Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER:

ANEMIA
Diajukan guna memenuhi laporan praktik klinik: Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pembimbing : Parta Suhanda, S.Kp, M. Biomed

Disusun oleh :
Indah Sundari Siregar
P27906120017

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

A. Konsep Teori Penyakit


1. Definisi
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah lebih rendah dari normal. Hemoglobin adalah salah satu
komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat
oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh.

Tabel 1. Klasifikasi Anemia menurut Kelompok Umur

Sumber : WHO, 2011


Anemia merupakan penurunan jumlah sel darah merah sehingga tidak
dapat memenuhi fungsi untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke
jaringan perifer, yang ditandai oleh menurunnya kadar hemoglobin,
hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah normal (Sari, 2012).
Anemia adalah defisiensi jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa Oksigen) yang dikandungnya. Kekurangan sel
darah merah membatasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah
dan sel jaringan (Stropler, 2017).

2. Etiologi Anemia
Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi,
defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia
terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel darah merah yang kurang
dan kehilangan darah baik secara akut atau menahun. Ada 3 penyebab anemia,
yaitu:

1) Defisiensi zat gizi

 Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan
pangan sumber zat besi yang berperan penting untuk pembuatan
hemoglobin sebagai komponen dari sel darah merah/eritrosit. Zat gizi lain
yang berperan penting dalam pembuatan hemoglobin antara lain asam folat
dan vitamin B12.

 Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS, dan


keganasan seringkali disertai anemia, karena kekurangan asupan zat gizi
atau akibat dari infeksi itu sendiri.

2) Perdarahan (Loss of blood volume)

 Perdarahan karena trauma atau luka yang mengakibatkan kadar Hb


menurun.

 Perdarahan karena menstruasi yang lama dan berlebihan

3) Hemolitik

 Perdarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai karena terjadi


hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zat besi (hemosiderosis) di
organ tubuh, seperti hati dan limpa.

 Pada penderita Thalasemia, kelainan darah terjadi secara genetik yang


menyebabkan anemia karena sel darah merah/eritrosit cepat pecah,
sehingga mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.

Selain itu, disebabkan oleh perdarahan, kelainan genetik,


penyakit kronis, dan keracunan obat (Kardiyudiani 2019).

3. Klasifikasi Anemia berdasarkan faktor morfologik SDM dan indeksnya


(Wijaya & putri, 2013)

a. Anemia Normositik Normokromik

Ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung


hemoglobin dalam jumlah yang normal (MCV dan MCHC normal atau
normal rendah), tetapi individu menderita anemia. Penyebab anemia ini
adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronis, termasuk infeksi,
gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum tulang, dan
penyakit-penyakit infiltrative metastatic pada sumsum tulang.

b. Anemia Makrositik Normokrom Makrositik

Ukuran sel darah merah lebih besar dari normal, tetapi normokrom terjadi
karena konsentrasi hemoglobinnya normal (MCV meningkat; MCHC
normal). Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam
nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 atau asam folat.

c. Anemia Mikrositik Hipokrom Mikrositik

berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah


yang kurang dari normal (MCV kurang; MCHC kurang). Hal ini umumnya
menggambarkan insufisiensi sintesis heme (besi), seperti pada anemia
defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronis, atau
gangguan sintesis globin, seperti pada talasemia.

2. Klasifikasi anemia menurut etiologi penyebab utamanya

a. Meningkatnya kehilangan sel darah merah Kehilangan sel darah merah


disebabkan oleh perdarahan atau oleh penghancuran sel. Perdarahan dapat
disebabkan oleh trauma, atau akibat perdarahan kronis karena polip pada
kolon, penyakit-penyakit keganasan, hemoroid, atau menstruasi.

b. Penurunan atau gangguan pembentukan sel.

4. Patofisiologi Anemia
Anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek sel darah merah
yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.
Sebagai efek samping proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam
fagosit akan memasuki aliran darah.Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma. Konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang, bila
kadar diatas 1,5 mg/dl akan mengakibatkan ikterik pada sklera.
Proses perjalanan penyakit dan gejala yang timbul serta keluhan
yang dirasakan dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai
berikut :

Pathway Anemia (Wijaya & Putri, 2013)


5. Manifestasi klinis menurut Kardiyudiani (2019)untuk anemia adalah
sebagai berikut :
a. Keadaan umum: lemah, letih, lesu, dan lelah, sering mengeluh
pusing dan mata berkunang-kunang, sensitif terhadap dingin, BB
turun, vertigo.
b. Kulit: kulit kering, kuku rapuh, clubbing.
c. Mata: penglihatan kabur, perdarahan retina.
d. Mulut: mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.
e. Paru-paru: dipsneu dan orthopnea.
f. Kardiovaskuler: takikardia, palpitasi, murmur, angina,
hipotensi, kerdiomegali, gagal jantung.
g. Gastrointestinal: anoreksia dan menorargia, menurunnya fertilisasi,
hematuria.
h. Muskuloskeletal: nyeri pinggang
i. Sistem persyarafan: nyeri kepala, bingung, neurupatu perifer,
parastesia, mental.
j. Depresi, cemas, kesulitan koping.

