Anda di halaman 1dari 31

BAB I

Ruang Lingkup Perkembangan Bioteknologi


Soal
1. Setelah anda mengetahui perkembangan bioteknologi pada saat ini, carilah artikel
artikel yang berkaitan dengan bioteknologi. Analisis artikel ersebut dan buat dalam
laporan tertulis kemudian presentasikan hasilnya.
Jawaban :
1.1. Artikel

Doel bedul uwoh


FOLLOW
Kesehatan

Produk dan Perkembangan Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan


dan Farmasi
25 November 2018   07:36 Diperbarui: 25 November 2018   07:55 5875 0 0

sumber foto : tubasmedia.com

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

seiringnya kemajuan teknologi, kini pembuatan obat-obatan dalam kesehatan mengalami


perkembangan, dan tahu kah kamu bahwa teknologi mempunyai peran penting dalam dunia
keshatan dan farmasi. kali ini saya akan menjelaskan tentang produk dan perkembangan
bioteknologi dengan kesehatan dan farmasi, Langsung simak saja penjelasan berikut.

pertama tama saya akan menjelaskan tentant prinsip-prinsip bioteknologi.

Prinsip- Prinsip Bioteknologi

Bioteknologi berasal dari istilah Latin, Bio (hidup), Teknos (Teknologi = Penerapan), Logos


(ilmu). Bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip biologi. Secara
lengkap, Bioteknlogoi diartikan sebagai cabang biologi yang mempelajari penggunaan
organisme dengan bantuan teknologi untuk pengadaan barang dan pelayanan bagi
kepentingan manusia.

Objek kajian dan aplikasi bioteknologi melalui produksi makanan yang di fermentasi, bahan
kimia berupa antibiotik, enzim, etanol, asam cuka, asam sitrat, hingga produksi energi seperti
biogas, fiksasi nitrogen dn penemuan minyak. Saat ini, aplikasi bioteknologi tidak hanya
pada mikroorganisme saja namun, pada tumbuhan dan hewan

Agen biologi yang dimaksud antara lain katalisator biologi yang diperoleh dari sel hewan, sel
tumbuhan, dan sel mikroorganisme. Pengolahanya mengacu pada proses yang melibatkan
agen biologi, sediaan, dan bahan hasil kegiatan biologi. Bahan yang dimaksudkan antara lain
bahan anorganik dan bahan organik. 

Adapun yang dimaksud dengan produk atau jasa ialah produk industri berupa pangan,
minuman, obat-obatan, senyawa biokimia, dan pengelolahan limbah industri. Konsep yang
menedasari bioteknologi, antara lain sebagai berikut :

Penggunaan mikroorganisme, anatara lain dalam fermentasi dan pembuatan vaksin

Pembasaran dan radiasi

Inseminasi buatan dengan pemilihan bibit unggul.

Kultur jaringan, yaitu suatu teknik penanaman sebagian organ atau jaringan dalam suatu
medium tertentu
Rekayasa genetic, yaitu teknik pengendalian ge-gen untuk mendapatkan sifat yang
diinginkan, termasuk didalamnya, transplantasi gen, transplantasi nucleus, dan cloning

Jenis-Jenis Dan Perkembangan Bioteknologi

      Penerapan Bioteknologi sudah dilakukan sejak dulu, misalnya dalam pembuatan makanan
fermentasi dan pembuatan obat. Makanan dan minuman hasil fermentasi seperti tempe, tape,
bir, yoghurt, dan cuka. Dengan bioteknologi dihasilkan obat-obatan, seperti vaksi hepatitis,
antibiotic dan hormone insulin. Tahun 1767, Edward Jenner menghasilkan vaksin penyakit
cacar.

Pada Saat ini, bioteknologi dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit seseorang secara
dini. Boteknologi sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu bioteknologi sederhana
(konvesional) dan bioteknologi modern

1. Bioteknologi Konvesional

Bioteknologi konvesional merupakan biologi yang menggunakan organisme atau mikroba


untuk menghasilkan sutau senyaman kimia atau produk dengan aktivitas-aktivitas mikroba
dan belum menggunakan enzim

Berikut ini contoh dari bioteknologi konvesinal atau tradisional di bidang kesehatan, antara
lain sebagai berikut :

Vaksin merupakan mikroorganisme yang toksinnya dimatikan dan dapat bermanfaat untuk
mengingkatkan imunitas.

Antibiotic, merupakan hasil isolasi dari bakteri dan jamur yang dapat dimanfaatkan untuk
pengobatan.

2. Bioteknologi Moderen

Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang memanfaatkan biologi molekuler dan sel
untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia, contoh-contoh bioteknologi
moderen.
a. Rekayasa genetika

Merupakan upaya untuk mengadakan modifikasi gen pembawa sifat dan pengatauran
repoduksi sehingga generasi berikutya mempunyai sifat-sifat gen seperti yang diinginka.
Dengan teknologi rekayasa genetik terjadilah revolusi gen dan revoludi bioteknologi yang
menyentuh berbagai bidang seperti pangan, indsutri, dan obat-obatan. Penerapan teknologi
rekayasa genetic yang digunakan antara lain DNA rekomendasi (DNA hasil rekayasa
genetic), fusi (Penggabungan) sel, dan fusi proroplasma.

1. Teknologi plasmida

Transplantasi gen atau penyisipan gen atau teknologi plasmida adalah penyisipan gen
organisme satu ke genom organisme lain, dengan tujuan untuk produksi suatu dalam skala
besar atau cepat, untuk terapi medis, atau untuk mengatasi masalah lingkungan.

Misalnya diperlukan hormon insulin dalam skala besar. Manusia mempunyai keterbatasan
dalam memperoduksi hormon tersebut. Dicari organisme inang yang dapat berproduksi
dengan DNA-nya pendek. Organisme tersebut adalah bakteri plasmid. Dilakukan upaya
untuk menyisipkan gen yang menghasilkan protein yang membentuk insulin ke dalam
plasmid DNA penentu hormone mengandung basa nitrogen yang sama dengan DNA bakteri.

2. Teknologi hibridoma

sumber foto : v-dvinsk.info


Teknologi hibridoma meliputi penggabungan dua sel jaringan atau organisme yang berbeda menjadi
satu sel hibrid. Salah satu syarat sel yang disatukan adalah bahwa sel memiliki kemampuan untuk
cepat membelah. Sel semacam itu dijumpai pada sel-sel kanker (oma = kanker, hybrid = campuran,
gabungan dua sel) Teknik hibridoma mampu mengasilkan antibodi monoklonial. 

Antibody monoklanial adalah suatu antibodi yang berfungsi untuk melawan atau antigen
tertentu saja. hal ini serupa antibodi konvesional yang diperoleh melalui darah hewan yang
diimunisasikan, yang dapat dapat tercemar oleh multiklonial antibodi dengan kekhususan
yang tidak diinginkan. Cara konvesional menghasilkan antibodi multiklonal karena antibodi
dalam tubbuh hewan diimunisasi

3. Kloning

sumber foto ; Dokpri


Proses kloning merupakan suatu bentuk reporduksi aseksual. Kata klon berasal dari kata yunani
kuno, yaitu klon artinya, ranting atau cangkokan dalam teknik cloning ini suatu organisme diproduksi
dari satu sel tunggal yang diambil dari tubuh induknya (misalnya tanaman atau hewan). Sel tunggal
ini merupakan sel tubuh, bukan sel kelamin, yang mengandung dua perangkat kromosom (2n).

Peranan Mikroorganisme dalam Bioteknologi

1. Pemanfaatan Mikroorganisme sebagai Obat


Mikroorganisme merupakan agen yang dapat membantu bidang pengobatan. Mikroorganisme
tersebut misalnya digunakan untuk membuat antibiotic dan vaksin.

Vaksin

Pembuatan vaksin dilakukan dengan rekayasa genetic. Pada masa ini berjuta-juta orang
melakukan vaksinisasi terutama bagi anak-anak yang masih kecil. Vaksin telah membantu
dalam pencegahan serangan penyakit. Vaksin berasal dari mikroorganisme yang telah
dilemahkan atau dimatikan. Vaksin pada umumnya dimasukkan dengan suntikan atau oral ke
dalam tubuh manusia agar aktif melawan mikroorganisme tersebut. Cobtohnya, vaksin
disentri, tetanus, dan lain lain

Antibiotik

Antibiotik merupakan senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu atau dibuat
secara semisitetis. Antibiotic berguna menghambat atau membunuh pertumbuhan kuman
penyebab penyakit. Antibiotik pertama yang ditemukan adalah antibiotic yang dihasilkan dari
jamur penicillum notatum.

Salah satu contoh antibiotic adalah Penisilin. Penisilin adalah antibiotic yang ampuh
melewati infeksi yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus. Antibiotic lainnya yang
sekarang banyak dipakai adalah antibiotic yang berasal dari genus Streptomyces. Antibiotic
yang termasuk kelompok ini adalah streptomycin dan tetracycline.  Antibiotik tersebut sangat
ampuh melawan bakteri Tuberculosis.  Berikut beberapa jenis antibiotic tersebut

Penicillin

Penicilin ini dapat menghambat infeksi dengan mencegah terbentuknya dinding sel bakteri
sehingga tidak membahayakan sel manusia. Jadi, apabila anda sakit yang disebabkan oleh
bakteri atau virus, maka penggunaan antibiotic ini tidak ada gunanya

Komponen utama pencilin adalah pensilin G yang dapat diubah menjadi bentuk yang lain.
Penicillin G terdegrasi oleh asam lambung sehingga penicillin diberikan melalui sutikan. Ada
juga jenis penicillin yang tidak dapat dipengaruh oleh asam lambung, dapat berupa sirup atau
tablet
2. Tetrasiklin

Tetrasiklin dihasilkan oleh bakteri Streptomycin aureofaciens. Berbagai bentuk tetrasiklin


aktif melawan bakteri yang mempunyai karakter dengan kisaran kurang lebih sama dengan
penisilin. Walau demikian, berkembangya resistensi
(kebalnya kumah terhadap obat) telah mengurangi efektivitasnya antibiotic ini. Tetrasiklin
mengikat kalsium dan diakumulasi dalam tulang dan gigi yang sedang berkembang

3. sefalosporin

Sefalosporin berasal dari jamur Chepalosporium yang ditemukan pada tahun 1984.
Sefalosporin aktif untuk bakteri yang mempunyai karakter dengan kisaran yang kurang lebih
sama dengan penisilin. Sefalosporin terbaru sangat efektif untuk melawan bakteri yang
resisten terhadap penisilin

Refrensi Penulis :

Zulfiani. Juanengsih Nengsih. Noor Fadilah Meiry. 2013. BIOTEKNOLOGI, Ciputat : UIN
Jakarta Press

https://www.academia.edu/9605536/IMPLEMENTASI_BIOTEKNOLOGI_BIDANG_MEDI
S diakses pada hari selasa, 20 november 2018

1.2. Hasil Analisis Artikel

a. Pemgertian
Bioteknologi berasal dari istilah Latin, Bio (hidup), Teknos  (Teknologi = Penerapan),
Logos (ilmu). Bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip
biologi. Secara lengkap, Bioteknlogoi diartikan sebagai cabang biologi yang
mempelajari penggunaan organisme dengan bantuan teknologi untuk pengadaan
barang dan pelayanan bagi kepentingan manusia.
b. Pembagian bioteknologi
Bioteknologi sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu bioteknologi sederhana
(konvesional) dan bioteknologi modern :
1. Bioteknologi Konvesional
Bioteknologi konvesional merupakan biologi yang menggunakan organisme atau
mikroba untuk menghasilkan sutau senyaman kimia atau produk dengan aktivitas-
aktivitas mikroba dan belum menggunakan enzim

2. Bioteknologi Moderen
Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang memanfaatkan biologi
molekuler dan sel untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia,
contoh-contoh bioteknologi moderen.
c. Peranan Mikroorganisme dalam Bioteknologi
1. Pemanfaatan Mikroorganisme sebagai Obat
Mikroorganisme merupakan agen yang dapat membantu bidang pengobatan.
Mikroorganisme tersebut misalnya digunakan untuk membuat antibiotic dan
vaksin.
Vaksin
Vaksin berasal dari mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan.
Vaksin pada umumnya dimasukkan dengan suntikan atau oral ke dalam tubuh
manusia agar aktif melawan mikroorganisme tersebut. Cobtohnya, vaksin disentri,
tetanus, dan lain lain
Antibiotik
Antibiotik merupakan senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu atau
dibuat secara semisitetis. Antibiotic berguna menghambat atau membunuh
pertumbuhan kuman penyebab penyakit.
2. Tetrasiklin
Tetrasiklin dihasilkan oleh bakteri Streptomycin aureofaciens. Berbagai bentuk
tetrasiklin aktif melawan bakteri yang mempunyai karakter dengan kisaran kurang
lebih sama dengan penisilin. Walau demikian, berkembangya resistensi
(kebalnya kumah terhadap obat) telah mengurangi efektivitasnya antibiotic ini.
Tetrasiklin mengikat kalsium dan diakumulasi dalam tulang dan gigi yang sedang
berkembang
3. Sefalosporin
Sefalosporin berasal dari jamur Chepalosporium yang ditemukan pada tahun
1984. Sefalosporin aktif untuk bakteri yang mempunyai karakter dengan kisaran
yang kurang lebih sama dengan penisilin. Sefalosporin terbaru sangat efektif
untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penisilin

BAB II
Mikroorganisme Dalam Bioteknologi

1. Buatlah dengan kata katamu sendiri tentang prosedur kerja pembuatan produk
makanan dari non susu yang menggunakan bantuan mikroorganisme, khususnya yang
berada dekat di lingkungan anda. Buatlah kesimpulanya.?

