Lapres Pengaruh Kadar Enzim
Lapres Pengaruh Kadar Enzim
Rumusan Masalah
B. Tujuan Percobaan
C. Hipotesis
D. Kajian Pustaka
1
Keunggulan enzim sebagai biokatalisator antara lain memiliki spesifitas
tinggi, mempercepat reaksi kimia tanpa pembentukan produk samping,
produktivitas tinggi, dan dapat menghasilkan produk akhir yang tidak
terkontaminasi sehingga mengurangi biaya purifikasi dan efek kerusakan
lingkungan (Chaplin and Bucke, 1990 dalam Farisi, 2015).
c. Konsentrasi enzim
2
Menurut Reed (1975) dalam skripsi Rahmawati (2014), semakin
tinggi konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan meningkat
hingga batas konsentrasi tertentu. Namun, hasil hidrolisis substrat akan
konstan dengan naiknya konsentrasi enzim. Hal ini disebabkan
penambahan enzim sudah tidak efektif lagi.
d. Konsentrasi substrat
Menurut Lehninger (1982) dalam skripsi Rahmawati (2014),
kecepatan reaksi akan meningkat apabila konsentrasi substrat
meningkat. Peningkatan kecepatan reaksi ini akan semakin kecil
hingga tercapai suatu titik batas yang pada akhirnya penambahan
konsentrasi substrat hanya akan sedikit meningkatkan kecepatan reaksi.
e. Aktivator dan inhibitor
Menurut Martoharsono (1994), aktivator merupakan senyawa atau
ion yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis. Komponen
kimia yang membentuk enzim disebut juga dengan kofaktor. Kofaktor
dapat berupa ion-ion anorganik seperti Zn, Fe, Ca, Mn, Cu, Mg, atau
dapat juga berupa molekul organik kompleks yang biasa disebut
dengan koenzim.
Sedangkan inihibitor merupakan suatu zat kimia tertentu yang
dapat menghambat aktivitas enzim dan pada umumnya bekerja dengan
cara menyerang sisi aktif enzim, sehingga enzim tidak dapat berikatan
dengan substrat dan fungsi katalitiknya terganggu (Winarno, 1989
dalam Rahmawati, 2014).
3
E. Variabel Penelitian
Alat :
Mortar 1 buah
Penumbuk porselin 1 buah
Timbangan 1 buah
Tabung reaksi 8 buah
Gelas ukur 1 buah
Centrifuge 1 buah
Cawan tetes 1 buah
Pipet tetes 4 buah
Pegangan tabung reaksi 1 buah
Lampu spirtus 1 buah
Bahan :
4
Aquades
Larutan KI-I2
Larutan fosfat sitrat buffer
Kertas grafik/milimeter
H. Rancangan Percobaan
5
I. Langkah Kerja
(menit)
Waktu (Menit)
2¹ 2² 2³ 2⁴ 2⁵ 2⁶ 2⁷ 2⁸ 2⁹ 210
0
25
50
100
6
K. Rencana Analisis Data
1. Dari tes KI-I2 pada larutan amilum + enzim 100% warna apa yang
saudara peroleh? Mengapa demikian?
2. Apa fungsi dari Fosfat Sitrat Buffer?
Untuk merangsang enzim keluar dari biji kecambah dan
memisahkan antara endapan dan cairan bagian atas (supernatan) ,
sebagai larutan penyangga untuk menjaga agar enzim tetap dapat
bekerja aktif dan tidak rusak pada kondisi optimum agar tidak
terlalu basa dan menjaga pH bagi enzim amilase agar tidak rusak.
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim?
Suhu
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat
bekerja dengan biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring
kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik
dari molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara
molekul-molekul meningkat. Sedangkan dalam kondisi suhu
rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit
kontak antara substrat dan enzim.
Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di
bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim
cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun.
Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya.
Dalam tubuh manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim
menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35°C sampai 40°C. Ada
juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih baik pada suhu
yang lebih rendah daripada ini.
Nilai pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau
derajat keasaman sekitarnya. Ini karena muatan komponen asam
amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH. Secara
umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada
kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang
bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa.
Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya
tergantung pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja.
Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka
struktur dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi
aktif enzim tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga
aktivitas enzim menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat
sampai benar-benar berhenti berfungsi.
7
Konsentrasi Substrat
Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih
banyak jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas
enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih
sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim,
menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim.
Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan
enzim sudah dalam kondisi paling aktif, peningkatan konsentrasi
substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas enzim.
Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat
substrat, sehingga tidak ada tempat untuk substrat ekstra.
Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan
semakin cepat pula. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan
kecepatan reaksi, tentunya selama masih ada substrat yang perlu
diubah menjadi produk.
Aktivator & Inhibitor
Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar
mudah berikatan dengan substrat. Inhibitor adalah substansi yang
memiliki kecenderungan untuk menghambat aktivitas enzim.
Inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi
enzim. Berdasarkan caranya, inhibitor dibagi menjadi 2 kategori:
inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif.
Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan
molekul substrat, inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim
sehingga menghalangi pembentukan ikatan kompleks enzim-
substrat. Inhibitor non-kompetitif dapat melekat pada sisi enzim
yang bukan merupakan sisi aktif, dan membentuk kompleks
enzim-inhibitor. Inhibitor ini mengubah bentuk/struktur enzim,
sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat
tidak dapat berikatan dengan enzim tersebut.
8
L. Hasil Analisis Data
Total Waktu
Konsentrasi Enzim (%)
(menit)
Waktu (Menit)
2¹ 2² 2³ 2⁴ 2⁵ 2⁶ 2⁷ 2⁸ 2⁹ 210
0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 >20
25 2 2 2 2 2 2 2 - - - 14
50 2 2 2 2 2 - - - - - 10
100 2 2 2 2 - - - - - - 8
20
15 14
10
10 8
0
0 20 40 60 80 100 120
kadar Enzim (%)
9
1. Analisis Data
Berdasarkan tabel hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa laju reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa. Pada
kadar enzim 100% waktu yang dibutuhkan enzim amilase untuk
mengubah warna biru kecoklatan menjadi jingga adalah 8 menit (pada 2
menit ke-4). Pada kadar enzim 50% waktu yang dibutuhkan enzim
amilase untuk mengubah warna biru kecoklatan menjadi jingga adalah 10
menit (pada 2 menit ke-5). Pada kadar enzim 25% waktu yang
dibutuhkan enzim amilase berubah menjadi warna jingga adalah 14 menit
(pada 2 menit ke-7). Sedangkan pada kadar enzim 0% waktu dibutuhkan
lebih dari 20 menit.
2. Pembahasan
Pada percobaan pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi
pengubhan amilum menjadi glukosa menggunakan kecambah kacang
hijau. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar enzim terhadap
kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kadar enzim
100% mempunyai nilai laju reaksi tercepat, yaitu 8 menit (pada menit ke-
4). Hal ini disebabkan karena pada saat enzim akan meningkatkan
proporsi molekul yang mempunyai cukup energi untuk bereaksi sehingga
laju reaksi akan berjalan lebih cepat. Enzim akan menurunkan energi
yang diperluan reaksi dan bukan meningkatkan jumlah energi dalam tiap
molekul. Ini terjadi pada waktu substrat diubah menjadi produk(hasil),
penghalang( barrier) energi harus diatasi. Penghalang tersebut adalah
energi aktivisi. Adanya enzim akan menurunkan energi aktivasi suatu
reaksi. Jika energi aktivasi suatu reaksi itu rendah maka akan lebih
banyak molekul (substrat) yang dapat bereaksi sehingga waktu yang
banyak molekul (substrat) yang dapat bereaksi mengubah amilum
menjadi glukosa oleh enzim amilase untuk mengubah amilum menjadi
glukosa pun lebih singkat, oleh karena itu, laju reaksi pun menjadi lebih
cepat.
Pada kadar enzim 50% nilai laju reaksi menurun, yaitu 10 menit
(pada 2 menit ke 5). Sedangkan pada kadar 25% nilai laju reaksi
menurun dari reaksi 100% dan 50%, yaitu 14 menit (pada 2 menit ke 7).
Hal ini dikarenakan pada konsentrasi enzim mempunyai kecepatan reaksi
yang lambat karena pada waktu substrat diubah menjadi produk (hasil),
penghalang (barrier) yang disebut energi aktivasi tidak dapat
dikurangin(diturunkan) dalam reaksi tersebut. Karena energi aktivasi
tinggi, maka molekul (subsrat) lebih sedikit yang bereaksi sehingga
10
waktu yang diperlukan pun lebih lama dan pada akhirnya laju reaksi pun
lebih lambat.
Pada kadar 0% tidak ada laju reaksi yang terjadi. Ketidakaktifan
enzim disebabkan karena enzim dipanaskan sampai mendidih. Akibat
pemanasan tersebut, maka enzim yang merupakan protein mengalami
denaturasi peristiwa perubahan struktur protein dari bentuk tiga dimensi
menjadi tidak beraturan sehingga substratnya tidak dapat terikat dengan
enzim. Sehingga enzim kehilangan sifat katalisnya.
M. Kesimpulan
N. Daftar Pustaka
11