Anda di halaman 1dari 53

“SMANDI FARM” PENERAPAN TEKNOLOGI SONIC BLOOM PADA

ORANG-ORANGAN SAWAH DALAM MENINGKATKAN


PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza Sativa) DENGAN
KOMBINASI PENANGKAP HAMA WERENG”

LKTI NASIONAL
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Disusun Oleh :
Shafira Rahma Dewi NIS. 8484

Livia Anggreini NIS. 8369

Putri Risatul Faiza NIS.

SMAN 1 SUKODADI
LAMONGAN
2020

i
“SMANDI FARM” PENERAPAN TEKNOLOGI SONIC BLOOM PADA
ORANG-ORANGAN SAWAH DALAM MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa) DENGAN
KOMBINASI PENANGKAP HAMA WERENG

Shafira Rahma Dewi., Livia Anggraeni., Putri Risatul Faiza


SMAN 1 Sukodadi, Jl. Pandu 32 Sukodadi Lamongan

ABSTRAK

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber agraria yang


melimpah. Hal ini yang menyebabkan sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Namun ironisnya, sebagai negara agraris yang
tanahnya subur dan gemah ripah loh jinawi saat ini Indonesia bukan saja tidak
mampu berswasembada pangan, tetapi sebaliknya justru mengalami krisis pangan.
Banyak faktor yang menyebabkan Indonesia belum mencapai ketahanan pangan,
salah satunya adalah kegagalan panen. Dalam mengatasi gagal panen, petani harus
mempercepat pertumbuhan padi untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan
mengurangi populasi hama. Sementara itu, salah satu teknologi dalam rangka
meningkatkan mutu benih adalah melalui penerapan sonic bloom, dan cara yang
efektif dalam menekan populasi hama wereng adalah melalui pendekatan secara
fisika, karena berdasarkan hasil penelitian hama wereng memiliki resistensi dosis
yang sama sehingga petani dituntut untuk terus meningkatkan dosisnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui alat dan bahan dalam “SMANDI FARM”,
untuk mengetahui cara merangkai dan penerapan “SMANDI FARM”, untuk
mengetahui keefektifan “SMANDI FARM”, serta untuk mengetahui keunggulan
“SMANDI FARM”.
Material yang digunakan dalam Pembuatan SMANDI FARM adalah
generator signal, speaker, bambu, jerami, kotak besi, accu, baling-baling, dinamo,
penyimpan daya, kabel, LED (lampu), dan baut. Setiap alat memiliki fungsi
berbeda-beda.Untuk mencapai tujuan tersebut maka digunakan metode literatur,
metode observasi, metode wawancara, metode eksperimen, metode laboratorium,
dan metode dokumentasi.
SMANDI FARM” orang-orangan sawah dengan teknologi sonic bloom
efektif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa) dengan
frekuensi optimum sebesar 4 kHz dan menekan populasi hama wereng
(Nilaparvata lugens). Keunggulan “SMANDI FARM” orang-orangan sawah
dengan teknologi sonic bloom adalah efektif dalam meningkatkan pertumbuhan
tanaman padi (Oryza sativa) dan menekan populasi hama wereng (Nilaparvata
lugens), memanfaatkan tenaga alam untuk menghasilkan energi listrik, ramah
lingkungan karena tidak menghasilkan polusi baik padat, cair, dan gas, inovasi
baru, sederhana, dan berguna, dapat mengaplikasikan kurikulum SMA dalam
kehidupan sehari-hari, serta belum pernah dibuat dalam skala industri.
Kata kunci: “SMANDI FARM”, Pertumbuhan, dan Padi

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ilmiah yang berjudul “SMANDI FARM” Penerapan Teknologi Sonic
Bloom Pada Orang-Orangan Sawah Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman
Padi (Oryza Sativa) Dengan Kombinasi Penangkap Hama Wereng.
Tidak lupa pula penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Bapak Drs.Wiyono, M.M selaku Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri
Sukodadi Lamongan yang selalu memacu dan mendukung kami,
2. Sugito, S.T yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyelesaian penelitian ilmiah ini.
3. Bagas Indra Cahyo selaku pembimbing pendamping kami yang telah
memberikan banyak referensi pada penelitian ini
4. Serta, teman-teman yang telah bekerja sama dalam penyelesaian penelitian
ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ilmiah ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan penelitian ilmiah ini menjadi lebih baik.
Akhirnya, penulis berharap semoga penelitian ilmiah ini bermanfaat bagi
kami secara pribadi dan bagi yang membutuhkannya.

Lamongan, 25 Agustus 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

ABSTRAK...............................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS.......................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................2

1.3 Tujuan Penelitian............................................................2


BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

2.1 Padi.................................................................................3

2.2 Wereng............................................................................4

2.3 Orang-orangan Sawah....................................................5

2.4 Sonic Bloom...................................................................5

2.5 Pengaruh Teknologi Sonic Bloom dalam Meningkatkan


Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa)............................6

2.6 Pengaruh “SMANDI FARM” dalam Menekan


Populasi Hama Wereng (Nilaparvata lugens)........................7
BAB III MATERI DAN METODE.........................................................................8

3.1 Prosedur Penelitian.........................................................8

3.2 Metode Penelitian.............................................................8

3.3 Tahap-tahap Penelitian...................................................8

3.4 Sampel Penelitian............................................................9

vi
3.5 Variabel Penelitian..........................................................9

3.6 Peralatan dan Bahan Penelitian....................................10


BAB IV ISI............................................................................................................13

4.1 Keefektifan “SMANDI FARM” Orang-Orangan Sawah


dengan Teknologi Sonic Bloom dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Tanaman Padi (Oriza sativa) dan Menekan
Populasi Hama Wereng (Nilaparvata lugens).......................13

4.2. Alat dan Bahan dalam Pembuatan “SMANDI FARM”


22

4.3 Cara Merangkai dan Penerapan “SMANDI FARM”...25

4.4 Keunggulan “SMANDI FARM” Orang-Orangan


Sawah dengan Teknologi Sonic Bloom dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Tanaman Padi (Oriza Sativa) dan Menekan
Populasi Hama Wereng (Nilaparvata lugens)......................30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................32

5.1 Simpulan.......................................................................32

5.2 SARAN........................................................................32

vii
RINGKASAN

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber agraria yang


melimpah. Hal ini yang menyebabkan sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Namun ironisnya, sebagai negara agraris yang
tanahnya subur dan gemah ripah loh jinawi saat ini Indonesia bukan saja tidak
mampu berswasembada pangan, tetapi sebaliknya justru mengalami krisis pangan.
Banyak faktor yang menyebabkan Indonesia belum mencapai ketahanan pangan,
salah satunya adalah kegagalan panen. Dalam mengatasi gagal panen, petani harus
mempercepat pertumbuhan padi untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan
mengurangi populasi hama. Sementara itu, salah satu teknologi dalam rangka
meningkatkan mutu benih adalah melalui penerapan sonic bloom, dan cara yang
efektif dalam menekan populasi hama wereng adalah melalui pendekatan secara
fisika, karena berdasarkan hasil penelitian hama wereng memiliki resistensi dosis
yang sama sehingga petani dituntut untuk terus meningkatkan dosisnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui alat dan bahan dalam “SMANDI FARM”,
untuk mengetahui cara merangkai dan penerapan “SMANDI FARM”, untuk
mengetahui keefektifan “SMANDI FARM”, serta untuk mengetahui keunggulan
“SMANDI FARM”.
Material yang digunakan dalam Pembuatan SMANDI FARM adalah
generator signal, speaker, bambu, jerami, kotak besi, accu, baling-baling, dinamo,
penyimpan daya, kabel, LED (lampu), dan baut. Setiap alat memiliki fungsi
berbeda-beda.Untuk mencapai tujuan tersebut maka digunakan metode literatur,
metode observasi, metode wawancara, metode eksperimen, metode laboratorium,
dan metode dokumentasi.
SMANDI FARM” orang-orangan sawah dengan teknologi sonic bloom
efektif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa) dengan
frekuensi optimum sebesar 4 kHz dan menekan populasi hama wereng
(Nilaparvata lugens). Keunggulan “SMANDI FARM” orang-orangan sawah
dengan teknologi sonic bloom adalah efektif dalam meningkatkan pertumbuhan
tanaman padi (Oryza sativa) dan menekan populasi hama wereng (Nilaparvata
lugens), memanfaatkan tenaga alam untuk menghasilkan energi listrik, ramah
lingkungan karena tidak menghasilkan polusi baik padat, cair, dan gas, inovasi
baru, sederhana, dan berguna, dapat mengaplikasikan kurikulum SMA dalam
kehidupan sehari-hari, serta belum pernah dibuat dalam skala industri.

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber agraria yang
melimpah. Hal ini yang menyebabkan sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani.. Namun ironisnya, sebagai negara agraris yang
tanahnya subur dan gemah ripah loh jinawi saat ini Indonesia bukan saja tidak
mampu berswasembada pangan, tetapi sebaliknya justru mengalami krisis pangan.
Indonesia belum mampu mencapai ketahanan pangan karena seringnya petani
mengalami gagal panen. Kegagalan panen ini disebabkan karena adanya serangan
hama dan pertumbuhan padi yang lambat.
Beras merupakan makanan pokok bagi Negara Indonesia. Kebutuhan
orang yang semakin meningkat akan beras memicu sebagian orang yang bekerja
pada sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas. Seiring bertambahnya
populasi manusia di bumi ini, maka ketahanan akan tanaman pangan harus
ditingkatkan guna terpenuhinya kebutuhan setiap orang. Pada saat ini produksi
beras Indonesia semakin menurun, hal ini dapat dilihat dari impor beras oleh
negara lain ke Indonesia. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk menanganinya
agar mempercepat pertumbuhan padi dan mengatasi masalah penyebab gagal
panen seperti mengatasi hama.
Sementara itu salah satu teknologi dalam rangka meningkatkan mutu
benih adalah melalui penerapan sonic bloom. Teknologi sonic bloom merupakan
teknologi terobosan yang ditujukan untuk membuat tanaman tumbuh lebih baik
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) sampai saat ini masih dianggap
sebagai hama utama pada pertanaman padi karena kerusakan yang diakibatkan
cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim pertanaman. Untuk itu perlu.
Berdasarkan ulasan di atas. Maka, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang sonic bloom untuk merangsang pertumbuhan tanaman padi
dengan gelombang suara dengan judul “SMANDI FARM” Penerapan Teknologi
Sonic Bloom Pada Orang-Orangan Sawah Dalam Meningkatkan Pertumbuhan
Tanaman Padi (Oryza Sativa) Dengan Kombinasi Penangkap Hama Wereng.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka perumusan masalah
yang diteliti dalam karya ilmiah ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana keefektifan “SMANDI FARM” Orang-Orangan Sawah dengan
Teknologi Sonic Bloom dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi
(Oryza sativa) dan menekan populasi hama wereng (Nilaparvata lugens)?
2. Apa alat dan bahan dalam pembuatan “SMANDI FARM” Orang-Orangan
Sawah dengan Teknologi Sonic Bloom?
3. Bagaimana cara merangkai dan penerapan “SMANDI FARM” Orang-Orangan
Sawah dengan Teknologi Sonic Bloom?
4. Apa keunggulan “SMANDI FARM” Orang-Orangan Sawah dengan Teknologi
Sonic Bloom dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa)
dan menekan populasi hama wereng (Nilaparvata lugens)?

1.3 Tujuan Penelitian


Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang ingin di dapat, antara lain:
1. Untuk mengetahui keefektifan “SMANDI FARM” Orang-Orangan Sawah
dengan Teknologi Sonic Bloom dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman
padi (Oryza sativa) dan menekan populasi hama wereng (Nilaparvata lugens).
2. Untuk mengetahui alat dan bahan dalam pembuatan “SMANDI FARM”
Orang-Orangan Sawah dengan Teknologi Sonic Bloom.
3. Untuk mengetahui cara merangkai dan penerapan “SMANDI FARM” Orang-
Orangan Sawah dengan Teknologi Sonic Bloom.
4. Untuk mengetahui keunggulan “SMANDI FARM” Orang-Orangan Sawah
dengan Teknologi Sonic Bloom.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Padi
2.1.1 Klasifikasi Ilmiah Padi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
         Divisi: Magnoliophyta
     Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo: Poales
                Famili: Poaceae
                    Genus: Oryza
                        Spesies: Oryza sativa
2.1.2 Deskripsi tentang Tanaman Padi dan Habitatnya
Padi merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam
peradaban. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke
Indonesia sekitar 1500 SM. Padi termasuk genus Oryza l yang meliputi
lebih kurang 25 spesies, tersebar di daerah tropis dan sub tropis seperti
Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Tanaman padi yang dapat tumbuh
dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak
diusahakan di daerah sub tropis. Tanaman padi termasuk tanaman setahun
atau semusuim yang berbentuk herba. Tinggi tanaman mencapai 120 cm.
Bagian tanaman secara garis besar terdapat bagian vegetatif dan generatif.
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan
makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun
padi memiliki nilai tersendiri Padi adalah salah satu bahan makanan yang
mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab di
dalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi.
2.1.3 Budidaya Padi
Lokasi budidaya dan syarat tumbuh tanaman perlu diketahui untuk
menentukan varietas maupun pengendalian hama dan penyakit. Tanaman
padi sawah memerlukan curah hujan antara 200 mm/bulan atau 1500-2000
mm/tahun, ketinggian tempat optimal 0-1500 mdpl dengan suhu optimal

3
sekitar 23°C. Budidaya padi sawah dapat dilakukan di segala musim.
Intensitas sinar matahari penuh tanpa naungan. Air sangat dibutuhkan oleh
tanaman padi. Saat musim kemarau, air harus tersedia untuk meningkatkan
produksi. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah
mengandung pasir, debu, maupun lempung.

