ANALISIS HIDROLOGI
Permasalahan :
Perubahan tataguna lahan akibat pembangunan Gedung UKSW Debit
banjir pada sungai yang tinggi.
Ketidakmampuan saluran alam menampung debit hujan
Berkurangnya kapasitas saluran karena tertutup tumbuhan dan sampah,
Saran :
Perlu adanya normalisasi saluran alam, sehingga memiliki kapasitas yang cukup untuk
menampung debit
Pengurangan debit yang menuju saluran dengan cara pengurangan daerah catchment
2) Jl. Kota baru Raya RT 03/RW 13 No. 75-136 (-7.306086,110.484916)
Permasalahan :
Saluran tidak dapat menampung debit hujan
Saran :
Pengurangan debit yang menuju saluran dengan cara pengurangan daerah catchment
Perlu dilakukan analisis lokasi mana saja yang menjadi daerah layanan saluran
drainase tersebut
3) Gang Mawar II Blotongan Sidorejo (-7.308349,110.482338)
Permasalahan :
Daerah memiliki karakteristik curam
Saluran tidak dapat menampung karena kekurangan kapasitas Saluran tertutup dengan
tanaman
Saran :
Saluran perlu diperbesar dan diperbaiki
Pengurangan daerah layanan
Permasalahan :
Debit banjir pada sungai yang tinggi
Ketidakmampuan saluran alam menampung debit hujan
Berkurangnya kapasitas saluran karena tertutup tumbuhan dan sampah
Slope relative datar
Saran :
Perlu adanya normalisasi saluran alam, sehingga memiliki kapasitas yang cukup untuk
menampung debit
Perlu dilakukan analisis lokasi mana saja yang menjadi daerah layanan saluran drainase
tersebut apabila memungkinkan dikurangi daerah layanannya.
Permasalahan :
Debit dengan kecepatan tinggi
Saluran tidak dapat menampung debit hujan
Berada pada daerah cekungan
Slope curam sehingga air terlalu cepat menuju lokasi banjir
Saran :
Penguran debit banjir dengan sudetan
Pembuatan kolam retensi untuk menampung debit
b) Kelurahan Bugel
Berdasarkan hasil wawancara dan tinjauan lokasi pada kelurahan Blotongan terdapat 1 titik yang
terindikasi terjadinya genangan dan banjir.
1) Jl. Nogosari, Bugel Kec. Sidorejo Kota salatiga (-7.18107,100.30331)
Permasalahan :
Belum ada saluran layanan untuk aliran dari kebun karet Tidak ada saluran pada sisi
timur laut
Saran :
Pembuatan saluran pada sisi timur dan layanan untuk kebun karet
Permasalahan:
Terjadi banjir, karena adanya kiriman dari hulu saluran alam, yaitu dari arah terminal Debit yang
terjadi terlalu tinggim sehingga, saluran tidak mampu menampung aliran air yang melaju
Saran:
Berdasarkan wawancara dengan Ketua RT, dalam mengatasi banjir perlu dilakukan pendalaman
saluran. Untuk pelebaran saluran dari warga tidak menghendaki. Selain itu dalam mengatasi
banjir yang terjadi dapat dilakukan sudetan untuk memecah aliran yang menuju ke perumahan
tersebut.
d) Kelurahan Pulutan
Berdasarkan wawancara dan tinjauan lokasi pada Kelurahan Pulutan, terdapat 1 titik yang
terindikasi terjadi genangan. Lokasi genangan yaitu pada Jl. Dipomenggolo depan Traffic Light
sekitar Puskesmas Pembantu Pulutan (-7.313557, 110.477034)
Permasalahan:
Genangan terjadi pada area cekungan jalan
Hanya ada saluran disebelah kanan, di sebelah kiri tidak ada saluran sehingga air
menggenang tidak ada saluran pembuang
Saran:
Perlu dibuatkan saluran pembuang disebelah kiri jalan, kemudian saluran tersebut di arahkan
menuju sungai pada lokasi tersebut.
2. Kecamatan Pabelan
1) Jl. Kenangan Graha Salatiga Pabelan (-7.1678,110.3088)
Permasalahan :
Perubahan dimensi saluran dari hulu ke pembuang berupa penyempitan dan pendangkalan
Kemiringan saluran sebelum pembuang cukup curam Banyak
tumbuhan dan sampah di saluran
Dimensi saluran tidak dapat menampung debit banjir
Saran :
Perbaikan dimensi saluran
Permasalahan:
Banjir di Pasar Pabelan ketinggian 1-1.3 m
Elevasi jalan lebih tinggi daripada elevasi saluran, dan saluran di depan pasar merupakan
saluran tertutup sehingga ketika terjadi hujan deras aliran ke saluran tidak terlalu cepat
Terjadi perubahan dimensi saluran di bagian hulu dan hilir
Jembatan di depan Mina Kencana terlalu rendah dan dimensi salurannya mengecil
Terjadi sedimentasi pada saluran pembagi di depan Mina Kencana yang menyebabkan
alirannya meluap
Di depan area Mina Kencana terjadi aliran balik sehingga terjadi luapan yang menjadi salah
satu penyebab banjir
Saran:
Perlu dilakukan pelebaran saluran minimal sesuai dengan bagian hulu jika memungkinkan
Pada lokasi depan Mina Kencana, sedimentasi perlu dikeruk dan jembatan perlu perlu
ditinggikan agar dimensi saluran lebih tinggi
Perlu ditelusuri aliran yang masuk menuju saluran irigasi dari aliran lain, sehingga
penyebab utama banjir dapat diketahui dan aliran yang terjadi dapat dipecah.
3. Kecamatan Argomulyo
1) Sepanjan jalan besar Argoboga (-7.20943,110.30530)
Permasalahan :
Perubahan dimensi saluran dari hulu ke pembuang berupa penyempitan dan pendangkalan
Kemiringan saluran pada hulu terlalu curam sehingga air tertampung pada hilir
Saluran menuju pembuang terlalu kecil
Saran :
Perbaikan dimensi saluran
Penambahan pembuangan pada bagian hulu
2) Perumahan wahid Argomulyo (-7.21582,110.30489)
Permasalahan :
Berada pada lokasi cekungan
Lubang pengeluaran dari jalan menuju gorong-gorong kecil sehingga air lama tergenang
Saran :
Penambahan pengeluaran air dari jalan raya menuju pembuang
1.5.1 Analisis Curah Hujan Maksimum Wilayah Poligon Thiessen STA DUKUH
Besarnya curah hujan maksimum DAS dihitung dengan metode Thiessen.
Hujan maksimum harian rata-rata didapat dengan menentukan hujan maksimum pada
setiap tahunnya. Hasil analisis curah hujan harian maksimum daerah masing masing
stasiun dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Analisa Perhitungan Hujan Harian STA Dukuh
RMAX Tahunan (Xi)
No. Tahun Tanggal
(mm)
1 2005 26-Januari 86,00
2 2006 21-Febuari 87,00
3 2007 26-Desember 60,00
4 2008 19-Juni 65,00
5 2009 09-Juni 57,00
6 2010 06-Febuari 49,00
7 2011 25-Desember 86,00
8 2012 28 0ktober 87,00
9 2013 19-Maret 60,00
10 2014 19-Juni 65,00
Jenis
No Syarat Hasil Perhitungan Keterangan
Distribusi
Cs ~ 0 Cs 0,109 memenuhi
1 Normal
Ck ~ 3 Ck 1,597 Tidak Memenuhi
Gumbel Tipe Cs ~ 1,1396 Cs 0,109 Tidak Memenuhi
2
1 Ck ~ 5,4002 Ck 1,597 Tidak Memenuhi
Cs = Cv3 + 3Cv 0,150 Cs -0,048 memenuhi
3 Log Normal Ck = Cv8 + 6Cv6 +
3,040 Ck 2,584 Tidak Memenuhi
15Cv4 + 16Cv2 + 3
Log Pearson Cs ≠ 0 Cs -0,048 Memenuhi
4
III Ck = 1,5Cs2 + 3 3,003 Ck 2,584 Memenuhi
Dari hasil perhitungan yang ditunjukan pada Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa perhitungan
curah hujan rencana dengan periode ulang tertentu dapat dilakukan dengan Log Pearson III
karena syarat yang ada telah dipenuhi.
3. Perhitungan Periode Ulang
Dalam menghitung curah hujan rencana dengan periode ulang Log Pearson Tipe III terlebih
dahulu menentukan nilai K T yang terdapat di tabel nilai variabel reduksi Gauss
Setelah mendapatkan nilai K T , untuk menghitung besarnya curah hujan periode ulang
dengan distribusi Log Pearson III menggunakan persamaan:
Y T = ý + K . S D
X T =10Y T
80
70
60
Curah Hujan (mm)
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu (jam ke-)
Jam Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8
26 24 17 13 7 5,5 4 3,5
Curah Hujan (mm) 89,8 82,9 19,0 13,8
8 6 58,76 44,94 24,19 1 2 12,09
Y 1,957
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 9 didapat parameter statistik sebagai berikut:
Rata-rata curah hujan (Y) = 1,957 mm
Standar Deviasi (Sd) = 0,712 mm
Koefisien Variasi (Cv) = 0,088
Koefisien Skewness (Cs) = - 1,604
Koefisien Kurtosis (Ck) = 6,298
2. Pemilihan Jenis Sebaran
Dalam statistik terdapat beberapa jenis sebaran (distribusi), diantaranya yang
sering digunakan dalam hidrologi adalah:
1. Distribusi Normal.
2. Distribusi Log Normal.
3. Distribusi Gumbel.
4. Distribusi Log Pearson Tipe III.
Penentuan jenis sebaran (distribusi probabilitas) yang sesuai dengan data
dilakukan dengan mencocokan parameter data tersebut dengan syarat masing-
masing jenis distribusi. Dari hasil uji distribusi dibandingkan dengan parameter
statistik persyaratan, selanjutnya dipilih yang paling mendekati.
Tabel 10 Penentuan Jenis Sebaran
Jenis
No Syarat Hasil Perhitungan Keterangan
Distribusi
Cs ~ 0 Cs -0,702 memenuhi
1 Normal
Ck ~ 3 Ck 2,991 memenuhi
Gumbel Tipe Cs ~ 1,1396 Cs -0,702 Tidak Memenuhi
2
1 Ck ~ 5,4002 Ck 2,991 Tidak Memenuhi
Cs = Cv3 + 3Cv 0,265 Cs -1,604 memenuhi
3 Log Normal Ck = Cv8 + 6Cv6 + 15Cv4
3,125 Ck 6,298 Tidak Memenuhi
+ 16Cv2 + 3
Log Pearson Cs ≠ 0 Cs -1,604 Memenuhi
4
III Ck = 1,5Cs2 + 3 6,860 Ck 6,298 Memenuhi
Dari hasil perhitungan yang ditunjukan pada Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa
perhitungan curah hujan rencana dengan periode ulang tertentu dapat dilakukan dengan Log
Pearson III karena syarat yang ada telah dipenuhi.
3. Perhitungan Periode Ulang
Dalam menghitung curah hujan rencana dengan periode ulang Log Pearson Tipe III terlebih
dahulu menentukan nilai K T yang terdapat di tabel nilai variabel reduksi Gauss
Setelah mendapatkan nilai K T , untuk menghitung besarnya curah hujan periode ulang
dengan distribusi Log Pearson III menggunakan persamaan:
Y T = ý + K . S D
X T =10Y T
Contoh perhitungan distribusi Log Pearson III dengan periode ulang 2 tahun adalah
sebagai berikut :
Y T = ý + K . S D
= 1,957 + (-0,033 . 0,10)
= 1,9537 mm
X T =10Y T
Perhitungan distribusi Log Pearson III dengan periode ulang yang lainnya disajikan
dalam Tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11 Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III
Periode Ulang
Standar Deviasi (SD) Log XR Koef. Skewness (Cs) KT YT XT (mm)
(T)
5 0,09 1,838 -0,048 0,790 1,911 81,410
10 0,09 1,838 -0,048 1,332 1,958 90,757
80
70
60
Curah Hujan (mm)
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu (jam ke-)
Jam Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8
26 24 17 13 7 5,5 4 3,5
Curah Hujan (mm) 21,16 19,53 13,83 10,58 5,69 4,47 3,25 2,84
Keterangan :
Con 2 dan con3 = Jl. Argosari raya, saluran sekunder argoboga sebelah kanan
jalan menuju hilir atau saluran timur
Con 9 = Jl. Patimura saluran sekunder patimura 2 bagian hilir (kiri
menuju hilir)
Con 10 dan con 12 = Jl. Patimura saluran sekunder patimura 2 bagian hulu (kanan
menuju hilir)
Con 15 = Jl. Patimura saluran sekunder patimura 2 bagian hulu (kiri
menuju hilir)
Con 18 = Pembuang menuju sungai dari jl argosari
Con 19 = JL. Argosari raya, saluran sekunder argoboga sebelah kiri
jalan menuju hilir atau saluran barat
Grafik Hidrograf pada setiap saluran ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Gambar 5. Grafik Banjir Con 2