LKTI NASIONAL
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Disusun Oleh :
Shafira Rahma Dewi NIS. 8484
SMAN 1 SUKODADI
LAMONGAN
2020
i
“SMANDI FARM” PENERAPAN TEKNOLOGI SONIC BLOOM PADA
ORANG-ORANGAN SAWAH DALAM MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa) DENGAN
KOMBINASI PENANGKAP HAMA WERENG
ABSTRAK
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ilmiah yang berjudul “SMANDI FARM” Penerapan Teknologi Sonic
Bloom Pada Orang-Orangan Sawah Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman
Padi (Oryza Sativa) Dengan Kombinasi Penangkap Hama Wereng.
Tidak lupa pula penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Bapak Drs.Wiyono, M.M selaku Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri
Sukodadi Lamongan yang selalu memacu dan mendukung kami,
2. Sugito, S.T yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyelesaian penelitian ilmiah ini.
3. Bagas Indra Cahyo selaku pembimbing pendamping kami yang telah
memberikan banyak referensi pada penelitian ini
4. Serta, teman-teman yang telah bekerja sama dalam penyelesaian penelitian
ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ilmiah ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan penelitian ilmiah ini menjadi lebih baik.
Akhirnya, penulis berharap semoga penelitian ilmiah ini bermanfaat bagi
kami secara pribadi dan bagi yang membutuhkannya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.1 Padi.................................................................................3
2.2 Wereng............................................................................4
vi
3.5 Variabel Penelitian..........................................................9
5.1 Simpulan.......................................................................32
5.2 SARAN........................................................................32
vii
RINGKASAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka perumusan masalah
yang diteliti dalam karya ilmiah ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana keefektifan “SMANDI FARM” Orang-Orangan Sawah dengan
Teknologi Sonic Bloom dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi
(Oryza sativa) dan menekan populasi hama wereng (Nilaparvata lugens)?
2. Apa alat dan bahan dalam pembuatan “SMANDI FARM” Orang-Orangan
Sawah dengan Teknologi Sonic Bloom?
3. Bagaimana cara merangkai dan penerapan “SMANDI FARM” Orang-Orangan
Sawah dengan Teknologi Sonic Bloom?
4. Apa keunggulan “SMANDI FARM” Orang-Orangan Sawah dengan Teknologi
Sonic Bloom dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa)
dan menekan populasi hama wereng (Nilaparvata lugens)?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Padi
2.1.1 Klasifikasi Ilmiah Padi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Oryza
Spesies: Oryza sativa
2.1.2 Deskripsi tentang Tanaman Padi dan Habitatnya
Padi merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam
peradaban. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke
Indonesia sekitar 1500 SM. Padi termasuk genus Oryza l yang meliputi
lebih kurang 25 spesies, tersebar di daerah tropis dan sub tropis seperti
Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Tanaman padi yang dapat tumbuh
dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak
diusahakan di daerah sub tropis. Tanaman padi termasuk tanaman setahun
atau semusuim yang berbentuk herba. Tinggi tanaman mencapai 120 cm.
Bagian tanaman secara garis besar terdapat bagian vegetatif dan generatif.
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan
makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun
padi memiliki nilai tersendiri Padi adalah salah satu bahan makanan yang
mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab di
dalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi.
2.1.3 Budidaya Padi
Lokasi budidaya dan syarat tumbuh tanaman perlu diketahui untuk
menentukan varietas maupun pengendalian hama dan penyakit. Tanaman
padi sawah memerlukan curah hujan antara 200 mm/bulan atau 1500-2000
mm/tahun, ketinggian tempat optimal 0-1500 mdpl dengan suhu optimal
3
sekitar 23°C. Budidaya padi sawah dapat dilakukan di segala musim.
Intensitas sinar matahari penuh tanpa naungan. Air sangat dibutuhkan oleh
tanaman padi. Saat musim kemarau, air harus tersedia untuk meningkatkan
produksi. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah
mengandung pasir, debu, maupun lempung.
2.2 Wereng
2.2.1 Klasifikasi Ilmiah Wereng
Kingdom: Animalia
Divisi: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hemiptera
Famili: Auchenorrhyncha
Genus: Fulgoromorpha
Spesies: Fulgoroidea
2.2.2 Diskripsi Wereng
Wereng coklat merupakan serangga berukuran kecil, panjang
badan sekitar 2,6-2,9 mm, serangga dewasa berwarna coklat kehitaman,
bergerak dengan berjalan dan terbang. Serangga dewasa berada dalam
dua wujud yaitu bersayap panjang atau macroptera dan bersayap pendek
atau brachyptera. Nimpa wereng coklat berwarna krim akan berubah
menjadi keabuan seiring dengan usia, panjang nimpa dewasa sekitar 2,1
mm, bersamaan dengan itu garis hitam padatoraxmulaimenghilang.
Telur wereng coklat berwarna putih krim, semakin lama berubah
warna menjadi gelap, berukuran panjang 0,9 mm, lebar 0,2 mm. Seekor
serangga mampu bertelur sebanyak 100-500 butir yang
diletakkansecaraberkelompok.
Siklus hidup wereng coklat cukup singkat sehingga proses
pergantian generasi berlangsung dengan cepat. Stadia telur berlangsung
selama 4-8 hari, stadia nimpa 14 hari dan stadia dewasa (imago) 10-20
hari. Secara keseluruhan siklus hidup wereng coklat berkisar antara 28 –
42 hari. Serangga dewasa khususnya yang bersayap panjang mempunyai
4
kemampuan terbang (migrasi) sekitar 200-300 km. Siklus hidup yang
singkat, kemampuan bertelur yang sangat tinggi dan kemampuan terbang
yang cukup jauh menjadikan wereng coklat sebagai salah satu hama yang
sulit dikendalikan akibat perkembang-biakan dan pergerakan yang cepat.
5
Jika pemakaiannya tepat, maka rangsangan suara ini mampu menstimulir
metabolisme sel-sel tanaman. Akibatnya, terjadi peningkatan penyerapan nutrisi
dan uap air lewat daun. Efek yang paling menakjubkan adalah pertumbuhan serta
produksi tanaman yang luar biasa.
Sonic Bloom dapat diaplikasikan pada semua jenis tanaman mulai dari
tanaman semusim misalkan padi, palawija, bunga-bungaan hingga tanaman
tahunan seperti kopi, kakao, karet, kelapa sawit, jati, meranti, dsb. Dari berbagai
jenis tanaman tersebut yang membedakan adalah cara pemberian nutrisi sonic
bloomnya. Untuk tanaman semusim biasanya diaplikasi setiap 7-10 hari sekali,
sedangkan untuk tanaman keras atau tahunan aplikasinya cukup satu bulan satu
kali penyemprotan dengan dosis, antara 2-4 cc/liter air tergantung dari jenis
tanamannya.
6
pertunasan dapat merangsang aktivitas enzim untuk melakukan pembelahan sel
pada kotiledon benih padi. Dimana kotiledon merupakan salah satu bagian
penting bagi embrio yang berperan sebagai tempat menyimpan cadangan makanan
dan sebagai organ pertama fotosintesis sebelum terbentuknya daun yang dapat
berfotosintesis. Enzim ini akan menghasilkan energi dan makanan dimana salah
satu peran enzim yaitu katalis (fungsi mempercepat reaksi didalamnya) sehingga
pertumbuhan semakin cepat.
Berdasarkan gambar 2.2, Dengan mengetahui salah satu sifat hama wereng yang
menyukai benda bercahaya maka dapat dibuat sebuah perangkap hama wereng
menggunakan media lampu LED sebagi pemancing dan kantong plastic yang
dilapisi minyak sebagai penangkap. Dengan memasang perangkap hama wereng
setiap hari maka populasi hama wereng dapat ditekan.
7
BAB III
8
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan studi pustaka
dari text books, jurnal cetak dan elektronik, mempersiapkan surat-surat
penelitian, peralatan dan bahan yang akan digunakan. Tahap ini peneliti
juga menentukan perencanaan meliputi pemilihan ide penelitian,
penentuan objek yang akan kita teliti dan tujuan yang ingin dicapai oleh
suatu penelitian serta merencanakan strategi umum untuk memperoleh dan
menganalisa data bagi penelitian itu.
2) Tahap Pengujian
Tahapan kedua adalah menguji pengaruh teknologi sonic bloom terhadap
pertumbuhan tanaman padi dan menguji perangkap wereng dalam
menekan populasi hama wereng
3) Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini kami mengolah hasil data yang kami dapatkan dari hasil
penelitian berupa hasil eksperimen. Hasil eksperimen dinyatakan dengan
satuan tertentu.
4) Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini adalah langkah terakhir dengan melakukan pencetakan,
penggandaan dan penjilidan laporan penelitian.
9
3.5.2 Variabel Kontrol
Dalam penelitian ini variabel yang diatur adalah :
1. pH media tanam
2. Kelembapan udara pada saat penanaman
3. Suhu ruangan saat penanaman
4. Jenis benih padi (Varietas Inpari-4)
5. Nutrisi tanaman
6. Cahaya dalam media tanam
3.5.3 Variabel Manipulasi
Pertumbuhan tanaman padi akan dipengarui frekuensi generator signal,
untuk itu digunakan beberapa frekuensi yaitu:
1. Kontrol (0kHz)
2. Infrasonik (0,01 kHz)
3. Audiosonik (4 kHz)
4. Audiosonik (7 kHz)
5. Ultrasonik (30 kHz)
Termometer
10
Kardus
11
4. Memasng lampu pada bambu
5. Memberi perangkap corong yang telah dihungkan dengan
plastik yang telah berisi minyak goring dibawah lampu
Skema 1
Perangkap Hama Wereng pada “SMANDI
FARM”
12
BAB IV
ISI
13
Waktu
Pengamata Tinggi Tanaman Padi pada setiap
n
Frekuensi (dalam cm)
Hari ke-
7
0 kHz 0,01kHz 4 kHz 30 kHz
kHz
2 0,2 0,4 0,6 0,5 0
3 1 1 1,5 1,25 0,5
4 1,75 1,9 2,1 2,1 1
5 2,6 2,8 3 3 2,1
6 3,9 4 4,8 4,7 3,4
7 4,7 5,2 6,2 5,8 4,2
8 5,9 7,1 8,1 6,7 5,3
9 7,4 8 9,7 7,5 6,2
10 8,9 9,8 11 8,7 7,6
11 10,7 11 12,8 10 9.3
12 11,3 12 14 10,9 10,4
13 12,4 13,6 16 11,8 11,3
14 13,9 14,9 18,2 12,7 12,4
15 15 16,4 20 13,4 13
16 16 17,2 22,4 15 14,9
17 17,4 18,6 23,9 16,1 15,3
18 18,9 20,3 25,8 17,2 17
19 20,6 22,1 27,9 18,9 19
20 22,2 23,2 30 20,3 21,2
21 23,5 25,1 32 22,1 22,4
Rata-rata 10,39 11,17 13,8 9,93 9,3
Keterangan:
Dari tabel diatas diketahui rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman padi pada
21 hari pengamatan dengan pengruh frekuensi suara. Pada frekuensi 0
KHz tanaman padi tumbuh dengan rata-rata 10,39cm , pada frekuensi 0.01
KHz tanaman padi tumbuh dengan rata-rata 11,17cm, pada frekuensi 4
KHz tanaman padi tumbuh dengan rata-rata 13,80cm, pada frekuensi 7
KHz tanaman padi tumbuh dengan rata-rata 9,93cm, dan pada frekuensi 30
KHz tanaman padi tumbuh dengan rata-rata 9, 35cm. Untuk
mempermudah visualisasi dan analisa pertumbuhan tinggi tanaman padi
akibat rangsangan sonic bloom tinngi tanaman padi maka dibuat grafik
pertumbuhan tinggi tanaman padi akibat rangsangan Sonic Bloom berikut
ini :
14
Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Padi Akibat Rangsangan
Sonic
35 Bloom
30
25
Tinggi (cm)
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
15
perlakuan. Ternyata ada frekuensi tertentu yang direspon baik oleh benih
padi, sehingga pertumbuhan tunas padi menjadi optimal yaitu frekuensi 4
kHz. Tinggi tanaman padi dengan perlakuan frekuensi 4 kHz memiliki rata-
rata tinggi tanaman lebih besar dibandingkan dengan lainya dan mampu
merangsang pertumbuhan tunas padi lebih cepat. Tanaman padi berumur 21
hari dengan perlakuan frekuensi 4 KHz memiliki rerata tinggi tanaman
sebesar 32 cm sedangkan tinggi tanaman tanpa perlakuan yaitu 23.5. Rerata
tinggi tanaman padi baik dengan perlakuan maupun tanpa perlakuan
memiliki selisih rerata tinggi tanaman yang tidak terlalu berbeda jauh. Hal
ini disebabkan karena tinggi kedua tanaman stabil pada hari ke 19 hingga
20 hari karena sudah mendekati usia maksimal tanaman (siap pindah
tanam). Hasil ini sesuai dengan pernyataan bahwa penerapan teknologi
gelombang suara pada tanaman padi mampu mempercepat pertumbuhan
bibit, memperbanyak dan memperpanjang akar bibit padi pada proses
persemaian.
4.1.2 Data tentang Pengaruh Teknologi Sonic Bloom pada
Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)
Selain dari pertumbuhan tinggi tanamannya, karakteristik lain yang
dapat dilihat yaitu jumlah daunnya. Bila dibandingkan dengan tanaman
padi tanpa perlakuan, maka padi yang paling cepat merangsang
pertumbuhan tunas daun yaitu padi dengan frekuensi 4KHz, hal ini
ditunjukan berdasarkan data sebagai berikut:
Tabel 11 Hasil Pengamatan Pengaruh Teknologi sonic
bloom terhadap Jumlah Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)
16
Waktu Tinggi Tanaman Padi pada setiap
Pengamatan Frekuensi (dalam cm)
Hari ke- 0 kHz 0,01kHz 4 kHz 7 kHz 30 kHz
1 0 0 0 0 0
2 0 0 1 1 0
3 1 1 1 1 0
4 1 1 2 2 1
5 1 1 2 2 1
6 2 2 2 2 2
7 2 2 3 3 2
8 2 2 3 3 2
9 3 3 3 3 3
10 3 3 4 3 3
11 3 3 4 4 3
12 4 4 4 4 4
13 4 4 5 4 4
14 5 5 5 5 5
15 5 5 5 5 5
16 5 5 5 5 5
17 5 5 5 5 5
18 5 5 5 5 5
19 5 5 5 5 5
20 5 5 5 5 5
21 5 5 5 5 5
Keterangan :
17
Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Padi Akibat Rangsangan
Sonic
5 Bloom
4
Jumlah Daun
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pengamatan Hari Ke-
0 Khz 0.01 KHz 4 KHz 7 KHz 30 KHz
18
Gambar 4.4 Pengaruh teknologi Sonic Bloom terhadap Pertumbuhan
Jumlah Daun Padi (Oryza sativa)
Keterangan:
Jumlah daun tanaman yang diberikan frekuensi gelombang bunyi 4 KHz
pada umur 4 hari memiliki jumlah daun yang lebih banyak yaitu 2 helai
daun tunas sedangkan tanaman padi tanpa perlakuan pada umur 4 hari
memiliki 1 helai daun tunas. Perbedaan tersebut juga terlihat pada tanaman
padi umur 8 hari, dimana untuk tanaman padi yang diberikan frekuensi
gelombang bunyi 4KHz memiliki jumlah daun banyak yaitu 3 helai daun
sedangkan tanaman padi tanpa perlakuan memiliki 2 helai daun. Jumlah
daun kedua tanaman baik dengan perlakuan dan tanpa perlakuan mulai
stabil pada hari ke 12 hinnga 20 harikarena sudah mendekati usia maksimal
tanaman (siap pindah tanam).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertambahan tinggi tanaman padi
berkolerasi dengan jumlah daun. Proses pembentukan tinggi tanaman padi
dan jumlah daun berkaitan dengan proses penyerapan nutrisi dan air dari
dalam tanah oleh akar tanaman. Jumlah daun sangat mempengaruhi proses
fotosintesisnya. Semakin banyak jumlah daun maka tanaman dalam
melakukan fotosintesis akan lebih baikkarena cahaya matahari dapat lebih
banyak ditangkap oleh daun dalam proses fotosintesis sehingga hasil
fotosintesis akan semakin besar. Besarnya hasil fotosintesis dapat
berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun.
Respon tanaman padi dalam hal jumlah daun terhadap pemberian suara
sejalan dengan kondisi pertumbuhan dan perkembangan jumlah daun.
Jumlah daun yang disertai penampakan daun yang berwarna hijau
menandakan adanya kandungan klorofilyang dapat menghasilkan fotosintat
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang pada akhirnya
mempengaruhi berat basah hasil panen.
4.1.3 Data tentang Pengaruh Teknologi Sonic Bloom pada
Pertumbuhan Panjang Akar Tanaman Padi (Oryza sativa)
Tabel 12 Hubungan Rerata Panjang Akar Pada hari ke-21 terhadap
Variasi Pemberian Teknologi Sonic Bloom padaTanaman Padi
19
Panjang Akar pada setiap Frekuensi dalam cm
Waktu
Pengamatan 0 kHz 0,01 kHz 4 kHz 7 kHz 30 kHz
Hari ke-21 5,4 5,6 7,2 7,0 3,8
Keterangan:
Dari data diatas diketahui hubungan rerata panjang akar pada hari ke-21
terhadap variasi pemberian teknologi sonic bloom pada tanaman padi.
Pada tanaman padi yang diberi perlakuan frekuensi 4 KHz memiliki
panjang akar lebih panjang dari pada perlakuan frekuensi lain atau dengan
tanpa perlakuan yaitu sebesar 7,2cm. Untuk mempermudah visualisasi dan
analisa Rerata Panjang Akar Pada haari ke-21 terhadap Variasi Pemberian
Teknologi Sonic Bloom pada Tanaman Padi maka dibuat grafik berikut
ini:
5 5.4 5.6
4
3 3.8
2
1
0
Keterangan
Dari grafik tersebut dikeytahui bahwa tidak semua frekuensi bunyi
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan panjang akar tanaman padi.
Ternyata ada frekuensi tertentu yang direspon baik oleh benih padi
20
sehingga merangsang pertumbuhan panjang akar lebih cepat yaitu pada
frekuensi 4 kHz. Panjang akar tanaman padi dengan perlakuan frekuensi
4 kHz memiliki respon tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan yang
respon perlakuan frekuensi lain atau tanpa perlakuan. Sehinnga dapat
disimpulkan bahwa tanaman padi dengan perlakuan frekuensi 4 kHz
sangat cocok untuk merangsang pertumbuhan panjang akartanaman padi
dan potensial untuk ditanam di lahan yang kekurangn air.
21
Telah diketahui bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan bibit
tanaman padi tanpa perlakuan dengan pemberian gelombang suara. Telah
diketahui juga bahwa frekuensi paling optimum dalam meingkatkan
pertumbuhan tanaman padi adalah pada frekuensi 4 kHz.
Penelitian selanjutnya adalah untuk mengetahui keadaan stomata
pada daun bibit tanaman padi tanpa perlakuan dengan pemberian
gelombang suara dengan frekuensi 4kHz. Berikut merupakan hasil
pengamatan stomata daun bibit tanaman padi tanpa perlakuan dengan
pemberian gelombang suara dengan frekuensi 4kHz. Berikut Gambar
penampang stomata daun Padi :
22
Gambar 4.7 Stomata Daun Tanaman dengan Perlakuan Frekuensi
4kHz Kiri (stomata bagian bawah) Kanan (stomata bagian atas)
Keterangan:
Dari kedua gambar di atas terlihat jelas perbedaan pembukaan stomata
pada tanaman perlakuan dan tanaman tanpa perlakuan. Pembukaan
stomata daun pada tanaman dengan perlakuan lebih besar dibandingkan
dengan tanpa perlakuan.
Keterangan :
Dari data diatas diketahui jumlah hama yang tertangkap, pada hari pertama
jumlah wereng ekor yang tertangkap sebanyak 876 ekor, hari ke-2 667
ekor, hari ke-3 776 ekor, hari ke-4 467 ekor, hari ke-5 390 ekor, hari ke-6
250, dan hari ke-7 200 ekor. Ini menunjukan jumalah hama wereng yang
23
tertangkap cenderung semakin hari semakin sehingga dapat disimpulkan
jebakan pada SMANDI FARM dapat menurunkan populasi hama.
24
6. Accu
Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi
(umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh
akumulator adalah baterai dan kapasitor.
7. Kincir angina
Sebuah alat yang mampu memanfaatkan kekuatan angin untuk dirubah menjadi
kekuatan mekanik. Dari proses itu memberikan kemudahan berbagai kegiatan
manusia yang memerlukan tenaga yang besar seperti memompa air untuk
mengairi sawah atau menggiling biji-bijian.
8. Dinamo
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi
elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik.
9. Penyimpan daya
Alat yang digunakan untuk menyimpan energy listrik yang dihasilkan dari
generator (dinamo) dari energy kinetik.
10. Kabel
Definisi kabel. Kabel adalah kawar penghantar listrik berisolasi tunggal. Dapat
juga dua atau lebih kawat berisolasi bersama-sama merupakan kesatuan. Kabel
kawat (penghantar arus listrik) berbungkus karet, plastic yang juga digunakan
sebagai bahan penyekat atau bahan isolator.
11. LED (Lampu)
Lampu LED atau kepanjangannya Light Emitting Diode
adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya
memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut.
12. Baut
Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan
alur heliks pada permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat
(fastener) untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana
untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga
didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.
25
4.3 Cara Merangkai dan Penerapan “SMANDI FARM”
Berikut merupakan langkah-langkah dakan proses merangkai SMANDI FARM:
Bagan 3
Langkah-langkah Merangkai “SMANDI FARM”
sawah orang
26
Merangkai perangkap wereng
Merangakai perangkap
Memasng accu yang dilindung
hama wereng kotak besi
27
akan ditempatkan pada jarak yang masih bias mendapat rangsangan
frekuensi optimum 1000 Hz-4500Hz . Berikut merupakan perhitungan
jarak optimum SMANDI FARM dengan frekuensi optimum 1000 Hz-
4500Hz.
1. Luas area
A. Jari-jari 1 m
A=4 π r 2
A = 4 x 3,14 x 12
A = 12,56 cm2
B. Jari-jari 5 m
A=4 π r 2
A = 4 x 3,14 x 52
A = 314 cm2
C. Jari-jari 10 m
A=4 π r 2
A = 4 x 3,14 x 102
A = 1256 cm2
28
2. A. Intensitas optimum pada jari-jari 1 m dengan
frekuensi 4500 Hz:
E
P t E
I= = =
A A Axt
2 x π 2 x m x f 2 x y2
I=
Axt
1,61 x 10 11
I=
4,5 x 104
2 x π 2 x m x f 2 x y2
I=
Axt
7,9 x 109
I=
4,5 x 10 4
29
Dengan mengetahui interval intensitas optimum sonic bloom
dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi, maka dapat
diketahui jarak optimum “SMANDI FARM” dengan tanaman
padi.
3,58 x 106 12
= 2
I2 1
B. Jari-jari 5 m
I 1 r 22
=
I 2 r 12
3,58 x 106 5 2
= 2
I2 1
C. Jari-jari 6 m
I 1 r 22
=
I 2 r 12
3,58 x 106 62
= 2
I2 1
I2 = 2,76 x 103 (Tidak termasuk dalam interval intensitasoptimum)
Dengan:
30
m = Massa (kg) f = Frekuensi (Hz)
f = Frekuensi (Hz)
Keterangan:
Dari perhitungan di atas diketahui jari-jari atau jarak optimum
“SMANDI FARM” dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman
padi adalah 1 – 5 m. untuk mempermudah visualisasi penempatan
alat “SMANDI FARM” maka dapat divisualisasikan seperti pada
gambar 4.2 berikut :
31
Ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan penggunaan perangkap
pada SMANDI FARM mampu menekan populasi hama wereng. Dibandingkan
dengan orang-orangan sawah konvensional SMANDI FARM lebih efektif
dalam menekan populasi hama wereng.
2. Memanfaatkan tenaga alam untuk menghasilkan energi listrik.
Hal ini karena sumber energi yang dipakai dalam mengoprasikan speaker,
generator signal, dan lampu menggunakan tenaga angin.
4. Inovasi baru, sederhana, dan berguna
Hal ini dinyatakan dengan studi literatur yang menunjukan belum ada alat
sejenis dengan SMANDI FARM.
5. Dapat mengaplikasikan kurikulum SMA dalam kehidupan sehari-hari
Dengan menghitung frekuensi dan jarak optimum dalam penerapan
SMANDI FARM peneliti menggunakan teori gelombang bunyi yang
merupakan bahan ajar Fisika kelas 12 semester 5 kurikulum 2013
6. Belum pernah dibuat baik oleh pengusaha maupun pabrik.
Samapai saat tulisan ini dibuat masih belum ada pabrik atau lembaga lain
yang memproduksi alat sejenis dengan SMANDI FARM
32
BAB V
5.1 Simpulan
Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, dapat kita ambil kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1 “SMANDI FARM” orang-orangan sawah dengan teknologi sonic
bloom efekteif dalam mempercepat pertumbuhan padi, hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yaitu Sonic Bloom mampu meningkatkan
pertumbuhan tinggi tanaman padi, pertumbuhan jumlah daun
tanaman padi, pertumbuhan panjang akar tanaman padi, daya serap
akar tanaman padi, dan stomata daun yang terbuka lebih lebar.
Frekuensi 4kHz menjadi frekuensi paling optimum
5.1.2 Alat dan bahan penelitian yang dibutuhkan adalah Generator signal,
Speaker, Bambu, Jerami, Kotak besi, Accu, Baling-baling, Dinamo,
Penyimpan daya, Kabel, LED (Lampu), dan Baut. Setiap alat
memiliki fungsi berbeda-beda.
5.1.3 Proses merangakai dan penerapan “SMANDI FARM” dibutuhkan
waktu 1 bulan dan cukup sederhana. “SMANDI FARM” juga dapat
diterapkan pada area persawahan dengan radius optimum 1-5 m.
5.1.4 “SMANDI FARM” memiliki 6 Keunggulan dan merupakan inovasi
terbaru dalam bidang pertanian
33
5.2 SARAN
5.2.1 Perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai pengaruh frekuensi
4kHz terhadap meningkatkan pertumbuhan tanaman padi (Oriza
Sativa) dan menekan populasi hama wereng (Nilaparvata lugens) .
5.2.2 Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang “SMANDI
FARM” orang-orangan sawah dengan teknologi sonic bloom
efekteif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi (Oriza
Sativa) dan menekan populasi hama wereng (Nilaparvata lugens)
3
DAFTAR PUSTAKA
I Ketut Kariada dan I Made Sukadana No. Agdex : 253 dan 262/20
No. Seri :14/Sayuran/2000/Nopember 2000.
Arifin, Z. 1990. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia Benar.
Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa.
Ali, Lukman.1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsuni. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Ardi Mahasatya.
I Ketut Kariada dan I Made Sukadana No. Agdex : 253 dan 262/20
No. Seri :14/Sayuran/2000/Nopember 2000.
Kabupaten Garut. 2012. Peluang Investasi Agribisnis Kentang. Garut.
Setyaningrum, E. (2011). Pengaruh Perlakuan Suara Belalang Kecek “Ortho
ptera” yang Dimanipulasi pada PeakFrekuensi (4,5±0,02) x 10 Hz terha
dap Pertumbuhan dan Produktivitas tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogeae L). Skripsi. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Sugiyono, A. (1996). Kendali Sistem Energi Untuk Pertanian Rumah Kaca. Jak
arta: BPPT.
Susila, A.D. (2006). Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor: Bag
ian Produksi Departemen Agronomi dan Holtikultural FP IPB.
Sutrisna dan Surdianto. (2007). Pengaruh Bahan Organik dan Interval
serta Volume Pemberian Air terhadappertumbuhan dan Hasil Kentan
g di Rumah Kaca. Jurnal J. Hort 17(3):hal 224-236
34
LAMPIRAN 1
35
Gb. 1 Tanah yang diberi kompos
36
Gb.4 gelas yang diisi dengan tanah+kompos
Gb.5 Tanah yang sudah diberi biji tanaman dan sudah diberi label
37
Gb.6 Pengamatan panjang tanaman dan jumlah daun
38
Gb. 7 orang-orangan sawah di desa Sukodadi
39
Gb.9 Menyusun Kerangka
40
Gb.11 Memasang Jerami pada Kerangka
41
42
43
44
45