2.2 Wereng
2.2.1 Klasifikasi Ilmiah Wereng
Kingdom: Animalia
         Divisi: Arthropoda
     Kelas: Insecta
Ordo: Hemiptera
                Famili: Auchenorrhyncha
                    Genus: Fulgoromorpha
                        Spesies: Fulgoroidea
2.2.2 Diskripsi Wereng
Wereng coklat merupakan serangga berukuran kecil, panjang
badan sekitar 2,6-2,9 mm, serangga dewasa berwarna coklat kehitaman,
bergerak dengan berjalan dan terbang. Serangga dewasa berada dalam
dua wujud yaitu bersayap panjang atau macroptera dan bersayap pendek
atau brachyptera. Nimpa wereng coklat berwarna krim akan berubah
menjadi keabuan seiring dengan usia, panjang nimpa dewasa sekitar 2,1
mm, bersamaan dengan itu garis hitam padatoraxmulaimenghilang.
Telur wereng coklat berwarna putih krim, semakin lama berubah
warna menjadi gelap, berukuran panjang 0,9 mm, lebar 0,2 mm. Seekor
serangga mampu bertelur sebanyak 100-500 butir yang
diletakkansecaraberkelompok.
Siklus hidup wereng coklat cukup singkat sehingga proses
pergantian generasi berlangsung dengan cepat. Stadia telur berlangsung
selama 4-8 hari, stadia nimpa 14 hari dan stadia dewasa (imago) 10-20
hari. Secara keseluruhan siklus hidup wereng coklat berkisar antara 28 –
42 hari. Serangga dewasa khususnya yang bersayap panjang mempunyai

4
kemampuan terbang (migrasi) sekitar 200-300 km. Siklus hidup yang
singkat, kemampuan bertelur yang sangat tinggi dan kemampuan terbang
yang cukup jauh menjadikan wereng coklat sebagai salah satu hama yang
sulit dikendalikan akibat perkembang-biakan dan pergerakan yang cepat.

2.3 Orang-orangan Sawah

Orang-orangan sawah adalah replika manusia yang ditempatkan di atas


tanah yang tengah dibudidayakan (sawah, kebun, ladang, dll) yang dimaksudkan
untuk menakut-nakuti burung atau binatang lainnya (hama sawah) agar tidak
mematuk atau merusak biji, tunas, serta buah-buahan yang tengah tumbuh di areal
itu. Selain berwujud manusia (sesosok petani), varian lain dari orang-orangan
sawah adalah patung hewan predator hama sawah seperti burung hantu atau tikus.
Orang-orangan sawah merupakan produk universal petani-petani di seluruh dunia
karena hampir seluruh peradaban di dunia yang bercocok tanam menggunakan
orang-orangan sawah meskipun dengan spesifikasi yang berbeda-beda sesuai
dengan lokal wilayah masing-masing.
Secara umum, fungsi utama dari orang-orangan sawah adalah sebagai
medium bagi petani untuk menjaga tanaman budidayanya dari serangan hama
pertanian khususnya burung-burung seperti pipit, gagak, dan sebagainya. Orang-
orangan sawah juga merupakan media komunikasi nonverbal antara petani dengan
hama pertanian untuk membahasakan atau mengatakan pada hama-hama tersebut
agar mereka menjauhi tanaman miliknya.

2.4 Sonic Bloom


Sonic Bloom adalah suatu teknologi yang pada dasarnya merupakan cara
pemupukan daun (foliar) dengan pengabutan larutan pupuk yang mengandung
trace mineral yang digabungkan serentak bersama gelombang suara frekuensi
tinggi. Penggunaan gelombang suara alam dengan frekuensi tinggi disebutkan
mampu merangsang mulut daun (stomata) tetap terbuka sehingga meningkatkan
laju dan efisiensi penyerapan pupuk yang bermanfaat bagi tanaman.
Hasil yang tampak secara visual, yaitu sebagai efek pemberian energi
suara akustik, berfrekuensi kompleks, serta dengan tingkat energi yang bervariasi.

5
Jika pemakaiannya tepat, maka rangsangan suara ini mampu menstimulir
metabolisme sel-sel tanaman. Akibatnya, terjadi peningkatan penyerapan nutrisi
dan uap air lewat daun. Efek yang paling menakjubkan adalah pertumbuhan serta
produksi tanaman yang luar biasa.
Sonic Bloom dapat diaplikasikan pada semua jenis tanaman mulai dari
tanaman semusim misalkan padi, palawija, bunga-bungaan hingga tanaman
tahunan seperti kopi, kakao, karet, kelapa sawit, jati, meranti, dsb. Dari berbagai
jenis tanaman tersebut yang membedakan adalah cara pemberian nutrisi sonic
bloomnya. Untuk tanaman semusim biasanya diaplikasi setiap 7-10 hari sekali,
sedangkan untuk tanaman keras atau tahunan aplikasinya cukup satu bulan satu
kali penyemprotan dengan dosis, antara 2-4 cc/liter air tergantung dari jenis
tanamannya.

2.5 Pengaruh Teknologi Sonic Bloom dalam Meningkatkan Pertumbuhan


Tanaman Padi (Oryza sativa)
Berikut merupakan gambar pengaruh Teknologi Sonic Bloom dalam
Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa):

Gambar 2.1. Pengaruh Teknologi Sonic Bloom dalam Meningkatkan


Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa)
Berdasarkan gamabar 2.1 pengaruh frekuensi terhadap pertumbuhan
pertunasan padi secara garis besar penggunaan frekuensi gelombang bunyi yang
diberikan pada tanaman padi pada fase pertunasan dapat diasumsikan seperti pada
bagan 1. Frekuensi gelombang bunyi yang diberikan pada tanaman padi fase

6
pertunasan dapat merangsang aktivitas enzim untuk melakukan pembelahan sel
pada kotiledon benih padi. Dimana kotiledon merupakan salah satu bagian
penting bagi embrio yang berperan sebagai tempat menyimpan cadangan makanan
dan sebagai organ pertama fotosintesis sebelum terbentuknya daun yang dapat
berfotosintesis. Enzim ini akan menghasilkan energi dan makanan dimana salah
satu peran enzim yaitu katalis (fungsi mempercepat reaksi didalamnya) sehingga
pertumbuhan semakin cepat.

2.6 Pengaruh “SMANDI FARM” dalam Menekan Populasi Hama


Wereng (Nilaparvata lugens)
Berikut merupakan gambar Pengaruh “SMANDI FARM” dalam
Menekan Populasi Hama Wereng (Nilaparvata lugens)

Gambar 2.2 Pengaruh “SMANDI FARM” dalam Menekan Populasi


Hama Wereng (Nilaparvata lugens)

Berdasarkan gambar 2.2, Dengan mengetahui salah satu sifat hama wereng yang
menyukai benda bercahaya maka dapat dibuat sebuah perangkap hama wereng
menggunakan media lampu LED sebagi pemancing dan kantong plastic yang
dilapisi minyak sebagai penangkap. Dengan memasang perangkap hama wereng
setiap hari maka populasi hama wereng dapat ditekan.

7
BAB III

MATER DAN METODE

3.1 Prosedur Penelitian


Penelitian yang penulis lakukan secara umum menggunakan metode
literatur, obseravasi, eksperimen, laboratorium (fisika), serta menggunakan
metode dokumentasi yang disusun untuk memecahkan permasalahan yang diteliti,
yakni dengan cara penelitian. Lokasi penelitian yang digunakan adalah laboratorium
Biologi SMAN 1 Sukodadi. Proses penelitian dilakukan pad tanggal 23 juli-25
september 2019

3.2 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah :
1. Metode Literatur
Kami mengambil sumber dari internet dan buku-buku yang relevan.
2. Metode Observasi
Kami melakukan observasi frekuensi normal sawah.
3. Metode Eksperimen
Kami melakukan eksperimen tentang pengaruh teknologi sonic bloom
dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi dan menekan populasi
hama wereng.
4. Metode Laboratorium
Yaitu dengan mengambil hasil data atau bukti yang dikerjakan di
Laboratorium fisika SMA Negeri 1 Sukodadi Lamongan
5. Metode Dokumentasi
Yaitu dengan melakukan pengambilan hasil data berupa gambar.

3.3 Tahap-tahap Penelitian


Penelitian ini dilakukan melalui 5 (lima) tahap kegiatan, yaitu: tahap
persiapan dan perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengujian, tahap pengolahan
data, serta tahap penyelesaian dengan uraian sebagai berikut :
1) Tahap Persiapan dan Perencanaan

8
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan studi pustaka
dari text books, jurnal cetak dan elektronik, mempersiapkan surat-surat
penelitian, peralatan dan bahan yang akan digunakan. Tahap ini peneliti
juga menentukan perencanaan meliputi pemilihan ide penelitian,
penentuan objek yang akan kita teliti dan tujuan yang ingin dicapai oleh
suatu penelitian serta merencanakan strategi umum untuk memperoleh dan
menganalisa data bagi penelitian itu.
2) Tahap Pengujian
Tahapan kedua adalah menguji pengaruh teknologi sonic bloom terhadap
pertumbuhan tanaman padi dan menguji perangkap wereng dalam
menekan populasi hama wereng
3) Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini kami mengolah hasil data yang kami dapatkan dari hasil
penelitian berupa hasil eksperimen. Hasil eksperimen dinyatakan dengan
satuan tertentu.
4) Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini adalah langkah terakhir dengan melakukan pencetakan,
penggandaan dan penjilidan laporan penelitian.

3.4 Sampel Penelitian


Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah :
1. Bibit padi Varietas Inpari-4
2. Hama wereng (Nilaparvata lugens)

3.5 Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini yaitu :
3.5.1 Variabel Respon
1. Pertumbuhan tingi tanaman Padi (Oryza sativa)
2. Pertumbuhan jumlah daun tanaman Padi (Oryza sativa)
3. Pertumbuhan panjang akar tanaman Padi (Oryza sativa)
4. Daya serap akar tanaman Padi (Oryza sativa)
5. Jumlah hama wereng yang tertangkap

9
3.5.2 Variabel Kontrol
Dalam penelitian ini variabel yang diatur adalah :

1. pH media tanam
2. Kelembapan udara pada saat penanaman
3. Suhu ruangan saat penanaman
4. Jenis benih padi (Varietas Inpari-4)
5. Nutrisi tanaman
6. Cahaya dalam media tanam
3.5.3 Variabel Manipulasi
Pertumbuhan tanaman padi akan dipengarui frekuensi generator signal,
untuk itu digunakan beberapa frekuensi yaitu:
1. Kontrol (0kHz)
2. Infrasonik (0,01 kHz)
3. Audiosonik (4 kHz)
4. Audiosonik (7 kHz)
5. Ultrasonik (30 kHz)

3.6 Peralatan dan Bahan Penelitian


Alat dan bahan penelitian dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 3 berikut :
Tabel 3 Alat dan Bahan dalam pengujian “SMANDI FARM”
N VARIABEL ALAT BAHAN
O RESPON
1. Pertumbuhan  Generator signal  Tanah
tanaman padi  Speaker  Air
 Gelas Plastik  Pupuk
 Penggaris Kompos
 Timbangan digital  Sekam
 pH meter  Benih padi
 Alat penyemprot Varietas Inpari-4

 Termometer

10
 Kardus

2. Menekan populasi  Lampu LED  Minyak


hama wereng  Kabel listrik  Kantong plastik
 Penutup lampu
 Tiang dari kayu atau
bambu (± 2 m)
 Corong dimater 30-50
cm

3.7 Cara Kerja atau Prosedur Penelitian


3.7.1 Cara Kerja Uji Pendahuluan
3.7.1.1 Pembuatan Media Penelitian Pengaruh Teknologi Sonic
Bloom dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Padi
(Oryza sativa)
1. Persiapan alat dan bahan
2. Mengisi 5 gelas plastikdengan media tanam (Gabungan tanah,
sekam dan pupuk kandang) sampai ¾ bagian
3. Menanam benih padi Varietas Inpari-4
4. Menyiram air sebanyak 20 ml air
5. Memasukkan setiap media kedalam kardus yang telah terangkai
generator signal dan pengaturan frekuensi
6. Menempatkan setiap media kedalam ruangan yang sama namun
mengkontrol jarak media tanam satu dengan yang lain agar
frekuensi media tanam satu tidak mempengarui media lain.
7. Melakukan pengamatan selama 21 hari
3.7.1.2 Pembuatan Media Penelitian Efektifitas “SMANDI
FARM” dalam Menekan Populasi Hama Wereng
1. Persiapan alat dan bahan
2. Merangkai rangkaian lampu
3. Memberi penutup lampu

11
4. Memasng lampu pada bambu
5. Memberi perangkap corong yang telah dihungkan dengan
plastik yang telah berisi minyak goring dibawah lampu
Skema 1
Perangkap Hama Wereng pada “SMANDI
FARM”

Gambar 3.1 Desain Alat perangkap Wereng


3.7.2 Prosedur Pengujian
3.7.2.1Pengujian Pengaruh Teknologi Sonic Bloom dalam
Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa)
Media tanam yang telah siap diuji diberi perlakuan
dengan memberi gelombang suara dengan frekuensi berbeda-
beda. Gelombang suara yang berasal dari generator signal
dibunyikan setiap hari selama 21 hari (masa siap pindah tanam)
pada pukul 08:00-09:00 atau selama satu jam.
Proses pengamatan pertumbuhan dilakukan setiap hari yaitu
pengamatan tinggi tanaman Padi (Oryza sativa) dan pertumbuhan
jumlah daun tanaman Padi (Oryza sativa). Sedangkan
pertumbuhan panjang akar tanaman Padi (Oryza sativa) dan daya
serap akar tanaman Padi (Oryza sativa) dilakukan setelah 21 hari
masa tanam.

12
BAB IV

ISI

4.1 Keefektifan “SMANDI FARM” Orang-Orangan Sawah dengan


Teknologi Sonic Bloom dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Padi
(Oriza sativa) dan Menekan Populasi Hama Wereng (Nilaparvata lugens).
Untuk mengetahui efektifitas Teknologi Sonic Bloom dalam
Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Padi (Oriza sativa) maka dilakukan
pengujian terhadap pengaruh rangsangan Teknologi Sonic Bloom. Selain itu
dalam penelitian ini juga untuk mengetahui frekuensi optimum Teknologi Sonic
Bloom pada tanaman padi. Sebagai indikator maka efektifitas akan ditinjau
berdasarkan indikator berikut :
1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Padi Hingga umur 21 hari
2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Padi Hingga umur 21 hari
3. Pertumbuhan Panjang Akar Tanaman Padi Hingga umur 21 hari
4. Daya Serap Akar Tanaman Padi Hingga umur 21 hari
5. Penampang Stomata Daun
Berikut hasil pengujian yang telah dilakukan.

