Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS PRAKTEK PROFESI

NERS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An. A


DENGAN SUSP NEUROBLASTOMA DI RUANG ANYELIR ATAS
RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG 2021

Disusun Oleh:

SA’ADATUL RISMAYANTI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS PRAKTEK PROFESI


NERS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An. A
DENGAN SUSP NEUROBLASTOMA DI RUANG ANYELIR ATAS
RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG 2021

Laporan ini telah disetujui untuk dipertanggungjawabkan dihadapan pembimbing materi dan
pembimbing lapangan

Program studi ners (profesi) ilmu keperawatan

Sekolah tinggi ilmu kesehatan banten

Tangerang, Januari 2021

PEMBIMBING MATERI PEMBIMBING LAPANGAN

Fenny Kusumadewi , S. Kp., M.Kep Ns , Endang Subekti, S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
LAPORAN KASUS KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa : Sa’adatul Rismayanti


Tempat Praktek : Anyelir Atas RSU Kabupaten Tangerang
Tanggal Praktek : 11-01-2021

IDENTITAS DATA
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Tangerang, 14-03-2019
Usia : 1 tahun 10 bulan
Nama Ayah/Ibu : Tn T.
Alamat : Kp. Uwung Girang, Kel. Uwung Jaya RT 002 RW 12, Kec. Cadas
Agama : islam
Suku Bangsa : Indonesia
Nomor RM : 00270157

KELUHAN UTAMA
Ibu An. S mengatakan anaknya masih ada benjolan di kepala.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ibu klien mengatakan An.A terdapat benjolan di kepala dan mata bengkak, demam naik
turun, sariawan dan kadang sampai berdarah, sehingga ibu pasien membawa pasien ke RS
dan di rujuk ke RSU Kab.Tangerang.
RIWAYAT KEHAMILAN
Prenatal : P1A0
Intranatal : Usia Gestasi 36-37 Minggu, bayi lahir normal di bidan
Postnatal : BBL : 3000gr PB : Tidak terkaji
RIWAYAT MASA LAMPAU
Penyakit : Ibu klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
dirawat di RS : Ibu klien mengatakan pasien An.A pernah dirawat di RS pada bulan
Desember 2020 karena Types dan Hb rendah
Penggunaan obat : tidak ada.
Tindakan (operasi) : tidak ada
Alergi : tidak ada
Kecelakaan : tidak ada
Imunisasi : ibu An. A mengatakan imunisasi tidak lengkap
- Hepatitis B1 pada saat lahir usia 0-7 hari
- BCG dan Polio pada saat usia 2 bulan
- DPT Hb Combo pada saat usia 3 bulan
- Campak pada saat usia 9 bulan.

RIWAYAT KELUARGA
Ibu An. A mengatakan tidak ada riwayat SUSP.Neoblastoma di keluarganya.

RIWAYAT SOSIAL
Yang mengasuh : ibu An. A mengatakan ia dan suaminya yang mengurus anaknya.
Hub dgn keluarga : Ibu An. A mengatakan hubungan An. A dan keluarganya dekat.
Pembawaan umum : ibu An. A mengataka An. A senang bermain dengan sodara dan
temannya, tetapi ketika melihat perawat An. A akan menangis.
Lingkungan rumah : Ibu An. A mengatakan keluarga An. A tinggal berdekatan dengan
keluarga yang lainnya.

RIWAYAT PSIKOLOGIS
Ibu An. A mengatakan kaget dan takut dengan kondisi anaknya.

