Anda di halaman 1dari 16

UAS

BIMBINGAN KEJURUAN

Dosen Pengampu : Drs. Kir Haryana M.Pd.

Disusun oleh:
Nama : Rizaldi Isnadar
NIM : 16504241038
Kelas :A

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
1. Analisa Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di SMK N 2 WONOSARI
A. Posisi BK di dalam struktur organisasi sekolah
Bimbingan dan konseling tidak akan dapat dilaksanakan tanpa organisasi yang baik
dan sempurna. Tanpa organisasi itu berarti tidak adanya koordinasi dan perencanaan,
sasaran yang cukup jelas, control dan kepemimpinan yang berwibawa, tegas dan
bijaksana. Dengan arti lain suatu organisasi yang baik ditandai oleh adanya dasar dan
tujuan organisasi, personalia dan perencanaan yang matang.
Posisi bimbingan dan konseling di SMK N 2 WONOSARI berada di bawah
langsung kepala sekolah melalui koordinator bimbingan dan konseling. Struktur
organisasi pelayanan bimbingan dan konseling pada setiap satuan pendidikan tidak
mesti sama. Masing-masing disesuaikan
dengan kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan. Berikut adalah struktur
organisasi sekolah di SMK N 2 WONOSARI

Gambar. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling Di Sekolah

Pola organisasi BK di Sekolah:


1. Unsur KanDepdiknas, adalah personil yang bertugas melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah, Dalam hal ini adalah Pengawas
sebagaimana dimaksudkan dalam petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling di sekolah.
2. Kepala Sekolah ( bersama Wakil Kepala Sekolah) adalah penanggung
jawab pendidikan pada satuan pendidikan ( SLTP, SMA, SMK) secara
keseluruhan, termasuk penanggung jawab dalam membuat kebijakan
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Koordinator Bimbingan dan Konseling ( bersama guru pembimbing/
konselor sekolah ) adalah pelaksana utama pelayanan bimbingan dan
konseling.
4. Guru (Mata Pelajaran atau Praktik), adalah pelaksana pengajaran dan
praktik/latihan.
5. Wali kelas, adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengurusi
pembinaan dan administrasi (seperti nilai rapor, kenaikan kelas, kehadiran
peserta didik) satu kelas tertentu.
6. Peserta didik, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran,
praktik/latihan, dan bimbingan di SLTP, SMA, dan SMK.
7. Tata Usaha, adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan
administrasi dan ketatausahaan.
8. Komite Sekolah, adalah organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang
tua dan tokoh masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan
satuan pendidikan yang bersangkutan.

Hubungan antara Unsur Kandepdiknas dengan Kepala Sekolah dan Koordinator


BK adalah hubungan administratif. Hubungan antara Koordinator BK dengan Guru dan
Wali kelas adalah hubungan kerjasama sekaligus koordinatif bila ditinjau dari garis
administrasi Kepala Sekolah ke bawah. Sedangkan hubungan Koordinator BK (dan
Guru pembimbing/Konselor Sekolah), Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas dengan peserta
didik adalah hubungan layanan.

B. Tugas-tugas BK di SMK N 2 WONOSARI


Tugas BK di SMK N 2 WONOSARI terbagi menjadi 4 bagian, yaitu tugas
pelayanan sosial, layanan belajar, layanan karir dan layanan pribadi.
a. Layanan Sosial
Merupakan layanan yang disediakan oleh BK untuk mengenalkan siswa dengan
lingkungan, baik melalui penyuluhan bahaya narkoba dan berbagai penyuluhan
lain yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan sebagai bekal
dalam hidup.
b. Layanan belajar
Merupakan layanan yang disediakan oleh BK SMK N 2 WONOSARI untuk
membantu siswa dalam menyelesaikan problem dalam proses pembelajaran,
dalam memahami mata pelajaran dan berbagai masalah yang membuat siswa
menurun dalam prestasinya.
c. Layanan karir
BK SMK N 2 WONOSARI juga bekerja dalam memberikan bimbingan karir
bagi siswanya. Bimbingan berupa pengarahan bagi siswa yang akan melanjutkan
studi maupun akan melanjutkan bekerja. Selain memberikan pelayanan bagi
siswa berupa konsultasi karir, BK juga bekerja sama dengan BKK sekolah serta
berbagai instansi untuk menginformasikan kepada siswa terkait rekruitmen
pekerja di perusahaan, maupun seminar kuliah. BK SMK N 2 WONOSARI
selalu aktif untuk menginformasikan kepada siswa terkait informasi lowongan
pekerjaan serta infromas kuliah, serta membimbing siswa untuk mencapai apa
yang mereka inginkan.
d. Layanan Pribadi
Layanan pribadi yang diselenggarakan oleh BK SMK N 2 WONOSARI adalah
program andalan, program ini diselenggarakan untuk memfasilitasi siswa yang
memiliki masalah pribadi, baik masalah dalam percintaan, keuangan dan orang
tua. Menurut penuturan narasumber, hampir setiap hari teradapat siswa yang
memanfaatkan layanan konseling ini untuk menyelesaikan permasalah mereka
atau sekedar bercerita dengan guru BK terkait. BK juga sering melakukan Home
Visit ke rumah murid yang jarang masuk atau memiliki problem lainnya.
C. Mekanisme Kerja BK di SMK N 2WONOSARI

Adapaun mekanisme kerja dari bimbingan dan konseling di sekolah


ini saat melakukan penanganan masalah peserta didik digambarkan dalam
diagram kerja seperti berikut ini

Gambar. Diagram Mekanis Kerja BK

Keterangan:

1. Guru Mapel/Kelas
a. Mengidentifikasi peserta didik yang memiliki permasalahan di
kelasnya (wali kelas)
b. Melakukan layanan BK tingkat pertama peserta didik asuhnya
(wali kelas)
c. Berkoordinasi dengan guru mapel dan guru BK atau koordinator
BK terkait dengan penanganan permasalahan peserta didik (wali
kelas)
d. Melakukan indentifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan
atau nilai kurang (guru mapel).
e. Melakukan layanan perbaikan dan pengayaan terhadap peserta
didik yang memiliki nilai yang kurang (guru mapel)
f. Berkoordinasi dengan wali kelas dan guru BK (guru mapel)
2. Guru BK
a. Menyusun need assement
b. Melaksanakan analisis hasil need assesment
c. Menyusun program BK sesuai dengan hasil need assesment
d. Melaksanakan layanan BK sesuai program yang telah disusun
e. Berkoordinasi dengan koordinator BK, wali kelas dan guru
mapel terkait dengan permasalahan peserta didik
f. Menyusun insturmen penilaian layanan BK
g. Melaksanakan penilaian layanan BK
h. Melakukan analisis hasil penilaian
i. Melakukan tindak lanjut sesuai dengan hasil analisis
j. Menyusun laporan pelaksanaan BK
k. Melakukan referral

3. Koordinator BK
a. Sebagai manajer dalam semua kegiatan layanan BK di sekolah
b. Berkoordinasi dengan guru BK, WKS 2, wali kelas dan guru BK
c. Melakukan penanganan peserta didik tingkat lanjutan
d. Melakukan referal
e. Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah terkait dengan
permasalahan peserta didik
f. Bertanggung jawab terhadap Kepala Sekolah

4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kepeserta didikan


a. Bersama-sama dengan koordinator BK dalam penanganan
permasalahan peserta didik di sekolah
5. Kepala Sekolah
a. Pengambil kebijakan terakhir terkait dengan permasalahan
peserta didik
D. Program dan kegiatan BK
BK di SMK N 2 WONOSARI tidak memiliki waktu/jam mengisi di kelas, maka dari
itu program-program yang dibuat oleh BK lebih banyak dengan menjemput bola atau
membuka konseling diruang BK, berikut program-program yang diselenggarakan oleh
BK SMK N 2 WONOSARI.

BIDANG
FUNGSI SASA WAK
NO JENIS KEGIATAN/LAYANAN BIMBINGAN TUJUAN
BK RAN TU
P S B K
A. PERSIAPAN                
Pembagian tugas guru Tercapainya efektivitas
  1           KLS X Juli
BK/konselor layanan BK
Assesmen kebutuhan Terungkapnya kebutuhan
2   KLS X Juli
  (Angket Masalah Siswa)         peserta didik/konseli
Layanan bimbingan dan
3 Menyusun program   konseling lebih terarah dan KLS X Juli
  bimbingan dan konseling         tetap sasaran
Konsultasi program Mendapat dukungan dari
4   KLS X Juli
  bimbingan dan konseling         Kepala dan Komite Sekolah
Terpenuhinya kebutuhan
5 Pengadaan sarana /   sarana yang menunjang KLS X Juli
  prasarana BK         keberhasilan layanan BK
B. LAYANAN BK                
  1. LAYANAN DASAR                
    a. Bimbingan Klasikal                
Peserta didik/konseli dapat
mengenal aspek-aspek
Penyesuaian Diri Remaja Pemah penyesuaian diri serta dapat
  V KLS X Juli
di Sekolah Baru aman menerapkan sikap dan
kebiasaan dengan
        lingkungannya
Peserta didik/konseli mampu
memahami pentingnya iman
Implementasi Iman dan
Pemah dan taqwa pada Tuhan YME
Taqwa dalam kehidupan V   KLS X Juli
aman serta dapat hidup rukun,
modern
damai dan saling menghormati
        antar umat beragama
Peserta didik/konseli dapat
Pemah menjadi individu yang memiliki
Kejujuran dan Integritas V     KLS X Agst
aman integritas diri serta dapat

      memancarkan kepercayaan
diri dan sikap yang tidak
mementingkan diri sendiri
Konseli mampu membedakan
perilaku agresif dan asertif,
Sikap dan Perilaku Pemah menerapkan prilaku asertif
V   KLS X Agst
Asertif aman dengan teman-temannya serta
mengembangkan sikap asertif
        untuk menunjang prestasi
Peserta didik/konseli dapat
memahami dan menemukan
Pemah unsur-unsur konsep diri serta
Konsep diri remaja V   KLS X Sept.
aman memahami dan menerima
kelebihan dan kekurangan
        secara wajar dan penuh syukur
Peserta didik/konseli dapat
mengenal dan menggali
Pemah
Potensi diri remaja V potensi diri serta berusaha KLS X Sept.
aman
mengoptimalkannya untuk
          meraih sukses masa depan
Peserta didik/konseli mampu
mengenal ciri-ciri
perkembangan remaja, dapat
Psikologi remaja dan Pemah
V memahami tugas KLS X Oktb
permasalahannya aman
perkembangan, mengatasi
masalah yang dihadapi dalam
          perkembangan
Peserta didik/konseli mampu
mengenal tipe-tipe
Pemah kepribadian manusia,
Kepribadian Manusia V KLS X Oktb.
aman mengenal kepribadian yang
dimiliki serta dapat tumbuh
          menjadi pribadi yang matang
Peserta didik/konseli dapat
memahami ciri-ciri pribadi
Membangun Rasa Pemah yang memiliki rasa percaya diri
V KLS X Novb.
Percaya Diri aman serta dapat meningkatkan
percaya diri dengan baik untuk
          mencapai tujuan hidupnya
Pola Hidup Bersih dan Pemah Peserta didik/konseli mampu
V KLS X Novb.
    Sehat       aman memahami pentingnya polah
hidup bersih dan sehat serta
dan dapat melakukan kebiasaan
Penceg hidup bersih dan sehat sehari-
ahan hari yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Konseli mampu memiliki
perasaan positif untuk
Menjadi pribadi yang Pemah membangun pribadi yang
V KLS X Desb.
berkarakter aman berkarakter yang akan
berkontribusi pda peningkatan
          mutu karakter bangsa
    b. Bimbingan Kelompok              
Pemah
Peserta didik/konseli dapat
Kebiasaan mencontek aman-
V menjadi individu yang memiliki KLS X Agt
dan akibatnya Penceg
sikap yang tidak mencontek
          ahan
Peserta didik/konseli mampu
Jadwal kegiatan sehari- Pemah
V mengatur jadwal kegiatan KLS X Sept
hari aman
          sehari-hari dengan baik
Juli -
c. Papan Bimbingan          
        Desb
Pemah
Tips dan Trik Sukses
aman- Peserta didik/konseli Juli -
dalam Pengembangan V V V V KLS X
pence memperoleh informasi melalui Desb
diri
    gahan media tulis
Peserta didik/konseli
Pemah Juli -
d. Pengemb. Media BK V V V V memperoleh informasi yang KLS X
aman Desb
    bermanfaat bagi dirinya
Peserta didik/konseli
Pemah
e. Leafleat V V V V memperoleh informasi melalui KLS X
aman
    media cetak
  2. LAYANAN RESPONSIF              
Terbantunya peserta didik
Pengen dalam mengatasi Juli -
1. Konseling Individual KLS X
tasan hambatan/memecahkan Desb
            masalah yang dialaminya
Terbantunya memecahkan
Pengen Juli -
2. Konseling Kelompok masalah peserta didik melalui KLS X
tasan Desb
            kelompok
    3. Konsultasi         Pemah Terbantunya memberikan KLS X Juli -
aman informasi yang dibutuhkan Desb
dan
pengen
tasan oleh peserta didik
Diperolehnya kesepakatan
Pengen Juli -
4. Konferensi Kasus bersama mengenai masalah KLS X
tasan Desb
            peserta didik
Terentaskannya masalah
Pengen konseli yang terkait dengan Juli -
5. Advokasi KLS X
tasan pihak lain agar hak-hak konseli Desb
            tetap terlindungi
Terselenggaranya layanan
Pengen Juli -
6. Konseling elektronik Bimbingan dan Konseling yang KLS X
tasan Desb
            lebih efektif
Pemah
aman
Juli -
7. Kotak masalah dan Tertampungnya masalah KLS X
Desb
pengen peserta didik/konseli yang
            tasan introvert
  3. PEMINATAN DAN         Pema Terentaskannya masalah
haman- konseli yang terkait dengan  
PERENC. INVIDIVUAL pengen pemilihan jurusan dan rencana    
            tasan karir masa depan  
  4. DUKUNGAN SISTEM                
a. Melaksanakan dan
Pengumpulan data dan
menindaklanjuti
kebutuhan peserta didik
    assesmen              
Mengetahui langsung kondisi
b. Kunjungan rumah peserta didik di lingkungan
              rumah    
c. Menyusun dan
melaporkan program Pertanggungjawaban kinerja
bimbingan dan kepada kepala sekolah
    konseling              
Penilaian ketercapaian
d. Membuat evaluasi program layanan bimbingan
              dan konseling    
e. Melaksanakan
administrasi Bukti fisik pelaksanaan
bimbingan dan bimbingan dan konseling
    konsleing              
    f. Pengembangan           Pengembangan diri / profesi    
keprofesian konselor

E. Keberhasilan BK di sekolah
BK di SMK N 2 WONOSARI biasa menghadapi berbagai permasalahan murid
yang bersifat pribadi. Permasalahan besar yang ada di SMK N 2 WONOSARI adalah
tingkat kehadiran siswa yang cukup rendah. Banyak faktor yang membuat tingkat
kehadiran siswa cukup rendah. BK SMK N 2 WONOSARI mensiasati rendahnya
tingkat kehadiran tersebut dengan melakukan kontak langsung dengan wali murid dan
melakukan home visit. Program tersebut efektif untuk mengetahui probelem yang
terjadi pada siswa sehingga kehadiran siswa cukup rendah. BK menemukan berbagai
permasalahan seperti probelem di keluarga, masalah ekonomi dan semacamnya,
sehingga siswa enggan untuk berangkat ke sekolah atau pamit untuk berangkat
kesekolah namun pada akhirnya tidak sampai kesekolah.
Selain itu, BK di SMK N 2 WONOSARI juga berhasil dalam menjadi tempat yang
nyaman untuk siswa mengungkapkan problematikanya, sehingga peran BK terhadap
individi-individu sangat terasa, terbukti dengan intensitas berkunjung siswa yang tinggi,
hampir setiap hari terdapat siswa yang datang ke ruang BK. BK SMK N 2
WONOSARI juga berhasil melerai beberapa perkelahian yang terjadi di SMK N 2
WONOSARI.
Dari beberapa keberhasilan diatas, peran BK cukup strategis di SMK N 2
WONOSARI.

F. Kekurangan/hambatan pelaksanaan BK
Hambatan yang dirasakan oleh BK SMK N 2 WONOSARI selama ini adalah
sebagai berikut :
a. Penanganan perilaku bolos siswa yang termasuk tinggi, maka dilakukan
home visit dan kontak dengan orang tua murid, namun terkadang wali
murid tidak percaya dengan yang disampaikan oleh BK, karena percaya
bahwa anaknya sudah berangkat menuju sekolah
b. Siswa terutama laki-laki sudah takut terlebih dahulu masuk ke ruang BK,
karena BK masih terkesan sebagai tempat bagi orang bermasalah
c. Seringnya terjadi gesekan pada siswa tentang masalah sepele walau itu
antara kawan satu kelas
d. Tidak adanya waktu khusus untuk guru BK mengisi jam sehingga sulit
untuk menyampaikan bimbingan-bimbingan, terutama untuk kelas 3 yang
akan segera lulus.
2. Selama perkuliahan berlangsung, telah dibahas/didiskusikan tentang dua hal pokok,
yaitu:
A. Pentingnya peran guru mapel/guru produktif dan upaya-upaya yang dilakukan dalam
penyelenggaraan BK khususnya dan pendidikan karakter khususnya
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang
dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan
berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Siswa adalah individu yang
unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin
individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik
dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu setiap individu juga
adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tentu tidaklah
sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing.
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata
pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan
Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun
dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan
salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk
menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan
dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata
pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius,
bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai
tanpa syarat. Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru
mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :
a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
b. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang
siswa-siswa tersebut.
c. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing/konselor
d. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang
menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan
khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan
siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani
layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti
konferensi kasus.
h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan gutu
kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan
pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Ada sembilan peran guru dalam
kegiatan BK, yaitu :
a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum.
b. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran
dan lain-lain.
c. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam
proses belajar-mengajar.
d. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
f. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.
g. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-
mengajar.
h. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
i. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam
bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

B. Pentingnya guru mapel/produktif memahami berbagai regulasi/peraturan dan


pengetahuan pendukung lain untuk melengkapi materi penyelenggaraan BK untuk
peningkatan karir lulusan SMK.

Pentingnya guru mapel produktif untuk memahami berbagai regulasi dan


pengetahuan pendukung mengenaki BK diantaranya yaitu kembali ke peran guru
sendiri sebagai berikut:
a. Guru sebagai informator
Seorang guru dalam kinerjanya dapat berperan sebagai informator, terutama
berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam
memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya.
Melalui peranan ini, guru dapat menginformasikan berbagai hal tentang layanan
bimbingan dan konseling, tujuan, fungsi, dan manfaatnya bagi siswa.
b. Guru sebagai fasilitator
Guru dapat berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan layanan
pembelajaran baik itu yang bersifat preventif ataupun kuratif. Dibandingkan konselor,
guru lebih memahami tentang keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada
mata pelajaran yang diajarnya. Maka, pada saat siswa mengalami kesulitan belajar,
guru dapat merancang program perbaikan (remedial teaching) dengan
mempertimbangkan tingkat kesulitan yang dialami dan penyesuaian dengan gaya
belajar siswa. Sebaliknya, bagi siswa yang pandai guru dapat memprogramkan tindak
lanjut berupa kegiatan pengayaan (enrichment).
c. Guru sebagai mediator
Dalam kedudukannya yang strategis, yakni berhadapan langsung dengan siswa,
guru dapat berperan sebagai mediator antara siswa dan konselor. Hal itu tampak
misalnya saat seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang
memerlukan bimbingan dan konseling kepada konselor sekolah.
d. Guru sebagai motivator
Dalam peranan ini, guru dapat berperan sebagai pemberi motivasi siswa dalam
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, sekaligus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling, misalnya pada saat
siswa seharusnya mengikuti pelajaran di kelas. Tanpa kerelaan guru dalam memberi
kesempatan kepada siswa menerima layanan, layanan konseling perorangan akan sulit
terlaksana mengingat terbatasnya jam khusus  bimbingan dan konseling pada sekolah-
sekolah kita.
e. Guru Sebagai Kolaborator
Sebagai mitra seprofesi, yakni sama-sama sebagai tenaga pendidik di sekolah, guru
dapat berperan sebagai kolaborator konselor di sekolah, misalnya dalam
penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan pembelajaran, atau
dalam pelaksanaan kegiatan pendukung seperti konferensi kasus, himpunan data dan
kegiatan lainnya yang relevan.
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan 5 peran guru tersebut
termasuk guru produktif sangat memerlukan pengetahuan tentang bagaimana
penyelenggaraan BK dan regulasi BK di SMK karena juga diperlukan kerjasama antara
guru mapel produktif,wali kelas,dan guru BK untuk terlaksananya kesuksesan program
BK yang sebelumnya telah direncanakan juga tercapainya kesuksesan dalam
pembelajaran bagi siswanya.
Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan bimbingan,sebaliknya, layanan bimbingan di sekolah memerlukan
dukungan atau bantuan guru. Dukungan atau bantuan tersebut teutama dari guru mata
pelajaran dan wali kelas. Ada beberapa pertimbangan mengapa guru juga harus
melaksanakan kegiatan bimbingan dalam proses pembelajaran
Layanan bimbingan di sekolah akan lebih efektif jika guru mata pelajaran atau
guru produktif dapat bekerja sama dengan guru BK di sekolah dalam proses
pembelajaran. Adanya keterbatasan-keterbatsan dari kedua pihak (guru bimbingan
konseling) menuntut adanya kerja sama itu Di dalam menangani kasus-kasus tertentu,
guru bimbingan konseling perlu menghadirkan guru mata pelajaran atau guru produktif
dan pihak-pihak terkait guna membicarakan pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
Kegiatan semacam ini disebut konferensi kasus (case conference). Kegiatan-kegiatan
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah, dikoordinasikan oleh guru
bimbingan konseling. Pelaksanaan kegiatan bimbingan oleh para guru tidak lepas
begitu saja,tetapi dipantau oleh guru pembimbing.
Kerja sama guru bimbingan konseling dengan wali kelas sebagai pengelola kelas
dan guru mapel produktif tentu sangat erat dan besar sekali. Terutama membantu
memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya, untuk mengikuti atau menjalani layanan dan atau kegiatan
bimbingan dan konseling. Dengan kata lain, wali kelas membantu guru pembimbing
melaksanakan tugas-tugasnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Guru mata pelajaran produktif memiliki peranan penting juga dalam melakukan
bimbingan dan arahan karir sesuai dengan bidangnya bagi siswa karena guru bimbingan
konseling tidak mungkin dapat melaksanakan bimbingan karir yang mendalam bagi
semua siswanya karena itu guru produktif yang lebih ahli dibidangnya sangat
diperlukan untuk membantu,jadi guru produktif tetaplah harus mengetahui regulasi dan
pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai