Anda di halaman 1dari 7

UU KESEHATAN NO.

36 TAHUN 2009 (1)Setiap orang berkewajiban ikut


mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

(2)Kewajiban sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), pelaksanaannya
meliputi upaya kesehatan
perseorangan, upaya kesehatan
Pasal 4 masyarakat, dan pembangunan
berwawasan kesehatan.
Setiap orang berhak atas kesehatan.
Pasal 10
Pasal 5
Setiap orang berkewajiban menghormati
   (1)Setiap orang mempunyai hak yang hak orang lain dalam upaya memperoleh
sama dalam memperoleh akses atas lingkungan yang sehat, baik fisik,
sumber daya di bidang kesehatan. biologi, maupun sosial.

(2)Setiap orang mempunyai hak dalam Pasal 11


memperoleh pelayanan kesehatan
Setiap orang berkewajiban berperilaku
yang aman, bermutu, dan terjangkau.
hidup sehat untuk mewujudkan,
(3)Setiap orang berhak secara mandiri mempertahankan, dan memajukan
dan bertanggung jawab menentukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
sendiri pelayanan kesehatan yang
Pasal 12
diperlukan bagi dirinya.
Setiap orang berkewajiban menjaga dan
Pasal 6
meningkatkan derajat kesehatan bagi
Setiap orang berhak mendapatkan orang lain yang menjadi tanggung
lingkungan yang sehat bagi pencapaian jawabnya.
derajat kesehatan.
Pasal 13
Pasal 7
(1)Setiap orang berkewajiban turut serta
Setiap orang berhak untuk mendapatkan dalam program jaminan kesehatan
informasi dan edukasi tentang kesehatan sosial.
yang seimbang dan bertanggung jawab.
(2)Program jaminan kesehatan sosial
Pasal 8 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur sesuai dengan ketentuan
Setiap orang berhak memperoleh peraturan perundang-undangan.
informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang BAB IV
telah maupun yang akan diterimanya TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
dari tenaga kesehatan.
Pasal 14
Bagian Kedua
Kewajiban

Pasal 9
(1)Pemerintah bertanggung jawab (2)Kewenangan untuk
merencanakan, mengatur, menyelenggarakan pelayanan
menyelenggarakan, membina, dan kesehatan sebagaimana dimaksud
mengawasi penyelenggaraan upaya pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan
kesehatan yang merata dan terjangkau bidang keahlian yang dimiliki.
oleh masyarakat.
(3)Dalam menyelenggarakan pelayanan
(2)Tanggungjawab Pemerintah kesehatan, tenaga kesehatan wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki izin dari pemerintah.
dikhususkan pada pelayanan publik.
(4)Selama memberikan pelayanan
Pasal 15 kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilarang mengutamakan
Pemerintah bertanggung jawab atas kepentingan yang bernilai materi.
ketersediaan lingkungan, tatanan,
fasilitas kesehatan baik fisik maupun (5)Ketentuan mengenai perizinan
sosial bagi masyarakat untuk mencapai sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
derajat kesehatan yang setinggi- diatur dalam Peraturan Menteri.
tingginya.
Pasal 24
Pasal 16
(1)Tenaga kesehatan sebagaimana
Pemerintah bertanggung jawab atas dimaksud dalam Pasal 23 harus
ketersediaan sumber daya di bidang memenuhi ketentuan kode etik,
kesehatan yang adil dan merata bagi standar profesi, hak pengguna
seluruh masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan, standar
derajat kesehatan yang setinggi- pelayanan, dan standar prosedur
tingginya. operasional.

Pasal 17 (2)Ketentuan mengenai kode etik dan


standar profesi sebagaimana
Pemerintah bertanggung jawab atas dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
ketersediaan akses terhadap informasi, organisasi profesi.
edukasi, dan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan dan (3)Ketentuan mengenai hak pengguna
memelihara derajat kesehatan yang pelayanan kesehatan, standar
setinggi-tingginya. pelayanan, dan standar prosedur
operasional sebagaimana dimaksud
Pasal 18 pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah bertanggung jawab Menteri.
memberdayakan dan mendorong peran Pasal 25
aktif masyarakat dalam segala bentuk
upaya kesehatan. (1)Pengadaan dan peningkatan mutu
tenaga kesehatan diselenggarakan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat melalui
Pasal 23 pendidikan dan/atau pelatihan.
(1)Tenaga kesehatan berwenang untuk (2)Penyelenggaraan pendidikan
menyelenggarakan pelayanan dan/atau pelatihan sebagaimana
kesehatan. dimaksud pada ayat (1) menjadi
tanggung jawab Pemerintah dan
pemerintah daerah. mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang
(3)Ketentuan mengenai penyelengaraan dimiliki.
pendidikan dan/atau pelatihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) (3)Ketentuan mengenai hak dan
diatur dalam Peraturan Pemerintah. kewajiban tenaga kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal 26 dan ayat (2) diatur dalam Peraturan
(1)Pemerintah mengatur penempatan Pemerintah.
tenaga kesehatan untuk pemerataan Pasal 28
pelayanan kesehatan.
(1)Untuk kepentingan hukum, tenaga
(2)Pemerintah daerah dapat kesehatan wajib melakukan
mengadakan dan mendayagunakan pemeriksaan kesehatan atas
tenaga kesehatan sesuai dengan permintaan penegak hukum dengan
kebutuhan daerahnya.   biaya ditanggung oleh negara.
(3)Pengadaan dan pendayagunaan (2)Pemeriksaan sebagaimana dimaksud
tenaga kesehatan sebagaimana pada ayat (1) didasarkan pada
dimaksud pada ayat (2) dilakukan kompetensi dan kewenangan sesuai
dengan memperhatikan:  dengan bidang keilmuan yang
a.jenis pelayanan kesehatan yang dimiliki.
dibutuhkan masyarakat;
Pasal 29
b.jumlah sarana pelayanan kesehatan;
dan Dalam hal tenaga kesehatan diduga
c. jumlah tenaga kesehatan sesuai melakukan kelalaian dalam menjalankan
dengan beban kerja pelayanan profesinya, kelalaian tersebut harus
kesehatan yang ada. diselesaikan terlebih dahulu melalui
mediasi. 
(4)Penempatan tenaga kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bagian Kedua
dilakukan dengan tetap Fasilitas Pelayanan Kesehatan
memperhatikan hak tenaga kesehatan
dan hak masyarakat untuk Pasal 30
mendapatkan pelayanan kesehatan
yang merata. (1)Fasilitas pelayanan kesehatan,
menurut jenis pelayanannya terdiri
(5)Ketentuan lebih lanjut mengenai atas:
penempatan tenaga kesehatan diatur a.pelayanan kesehatan perseorangan;
dalam Peraturan Pemerintah. dan
Pasal 27 b.pelayanan kesehatan masyarakat.

(1)Tenaga kesehatan berhak (2)Fasilitas pelayanan kesehatan


mendapatkan imbalan dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pelindungan hukum dalam meliputi:
melaksanakan tugas sesuai dengan a.pelayanan kesehatan tingkat
profesinya. pertama;
(2)Tenaga kesehatan dalam b.pelayanan kesehatan tingkat kedua;
melaksanakan tugasnya berkewajiban
dan Bagian Kesatu
c. pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Umum
(3)Fasilitas pelayanan kesehatan  
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 46
dilaksanakan oleh pihak Pemerintah,
pemerintah daerah, dan swasta. Untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,
(4)Ketentuan persyaratan fasilitas diselenggarakan upaya kesehatan yang
pelayanan kesehatan sebagaimana terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) upaya kesehatan perseorangan dan
ditetapkan oleh Pemerintah sesuai upaya kesehatan masyarakat.
ketentuan yang berlaku.
Pasal 47
(5)Ketentuan perizinan fasilitas
pelayanan kesehatan sebagaimana Upaya kesehatan diselenggarakan dalam
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) bentuk kegiatan dengan pendekatan
ditetapkan oleh Pemerintah dan promotif, preventif, kuratif, dan
pemerintah daerah. rehabilitatif yang dilaksanakan secara
terpadu, menyeluruh, dan
Pasal 31 berkesinambungan.
Fasilitas pelayanan kesehatan wajib: Pasal 48
a. memberikan akses yang luas bagi
(1)Penyelenggaraan upaya kesehatan
kebutuhan penelitian dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47
pengembangan di bidang kesehatan;
dilaksanakan melalui kegiatan:
dan
a. pelayanan kesehatan;
b. mengirimkan laporan hasil penelitian
dan pengembangan kepada b. pelayanan kesehatan tradisional;
pemerintah daerah atau Menteri. c. peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit;
Pasal 32
d. penyembuhan penyakit dan
(1)Dalam keadaan darurat, fasilitas pemulihan kesehatan;
pelayanan kesehatan, baik pemerintah
e. kesehatan reproduksi;
maupun swasta, wajib memberikan
pelayanan kesehatan bagi f. keluarga berencana;
penyelamatan nyawa pasien dan g. kesehatan sekolah;
pencegahan kecacatan terlebih
h. kesehatan olahraga;
dahulu.
i. pelayanan kesehatan pada bencana;
(2)Dalam keadaan darurat, fasilitas
j. pelayanan darah;
pelayanan kesehatan, baik pemerintah
maupun swasta dilarang menolak k. kesehatan gigi dan mulut;
pasien dan/atau meminta uang muka. l. penanggulangan gangguan
penglihatan dan gangguan
pendengaran;
BAB VI m.kesehatan matra;
UPAYA KESEHATAN n. pengamanan dan penggunaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan;
o. pengamanan makanan dan kesehatan.
minuman;
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai
p. pengamanan zat adiktif; dan/atau
standar pelayanan minimal kesehatan
q. bedah mayat. sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(2)Penyelenggaraan upaya kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bagian Kedua
didukung oleh sumber daya
Pelayanan Kesehatan
kesehatan.  

Pasal 49 Paragraf Kesatu


(1)Pemerintah, pemerintah daerah dan Pemberian Pelayanan
masyarakat bertanggung jawab atas
penyelenggaraan upaya   kesehatan.  Pasal 52
(2)Penyelenggaraan upaya kesehatan (1)Pelayanan kesehatan terdiri atas:
harus memperhatikan fungsi sosial,
a. pelayanan kesehatan perseorangan;
nilai, dan norma agama, sosial budaya,
dan
moral, dan etika profesi.
b. pelayanan kesehatan masyarakat.
Pasal 50
(2)Pelayanan kesehatan sebagaimana
(1)Pemerintah dan pemerintah daerah dimaksud pada ayat (1) meliputi
bertanggung jawab meningkatkan dan kegiatan dengan pendekatan promotif,
mengembangkan -qpaya kesehatan. preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
(2)Upaya kesehatan sebagaimana Pasal 53
dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memenuhi kebutuhan (1)Pelayanan kesehatan perseorangan
kesehatan dasar masyarakat. ditujukan untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan
(3)Peningkatan dan pengembangan perseorangan dan keluarga.
upaya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berdasarkan pengkajian dan (2)Pelayanan kesehatan masyarakat
penelitian. ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta
(4)Ketentuan mengenai peningkatan dan mencegah penyakit suatu kelompok
pengembangan sebagaimana dan masyarakat.
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui kerjasama antar-Pemerintah (3)Pelaksanaan pelayanan kesehatan
dan antarlintas sektor. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus mendahulukan pertolongan
Pasal 51 keselamatan nyawa pasien dibanding
kepentingan lainnya.
(1)Upaya kesehatan diselenggarakan
untuk mewujudkan derajat kesehatan Pasal 54
yang setinggi-tingginya bagi individu
atau masyarakat. (1)Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara bertanggung
(2)Upaya kesehatan sebagaimana jawab, aman, bermutu, serta merata
dimaksud pada ayat (1) didasarkan dan nondiskriminatif.
pada standar pelayanan minimal
(2)Pemerintah dan pemerintah daerah (1)Makanan dan minuman yang
bertanggung jawab atas dipergunakan untuk masyarakat
penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus didasarkan pada standar dan/
sebagaimana dimaksud pada ayat (1). atau persyaratan kesehatan.

(3)Pengawasan terhadap (2)Makanan dan minuman hanya dapat


penyelenggaraan pelayanan kesehatan diedarkan setelah mendapat izin edar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan
dilakukan oleh Pemerintah, perundang-undangan.
pemerintah daerah, dan masyarakat.
(3)Setiap makanan dan minuman yang
Pasal 55 dikemas wajib diberi tanda atau label
yang berisi:
(1)Pemerintah wajib menetapkan standar
mutu pelayanan kesehatan. a. Nama produk;
b.Daftar bahan yang digunakan;
(2)Standar mutu pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) c. Berat bersih atau isi bersih;
diatur dengan Peraturan d.Nama dan alamat pihak yang
Pemerintah.     memproduksi atau memasukan
makanan dan minuman kedalam
wilayah Indonesia; dan
Bagian Keenam Belas e. Tanggal, bulan dan tahun
kadaluwarsa.
Pengamanan Makanan dan Minuman
(4)Pemberian tanda atau label
Pasal 109 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilakukan secara benar dan
Setiap orang dan/atau badan hukum akurat.
yang memproduksi, mengolah, serta
mendistribusikan makanan dan (5)Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
minuman yang diperlakukan sebagai cara pemberian label sebagaimana
makanan dan minuman hasil teknologi dimaksud pada ayat (3) dilakukan
rekayasa genetik yang diedarkan harus sesuai dengan ketentuan peraturan
menjamin agar aman bagi manusia, perundang-undangan.
hewan yang dimakan manusia, dan (6)Makanan dan minuman yang tidak
lingkungan.
memenuhi ketentuan standar,
Pasal 110 persyaratan kesehatan, dan/atau
membahayakan kesehatan
Setiap orang dan/atau badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang memproduksi dan dilarang untuk diedarkan, ditarik dari
mempromosikan produk makanan dan peredaran, dicabut izin edar dan disita
minuman dan/atau yang diperlakukan untuk dimusnahkan sesuai dengan
sebagai makanan dan minuman hasil ketentuan peraturan perundang-
olahan teknologi dilarang menggunakan undangan.
kata-kata yang mengecoh dan/atau yang
disertai klaim yang tidak dapat Pasal 112
dibuktikan kebenarannya.
Pemerintah berwenang dan bertanggung
Pasal 111 jawab mengatur dan mengawasi
produksi, pengolahan, pendistribusian
makanan, dan minuman sebagaimana seluruh siklus kehidupan sejak dalam
dimaksud dalam Pasal 109, Pasal 110, kandungan sampai dengan lanjut usia
dan Pasal 111 dengan prioritas kepada kelompok
rawan:
a. bayi dan balita;
BAB VIII b.remaja perempuan; dan
GIZI c. ibu hamil dan menyusui.
  (2)Pemerintah bertanggung jawab
Pasal 141 menetapkan standar angka kecukupan
gizi, standar pelayanan gizi, dan
(1)Upaya perbaikan gizi masyarakat
standar tenaga gizi pada berbagai
ditujukan untuk peningkatan mutu
tingkat pelayanan.
gizi perseorangan dan masyarakat.
(3)Pemerintah bertanggung jawab atas
(2)Peningkatan mutu gizi sebagaimana
pemenuhan kecukupan gizi pada
dimaksud pada ayat (1) dilakukan
keluarga miskin dan dalam situasi
melalui :
darurat.
a. perbaikan pola konsumsi makanan
yang sesuai dengan gizi seimbang; (4)Pemerintah bertanggung jawab
terhadap pendidikan dan informasi
b.perbaikan perilaku sadar gizi,
yang benar tentang gizi kepada
aktivitas fisik, dan kesehatan;
masyarakat.
c. peningkatan akses dan mutu
pelayanan gizi yang sesuai dengan (5)Pemerintah, pemerintah daerah, dan
kemajuan ilmu dan teknologi; dan masyarakat melakukan upaya untuk
mencapai status gizi yang baik.
d.peningkatan sistem kewaspadaan
pangan dan gizi. Pasal 143
(3)Pemerintah, pemerintah daerah, Pemerintah bertanggung jawab
dan/atau masyarakat bersama-sama meningkatkan pengetahuan dan
menjamin tersedianya bahan makanan kesadaran masyarakat akan pentingnya
yang mempunyai nilai gizi yang tinggi gizi dan pengaruhnya terhadap
secara merata dan terjangkau. peningkatan status gizi.
(4)Pemerintah berkewajiban menjaga
agar bahan makanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) memenuhi UU KESEHATAN NO.36 TAHUN 2014
standar mutu gizi yang ditetapkan
dengan peraturan perundang-
undangan.

(5)Penyediaan bahan makanan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara lintas sektor dan
antarprovinsi, antarkabupaten atau
antarkota.

Pasal 142

(1)Upaya perbaikan gizi dilakukan pada

Anda mungkin juga menyukai