KEBUTUHAN DASAR
1. Oksigenasi
Ibu An. A mengatakan tidak ada keluhan .
RR: 24 x/mnt
Inspeksi : - bentuk thorak simetris
- tidak ada kesulitan bernapas
- tidak ada retraksi dada
Palpasi : - tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara perkusi sonor
Auskultasi : suara napas ronchi
2. Cairan
Ibu An. A mengatakan minumnya 1 liter air

10 pertama x 100

BB : 10 kg
10x100 = 1000
1000 ml/24 jam
BB 10 kg = 1000 cc/24 jam

a. Intake dan output


 Intake
KA-EN 1B = 500 cc/24 jam
Minum aqua botol = 1500 ml/24 jam
= 2000 ml/24 jam
 Output
Urine = 0,5 x 10 kgbb/jam = 5/jam = 120/24jam
IWL = 25 %x jumlah kebutuhan cairan = 1000 x 0,25 = 250 cc
Output = 120+250
= 370
 Intake – Output : 2000 – 370 = +1630

3. Nutrisi
Ibu An. A mengatakan anaknya kurang nafsu makan, mau makan hanya 3 sendok.

IMT = BB
PB2

 10 = 10 = 10 = 15,6 = 16
802 (0,80 x 0,80) 0,64

a. Status Gizi
Status gizi berdasarkan pemeriksaan lingkar kepala untuk anak usia 0-72 bulan
didapatkan berada pada kurva diatas 2 sd dengan klasifikasi status gizi normal.
4. Eliminasi
BAK :
a. Frekuensi BAK : 5 kali ganti pempers
BAB :
a. Frekuensi BAB : 1 kali
b. Konsistensi BAB : keras,
c. Warna :Hitam

5. Aktivitas dan Istirahat


A. Istirahat
1. Pola tidur siang : 3 jam
2. Pola tidur malam : 8-9 jam
3. Kebiasaan tidur : Minum ASI
4. Kesulitan tidur : tidak ada
B. Aktivitas
Makan minum : dibantu
Berpakaian : dibantu
Mandi : dibantu
BAB/BAK : dibantu
Kekuatan otot : 5

6. Rasa Aman dan Nyaman


 Infeksi : Tidak ada tanda-tanda infeksi : dolor (-), kolor (-), rubor (-), tumor (-),
fungsiolesa (-)
 Skor nyeri FLACC
Face (wajah) : 1
Leg (kaki) :0
Activity :0
Cry :1
Consability :2
Jumlah skor = 4 (nyeri ringan)
7. Personal Hygiene
a. Kepala : bersih
b. Telinga : bersih
c. Badan : bersih
d. Kuku : panjang dan kotor
e. Mandi : ibu An.A mengatakan anaknya hanya di lap saja

8. Tumbuh Kembang
a. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
An. A meminta minum kepada ibunya sambil menangis
b. Motorik halus
An. A sudah bisa berjalan sendiri
c. Kemampuan bicara dan bahasa
An. A dapat memanggil ibunya dengan sebutan “mama”
d. Motorik kasar
Tidak terkaji

PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : compos mentis
b. Tanda-tanda Vital : TD : tidak terkaji Suhu = 37,5 , HR = 91, RR = 24, N= 104x/mnt
c. Antropometri
BB saat sehat : 12kg
BB saat ini : 10 kg
Tinggi Badan : 80 cm
d. Pemeriksaan persistem
1. Kepala
Palpasi : Terdapat benjolan di kepala
2. Mata : Bengkak disebelah kanan
3. Bibir : Terdapat sariawan dibibir dan berdarah ketika An. A suka mengigitnya
4. Ekstremitas
a. Atas
Bagian sinistra dan dekstra normal, dapat melakukan semua pergerakkan
seperti fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi dengan kekuatan otot dekstra 5
dan sinistra 5
b. Bawah
Bagian dekstra normal, dapat melakukan semua pergerakkan dengan kekuatan
otot 5 dan bagian sinistra dapat melakukan semua pergerakkan dengan
kekuatan otot 5.

TERAPI / PENATALAKSANAAN MEDIS


1. Terapi Cairan
KA-EN 1B

2. Rencana Operasi
Tidak ada

EVALUASI DIAGNOSTIK
Hasil laboratorium Hematologi dan Elektrolit tanggal 04 Januari 2021

TEST RESULT REFERENCE UNITS

HEMATOLOGI

Hemoglobin 10.1. 11.7-15.5 g/dl

Lekosit 7.56 3.60-11.00 x10 3/ul

Hematokrit 29 35-47 %

Trombosit 110 140-440 x10 3/ul


ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS: Ibu An. A mengatakan Tumor di oksipital Resiko Defisit
anaknya kurang nafsu makan, Nutrisi
mau makan hanya 3 sendok
Metastase ke sumsum
tulang

DO:
BB sebelum sakit : 12 kg Proses hemopoitik
terganggu
BB saat sakit : 10 kg
Pasien terlihat tidak
menghabiskan makananya
Anemi

Kelemahan dan
malaise

Anorexia

Resiko Defisit Nutrisi


2. DS : Masa dioccipital lobe Hipertermi
Ibu pasien mengatakan suhu
tubuh An.A naik turun, Metastase ke sumsum
terkadang demam dan tulang
terkadang tidak demam
DO : Gangguan proses
hemopoitik
S : 37,5 C

Leukosit menurun

Infeksi

Hipertermi
3. DS: Ibu An. A mengatakan Metastase kanker ke Resiko Gangguan
berat badan anaknya menurun sumsum tulang Pertumbuhan

DO: Gangguan pembentukan


BB Sebelum sakit : 12kg darah
BB saat ini : 10kg

Menghambat proses
tumbuh kembang
4 DS: - Masa dioccipital lobe Resiko infeksi

DO: Metastase ke sumsum


Lekosit : 7.56 tulang

Gangguan proses
hemopoitik

Leukosit menurun

Infeksi

Resiko infeksi
5. DS: Ibu An. A mengatakan Neuroblastoma
kaget dan takut dengan
kondisi anaknya
Perubahan status kesehatan

DO: Ibu tampak takut dan


cemas
Ansietas
DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
1. Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan Faktor psikologis.
2. Hipertermi berhubungan dengan Proses penyakit.
3. Resiko Gangguan Pertumbuhan berhubungan dengan nafsu makan tidak terkontrol
4. Risiko infeksi berhubungan dengan gangguan peristaltik
5. Ansietas berhubungan dengan kondisi kesehatan

INTERVENSI KEPERAWATAN

DX. Tujuan dan


Rencana Tindakan Rasional
KEP Kriteria Hasil
Resiko Defisit Setelah dilakukan 1. Kaji status 1. Memberikan
Nutrisi berhubungan
tindakan nutrisi secara kesempatan untuk
dengan Faktor
psikologis keperawatan 3x24 kontinu, selama mengobservasi
jam diharapkan perawatan setiap penyimpanan dari
DS: Ibu An. A
nutrisi pada klien hari, perhatikan normal/dasar pasien
mengatakan anaknya
dapat diatasi dengan tingkat energi : dan mempengaruhi
kurang nafsu makan,
kriteria hasil : kondisi kulit, kuku, pilihan intervensi.
mau makan hanya 3
rambut, rongga
sendok. 1. Peningkatan
mulut, keinginan 2. Membuat data dasar,
DO: berat badan
untuk membantu dalam
BB sebelum sakit : sesuai dengan
makan/anoreksia memantau dalam
12 kg tujuan.
memantau keefektifan
BB saat sakit : 10 kg 2. Tidak ada tanda
2. Timbang berat aturan terapeutik, dan
Pasien terlihat tidak malnutrisi.
badan setiap menyadarkan perawat
menghabiskan 3. Tidak ada
hari dan terhadap
makananya penurunan berat
bandingkan ketidaktepatan
badan yang
dengan berat kecenderungan dalam
berarti.
badan saat penurunan/penambah
4. Mengidentifikas penerimaan. an berat badan.
i skala nutrisi.
3 Dokumentasikan
3. Mengidentifikasi
masukkan oral
selama 24 jam, ketidakseimbangan
riwayat makanan, antara perkiraan
jumlah kalori kebutuhan nutrisi dan
dengan tepat. masukan aktual.