4.1.1 Data tentang Hasil Pengaruh Teknologi Sonic Bloom pada


Pertumbuhan Tingi Tanaman Padi (Oryza sativa)
Tinggi tanaman. Hasil analisis pengukuran rata-rata tinggi tanaman
padi menunjukan bahwa pemberian suara teknologi sonic bloom
berpengaruh terhadap tinggi tanaman padi apabila dibandingkan dengan
tanaman padi tanpa perlakuan. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Pengaruh Teknologi Sonic Bloom pada Pertumbuhan Tinngi


Tanaman Padi (Oryza sativa)
Waktu
Pengamata Tinggi Tanaman Padi pada setiap
n
Frekuensi (dalam cm)
Hari ke-
7
  0 kHz 0,01kHz 4 kHz 30 kHz
kHz
1 0 0 0 0 0

13
Waktu
Pengamata Tinggi Tanaman Padi pada setiap
n
Frekuensi (dalam cm)
Hari ke-
7
  0 kHz 0,01kHz 4 kHz 30 kHz
kHz
2 0,2 0,4 0,6 0,5 0
3 1 1 1,5 1,25 0,5
4 1,75 1,9 2,1 2,1 1
5 2,6 2,8 3 3 2,1
6 3,9 4 4,8 4,7 3,4
7 4,7 5,2 6,2 5,8 4,2
8 5,9 7,1 8,1 6,7 5,3
9 7,4 8 9,7 7,5 6,2
10 8,9 9,8 11 8,7 7,6
11 10,7 11 12,8 10 9.3
12 11,3 12 14 10,9 10,4
13 12,4 13,6 16 11,8 11,3
14 13,9 14,9 18,2 12,7 12,4
15 15 16,4 20 13,4 13
16 16 17,2 22,4 15 14,9
17 17,4 18,6 23,9 16,1 15,3
18 18,9 20,3 25,8 17,2 17
19 20,6 22,1 27,9 18,9 19
20 22,2 23,2 30 20,3 21,2
21 23,5 25,1 32 22,1 22,4
Rata-rata 10,39 11,17 13,8 9,93 9,3

Keterangan:
Dari tabel diatas diketahui rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman padi pada
21 hari pengamatan dengan pengruh frekuensi suara. Pada frekuensi 0
KHz tanaman padi tumbuh dengan rata-rata 10,39cm , pada frekuensi 0.01
KHz tanaman padi tumbuh dengan rata-rata 11,17cm, pada frekuensi 4
KHz tanaman padi tumbuh dengan rata-rata 13,80cm, pada frekuensi 7
KHz tanaman padi tumbuh dengan rata-rata 9,93cm, dan pada frekuensi 30
KHz tanaman padi tumbuh dengan rata-rata 9, 35cm. Untuk
mempermudah visualisasi dan analisa pertumbuhan tinggi tanaman padi
akibat rangsangan sonic bloom tinngi tanaman padi maka dibuat grafik
pertumbuhan tinggi tanaman padi akibat rangsangan Sonic Bloom berikut
ini :

14
Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Padi Akibat Rangsangan
Sonic
35 Bloom

30

25
Tinggi (cm)

20

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Pengamatan Hari ke-


0 KHz 0,01 KHz 4 KHz 7 KHz 30 KHz

Gambar 4.3 Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Padi Akibat


Rangsangan Sonic Bloom Tinngi Tanaman Padi (Oryza sativa)
Keterangan:
Dengan hasil ini dikethui bahwa tidak semua frekuensi bunyi berpengruh
positif terhadap pertumbuhan tunas tanaman padi, contohnya sampel 2
(sampel engan frekuensi bunyi 0,01 kHz) dan sampel 5 (sampel dengan
frekuensi bunyi 30 kHz) yang justru pertumbuhan tunas tanamantanpa

15
perlakuan. Ternyata ada frekuensi tertentu yang direspon baik oleh benih
padi, sehingga pertumbuhan tunas padi menjadi optimal yaitu frekuensi 4
kHz. Tinggi tanaman padi dengan perlakuan frekuensi 4 kHz memiliki rata-
rata tinggi tanaman lebih besar dibandingkan dengan lainya dan mampu
merangsang pertumbuhan tunas padi lebih cepat. Tanaman padi berumur 21
hari dengan perlakuan frekuensi 4 KHz memiliki rerata tinggi tanaman
sebesar 32 cm sedangkan tinggi tanaman tanpa perlakuan yaitu 23.5. Rerata
tinggi tanaman padi baik dengan perlakuan maupun tanpa perlakuan
memiliki selisih rerata tinggi tanaman yang tidak terlalu berbeda jauh. Hal
ini disebabkan karena tinggi kedua tanaman stabil pada hari ke 19 hingga
20 hari karena sudah mendekati usia maksimal tanaman (siap pindah
tanam). Hasil ini sesuai dengan pernyataan bahwa penerapan teknologi
gelombang suara pada tanaman padi mampu mempercepat pertumbuhan
bibit, memperbanyak dan memperpanjang akar bibit padi pada proses
persemaian.
4.1.2 Data tentang Pengaruh Teknologi Sonic Bloom pada
Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)
Selain dari pertumbuhan tinggi tanamannya, karakteristik lain yang
dapat dilihat yaitu jumlah daunnya. Bila dibandingkan dengan tanaman
padi tanpa perlakuan, maka padi yang paling cepat merangsang
pertumbuhan tunas daun yaitu padi dengan frekuensi 4KHz, hal ini
ditunjukan berdasarkan data sebagai berikut:
Tabel 11 Hasil Pengamatan Pengaruh Teknologi sonic
bloom terhadap Jumlah Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)

16
Waktu Tinggi Tanaman Padi pada setiap
Pengamatan Frekuensi (dalam cm)
Hari ke- 0 kHz 0,01kHz 4 kHz 7 kHz 30 kHz
1 0 0 0 0 0
2 0 0 1 1 0
3 1 1 1 1 0
4 1 1 2 2 1
5 1 1 2 2 1
6 2 2 2 2 2
7 2 2 3 3 2
8 2 2 3 3 2
9 3 3 3 3 3
10 3 3 4 3 3
11 3 3 4 4 3
12 4 4 4 4 4
13 4 4 5 4 4
14 5 5 5 5 5
15 5 5 5 5 5
16 5 5 5 5 5
17 5 5 5 5 5
18 5 5 5 5 5
19 5 5 5 5 5
20 5 5 5 5 5
21 5 5 5 5 5

Keterangan :

17
Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Padi Akibat Rangsangan
Sonic
5 Bloom

4
Jumlah Daun

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pengamatan Hari Ke-
0 Khz 0.01 KHz 4 KHz 7 KHz 30 KHz

Dari data diatas diketahui jumlah daun yang tumbuh terhadap


pengaruh teknologi sonic bloom pada 21 hari pengamatan sama.
Namun, pada frekuensi 4 KHz pertumbuhan jumlah daun lebih cepat
yaitu telah berdaun 5 ketika berumur 12 hari dibandingkan dengan
frekuensi lain yang berjumlah daun 5 ketika berumur 13 hari. Untuk
mempermudah visualisasi dan analisa pertumbuhan jumlah daun
tanaman padi akibat rangsangan sonic bloom tinngi tanaman padi
maka dibuat grafik pertumbuhan jumlah daun man padi akibat
rangsangan Sonic Bloom berikut ini :

18
Gambar 4.4 Pengaruh teknologi Sonic Bloom terhadap Pertumbuhan
Jumlah Daun Padi (Oryza sativa)
Keterangan:
Jumlah daun tanaman yang diberikan frekuensi gelombang bunyi 4 KHz
pada umur 4 hari memiliki jumlah daun yang lebih banyak yaitu 2 helai
daun tunas sedangkan tanaman padi tanpa perlakuan pada umur 4 hari
memiliki 1 helai daun tunas. Perbedaan tersebut juga terlihat pada tanaman
padi umur 8 hari, dimana untuk tanaman padi yang diberikan frekuensi
gelombang bunyi 4KHz memiliki jumlah daun banyak yaitu 3 helai daun
sedangkan tanaman padi tanpa perlakuan memiliki 2 helai daun. Jumlah
daun kedua tanaman baik dengan perlakuan dan tanpa perlakuan mulai
stabil pada hari ke 12 hinnga 20 harikarena sudah mendekati usia maksimal
tanaman (siap pindah tanam).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertambahan tinggi tanaman padi
berkolerasi dengan jumlah daun. Proses pembentukan tinggi tanaman padi
dan jumlah daun berkaitan dengan proses penyerapan nutrisi dan air dari
dalam tanah oleh akar tanaman. Jumlah daun sangat mempengaruhi proses
fotosintesisnya. Semakin banyak jumlah daun maka tanaman dalam
melakukan fotosintesis akan lebih baikkarena cahaya matahari dapat lebih
banyak ditangkap oleh daun dalam proses fotosintesis sehingga hasil
fotosintesis akan semakin besar. Besarnya hasil fotosintesis dapat
berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun.
Respon tanaman padi dalam hal jumlah daun terhadap pemberian suara
sejalan dengan kondisi pertumbuhan dan perkembangan jumlah daun.
Jumlah daun yang disertai penampakan daun yang berwarna hijau
menandakan adanya kandungan klorofilyang dapat menghasilkan fotosintat
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang pada akhirnya
mempengaruhi berat basah hasil panen.
4.1.3 Data tentang Pengaruh Teknologi Sonic Bloom pada
Pertumbuhan Panjang Akar Tanaman Padi (Oryza sativa)
Tabel 12 Hubungan Rerata Panjang Akar Pada hari ke-21 terhadap
Variasi Pemberian Teknologi Sonic Bloom padaTanaman Padi

19
Panjang Akar pada setiap Frekuensi dalam cm
Waktu
Pengamatan 0 kHz 0,01 kHz 4 kHz 7 kHz 30 kHz
Hari ke-21 5,4 5,6 7,2 7,0 3,8

Keterangan:
Dari data diatas diketahui hubungan rerata panjang akar pada hari ke-21
terhadap variasi pemberian teknologi sonic bloom pada tanaman padi.
Pada tanaman padi yang diberi perlakuan frekuensi 4 KHz memiliki
panjang akar lebih panjang dari pada perlakuan frekuensi lain atau dengan
tanpa perlakuan yaitu sebesar 7,2cm. Untuk mempermudah visualisasi dan
analisa Rerata Panjang Akar Pada haari ke-21 terhadap Variasi Pemberian
Teknologi Sonic Bloom pada Tanaman Padi maka dibuat grafik berikut
ini:

Diagram Rerata Panjang Akar Pada haari ke-21 terhadap Variasi


Pemberian Teknologi Sonic Bloom pada Tanaman Padi
8
7 7.2 7
6
Panjang (Cm)

5 5.4 5.6
4
3 3.8

2
1
0

0 KHz 0.01 KHz 4 KHz 7 KHz 30 KHz

Gambar 4.5 Hubungan Rerata Panjang Akar Pada haari ke-21


terhadap Variasi Pemberian Teknologi Sonic Bloom pada Tanaman Padi

Keterangan
Dari grafik tersebut dikeytahui bahwa tidak semua frekuensi bunyi
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan panjang akar tanaman padi.
Ternyata ada frekuensi tertentu yang direspon baik oleh benih padi

20
sehingga merangsang pertumbuhan panjang akar lebih cepat yaitu pada
frekuensi 4 kHz. Panjang akar tanaman padi dengan perlakuan frekuensi
4 kHz memiliki respon tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan yang
respon perlakuan frekuensi lain atau tanpa perlakuan. Sehinnga dapat
disimpulkan bahwa tanaman padi dengan perlakuan frekuensi 4 kHz
sangat cocok untuk merangsang pertumbuhan panjang akartanaman padi
dan potensial untuk ditanam di lahan yang kekurangn air.

4.1.4 Data tentang Pengaruh Teknologi Sonic Bloom pada Daya


Serap Akar Tanaman Padi (Oryza sativa)
Tabel 13 Pengaruh Teknologi Sonic Bloom pada Daya Serap Akar
Tanaman Padi (Oryza sativa)
Frekuensi Berat basah Berat Kering Daya Serap Akar
akar (gram) Akar (gram) (% volume)
0 KHz 140,01 76,88 44,76
0,1 KHz 145,12 77,87 46,34
4 KHz 148,36 79,34 46,52
7 KHz 147,43 78,9 46,48
30 KHz 141,0 76,62 45,6
Keterangan:
Dari data diatas diketahui daya serap akar tanaman padi pada setiap
perlakuan. Daya serap diperoleh dari selisih berat basah akar dengan berat
kering akar dikalikan seratus dan dibagi berat basah akar. Dari hasil
perhitungan tersebut diketahui tanaman padi yang diberi perlakuan 4KHz
memiliki daya serap akar tertinggi yaitu sebesar 46,52%.
4.3.5 Data tentang Perbedaan Stomata bibit padi Kontrol dengan
Pemberian Frekuensi 4kHz dalam Keefektifan Teknologi Sonic
Bloom dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Padi (Oriza
Sativa)

21
Telah diketahui bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan bibit
tanaman padi tanpa perlakuan dengan pemberian gelombang suara. Telah
diketahui juga bahwa frekuensi paling optimum dalam meingkatkan
pertumbuhan tanaman padi adalah pada frekuensi 4 kHz.
Penelitian selanjutnya adalah untuk mengetahui keadaan stomata
pada daun bibit tanaman padi tanpa perlakuan dengan pemberian
gelombang suara dengan frekuensi 4kHz. Berikut merupakan hasil
pengamatan stomata daun bibit tanaman padi tanpa perlakuan dengan
pemberian gelombang suara dengan frekuensi 4kHz. Berikut Gambar
penampang stomata daun Padi :

Gambar 4.6. Stomata Daun Tanaman tanpa Perlakuan


Kiri (stomata bagian bawah) Kanan (stomata bagian atas)

22
Gambar 4.7 Stomata Daun Tanaman dengan Perlakuan Frekuensi
4kHz Kiri (stomata bagian bawah) Kanan (stomata bagian atas)

Keterangan:
Dari kedua gambar di atas terlihat jelas perbedaan pembukaan stomata
pada tanaman perlakuan dan tanaman tanpa perlakuan. Pembukaan
stomata daun pada tanaman dengan perlakuan lebih besar dibandingkan
dengan tanpa perlakuan.

4.1.6 Data tentang Keefektifan “SMANDI FARM” dalam Menekan


Populasi Hama Wereng
Pengembangan Fungsi “SMANDI FARM” juga dilkukan dengan
penambahan fungsi perangkap hama wereng. Fungsi ini diuji dengan
menghitung efektifitas jumlah wereng yang dapat tertangkap dalam alat
ini. Berikut hasil pengamatan mengenai jumlah hama wereng yang
tertangkap dalam alat ini :
Tabel 14 Hasil Pengamatan Jumlah Hama Wereng yang Tertangkap
NO WAKTU PENGAMATAN JUMLAH HAMA WERENG
Hari ke- YANG TERTANGKAP
1 1 876 ekor
2 2 667 ekor
3 3 776 ekor
4 4 467 ekor
5 5 290 ekor
6 6 250 ekor
7 7 200

Keterangan :
Dari data diatas diketahui jumlah hama yang tertangkap, pada hari pertama
jumlah wereng ekor yang tertangkap sebanyak 876 ekor, hari ke-2 667
ekor, hari ke-3 776 ekor, hari ke-4 467 ekor, hari ke-5 390 ekor, hari ke-6
250, dan hari ke-7 200 ekor. Ini menunjukan jumalah hama wereng yang

23
tertangkap cenderung semakin hari semakin sehingga dapat disimpulkan
jebakan pada SMANDI FARM dapat menurunkan populasi hama.

4.2. Alat dan Bahan dalam Pembuatan “SMANDI FARM”


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan “SMANDI FARM”
orang-orangan sawah dengan teknologi sonic bloom dalam meningkatkan
pertumbuhan tanaman Padi (Oryza sativa) dan menekan populasi hama Wereng
(Nilaparvata lugens) adalah sebagi berikut :
1. Generator signal
Signal generator adalah perangkat elektronika yang mampu menghasilkan
empat signal sekaligus. Empat signal tersebut diantaranya adalah sine wave,
square wave, triangle wave dan juga sawtooth wave.
2. Speaker
Speaker adalah perangkat keras output yang berfungsi mengeluarkan hasil
pemrosesan oleh CPU berupa audio/suara. Speaker juga bisa di sebut alat bantu
untuk keluaran suara yang dihasilkan oleh perangkat musik seperti MP3
Player, DVD Player dan lain sebagainya.
3. Bambu
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di
batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh,
aur, dan eru.
4. Jerami
Jerami adalah hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang
tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa
jerami kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen. Jerami
memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai bahan bakar, pakan ternak, alas
atau lantai kandang, pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan bangunan
(atap, dinding, lantai), mulsa, dan kerajinan tangan.
5. Kotak besi
Kotak besi adalah alat pelindung generator signal dan perangkat lain dari hujan
dan panas matahari. Kotak besi ini dapat berupa bekas kaleng makanan atau
kaleng susu

24
6. Accu
Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi
(umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh
akumulator adalah baterai dan kapasitor.
7. Kincir angina
Sebuah alat yang mampu memanfaatkan kekuatan angin untuk dirubah menjadi
kekuatan mekanik. Dari proses itu memberikan kemudahan berbagai kegiatan
manusia yang memerlukan tenaga yang besar seperti memompa air untuk
mengairi sawah atau menggiling biji-bijian.
8. Dinamo
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi
elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik.
9. Penyimpan daya
Alat yang digunakan untuk menyimpan energy listrik yang dihasilkan dari
generator (dinamo) dari energy kinetik.
10. Kabel
Definisi kabel. Kabel adalah kawar penghantar listrik berisolasi tunggal. Dapat
juga dua atau lebih kawat berisolasi bersama-sama merupakan kesatuan. Kabel
kawat (penghantar arus listrik) berbungkus karet, plastic yang juga digunakan
sebagai bahan penyekat atau bahan isolator.
11. LED (Lampu)
Lampu LED atau kepanjangannya Light Emitting Diode
adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya
memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut.
12. Baut
Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan
alur heliks pada permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat
(fastener) untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana
untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga
didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.

25
4.3 Cara Merangkai dan Penerapan “SMANDI FARM”
Berikut merupakan langkah-langkah dakan proses merangkai SMANDI FARM:

Bagan 3
Langkah-langkah Merangkai “SMANDI FARM”

Membuat palang dari bambu Membuat badan orang-orangan

dengan tinggi 1 m sebagai sawah dengan jerami yang

kerangka orang-orangan diikat dan dibentuk menyerupai

sawah orang

Alat siap dipasang

Memberi lubang pada bagian

Menghubungkan generator perut orang-orangan sawah

signal, speaker, dan lampu dan memasukkan kotak besi

pada penyimpan daya kedalamnya

Membuat kincir angin


Memasang speaker yang telah
pembangkit listrik (sebagai
dihubungkan dengan generator
sumber energi utama)
signal dengan pengaturan
frekuensi 4kHz kedalam kotak
Menghubungkan perangkap besi
wereng dengan orang-orangan
sawah pada bagian atas

26
Merangkai perangkap wereng

Merangakai perangkap
Memasng accu yang dilindung
hama wereng kotak besi

Untuk mempermudah dalam proses pembuatan maka dibuat desain alat


SMANDI FARM, Desain alat SMANDI FARM dapat dilihat pada gambar 4.1
berikut :

Gambar 4.1 Desain “SMANDI FARM”


4.3.1 Penerapan “SMANDI FARM”
Agar efektifitas rangsangan Sonic Bloom dapat diefektifkan maka
diperlukan analisa penempatan Atau batas jarak optimum. Dalam analisis
ini akan digunakan pengaplikasian rumus Efek Dopler dimana tanaman

27
akan ditempatkan pada jarak yang masih bias mendapat rangsangan
frekuensi optimum 1000 Hz-4500Hz . Berikut merupakan perhitungan
jarak optimum SMANDI FARM dengan frekuensi optimum 1000 Hz-
4500Hz.

Tabel 4.1 Data Perencanaan


No DATA NILAI
1 Jari-jari (m) 1m, 5m,dan 10m,
2 Waktu (s) 3600
3 Frekuensi (Hz) 1000 – 4500
4 Amplitudo (m) 15
5 Massa partikel (kg) 1,793

1. Luas area
A. Jari-jari 1 m
A=4 π r 2
A = 4 x 3,14 x 12
A = 12,56 cm2
B. Jari-jari 5 m
A=4 π r 2
A = 4 x 3,14 x 52
A = 314 cm2

C. Jari-jari 10 m
A=4 π r 2
A = 4 x 3,14 x 102
A = 1256 cm2

28
2. A. Intensitas optimum pada jari-jari 1 m dengan
frekuensi 4500 Hz:
E
P t E
I= = =
A A Axt

2 x π 2 x m x f 2 x y2
I=
Axt

2 x 3,142 x 1,793 x 4.500 2 x 15 2


I=
12,56 x 3600

1,61 x 10 11
I=
4,5 x 104

I =3,58 x 106 W/m2

B. Intensitas optimum pada jari-jari 1 m dengan


frekuensi 1.000 Hz:
E
P t E
I= = =
A A Axt

2 x π 2 x m x f 2 x y2
I=
Axt

2 x 3,142 x 1,793 x 1.0002 x 152


I=
12,56 x 3600

7,9 x 109
I=
4,5 x 10 4

I =1,8 x 105 W/m2

Dari perhitungan di atas diketahui intensitas optimum dalam


meningkatkan pertumbuhan tanaman padi pada frekuensi
4.500 Hz adalah 3,58 x 106 W/m2 dan pada frekuensi 1.000 Hz
adalah 1,1 x 105 W/m2. Sehingga intensitas optimum pada
interval 1,1 x 105 W/m2 - 3,58 x 106 W/m2.

