çL
(U¡Ï@¿Q ¡Ë1ÜG1LOLAANq L,_,I¡Ï¡G¿¿¿I1ÇÇGqg,/gN
¡ÿçIjÿ¿¿jË jÿA Ujÿ@ÿQ jÿûMANy*j“AÜéN
L,_,I,NGlfÿÿÜGAN jÿjjÿ¿jjï)
KATA PENGANTAR
Dokumen UKL-UPL ini berisikan latar belakang, tujuan penyusunan UKL-UPL, uraian singkat
proyek, komponen lingkungan yang terkena dampak, dampak yang akan terjadi, serta
upaya pengelolaan dan upaya pemantauan lingkungan. Diharapkan dengan adanya
Dokumen UKL-UPL ini pengendalian terhadap lingkungan dapat dilaksanakan secara
terarah dan terpadu.
i
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR TABEL............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. I-1
I.1. Latar Belakang .................................................................................. I-1
I.2. Tujuan dan Kegunaan UKL-UPL ............................................................... I-1
I.2.1. Tujuan Penyusunan (UKL-UPL) .......................................................... I-1
I.2.2. Kegunaan (UKL-UPL) ...................................................................... I-2
I.3. Dasar Hukum..................................................................................... I-
3 BAB II. RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN....................................................
II-1
II.1. Identitas Pemrakarsa ......................................................................... II-1
II.2. Nama Usaha Dan Atau Kegiatan ............................................................ II-1
II.3. Lokasi Usaha Dan Atau Kegiatan............................................................ II-1
II.4. Skala Usaha Dan Atau Kegiatan ............................................................. II-2
II.5. Garis Besar Komponen Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan............................. II-
3 II.5.1. Tahapan Pra Konstruksi ................................................................. II-3
II.5.2. Tahapan Konstruksi ...................................................................... II-4
II.5.3. Tahapan Pasca Konstruksi .............................................................. II-7
BAB III. KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK .................................... III-
1 III.1. Komponen Sosial Budaya ................................................................... III-
1 III.1.1. Penduduk ................................................................................ III-1
III.1.2. Potensi Ekonomi ........................................................................ III-1
III.1.3. Sarana Pendidikan ..................................................................... III-2
III.1.4. Sarana Kesehatan ...................................................................... III-2
III.2. Komponen Biologi ........................................................................... III-2
III.2.1. Flora ...................................................................................... III-2
ii
III.2.2. Fauna.......................................................................................I-3
III.3. Komponen Fisik Kimia ...................................................................... III-3
III.3.1. Topografi ................................................................................ III-3
III.3.2. Iklim dan Suhu .......................................................................... III-3
III.3.3. Tanah .................................................................................... III-8
III.3.4. Hidrologi dan Kualitas Air............................................................. III-8
BAB IV. PERKIRAAN DAMPAK YANG AKAN TIMBUL ............................................... IV-
1 IV.1. Tahapan Pra Konstruksi ....................................................................
IV-1
IV.2. Tahapan Konstruksi ......................................................................... IV-1
IV.3. Tahapan Pasca konstruksi/Operasional.................................................. IV-
2 BAB V. RENCANA UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN ...................
V-1
V.1. Rencana Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup .......................................... V-
1 V.1.1. Tahap Pra Konstruksi ....................................................................
V-1
V.1.2. Tahap Konstruksi......................................................................... V-2
V.1.3. Tahap Pasca Kontruksi .................................................................. V-4
V.2. Rencana Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ........................................V-
20 V.2.1. Tahap Pra Konstruksi
...................................................................V-20
V.2.2. Tahap Konstruksi........................................................................V-20
V.2.3. Tahap Pasca Konstruksi/Operasional ................................................V-
21 BAB VI. PELAPORAN ..................................................................................
VI-1 VI.1. Laporan Ditujukan Kepada Instansi ......................................................
VI-1 VI.2. Materi Laporan...............................................................................
VI-1
VI.3. Waktu Pelaporan ............................................................................ VI-
1 BAB VII. PERNYATAAN PELAKSANAAN UKL DAN
UPL.............................................VII-1
LAMPIRAN..............................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
v
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
BAB I. PENDAHULUAN
Pembangunan Bengkel Motor yang berorientasi ramah lingkungan serta bisa menghidupkan
roda perekonomian di sekitar, yaitu dengan bermunculannya usaha-usaha sekunder untuk
menunjang Bengkel Motor seperti rumah makan dan warung-warung.
Berdirinya Bengkel Motor ini adalah salah satu bentuk partisipasi swasta dalam
pemerataan pembangunan di daerah, dimana lahan tersebut yang sebelumnya lahan
kosong yang tidak terpakai, tetapi dengan dibangunnya Bengkel Motor, maka lahan
tersebut menjadi produktif. Kondisi ini memberikan peluang bagi kami yang bergerak di
bidang otomotif dan suku cadangnya untuk ikut andil dalam meningkatkan taraf ekonomi
di daerah.
Sehubungan dengan Pembangunan Bengkel Motor maka dalam proses pembangunan akan
menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan, sehingga harus dilengkapi
dengan dokumen lingkungan. Dokumen lingkungan ini pada dasarnya merupakan informasi
tentang berbagai jenis kegiatan yang berpotensi menimbulakn dampak penting (negatif
maupun positif) dan berbagai komponen lingkungan yang potensial terkena dampak
penting akibat dari pelaksanaan kegiatan.
I-1
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Studi UKL-UPL mempunyai kegunaan bagi pemrakarsa proyek, pemerintah dan masyarakat.
Uraian tentang kegunaan studi ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk meupayakan usaha yang sesuai
dengan kondisi rona lingkungan saat itu serta kondisi yang akan datang
sehubungan adanya kegiatan industri.
I-2
2. Sebagai wahana untuk memberikan informasi bagi masyarakat untuk dapat
menghindari dampak negatif dan memanfaatkan dampak positif yang
potensial ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan di daerah sekitarnya.
II-1
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
1. Batas Perencanaan :
a) Luas tanah yang dibutuhkan : 3.298 M2
b) Luas Bengkel dan bengkel : 812 M2
2. Perencanaan :
Dalam tampak direncanakan
a) Bengkel dengan luas keseluruhan 812 M2
b) Pematangan tanah
Untuk pematangan tanah pihak pengembangan akan berkordinasi dengan pihak-
pihak yang terkait demi kelancaran Pembangunan Bengkel Motor tersebut.
Adapun kegiatan pematangan tanah antara lain pengerukan tanah
menggunakan tanah liat dan pengerasan tanah tersebut.
c) Fasilitas air bersih
II-2
Untuk penyediaan fasilitas air bersih akan dibuatkan sumur dengan dilengkapi
Ground Tank, Water Torn berikut jaringan-jaringannya baik dari Bengkel
Motor.
d) Fasilitas air kotor
Semua pembuangan dialirkan ke saluran sekunder dan selanjutnya diolah
terlebih dahulu dalam bak penampungan, untuk dibuang ke tempat
pembuangan air kotor.
e) Fasilitas jaringan listrik
Untuk jaringan listrik kami akan bekerjasama dengan pihak terkait
f) Fasilitas jaringan telepon
Untuk jaringan telepon kami akan berkoordinasi dengan PT. Telkom
g) Pembuangan sampah
Kami akan menyiapkan suatu tempat untuk penampungan pembuangan sampah
sementara sebelum diangkut dan akan menetap pada tempat pembuangan
sampah sementara sekitar 12-18 jam, sedangkan pengankutannya kami akan
bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Kabupaten Tulang Bawang. Untuk
kebersihannya kita akan menaruh beberapa tempat sampah yang sudah
dipisahkan antara yang organik dan non organik baik di lingkungan Bengkel
Motor, sehingga tidak ada sampah yang berserakan.
Secara garis besar tahap kegiatan dari Pembangunan Bengkel Motor dapat dibagi menjadi 3
(tiga) tahapan, yaitu :
Yaitu tahapan / kegiatan sebelum dimualainya kegiatan Pembangunan Bengkel Motor dari
perencanaan sampai persiapan lahan siap dilakukan pekerjaan konstruksi yang uraian
kegiatannya antara lain adalah asebagai berikut
1. Survey lokasi
Survey yang dilakukan antara lain survey luas lahan, survey kelayakan lahan dan
survey keadaan sosial daerah tersebut.
3. Kegiatan perijinan
Yaitu tahapan permintaan ijin dilakukan. Permintaan ijin wajib dilakukan untuk
mendirikan sebuah bangunan, agar nantinya jika terjadi sesutau terhadap lahan
tersebut ada jaminan dari pemerintah.
Tahapan kegiatan pelaksanaan fisik kawasan Pembangunan Bengkel Motor baik dari mulai
perataan tanah , sampai selesainya bangunan. Pada tahap konstruksi di uraikan sebagai
berikut :
Jumlah
No Posisi Tenaga Kerja Spesifikasi
(orang)
1 Manager proyek 1 S1
2 Site manager/ engineer 1 S1
3 Keuangan 1 S1
4 Tenaga Administrasi 2 D3/ S1
5 Logistik 5 SMA/STM
6 Sopir 2 SMA/STM
7 Mandor 2 SMA/D3
9 Tenaga pendukung (buruh) 15 SD/SMP/SMA
Jumlah 29
Sumber : Analisis Konsultan
2. Pengoperasian basecamp
3. Penyiapan lahan
4. Pekerjaan konstruksi
Mobilisasi alat-alat dan material konstruksi dari tempat asal ke lokasi base
camp berpotensi menimbulkan gangguan lalu lintas berupa kemacetan dan
kecelakaan lalu lintas. Kebutuhan material untuk Pembangunan Bengkel
Motor sebagaian besar didatangkan dari luar Tulang Bawang dan sebagain
dipenuhi dari Tulang Bawang dan sekitarnya. Begitupun untuk penyediaan
alat-alat berat untuk kegiatan konstruksi.
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan utama dari proyek ini, pekerjaan silo
ini meliputi pemancangan pondasi tiang, konstruksi packing house,
pembetonan, pekerjaan baja dan metal-metal yang lain, pekerjaan kaca
serta kayu. Pekerjaan lain selain diatas adalah berupa pembangunan kantor,
rumah satpam, area parkir, pembuatan lokasi loading dan unloading mobil,
pembangunan workshop, bangunan/rumah istirahat pekerja, pembangunan
bengkel. Pekerjaan-pekerjaan yang ada meliputi pekerjaan pembesian baja,
pembetonan, perkayuan, kaca, pengaspalan jalan, pekerjaan atap,
tembok/pagar keliling, instalasi, air listrik, dan pengecatan.
Potensi dampak yang akan muncul adalah peningkatan air larian (run off)
pada saat pembuatan galian untuk pembuatan reservoar, dan pemasangan
pipa. Sementara untuk pengambilan air tanah dalam sebagai sumber air
bersih, potensi dampak yang muncul adalah terjadinya penurunan muka
tanah.
Semua bangunan bengkel, bengkel, kantor, dan fasilitas lain akan dibangun
sistem saluran sendiri-sendiri dan kemudian mengalir kesaluran pembagi,
yang selanjutnya akan bergabung ke saluran cabang.
Pada lokasi rencana usaha dan atau kegiatan akan disiapkan tempat
pembuangan sampah lokal berupa container sampah, dengan penempatan
lokasi dan ukurannya cukup besar dan diasumsikan dapat menampung
seluruh sampah-sampah dari semua bengkel, bengkel, kantor, bangunan lain
di lokasi rencana usaha dan atau kegiatan. ampah kemudian akan diangkut
oleh mobil pengangkut sampah ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
h) Demobilisasi Peralatan
Tenaga kerja yang akan mendukung operasional pelabuhan pada saat operasional.
2. Pengoperasian Bengkel
Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan benar terhadap Bengkel Dan
Stockyard dengan segala fasilitasnya akan memperpanjang usia konstruksi.
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
BAB III.
KOMPONEN LINGKUNGAN
YANG TERKENA
DAMPAK
III.1.1. Penduduk
Kecamatan Banjar Agung memiliki luas 9.772 Ha beribukota di Banjar Agung dengan
populasi penduduk 42.667 Jiwa dengan kepadatan penduduk 225/Km² dan memiliki 11
kampung / desa , yaitu :
1. Sarana perekonomian
a. Memiliki 8 unit Koperasi dengan 848 anggota
b. Memiliki Pasar Kampung
2. Pertanian dan Perkebunan
Luas dan Produksi Tanaman Pertanian
Padi Sawah 521 Ha dengan Produksi 2.275 Ton
Padi Ladang 193 Ha dengan Produksi 528 Ton
III-1
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
1. TK : 32 Buah
2. SDN : 26 Buah
3. SD Swasta Umum : 1 Buah
4. SD Swasta Islam : 1 Buah
5. SMP Negeri : 6 Buah
6. SMP Swasta Umum : 9 Buah
7. SMP Swasta Islam : 4 Buah
8. SMA Negeri : 1 Buah
9. SMA Swasta Umum : 4 Buah
10. SMA Swasta Islam :2 Buah
11. SMK Swasta : 4 Buah
1. Puskesmas : 1 Buah
2. Puskesmas Pembantu : 5 Buah
3. Praktek dokter : 15 Buah
4. Praktek Bidan : 1 Buah
5. Posyandu : 25 Buah
III.2.1. Flora
Tipe komunitas flora yang terdapat di dan sekitar lokasi proyek adalah tegalan/lahan
kering dengan jenis tanaman tahunan dan semak belukar yang bukan merupakan vegetasi
asli, karena pada umumnya lahan telah terbuka dari kondisi hutan. Beberapa jenis
tanaman yang dominan yaitu ubi kayau dan sawit.