4. Berikan 4. Ketentuan dukungan


larutan nutrisi pada nutrisi didasarkan
kecepatan yang pada perkiraan
dianjurkan melalui kebutuhan kalori dan
alat kontrol infus protein. Kecepatan
sesuai kebutuhan. konsistensi dari
Atur kecepatan pemberian nutrisi
pmberian per jam akan menjamin
sesuai anjuran. penggunaan tepat
Jangan dengan efek samping
meningkatkan lebih sedikit, seperti
kecepatan untuk hiperglikemia atau
“mencapai”. sindrom dumping.

5. Ketahui 5. Komplikasi metabolik


kandungan dukungan nutrisi
elektrolit dari sering akibat kurang
larutan perhatian pada
nutrisional. perubahan yang
terjadi, akibat dari
6. Jadwalkan pemberian makan
aktivitas dengan ulang mis.,
istirahat. Tingkatkan hiperglikemik, koma
teknik relaksasi. nonketotik
Kolaborasi hiperosmotik,
ketidakseimbangan
Kolaborasi elektrolit.
7. Kolaborasi
dengan ahli gizi.
6. Mengubah
energi/menurunkan
kebutuhan kalori.

Kolaborasi
7. Perlu bantuan
dalam perencanaan
diet yang
memenuhi
kebutuhan nutrisi.
Hipertermi Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1 Supaya dapat memahami
berhubungan dengan tindakan Kesiapan dan informasi yang diberikan
Proses penyakit keperawatan 3x24 kemampuan
DS : jam diharapkan suhu menerima 2 Untuk dilakukannya
Ibu pasien pada klien dapat informasi pendidikan kesehatan
mengatakan suhu diatasi dengan
tubuh An.A naik kriteria hasil : 2. Sediakan materi 3 Agar keluarga
turun, terkadang 1. Demam turun dan media memahami materi yang
demam dan 2. Suhu Normal 36,0 pendidikan diberikan
terkadang tidak -37,0 kesehatan
demam 4 Untuk mengetahui nila
DO : suhu pasien
3. Jadwalkan
S : 37,5 C
pendidikan
5 Untuk mengetahui
kesehatan sesuai
pengukuran suhu yang
kesepakatan
benar dan akurat.

4. Dokumentasikan
6 Agar keluarga pasien
hasil pengukuran
mengerti
suhu

Kolaborasi
7 Untuk pemberian obat
5. Jelaskan
penurun panas.
prosedur
pengukuran suhu
tubuh

6. Ajarkan cara
membaca hasil
thermometer
raksa dan/atau
elektronik

Kolaborasi
7. Kolaborasi
dengan
farmakologi

Resiko Gangguan Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. memberikan


Pertumbuhan tindakan kebiasaan kesempatan untuk
berhubungan dengan keperawatan 3x24 makanan dan mengobservasi
nafsu makan tidak jam diharapkan prilaku penyimpanan dari normal/
terkontrol pertumbuhan pada makanan yang dasar pasien dan
klien dapat diatasi akan diubah. mempengaruhi pilihan
DS: Ibu An. A dengan kriteria intervensi.
mengatakan berat hasil : 2. Monitor intake
badan anaknya dan output 2. Membuat data dasar,
1. Peningkatan
menurun cairan, nilai membantu dalam
berat badan
hemoglobin, memantau keefektifan
sesuai dengan
DO: tekanan darah, aturan terapeutik, dan
tujuan.
BB sebelum sakit : kenaiakan berat menyadarkan perawat
2. Tidak ada
12 kg badan dan terhadap ketidaktepatan
penurunan berat
BB saat sakit : 10 kg kebiasaan kecendrungan dalam
badan yang
membeli penurunan/penambahan
berarti.
makanan berat badan
.
3. Tetapkan tujuan 3. Mengidentifikasi
jangka pendek ketidakseimbangan
dan jangka antara perkiraan
panjang yang kebutuhan nutrisi dan
realistis. masukan aktual

4. Pertimbangkan 4. ketentuan dukungan


faktor-faktor nutrisi didasarkan pada
yang perkiraan kebutuhan
mempengaruhin kalori dan protein.
pemenuhan Kecepatan konsistensi
kebutuhan gizi dari pemberian nutrisi
(mis. Usia, akan menjamin
tahap penggunaan tepat
pertumbuhan dengan efek samping
dan lebih sedikit, seperti
perkembangan, hiperglikemia atau
penyakit) . sindrom dumping.

