OLEH :
NIM : P2.31.38.1.17.007
JURUSANTEKNIK ELEKTROMEDIK
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu alat untuk membantu penyandang tuna netra ketika berjalan
adalah dengan bantuan tongkat. Biasanya tongkat ini berfungsi sebagai alat
bantunavigasi ketika penyandang tuna netra berjalan. Yang paling sederhana,
tongkat initerbuat dari batang pohon, kayu yang dipotong, sisa bekas pipa dan sisa
besi bangunan yang sudah tidak terpakai, dan lain sebagainya.Karena dirasa
kurangefektif untuk dipakai dan kurang kokoh tongkat untuk penyandang tuna
netra mengalami perubahan dari segi material dan teknologi yang menyertainya,
dariyang semulanya dari bahan sederhana seperti kayu, kemudian bahan
tongkatdigantikan oleh logam, seperti dari besi atau alumunium. Penyandang tuna
netra terkadang kesulitan untuk menghindari rintanganyang ada didepannya
seperti menaiki tangga, melalui jalan menanjak, menghindaribenda padat, lubang
yang berisi genangan air dan lain sebagainya. Dan penyandang pun terkadang jika
tersesat atau terjadi sesuatu dengan dirinya dijalan terkadang susah untuk
menghubungi orang terdekat dan keluarganya atau malubertanya pada seseorang.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka teknologi yang berkembang saat ini
dapat diterapkan pada tongkat penyandang tuna netra.
Alat ini dapat memberikan informasi dan lokasi bagi tunanetra saat
tersesat di jalan atau dalam keadaan darurat. Berdasarkan permasalahan yang telah
dipaparkan di atas akan sebuah alat bantu untuk gerak dan aktivitas bagi tunanetra
dengan menggunakan sensor ultrasonik dan sistem penentuan lokasi berbasis
mobile. Diharapkan dengan dibuatnya alat bantu untuk tunanetra ini dapat
memberikan manfaat dan membantu penyandang tunanetra dalam menjalankan
aktifitas secara mandiri(7).
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan dari masalah diatas peneliti
merasa tertarik untuk membuat perancangan yang diajukan dalam bentuk skripsi
dengan judul “Rancang Bangun Tongkat Tunanetra Menggunakkan Sensor
Ultrasonik Dengan Fitur GPS Tracker dan Headset” dapat membantu
penyandang tunanetra agar lebih mudah dalam melakukan aktifitas.
4. Analisa data
Membandingkan antara hasil yang diperoleh dari hasil pendataan dengan
hasil perhitungan secara teori.
5. Penyusunan laporan
Membuat karya tulis dengan studi literature dan pendataan serta
pengujian dari alat yang telah dibuat.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan membahas tentang permasalahan tongkat yang masih
tradisional, serta membantu keluarga untuk memonitoring letak posisi tuna netra
jika hilang atau keluar dari jarak yang telah ditentukan sebagai identifikasi
masalah, batasan masalah yang telah ditentukan untuk membatasi ruang dalam
penelitian, metode pengumpulan data yang digunakan untuk terbentuknya alat,
metode pembangunan perangkat lunak dan sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Seiring berjalannya waktu, tongkat tuna netra kini sudah berbeda dari sisi
bentuk, bahan yang digunakan, dan teknologi yang menyertainya. Bentuknya
tidak terlalu besar, bisa dilipat dan tidak berat saat digunakan. Hal ini tentunya
memudahkan penggunaan bagi penyandang tuna netra untuk berjalan sehari-hari
dan mudah dilipat jika pengguna ingin menyimpannya. Bahan yang digunakan
pun sudah lebih ringan, misalnya dengan menggunakan bahan dasar alumunium.
Dan teknologi yang diaplikasikan pada tongkat tuna netra pun sudah semakin
canggih, misalnya menggunakan sensor yang dapat mendeteksi halangan yang ada
di depan penyandang tuna netra ketika sedang berjalan. Banyak penelitian yang
sudah dilakukan oleh para peneliti di Indonesia atau di luar negeri yang berkaitan
dengan penerapan teknologi sensor pada tongkat tuna netra.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
- Sunanto (2005, hlm. 64) mengemukakan bahwa “alat bantu yang umum
dipergunakan oleh orang tuna netra di Indonesia adalah tongkat, sedangkan di
banyak negara barat penggunaan anjing penuntun (guide dog) juga populer”.
Alat bantu yang umum diajarkan sebagai alat bantu mobilitas di sekolah khusus
tuna netra pun adalah tongkat.Tongkat memiliki fungsi sebagai perpanjangan
tangan tuna netra dan membuat tunanetra dapat melakukan perjalanan secara
mandiri dan aman. Berbeda dengan Teknik Pendamping Awas yang membuat
tuna netra bergantung pada orang yang mengawasi. Dengan menggunakan
tongkat, sorang penyandang tuna netra dapat melakukan perjalanan dengan
mandiri. Jika teknik-teknik tersebut dilaksanakan secara tepat maka tuna netra
menjadi aman dalam melakukan perjalanan dan terhindar dari menabrak atau
jatuh.
- Ridho Permata Putra (2017), dalam skripsinya ini dengan kemajuan dibidang
teknologi maka dapat dibuat suatu alat yang menggunakan gelombang
ultrasonik untuk mendeteksi suatu keberadaan objek. Gelombang ultrasonik ini
akan dipancarkan dan sinyal yang mengenai suatu objek sebagian akan
dipantulkan kembali. Sinyal pantul akan diterima oleh suatu penerima untuk
kemudian diolah oleh mikrokontroler. Dari hasil pengujian dan analisa dari
rancang bangun alat bantu tuna netra yang telah dibuat maka didapatkan
kesimpulan, bahwa pada jarak < 100 cm, buzzer akan mengeluarkan bunyi
dengan pelan. pada jarak < 50 cm, buzzer akan mengeluarkan bunyi dengan
cepat.
Tegangan 5 VDC
Jarak Jangkauan 3 cm – 3 m
Precision ~3mm
1. VCC
2. trig(T)
Pins
3. echo(R)
4. GND
Tabel 2.1 Spesifikasi Sensor Ultrasonik HC SR-04
Maka,
Cara kerja sensor HC SR-04 pada tongkat tunanetra adalah, ketika HC SR-
04 memberikan sinyal untuk mendeteksi objek seperti dinding, batu, meja dan
sebagainya, sinyal tersebut akan kembali lagi ke sensor HC SR-04.
2.4 PEMANCAR SENSOR ULTRASONIK HC SR-04 (TRANSMITTER)
Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang
mempunyai masukkan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa
ditulis dan dihapus dengan cara khusus.
Microcontroller ATmega328P
Operating Voltage 5V
Input Voltage (recommended) 7-12V
Input Voltage (limit) 6-20V
Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)
PWM Digital I/O Pins 6
Analog Input Pins 6
DC Current per I/O Pin 20 mA
DC Current for 3/3V Pin 50 mA
32 KB (ATmega328P) of which 0.5 KB
Flash Memory used by bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328P)
EEPROM 1KB (ATmega328P)
Clock Speed 16 MHz
Length 68,6 mm
Width 53,4mm
Weight 25 g
Tabel 2.2 Spesifikasi Arduino Uno
2. POWER JACK
Papan Arduino juga dapat diberi catu daya secara langsung dari sumber
daya AC dengan menghubungkan ke power jack.
3. VOLTAGE REGULATOR
Voltage Regulator berfungsi untuk mengendalikan tegangan yang
diberikan ke board Arduino dan menstabilkan tegangan DC yang
digunakan.
4. CRYSTAL OSCILLATOR
Pada Arduino,Crystall Oscillator membantu Arduino untuk menghitung
waktu. Pada bagian atas crystal, tertulis angka 16.000H9H yang berarti
bahwa frekuensi dari oscillator tersebut adalah 16.000.000 Hertz atau 16
MHz.
6. PIN 6, 7, 8, 9
Merupakan pink untuk input dan output supply tegangan.
7. ANALOG PIN
Papan Arduino uno memiliki lima pin input analog A0 sampai A5. Pin-
pin ini dapat membaca sinyal dari sensor analog seperti sensor
kelembapan atau temperature dan mengubahnya menjadi nilai digital
yang dapat dibaca oleh mikroprosesor.
8. MAIN MIKROKONTROLER
Setiap board Arduino uno memiliki mikrokontroler sebagai otak dari
board Arduino. Mikrokontroler yang digunakan pada Arduino uno yaitu
Atmega328.
9. ICSP PIN
Pada umumnya, ICSP adalah AVR, suatu programming header kecil
untuk Arduino yang berisi MOSI, MISO, SCK, RESET, VCC, dan GND.
Hal ini sering dirujuk sebagai SPI (Serial Peripheral Interface) yang dapat
dipertimbangkan sebagai “expansion” dari output. Sebenarnya, kita
memasang perangkat ke master bus SPI.
13. AREF
AREF merupakan singkatan dari Analog Reference. AREF terkadang
digunakan untuk mengatur tegangan referensi eksternal (antara 0 dan 5
volt) sebagai batas atas untuk pin-pin analog input.
2.8.2 POWER
Arduino uno untuk supply daya dapat melalui koneksi jalur USB atau
dengan sebuah power supply eksternal, sumber daya tersebut dapat dipilih secara
otomatis oleh board arduino. Supply eksternal (non-USB) dapat diperoleh dari
sebuah adaptor AC ke DC atau battery. Adaptor dapat langsung dihubungkan
dengan memasukkan sebuah center-positive plug yang panjangnya 2,1 mm ke
port power jack dari board arduino. Apabila menggunakan catu daya berupa
battery maka dapat langsung menyambungkan ke port arduino pin ground (GND)
dan pin power (Vin). Board arduino uno beroperasi pada catu daya eksternal 6-12
V. Jika supply yang diberikan kurang dari 5 V maka dapat dipastikan arduino uno
menjadi tidak stabil, dan apabila menggunakan catu daya lebih dari 12 V, dapat
memungkinkan IC voltage regulator menjadi kelebihan panas dan dapat
membahayakan board arduino itu sendiri. Range catu daya yang
direkomendasikan adalah antara 6-12 Volt DC. Berikut adalah konfigurasi pin
daya arduino uno R3:
1. Pin Vin, yaitu port input arduino yang digunakan untuk mensuplai daya
ke board arduino baik itu menggunakan sumber eksternal seperti baterai
atau USB.
2. Pin 5V, pin output ini merupakan tegangan 5 volt yang diatur dari
regulator pada board arduino. Board arduino juga dapat disuplai dengan
salah satu suplai DC power jack (7-12V), USB connector (5V), atau pin
Vin dari board. Memberikan suplai tegangan pada pin 5V atau 3,3V
sangat tidak dianjurkan karena akan merusak board arduino.
3. Pin 3,3V, merupakan sebuah suplai tegangan 3,3V yang dihasilkan oleh
IC voltage regulator untuk keperluan tertentu. Arus maksimum yang
dapat dilalui adalah 50mA.
4. GND, merupakan pin ground dari board arduino uno.
2.8.3 MEMORI
ATmega328 ini memiliki 32 KB dengan 0,5 KB digunakan untuk loading
file. Ia juga memiliki 2 KB dari SRAM dan 1 KB dari EEPROM.
Arus pengisian 1A
Tegangan input 4,5 –5,5 Volt
Tegangan pada saat baterai penuh 4,2 Volt
Akurasi 1,5 %
Warna indikator pda saat pengisian Merah
Warna indiktor pada saat baterai penuh Hijau
Soket muka Mikro USB
Suhu operasi -100c --850c
Berat netto 2,3 gram
Port input Javk mikro USB dan DC kontak
Tabel 2.4 Spesifikasi Modul Charger
Pins:
a. IN+ Input Positive
b. IN- Input Negative
c. OUT+ Outout positive
d. OUT- Output negative
Motor Vibrator (penggetar) ini pada umumnya sama dengan jenis motor
dc lainnya. Motor jenis penggetar ini memanfaatkan beban pada logam yang
diapasang pada ujung motor untuk menghasilkan getaran. Motor jenis ini banyak
digunakan di bidang industri sebagai penggetar bahan yang diangkut conveyor.
Penggunaan lainnya yaitu : penggetar pada alat terapis, kontroler joystick game,
dan lain-lain.
Items Specification
BAB III
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang proses perancangan alat bantu tongkat
tunanetra. Penelitian dilakukan sehingga dapat menentukan perancangan
spesifikasi sistem secara umum dan membuat sistem blok diagram alat bantu
tongkat tunanetra.
3.1. Spesifikasi
Mikrokontroler
Sensor Ultrasoik Ardiuno Uno Jack
Headset
Sensor Ultrasoik
GPS Handphone
Tracker
Motor
Vibrator
Sensor Ultrasoik
Regulator Regulator
Baterai
4. Arduino Uno
Ketika diberi tegangan yang berasal dari baterai, maka arduino akan
bekerja sebagai otak dari sistem pengendalian tongkat tunanetra secara
keseluruhan. Setelah semua komponen mendapat supply dan aktif, sensor
ultrasonic bekerja sebagai pemancar gelombang melalui unit pemancar.
Ketika gelombang pada sensor ultrasonik mengenai objek, maka
gelombang akan dipantulkan kembali dan diterima oleh arduino uno
sehingga PWM pada arduino akan mengaktifkan suara pada headset dan
motor vibrator.
5. Sensor Ultrasonik HC SR-04
Sensor Ultrsonik akan bekerja ketika gelombang sensor ultrasonic
mengenai objek di sekitarnya pada jarak 150 cm. setelah jarak terbaca,
gelombang akan dipantulkan kembali dan diterima oleh arduino, sehingga
arduino memerintahkan motor vibrato aktif dan suara diterima headset.
6. Motor vibrator, berfungsi sebagai keluaran dari sinyal yang ditangkap oleh
HC-SR04. Getar akan keluar apabila mendapat sinyal dari mikrokontroler
dan akan bergetar sesuai perintah yang telah diatur pada program.
7. GPS Tracker
GPS berfungsi sebagai pelacak baik untuk tongkatjikaakan memberikan
sinyal posisi dimana tongkat atau orang yang memakai tongkat saat
kehilangan tongkat atau orang yang memakai tongkat tersebut. Metode
Penggunaannya adalah:
a. Masukkan kartu SIM 2G dan kartu memori
b. Masukkan kartu memori terlebih dahulu, kemudian masukkan
kartu SIM
c. Alat akan secara otomatis menyalakan lampu merah dengan
bersinar empat kali
d. Kemudian memasuki keadaan siaga dalam 30 detik
e. SMS teks 000 ke nomor GPS yang terdaftar, kemudian alat
membalas pesan Set; Binding + 6218—
f. SMS teks 555 ke nomor GPS yang terdaftar untuk Perekaman ,
kemudian alat membalas pesan Snd; perekaman dimulai 1
g. SMS teks 666 ke nomor GPS yag terdaftar untuk Callback kontrol
suara , kemudian mesin membalas pesan telepon; DT; telah
berhasil mengatur monitor suara, panggilan telepon alarm 1.
h. Alat secara otomatis memanggil nomor telepon yang terdaftar
i. SMS teks 777 ke nomor GPS yang terdaftar untuk Permintaan
lokasi GPRS, kemudian alat membalas pesan lokasi geografis
Google maps
j. Posisi langsung masuk ke situs web
k. SMS teks 888 ke nomor GPS yang terdaftar untuk membunyikan
nomor locator, kemudian alat membalas fitur hidup atau mati,
kapasitas baterai, kekuatan sinyal, frekuensi, kapasitas kartu TF
GPRS, dll
8. Switch on/off, berfungsi sebagai on/off pada alat.
Perangkat lunak adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai pengolah data
dan pemberi instruksi dari luar (output) maupun dari dalam (input). Dengan kata
lain yaitu perangkat lunak yang berkerja sebagai penggerak hardware atau
perangkat keras dalam modul ini melalui program-program yang diupload ke
mikrokontroler Arduino.
Instalasi
Terima data
dari ketiga
sensor
Tidak Ya
Jarak >50 Motor Vibrator On
s.d 100cm
Headset
On
Tidak Ya
Tidak Ya
Jarak >50 Motor Vibrator On
s.d 100cm Headset
On
Tidak
Selesai
Program untuk mengawali alat bantu tunanetra ini adalah dengan cara
menekan tombol switch on/off. Setelah itu proses inialisasi dimulai oleh
mikrokontroler. Setelah itu adalah tahap pengambilan data jarak oleh sensor,
setelah jarak didapat maka proses selanjutnya adalah pengiriman data ke
mikrokontroler untuk dibaca dan dibandingkan dengan data yang telah di setting
pada mikrokontroler. Jika sensor HC-SR04 menunjukkan jarak yang disetting
pada mikrokontroler adalah >50cm s.d 100cm maka motor vibrator on dan Hedset
on. Jika tidak maka sensor akan membaca jarak kembali, Jika tidak maka sensor
jarak akan membaca jarak kembali, jika jarak yang dibaca adalah >100cm maka
motor getar off dan headset off. Jika tidak maka sensor kan membaca jarak
kembali, jika jarak yang dibaca adalah <5cm maka sensor getar off dan headset
off. Proses ini akan terjadi selama alat dalam kondisi aktif atau switch dalam
kondisi on.
Perencanaan
Hal yang pertama kali dilakukan dalam pembuatan modul ini adalah
melakukan perencanaan dan perangcangan alat, antara lain;
a. Merancanakan blok diagram alat dan rangkaian alat serta komponen
alat.
b. Perencanaan Flowchart program alat.
c. Pembuatan program Mikrokontroler menggunakan aplikasi Arduino
Uno
1. Pembuatan
Setelah perencanaan selesai, proses pembuatan alat dimulai dengan tahap
pertama adalah pengumpulan semua komponen alat baik itu untuk sistem
mekanik dan sistem elektronik. Setelah itu, tahap pembuatan dimulai
sesuai konsep desain yang telah dibuat, baik itu desain mekanik dan fisik
serta rangkaian elektronik.
2. Pengujian Alat
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah uji coba alat secara keseluruhan
dengan menyalakan alat kemudian melakukan pengecekan pada semua
sistem dari alat. Jika dalam proses uji fungsi terdapat kendala, langkah
troubleshooting akan ditempuh.
3. Pengambilan Data
Setelah dilakukan uji coba dan memastikan tidak ada masalah, maka tahap
selanjutnya yaitu pengambilan data. Peralatan yang dibutuhkan antara lain
Meteran. Pengambilan data dilakukan menentuan jarak ketika motor
vibrator bergetar ketika kena halangan di depan sensor ultrasonic.
4. Pengolahan dan Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan pengelompokkan dan
pengolahan serta analisa data menggunakan teori yang berkaitan dengan
alat yang dibuat.
5. Hasil dan Kesimpulan
Ho : Pembuatan Simulasi dapat bekerja sesuai dengan perencanaan
Jarak (cm)
No Sudut
5 25 50
1 90°
2 60°
3 30°
4 0°
5 -30°
6 -60°
7 -90°
Tabel 3.2 Pengukuran Jarak dan Sudut (jarak 5cm s.d 50cm)
Jarak (cm)
No Sudut
5 25 50
1 90°
2 60°
3 30°
4 0°
5 -30°
6 -60°
7 -90°
Tabel 3.3 Pengukuran Jarak dan Sudut (jarak >50cm s.d 100cm)
Keterangan :
H adalah Headset.
G adalah getar.
DAFTAR PUSTAKA