Jawaban :
1. Salah satu produk makanan non susu adalah nata de coco.
Alat dan bahan Membuat Nata De coco
Alat yang digunakan adalah :
 Panci 1 buah
 Spatula atau pengaduk 2 unit
 Kompor gas 1 unit
 Loyang atau baskom 5-10 unit
 Koran dan tali rafia secukupnya
Bahan yang digunakan adalah
 Buah Kelapa (ambil air kelapa 1 liter)
 Bakteri starter Acetobacter Xylinum
 Asam Cuka
 Gula 100 gram
 Urea 1 gram

Prosedur kerja Pembuatan Nata De Coco


1. Kupas sabut kelapanya, buang batoknya, kemudian belah menjadi dua bagian dan
ambil airnya (pengupasan sabut kelapa bisa menggunakan Mesin Pengupas Sabut
Kelapa)
2. Rebus air kelapa dalam panci selama 3 menit (dalam keadaan mendidih)
3. Tuangkan gula pasir kedalam air kelapa yang mendidih
4. Matikan kompor dan biarkan air kelapa menjadi dingin
5. selanjutnya tuangkan asam cuka sekitar 10 ml kedalam larutan air kelapa hingga
kadar ke asaman sekitar 4,5. Pengukuran Ph bisa menggunakan kertas lakmus.
6. Tambahkan strater bakteri Acetobacter Xylinum kedalam larutan, aduk-aduk
hingga merata
7. Tuangkan adonan ke dalam loyang atau baskom
8. Tutup bahan nata de coco dengan koran dan ikat dengan tali rafia.
9. Simpan dan taroh di dalam rak-rak yang stabil, tidak mudah goyang. dan hindari
goncangan.
10. Tunggu hingga kurang lebih 14 hari agar menjadi nata.
11. Nata De Coco yang jadi, akan membentuk jadi keras, mengikuti pola loyang.
12. Selanjutnya nata de coco yang telah jadi di cuci dengan air dan rendam hingga 2-3
hari
13. Setelah di rendam, kemudian lakukan perebusan dengan air dan gula, tujuannya
agar mengenyal dan manis
14. Iris nata de coco sesuai selera menggunakan pisau dapur atau jika ingin lebih
praktis dan usahanya menjadi besar gunakan Mesin Nata De Coco dan siap untuk
di konsumsi
15. Setelah nata de coco sudah jadi, bisa juga dimasukkan ke dalam sirup yang
tentunya sesuai selera.

Kesimpulan
Dalam pembuatan nata de coco, bakteri yang dimanfaatkan dalam membantu
fermentasinya adalah Bakteri starter Acetobacter Xylinum, untuk menghasilkan
fermentasi yang baik maka waktu yang dibutuhkan selama kurang lebih 14 hari,
selama proses fermentasi adonan disimpan di tempat yang tidak mudah bergoncang.
BAB III
Fermentasi Dan Seleksi Mikroorganisme
Soal
1. Rancang kegiatan tentang bagaimana prosedur tahapan tahapan proses perubahan pati
menadi alcohol.?

Jawaban :
1. Tahapan-tahapan proses perubahan pati menjadi alkohol adalah sebagai berikut :
 Hidratasi pati : umbi-umbian digiling dan serbuk unbi-umbian diberi air sehingga
terjadi disperse.
 Gelatinisasi pati : ditentukan oleh tipe pati hubungan suhu dan waktu, ukuran
partikel dan konsentrasi bubur (merupakan tahap pemula penting untuk proses).
 Hidrolisis pati : konversi pati untuk menghasilkan gula yang tidak terfermentasi
terjadi karena hidrolisis enzimatis.
 Konversi gula menjadi alkohol : gula sangat disukai oleh hampir semua makhluk
hidup sebagai sumber energi. Khamir dapat memfermentasi glukosa, maltosa dan
galaktosa tetapi tidak dapat memecah pentosa. Disakarida seperti sukrosa dan
maltosa difermentasi dengan khamir karena memiliki enzim sukrase dan maltase
untuk mengubah maltosa menjadi heksosa
BAB IV
Genetika Mikroorganisme
Soal
1. Jelaskan bagaimana material pembawa informasi untuk diwariskan?
2. Jelaskan proses replikasi DNA?
3. Jelaskan 3 model replikasi DNA beserta gambarnya yaitu : a. konsfatif, b.
semitonsatif, c. dispersive.
4. Jelaskan dan gambarkan kode genetika?
5. Jelaskan perbedaan DNA dan RNA dan gambarnya ?

Jawaban
1. Genom, dalam genetika dan biologi molekular modern, adalah keseluruhan informasi
genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme, atau khususnya keseluruhan asam
nukleat yang memuat informasi tersebut. Secara fisik, genom dapat terbagi menjadi
molekul-molekul asam nukleat yang berbeda (sebagai kromosom atau plasmid),
sementara secara fungsi, genom dapat terbagi menjadi gen-gen. Istilah genom
diperkenalkan oleh Hans Winkler dari Universitas Hamburg, Jerman, pada tahun
1920, mungkin sebagai gabungan dari kata gen dan kromosom atau dimaksudkan
untuk menyatakan kumpulan gen.
Setiap organisme memiliki genom yang mengandung informasi biologis yang
diperlukan untuk membangun tubuhnya dan mempertahankan hidupnya serta
diwariskan ke generasi berikutnya.Dengan sejumlah interaksi kompleks, urutan
nukleotida komponen penyusun asam nukleat digunakan untuk membuat semua
protein pada suatu organisme pada waktu dan tempat yang sesuai. Protein ini menjadi
komponen pembentuk tubuh organisme atau memiliki kemampuan membuat
komponen pembentuk tubuh tersebut atau mendorong reaksi metabolisme yang
diperlukan untuk hidup. Kebanyakan genom, termasuk milik manusia dan makhluk
hidup bersel lainnya, terbuat dari DNA (asam deoksiribonukleat), namun sejumlah
virus memiliki genom RNA (asam ribonukleat).
2. Proses replikasi DNA :
 Yang pertama adalah kerja dari topoisomerase yang akan mengendurkan
teganggan pada rantai ganda DNA. Mengapa harus dikendurkan? Ya agar bisa
diproses oleh enzim-enzim lainnya. Ibaratnya seperti mengendurkan tali yang
semrawut.
 Langkah kedua adalah enzim helikase akan memisahkan rantai ganda DNA
menjadi 2 rantai tunggal. Rantai ini perlu dipisahkan karena masing-masing rantai
tunggal inilah yang nantinya akan menjadi cetakan buat rantai baru yang akan
dibentuk. Setelah rantai ganda dipisahkan akan ada 2 rantai yang terbentuk, satu
rantai disebut leading strand dan satu lagi disebut lagging strand. Jalannya
replikasi pada kedua jenis rantai ini berbeza, nanti akan saya jelaskan lebih lanjut.
 Setalah terbantuk rantai tunggal, terus masing-masing rantai tunggal akan diikat
oleh protein pengikat sel tunggal agar tidak menyatu kembali jadi rantai ganda.
 Barulah setelah itu enzim primase akan bekerja pada rantai tunggal untuk
membentuk primer (yang tersusun atas potongan RNA). Primer ini nantinya akan
menjadi awalan dan diibaratkan kepala, dimana dibelakangnya akan disambung-
sambung molekul nukleotida baru sehingga bisa terbentuk DNA yang utuh.
 Setelah terbentuk primer, barulah DNA polimerase akan menyambungkan
nukleotida baru di belakang primer sepanjang rantai yang telah terbuka. DNA
polimerase akan terus menambahkan nukleotida baru pada sepanjang rantai
hingga proses replikasi sampai pada ujung rantai. Dan telolet....terbantuklah
rantai ganda DNA yang baru. Pada rantai leading strand hanya satu primer yang
terbantuk hingga replikasi selesai. Sedangkan pada lagging strand terbentuk
banyak primer sehingga akan terbentuk potongan-potongan DNA pendek yang
disebut fragman okazaki.
 Barulah setelah itu enzim ligase yang akan bekerja dengan cara menyambungkan
fragmen pendek DNA (fragman okazaki) dengan fragmen di sebelahnya sehingga
terbentuk DNA yang utuh. Proses penyambungan ini di awali dengan membuang
primer kemudian DNA polimerase menempatkan nukleotida pada tempat bekas
primer tersebut, kemudian ligase akan menyambungkannya.
 Selesai dan terbentuklah 2 DNA baru yang memiliki informasi genetik yang
sama.
3. Model replikasi secara:
 Semikonservatif yang dikemukakan oleh Watson dan Crick, dimana setiap
molekul untaian ganda DNA anakan terdiri atas satu untaian-tunggal DNA induk
dan satu untaian-tunggal DNA hasil sintesis baru.
 Konservatif. Molekul DNA untaian-ganda induk tetap bergabung sedangkan
kedua untaian DNA anakan terdiri atas molekul hasil sintesis baru.
 Dispersif, menyatakan bahwa molekul DNA induk mengalami fragmentasi
sehingga DNA anakan terdiri atas campuran molekul lama (berasal dari DNA
induk) dan molekul hasil sintesis baru.
4. Kode genetika
 kode genetik adalah suatu cara untuk menentukan jumlah serta urutan
nukleotida yang berperan dalam menentukan posisi yang tepat dari tiap asam
amino dalam rantai peptida yang bertambah panjang.
 Jika sebuah kodon terdiri dari tiga nukleotida maka akan didapatkan 43= 64
kodon. Kode ini dinamakan kode triplet. Kode ini memenuhi syarat karena
melebihi jumlah asam amino, walaupun kelebihan 44 kodon, karena beberapa
macam asam amino dapat diberi kode oleh beberapa kodon disebut kodon
sinomius. Hanya metionin dan triptofan yang mempunyai kodon tunggal.

5. Perbedaan DNA dan RNA


 Basa nitrogen yang terkandung dalam DNA disusun oleh purin yang berasal dari
susunan Guanin (G) dan Adenin(A) serta pirimidin yang berasal dari susunan
Cytocine(C) dan Timin (T). Sedangkan basa nitrogen RNA disusun oleh purin
Guanin (G) dan Adenin(A), serta Pirimidin Uracyl (U) dan Cytocine(C).
 DNA mempunyai rantai panjang dan ganda berpilin (double helix), sedang RNA
mempunyai rantai tunggal dan pendek.
 DNA dapat dijumpai di kloroplas, mitokondria, dan nukleus. Sedangkan RNA
dapat dijumpai di ribosom (r-RNA), sitoplasma (t-RNA), dan di nukleus (m-
RNA)
 DNA mempunyai peranan mewariskan sifat serta mensintesis protein. Sedangkan
RNA mempunyai peranan hanya untuk mensintesis protein.
 Komponen gula yang menyusun DNA adalah Deoksiribosa sedangkan gula yang
menyusun RNA adalah Ribosa.
 Jenis basa nitrogen dari DNA adalah Purin (adenin dan guanin), gugus fosfat dan
Pirimidin (sitosin dan timin), sedangkan RNA adalah Purin (adenin dan guanin)
dan Pirimidin (sitosin dan urasil)
 DNA adalah gugus asam amino rantai ganda, sedangkan RNA adalah gugus asam
amino rantai pendek.
 Bentuk DNA umumnya lebih panjang dengan bentuk membulat, Sedangkan RNA
lebih pendek dengan bentuk yang lebih tipis.
 kadar DNA bersifat statis / tidak berubah karena tidak dipengaruhi aktivitas
sintesis protein maupun aktivitas genetis., sedangkan kadar RNA dapat berubah
karena adanya aktivitas sintesis protein.
 Bentuk DNA menyerupai pita spiral ganda, sedangkan RNA berbentuk pita
tunggal.
BAB V
Rekayasa Genetika
Soal
1. Apakah kebutaan adalah akibat keturunan, dan apa penyebabnya. Jelaskan
2. Jelaskan dampak pemindahan Materi Genetik
3. Materi Genetik tempatnya dimana dan apa fungsinya. Jelaskan
4. Jelaskan langkah-langkah dalam rekayasa genetik untuk memproduksi insulin dalam
teknik plasmid.
5. Jelaskan dan gambarkan struktur DNA