29
Dengan mengetahui interval intensitas optimum sonic bloom
dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi, maka dapat
diketahui jarak optimum “SMANDI FARM” dengan tanaman
padi.

3. Perhitungan intensitas “SMANDI FARM” dengan tanaman


padi dengan asumsi jari-jari 1 m, 5 m, dan 6 m dengan
frekuensi sumber bunyi 4.500 Hz.
A. Jari-jari 1 m
I 1 r 22
=
I 2 r 12

3,58 x 106 12
= 2
I2 1

I2 = 3,58 x 106 (Masih dalam interval intensitas optimum)

B. Jari-jari 5 m
I 1 r 22
=
I 2 r 12

3,58 x 106 5 2
= 2
I2 1

I2 = 1,4 x 10 5 (Masih dalam interval intensitas optimum)

C. Jari-jari 6 m
I 1 r 22
=
I 2 r 12

3,58 x 106 62
= 2
I2 1
I2 = 2,76 x 103 (Tidak termasuk dalam interval intensitasoptimum)

Dengan:

I = Intensitas bunyi (W/m2) P = Daya gelombang (W)


A = Luas penampang (m2) E = Energi gelombang (J)
t = Waktu (s) m = Massa (kg)

30
m = Massa (kg) f = Frekuensi (Hz)
f = Frekuensi (Hz)
Keterangan:
Dari perhitungan di atas diketahui jari-jari atau jarak optimum
“SMANDI FARM” dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman
padi adalah 1 – 5 m. untuk mempermudah visualisasi penempatan
alat “SMANDI FARM” maka dapat divisualisasikan seperti pada
gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2 Denah Penempatan “SMANDI FARM”

4.4 Keunggulan “SMANDI FARM” Orang-Orangan Sawah


dengan Teknologi Sonic Bloom dalam Meningkatkan Pertumbuhan
Tanaman Padi (Oriza Sativa) dan Menekan Populasi Hama Wereng
(Nilaparvata lugens)
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat dianalisa keunggulan alat
“SMANDI FARM”. Keunggulan alat ini diantaranya :
1. Efektif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi (Oriza Sativa)
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa pada frekuensi 4kHz pertumbuhan
tanaman padi lebih cepat dari pada tanpa perlakuan.
2. Efektif dalam menekan hama wereng

31
Ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan penggunaan perangkap
pada SMANDI FARM mampu menekan populasi hama wereng. Dibandingkan
dengan orang-orangan sawah konvensional SMANDI FARM lebih efektif
dalam menekan populasi hama wereng.
2. Memanfaatkan tenaga alam untuk menghasilkan energi listrik.
Hal ini karena sumber energi yang dipakai dalam mengoprasikan speaker,
generator signal, dan lampu menggunakan tenaga angin.
4. Inovasi baru, sederhana, dan berguna
Hal ini dinyatakan dengan studi literatur yang menunjukan belum ada alat
sejenis dengan SMANDI FARM.
5. Dapat mengaplikasikan kurikulum SMA dalam kehidupan sehari-hari
Dengan menghitung frekuensi dan jarak optimum dalam penerapan
SMANDI FARM peneliti menggunakan teori gelombang bunyi yang
merupakan bahan ajar Fisika kelas 12 semester 5 kurikulum 2013
6. Belum pernah dibuat baik oleh pengusaha maupun pabrik.
Samapai saat tulisan ini dibuat masih belum ada pabrik atau lembaga lain
yang memproduksi alat sejenis dengan SMANDI FARM

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, dapat kita ambil kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1 “SMANDI FARM” orang-orangan sawah dengan teknologi sonic
bloom efekteif dalam mempercepat pertumbuhan padi, hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yaitu Sonic Bloom mampu meningkatkan
pertumbuhan tinggi tanaman padi, pertumbuhan jumlah daun
tanaman padi, pertumbuhan panjang akar tanaman padi, daya serap
akar tanaman padi, dan stomata daun yang terbuka lebih lebar.
Frekuensi 4kHz menjadi frekuensi paling optimum
5.1.2 Alat dan bahan penelitian yang dibutuhkan adalah Generator signal,
Speaker, Bambu, Jerami, Kotak besi, Accu, Baling-baling, Dinamo,
Penyimpan daya, Kabel, LED (Lampu), dan Baut. Setiap alat
memiliki fungsi berbeda-beda.
5.1.3 Proses merangakai dan penerapan “SMANDI FARM” dibutuhkan
waktu 1 bulan dan cukup sederhana. “SMANDI FARM” juga dapat
diterapkan pada area persawahan dengan radius optimum 1-5 m.
5.1.4 “SMANDI FARM” memiliki 6 Keunggulan dan merupakan inovasi
terbaru dalam bidang pertanian

33
5.2 SARAN
5.2.1 Perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai pengaruh frekuensi
4kHz terhadap meningkatkan pertumbuhan tanaman padi (Oriza
Sativa) dan menekan populasi hama wereng (Nilaparvata lugens) .
5.2.2 Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang “SMANDI
FARM” orang-orangan sawah dengan teknologi sonic bloom
efekteif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi (Oriza
Sativa) dan menekan populasi hama wereng (Nilaparvata lugens)

3
DAFTAR PUSTAKA

I Ketut Kariada dan I Made Sukadana No. Agdex : 253 dan 262/20 
No. Seri :14/Sayuran/2000/Nopember 2000.
Arifin, Z. 1990. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia Benar.
Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa.
Ali, Lukman.1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsuni. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Ardi Mahasatya.
I Ketut Kariada dan I Made Sukadana No. Agdex : 253 dan 262/20 
No. Seri :14/Sayuran/2000/Nopember 2000.
Kabupaten Garut. 2012.  Peluang  Investasi  Agribisnis  Kentang. Garut.
Setyaningrum, E. (2011). Pengaruh Perlakuan Suara Belalang Kecek “Ortho
ptera” yang Dimanipulasi pada PeakFrekuensi (4,5±0,02) x 10 Hz terha
dap Pertumbuhan dan Produktivitas tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogeae L). Skripsi. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Sugiyono, A. (1996).  Kendali  Sistem  Energi  Untuk  Pertanian  Rumah  Kaca. Jak
arta: BPPT.
Susila, A.D. (2006). Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor: Bag
ian Produksi Departemen Agronomi dan Holtikultural FP IPB.
Sutrisna dan Surdianto. (2007). Pengaruh Bahan Organik dan Interval 
serta Volume Pemberian Air terhadappertumbuhan dan Hasil Kentan
g di Rumah Kaca.  Jurnal  J.  Hort 17(3):hal 224-236

34
LAMPIRAN 1

Gb. 1 Bibit Padi Varietas Inpari 4

35
Gb. 1 Tanah yang diberi kompos

Gb.3 Gelas plastic

36
Gb.4 gelas yang diisi dengan tanah+kompos

Gb.5 Tanah yang sudah diberi biji tanaman dan sudah diberi label

37
Gb.6 Pengamatan panjang tanaman dan jumlah daun

38
Gb. 7 orang-orangan sawah di desa Sukodadi

Gb.8 Alat dan Bahan Pembuatan “SONIC SCAREROW”

39
Gb.9 Menyusun Kerangka

Gb.10 Menganyam Jerami

40
Gb.11 Memasang Jerami pada Kerangka

Gb.12 Merangkai Baling-Baling

41
42
43
44
45

Anda mungkin juga menyukai