5. Informasikan 5. Komplikasikan
perlunya metabolik dukungan
modifikasi diet nutrisi sering akibat
(mis. Penurunan kurang perhatian pada
atau perubahan yang terjadi,
penambahan akibat dari pemberian
berat badan, makan ulang ( mis.,
pembatasan hiperglikemik, koma
natrium atau nonketotik, hiperosmotik,
cairan, ketidakseimbangan
pengurangan elektrolit)
kolestrol). 6. mengubah
energy/menurunkan
kebutuhan kalori.
6. Jelaskan 7. perlu bantuan dalm
program gizi perencanaan diet yang
dan persepsi memenuhi kebutuhan
pasien terhadap nutrisi
diet yang
diprogramkan.

Kolaborasi
7. Kolaborasi
dengan ahli gizi.

Risiko infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda 1. Mengetahui secara dini


berhubungan dengan tindakan dan gejala adanya infeksi.
gangguan peristaltik keperawatan 3x24 infeksi
jam diharapkan 2. Batasi jumlah 2. Mengurangi terjadinya
DS: tidak terkaji resiko infeksi pada pengunjung infeksi nasokomial
DO: klien dapat diatasi 3. Berikan 3. Mengurangi resiko
Lekosit : 7.56 dengan kriteria perawatan kulit infeksi
hasil : jika terjadi
1. Tidak adanya edema 4. Menghindari adnaya
demam. 4. Cuci tangan resiko infeksi virus atau
2. Nilai leukosit sebelum dan bakteri penyakit.
dalam jumlah sesuadah kontak
normal. dengan pasien 5. Mencegah masuknya
5. Pertahankan mikoroorganisme ke
teknik aseptik dalam tubuh yang akan
pada pasien mengakibatkan infeksi.
beresiko tinggi
infeksi 6. Memberikan edukasi
6. Berikan agar orang tua untuk
informasi yang menghindari infeksi
tepat seperti nasokomial
cuci tangan
pada orang tua
anak. Kolaborasi
Kolaborasi
7. Mungkin di berikan
7. Berikan secara profilaktik atau
antibiotic jika menurunkan
diperlukan. mikrorganisme untuk
menurunkan adanya
pertumbuhan atau
penyebaran infeksi.
Ansietas Setelah dilakukan 1. Catat petunjuk 1. indicator derajat
berhubungan dengan asuhan keperawatan perilaku mis, ansietas/stress, mis, pasien
kondisi kesehatan selama 3x24 jam gelisah, peka merasa tidak terkontrol di
diharapkan ansietas rangsangan, rumah, kerja/masalah
DS: Ibu An. A berkurang dengan menolak kurang pribadi, stress dapat terjadi
mengatakan kaget kriteria hasil : kontak mata, prilaku sebagai akibat gejala fisik
dan takut dengan 1. menunjukan menarik perhatian. kondisi juga reaksi lain.
kondisi anaknya rileks dan
melaporkan 2. Berikan 2. Keterlibatan pasien
DO: Ibu tampak penurunan ansietas informasiyang dalam perencanaan
takut dan cemas sampai tingkat dapat akurat dan nyata perawatan memberikan
di tangani tentang apa yang rasa kontrol dan
dilakukan, mis, membantu menurunkan
tirah baring, ansietas.
pembatasan
masukan peroral 3. memindahkan pasien
dan prosedur. dari stress luar
meningkatkan
3. Berikan relaksasi, membantu
lingkungan tenang menurunkan ansietas.
dan istirahat.

