Anda di halaman 1dari 2

3.2.

7 Gambaran darah tepi


Anemia normokromi normositik terjadi akibat perdarahan usus atau supresi pada
sumsum tulang. Jumlah leukosit rendah, namun jarang di bawah 3.000/ul3. Apabila terjadi
abses piogenik maka jumlah leukosit dapat meningkat mencapai 20.000 – 25.000 /ul3.
Trombositopenia sering dijumpai, kadang-kadang berlangsung beberapa minggu.8
3.2.8 Diagnosis
Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa demam, gangguan
gastrointestinal dan mungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran, dengan kriteria ini
maka seorang klinisi dapat membuat diagnosis tersangka demam tifoid. Diagnosis pasti
ditegakkan melalui isolasi S.typhi dari darah. Pada dua minggu pertama sakit, kemungkinan
mengisolasi S.typhi dari dalam darah pasien lebih besar dari pada minggu berikutnya. Biakan
yang dilakukan pada urin dan feses, kemungkinan keberhasilan lebih kecil. Biakan specimen
yang berasal dari aspirasi sumsum tulang mempunyai sensitivitas tertinggi, hasil positif
didapat pada 90% kasus. Akan tetapi prosedur ini sangat invasif, sehingga tidak dapat
dipakai dalam praktek sehari-hari. Pada keadaan tertentu dapat dilakukan biakan specimen
empedu yang diambil dari duodenum dan memberikan hasil yang cukup baik.8
Uji serologi Widal suatu metode serologik yang memeriksa antibodi aglutinasi
terhadap antigen somatik (O), flagella (H) banyak dipakai untuk membuat diagnosis demam
tifoid. Di Indonesia pengambilan angka titer O agglutinin >_1/40 dengan memakai uji Widal
slide aglutination (prosedur pemeriksaan mebutuhkan waktu 45 menit) menunjukkan nilai
ramal positif 96%. Artinya apabila hasil tes positif, 96% kasus benar sakit demam tifoid,
akan tetapi apabila negatif tidak menyingkirkan. Banyak senter mengatur pendapat apabila
titer O aglutinin sekali periksa >_1/200 atau pada titer sepasang terjadi kenaikan 4 kali maka
diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan. Aglutinin H banyak dikaitkan dengan pasca
imunisasi atau infeksi masa lampau, sedangkan Vi aglutinin dipakai pada deteksi pembawa
kuman S.typhi (karier). Banyak peneliti mengemukakan bahwa uji serologik Widal kurang
dapat dipercaya sebab dapat timbul positif palsu pada daerah endemis, dan sebaliknya dapat
timbul negatif palsu pada kasus demam tifoid yang terbukti biakan darah positif.8
Akhir-akhir ini banyakk dimunculkan beberapa jenis pemeriksaan untuk mendeteksi
antipode S.typhi dalam serum, antigen terhadap S.typhi dalam darah, serum dan urun bahkan
DNA S.typhi dalam darah dan faeces. Polymerase chain reaction telah digunakan untuk
memperbanyak gen Salmonella ser. Typhi secara spesifik pada darah pasien dan hasil dapat
diperoleh hanya dalam beberapa jam. Metode ini spesifik dan lebih sensitive dibandingkan
dengan biakan darah. Walaupun laporan-laporan pendahuluan menunjukkan hasil yang baik
namun sampai sekarang tidak salah satupun dipakai secara luas. Sampai sekarang belum
disepakati adanya pemeriksaan yang dapat menggantikan uji serologi Widal.8
3.2.9 Diagnosis Banding
Pada stadium dini demam tifoid, beberapa penyakit kadang-kadang secara klinins
dapat menjadi diagnosis bandingnya yaitu influenza, gastroenteritis, bronchitis dan
bronkopneumonia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme intraselular
seperti tuberkulosis, infeksi jamur sistemik, bruselosis, tularemia, shigelosis dan malaria juga
perlu dipikirkan. Pada demam tifoid yang berat, sepsis, leukimia, limfoma dan penyakit
Hodgkin dapat sebagai diagnosis banding.8

Anda mungkin juga menyukai