?

a. Supaya anak tidak terjangkit penyakit infeksi

b. Agar anak tidak rewel

c. Agar nafsu makan anak bertambah

5) Berikut ini yang termasuk cara pemberian imunisasi adalah….

a. Diteteskan ke telinga

b. Disuntikkan ke paha

c. Diteteskan ke mata

6) Kapan seharusnya anak anda pertama kali diberikan imunisasi?

a. Usia sekolah

b. Usia 1 tahun

c. Sejak Lahir

7) Kapan imunisasi pada anak anda harus ditunda?

a. Anak sedang demam tinggi

b. Anak banyak makan

c. Anak masih mengkonsumsi ASI

8) Bagaimana cara kerja imunisasi?

a. Meningkatkan daya tahan tubuh

b. Meningkatkan nafsu makan

c. Menyembuhkan penyakit

9) Apakah yang diberikan saat imunisasi?

a. Kuman yang dilemahkan

b. Vitamin

c. Obat

38
10) Imunisasi apakah yang diberikan dengan cara diteteskan ke mulut?

a. BCG

b. Polio

c. DPT

39
Dokumentasi Kegiatan

40
41

Anda mungkin juga menyukai