III-2
III.2.2. Fauna
Satwa liar yang terdapat di dan sekitar areal adalah kelas aves, mamalia, amphibia, dan
reptilia. Jenis aves yang banyak terdapat di wilayah studi adalah burung gereja, kelompok
mamalia adalah tikus, kucing dan anjing. Kelompok reptilia adalah cicak, kadal, serta
kelompok amphibia kodok.
III.3.1. Topografi
Kondisi geografis kecamatan ini terletak pada ketinggian 30 M dari permukaan air laut,
dan memiliki kontur tanah yang terdiri dari tanah datar dan bergelombang dengan rincian
70% datar sampai berombak dan 30% berombak sampai berbukit.
1. Daerah daratan, ini merupakan daerah terluas yang dimanfaatkan untuk pertanian.
2. Daerah rawa, terdapat sepanjang Pantai Timur dengan ketinggian 0-1 m, yang
merupakan daerah rawa pasang surut.
3. Daerah River Basin, terdapat dua River Basin yang utama yaitu River Basin Tulang
Bawang, dan River Basin sungai-•sungai kecil lainnya.
4. Daerah Alluvial, meliputi pantai sebelah timur yang merupakan bagian hilir (down
steem dari sungai-sungai besar yaitu Tulang Bawang, dan Mesuji dimanfaatkan
untuk pelabuhan.
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut
dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai., 2011, suhu udara rata-rata siang hari
berkisar antara 27,0 0C sampai 29,0 0C sedangkan suhu udara pada malam hari berkisar
antara 21,0 0C sampai 23,7 0C.
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu mencapai 320 mm, sedangkan curah
hujan terendah terjadi pada bulan Agustus 0 mm.
Tabel III-1 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Tulang Bawang Tahun
2011
III.3.3. Tanah
Secara garis besar Tanah di Tulang Bawang dibagi 6, antara lain Aluvial, Regosol, Andosol,
Podsolik, Coklat, Latosol, dan Padsolik Merah Kuning (PMK).
Sarana drainase yang ada, yaitu berupa parit/selokan yang berfungsi sebagai pembuangan
air hujan di sepanjang jalan raya.
Kondisi air tanah di sekitar lokasi proyek masih tergolong baik, karena dari hasil analisi
terhadap semua parameter kunci hasilnya masih memenuhi syarat sebagai bahan air baku
air minum. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas air tanah yang selama ini dijadikan
sebagai air baku untuk air minum kualitasnya masih memenuhi syarat. Hasil analisi air
tanah dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel III-6 Kualitas Air Tanah Di Sekitar Lokasi Pembangunan Bengkel Motor
Hasil Batas
No Parameter Satuan Acuan Metode
Pengujian Maksimal
A. Fisika
1 Kekeruhan 0 25 Skala NTU SNI 06-6989-25-2005
B. Kimia
1 Besi (Fe) 0,130 1,0 mg/l SNI 06-6989-04-2004
2 Kadmium (Cd) <0,001 0,005 mg/l SNI 06-6989-16-2004
3 Kesadahan (CaCO3) 49,9 500 mg/l SNI 06-6989-12-2004
4 Timbal (Pb) <0,001 0,05 mg/l SNI 06-6989-8-2004
5 Nitrat (NO3) 2,137 50 mg/l SNI 06-2480-1991
6 Nitrit (NO2) 0,097 3,0 mg/l SNI 06-6989-09-2004
7 pH 6,02 6,5 – 9,0 - SNI 06-6989-11-2004
8 Zat Organik (KmnO4) 5,577 10 mg/l SNI 06-2506-1991
Sumber : Hasil Pengukuran oleh Tim UPTD Balai Laboratorium Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Perkiraan dampak yang timbul dengan Pembangunan Bengkel Motor dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Dampak positif :
a. Keuntungan dari penjualan lahan yang akan dibangun perumahan.
b. Memberikan prioritas bagi warga sekitar lokasi untuk turut serta dalam
Pembangunan Bengkel Motor, baik pada tahap konstruksi maupun pada tahap
fisinhing pembangunan, serta mengisi peluang usaha yang ada dilingkungan
Bengkel Motor, (seperti rumah makan dan warung-warung sebagai tempat
akan para pekerja).
2. Dampak negatif :
a. Warga tidak bisa lagi mengandalkan pekerjaan sebagai petani jika
sawah/kebun mereka jadi dijual. Karena lahan yang mereka andalkan sudah
berubah fungsi.
1. Dampak positif :
a) Adanya peluang pekerjaan. Penduduk sekitar mendapat pekrjaan sebagai
pekerja bangunan dari warga sekitar yang sebelumnya menganggur direkrut
menjadi menjadi pekerja bangunan.
b) Penghasilan penduduk meningkat (tenaga kerja pembangunan) Penduduk
mendapatkan penghasilan dan bekerja sebagai tukang bangunan.
c) Daerah disekitar perumahan menjadi berkembang dari segi ekonomi, sosial,
tataruang, dll. Dari segi ekonomi penghasilan yang didapatkan dari bekerja
sebagai bangunan dari segi sosial
IV-1
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
1. Dampak positif :
a. Penduduk sekitar berkesempatan mendapat pekerjaan sebagai satpam,tukang
kebun.
b. Kondisi lingkungan menjadi lebih baik. Lingkungan disekitar menjadi tertata
dengan baik.
c. Meningkatkan penghasilan tambahan warga (tukang ojek atau pedagang kaki
lima keliling) dengan adanya perumahan di desa jamus kauman dan desa
karang talun
2. Dampak negatif :
a. Penurunan kualitas air akibat kegiatan MCK warga komplek. Misalnya saja dari
kegiatan mencuci, mandi, dll
b. Bertambahnya produksi sampah. Akibat bertambahnya penduduk berarti
sampah yang dihasilkan semakin meningkat.
c. Peningkatan iklim mikro akibat pendirian bangunan perumahan. Suhu atau
iklim dikawasan perumahan menjadi panas karena pohon-pohon yang
sebelumnya sudah tidak ada karena ditebangi.
IV-2
d. Bertambahnya kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk mengakibatkan
munculnya kesenjangan sosial, munculnya sikap egoisme.
e. Timbulnya polusi, akibat adanya pos ojek dan pangkalan angkutan disekitar
perumahan.
f. Kebisingan karena banyaknya angkutan atau ojek yang meningkat di sekitar
wilayah tersebut.
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
IV-4
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Program pengelolaaan lingkungan yang akan dilakukan oleh pihak pemrakarsa untuk
mengelola dampak yang ditimbulkan dapat diuraikan sebagai berikut :
Pada tahap ini prakiraan dampak yang timbul berasal dari kegiatan survey yaitu meihat
aspirasi dan harapan dari masyarakat sekitar mengenai Pembangunan Bengkel Motor,
antara lain sebagai berikut :
V-1
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Pda tahap ini prakiraan dampak yang akan timbul antara lain :
Berdasarkan kegiatan survey yang telah dilakukan, dampak ini diperkirakan adanya
partisipasi masyarakat disekitar lokasi dalam pembangunan, atau penduduk
disekitar lokasi dapat memasok material dalam pembangunan maupun menyediakan
kebutuhan sehari-hari bagi para pekerja yang melakukan pembangunan yang dapat
menghilangkan keresahan masyarakat disekitar, baik itu gangguan kantibmas
maupun kerawanan sosial. Adapun rencana untuk dampak ini akan dilakukan antara
lain dengan cara :
V-2
1. Pengaturan/penjadwalan pengngkutan alat-alat berat yang akan digunakan
sedemikian rupa sehingga tidak semua alatalat berat digunakan secara
bersamaan.
2. Pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material dilakuakan siang hari,
sehingga penduduk pada malam hari dapat beristirahat dengan tenang tanpa
terganggu oleh kebisingan.
3. Teknis kendaraan keluar masuk akan dikonsultasikan dengan dishub,
kepolisian dan lain-lain sehingga tidak mengganggu warga sekitar.
Dampak peningkatan air larian (run off) ini diperkirakan bersumber dari kegiatan
pematangan lahan, pembuatan jaringan dan utilitas serta pembangunan sarana dan
prasana Bengkel Motor. Adapun rencana pengendalian dampak pengendalian air
larian (run off) akan dilakukan dengan cara :
Dampak penijkatan arus lalu lintas diperkirakan bersumber dari kegiatan keluar
masuk kendaraan pengangkut alat dan material kelokasi kegiatan sehingga
menimbulkan kemacetan lilu lintas dibandingkan sebelum adanya kegiatan proyek
Bengkel Motor. Adapun rencana pengelolaan dampak ini antara lain :
7. Kerusakan jalan
Tahap Operasional Bengkel Motor pada tahap ini dampak yang akan timbul adalah :
Dampak peningkatan intensitas kebisingan diperkirakan dari kegiatan test drive dan
aktivitas kendaraan yang keluar masuk lokasi Auto 2000. Adapun upaya
penanggulangan adalah sebagai berikut :
Dampak peningkatan arus lalu lintas diprakirakan bersumber dari kegiatan keluar
masuk kendaraan kegiatan oerasional bengkel motor, sehingga berpotensi
menimbulkan kemacetan lalu lintas. Adapun rencana pengelolaan dampak ini
antara ain :
3. Penanggulangan limbah
Limbah dari operasional Bengkel Motor, semua akan sesuai dengan rekomendasi
BLHD, yaitu membuang limbah B3 pada tempatnya yang sudah dientukan (sesuai
izin) seperti bak penampungan limbah B3 ketempat yang tidak seharusya.
a. Pewadahan
Untuk penyimpanan limbah B3 yang ada di bengkel masih belum sesuai dengan
Kep. Bapedal no.1 tahun 1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah B3. Untuk penyimpanan limbah B3 yang
berada di luar bengkel tidak memiliki bangunan khusus penyimpanan, namun
hanya diletakkan begitu saja di luar bengkel. Sehingga hampir semua drum oli
bekas maupun tandon yang terletak di luar bengkel bercampur dengan air
hujan.
c. Pengangkutan
Untuk penyimpanan limbah B3 yang ada di bengkel masih belum sesuai dengan
Kep. Bapedal no.1 tahun 1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah B3. Untuk penyimpanan limbah B3 yang
berada di luar bengkel tidak memiliki bangunan khusus penyimpanan, namun
hanya diletakkan begitu saja di luar bengkel. Sehingga hampir semua drum oli
bekas maupun tandon yang terletak di luar bengkel bercampur dengan air
hujan.
a. Reduksi
c. Pengangkutan
Hal lain yang harus diperhatikan dalam pengangkutan limbah B3 adalah rute
pengangkutan yang harus memperhatikan peraturan yang berlaku. Apabila
peraturan mengenai trayek tidak ada maka pengangkut limbah B3 sebaiknya
memilih jalan arteri yang jauh dari pemukiman guna menghindari terjadinya
bahaya yang tidak diinginkan (Trihadiningrum, 2000).
Untuk memenuhi syarat lingkungan yang baik pihak bengkel mengelola limbah
padat yang dilakukan antara lain memilah sampah plastik untuk didaur ulang yang
salah satu caranya dengan membuat tempat sampah khusus plastik. Selaian daur
ulang, kami juga akan menanam pohon-pohon ditempat yang sudah disesuaikan
oleh standar perusahaan kami.
Air limbah dari usaha perbengkelan mudah sekali terkontaminasi dengan berbagai
kotoran seperti minyak, oli, gemuk, bahan bakar dan lain-lain. Untuk mengelola air
limbah ini, upaya pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan
minimalisasi limbah dan pencegahan terjadinya kontaminasi air dengan bahan lain
seperti oli, bahan bakar, gemuk dan lain-lain.
Upaya ini dapat dilakukan dengan menghindari terjadinya kebocoran di selang air
dan efisiensi pemakaian air dengan penggunaan kran yang mudah ditutup seperti
kran model tembak atau penempatan kran yang mudah dijangkau. Langkah lainnya
yang dapat ditempuh adalah dengan menghindari masuknya air hujan ke dalam
lingkungan kerja yang mengandung ceceran oli/minyak atau bahan bakar lainnya.
Jika air hujan ini masuk ke dalam lingkungan kerja yang kotor, maka kotoran yang
ada di lantai akan terlarut dan terbawa aliran air. Dengan demikian pencemaran
akan menyebar mengikuti arah aliran yang ada.
Tata letak setiap unit kerja di bengkel sangat mempengaruhi kualitas air limbah
buangannya. Tata letak yang baik tidak hanya akan memberikan kesan bengkel
terlihat bersih dan rapi saja, tetapi juga akan menenkan jumlah limbah yang
dihasilkannya. Untuk bengkel yang juga melayani cucian mobil, seharusnya
menempatkan tempat/ruang cucian dekat dengan saluran pembuangan air dan
terhindar dari kegiatan bongkar mesin ataupun penggantian oli. Dengan pemisahan
ruangan tersebut, maka air bekas cucian tidak akan terkontaminasi oleh berbagai
minyak/ oli maupun kotoran lainnya.
Jika berbagai upaya pengelolaan lingkungan seperti tersebut di atas telah dilakukan
oleh bengkel, maka air limbah yang dihasilkan tidak banyak mengandung
kontaminan. Kontaminan yang biasanya masih ada berupa padatan (kotoran) dan
sedikit minyak, dengan demikian maka unit pengolahan air limbah yang diperlukan
juga sederhana (tidak terlalu rumit dan mahal). Unit pengolahan yang diperlukan
terutama adalah unit pengendapan untuk pemisahan kotoran dan unit pemisahan
minyak berupa fat- pit (separator).
Mengingat usaha perbengkelan pada umumnya yang berupa usaha kecil dan
menengah dan tingkat pencemaran air limbah bengkel yang telah mengikuti
program pengelolaan lingkungan tidak terlalu berat maka disini akan diberikan
contoh unit pengolahan limbah yang sederhana, sehingga sangat memungkinkan
sekali untuk dibangun dan dioperasikan oleh semua bengkel yang ada.
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Gambar V-1 Contoh Diagram Alir Sitem Pengolahan Limbah Cair Usaha Perbengkelan
V-9
Gambar V-2 Contoh Instalasi Pengolahan Limbah Usaha Perbengkelan
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
V-11
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Dampak peningkatan air larian (Run off) ini diperkirakan bersumber dari penurunan
kapasitas infiltrasi air tanah akibat berubahnya tata guna lahan yang diperkeras
seperti parker kendaraan baru akan menggunakan paving blok sedangkan jalan
keluar masuk kendaraan akan menggunakan aspal untuk bengkel motor. Adapun
rencana pengendalian dampak peningkatan air larian (Run Off) akan dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
Bengkel pada umumnya juga menghasilkan limbah padat. Limbah padat dari
perbengkelan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu limbah logam dan non
logam. Limbah padat non logam dapat berupa ban bekas/karet, busa, kulit sintetis,
kain lap bekas yang telah terkontaminasi oleh oli/pelarut, cat kering dll. Limbah
V-12
logam banyak terdiri dari berbagai potongan logam, mur/skrup, bekas ceceran
pengelasan dan lain-lain.
Limbah padat usaha perbengkelan pada umumnya berupa limbah non organik yang
dapat dimanfaatkan kembali atau untuk daur ulang. Agar usaha daur ulang atau
pemanfaatan kembali ini dapat dilakukan dengan baik, maka diperlukan
pengelolaan dan kerja sama dengan pihak lain pemanfaat barang bekas. Jika
upaya ini dapat dilakukan berarti dapat mereduksi jumlah timbulan sampah
dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah dapat menghemat sumber daya yang
ada.
Limbah logam sebaiknya dikumpulkan dalam suatu wadah tertentu dan dihindarkan
terjadi kontak dengan air, terutama air hujan yang bersifat asam (kondisi asam air
hujan akan mempercepat terjadinya korosi pada logam). Hal ini untuk
menjaga agar tidak terjadi korosi yang lebih besar, sebab korosi terhadap logam
akan merusak sifat-sifat dari logam yang ada sehingga akan menurunkan kualitas
logam dan meningkatkan biaya daur ulang. Logam bekas yang masih dalam kondisi
baik dapat didaur ulang dan dikirim ke perusahaan pengecoran logam lewat para
pengumpul barang bekas atau langsung ke perusahaan pengecoran logam.
6. Pencemaran Udara
Limbah gas dari usaha perbengkelan berupa asap hasil pembakaran bahan bakar
yang mengandung senyawa hidro carbon (HC), karbon monoksida (CO), karbon
dioksida (CO2), serta nitrogen oksida (Nox) pada kendaraan berbahan bakar bensin.
Sedangkan pada kendaraan berbahan bakar solar, gas buangnya mengandung sedikit
HC dan CO tetapi lebih banyak SO-nya.
Sumber pencemaran udara dari industri dan kendaraan bermotor ditimbulkan dari
hasil pembakaan bahan bakar hidrokarbon, terutama bahan bakar yang
mengandung timbel (Pb). Mengingat bahayanya yang begitu besar, pemerintah
bertekad untuk memasyarakatkan bensin tanpa timbel pada 1999, lebih cepat
dari semula tahun 2003. Sudah seharusnya sebab dalam pemakaian bensin tanpa
timbel, Indonesia masih kalah dengan negara ASEAN lainnya.
Untuk keperluan pengujian emisi, sudah seharusnya jaringan bengkel resmi ATPM
dilengkapi dengan alat penguji emisi. Alat penguji itu berupa gas analyzer untuk
mengukur emisi gas buang kendaraan berbahan bakar bensin, dan smoke tester
untuk mengukur kepekatan asap dari kendaraan berbahan bakar diesel. Melalui alat
tersebut, pemilik kendaraan bisa mengetahui kadar polutan dari knalpot
kendaraannya. Jika ternyata melampaui ambang batas yang ditetapkan, akan
dilakukan penyetelan mesin (tune up). Pemilik kendaraan akan memperoleh kartu
yang berisi hasil pemeriksaan yang meliputi kadar CO (%), HC (ppm), CO2 (%),
maupun O2 (%).
Karena salah satu penyebab timbulnya polusi udara dari kendaraan tersebut akibat
kondisi penyetelan kendaraan yang kurang tepat, maka diperlukan bengkel-bengkel
yang memiliki tenaga mekanik yang terampil dan dapat menguasai teknologi mesin
dengan baik. Jika para tenaga mekanik dapat melakukan penyetelan kendaraan
dengan baik, maka kendaraan dapat disetel dengan tepat sehingga komposisi
bahan bakar dan udara dapat tepat dan pembakaran di mesin akan sempurna.
Dengan kondisi kendaraan seperti ini timbulnya pencemaran udara dapat lebih
ditekan lagi.
Selama bertahun-tahun, minyak oli didaur ulang untuk digunakan kembali juga
untuk melindungi serta menjaga lingkungan dari limbah minyak tersebut.
Diperkirakan satu galon oli bekas potensial sekali untuk mengkotaminasi 1 juta
galon air minum. Ditambah lagi oli bekas yang dibuang di muara sungai, danau dan
anak sungai dapat mengancam kehidupan aquatic di tempat tersebut. Jika oli bekas
tersebut di tangani dengan serius, dapat menghemat menggunaan oli tiap harinya.
Daur ulang oli bekas dapat dilakukan di industri pengolahan pelumas bekas, yaitu
industri yang kegiatannya memproses pelumas bekas dengan menggunakan
teknologi tertentu untuk menghasilkan pelumas dasar. Minyak pelumas dasar
merupakan salah satu bahan utama yang digunakan untuk bahan baku
proses/pabrikasi pelumas (blending) dalam pembuatan pelumas. Pelumas dasar ini
dicampur dengan baham tambahan (aditif) sesuai formula tertentu untuk
menghasilkan minyak pelumas baru.
Oli bekas harus ditampung dengan menggunakan alat penampungan khusus dan
terhindar dari kotoran lainnya, sebab oli ini akan didaur ulang. Tercampurnya oli
bekas dengan sampah lain akan menurunkan kualitasnya dan meningkatkan biaya
untuk proses pemurniannya. Alat penampungan oli harus dibuat dari bahan yang
tahan terhadap karat dan tertutup rapat, bersih dan diberi label ‘OLI BEKAS’.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan serta nyala api. Dalam
jangka waktu tertentu oli bekas ini dapat dijual ke para pengumpul oli bekas yang
selanjutnya akan dikirim ke perusahaan pengolah oli.
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Jenis Dampak Sumber Dampak Upaya Pengelolaan Lokasi Waktu Rencana Darurat
1. Tahap Pra Konstruksi
Pembebasan Lahan Kegiatan jual beli Memberikan kompensasi Masyarakat sekitar Sebelum kegiatan Menghentikan sementara
harga yang sesuai, lokasi konstruksi kegiatan dan melakukan
memberikan penyuluhan musyawarah dengan
warga setempat
2. Tahap Konstruksi
a. Peluang Kerja dan Aktivitas pembangunan Perekrutan pekerja Sekitar lokasi Selama kegiatan Perekrutan secara
usaha baru konstruksi Pembukaan pembangunan konstruksi terbuka dan langsung
warung makan
b. Penurunan kualitas Aktivitas pembangunan Melakukan penyiraman Sekitar lokasi Selama kegiatan Menghentikan sementara
udara konstruksi Pembatasan pembangunan konstruksi kegiatan
kecepatan udara
Membersihkan
material yang tercecer
c. Peningkatan Kegiatan mobilitas Pengaturan/penjadwalan Sekitar lokasi Selama kegiatan Menghentikan sementara
intensitas alat dan pengngkutan alat-alat pembangunan konstruksi kegiatan
kebisingan bahan/material berat
Pematangan lahan Pengaturan jadwal
kegiatan
mobilisasi
d. Peningktan Air Kegiatan pematangan Melaksanakan Sekitar lokasi Selama kegiatan Menghentikan sementara
lahan, pembuatan jaringan pengurugan pembangunan konstruksi kegiatan
Larian (Run Off)
dan utilitas serta lahan
pembangunan sarana dan Pembuatan
prasana Bengkel Motor saluran drainase
darurat
Konstruksi saluran air
hujan direncanakan
yang layak
Pembuatan
kolam
sedimentasi
Mengoptimalisasi
lahan untuk ruang
terbuka hijau (RTH)
e. Penurunan kualitas adanya peningkatan laju Penataan air Sekitar lokasi Selama kegiatan Menghentikan sementara
air permukaan air larian akibat kegiatan limpasan (saluran pembangunan konstruksi kegiatan
drainase
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
V-16
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Jenis Dampak Sumber Dampak Upaya Pengelolaan Lokasi Waktu Rencana Darurat
pembukaan, penyiapan dan darurat)
pematangan lahan yang Pengecekan dan
akan menyebabkan pemeliharaan
terjadinya pendangkalan di kelancaran pengaliran
badan air penerima air disaluran desa
Membuat
sedimentasi dilokasi
tertentu
f. Peningkatan Arus kegiatan keluar masuk Pengaturan atau Sekitar lokasi Selama kegiatan Menghentikan sementara
Lalu Lintas kendaraan pengangkut alat penjadwalan pembangunan konstruksi kegiatan
dan material kelokasi kendaraan
kegiatan Menempatkan petugas
lalu lintas
Melaksanakan semua
rekomendasi kajian lalu
lintas
g. Kerusakan jalan kegiatan mobilisasi alat Melakukan pembatasan Sekitar lokasi Selama kegiatan Menghentikan sementara
dan bahan/material beban kendaraan pembangunan konstruksi kegiatan
Melakukan pemeliharaan
dan rehabilitasi secara
berkala terhadap
saluran drainase
Menutup bak kendaraan
pengangkut material dan
bahan dengan terpal
atau
plastik
3. Tahap Operasional
V-17
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
a. Peningkatan kegiatan test drive dan Pembatasan Sekitar lokasi bengkel Selama kegiatan Segera melakukan
intensitas aktivitas kendaraan yang kecepatan kendaraan bengkel penjadwalan
Kebisingan keluar masuk bengkel pada saat keluar
masuk bengkel motor
Pelaksanaan kegiatan
bengkel dilakukan pagi
hari/jam kerja
bengkel dari pukul
08.00-18.00 WIB
b. Peningkatan arus kegiatan keluar masuk Penjadwalan kendaraan Sekitar lokasi bengkel Selama kegiatan Segera melakukan
V-18
Jenis Dampak Sumber Dampak Upaya Pengelolaan Lokasi Waktu Rencana Darurat
lalu lintas kendaraan kegiatan car carier keluar masuk bengkel pengaturan
oerasional bengkel akan dilakukan pada
siang hari
Bekerjasama dengan
dinas perhubungan
Bupati Tulang
Bawang/polantas
setempat apabila
terjadi kemacetan lalu
lintas
Menempatkan petugas
lalu lintas
Melaksanakan semua
rekomendasi kajian lalu
lintas
c. Penanggulangan Aktivitas bengkel dan Melakukan Sekitar lokasi bengkel Selama kegiatan Segera menghentikan
limbah pekerja minimalisasi limba bengkel kegiatan
Pencegahan terkadinya
kontaminasi air dengan
bahan lain seperti oli,
bahan bakar, gemuk
dan lain-lain
d. Timbulan Limbah Aktivitas bengkel dan Menyediakan Sekitar lokasi bengkel Selama kegiatan Segera menghentikan
Padat pekerja bak/wadah tempat bengkel kegiatan
penampungan
sementara
Pengadan pekerja yang
bertugas untuk
mengawasi dan
mengatur
sampah
e. Pencemaran Udara Aktivitas bengkel Dilengkapi dengan Sekitar lokasi bengkel Selama kegiatan Segera menghentikan
alat penguji emisi bengkel kegiatan
Smoke tester untuk
mengukur kepekatan
asap dari kendaraan
berbahan bakar
diesel
f. Pengelolaan Oli Aktivitas bengkel Didaur ulang untuk Sekitar lokasi bengkel Selama kegiatan Segera menghentikan
Jenis Dampak Sumber Dampak Upaya Pengelolaan Lokasi Waktu Rencana Darurat
Bekas digunakan kembali bengkel kegiatan
Daur ulang oli bekas
dapat dilakukan di
industri pengolahan
pelumas bekas, yaitu
industri yang
kegiatannya memproses
pelumas bekas dengan
menggunakan teknologi
tertentu untuk
menghasilkan pelumas
dasar.
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Program pemantauan lingkungan ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas dari hasil
pengelolaan dampak yang telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Pedoman Pengelolaan Lingkungan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Peluang Kerja dan usaha baru pemantauan yang dilakukan secara langsung ke
lapangan
Penurunan kualitas udara pada saat pelaksanaan konstruksi, menganalisa kadar
debu di lingkungan sekitar dan lingkungan kerja, parameter pencemaran udara.
Peningkatan kebisingan akibat kegiatan mobilisasi kendaraan berat pada saat
pematangan tanah dilingkungan areal kerja, memantau tingkat intensitas
kebisingan.
Peningkatan erosi akibat kegiatan cut and fill pada saat pematangan tanah,
parameter lingkungan yang dipantau adalah kondisi tanah yang peka terhadap
terhadap erosi.
Peningkatan air larian akibat penambahan daerah lahan yang tertutup akibat
pelaksanaan konstruksi, parameter yang dipantau perubahan neraca air yaitu
meningkatnya volume run off dan menurunnya volume infiltrasi.
Kesempatan kerja dan berusaha bagi tenaga kerja lokal, parameter yang dipantau
jumlah kesempatan kerja yang terserap dan jumlah penduduk yang memperoleh
peluang berusaha.
Penurunan kualitas air permukaan pemtauan yang dilakukan pengecekan sekala
berkala
Peningkatan Arus Lalu Lintas pemantauan yang dilakukan secara langsung di lokasi
pembangunan
V-20
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
1) Perubahan iklim mikro akibat pengurangan lahan terbuka, parameter yang dipantau
peningkatan suhu, dipantau dengan pengukuran suhu udara dilokasi dan disekitar
lokasi.
2) Kuantitas air tanah akibat penggunaan untuk kebutuhan showwroom sarana serta
prasarana, parameter yang dipantau penurunan debit air tanah, dipantau dengan
melakukan pengukuran debit air tanah.
3) Kualitas air permukaan akibat kegiatan MCK, pengguna sarana dan prasarana,
parameter yang dipantau BOD, COD, DO, pH, suhu, zat padat terlarut (TDS = Total
Dissolved Solid), zat padat tersuspensi (TSS = Total Suspended Solids) dll, dipantau
dengan menganalisis sampling air di Laboratorium.
4) Pencemaran udara akibat operasional bengkel dengan parameter yang dipantau
CO, CO2, Pb2+, SOX, NOX, dan partikulat. Pemantauan dilakukan secara berkala
dengan cara pengukuran kualitas udara.
5) Peningkatan arus lalu lintas akibat kegiatan showwroom, parameter yang dipantau
kemacetan arus lalu lintas, dipantau dengan pengamatan secara visual dan
penghitungan.
6) Estetika lingkungan akibat penanganan limbah padat parameter yang dipantau bau
serta munculnya serangga.
7) Perubahan nilai dan norma budaya, parameter yang dipantau perubahan nilai dan
norma budaya, terjadinya perubahan sikap/tingkah laku masyarakat, dipantau
dengan cara pengamatan langsung.
8) Peningkatan migrasi penduduk, parameter yang dipantau migrasi penduduk baik
yang bersifat komuter harian maupun migrasi permanent, pemantauan dengan
pengamatan langsung dan menginformasikannya kepada kelurahan setempat
mengenai penambahan jumlah jiwa.
9) Ketertiban dan keamanan, parameter yang dipantau ketertiban dan keamanan
dengan adanya gangguan diwilayah perumahan tersebut, dipantau dengan
pengamatan secara visual.
10) Kesehatan masyarakat, parameter yang dipantau pengamatan pola penyakit
dimasyarakat, antara lain status gizi, penyakit menular dan penyakit lainnya.
V-21
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
V-22
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Rencana upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dapat dilihat pada matriks dibawah ini :
V-23
Tabel V-3 Matriks UKL UPL
Tanggapan Pemilik
Luas Lahan masyarakat bengkel
yang terhadap motor
Selama proses
Kegiatan jual beli dibebaskan Memberikan kompensasi harga Sebelum proyek Badan
Masyarakat Masyarakat perijinan dan
Pembebasan Lahan Survey dan 3.298 m2 dan yang sesuai, memberikan kegiatan Tidak adanya pertanahan
sekitar lokasi sekitar lokasi pembebasan
investigasi tidak adanya penyuluhan konstruksi konflik sosial Lurah dan
lahan
keluhan dengan warga Camat
masyarakat sekitar lokasi Badan
proyek perizinan
2. Tahap Konstruksi
Sekitar
lingkungan
Jumlah
pembangunan
kesempatan
bengkel Pemilik
kerja yang
jumlah bengkel
Aktivitas Perekrutan pekerja Selama terserap dan Selama
a. Peluang Kerja dan penggunaan Sekitar lokasi Di sekitar lokasi motor
pembangunan Pembukaan warung kegiatan jumlah pembangunan
usaha baru tenaga kerja pembangunan pembangunan Lurah dan
konstruksi makan konstruksi penduduk yang bengkel
penduduk Camat
memperoleh
lebih dari 20%
peluang
dari jumlah
berusaha.
karyawan
yang ada
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Pengelola
Parameter
Dan
Jenis Dampak Sumber Dampak Yang Keterangan
Pemantauan
Dipantau
Lingkungan
Hidup
Kandungan
CO, CO2,
Pemantauan
Pb2+, SOX, Melakukan penyiraman kualita udara
Aktivitas NOX, dan Pembatasan Selama Selama Pemilik
b. Penurunan Sekitar lokasi dengan Di sekitar lokasi
pembangunan partikulat kecepatan udara kegiatan pembangunan begkel
kualitas udara pembangunan parameter pembangunan
konstruksi harus sesuai Membersihkan konstruksi bengkel BLH
pencemaran
dengan PP material yang tercecer
udara
No.41 Tahun
1991
Kegiatan
mobilitas alat Tidak Melebihi Pengaturan/penjadwalan Memantau
c. Peningkatan dan 70 dB sesuai pengngkutan alat-alat Selama Selama Pemilik
Sekitar lokasi tingkat Di sekitar lokasi
intensitas bahan/materi dengan berat kegiatan pembangunan begkel
pembangunan intensitas pembangunan
kebisingan al KepMenLH No Pengaturan jadwal konstruksi bengkel BLH
kebisingan
Pematangan 50 Tahun 1996 kegiatan
lahan mobilisasi
Parameter
yang dipantau
BOD, COD, DO,
adanya Peraturan pH, suhu, zat
peningkatan laju Menteri padat terlarut
air larian akibat kesehatan RI Penataan air (TDS = Total
kegiatan No. limpasan (saluran Dissolved
pembukaan, 416/Menkes/ drainase darurat) Solid), zat
e. Penurunan penyiapan dan Pengecekan dan Selama Selama Pemilik
PER/IX/1990, Sekitar lokasi padat Di sekitar lokasi
kualitas air pematangan lahan pemeliharaan kelancaran kegiatan pembangunan begkel
tentang pembangunan tersuspensi pembangunan
permukaan yang akan pengaliran air disaluran konstruksi bengkel BLH
menyebabkan pengawasan (TSS = Total
desa
terjadinya dan Membuat Suspended
pendangkalan di persyaratan sedimentasi dilokasi Solids) dll,
badan air Kualitas Air tertentu dipantau
penerima Bersih dengan
menganalisis
sampling air di
Laboratorium.
Sebagai tolok
Pengaturan atau Pemilik
kegiatan keluar ukur adalah penjadwalan kendaraan begkel
masuk kendaraan tidak adanya Menempatkan Selama Kemacetan Selama
f. Peningkatan Arus Sekitar lokasi Di sekitar lokasi BLH
pengangkut alat gangguan arus petugas lalu lintas kegiatan lalu lintas pembangunan
Lalu Lintas pembangunan pembangunan Dinas
dan material dan Melaksanakan semua konstruksi yang terjadi bengkel
kelokasi kegiatan rekomendasi kajian Perhubung
keselamatan
lalu lintas an
lalu lintas
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Pengelola
Parameter
Dan
Jenis Dampak Sumber Dampak Yang Keterangan
Pemantauan
Dipantau
Lingkungan
Hidup
Melakukan
pembatasan beban Pemilik
Sebagai tolok kendaraan begkel
ukur adalah Melakukan pemeliharaan Kemacetan Selama BLH
kegiatan mobilisasi Selama Di sekitar lokasi
tidak adanya dan rehabilitasi secara Sekitar lokasi lalu lintas pembangunan
g. Kerusakan jalan alat dan kegiatan Dinas
berkala terhadap saluran pembangunan pembangunan
bahan/material gangguan lalu konstruksi yang terjadi bengkel Perhubung
drainase
lintas Menutup bak kendaraan an
pengangkut material dan Dinas PU
bahan dengan terpal atau
plastik
3. Tahap Operasional
Pembatasan
kecepatan kendaraan
kegiatan test drive Tidak Melebihi pada saat keluar Memantau
a. Peningkatan dan aktivitas 70 dB sesuai masuk bengkel motor Selama Selama Pemilik
Sekitar lokasi tingkat Di sekitar lokasi
intensitas kendaraan yang dengan Pelaksanaan kegiatan kegiatan bengkel begkel
bengkel intensitas bengkel
Kebisingan keluar masuk KepMenLH No bengkel dilakukan pagi bengkel beroperasi BLH
bengkel kebisingan
50 Tahun 1996 hari/jam kerja bengkel
dari pukul 08.00-18.00
WIB
Penjadwalan kendaraan
car carier keluar masuk
akan dilakukan pada
siang hari
Pemilik
Sebagai tolok Bekerjasama dengan
kegiatan keluar dinas perhubungan begkel
ukur adalah Selama Kemacetan Selama
b. Peningkatan arus masuk kendaraan Bupati Tulang Sekitar lokasi Di sekitar lokasi BLH
tidak adanya kegiatan lalu lintas bengkel
lalu lintas kegiatan Bawang/polantas bengkel bengkel Dinas
gangguan lalu bengkel yang terjadi beroperasi
oerasional bengkel setempat apabila terjadi Perhubung
lintas
kemacetan lalu lintas an
Menempatkan
petugas lalu lintas
Melaksanakan semua
rekomendasi kajian
lalu lintas
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Pengelola
Parameter
Dan
Jenis Dampak Sumber Dampak Yang Keterangan
Pemantauan
Dipantau
Lingkungan
Hidup
Melakukan
Tolak ukur minimalisasi limba Pengamatan
adalah prilaku Pencegahan terkadinya Selama Selama Pemilik
c. Penanggulangan Aktivitas bengkel Sekitar lokasi kesehatan Di sekitar lokasi
pekerja dan kontaminasi air dengan kegiatan bengkel begkel
limbah dan pekerja bengkel masyarakat bengkel
konsumen bahan lain seperti oli, bengkel beroperasi BLH
dan pekerja
bengkel bahan bakar, gemuk
dan lain-lain
Tingkat
kebauan serta
munculnya
serangga
Menyediakan
Tolak ukur bak/wadah tempat Pengamatan
d. Timbulan Limbah adalah prilaku pola penyakit Selama Pemilik
penampungan Selama Di sekitar lokasi
Padat dan Aktivitas bengkel Sekitar lokasi dimasyarakat, bengkel
pekerja dan sementara kegiatan begkel
kesehatan dan pekerja bengkel bengkel
konsumen Pengadan pekerja yang bengkel antara lain beroperasi BLH
masyarakat
bengkel bertugas untuk status gizi,
mengawasi dan mengatur penyakit
sampah menular dan
penyakit
lainnya
Kandungan
CO, CO2,
Pengukuran
Pb2+, SOX, Dilengkapi dengan
e. Pencemaran alat penguji emisi suhu udara
NOX, dan Selama Selama Pemilik
Udara dan Smoke tester untuk Sekitar lokasi dan parameter Di sekitar lokasi
Aktivitas bengkel partikulat kegiatan bengkel begkel
perubahan iklim mengukur kepekatan bengkel udara dilokasi bengkel
harus sesuai bengkel beroperasi BLH
mikro asap dari kendaraan dan disekitar
dengan PP berbahan bakar lokasi
No.41 Tahun diesel
1991
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Pengelola
Parameter
Dan
Jenis Dampak Sumber Dampak Yang Keterangan
Pemantauan
Dipantau
Lingkungan
Hidup
Guna memenuhi ketentuan yang berlaku, sebagai usaha yang melaksanakan kegiatan yang
berwawasan lingkungan maka pihak pemrakarsa dengan ini bersedia melaporkan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
kegiatan operasionalnya kepada :
Materi yang akan dilaporkan dan ditembuskan kepada Instansi Pemerintah seperti tersebut
di atas adalah sebagai berikut :
Laporan disampaikan setiap 6 (enam) bulan sekali dalam bulan Mei dan Oktober pada
tahun berjalan.
VI-1
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Berdasarkan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) yang kami ajukan dengan ini kami menyatakan :
1. Data dan informasi yang kami sampaikan dalam dokumen UKL/UPL ini adalah data
yang valid dan benar.
2. Kami akan melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
dokumen UKL/UPL yang telah kami sampaikan.
3. Kami bersedia dipantau dampak kegiatan/usaha kami dan akan membantu
pelaksanaan tugas Petugas yang memiliki Surat Perintah Tugas dari Pejabat yang
berwenang menurut Peraturan Perundangan-Undangan yang berlaku.
4. Apabila kami lalai untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen UKL dan UPL seperti yang telah kami sampaikan dan
atau usaha/kegiatan kami mengakibatkan pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan hidup, maka kami bersedia untuk menghentikan operasional
usaha/kegiatan kami dan bertanggung jawab serta bersedia untuk melaksanakan
ganti rugi dan pemulihan kualitas lingkungan dan dituntut sesuai dengan Peraturan
Perundangan-Undangan yang berlaku.
5. Kami bersedia untuk memperbaharui dokumen UKL dan UPL ini apabila terjadi
setiap perubahan dalam usaha/kegiatan kami (kapasitas/proses produksi/lokasi dan
sebagainya) atau setiap 3 tahun sekali sejak dokumen UKL dan UPL kami ajukan
pertama kali.