4. tindakan dukungan
4. Dorong dapat membantu pasien
pasien/orang merasa stress
terdekat untuk berkurang,
menyatakan memungkinkan energy
perhatian, prilaku untuk ditunjuk pada
perhatian. penyembuhan/perbaika
n.
5. Bantu pasien
untuk 5. perilaku yang berhasil
mengidentifikasi/ dapat dikuatkan pada
memerlukan penerimaan masalah/
perilaku koping stress saat ini,
yang digunakan meningkatkan rasa
masa lalu. kontrol penyakit.

6. Bantu pasien 6. belajar cara baru untuk


belajar mengatasi masalah
mekanisme dapat membantu dalam
koping baru mis, menurunkan stress dan
teknik mengatasi ansietas, meningkatkan
stress, kontrol penyakit.
keterampilan
organisasi Kolaborasi
7. dapat digunakan untuk
Kolaborasi menurunkan ansietas
7. Beri obat sesuai dan memudahkan
indikasi istirahat, khususnya
pasien dengan KU.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


D Tanggal/
Implementasi Paraf Evaluasi Paraf
x Jam
1 11/01/202 2. Menimbang berat S : ibu An. A Risma
1 badan setiap hari dan mengatakan berat
07.15 bandingkan dengan badan anaknya
berat badan saat menurun.
penerimaan. O : BB = 10 kg
E/F : An. A kooperatif. A : Masalah belum
Bb : 10 kg. teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi

2. 11/01/202 S : Ibu An. A Risma


1 1. Memonitor Suhu mengatakan suhu
11.30 tubuh tubuh anak naik
E/F : An. A kooperatif. turun
S : 37,5 O : S : 37,5
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi

3 11/01/202 S : Ibu An. A Risma


1 2. Monitor intake dan mengatakan berat
11.35 output cairan, nilai badan anaknya
hemoglobin, menurun
tekanan darah, O : Berat badan
kenaiakan berat menurun dan
badan dan keterlambatan tumbuh
kebiasaan membeli kembang
makanan A : Masalah belum
E/F : An. A kooperatif. teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi

4 11/01/202 Risma S : tidak terkaji Risma


1 3. Mencuci tangan O : Lekosit : 7.56
11.40 sebelum dan A : Masalah belum
sesuadah kontak teratasi
dengan pasien P : Lanjutkan
Intervensi 1
E/F : -
5 11/01/202 1. Monitor tanda Risma S : Ibu An.A
1 dan gejala infeksi mengatakan kaget
11.45 dan takut dengan
E/F : ibu tampak kondisi anaknya
takut dan cemas O : Ibu tampak takut
dan cemas
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi 1

CATATAN PERKEMBANGAN

No TGL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN PARAF


Dx
1 13/1/2021 S : ibu An. A mengatakan berat badan
anaknya menurun.
O : BB = 10 kg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I:
2. Menimbang berat badan setiap hari dan
bandingkan dengan berat badan saat
penerimaan.
E/F : An. A kooperatif. Bb : 10 kg.
16.05 E:

S : ibu An.A mengatakan anaknya sudah


16.10
mulai makan banyak, tapi belum ada
peningkatan berat badan
16.40
O : Anak tampak makan dengan lahap
A : Masalah teratasi sebagian
16.50
P : Lanjutkan Intervensi
R:-

2 13/1/20201 S : Ibu An. A mengatakan suhu tubuh anak


naik turun
O : S : 37,5
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I:
1. Memonitor Suhu tubuh
E/F : An. A kooperatif. S : 37,5

E:
16.05
S : ibu An.A mengatakan suhu tubuh anak
16.10
nya masih sering naik turun
O : Suhu : 38,0
16.40
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
16.50 R:-

3 13/1/2021 S : Ibu An. A mengatakan berat badan


anaknya menurun
O : Berat badan menurun dan keterlambatan
tumbuh kembang
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I:
2. Monitor intake dan output cairan, nilai
hemoglobin, tekanan darah, kenaiakan
berat badan dan kebiasaan membeli
makanan
E/F : An. A kooperatif.
16.05 E:
S : ibu An.A mengatakan anaknya ada
16.10 peningkatan berat badan
O : BB : 10,2 Kg
16.40 A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
16.50 R:-

4 13/1/2021 S : tidak terkaji


O : Lekosit : 7.56
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I:
3. Mencuci tangan sebelum dan
sesuadah kontak dengan pasien
16.05
E/F : -
E:
16.10
S : tidak terkaji
O : Lekosit : 7.56
16.40 A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
16.50 R:-
5 13/1/2021 S : Ibu An.A mengatakan kaget dan takut
dengan kondisi anaknya
O : Ibu tampak takut dan cemas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi 1
I:
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
E/F : ibu tampak takut dan cemas
16.05 E:
S : ibu An.A mengatakan sudah mulai
16.10 tenang dengan kondisi anaknya
O : Ibu tampak tenang
16.40 A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
16.50 R:-

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KOMPRES HANGAT

Topik Penyuluhan : Kompres Hangat


Pokok Bahasan : Kompres Air Hangat untuk menurunkan
suhu tubuh
Waktu : 1 X 30
                      
A.    Latar Belakang
               Mengompres dilakukan dengan handuk atau waslap yang dibasahi dengan air
hangat (30ºC). Usahakan perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu
berbeda. Seka seluruh tubuh dengan air hangat, penurunan suhu tubuh terjadi saat pertukaran
udara melalui permukaan kulit.

B.     Tujuan Intruksional Umum


     Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan para pasien mampu mengetahui dan memahami
cara mengompres dengan air hangat.

C.    Tujuan Intruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan mampu :
1.      Menjelaskan pengertian kompres hangat
2.      Menjelaskan tentang manfaat kompres hangat
3.      Menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk kompres hangat
4.      Menjelaskan tentang tehnik kompres hangat

D.    Strategi Pelaksanaan.


1.      Metode
a.      Ceramah
b.      Tanya jawab
2.      Media
a.       Leflet

3.      Materi
1.      Menjelaskan pengertian kompres hangat
2.      Menjelaskan tentang manfaat kompres hangat
3.      Menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk kompres hangat
4.      Menjelaskan tentang tehnik kompres hangat
E.     Kegiatan Penyuluhan
No WAKTU KEGIATAN PENYLUHAN KEGIATAN PESERTA
1 3 mnt Pembukaan : ·         Menjawab salam
·         Membuka kegiatan dengan mengucap·         Mendengarkan
salam ·         Memperhatikan
·         Memperkenalkan diri ·         memperhatikan
·         Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
·         Menyebutkan materi  yang akan
diberikan
2 15 menit Pelaksanaan : ·         memperhatikan
·         menjelaskan tentang materi kompres ·         bertanya
hangat ·         memperhatikan
·         pengertian kompres hangat
·         menjelaskan tentang manfaat kompres
hangat
·         Menjelaskan alat dan bahan kompres
hangat
·         menjelaskan tentang tehnik melakukan
kompre hangat
3 10 menit Evaluasi: ·         Menjawab
·         Menanyakan kepada peserta tentang pertanyaan
materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawa pertanyaan.
·         Kesimpulan
4 2 menit Terminasi: ·         mendengarkan
·         mengucapkan terima kasih atas pran ·         menjawab salam
serta peserta
·         mengucapkan salam penutup
F.    Evaluasi
Keluarga mampu menjawab dan mengulang kembali
1.      Menjelaskan pengertian kompres hangat
2.      Menjelaskan tentang manfaat kompres hangat
3.      Menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk kompres hangat
4.      Menjelaskan tentang tehnik kompres hangat

LAMPIRAN MATERI
A.    Pengertian
Mengompres dilakukan dengan handuk atau waslap yang dibasahi dengan air hangat
(30ºC). Usahakan perbedaan antara air kompres dengan shu tubuh tidak terlalu berbeda. Seka
seluruh tubuh dengan air hangat, penurunan suhu tubuh terjadi saat pertukaran udara melalui
permukaan kulit. Gunakan pakaian atau selimut tipis, pada bayi tidak boleh dibedong. Jangan
mengompres dengan alkohol karena toxic dan uapnya dapat terserap ke kulit ataupun paru-
paru anak.
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain / handuk yang telah di celupkan
pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu.
Tepid sponging adalah mandi sebagai terapi pada anak yang demam tinggi.
Cara mengompres dengan air hangat yang paling efektif, adalah memandikannya dengan air
hangat. "Minimal, itulah yang disebutkan di literatur asing," katanya. Anak yang sakit,
katanya, harus dimandikan, dicelup, atau dibilas dengan air hangat. "Bukan sekadar melap
tubuh atau kepala anak dengan handuk hangat. Kalau perlu, anak yang sakit dimasukkan ke
dalam bak mandi beri air hangat. Cara ini terbukti sangat membantu untuk menurunkan panas
badan anak."
B.     Tujuan
meningkatkan kontrol kehilangan panas tubuh melalui penguapan.
C.    Manfaat
1. dapat memberikan rasa nyaman  
2. menurunkan suhu tubuh yang demam
3. Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat
otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan
memperlancar pasokan aliran darah.
D.    Alat dan bahan
1.      Baskom mandi
2.      Waslap
3.      Air hangat suhu 37 C
4.      Thermometer
5.      Handuk pengering

E.     Teknik
a. Beri tau klien, dan siapkan alat,klien dan lingkungan
b. Cuci tangan
c. Ukur suhu tubuh
d. Pertahankan selimut mandi di atas tubuh yang tidak dikompres
e. Periksa suhu air
f. Celup washlap ke dalam air hangat, letakkan di bawah ketiak dan lipatan paha
g. Secara perlahan tangan dan kaki dikompres selama 5 menit
h. Bila suhu belum turun lanjutkan usap kompres ke punggung dan bokong selama
3-5 menit
i. Ganti air bila sudah tidak panas- bila suhu diatas 37 stop tindakan
j. Keringkan bagian tubuh dan selimuti dengan selimut tipis dan menyerap
keringat
F.      Mekanisme tubuh terhadap kompres hangat dalam upaya menurunkan suhu
tubuh.
Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus
melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus
dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi
perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla
oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi
vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas
melalui kulit meningkat ( berkeringat ), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh
sehingga mencapai keadaan normal kembali.

Lampiran 1

FLACC SCALE (SKALA NYERI PADA BAYI DAN ANAK)

1. Indikasi digunakan pada pasien bayi dan anak < 5 tahun yang tidak dapat dinilai
menggunakan Numeric Rating Scale Wong Baker
2. Instruksi terdapat 5 kategori dengan masing-masing kategori memiliki skor 0-2, dengan
total skor 0-10
3. Skor nyeri ditentukan dengan jumlah masing-masing kategori :1-3 nyeri ringan,4-6 nyeri
sedang, 7-10 nyeri berat

SKOR NYERI FLACC

Skor
No Kategori Total
0 1 2
1 Face (Wajah) Tidak ada, Meneyeringai, Dagu gemetar, 1
ekspresi khusus, mengerutkan dahi, gigi gemertak
senyum tampak tidak (sering)
tertarik (kadang-
kadang)
2 Leg (Kaki) Normal, rileks Gelisah, tegang Menendang, 0
kaki tertekuk
3 Activity Berbaring Menggeliat, tidak Kaku atau 0
(Aktivitas) tenang, posisi bisa diam, tegang kejang
normal, gerakan
mudah
4 Cry (Menangis) Tidak menangis Merintih, Terus menangis, 0
merengek, berteriak, sering
kadang-kadang mengeluh
mengeluh
5 Consability Rileks Dapat Sulit dibujuk 2
(Konsabilitas) ditenangkan
dengan sentuhan,
pelukan, bujukan,
dapat dialihkan
Scor Total 3

Skor nyeri jumlah kategori yaitu 3 Nyeri ringan

Anda mungkin juga menyukai