Jawaban

1. Penyebab Buta

Penyebab buta sangat beragam, namun pada dasarnya kondisi ini disebabkan oleh
adanya kerusakan pada mata. Kerusakan pada mata itu sendiri dapat terjadi karena
adanya cedera parah akibat kecelakaan atau komplikasi dari suatu penyakit yang
diderita, atau kelainan gen saat dilahirkan. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan
kebutaan meliputi:
 Katarak.
 Glaukoma.
 Degenerasi makula.
 Kekeruhan kornea.
 Gangguan refraksi seperti rabun jauh atau dekat yang tidak dikoreksi.
 Trakhoma.
 Retinopati diabetik.
 Ambliopia atau mata malas.
 Neuritis optik.
 Tumor yang mengganggu retina dan saraf optik.
Pada anak-anak, buta dapat terjadi sejak lahir. Buta sejak lahir dapat diturunkan atau
disebabkan oleh infeksi yang ditularkan oleh sang ibu ke janin selama masa kehamilan.
Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kebutaan pada anak-
anak, yakni:
 Mata malas.
 Trakhoma.
 Strabismus atau juling.
 Ptosis atau turunnya kelopak mata bagian atas.
 Glaukoma atau katarak keturunan.
 Penyumbatan saluran air mata.
 Kelainan gen yang membuat perkembangan sistem penglihatan anak menjadi tidak
normal.
 Retinopati prematuritas, kondisi yang dapat dialami bayi yang dilahirkan prematur, di
mana pembuluh darah pada retina mengalami kelainan akibat gangguan dalam
perkembangannya.
Gejala Buta
Buta ditandai dengan hilangnya penglihatan. Hilangnya penglihatan itu sendiri
disebabkan karena adanya kerusakan pada mata, yang dapat muncul akibat cedera atau
kondisi tertentu. Kerusakaan pada mata yang terjadi karena penyakit, umumnya
menimbulkan gangguan penglihatan terlebih dahulu, sebelum akhirnya menjadi buta.
Gangguan penglihatan yang muncul dapat berupa:
 Lensa mata keruh sehingga kejelasan penglihatan buruk.
 Ketajaman penglihatan menurun atau kabur.
 Mata terasa sakit.
 Rasa tidak nyaman di mata yang berlangsung lama.
 Mata memerah.
Pada beberapa kasus, seperti pada penderita glaukoma, terjadinya kerusakan pada mata
tidak menimbulkan gejala. Maka dari itu, pemeriksaan rutin sangat diperlukan guna
mencegah terjadinya gangguan penglihatan yang dapat memicu kebutaan total.Pada
anak-anak, orang tua dapat mendeteksi gangguan penglihatan dengan mengamati gejala
yang muncul. Anak-anak berpotensi mengalami gangguan jika menunjukan gejala
berupa:
 Sering menggaruk atau mengucek mata.
 Sensitif terhadap cahaya.
 Mata memerah.
 Sering menutup sebelah mata.
 Pembengkakan pada mata.
 Tidak dapat mengikuti pergerakan suatu objek.
 Pergerakan atau posisi mata yang tidak normal ketika sudah berusia 6 bulan.

Diagnosis Buta
Dalam mendiagnosis buta, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap gejala yang
ada, kondisi fisik, dan riwayat kesehatan pasien. Dokter juga akan menanyakan sejak
kapan kondisi ini dialami, dan apakah kondisi membaik atau tidak. Pemeriksaan awal
ini bertujuan untuk menduga penyebab buta dan menentukan tes yang akan digunakan
dalam proses diagnosis.
Untuk memastikan, dokter dapat melakukan serangkaian tes, seperti:
 Tesketajaman. Tes ini menggunakan grafik huruf dengan ukuran yang berbeda.
Pasien akan diminta untuk menutup sebelah mata, berdiri di jarak tertentu, dan
membaca huruf yang ditunjuk dokter di grafik tersebut.
 Teslapang pandang. Tes ini bertujuan untuk memeriksa ada atau tidaknya gangguan
pada bagian tertentu di lapang pandang atau jangkauan penglihatan pasien. Dokter
akan meminta pasien untuk merespons cahaya maupun gerakan yang akan
diisyaratkan pada sudut pandang yang berbeda, tanpa harus menggerakan mata.
 Slitlamp.Slit lamp adalah tes yang menggunakan alat khusus, berupa mikroskop, yang
bertujuan untuk memeriksa kornea, iris, lensa mata, dan ruang di antara kornea dan
iris yang berisi cairan.
 Oftalmoskopi. Tes ini bertujuan untuk memeriksa kondisi organ mata bagian
belakang melalui alat yang disebut oftalmoskop. Umumnya sebelum tes
dilaksanakan, pasien akan diberikan cairan tetes khusus agar pupil tidak mengecil
saat pemeriksaan berlangsung.
 Tonometry.Tes ini menggunakan alat khusus untuk mengukur tekanan di mata yang
dapat menyebabkan kebutaan. Tonometry digunakan untuk mendeteksi dan
mengawasi pengobatan glukoma.
Pengobatan dan Pencegahan Buta
Kebanyakan dari penyakit penyebab kebutaan dapat diatasi, sehingga secara tidak
langsung akan mencegah kebutaan itu sendiri. Misalnya kebutaan akibat katarak, yang
merupakan peyebab kebutaan terbanyak di Indonesia dan dunia, dapat dicegah dengan
operasi katarak, yaitu operasi penggantian lensa mata yang keruh dengan lensa tiruan
yang bersih. Sebelum melakukan operasi, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter
terkait manfaat dan risiko yang ada.
Untuk mencegah gangguan penglihatan yang dapat menyebabkan kebutaan, upaya-
upaya di bawah ini dapat dilakukan:
 Pemeriksaan mata tiap 2-3 tahun sekali bagi orang dengan usia di bawah 50 tahun,
dan setahun sekali untuk orang yang berusia di atas 50 tahun atau bila memiliki
faktor risiko mengalami gangguan penglihatan.
 Hindari mengonsumsi alkohol dan merokok.
 Terapkan gaya hidup sehat, seperti istirahat yang cukup.
 Konsumsi makanan bergizi seimbang.
 Gunakan peralatan keselamatan ketika melakukan aktivitas yang berisiko mencederai
mata, seperti ketika berolahraga atau berkendara.
Bagi pasien yang telah mengalami kebutaan dapat beradaptasi dengan:
 Belajar huruf braille.
 Menggunakan peralatan khusus, seperti komputer dengan keyboard huruf braille.
 Tongkat pembantu.
 Memanfaatkan anjing sebagai pemandu jalan.
 Memanfaatkan fitur navigasi GPS dengan suara untuk berjalan.

2. Dampak pemindahan materi genetik adalah


- Pengaruh Bioteknologi dalam pertanian
Walaupun terlihat bahwa pangan hasil dari rekayasa genetika dapat menjawab
permasalahan pangan. Ternyata organisme ataupun makhluk hidup memiliki
kecacatan dan dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan kesehatan. Adanya
efek samping dari penggunaan pembasmi hama akan berpengaruh pada kadar
oksigen di dalam tanah.
- Dampak dalam bidang kesehatan
Tanaman transgenik dicurigai dapat menyebabkan keracunan bagi manusia. Sebab
tanaman transgenik yang disisipi gen tahan hama ternyata tidak hanya bersifat racun
bagi serangga, tetapi juga racun pada tubuh manusia.
- Dampak dalam bidang agama
Produksi bahan makanan dengan penggunaan gen dari babi menimbulkan
kekhawatiran pemeluk agama islam. Selain itu juga penggunaan gen dari hewan
yang disisipkan dalam produksi makanan untuk meningkatkan kualitas makanan
akan menimbulkan kekhawatiran bagi para vegetarian.

3. Materi Genetik tempatnya dimana dan apa fungsinya yaitu


- Materi genetik dan tempatnya
Materi genetik adalah DNA (deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat).
DNA ditemukan di setiap sel, mulai dari mikroorganisme bersel satu, hingga
tumbuhan dan binatang yang memiliki banyak sel, dimana sel-sel membentuk
jaringan dan organ. Sel dan bagian-bangiannya hanya dapat dilihat dengan bantuan
mikroskop canggih.

Di dalam sebuah sel tumbuhan atau binatang, materi genetik dibungkus dalam bilik
(compartment) berbentuk bola (sperikal), yaitu nukleus atau inti sel. Materi genetik
dikemas dalam struktur padat dan panjang yang disebut kromosom. Keseluruhan
materi genetik yang dikemas dalam kromosom disebut genom. Tiap spesies
memiliki genom yang berbeda. Sebagai contoh, ada 23 pasang kromosom dalam gen
manusia, yaitu satu dari tiap pasang berasal dari salah satu orangtuanya. Bakteri
mempunyai kromosom yang tidak dibungkus dalam nukleus. Bakteri E.coli, yang
hidup dalam saluran pencernaan mamalia dan manusia, hanya memiliki satu
kromosom dalam genomnya.

Tiap kromosom merupakan molekul DNA yang sangat panjang, melilit dan
melingkari protein khusus untuk membentuk kromatin. (Pada binatang dan
tumbuhan, tiap kromosom diduplikasi, tetapi tetap menyatu pada satu titik). Molekul
DNA, jika dilepaskan dari ikatan proteinnya, terdiri dari dua pita, yang saling terlilit
membentuk struktur double helix. Tiap pita dibentuk oleh helaian panjang unit-unit
yang menyatu dari ujung ke ujung.

Terdapat empat unit berbeda dalam DNA, ditandai dengan huruf A, T, G, and C,
yang merupakan tanda basa dari unit adenine, thymine, guanine and cytosine. Tiap
unit terkait dengan molekul gula (deoksiribose) yang pada gilirannya terikat pada
suatu kelompok fosfat (Pi). Unit ini dikenal sebagai nukleotida.
Basa dari dua pita DNA berpasangan, A dengan T pada pita lainnya, dan G dengan
C. Basa melekat pada sudut sembilan puluh derajat dari punggung pita, yang terdiri
dari fosfat dan gula secara bergantian. Kedua pita DNA bersifat anti-paralel, masing-
masing menghadap ke arah berlawanan. Akibatnya, double helix terlihat seperti
tangga spiral, dengan pasangan basa membentuk anak tangga.

Karena basa berapasangan dengan cara amat spesifik, urutan basa pada satu pita
bersifat komplementer terhadap pita lainnya. Dengan kata lain, tiap pita adalah
“template” atau salinan untuk membuat pita yang lain; dan inilah yang menjadi dasar
bagi replikasi, yang merupakan salah satu fungsi dari materi genetik.

DNA adalah materi genetik pada semua organisme. Banyak virus, – parasit genetis
yang tergantung pada sel untuk berkembang biak– memanfaatkan RNA sebagai
materi genetik. RNA adalah ribose nucleic acid atau asam ribonukleat. RNA mirip
dengan DNA kecuali bahwa gulanya adalah ribosa (bukan deoksiribosa), dan basa
thymine (T) diganti uracil (U). RNA tidak berbentuk pita ganda. RNA terlibat dalam
transkripsi urutan basa DNA pada tahap pertama sintesis protein.

- Fungsinya

Materi genetik direplikasi dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui proses reproduksi, dan menimbulkan beberapa kemiripan antara orangtua
dan anaknya. Walaupun demikian, cara kerja materi genetik sangat rumit dan amat
tergantung pada lingkungan.

Selain mereplikasi dirinya, potongan tertentu dari DNA, yang disebut gen,
menentukan protein yang dibentuk, melalui ‘kode genetik’. Tiga basa berturut-turut,
yaitu ‘triplet’, membentuk kode untuk salah satu dari 20 jenis asam amino yang
dijalin untuk membentuk protein. Terdapat 64 (4 x 4 x 4 ) kemungkinan triplet dari 4
basa; jadi satu asam amino bisa saja dikode oleh lebih dari satu satu triplet, dan ada
triplet untuk ‘mulai (start) dan ‘stop’.

Protein melakukan semua fungsi vital dalam tubuh. Urutan asam amino dari tiap
protein serta struktur lipatan tiga dimensinya sangat sesuai untuk melakukan fungsi
khusus.Potongan-potongan lain dalam DNA adalah unsur pengatur (regulatory
elements), yang memungkinkan protein berinteraksi satu dengan yang lain dan
dengan lingkungan, untuk mengatur kapan, dimana, kadar dan untuk berapa lama
tiap gen diekspresikan, yaitu ketika protein yang ditentukan oleh gen dibuat dalam
sel.

Hingga pertengahan tahun 1970an, kebanyakan ahli biologi berpikir bahwa aliran
‘informasi genetik’ berlangsung hanya satu arah, dari DNA ke protein. Pemikiran ini
tidak benar. Umpan balik dari lingkungan sangat penting, dan mendorong banyak
pemotongan serta perubahan di antara gen dan protein, bahkan sering mengubah
DNA itu sendiri.
BAB VI
KULTUR JARINGAN

Tugas:
1. Jelaskan perbedaan antara kultur jaringan dengan rekayasa genetika serta contohnya.
Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan yang
didasarkan pada sifat totipotensi tumbuhan. Prinsip kultur jaringan adalah menumbuhkan
jaringan maupun sel tumbuhan dalam suatu media secara aseptik (diterima). Kultur
jaringan mungkin lebih berdasar kepada faktor ciri tumbuhan yg akan di jadikan media
kultur jaringan, contohnya pada bagian batang.

Rekaya genetika adalah mengubah susunan DNA suatu organisme dengan cara
menyisipkan gen asing ke organisme tersebut sehingga diperoleh sifat yang tidak
dimiliki sebelumnya. Prinsip ini digunakan untuk menghasilkan organisme transgenik.
Jika rekayasa genetika lebih berdasar kepada genetik tumbuhan, contohnya pada bagian
kambium.

2. Jelaskan teknik kultur jaringan pada hewan.


Teknik yang digunakan dalam proses kultur jaringan yaitu pertumbuhan tanaman
secara vegetative. Suatu irisan bagian tanaman atau sel atau jaringan yang diambil
diletakkan dan dipelihara di dalam dua media, yaitu media padat dan media cair. Jangan
lupakan bahwa kultur jaringan membutuhkan media yang aseptic (steril).
Dengan diletakkannya pada media tersebut, maka bagian tanaman yang digunakan
akan melakukan proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus tersebut dipindahkan
dan diletakkan pada media diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk planlet
(tanaman baru yang kecil).

3. Apakah dengan kultur jaringan sub-tropi bisa tumbuh pada daerah tropis?
Pada awalnya tanaman memiliki struktur genetik yang sama, lingkunganlah yang
akhirnya membedakan antara jenis yang satu dengan yang lainnya. Proses ini
berlangsung cukup lama. Tanaman yang bisa beradaptasi dengan lingkungannya akan
terus bertahan dan berkembang biak, sebaliknya tanaman yang tidak bisa beradaptasi
dengan sendirinya akan punah. Proses adaptasi ini berlangsung disertai dengan proses
adaptasi gen sehingga gen-gen yang bisa bertahan adalah hanya gen-gen yang sesuai
dengan lingkungan tersebut. Bila lingkungan yang satu dengan yang lainnya cukup jauh
perbedaannya maka dapat dipastikan komposisi gen tanaman tersebut juga jauh berbeda. 

Daerah tropik dan sub tropik merupakan daerah dengan lingkungan yang sangat jauh
perbedaannya. Sub tropik memiliki 4 musim sedangkan tropik dengan 2 musim. Bila
tanaman sub tropik akan dikembangkan di daerah tropik tidak bisa dengan serta merta
langsung tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal yang bisa dilakukan adalah
melakukan proses adaptasi terlebih dahulu dengan melakukan isolasi lingkungan yang
ketat secara perlahan dari lingkungan sub tropik berangsur-angsur hingga lingkungannya
mendekati lingkungan daerah tropik. Bila proses ini dapat dilalui dengan baik maka
dapat dikatkan bahwa tanaman sub tropik tersebut dapat ditumbuhkan di daerah tropik. 

Namun bila proses ini tidak dapat dilalui dengan baik dalam hal ini tanaman tidak dapat
tumbuh maka hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan rekayasa genetik.
Gen-gen tanaman daerah tropik dimasukan ke dalah tanaman sub tropik sehingga
akhirnya tanaman sub tropik bisa beradaptasi dengan lingkungan daerah tropik.

4. Apakah bibit atau tanaman hibrida bila dikulturkan bisa kembali ke F1 lagi? Jelaskan.
Pada prinsipnya kultur jaringan akan sama dengan induknya. Bila bibit hibrida berupa
biji, dan biji tersebut yang tumbuhkan maka tanaman yang ditumbuhkan tersebut masih
berupa F1. Bila ingin diperbanyak maka dapat dilakukan dengan sub kultur, hasil dari
sub kultur ini juga masih F1. Tanaman ini akan berubah menjadi F2 bila bibit yang
ditumbuhkan berasal dari tanaman F1.

5. Apakah kultur jaringan dapat meningkatkan produktifitas tanaman?


Ya, Kultur jaringan dapat meningkatkan produktivitas karena dapat memperoleh
tanaman dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat. Selain itu, sifatnya
sama dengan induknya.
BAB VII
Bioetika Dan Rekayasa Genetika
Soal
1. Jelaskan dampak bioteknologi dalam kehidupan sehari hari?
2. Jelaskan mekanisme GMO/modifikasi genetika?
3. Apa perbedaan organisme transgenic dengan organisme yang dihasilkan dari proses
pemuliaan yang konvesional?
4. Apakah makanan transgenic aman dikonsumsi untuk lingkungan hidup?
5. Jelaskan peranan bioteknologi tanaman dalam bidang pertanian ?

Jawaban
1. Dampak positif
Dengan perkembangan bioteknologi, akan memberikan dampak positif maupun
dampak negatif bagi makhluk hidup, yang mencakup semua bidang. Adapun dampak
positif antara lain yakni :
 Pada bidang pertanian, dengan menggunakan peralatan yang semakin modern
serta pupuk dengan kualitas yang lebih baik, memberikan kemudahan
pengerjaan sawah bagi para petani dengan hasil panen yang lebih baik dan
labih banyak. Dimana yang sebelumnya hanya menggunakan bajak dengan
bantuan hewan (seperti sapi, kerbau) untuk membajak sawahnya, kini petani
semakin dimudahkan dengan adanya traktor untuk membajak sawah serta
penggunaan pupuk yang memberikan kesuburan pada tanaman dan terhindar
dari hama tanaman. Namun, dengan penggunaan pupuk mengakibatkan
kerusakan pada lingkungan karena pupuk yang digunakan mengandung bahan-
bahan kimia yang dapat merusak lingkungan.
 Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan
rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri
bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas
virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor
/ resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai
ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis.
Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik
menjadi tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang
mendasar dan sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan
kebutuhan manusi ; Kegiatan tersebut disebut sebagai bioprespecting.
Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak negatif yang dapat
ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992 telah disepakati
konvensi keanekaragaman Hayati, ( Convetion on Biological Diversity )yang
mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut mendatanginnya.
Dampak negatif
Selain menguntungkan perkembangan bioteknologi juga menimbulkan dampak
negatif misalnya :
 Adanya penemuan bayi tabung dan kloning yang menimbulkan pro dan kontra
masyarakat.
 Kekhawatiran manusia sendiri dengan keterampilan merekayasa genetik dapat
dimanfaatkan untuk kejahatan, misalnya mengubah gen bakteri menjadi ganas
yang digunakan sebagai senjata biologi.
 Dengan munculnya tumbuhan dan hewan transgenik dikhawatirkan akan
mempengaruhi keseimbangan lingkungan, sulit dikendalikan, bahkan dapat
membahayakan keselamatan manusia itu sendiri.

2. Mekanisme GMO
Modifikasi genetika dengan teknik transformasi dan pencangkokan DNA gen-gen
mikroba diperlukan unsur-unsur seperti vector, enzim retriksi dan enzim ligase.
Vector ialah molekul DNA yang membawa suatu DNA asing kedalam sel inang.
Salah satu vector yang digunakan dalam modifikasi genetika ialah plasmid. Plasmid
merupakan DNA yang berada diluar kromosom (ekstra-chromosomal) berbentuk
linear atau sirkular yang dapat bereplikasi secara autonom di dalam sel penerima
tanpa tergantung kromosom, karena mempunyai original of DNA replication. Plasmid
umumnya terdapat pada bakteri.plasmid yang digunakan sebagai vector harus
memiliki beberapa kriteria yaitu berukuran kecil, relatifmemiliki jumlah Salinan yang
tinggi (high copy number), memiliki gen penanda seleksi dan gen pelapor.
Ada 2 enzim yang dibutuhkan dalam modifikasi genetic yaitu enzim
endonuclease retriksi (enzim pemotong/gunting biologi) dan enzim ligase (enzim
penyambung). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam modifikasi genetika
adalah sebagai berikut:
a. Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan
Ada 2 enzim yang dibutuhkan dalam modifikasi genetic yaitu enzim
endonuclease retriksi (enzim pemotong/gunting biologi) dan enzim ligase
(enzim penyambung). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
modifikasi genetika adalah sebagai berikut:
 Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan
 Pemotongan DNA dan plasmid mengunakan enzim retriksi
 Penggabungan DNA pada cincin plasmid
 Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri
 Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
 Pemanenan produk

3. Perbedaan organisme transgenic dengan organisme yang melalui proses pemuliaan


Organisme transgenik
Organisme yang dihasilkan melalui rekayasa genetik disebut genetically modified
organism (GMO). Berdasarkan pada sifat modifikasinya, rekayasa genetik dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
 Mengubah ekspresi gen sehingga ditranslasi lebih tinggi (over expressed) atau
dimatikan sama sekali. Organisme yang materi genetiknya dimatikan atau
dihilangkan dikenal dengan nama knock out organism.
 Mengubah susunan gen yang sudah ada sehingga mengubah produk gen.
 Menyisipkan gen asing dari suatu spesies ke spesies lainnya
Organisme yang melalui proses pemuliaan
Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun
populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan
dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan
menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari
pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu
genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.

4. Tanaman transgenic aman untuk dikonsumsi karena


Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari
spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing
ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan,
misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan,
resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang
lebih tinggi dari tanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat
tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin
meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia sehingga pembuatan
tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemuliaan tanaman.

5. Selain berperan penting dalam bidang kesehatan dan produksi pengolahan makanan,
bioteknologi juga dapat diterapkan dalam menunjang keberhasilan budidaya
pertanian. Beberapa contoh penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian misalnya
dapat kita temukan pada produksi pupuk kompos (bokashi), kultur jaringan,
pemuliaan varietas unggul, pupuk hayati, insektisida hayati, produksi perikanan,
hingga produksi peternakan.
 Pembuatan Kompos (Bokashi)
Contoh penerapan bioteknologi konvensional dalam bidang pertanian dapat
dengan mudah kita temui pada proses pembuatan pupuk kompos atau pupuk
bokashi. Untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik yang berasal
dari dedaunan atau rerumputan, para pembuat pupuk kompos umumnya akan
menambahkan mikroorganisme pengurai bahan organik. Dalam hal ini,
mikroorganisme yang digunakan misalnya bakteri fotosintetik, actinomicetes,
bakteri asam laktat, ragi, dan jamur fermentasi . Dengan penambahan
mikroorganisme tersebut, fermentasi bahan organik berlangsung lebih cepat
sehingga produksi pupuk kompos dapat terus tersedia.
 Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah teknik produksi bibit menggunakan organ-organ
vegetatif tanaman secara in vitro. Melalui teknik ini, petani dapat dengan
mudah memperoleh bibit-bibit yang seragam dan bibit-bibit yang sulit
disemaikan menggunakan benih seperti bunga anggrek. Teknik kultur jaringan
juga dapat menyediakan bibit dalam jumlah banyak sekaligus.
 Pemuliaan Varietas Unggul
Rekayasa genetika yang merupakan salah satu cabang bioteknologi berperan
sangat besar terhadap hadirnya berbagai jenis varietas unggul dari tanaman-
tanaman budidaya pertanian. Tanaman-tanaman hasil pemuliaan memiliki sifat
dan keutamaan yang lebih baik dibandingkan tanaman lokal. Contoh dari
penerapan pengertian bioteknologi dalam bidang ini antara lain benih padi
unggul tahan wereng, padi genjah (berumur pendek), tembakau rendah
nikotin, kentang aneka rasa dan warna, semangka tanpa biji, dan lain
sebagainya.
 Pupuk Hayati
Penelitian di bidang pertanian yang terus dilakukan telah menghasilkan
penemuan yang luar biasa. Kini, telah diketahui bahwa ada beberapa jamur
dan bakteri yang dapat bersimbiosis dengan perakaran dan mampu
menguraikan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman, seperti Nitrogen dan
Posfat, melalui fiksasi maupun autolisis. Beberapa mikroorganisme tersebut
misalnya jamur Mikoriza sp. dan bakteri Rhizobium.
 Insektisida Hayati
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pertanian juga dapat ditemukan
dalam teknik pengendalian hama dan penyakit pada tanaman. Dewasa ini,
kesadaran masyarakat tentang dampak negatif penggunaan insektisida kimia
yang semakin tumbuh telah membuat para petani memanfaatkan berbagai
mikroorganisme dalam mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman
mereka. Pengendailan hama penyakit menggunakan mikroorganisme atau
yang juga disebut pengendalian hayati ini sangat ramah lingkungan. Contoh
penerapan teknik ini misalnya dapat ditemukan dalam penggunaan jamur
Trhicogramma sp dalam pengendalian ulat grayak, hama tanaman cabe.
 Produksi Perikanan
Di bidang perikanan, rekayasa genetika (cabang utama dari bioteknologi) telah
menghasilkan induk ikan yang hanya dapat memproduksi anakan-anakan ikan
betina. Dalam hal ini, anakan-anakan ikan betina umumnya memiliki
pertumbuhan yang lebih cepat dibanding anakan ikan jantan sehingga
produktivitas dalam budidaya perikanan menjadi semakin meningkat.

 Produksi Peternakan
Teknik inseminasi buatan, multiple oculation, transfer embrio, dan fertilisasi
invitro juga merupakan contoh penerapan bioteknologi di bidang peternakan.
Melalui teknik-teknik tersebut, kualitas dan kuantitas hasil peternakan menjadi
semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai