)
SISTEM MULSA HITAM PERAK
Nama : SABKI Npm : 12122100002
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan
sebuah tugas wirausaha dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah
makalah dengan judul "Teknik Budidaya Sawi (Brassica juncea L.)” yang menurut saya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Besarnya volume impor dari negara-negara luar terhadap kebutuhan sayuran didalam
negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kondisi ini harus menjadi intropeksi bagi
masyarakat Indonesia. Harapannya komoditas sayuran dapat terus meningkat sehingga terpenuhi
kebutuhan dalam negeri dan mengurangi nilai impor sayuran.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada bapak dosen Ir. Herman
Budi S, MP yang telah membimbing saya untuk membuat makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan.
Akhir kata, kami sampaikan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
berperan serta dalam penyusunan makalah ini baik dari awal sampai akhir, yang tidak dapat kami
sebutkan namanya satu-persatu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Penulis
C. Tujuan
a) Tujuan Umum.
Masyarakat dapat menjadikan peluang usaha untuk membuat tepung mocaf.
b) Tujuan Khusus.
(1) Mendeskripsikan sawi beserta varietasnya;
(2) Menguraikan peroses budidaya yang sesuai ;
(3) Menganalisis hasil usaha tani;
D. Manfaat
a) Manfaat Teoritis.
Menambah pengetahuan kepada masyarakat tentang bididaya sawi.
b) Manfaat Praktis
Bagi penulis
(1) Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis tentang budidaya sawi dan analisis usaha
tani
(2) Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah.
Bagi pelaku usaha
Memberi ilmu tambahanan serta wawasan, terutama yang bergelut di bidang pembudidayaan
sawi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani Tanaman Sawi
Sawi/caisin (Brassica juncea L. Coss) merupakan salah satu komoditas tanaman
hortikultura dari jenis sayur sayuran yang di menfaatkan daun-daun yang masih muda. Daun
sawi sebagai makanan sayuran memiliki macam-macam manfaat dan kegunaan dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Sawi selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan sayuran, juga dapat
dimanfaatkan untuk pengobatan (terapi bermacam-macam penyakit). (Cahyono, 2003). Selain itu
sawi juga digemari oleh konsumen karena memiliki kandungan pro-vitamin A dan asam askorbat
yang tinggi. Ada dua jenis caisin/sawi yaitu sawi putih dan sawi hijau. Keduanya dapat tumbuh
di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Sawi pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah. Tanaman ini selain tahan
terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada
kondisi iklim tropis Indonesia (Haryanto dkk, 2002). Daerah asal tanaman sawi diduga dari
Tiangkok ( Cina ) dan Asia Timur, konon didaareah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak
2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filifina dan Taiwan. Masuknya sawi
kewilayah Indonesia diduga pada abad XIX. Bersamaan dengan lintas perdaganagn jenis sayuran
sub-tropis lainnya, terutama kelompok kubis-kubisan. Daerah pusat penyebaran sawi antara lain
Cipanas ( Bogor ), Lembang, Pengalengan, Malang dan Tosari. Terutama daerah yang
mempunyai ketinggian diatas 1.000 meter dari permukaan laut. ( Rukman R, 1994 ).
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman sawi diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi : Angiospermae ( biji berada didalam buah)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji berbelah)
Ordo (bangsa) : Rhoeadales (Brassicales)
Famili (suku) : Cruciferae ( Brassicaceae)
Genus (marga) : Brassica
Spesies (jenis) : Brassica juncea L.
Sumber : Cahyono, 2003.
Sistem perakaran sawi memiliki akar tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar
yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar kesemua arah dengan kedalaman antara 30-
50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta
menguatkan berdirinya batang tanaman (Heru dan Yovita, 2003). Batang sawi pendek sekali dan
beruas-ruas sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan
penopang daun (Rukmana, 2002). Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop.
Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk krop
(Sunarjono, 2004).
Sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik di dataran tinggi maupun
di dataran rendah. Stuktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang
tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat
helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang
sari dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2002).
B. Tipe dan Varietas Sawi
Penggunaan varietas merupakan teknologi yang dapat diandalkan, tidak hanya dalam hal
meningkatkan produksi pertanian, tetapi dampaknya juga meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani. Oleh karena itu varietas unggul yang memiliki berbagai sifat yang
diinginkan memegang peranan penting untuk tujuan dimaksud. Varietas unggul pada umumnya
memiliki sifat-sifat yang menonjol dalam hal potensi hasil tinggi. Tahan terhadap organisme
pengganggu tertentu dan memiliki keunggulan pada ekolokasi tertentu serta mempunyai sifat-
sifat agronomis penting lainnya. Dengan menggunakan varietas unggul tahan hama dan penyakit
adalah merupakan cara paling murah untuk menekan pengganggu tanaman tanpa adanya
kekhawatiran akan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam upaya untuk terus meningkatkan
produksi pertanian, para pemulia tanaman senantiasa berusaha menciptakan varietas unggul
modern yang memiliki sifat-sifat yang dinginkan dan cocok untuk kondisi lingkungan tertentu
(Fakultas Pertanian UNS, 2011). Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau
spesies yang ditandai oleh bentuk dan pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan
ekspresi karakter atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies
yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak
mengalami pertumbuhan (Shvoong, 2011).
Sawi termasuk famili cruciferae. Dari jenis ini terdapat beberapa vaerietas. Namun, hanya dua
jenis yang sangat digemari oleh konsumen yaitu :
1. Sawi putih atau disebut juga sawi jabung (Brassica juncea L. var. rugosa Roxb. & Prain)
Sawi putih dikenal sebagai sayuran olahan dalam masakan Tionghoa; karena itu disebut juga
sawi Cina. Ia dikenal pula sebagai petsai. Disebut sawi putih karena daunnya yang cenderung
kuning pucat dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat penggunaannya pada asinan
(diawetkan dalam cairan gula dan garam), dalam capcay, atau pada sup bening. Sawi putih
beraroma khas namun netral. Habitus tumbuhan ini mudah dikenali: memanjang, seperti silinder
dengan pangkal membulat seperti peluru. Warnannya putih. Daunnya tumbuh membentuk roset
yang sangat rapat satu sama lain. Sawi putih hanya tumbuh baik pada tempat-tempat sejuk,
sehingga di Indonesia ditanam di dataran tinggi. Tanaman ini dipanen selagi masih pada tahap
vegetatif (belum berbunga). Bagian yang dipanen adalah keseluruhan bagian tubuh yang berada
di permukaan tanah. Produksinya tidak terlalu tinggi di Indonesia. Sayuran ini populer di
Tiongkok, Jepang, dan Korea. Di Korea varietas lain sawi putih dipakai sebagai bahan baku
kimchi, makanan khas Korea.
Sawi putih sangat digemari banyak orang karna rasanya enak. Tulang daunnya lebar,
berwarna hijau keputih-putihan, bertangkai pendek, dan bersayap. Sayap tersebut melengkung
kebawah batang sawi putih perndek tetap tegap.
2. Sawi hijau ( Pai - Tsai) atau bahasa ilimaiahnya Brassica Juncea
Sawi hijau merupakan jenis sayuran yang cukup populer. Dikenal pula sebagai caisim, caisin,
atau sawi bakso, sayuran ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya dilayukan
dengan air panas) atau diolah menjadi asinan (kurang umum). Jenis sayuran ini mudah tumbuh di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat
berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya), sifat ini kurang
disukai. Pemuliaan sawi ditujukan salah satunya untuk mengurangi kepekaan akan suhu ini. Sawi
ini rasanya agak pahit. Namun, sangat digemari sama halnya sawi putih. Sawi hijau batangnya
pendek dan tegap. Daun daunnya lebar, berwarna hijau tua, dan bertangkai pipih.
BAB III
TEKNIK BUDIDAYA SAWI
A. Penyemaian Bibit.
Caisim atau sawi sebelum ditanam, dibibiti terlebih dahulu. Ada 2 cara pembibitan tanaman
caisin/sawi.
Cara pertama, benih di semai di bedengan yang berukuran kecil 0.5 x 1 m² atau luas ukuran
sesuai dengan kebutuhan bibit.
Cara kedua, benih di semai di wadah plastic dengan luas ukuran wadah sesuai kebutuhan
bibit (dapat dibeli ditoko) . Sebelum benih disemai, benih direndam dengan air selama ± 2 jam.
Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang tenggelam
digunakan untuk disemai. Kemudian benih disebar secara merata diatas bedeng persemaian
dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang 1:1, (media tanam) setebal ± 7 cm.
Benih yang telah disebar disiram sampai basah kemudian ditutup dengan daun pisang atau
karung goni selama 2-3 hari. Sebaiknya bedeng persemaian diberi naungan. Bila bibit sudah
berumur 2-3 minggu setelah disemai, bibit tersebut sudah siap untuk ditanam.
Perlakuan yang sama pula dilakukan jika benih disemai di wadah plastik. Wadah tersebut
diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu. Bibit tersebut sudah siap
untuk ditanam.
B. Teknik Budidaya Sawi
Teknik budidaya sawi banyak jenisnya ada yang ditanam dilahna terbuka, didalam polybag,
ada juga dengan sistem hidroponik, dan masih banyak lagi berbagai inovasi baru yang diciptakan
manusia agar seefesian munkin dalam penggunaan lahan. kali ini yang akan dipaparkan ada dua
teknik yaitu sistem lahan tebuka dan sistem tanam di dalam polybag.
1. Penyiapan Lahan Untuk Penanaman Bibit
a. Pengolahan tanah.
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit dilakukan dalam selang waktu 25 hari setelah
mempersiapkan lahan persemaian, atau setelah selesai mempersiapkan lahan persemaian, atau
juga 10 hari stelah menyemai benih. Benanaman bibit berlangsung 3 minggu (21 hari) baru dapat
ditanami, sedangkan umur bibit pindahg 21 – 30 hari setelah semai.
Lahan dibersikan dari gulma. Kemudian tanahnya dicangkul sedalam 20 – 30 cm supaya
gembur. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1 m, dan
panjang tergantung ukuran/bentuk lahan. Jarak antar bedengan sekitar 40 cm atau disesuaikan
dengan keadaan tanah. Setelah tanah diratakan, permukaan bedengan diberi pupuk kandang yang
sudah matang, dengan dosis 100 kg/100 m². Semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1
liter air) pada permukaan bedengan, kemudian permukaan bedengan ditutup dengan tanah.
Biarkan selama 3 hari dan bedengan siap untuk ditanami. Jika tanah terlalu asam maka dapat
dilakukan pengapuran hingga pH tanah sesuai untuk tanaman sawi. Pengapuran pada umumnya
menggunakan dolamit, untuk menaikkan pH tanah sebesar 0,1 diperlukan kapur dolamit sekitar
312 kg/Ha. Cara melakukan pengapuran tanah adalah kapur disebarkan secara merata pada
permukaan tanah, kemudian tanah dicangkul tipis-tipis sampai tercampur merata dengan tanah.
Sebelum dilakukan pengapuran tanah, sebaiknya dilakukan pengukuran pHtanh terlebih dahulu .
untukmengetahui pH tanah , cara pengukurannya adalah sebagai berikut :
a. Tanah diambil secara acak dan merata pada petak kebun.
b. Tanah yang telah diambil, kemudian dicampur hingga merata. Lalu tanahdiambil secukupnya
kira-kira satu cangkul.
c. Tanah yang satu cangkul tersebut, dimasukkan kedalam ember yang berisi air, lalu dibiarkan
sampai mengendap.
d. Setelah tanah mengendap, air dipisahkan dari endapan kedalam emberlain,
e. Selanjutnya, air tersebut diukur pH-nya dengan kertas lakmus atau pH meter. Nilai pH tersebut
menunjukkan derajat keasaman tanah (pH tanah).
f. Setelah pH tanah diketahui dan bila tanah kurang dari 6, maka harus dilakukan pengapuran tanah
hinggapH tanah mencapai 6-7 sesuai dengan yang dikehendaki tanaman sawi.
Setelah menentukan kemasaman tanah, barulahan diberi denagn pemupukan dasar baik
berupa kotoran ternak atau pupukorganik maupun non organik. Setelah itu selanjutnya lahan
ditutup dengan mulsa plastik hitam perak. Sistem budidaya menggunakan mulsa plastik hitam
perak pada tanamna sayuran sudah banyak digunakan karna sangat bermanfaat sekali. Dengan
menggunakan mulsa dapat memberikan hasil yang memuaskan dibandingkan tanpa
menggunakan nya.
Beberapa keuntungannya yaitu :
a. Apabiala penanaman dilakukan pada musim hujan maka dapat melindungi tanah dari curahan
air hujan sehingga tanah tidak terlalu basah.
b. Mempertahankan keadaan suhu tanah dan kelembaban tanah, sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman.
c. Mengurangi penguapan air tanah (evavorasi), sehingga dapat mencegah tanaman kekeringan.
d. Mencegah tumbuhnya gulma atau rumput- rumput, sehingga tanaman tidak terganggu
pertumbuhannya
e. Dapat mengurangi erosi atau hanyutnya pupuk oleh hujan atau saat kita menyiram serta
mengurangi penguapan pupuk kimia (NPK) karena sinar matahari.
f. Penyerapan pupuk oleh tanaman lebih efektif,
Masih ada banyak lagi keunggulan penggunaan mulsa hitam perak, tentu membuat
keuntungan bagi para petani. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari antara
pukul 09.00 – 14.00. dengan demikian plastik dapat terpasang lebih kencang dan rapat.
2. Penanaman Bibit Dikebun
Didalam penanaman sawi di kebun meliputi pekerjaan-pekerjaan sbagai berikut : pemindahan
bibit dan seleksi bibit, pengaturan jaraktanam, cara menanam dan waktu penanaman.
a. Pemindahan Bibit dan Waktu Penyeleksian Bibit
Pemindahan dan penyeleksian bibit pada tahap ini setelah penanaman di dalam kantong polybag.
Bibit yang sudah ditanam di polibag kemudain diangkut kelahan untuyk kemudian ditanam
dilahan. Ada juga dengan cara membawa tempat persemaian ke lahan kemudian langsung
diseleksi dan ditanam langsung di lahan atau dibedengan. Cara ini lebih mudah dan hemat wkatu,
tapi kematian tanaman lebih besar karna ketidak hati-hatian dalam mencabut tanaman dan waktu
penanamannya yang tidak sesuai. Jika menggunakan sistem langsung tanam sebaiknya tanaman
di kasih peneduh yang terbuat dari kulit pohon pisang yang di telungkupkan membentuk
piramida dan ditancapkan di tanah.
b. Pengaturan Jarak Tanam
Jarak tanam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Pengaturan
jarak tanam harus disesuaikan menurut varietas yang di tanam. Pada umu7mnya jaraktanam yang
digunakan adalah 30 cm x 40 cm. (Cahyono, 2003).
Jarak tanam yang terlalu rapat akan meningkatkan kelembaban disekitar tanaman. Keadaan
ini dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu, terutama golongan
cendawan. Selain itu banyak lagi pengaruhnya jika tanaman di tanam terlalu rapat. Jarak tanam
juga mempengaruhi jumlah bibit. Dengan jarak tanam 30 cm x 40 cm diperlukan bibit sejumlah
73.320 / Ha. Penentuan jarak tanam dapat menggunakan meteran gulung atau tali yang telah di
tandai.
c. Cara Menanam
Sehari sebelum bibit ditanam, tanah tempat penanaman bibit diberi air pengairan.
Selanjutnya buat lubang dengan melubangi mulsa denagn diemeter sekitar 8 cm. Dan dalamnya
lunbang sektiar 10 cm pada titik yang telah ditentukan menurut jarak tanamnya. Bibit kemudian
ditanam sedalam leher akar. Pada bbit yang diambil sistem cabutan, akar-akar serabut nya ditata
secara menyebar. Untuk bibit yang diambil dengan sistem putaran ataupun bibit yang berasal
dari polybag, tanaman dapat langsung dimasukkan kedalam lobangtanam beserta tanah
bawaannya. Kemudian di sekitar pangkal batang diurug tanah sambil di tekan agar tanaman
dapat berdiri tegak dan kuat.
Selesai penanaman selalu di lakukan penyiraman (memberikan air pengairan). Pada daerah
yang beririgasi teknis , pemberian air dapat dilakukan dengan sistem “leb”. Sedangkan untuk
darah yang tak beririgasi, penyiraman dapat digunakan gembor.
d. Waktu Penanaman.
Didalam penanaman waktu penanam harus tepat agar tanaman tumbuh denga baik,
disarankan agar tanaman di tanam di pagi hari atau sore hari. Penanaman pada siang hari dapat
menimbulkan kelayuan pada tanaman, sebab tanaman yang baru ditanam akarnya blum dapat
berfungsi dengan sempurna dalam penyerapan air. Disampng kelayuandapat juga
disebabkankarena belum adanya keseimbangan antara jumlah air yang diserap oleh akar tanaman
dengan proses transpirasi(penguapan air) yang terjadi pada tanaman itu sendiri . sehinnga
dengan demikian penanaman pada waktu siang dan pagi hari dapat mencegah kelayuan . waktu
pagi hari yang dianjurkan adalah sebelum jam 09.00 dan pada sore hari setelah jam 15.00.
Bibit yang ditanam di kebun tak semuanya tumbuh baik. Ada kalanya sebagian tanaman
mengalami ganguan saat di pindahkan dikebun mengalami gangguan atau hambatan
pertumbuhan, seperti tnaman rusak, tumbuhan kerdil dan kurus bahkan sampai ada yang mati.
Tanaman –tanaman yang telah mengalami gangguan segera di ganti dengan tanaman yang baru
agar produksinya tetap tinggi.
2. Penyakit
a. Penyakit Busuk Daun (Phytoptora sp.).
Gejala serangan ditandai dengan bercak basah coklat kehitaman di daun. Bentuk bercak tidak
beraturan, awalnya kecil, lalu melebar dan akhirnya busuk basah. Serangan akan semakin parah
jika suhu dan kelembaban udara terlalu tinggi. Umumnya kondisiini terjadi ketika hujan sehari
diikuti panas atau terik pada beberapa hari berikutnya. Agar tanaman tidak diserang, sebaiknya
dilakukan pencegahan dengan melakukan sanitasi lahan dengan baik, selain itu juga hindari
menanam pada musim hujan. Apabila menanam pada musim hujan, jarak tanam perlu dilebarkan
menjadi 30 x 25 cm, dan selokan diperlebar agar sirkulasi air dan udara lancar. Namun bila
sudah tampak gejala serangan, segera semprot dengan fungisida yang tepat yaitu Bion M 1/48
WP, Topsin M 70 WB dan Kocide 60 WDG. Dosis yang digunakan sesuai dengan anjuran yang
ada pada label kemasan.
b. Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae).
Penyakit ini menyerang perakaran tanaman. Gejala serangan ditunjukkan dengan tanaman
tampak layu hanya pada siang hari yang cerah dan panas. Sebaliknya, pada pagi hari kondisi
tanaman segar. Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit ini akan terhambat. Apabila
tanaman dicabut, akan tampak benjolan-benjolan besar seperti kanker di perakarannya. Jika
tingkat serangannya sudah parah, tanaman sama sekali tidak bisa berproduksi. Pencegahan yang
harus dilakukan adalah dengan :
a) menghindari menanam di lahan bekas tanaman sawi caisim dan pakcoy (brokoli, bunga kol,
kol, sawi putih, dan kailan) yang terindikasi serangan penyakit ini;
b) melakukan pergiliran tanaman, terutama dengan jagung dan kacang-kacangan untuk memutus
rantai hidup fungi penyebab penyakit ini;
c) penggunaan teknologi EMP dikombinasi dengan pengapuran tanah (untuk menaikkan pH
tanah).
Namun bila tanaman sudah terserang penyakit ini, seharusnya dilakukan pemberantasan.
Akan tetapi sampai saat ini belum ditemukan fungisida untuk memberantas penyakit akar gada,
khususnya setelah tanaman terserang. Dengan demikian hal yang perlu diperhatikan adalah
melakukan pengawasan dan pencegahan secara ketat agar usaha tani sawi caisim dan pakcoy
berhasil.
BAB V
ANALISIS USAHA TANI
Perkiraan analisis usaha tani tanaman sawi berdasarkan berbagai pustaka yang ada dan
perkiraan harga yang tidak menentu dipsaran maka dapat diperinci. Dalam perhitungan biaya dan
pendapatan ini berdasarkan padsa anggapan-anggapan sebagai berikut.
1. Varietas yang ditanamn adalah (sawi hijau ) varietas tosakan (caisim bangkok).
2. Luas tanah yang diusahakan 1hektar.
3. Sistem budidaya menggunakan sistem mulsa plastik hitam perak.
4. Lokasi kebun dekat dengan sumber air yang cukup dan sarana transportasi.
5. Pembudidayaan dilakukan secara intensif
6. Kegiatan usaha berorientasi pada pasar komersial
7. Penanaman dilakukan pada musim tanam.
8. Tingkat kerusakan tanaman deperkirakan sebesar 10%.
9. Tenaga kerja diperhitungakandalam satuan hari kerja setara pria (HKSP), dimana dalam satu
HKSP sama dengan 8 jam kerja.
10. Harga sawi ditingkat petani Rp.1.400,-/kg.
11. Rata-rata bobot sawi pertanaman adalah 400 gr.
12. Biaya tak terduga diperhitungkan sebesar 10% dari semua biaya yang dikeluarkan.
13. Bunga modal diperhitungkan sebesar 2% per bulan.
14. Jumlah tanaman 73.320/ha dengan jarak tanam 30 cm x 40 cm.
15. Keadaan agroklimat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman.
Adapun analisis usaha tani sawi hijau per hektar selama 1 musim tanam (4 bulan) adalah sebagai
berikut :
Biaya modal usaha tani ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu biaya prasarana produksi, biaya
sarana produksi, dan biaya tenaga kerja.
13.336.161,-
=
26.395
= Rp.505,25,-
Hasil menunjukkan bahwa pada saat harga sawi ditingkat petani sebesar Rp.505,25,-
usaha tani sawi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian.
E. Analisis Kelayakan Usaha Tani (B/C Ratio)
Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) biasa digunakan dalam analisis kelayakan usaha tani, yaitu
perbandingan antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan :
Pendapatan usaha tani
B/C Ratio =
Biaya usaha tani
Nilai B/C Ratio sebesar 2,77 menunjukkan bahwa dari biaya yang dikeluarkan sebesar
Rp.13.336.161,- akan diperoleh penerimaan sebesar 2,77 kali lipatnya. Dengan kata lain, hasil
penjualan sawi mencapai 277 % dari modal yang dikeluarkan. Nialai B/C Ratio lebih besar dari
1, usaha tani layak.
F. Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)
Return Of Investment (ROI) adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan
dengan modal yang telah dikeluarkan. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh keuntungan yang
didapat dari perputaran modal.
Keuntungan usaha tani
R O I = X 100 %
Modal usaha tani
23.617.119,-
= X 100 % = 167,45 %
14.103.950,-
Nilai ROI sebesar 167,45 % menggambarkan bahwa dari Rp.100,- modal yang ditanam
akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 167,45
Hasil ROI yang akan tinggi menunjukkan bahwa usaha tani sawi tesebut telah sangat sesuai.
G. Penutup
1) Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa prospek penggembangan budidaya
sawi sangat menjanjikan, dari harga yang setabil di pesaran, terlebih lagi manfaatnya begitu
banyak dan dari perhitungan analisis ekonomi usaha ini sangat layak.
2) Saran
Sebagai mahasiswa yang akan terjun dimasyarakat secara langsung proses budidaya sawi
dapat diterapkan dengan mudah di lapangan asal sesuai lokasi dan kecocokan tempat budidaya
yang telah di urai di awal, agar produksi menguntungkan para petani dan tentunya tidak
mengalami kerugian.
Daftar Pustaka
Anonim. “Botani Tanaman sawi, Universitas Sumatra Utara”. Dalam http://repository.usu.ac.id/.
Diunduh 17 November 2013.
Anonim. “Sawi”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/. Diunduh 15 November 2013.
Anonim. “Sawi hijau”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/. Diunduh 15 November 2013.
Anonim. Sawi Putih”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki. Diunduh 17 November 2013.
Anonim. 2013. Manfaat dan Kandungan Sawi. Dalam http://minumanbandrek.blogspot.com/.
Diunduh 17 November 2013.
Anonim. 2011. Tinjauan Pustaka Tanaman Sawi. dalam http://digilib.unimed.ac.id/. Diunduh 17
November 2013.
Cahyono, Bambang. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai – Rsai). Yogyakarta :
Yayasan Pustaka Nusatama.