Kelas/nim : 6B/162111055
Dewan Syariah Nasional adalah dewan yang di bentuk MUI untuk menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan syariah. Sedangkan Dewan pengawas syariah (DPS)
merupakan salah satu bagian penting dari institusi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonesia.
Dewan Pengawah Syariah diangkat dan diberhentikan di Lembaga Keuangan Syariah melalui RUPS
setelah mendapat rekomendasi dari DSN.
(BASYARNAS)
terjadi antara asuransi syariah atau lembaga keuangan syariah dengan pesertanya
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. BASYARNAS adalah perubahan nama dari
Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI) yang
merupakan salah satu wujud dari arbitrase Islam yang pertama kali didirikan di
QS al-Hujuraat: 9, QS an-Nisaa: 35
2.) As-Sunnah
Hadits riwayat an-Nasa’i (tentang dialog Nabi Muhammad dengan Abu Sureih
3) Hukum Positif
b. Dalam surah Al-Hujuraat ayat 9 , mendamaikan orang yang bersengketa itu menjadi
perintah
c. Tarqir
Arbitrase Syariah menitikberatkan pada tugas dan fungsinya untuk mencari titik temu
keuangan, jasa, dll,. Menerima permintaan yang diajukan para pihak yang bersengketa dalam suatu
perjanjian, tanpa ada suatu sengketa untuk memberikan
perjanjian tersebut.
a. Klausa Arbitrase adalah suatu ketentuan yang dicantumkan dalam suatu perjanjian
oleh para pihak bersengketa yang menyebabkan tiap perselisihan yang timbul dari
diputus
b. Klausa arbitrase merupakan persetujuan yang biasanya disepakati oleh kedua belah
c. Menurut Setiawan, adanya Klausa Arbitrase, apabila pernyataan itu sendiri memuat
satu atau beberapa pasal yang menjadikan dasar hukum penyerahan penyelesaian
Tenaga Ahli Asuransi Kerugian adalah memiliki kualifikasi ahli asuransi kerugian dariasosiasi Ahli
Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) dan memiliki pengalaman kerjasekurang-kurangnya 3 tahun.
Gelar yang diberikan adalah AAIK (Ahli Asuransi Indonesia Kerugian).
Tenaga Ahli Perusahaan Asuransi Jiwa adalah memiliki kualifikasi ahli asuransi kerugian dariasosiasi Ahli
Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) dan memiliki pengalaman kerjasekurang-kurangnya 3 tahun.
Gelar yang diberikan adalah AAIJ (Ahli Asuransi Indonesia Jiwa).
Tenaga Ajun Ahli Asuransi Jiwa/Kerugian adalah memiliki kualifikasi ahli asuransi kerugian dariasosiasi
Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) dan memiliki pengalaman kerja di bidang teknisi asuransi
jiwa atau kerugian sekurang-kurangnya 2 Tahun. Gelar profesional yang diberikan adalah AAAIJ (Ajun
Ahli Asuransi Indonesia Jiwa) atau AAAIK (Ajun Ahli Asuransi.
Setiap perusahaan asuransi (jiwa maupun kerugian) harus mengangkat seseorang tenaga Ahli Asuransi
Indonesia Kerugian (AAIK) untuk asuransi kerugian. Dan tenaga Ahli Asuransi Indonesia Jiwa (AAIJ) untuk
perusahaan asuransi jiwa. Serta seseorang tenaga Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAIK) untuk
perusahaan reasuransi.
Sedangankan pengertian dari tenaga ahli yang memiliki keahlian dibidang asuransi dan ekonomi syariah
adalah tenaga ahli yang telah memperoleh gelar Profesional dari AAMAI dan pada saat yang sama yang
bersangkutan telah Mendapatkan pendidikan tambahan yang sepadan dengan itu dalam bidang
ekonomi syariah (islamic insurance) Pendiri atau konversi Asuransi atau perusahaan Reasuransi dengan
prinsip syariah harus menyampaikan Bukti pendukung bahwa tenaga ahli yang dipekerjakan memiliki
keahlian dibidang asuransi dan ekonomi syariah.