6. Pemeriksaan Penunjang Anemia


Pemeriksaan penunjang menurutWijaya & Putri (2013) untuk
Anemia adalah sebagai berikut :
a. Jumlah darah lengkap: Hb & Ht menurun
b. Jumlah trombosit: menurun Anemia Pendarahan(AP),
meningkat Desisiensi Besi(DB), normal/tinggi (Hemolitik)
c. Hb elektroforesis: mengidentifikasi tipe struktur Hb
d. Bilirubin serum (tidak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik)
e. Folat serum dan vit B12: membantu mendiagnosa anemia
f. Besi serum: tidak ada (DB), tinggi (hemolitik)
g. Total Iron Binding Capacity(TIBC) serum: menurun (DB)
h. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
i. Lactate Dehydrogenase(LDH) serum: mungkin meningkat (AP)
j. Tes Schilling: penurunan ekskresi vit B12 urin (AP)
k. Guaiac: mungkin positif untuk darah pada urin, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut/kronis (DB)
l. Analisa gaster: penurunan sekresi dengan peningkatanPotential of
Hydrogen(pH) dan tak adanya asam hidrokolorik bebas (AP)
m. Aspirasi sum-sum tulang/pemeriksaan biopsy: sel mungkin tampak
berubah dalam jumlah, ukuran, bentuk, membedakan tipe anemia
n. Pemeriksaan endoskopi dan radiografik: memeriksa sisi perdarahan,
perdarahan Gastrointestinal(GI)

7. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan Anemia menurut Wijaya & Putri (2013)yang dapat
dilakukan pada pasien anemia sebagai berikut :
a. Anemia karena perdarahan
Pengobatan terbaik adalah transfusi darah. Pada perdarahan
kronik diberikan transfusi packed cell. Mengatasi renjatan dan
penyebab perdarahan. Dalam keadaan darurat pemberian cairan
intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
b. Anemia defisiensi besi (DB)
Respon regular DB terhadap sejumlah besi cukup mempunyai
arti diagnostik, pemberian oral garam ferro sederhana (sulfat,
glukonat, fumarat)merupakanterapi yang murah dan memuaskan.
Preparat besi parenteral (dekstran besi) adalah bentuk yang efektif
dan aman digunakan bila perhitungan dosis tepat, sementara itu
keluarga harus diberi edukasi tentang diet penderita, dan konsumsi
susu harus dibatasi lebih baik 500 ml/24 jam. Jumlah makanan ini
mempunyai pengaruh ganda yakni jumlah makanan yang kaya akan
besi bertambah dan kehilangan darah karena intoleransi protein susu
sapi tercegah.
c. Anemia defisiensi asam folat
Meliputi pengobatan terhadap penyebabnya dan dapat dilakukan
pula dengan pemberian/ suplementasi asam folat oral 1 mg/ hari.
d. Anemia hemolitik
1) Anemia hemolitik autoimun
Terapi inisial dengan menggunakan Prednison®1-2 mg/Kg BB/hari.
2) Anemia hemolitik karena kekurangan enzyme

Pencegahan hemolisis adalah cara terapi yang paling penting.


Transfusi tukar mungkin terindikasi untukhiperbillirubinemia
padaneonatus.Transfusi eritrosit terpapar diperlukan untuk anemia
berat atau krisisaplastik.Jika anemia terus menerus berat atau jika
diperlukan transfusi yang sering,splenektomi harus dikerjakan setelah
umur 5-6 tahun.
e. Anemia aplastik
Dua metode penanganan yang saat ini sering dilakukan:
1) Transplantasi sumsum tulang.
2) Terapi imunosupresif dengan ATG (Globulin Antitimosit)

8. Komplikasi Anemia
Komplikasi Anemia menurut Wijaya & Putri (2013)komplikasi Anemia
adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan otot buruk
b. Daya konsentrasi menurun
c. Hasil uji perkembangan menurun
d. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
e. Sepsis
f. Sensitisasi terhadap antigen donor yang bereaksi-silang menyebabkan
perdarahan yang tidak terkendali
g. Cangkokan vs penyakit hospes (timbul setelah pencangkokan sum-
sum tulang)
h. Kegagalan cangkok sumsum
i. Leukemia mielogen akut berhubungan dengan Anemia fanconi
B. Konsep Teori Asuhan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
yang membutuhkan perawatan tidak terlepas dari pendekatan
dengan proses keperawatan. Proses keperawatan yaitu suatu
proses pemecahan masalah yang dinamis dalam usaha untuk
memperbaiki dan melihat pasien sampai ke taraf optimum
melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal,
membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan melalui
langkah-langkah yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
tindakan, dan evaluasi keperawatan yang berkesinambungan.

Menurut (Wijaya & Putri, 2013) berikut tinjauan teoritis


tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Anemia:
1. Pengkajian
a. Identitas klien & keluarga
b. Keluhan utama
Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat,
kelelahan, kelemahan, pusing.
c. Riwayat kesehatan dahulu
1) Adanya menderita penyakit anemia sebelumnya,
2) Adanya riwayat trauma, perdarahan
3) Adanya riwayat demam tinggi
4) Adanya riwayat penyakit ISPA
d. Keadaan saat ini
Klien pucat, kelemahan, sesak napas, sampai adanya gejala gelisah,
diaphoresis, tachikardi,dan penurunan kesadaran.
e. Riwayat keluarga
Riwayat anemia dalam keluargadan riwayat penyakit-penyakit
seperti: kanker, jantung, hepatitis, DM, asthma, penyakit-penyakit
infeksi saluran pernapasan.
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Keadaan tampak lemah sampai sakit berat Kesadaran :
Composmentis, kooperatif sampai terjadi penurunan tingkat
kesadaranapatis,somnolen- spoor coma.
2) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Tekanan darah menurun
Nadi : Frekuensi nadi meningkat, kuat sampai lemah
Suhu : Bisa meningkat atau turun
Pernapasan : Meningkat
3) Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB)
4) Kulit
Kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat perdarahan
dibawah kulit
5) Kepala
Biasanya bentuk dalam batas normal
6) Mata
Kelainan bentuk tidak ada,konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,
terdapat perdarahan sub conjungtiva, keadaan pupil,palpebra, reflek
cahaya biasanya tidak ada kelainan.
7) Hidung
Keadaan/bentuk mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung,
fungsi penciuman biasanya tidak ada kelainan.
8) Telinga
Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan
9) Mulut
Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir pecah-
pecah atau perdarahan
10) Leher
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid lidah
membesar, tidak ada distensi vena jugularis.
11) Thoraks
Pergerakan dada, biasanya pernapasan cepat irama tidak
teratur.Fremitus yang meninggi, percusi sonor, suara napas bisa
vesikuler atau ronchi, wheezing.
12) Abdomen
Cekung, pembesaran hati, nyeri, bising usus normal dan bisa juga
dibawah normal dan bisa juga meningkat
13) Genetalia
Laki-laki:testis sudah turun ke dalam skrotum
Perempuan: labia minora tertutup labia mayora
14) Ekstremitas
Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot kurang, akral
dingin
15) Anus
Keadaan anus, anus (+)
16) Neurologis
Refleksi fisiologis (+) seperti reflek patella, reflek patologi (-) seperti
Babinski, tanda kerniq (-) dan Bruzinski I-II = (-)

2. Diagnosa Keperawatan yang dapat muncul pada Anemia menurut (Wijaya


dan Putri, 2013)

Faktor yang
Masalah Batasan karakteristik/
No Pengertian berhubungan/ faktor
Keperawatan faktor resiko
resiko
Mayor  Hiperglikemia
1 1 (D. 0009) penurunan
- Subjektif :  Penurunan
sirkulasi darah
Perfusi perifer (Tidak tersedia) konsentrasi
pada level
tidak efektif  Objektif : hemoglobin
kapiler yang
berhubungan - Pengisian kapiler  Peningkatan tekanan
dapat
dengan >3 detik darah
mengganggu
penurunan - Nadi perifer  Kekurangan volume
metabolisme
kosentrasi menurun atau tidak cairan
tubuh
hemoglobin teraba  Penurunan aliran
- Akral teraba arteri dan/ vena
dingin  Kurang terpapar
- Warna kulit informasi tentang
pucat faktor pemberat (mis.
- Turgor kulit Merokok, gaya hidup
menurun monoton, trauma,
obesitas, asupan
Minor garam, imobilitas)
 Subjektif :
 Kurang terpapar
- Parastesi
informasi tentang
a
proses penyakit (mis.
- Neri
Diabetes militus,
ekstermitas
hyperlipidemia)
(klaudikasi
 Kurang aktifitas fisik
intermiten)
 Objektif :
- Edema
- Penyembuhan
luka lambat
- Indeks angke-
brachial <0,90
- Bruit femoral
Mayor  ketidak mampuan
1 2 (D. 0019) Asupan nutrisi
- Subjektif : menelan makanan
tidak cukup
Defisit Nutrisi (Tidak tersedia)  ketidak mampuan
untuk
berhubungan  Objektif : mencerna makanan
memenuhi
dengan 1. Berat badan  ketidak mampuan
kebutuhan
kurangnya turun minimal 10%
dibawah rentang mengabsorbsi nutrient
asupan makanan metabolisme.
ideal  peningkatan
kebutuhan
Minor metabolisme
 Subjektif :  faktor ekonomi (mis.
- Cepat Finansial tidak
kenyang setelah mencukupi)
makan  faktor psikologi (mis.
- Kram/ny Stress, kengganan
eri abdomen untuk makan)
- Nafsu
makan menurun
 Objektif :
1. bising usu
hiperaktif
2. otot pengunyah
lemah
3. otot menelan
lemah
4. membrane
mukosa pucat
5. sariawan
6. serum albumin
turun
7. rambut rontok
berlebihan
8. diare
1 3 (D. 0056) Ketidakcukupan
Mayor  ketidakseimbangan
- Subjektif : antara suplai dan
energi untuk
Intoleransi kebutuhan oksigen
melakukan - Mengeluh lelah
Aktivitas  tirah baring
aktivitas sehari-  Objektif :
berhubungan  kelemahan
hari. 1. Frekuensi
dengan  imobilitas
jantung meningkat
kelemahan  gaya hidup monoton
>20% dari kondisi
istirahat

Minor
 Subjektif :
1. Dyspnea
saat/setelah aktfitas
2. Merasa
tidak nyaman setelah
beraktifitas
3. Merasa
lemah
 Objektif :
1. Tekanan darah
berubah >20% dari
kondisi istirahat
2. Gambaran EKG
menunjukkan
aritmia saat/setelah
aktifitas
3. Gambaran EKG
menunjukkan
iskemia
4. sianosis
1 4 (D. 0080) kondisi emosi
Mayor  Krisis situasional
- Subjektif :  Kebutuhan tidak
dan pengalaman
Ansietas terpenuhi
subyektif - Merasa bingung
berhubungan  Krisis maturasional
individu
dengan krisis - Merasa khawatir  Ancaman terhadap
terhadap objek
situasional dengan akibat dari konsep diri
yang tidak jelas
kondisi yang  Ancaman terhadap
dan spesifik
dihadapi kematian
akibat antisipasi
bahya yang - Sulit berkonsentrasi  Kekhawatiran
memungkinkan  Objektif : mengalami kegagalan
individu 1. Tampak gelisah  Disfungsi sistem
melakukan 2. Tampak tegang keluarga
tindakan untuk 3. Sulit tidur  Hubungan orang tua-
menghadapi anak tidak
ancaman. Minor memuaskan
 Subjektif :  Fakto keturunn (mis
1. Mengelu temperamen mudah
h pusing teragitasi sejak lahir)
2. Anoreksi  Penyalahgunaan zat
a  Terpapar bahaya
3. Palpitasi lingkungan (mis.
4. Merasa Toksin, polutan, dll)
tidak berdaya  Kurang terpapar
 Objektif : informasi
1. Frekuensi napas
meningkat
2. Fruekensi nadi
meningkat
3. Tekanan darah
meningkat
4. Diaphoresis
5. Tremor
6. Muka tampak
pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata
buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi
pada masa lalu
1 5 (D. 0142) Berisiko  Penyakit kronis (mis.
mengalami Diabetes militus)
Resiko infeksi  Efek prosedur invasif
peningkatan
berhubungan  Malnutrisi
terserang
dengan  Peningkatan paparan
organisme
ketidakadekuatan organisme pathogen
patogenik.
pertahanan tubuh lingkungan
sekunder.  Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
primer :
- Gangguan
peristaltic
- Kerusakan
integritas kulit
- Perubahan sekresi
pH
- Penurunan kerja
sillaris
- Ketuban pecah
lama
- Ketuban pecah
sebelum waktunya
- Merokok
- Statis cairan tubuh
 Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
sekunder :
- Penurunan
hemoglobin
- Imonosupresi
- Leukopenia
- Supresi respon
inflamasi
- Vaksinasi tidak
adekuat

3. Rencana Tindakan Keperawatan

NO. Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


DX Kepererawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 (D. 0009) (L.02011) Perfusi perifer (I.02079)
Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi
efektif berhubungan keperawatan selama
Observasi :
dengan penurunan 3x24jam diharapkan
- Periksa sirkulasi perifer (mis.
kosentrasi keadekuatan aliran darah
Nadi perifer, edema, pengisian
hemoglobin pembuluh darah distal untuk
kapiler, warna, suhu, ancle-brachial
menunjang fungsi jaringan
index)
meningkat dengan kriteria
- Identifikasi faktor resiko
hasil :
gangguan sirkulasi (mis. Diabetes
 Denyut nadi perifer militus, perokok, orang tua,
meningkat (5) hipertensi, kadar kolesterol tinggi)
 Penyembuhan luka - Monitor panas, kemerahan,
meningkat (5) nyeri, bengkak pada ekstermitas
 Sensasi meningkat (5)
 Warna kuli pucat Terapuetik :
menurun (5) - Hindari pemasangan infus
 Edema perifer menurun atau pengambilan darah di area
(5) keterbatasan perfusi
 Parastesia menurun (5) - Hindari pengukuran tekanan
 Kelemahan otot darah pada ekstermitas dengan
menurun (5) keterbatasan perfusi
 Kram otot menurun (5) - Hindari penekanan dan
 Bruit femoralis menurun pemasangan tourniquet pada area
(5) yang cedera
 Nekrosis menurun (5) - Lakukan pencegahan infeksi
 Pengisian kapiler - Lakukan perawatan kaki dan
membaik (5) kuku
- Lakukan hidrasi
 Akral membaik (5)
 Turgor kulit membaik
Edukasi :
(5)
- Anjuran berhenti merokok
 Tekanan darah sistolik - Anjurkan berolahraga rutin
membaik (5) - Anjurkan mengecek air mandi
 Tekanan darah diastolic untuk menghindari kulit
membaik (5) terbakar
 Tekanan arteri rata-rata - Anjurkan menggunakan obat
membaik (5) penurun tekanan darah,
 Indeks ancle-brachial antikoagulan, dan penurun
membaik (5) kolesterol, jika perlu
- Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
- Anjurkan menghindari
penggunaan obat penyekat
beta
- Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
(mis. Rendah lemak jenuh,
minyak ikan omega 3)
- Informasikan tanda gejala
darurat yang harus dilaporkan
(mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)
2 (D. 0019) (L.03030) status nutrisi (I.03119)
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
berhubungan keperawatan selama
Observasi :
dengan kurangnya 3x24jam diharapkan
1. Identifikasi status nutrisi
asupan makanan keadekuatan asupan nutrisi
2. Identifikasi alergi dan
untuk memenuhi kebutuhan
intoleransi makanan
metabolism membaik
3. Identifikasi makanan yang
dengan kriteria hasil :
disukai
 Porsi makan yang 4. Identifikasi kebutuhan kalori
dihabiskan meningkat dan jenis nutrient
(5) 5. Identifikasi perlunya
 Kekuatan otot penggunaan selang nasogatrik
pengunyah meningkat 6. Monitor asupan makanan
(5) 7. Monitor berat badan
 Kekuatan otot menelan 8. Monitor hasil pemeriksaan
meningkat (5) laboratorium
 Serum albumin Terapuetik :
meningkat (5) 1. Lakukan oral hygiene sebelum
 Verbalisasi keinginan makan, jika perlu
untuk meningkatkan 2. Fasilitasi menentukan
nutrisi meningkat (5) pedoman diit (mis. Piramida
 Pengetahuan tentang makanan)
pemilihan makanan 3. Sajikan makanan secara
yang sehat meningkat menarik dan suhu yang sesuai
(5) 4. Berikan makanan tinggi serat
 Pengetahuan tentang untuk mencegah kontipasi
pemilihan minuman 5. Berikan mkanan tinggi kalori
yang sehat meningkat dan tinggi protein
(5) 6. Berikan suplemen makanan,
 Pengetahuna tentang jika perlu
standar asupan nutrisi 7. Hentikan pemberian makan
yang tepat meningkat melalui selang nasogatrik jika
(5) asupan oral dapat ditoleransi
 Penyiapan dan
penyimpanan makanan Edukasi :
yang aman meningkat 1. Anjurkan posisi duduk, jika
(5) mampu
 Sikap terhadap 2. Ajarkan diet yang
makanan/minuman diprogramkan
sesuai dengan tujuan
kesehatan meningkat (5) Kolaborasi :
 Perasaan cepat kenyang
1. Kolaborasi
menurun (5)
pemberian medikasi sebelum
 Nyeri abdomen menurun makan (mis. Pereda nyeri,
(5) antlmetik) jika perlu
 Sariawan menurun (5) 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
 Rambut rontok menurun untuk menentukan jumlah
(5) kalori dan jenis nutrient yang
 Diare menurun (5) dibutuhkan, jika perlu
 Berat badan membaik
(5)
 Indeks masa tubuh
membaik (5)
 Frekuensi makan
membaik (5)
 Nafsu makan membaik
(5)
 Bising usus membaik
(5)
 Tebal lipatan kulit trisep
membaik (5)
 Membrane mukosa
membaik (5)

(D.0057) Keletihan (L.05046) Tingkat (I.12362) Edukasi


3
b/d kondisi fisiologis Keletihan Aktivitas/Istirahat
setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3 x 24 - Identifikasi kesiapan dan
jam diharapkan kapasitas kemampuan menerima informasi
kerja fisik dan mental yang
tidak pulih dengan istirahat
Terapeutik
menurun dengan kriteria
- Sediakan materi dan media
hasil :
pengaturan aktivitas dan istirahat
- Verbalisasi kepulihan
- Jadwalkan pemberian pendidikan
energi meningkat (5)
kesehatan sesuai kesepakatan
- Verbalisasi lelah
- Berikan kesempatan pada pasien
menurun (5)
dan keluarga untuk bertanya.
- Gelisah menurun (5)
- Selera makan membaik Edukasi
(5) - Jelaskan pentingnya melakukan
- Pola istirahat membaik aktivitas fisik/olahraga secara
(5) rutin
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
- Anjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
- Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (misal
kelelahan, sesak napas saat
aktivitas)
- Ajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan

(I. 05178) Manajemen energy


Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan
emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas

Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (misal cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak
pasif dan atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan

Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
4 (D. 0080) (L.09093) tingkat ansietas (I.09314)
Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas
berhubungan keperawatan selama
Observasi :
dengan krisis 3x24jam diharapkan kondisi
1. Identifikasi saat tingkat
situasional emosi dan pengalaman
ansietas berubah (mis.
subyektif terhadap objek
Kondisi, waktu, stressor)
yang tidak jelas dan spesifik
2. Identifikasi kemampuan
akibat antisipasi bahaya
mengambil keputusan
yang memungkinkan
3. Monitor tanda-tanda ansietas
individu melakukan
(verbal dan nonverbal)
tindakan untuk menghadapi
ancaman menurun dengan
kriteria hasil : Terapuetik :
 Verbalisasi kebingungan 1. Ciptakan suasana terapeutik
menurun (5) untuk menumbuhkan
 Verbalisasi khawatir kepercayaan
akibat kondisi yang 2. Temani pasien untuk
dihadapi menurun (5) mengurangi kecemasan, jika
 Perilaku gelisah memungkinkan
menurun (5) 3. Pahami situasi yang membuat
 Perilaku tegang ansietas
menurun (5) 4. Dengarkan dengan penuh
 Keluhan pusing perhatian
menurun (5) 5. Gunakan pendekatan yang
 Anoreksia menurun (5) tenang dan meyakinkan
6. Tempatkan barang pribadi
 Palpitasi menurun (5)
yang memberikan kenyaman
 Frekuensi pernapasan
7. Motivasi modifikasi situasi
menurun (5)
yang memicu kecemasan
 Frekuensi nadu menurun 8. Diskusikan perencanaan
(5) realistis tentang peristiwa yang
 Tekanan darah menurun akan datang
(5)
 Diaphoresis menurun (5) Edukasi :
 Tremor menurun (5) 1. Jelaskan prosedur,
 Pucat menurun (5) termasuk sensasi yang
 Konsentrasi membaik mungkin dialami
(5) 2. Informasikan secara
 Pola tidur membaik (5) factual mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
 Perasaan keberdayaan
3. Anjuran keluarga
membaik (5)
untuk tetap bersama pasien,
 Kontak mata membaik
jika perlu
(5)
4. Anjurkan melakukan
 Pola berkemih membaik kegiatan yang tidak
(5) kompetitif, sesuai kebutuhan
 Orientasi membaik (5) 5. Anjurkan
mengungkapkan perasaan dan
persepsi
6. Latih kegiatan
pengalihan untuk megurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan diri
yang tepat
8. Latih tehnik relaksasi

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
5 (D. 0142) (L.14137) tingkat infeksi (I.14539)
Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi
berhubungan keperawatan selama
Observasi :
dengan 3x24jam diharapkan derajat
1. Monitor tanda dan gejala
ketidakadekuatan infeksi berdasarkan
infeksi local dan sistemik
pertahanan tubuh observasi atau sumber
sekunder. informasi menurun dengan
kriteria hasil : Terapuetik :
 Kebersihan tangan 1. Batasi jumlah pengunjung
meningkat (5) 2. Berikan perawatan kulit pada
 Kebersihan badan area edema
meningkat (5) 3. Cuci tangan sebelum dan
 Nafsu makn meningkat sesudah kontak dengan pasien dan
(5) lingkungan pasien
 Demam menurun (5) 4. Pertahankan tehnik aseptic
 Kemerahan menurun (5) pada pasien beresiko tinggi
 Nyeri menurun (5)
Edukasi :
 Bengkak menurun (5)
1. Jelaskan tanda dan
 Vesikel menurun (5)
gejala infeksi
 Cairan berbau busuk 2. Ajarkan cara mencuci
menurun (5) tangan dengan benar
 Sputum berwarna hijau
menurun (5) 3. Ajarkan etika batuk
 Drainase purulent 4. Ajarkan cara
menurun (5) memeriksa kondisi luka atau
 Periode malaise luka operasi
menurun (5) 5. Ajarkan meningkatkan
 Periode menggigil asupan nutrisi
menurun (5) 6. Ajarkan meningkatkan
 Letargi menurun (5) asupan cairan
 Gangguan kognitif
menurun (5) Kolaborasi :
 Kadar sel darah putih 1. Kolaborasi pemberian
membaik (5) imunisasi, jika perlu
 Kultur darah membaik
(5)
 Kultur urine membaik
(5)
 Kultur sputum membaik
(5)
 Kultur area luka
membaik (5)
 Kultur feses membaik
(5)

4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Suarni & Apriyani,
2017)
5. Evaluasi
Menurut Craven dan Hirnle (2000), Evaluasi didefinisikan sebagai
keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan
keperawatanklien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang
tampil.
DAFTAR PUSTAKA

Yogyakarta: Mecomedika. Doenges, M. E. (2000). Rencana Asuhan

KeperawatanPedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian

Perawatan Pasien. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Irianto, Koes. (2015). Memahami Berbagai Macam Penyakit. Bandung: Alfabeta

Kardiyudiani, K.N dan Susanti, Dwi. (2019). Keperawatan Medikal Bedah I. Yogyakarta:

PT. Pustaka Baru.

Yogyakarta: Mecomedika. Nurjannah, I. (2005). Aplikasi Proses Keperawatan.

Yogyakarta: MocoMedika.

Oehadian, Amaylia. (2012). Pendekan Klinis dan Dianosis Anemia. Volume 39. Nomor 6.

PPNI, T.P. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan

Pengurus Pusat.

Saputra, L.D. (2013). Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang Selatan: Binarupa Aksara.

Suarni, L. & Apriyani, H. (2017). Metodologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Panasea.

Wijaya dan Putri. (2013). KMB II Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa.

Yogyakarta: Nuha Medika.


Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi

dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : ANEMIA

KASUS : Seorang laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas, pusing, mual, nafsu
makan menurun, BAB dan BAK lancar. Lima hari sebelum masuk RS keluarga mengatakan pasien
tampak lebih pucat, pasien mengeluh pusing, lemah, tidak ada muntah, nafsu makan mulai
menurun. Pasien mengatakan ketika habis duduk dan berdiri maka mata terasa berkunang-kunang.
Kesadaran CM (GCS: 14/ E:4, V: 4, M: 6), RR 24x /menit, Nadi 90x /menit, Suhu 36,8 C, TD
150/90 mmHg. Dengan anggota keluarga memiliki riwayat kesehatan yang sama. Pasian bekerja
sebagai pedagang sayur-sayuran di pasar dekat rumah bersama istrinya. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan hasil laboratorium leukosit 9,0 eritrosit 2,89 HB 4,2 hematokrit 15,5 MCV
76,3 MCH 19,2 MCHC 25,6 trombosit 570 dan RDW-CV 14,4 %. Pasien mengatakan jika sakit
jarang pergi ke Puskesmas dan sering mengkonsumsi kopi.

I. BIODATA

Identitas pasien
Initial pasien : Tn. A
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTA
Usia : 60 th
No. RM : 000000
Jenis kelamin : Laki-laki
Tgl pengkajian : 30.01.2021
Agama : Islam
Status pernikahan : Kawin

Penanggung jawab
Initial : Ny. I
Usia : 58 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub dg pasien : Istri

II. KELUHAN UTAMA


Pada saat dilakukan pengkajian, pasien mengeluh merasa lemas dan tidak bertenaga.

III. RIWAYAT KESEHATAN


Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan lemas, pusing, mual, nafsu makan menurun, BAB dan
BAK lancar. Lima hari sebelum masuk RS keluarga mengatakan pasien tampak lebih pucat,
pasien mengeluh pusing, lemah, tidak ada muntah, nafsu makan mulai menurun. Pasien
mengatakan ketika habis duduk dan berdiri maka mata terasa berkunang-kunang. Kesadaran
CM (GCS: 14/ E:4, V: 4, M: 6), RR 24x /menit, Nadi 90x /menit, Suhu 36,8 C, TD 150/90
mmHg.

Riwayat kesehatan dahulu


Pasien mengatakan tidak pernah dirawat sebelumnya.

Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga mengatakan ada anggota keluarga yang menderita gejala penyakit yang sama
dengan pasien.

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran CM (GCS: 14/ E:4, V: 4, M: 6)
Pernafasan 24 x/ Menit
Nadi 90 x/ menit
Suhu 36,8 0C
Tekanan Darah 150/90 mmHg
HEAD TO TOE
Kepala bentuk mesochepal
Rambut beruban, lurus, tidak berketombe dan kulit kepala
tidak ada luka.
Mata konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, lapang
pandang masih cukup bagus
Hidung bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut mukosa lembab, bibir pucat, tidak ada stomatitis.
Telinga bentuk simetris, tidak ada serumen
Leher tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Abdomen Bising usus positif, tidak ada edema dan pembesaran
lambung, tidak ada nyeri tekan
EKTREMITAS
Atas Terpasang infus RL pada tangan kiri, pergerakan
Terbatas
Bawah Tidak ada oedema, tidak ada varises, pergerakan terbatas
Kulit Kulit tampak keriput, turgor kulit lebih dari 2detik, akral
dingin, capillary refill time > 3 detik
POLA FUNGSIONAL
Pasien mengatakan bahwa dia sedang mengalami anemia. Pasien mengatakan jika sakit jarang
pergi ke Puskesmas dan sering mengkonsumsi kopi.
PEMELIHARAAN KESEHATAN
NUTRISI
Sebelum Sakit Makan: frekuensi 3x/hari dengan nasi dan lauk pauk
dengan setengah piring.

Minum: frekuensi 8 gelas/hari.


Selama Sakit Makan: selama mengalami sakit, pola makan pasien
menjadi tidak teratur dengan porsi sedikit. Pasien hanya
makan 4 sendok dan tidak mau makan buah. Saat dikaji
porsi makan pasien mulai bertambah dengan ditandai
makanan pasien sisa sedikit.

Minum: keluarga pasien mengatakan dalam sehari pasien


minum hanya 4 gelas.
POLA ELIMINASI
Sebelum Sakit BAB 1x/hari dengan konsistensi lunak dan warna khas.

BAK 5-7x/hari dengan warna kuning dan bau yang khas


Selama Sakit BAB 1x/hari dengan konsistensi lunak dan warna khas.

BAK 4x/hari dengan warna kuning dan bau yang khas


POLA AKTIFITAS
Sebelum Sakit Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit
melakukan semua aktivitas secara mandiri baik makan
atau minum, mandi, toileting, berpakaian. mobilitas,
berpindah dan ambulasi.
Selama Sakit Pasien mengatakan bahwa selama sakit semua aktivitas
dilakukan dengan bantuan.
POLA KOGNITIF
Penglihatan Tidak menggunakan kacamata, lapang pandang
pasien masih bagus.
Pendengaran pendengaran pasien masih jelas ditandai dengan pasien
masih dapat menjawab pertanyaan dengan jelas
Pengecap pasien masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit,
asam dan asin dengan baik
Sensasi pasien masih dapat membedakan panas, dingin, sakit
maupun nyeri
Sensori Pasien masih mampu berbicara dengan baik, tetapi dalam
menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan. Keluarga pasien mengatakan pasien sering
mengalami kelupaan atau demensia
POLA ISTIRAHAT
Sebelum Sakit Pasien sebelum dirawat mengalami tidak mengalami
gangguan tidur. Pasien tidur jam 20.00 WIB-05.00.
Selama Sakit Semenjak sakit, pola tidur pasien mengalami perubahan
dari jam 12.00 WIB-03.00 dan siang tidak tertidur. Selama
dirawat pola tidur pasien mengalami perbaikan kembali
dari jam 22.00-04.00 WIB
POLA KONSEP DIRI
Gambaran Diri Pasien merasa bersyukur dengan anugrah yang Tuhan telah
berikan kepadanya karena anggota badannya tidak
mengalami kecacatan.
Identitas Diri Pasien adalah seorang laki-laki, dan pasien mengatakan
merasa puas dengan keadaannya.
Peran Pasien berperan sebagai seorang suami dan kakek. Pasien
memiliki 4 orang anak laki-laki dan memiliki 1 orang cucu.
Ideal Diri Pasien mengatakan bahwa walaupun Pasien sudah tua,
tetapi Pasien harus tetap bersemangat sehingga dapat tetap
bermanfaat dan melakukan aktivitas secara mandiri.
Harga Diri Pasien tidak merasa malu karena menderita penyakit
anemia mikrositik.
POLA PERAN DAN HUBUNGAN
Pola Peran Dan Hubungan Selama dirawat di rumah sakit pasien ditunggu oleh anak
dan menantunya.
POLA REPRODUKSI DAN SEKSUAL
Pola Reproduksi Dan Seksual Pasien berjenis kelamin laki-laki
POLA PERTAHAN DIRI/KOPING
Pola Pertahanan Diri/Koping Pasien mengatakan jika ada masalah keluarga,
menyelesaikannya dengan cara musyawarah.
POLA KEYAKINAN DAN NILAI
Pola Keyakinan Dan Nilai Pasien mengatakan bahwa pasien beragama Islam, sebelum
sakit pasien melakukan ibadah dengan baik seperti sholat
lima waktu. Selama di rawat pasien tidak melaksanakan
ibadah sama sekali karena pasien terpasang infus dan
keterbatsan fisik

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium
PEMERIKSAAN Nilai Normal HASIL
3
Leukosit 4,8-10,8 9,0 (10 /uL)
Eritrosit 4,2-10,8 2,89 (106/uL)
Hemoglobin 12-16 gr/dL 4,2 (g/dL)
Hematokrit 37-47 (%) 15,5 (%)
MCV 79-99 (fL) 76,3 (fL)
MCH 27-31(pg) 19,2 (pg)
MCHC 33-37 (g/dL) 25.6 (g/dL)
Trombosit 150-450 (103/uL) 570 (103/uL)
RDW-CV 11,5-14,5 (%) 14,4 (%)

Analisa Data

No. Data Fokus Etiologi Masalah


1. DS : Anemia
Perfusi jaringan
- Pasien mengeluh lemah perifer tidak efektif
dan tidak bertenaga Penurunan HB

- Keluarga pasien Komparten sel


mengatakan pergerakan penghantar oksigen/zat
pasien dibantu karena nutrisi ke sel berkurang
pasien mengeluh lemah
Perfusi jaringan perifer
DO : tidak efektif

-Pasien tampak pucat


-Warna kulit tampak putih
pucat
-Pasien tampak lemah
-Konjungtiva anemis
-Akral pasien teraba dingin
-Capilary Refiil Time : > 3
detik
-Hasil laboratorium :
Hematokrit = 20,1 % (N :
37 % - 47% ) (menurun)
HB = 5,8 gr/ dL (N : 12-16
gr/dL) (menurun)
-Tanda Tanda Vital :
- TD = 150/90 mmHg,
Suhu = 36,8 0 C
- Nadi = 90x/menit
- RR = 24 x/menit
2. DS : Anemia
- Pasien mengatakan merasa Keletihan
lemas Berkurangnya HB dalam
darah
DO :
- Usia pasien 60 th Viskositas darah
- Pasien tampak pucat menurun
-Pasien tampak lemah Resstensi aliran darah
-Konjungtiva anemis perifer

-Akral pasien teraba dingin


Penurunan transport
-Capilary Refiil Time : > 3
oksigen ke jaringan
detik
-Hasil laboratorium : Hipoksia, pucat, lemah

Hematokrit = 20,1 % (N : keletihan


37 % - 47% ) (menurun)
HB = 5,8 gr/ dL (N : 12-16
gr/dL) (menurun)
-Tanda Tanda Vital :
- TD = 150/90 mmHg,
Suhu = 36,8 0 C
- Nadi = 90x/menit
- RR = 24 x/menit

Diagnosis Keperawatan

1. (D.0009) Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan

konsentrasi hemoglobin

2. (D.0057) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis: anemia


Intervensi Keperawatan

NO. Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


DX Kepererawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 (D. 0009) (L.02011) Perfusi perifer (I.02079) Perawatan Sirkulasi
Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan tindakan Observasi :
efektif berhubungan keperawatan selama 1x24jam - Periksa sirkulasi perifer (mis.
dengan penurunan diharapkan keadekuatan aliran Nadi perifer, edema, pengisian kapiler,
kosentrasi darah pembuluh darah distal warna, suhu, ancle-brachial index)
hemoglobin untuk menunjang fungsi - Identifikasi faktor resiko
jaringan meningkat dengan gangguan sirkulasi (mis. Diabetes
kriteria hasil : militus, perokok, orang tua, hipertensi,
 Warna kuli pucat menurun kadar kolesterol tinggi)
(5) - Monitor panas, kemerahan,
 Kelemahan otot menurun nyeri, bengkak pada ekstermitas
(5)
 Akral membaik (5) Terapuetik :
 Turgor kulit membaik (5) - Hindari pemasangan infus atau
 Tekanan darah sistolik pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
membaik (5)
 Tekanan darah diastolic - Hindari pengukuran tekanan
membaik (5) darah pada ekstermitas dengan
keterbatasan perfusi
- Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada area yang
cedera
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki dan
kuku
- Lakukan hidrasi

Edukasi :
- Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah secara teratur
- Informasikan tanda gejala
darurat yang harus dilaporkan
(mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)
(D.0057) Keletihan (L.05046) Tingkat (I.12362) Edukasi
2.
b/d kondisi fisiologis Keletihan Aktivitas/Istirahat
setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 1 x 24 - Identifikasi kesiapan dan
jam diharapkan kapasitas kemampuan menerima informasi
kerja fisik dan mental yang
tidak pulih dengan istirahat
Terapeutik
menurun dengan kriteria - Sediakan materi dan media
hasil : pengaturan aktivitas dan istirahat
- Verbalisasi kepulihan - Jadwalkan pemberian pendidikan
energi meningkat (5) kesehatan sesuai kesepakatan
- Verbalisasi lelah - Berikan kesempatan pada pasien
menurun (5) dan keluarga untuk bertanya.
- Selera makan membaik
Edukasi
(5)
- Jelaskan pentingnya melakukan
- Pola istirahat membaik
aktivitas fisik/olahraga secara
(5)
rutin
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
- Anjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
- Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (misal
kelelahan, sesak napas saat
aktivitas)
- Ajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan

(I. 05178) Manajemen energy


Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan
emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas

Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (misal cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak
pasif dan atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan.

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

NO IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


DX.
1
Observasi : S:
- Mengobservasi sirkulasi perifer (Nadi
perifer, edema, pengisian kapiler, warna, - Klien mengatakan ssudah tidak begitu
suhu, ancle-brachial index) lemas
- Mengidentifikasi faktor resiko
gangguan sirkulasi O:
- Monitoring panas, kemerahan, nyeri,
bengkak pada ekstermitas - TD 120/90 mmHg
Hasil : tidak ada sensasi panas, - Nadi: 80x/menit,
kemerahan, nyeri, dan bengkak
- RR: 20x/menit INDAH .S
Terapuetik :
- Menghindari pemasangan infus atau - suhu: 37,1oC.
pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi - Pasien kooperatif dan mau diajak
- Menghindari pengukuran tekanan darah berdiskusi bersama tentang
pada ekstermitas dengan keterbatasan perfusi
masalah kelemahan otot
- Menghindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada area yang cedera - HB : 10,7 mg/Dl
- Melakukan pencegahan infeksi - Warna kuli pucat menurun (5)
- Melakukan perawatan kaki dan kuku - Kelemahan otot menurun (5)
- Melakukan hidrasi - Akral membaik (5)
- Turgor kulit membaik (5)
Edukasi : - Tekanan darah sistolik membaik
- Menganjurkan berolahraga rutin (5)
- Menganjurkan menggunakan obat - Tekanan darah diastolic membaik
penurun tekanan darah, antikoagulan, (5)
dan penurun kolesterol, jika perlu
- Menganjurkan minum obat pengontrol
A: Masalah teratasi sebagian
tekanan darah secara teratur
P : Intervensi dilanjutkan.
2. Observasi :
- Mengidentifikasi kesiapan dan S:
kemampuan menerima informasi - Klien mengatakan sudah tidak begitu
lemah
Terapeutik O:
- Menyediakan materi dan media - Tekanan daran 120/90 Hg.
pengaturan aktivitas dan istirahat - Nadi: 80x/menit,
- Menjadwalkan pemberian pendidikan
- RR: 20x/menit
kesehatan sesuai kesepakatan INDAH .S
- Memberikan kesempatan pada pasien dan - suhu: 37,1 C.
keluarga untuk bertanya. - Klien kooperatif dan mau diajak
berdiskusi bersama
Edukasi tentang masalah kelemahan otot
- Menjelaskan pentingnya melakukan - Klien mampu berlatih
aktivitas fisik/olahraga secara rutin
memenuhi kebutuhan secara
- Menganjurkan terlibat dalam aktivitas
mandiri
kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya - Hb : 10,7 mg/dL
- Menganjurkan menyusun jadwal aktivitas - Verbalisasi kepulihan energi
dan istirahat meningkat (5)
- Mengajarkan cara mengidentifikasi - Verbalisasi lelah menurun (5)
kebutuhan istirahat (kelelahan, sesak - Selera makan membaik (5)
napas saat aktivitas) - Pola istirahat membaik (5)

Observasi A: Masalah teratasi sebagian


- Monitoring kelelahan fisik dan emosional P : Intervensi dilanjutkan.
- Monitoring pola dan jam tidur
- Monitoring lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas

Terapeutik
- Menyediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
- Melakukan latihan rentang gerak pasif
dan atau aktif
- Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Memfasilitasi duduk disisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau berjalan

Edukasi
- Menganjurkan tirah baring
- Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Menganjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
- Mengajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

Kolaborasi
Melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan.

Anda mungkin juga menyukai