ANEMIA
Diajukan guna memenuhi laporan praktik klinik: Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pembimbing : Parta Suhanda, S.Kp, M. Biomed
Disusun oleh :
Indah Sundari Siregar
P27906120017
2. Etiologi Anemia
Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi,
defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia
terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel darah merah yang kurang
dan kehilangan darah baik secara akut atau menahun. Ada 3 penyebab anemia,
yaitu:
Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan
pangan sumber zat besi yang berperan penting untuk pembuatan
hemoglobin sebagai komponen dari sel darah merah/eritrosit. Zat gizi lain
yang berperan penting dalam pembuatan hemoglobin antara lain asam folat
dan vitamin B12.
3) Hemolitik
Ukuran sel darah merah lebih besar dari normal, tetapi normokrom terjadi
karena konsentrasi hemoglobinnya normal (MCV meningkat; MCHC
normal). Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam
nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 atau asam folat.
4. Patofisiologi Anemia
Anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek sel darah merah
yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.
Sebagai efek samping proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam
fagosit akan memasuki aliran darah.Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma. Konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang, bila
kadar diatas 1,5 mg/dl akan mengakibatkan ikterik pada sklera.
Proses perjalanan penyakit dan gejala yang timbul serta keluhan
yang dirasakan dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai
berikut :
7. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan Anemia menurut Wijaya & Putri (2013)yang dapat
dilakukan pada pasien anemia sebagai berikut :
a. Anemia karena perdarahan
Pengobatan terbaik adalah transfusi darah. Pada perdarahan
kronik diberikan transfusi packed cell. Mengatasi renjatan dan
penyebab perdarahan. Dalam keadaan darurat pemberian cairan
intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
b. Anemia defisiensi besi (DB)
Respon regular DB terhadap sejumlah besi cukup mempunyai
arti diagnostik, pemberian oral garam ferro sederhana (sulfat,
glukonat, fumarat)merupakanterapi yang murah dan memuaskan.
Preparat besi parenteral (dekstran besi) adalah bentuk yang efektif
dan aman digunakan bila perhitungan dosis tepat, sementara itu
keluarga harus diberi edukasi tentang diet penderita, dan konsumsi
susu harus dibatasi lebih baik 500 ml/24 jam. Jumlah makanan ini
mempunyai pengaruh ganda yakni jumlah makanan yang kaya akan
besi bertambah dan kehilangan darah karena intoleransi protein susu
sapi tercegah.
c. Anemia defisiensi asam folat
Meliputi pengobatan terhadap penyebabnya dan dapat dilakukan
pula dengan pemberian/ suplementasi asam folat oral 1 mg/ hari.
d. Anemia hemolitik
1) Anemia hemolitik autoimun
Terapi inisial dengan menggunakan Prednison®1-2 mg/Kg BB/hari.
2) Anemia hemolitik karena kekurangan enzyme
8. Komplikasi Anemia
Komplikasi Anemia menurut Wijaya & Putri (2013)komplikasi Anemia
adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan otot buruk
b. Daya konsentrasi menurun
c. Hasil uji perkembangan menurun
d. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
e. Sepsis
f. Sensitisasi terhadap antigen donor yang bereaksi-silang menyebabkan
perdarahan yang tidak terkendali
g. Cangkokan vs penyakit hospes (timbul setelah pencangkokan sum-
sum tulang)
h. Kegagalan cangkok sumsum
i. Leukemia mielogen akut berhubungan dengan Anemia fanconi
B. Konsep Teori Asuhan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
yang membutuhkan perawatan tidak terlepas dari pendekatan
dengan proses keperawatan. Proses keperawatan yaitu suatu
proses pemecahan masalah yang dinamis dalam usaha untuk
memperbaiki dan melihat pasien sampai ke taraf optimum
melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal,
membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan melalui
langkah-langkah yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
tindakan, dan evaluasi keperawatan yang berkesinambungan.
Faktor yang
Masalah Batasan karakteristik/
No Pengertian berhubungan/ faktor
Keperawatan faktor resiko
resiko
Mayor Hiperglikemia
1 1 (D. 0009) penurunan
- Subjektif : Penurunan
sirkulasi darah
Perfusi perifer (Tidak tersedia) konsentrasi
pada level
tidak efektif Objektif : hemoglobin
kapiler yang
berhubungan - Pengisian kapiler Peningkatan tekanan
dapat
dengan >3 detik darah
mengganggu
penurunan - Nadi perifer Kekurangan volume
metabolisme
kosentrasi menurun atau tidak cairan
tubuh
hemoglobin teraba Penurunan aliran
- Akral teraba arteri dan/ vena
dingin Kurang terpapar
- Warna kulit informasi tentang
pucat faktor pemberat (mis.
- Turgor kulit Merokok, gaya hidup
menurun monoton, trauma,
obesitas, asupan
Minor garam, imobilitas)
Subjektif :
Kurang terpapar
- Parastesi
informasi tentang
a
proses penyakit (mis.
- Neri
Diabetes militus,
ekstermitas
hyperlipidemia)
(klaudikasi
Kurang aktifitas fisik
intermiten)
Objektif :
- Edema
- Penyembuhan
luka lambat
- Indeks angke-
brachial <0,90
- Bruit femoral
Mayor ketidak mampuan
1 2 (D. 0019) Asupan nutrisi
- Subjektif : menelan makanan
tidak cukup
Defisit Nutrisi (Tidak tersedia) ketidak mampuan
untuk
berhubungan Objektif : mencerna makanan
memenuhi
dengan 1. Berat badan ketidak mampuan
kebutuhan
kurangnya turun minimal 10%
dibawah rentang mengabsorbsi nutrient
asupan makanan metabolisme.
ideal peningkatan
kebutuhan
Minor metabolisme
Subjektif : faktor ekonomi (mis.
- Cepat Finansial tidak
kenyang setelah mencukupi)
makan faktor psikologi (mis.
- Kram/ny Stress, kengganan
eri abdomen untuk makan)
- Nafsu
makan menurun
Objektif :
1. bising usu
hiperaktif
2. otot pengunyah
lemah
3. otot menelan
lemah
4. membrane
mukosa pucat
5. sariawan
6. serum albumin
turun
7. rambut rontok
berlebihan
8. diare
1 3 (D. 0056) Ketidakcukupan
Mayor ketidakseimbangan
- Subjektif : antara suplai dan
energi untuk
Intoleransi kebutuhan oksigen
melakukan - Mengeluh lelah
Aktivitas tirah baring
aktivitas sehari- Objektif :
berhubungan kelemahan
hari. 1. Frekuensi
dengan imobilitas
jantung meningkat
kelemahan gaya hidup monoton
>20% dari kondisi
istirahat
Minor
Subjektif :
1. Dyspnea
saat/setelah aktfitas
2. Merasa
tidak nyaman setelah
beraktifitas
3. Merasa
lemah
Objektif :
1. Tekanan darah
berubah >20% dari
kondisi istirahat
2. Gambaran EKG
menunjukkan
aritmia saat/setelah
aktifitas
3. Gambaran EKG
menunjukkan
iskemia
4. sianosis
1 4 (D. 0080) kondisi emosi
Mayor Krisis situasional
- Subjektif : Kebutuhan tidak
dan pengalaman
Ansietas terpenuhi
subyektif - Merasa bingung
berhubungan Krisis maturasional
individu
dengan krisis - Merasa khawatir Ancaman terhadap
terhadap objek
situasional dengan akibat dari konsep diri
yang tidak jelas
kondisi yang Ancaman terhadap
dan spesifik
dihadapi kematian
akibat antisipasi
bahya yang - Sulit berkonsentrasi Kekhawatiran
memungkinkan Objektif : mengalami kegagalan
individu 1. Tampak gelisah Disfungsi sistem
melakukan 2. Tampak tegang keluarga
tindakan untuk 3. Sulit tidur Hubungan orang tua-
menghadapi anak tidak
ancaman. Minor memuaskan
Subjektif : Fakto keturunn (mis
1. Mengelu temperamen mudah
h pusing teragitasi sejak lahir)
2. Anoreksi Penyalahgunaan zat
a Terpapar bahaya
3. Palpitasi lingkungan (mis.
4. Merasa Toksin, polutan, dll)
tidak berdaya Kurang terpapar
Objektif : informasi
1. Frekuensi napas
meningkat
2. Fruekensi nadi
meningkat
3. Tekanan darah
meningkat
4. Diaphoresis
5. Tremor
6. Muka tampak
pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata
buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi
pada masa lalu
1 5 (D. 0142) Berisiko Penyakit kronis (mis.
mengalami Diabetes militus)
Resiko infeksi Efek prosedur invasif
peningkatan
berhubungan Malnutrisi
terserang
dengan Peningkatan paparan
organisme
ketidakadekuatan organisme pathogen
patogenik.
pertahanan tubuh lingkungan
sekunder. Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
primer :
- Gangguan
peristaltic
- Kerusakan
integritas kulit
- Perubahan sekresi
pH
- Penurunan kerja
sillaris
- Ketuban pecah
lama
- Ketuban pecah
sebelum waktunya
- Merokok
- Statis cairan tubuh
Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
sekunder :
- Penurunan
hemoglobin
- Imonosupresi
- Leukopenia
- Supresi respon
inflamasi
- Vaksinasi tidak
adekuat
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (misal cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak
pasif dan atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
4 (D. 0080) (L.09093) tingkat ansietas (I.09314)
Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas
berhubungan keperawatan selama
Observasi :
dengan krisis 3x24jam diharapkan kondisi
1. Identifikasi saat tingkat
situasional emosi dan pengalaman
ansietas berubah (mis.
subyektif terhadap objek
Kondisi, waktu, stressor)
yang tidak jelas dan spesifik
2. Identifikasi kemampuan
akibat antisipasi bahaya
mengambil keputusan
yang memungkinkan
3. Monitor tanda-tanda ansietas
individu melakukan
(verbal dan nonverbal)
tindakan untuk menghadapi
ancaman menurun dengan
kriteria hasil : Terapuetik :
Verbalisasi kebingungan 1. Ciptakan suasana terapeutik
menurun (5) untuk menumbuhkan
Verbalisasi khawatir kepercayaan
akibat kondisi yang 2. Temani pasien untuk
dihadapi menurun (5) mengurangi kecemasan, jika
Perilaku gelisah memungkinkan
menurun (5) 3. Pahami situasi yang membuat
Perilaku tegang ansietas
menurun (5) 4. Dengarkan dengan penuh
Keluhan pusing perhatian
menurun (5) 5. Gunakan pendekatan yang
Anoreksia menurun (5) tenang dan meyakinkan
6. Tempatkan barang pribadi
Palpitasi menurun (5)
yang memberikan kenyaman
Frekuensi pernapasan
7. Motivasi modifikasi situasi
menurun (5)
yang memicu kecemasan
Frekuensi nadu menurun 8. Diskusikan perencanaan
(5) realistis tentang peristiwa yang
Tekanan darah menurun akan datang
(5)
Diaphoresis menurun (5) Edukasi :
Tremor menurun (5) 1. Jelaskan prosedur,
Pucat menurun (5) termasuk sensasi yang
Konsentrasi membaik mungkin dialami
(5) 2. Informasikan secara
Pola tidur membaik (5) factual mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
Perasaan keberdayaan
3. Anjuran keluarga
membaik (5)
untuk tetap bersama pasien,
Kontak mata membaik
jika perlu
(5)
4. Anjurkan melakukan
Pola berkemih membaik kegiatan yang tidak
(5) kompetitif, sesuai kebutuhan
Orientasi membaik (5) 5. Anjurkan
mengungkapkan perasaan dan
persepsi
6. Latih kegiatan
pengalihan untuk megurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan diri
yang tepat
8. Latih tehnik relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
5 (D. 0142) (L.14137) tingkat infeksi (I.14539)
Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi
berhubungan keperawatan selama
Observasi :
dengan 3x24jam diharapkan derajat
1. Monitor tanda dan gejala
ketidakadekuatan infeksi berdasarkan
infeksi local dan sistemik
pertahanan tubuh observasi atau sumber
sekunder. informasi menurun dengan
kriteria hasil : Terapuetik :
Kebersihan tangan 1. Batasi jumlah pengunjung
meningkat (5) 2. Berikan perawatan kulit pada
Kebersihan badan area edema
meningkat (5) 3. Cuci tangan sebelum dan
Nafsu makn meningkat sesudah kontak dengan pasien dan
(5) lingkungan pasien
Demam menurun (5) 4. Pertahankan tehnik aseptic
Kemerahan menurun (5) pada pasien beresiko tinggi
Nyeri menurun (5)
Edukasi :
Bengkak menurun (5)
1. Jelaskan tanda dan
Vesikel menurun (5)
gejala infeksi
Cairan berbau busuk 2. Ajarkan cara mencuci
menurun (5) tangan dengan benar
Sputum berwarna hijau
menurun (5) 3. Ajarkan etika batuk
Drainase purulent 4. Ajarkan cara
menurun (5) memeriksa kondisi luka atau
Periode malaise luka operasi
menurun (5) 5. Ajarkan meningkatkan
Periode menggigil asupan nutrisi
menurun (5) 6. Ajarkan meningkatkan
Letargi menurun (5) asupan cairan
Gangguan kognitif
menurun (5) Kolaborasi :
Kadar sel darah putih 1. Kolaborasi pemberian
membaik (5) imunisasi, jika perlu
Kultur darah membaik
(5)
Kultur urine membaik
(5)
Kultur sputum membaik
(5)
Kultur area luka
membaik (5)
Kultur feses membaik
(5)
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Suarni & Apriyani,
2017)
5. Evaluasi
Menurut Craven dan Hirnle (2000), Evaluasi didefinisikan sebagai
keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan
keperawatanklien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang
tampil.
DAFTAR PUSTAKA
Kardiyudiani, K.N dan Susanti, Dwi. (2019). Keperawatan Medikal Bedah I. Yogyakarta:
Yogyakarta: MocoMedika.
Oehadian, Amaylia. (2012). Pendekan Klinis dan Dianosis Anemia. Volume 39. Nomor 6.
PPNI, T.P. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat.
Saputra, L.D. (2013). Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang Selatan: Binarupa Aksara.
Wijaya dan Putri. (2013). KMB II Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa.
KASUS : Seorang laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas, pusing, mual, nafsu
makan menurun, BAB dan BAK lancar. Lima hari sebelum masuk RS keluarga mengatakan pasien
tampak lebih pucat, pasien mengeluh pusing, lemah, tidak ada muntah, nafsu makan mulai
menurun. Pasien mengatakan ketika habis duduk dan berdiri maka mata terasa berkunang-kunang.
Kesadaran CM (GCS: 14/ E:4, V: 4, M: 6), RR 24x /menit, Nadi 90x /menit, Suhu 36,8 C, TD
150/90 mmHg. Dengan anggota keluarga memiliki riwayat kesehatan yang sama. Pasian bekerja
sebagai pedagang sayur-sayuran di pasar dekat rumah bersama istrinya. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan hasil laboratorium leukosit 9,0 eritrosit 2,89 HB 4,2 hematokrit 15,5 MCV
76,3 MCH 19,2 MCHC 25,6 trombosit 570 dan RDW-CV 14,4 %. Pasien mengatakan jika sakit
jarang pergi ke Puskesmas dan sering mengkonsumsi kopi.
I. BIODATA
Identitas pasien
Initial pasien : Tn. A
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTA
Usia : 60 th
No. RM : 000000
Jenis kelamin : Laki-laki
Tgl pengkajian : 30.01.2021
Agama : Islam
Status pernikahan : Kawin
Penanggung jawab
Initial : Ny. I
Usia : 58 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub dg pasien : Istri
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran CM (GCS: 14/ E:4, V: 4, M: 6)
Pernafasan 24 x/ Menit
Nadi 90 x/ menit
Suhu 36,8 0C
Tekanan Darah 150/90 mmHg
HEAD TO TOE
Kepala bentuk mesochepal
Rambut beruban, lurus, tidak berketombe dan kulit kepala
tidak ada luka.
Mata konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, lapang
pandang masih cukup bagus
Hidung bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut mukosa lembab, bibir pucat, tidak ada stomatitis.
Telinga bentuk simetris, tidak ada serumen
Leher tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Abdomen Bising usus positif, tidak ada edema dan pembesaran
lambung, tidak ada nyeri tekan
EKTREMITAS
Atas Terpasang infus RL pada tangan kiri, pergerakan
Terbatas
Bawah Tidak ada oedema, tidak ada varises, pergerakan terbatas
Kulit Kulit tampak keriput, turgor kulit lebih dari 2detik, akral
dingin, capillary refill time > 3 detik
POLA FUNGSIONAL
Pasien mengatakan bahwa dia sedang mengalami anemia. Pasien mengatakan jika sakit jarang
pergi ke Puskesmas dan sering mengkonsumsi kopi.
PEMELIHARAAN KESEHATAN
NUTRISI
Sebelum Sakit Makan: frekuensi 3x/hari dengan nasi dan lauk pauk
dengan setengah piring.
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium
PEMERIKSAAN Nilai Normal HASIL
3
Leukosit 4,8-10,8 9,0 (10 /uL)
Eritrosit 4,2-10,8 2,89 (106/uL)
Hemoglobin 12-16 gr/dL 4,2 (g/dL)
Hematokrit 37-47 (%) 15,5 (%)
MCV 79-99 (fL) 76,3 (fL)
MCH 27-31(pg) 19,2 (pg)
MCHC 33-37 (g/dL) 25.6 (g/dL)
Trombosit 150-450 (103/uL) 570 (103/uL)
RDW-CV 11,5-14,5 (%) 14,4 (%)
Analisa Data
Diagnosis Keperawatan
konsentrasi hemoglobin
Edukasi :
- Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah secara teratur
- Informasikan tanda gejala
darurat yang harus dilaporkan
(mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)
(D.0057) Keletihan (L.05046) Tingkat (I.12362) Edukasi
2.
b/d kondisi fisiologis Keletihan Aktivitas/Istirahat
setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 1 x 24 - Identifikasi kesiapan dan
jam diharapkan kapasitas kemampuan menerima informasi
kerja fisik dan mental yang
tidak pulih dengan istirahat
Terapeutik
menurun dengan kriteria - Sediakan materi dan media
hasil : pengaturan aktivitas dan istirahat
- Verbalisasi kepulihan - Jadwalkan pemberian pendidikan
energi meningkat (5) kesehatan sesuai kesepakatan
- Verbalisasi lelah - Berikan kesempatan pada pasien
menurun (5) dan keluarga untuk bertanya.
- Selera makan membaik
Edukasi
(5)
- Jelaskan pentingnya melakukan
- Pola istirahat membaik
aktivitas fisik/olahraga secara
(5)
rutin
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
- Anjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
- Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (misal
kelelahan, sesak napas saat
aktivitas)
- Ajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (misal cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak
pasif dan atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
Terapeutik
- Menyediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
- Melakukan latihan rentang gerak pasif
dan atau aktif
- Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Memfasilitasi duduk disisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
- Menganjurkan tirah baring
- Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Menganjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
- Mengajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan.