Anda di halaman 1dari 24

PREVALENSI PPOK

DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DI DIY

drg. PEMBAJUN SETYANINGASTUTIE, M.Kes


DINAS KESEHATAN DIY
01 PENDAHULUAN

02 SITUASI KASUS PPOK NASIONAL DAN DIY

03 UPAYA PENANGGGULANGAN

04 PENUTUP
01 PENDAHULUAN
UHH (LE) dan HALE DI INDONESIA & DIY

Ada gap antara usia harapan hidup (LE) dan usia harapan hidup sehat (HALE).
Nasional sekitar 8,2 tahun, DIY sekitar 8,7 tahun.
Gap ini disebut DALY, yang disebabkan karena adanya kematian dini (YLL) dan disabilitas (YLD)
Kematian dini dan disabilitas disebabkan berbagai hal, di antaranya penyakit yang diderita.
LE : Life Expectancy = usia harapan hidup
HALE : Health Adjusted Life Expectacy (usia harapan hidup sehat)
DALY = YLL + YLD : Disability-adjusted life years (lama tahun hidup yang hilang karena kematian dan penderitaan yang tak terduga.
YLL : Years of Life Lost (lama tahun hidup yang hilang karena kematian dini)
YLD : Years Life with Disability (lama tahun hidup dengan kecacatan karena penyakit atau cedera)

Sumber data: Analisis Beban Penyakit Nasional dan Subnasional Indonesia, 2017
DALAM 30 TAHUN TERAKHIR
TERJADI PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN
PERILAKU MANUSIA

TAHUN 1990: SEJAK 2010:


Penyebab terbesar kesakitan dan kematian :

PENYAKIT PENYAKIT
MENULAR TIDAK MENULAR
Infeksi Saluran Tekanan darah
Pernapasan tinggi, stroke,
Atas, jantung, kanker,
Tuberkulosis, kencing manis
Diare
Periode sakit lama, mengakibatkan kematian
dan disabilitas
PPOK (penyakit paru obstruktif kronis)
Termasuk penyakit tidak menular, merupakan istilah yang digunakan untuk
sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang.
Penyakit inimenghalangi aliran udara dari dalam paru-paru sehingga
pengidap akan mengalami kesulitan bernapas.
PPOK umumnya merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu
bronkitis kronis dan emfisema.
• Bronkitis adalah infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang menyebabkan pembengkakan
dinding bronkus dan produksi cairan di saluran udara berlebihan.
• Emfisema adalah kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara
bertahap.
02 SITUASI KASUS PPOK NASIONAL DAN DIY
PERINGKAT TERATAS PENYEBAB KEMATIAN DI INDONESIA & DIY

1990 2017 Perubahan pola penyakit dari penyakit menular


pada 1990 menjadi penyakit tidak menular pada
2017

Indonesia: PPOK meningkat dari peringkat 10


pada tahun 1990 menjadi peringkat 7 pada tahun
2017

DIY: PPOK meningkat dari peringkat 8 pada tahun


1990 menjadi peringkat 5 pada tahun 2017

COPD: Chronic Obstructive Pulmonary Disease (PPOK)

Sumber data: Analisis Beban Penyakit Nasional dan Subnasional


Indonesia, 2017
Peringkat PPOK PERINGKAT TERATAS
1990 2017 PENYEBAB DALY DI INDONESIA & DIY
20 16 Nas Usia Harapan Hidup Sehat (HALE) dapat berkurang karena
11 6 DIY (YLL) kematian (YLL) dan disabilitas (YLD).

11 8 Nas Peringkat PPOK sebagai penyumbang hilangnya tahun hidup


8 6 DIY (YLD) yang sehat di Indonesia dan DIY meningkat, baik sebagai
penyebab kematian maupun disabilitas
Indonesia: PPOK meningkat dari peringkat 16 pada tahun
1990 menjadi peringkat 9 pada tahun 2017

DIY: PPOK meningkat dari peringkat 11 pada tahun 1990


menjadi peringkat 4 pada tahun 2017

DALY = YLL + YLD : Disability-adjusted life years (lama tahun hidup yang hilang karena kematian
dan penderitaan yang tak terduga.
YLL : Years of Life Lost (lama tahun hidup yang hilang karena kematian dini)
YLD : Years Life with Disability (lama tahun hidup dengan kecacatan karena penyakit atau cedera)

Sumber data: Analisis Beban Penyakit Nasional dan Subnasional Indonesia, 2017
DATA JUMLAH KASUS PPOK DI DIY 2017 - 2020

RAWAT JALAN RAWAT INAP

2017 : 4605 2017 : 1177


2018 : 5217 2018 : 1293
2019 : 7657 2019 : 3400
2020 : 8736 2020 : 893 (pengaruh pandemi?)

Sumber data: Bidang P2P Dinas Kesehatan DIY


FAKTOR RISIKO penurunan USIA SEHAT di DIY
1990 2017 LAKI-LAKI PEREMPUAN
18,70 17,23
17,64 17,88
16,62 17,45
18,81 4,20
7,10 9,66

Risiko diit/makanan menjadi peringkat pertama berkontribusi terhadap kematian dini dan disabilitas, diikuti
tekanan darah, kadar gula darah puasa, merokok dan index massa tubuh. Faktor index masa tubuh bahkan
meningkat pesat dari peringkat 11 menjadi peringkat 5.
Sedangkan berdasar jenis kelamin, pengaruh terbesar bagi perempuan adalah tekanan darah, sedangkan pada
laki-laki adalah merokok. Sedangkan masalah diit/makanan menjadi masalah pada laki-laki dan perempuan
FAKTOR RISIKO PPOK PRINSIP TERAPI PPOK

1. Merokok 1. Edukasi berhenti merokok


Satu-satunya penyebab terpenting. 2. Farmakoterapi
Perlu diperhatikan: riwayat merokok, 3. Terapi non farmakologi
aktif/pasif, mantan perokok. 4. Rehabilitasi
Mantan perokok  dinilai derajat 5. Terapi oksigen
berat merokok 6. Nutrisi
2. Pajanan polusi udara
7. Pembedahan
3. Riwayat infeksi saluran nafas bawah
yang berulang
4. Usia, faktor keturunan Sumber: artikel Dirjen P2PTM;
http://p2ptm.kemkes.go.id/
artikel-sehat/kenali-penyakit-paru-obstruktif-kronik-
ppok
Leaflet Dirjen P2P Kemenkes
03 UPAYA PENANGGULANGAN

REGULASI CERDIK

GERMAS PHBS
PENYAKIT TIDAK MENULAR DICEGAH dengan GERMAS
Suatu tindakan yang sistematis dan terencana
yang dilakukan secara bersama-sama
oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup

DAMPAK 1. Melakukan aktivitas fisik

bentuk
Kesehatan 2. Mengonsumsi sayur dan buah
Terjaga
3. Tidak merokok
Lingkungan
Bersih 4. Tidak mengonsumsi alkohol
5. Memeriksa kesehatan secara rutin
Produktif Biaya untuk 6. Membersihkan lingkungan
berobat
berkurang 7. Menggunakan jamban
ENYAHKAN ASAP ROKOK merupakan salah satu cara menurunkan kasus PPOK
Diit seimbang juga merupakan salah satu komponen dalam terapi PPOK
16

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

INSTITUSI TEMPAT-TEMPAT
RUMAH TANGGA PENDIDIKAN UMUM TEMPAT KERJA FASYANKES
Menggunakan APD Gunakan air bersih
Persalinan nakes Gunakan air bersih
CTPS ATURAN TDK MEROKOK
ASI eksklusif Gunakan jamban Gunakan Jamban
Kantin sehat Olah raga
Timbang bayi balita Buang sampah pada Buang sampah pada
Buang sampah pd CTPS
CTPS tempatnya tempatnya
tempatnya Gunakan jamban
Jamban sehat TIDAK MEROKOK TIDAK MEROKOK
Olahraga Buang sampah di
Berantas jentik Tidak meludah Tidak meludah
Timbang BB dan tempat sampah
Konsumsi buah sembarangan sembarangan
Ukur TB tiap 6 bulan Berantas jentik
sayur Berantas jentik Berantas jentik
BEBAS ASAP ROKOK Makan minum sehat
Aktvitas fisik nyamuk
Buang air di jamban Bebas NAPZA
TIDAK MEROKOK Berantas jentik Tidak meludah
DALAM RUMAH sembarangan
ROKOK
Zat kimia yang terkandung di dalam sebatang rokok memberikan
dampak buruk bagi tubuh manusia, termasuk orang yang
menghirup asap rokok tetapi tidak merokok

Rokok dapat menyebabkan kerusakan setiap organ tubuh termasuk


paru-paru

Asap rokok mengandung lebih dari 4000zat kimia beracun,


di antaranya terdapat 60 zat pemicu kanker (karsinogenik)

Tiga zat paling berbahaya: Tar, Nikotin, Karbon Monoksida


RUMAH TANGGA ber-PHBS

Kota Yogyakarta 50,8 %


DIY
Kab.Bantul 53,1 % Jumlah Rumah Tangga : 1.120.236
Kab Kulonprogo 40,7 % Rumah Tangga dipantau: 675.262
RT ber-PHBS : 310.517
Kab Gunungkidul 26,9 %
Kab Sleman 56,1 % (46 %)
Capaian komponen << Tidak Merokok dalam
rumah>>pada RT ber-PHBS
(59,35 %)
Sumber: Seksi Promkes dan PL, Dinas Kesehatan DIY, berdasar laporan dinkes kab/kota, 2019
Mengingat dampak yang sangat besar, perlu dilakukan langkah-langkah
pengamanan rokok bagi kesehatan, diantaranya melalui penetapan
KAWASAN TANPA ROKOK
Di fasilitas pelayanan kesehatan
Di tempat proses belajar mengajar
Di tempat ibadah
Di tempat anak bermain
Di angkutan umum
Di tempat kerja
Di tempat umum

Pergub DIY No. 42 /2009 tentang Kawasan Dilarang Merokok


Dukungan Kota : PERDA No. 2/2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok
Regulasi Bantul : PERBUP No 18/2016 tentang Kawasan Sehat Bebas Asap Rokok
KTR Kulonprogo : PERDA No 5/2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok
kabkota Gunungkidul : PERDA No 7/2015 tentang Kawasan Dilarang Merokok
Sleman : PERBUP No 42/2012 ttg Kawasan Tanpa Rokok
SEKOLAH YANG MENERAPKAN KTR
Tidak ada puntung rokok
Ada tanda KTR
Tidak ada yang merokok, menjual dan iklan rokok
Tidak ada asbak

Kota Yogyakarta 94,9 % DIY


Kab.Bantul 45,6 %
Jumlah sekolah : 2.940
Kab Kulonprogo 58,0 % Sekolah yang dipantau : 2.740
Kab Gunungkidul 92,4 % Sekolah menerapkan KTR : 1.953

Kab Sleman 76,8 % (66,4 %)


Sumber: Seksi Promkes dan PL, Dinas Kesehatan DIY, Berdasar laporan dinkes kab/kota, 2019
04 PENUTUP
Adanya perubahan pola penyakit dari penyakit menular
menjadi penyakit tidak menular(PTM) menyebabkan risiko
kesakitan yang menimbulkan disabilitas dan kematian lebih
dini. Hal tersebut dapat menurunkan Harapan Hidup Sehat
dibandingkan dengan Usia Harapan Hidup.

PTM berlangsung lama dan dapat menjadi beban


pembiayaan yang besar.

PPOK merupakan salah satu penyakit tidak menular yang


semakin meningkat pengaruhnya terhadap kesehatan, dan
masuk menjadi 5 besar penyebab kematian dan penurunan
Harapan Hidup Sehat di DIY.
Secara umum, faktor risiko menurunnya Harapan Hidup Sehat
adalah pengaruh diit/makanan, tekanan darah, kadar gula darah
puasa, merokok dan index massa tubuh.

Secara khusus, faktor risiko terbesar PPOK adalah merokok,


selain juga polusi udara, dll

Nutrisi merupakan salah satu komponen dalam terapi PPOK

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan kejadian PPOK adalah


melaksanakan GERMAS, CERDIK, PHBS, dan dengan dukungan
regulasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
TERIMAKASIH
MATUR NUWUN

pf26@2019

Anda mungkin juga menyukai