2, Oktober
2018.
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT
DI KECAMATAN PEMATANG BANDAR
KABUPATEN SIMALUNGUN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor produksi (luas lahan, jumlah
pohon, pupuk, tenaga kerja) terhadap produksi kelapa sawit rakyat di Kecamatan Pematang Bandar
Kabupaten Simalungun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi dan waktu pelaksanaan penelitian adalah metode
studi kasus yang akan dilakukan di Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun, Sumatera
Utara. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juni 2018 dengan Metode
penentuan sampel yang digunakan adalah Metode Snowball Sampling dengan jumlah sampel yang
diambil sebanyak 30 sampel. Analisis yang digunakan pada penelitian ini merupakan
pengembangan dari teori produksi Cobb-Douglas. Data primer diambil dari petani kelapa sawit di
Kecamatan Pematang Bandar, dan data sekunder diambil dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Simalungun. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel luas lahan, jumlah pokok, pupuk
dan tenaga kerja mempengaruhi produksi kelapa sawit rakyat di Kecamatan Pematang Bandar,
Kabupaten Simalungun dengan Nilai koefisien determinasi (RSquare) sebesar 99,67%, yang berarti
variasi variabel bebas (luas lahan, jumlah pohon, pupuk, tenaga kerja) mampu menjelaskan bahwa
produksi tanaman kelapa sawit di Kecamatan Pematang Bandar sebesar 99,67 persen dan sisanya
sebesar 0,33 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model estimasi.
Kata Kunci: Produksi Kelapa Sawit, Luas Lahan, Jumlah Pohon, Pupuk, Tenaga Kerja
Gambar 3.2
Daerah Penolakan dan Penerimaan Uji p-value (secara simultan)
Usia petani kelapa sawit rata – rata 50 tahun, melakukan usahataninya yang berkaitan
dari golongan umur 3645 sebanyak 8 orang dengan pengolahan usahatani. Hal ini
dengan persentase 26,66%, umur 46-55 mempengaruhi terhadap pengambilan
sebanyak 14 orang dengan persentase keputusan, kemampuan untuk mengadopsi
46,66%, dan umur 56-63 sebanyak 8 dengan teknologi baru dan kemampuan untuk
persentase 26,66%, Dari data diatas pengolahan usahatani. Untuk mengetahui
menunjukkan bahwa petani kelapa sawit keadaan pendidikan petan sampel dapat
umurnya masih berada di usia produktif. dilihat pada table 5.2 berikut ini.
2. Tingkat Pendidikan Petani
Tingkat pendidikan yang diperoleh akan
mempengaruhi pola piker petani dalam
Tabel 5.2 Identitas petani – petani kelapa sawit, menurut pendidikan di Kecamatan Pematang
Bandar, Kabupaten Simalungun
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase %
1. SD 2 6,66
2. SMP 4 13,33
3. SMA/STM 14 46,66
4. Sarjana (S1 & S2) 10 33,33
Total 30 100%
Sumber : Analisis Data Primer, 2018.
Tabel 5.3 Jenis Pekerjaan Tetap petani diluar usahatani kelapa sawit di
Kecamatan Pematang Bandar
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
1. Pegawai Negeri Sipil 5 16,66
2. Guru 3 10,00
3. Wirausaha 12 40,00
4. Wiraswasta 2 6,66
5. Sopir Taxi 1 3,33
6. Hanya Bertani Kelapa Sawit 7 23,33
Total 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2018
Dari Tabel 5.3 menyatakan bahwa para petani 4. Jumlah Anggota Keluarga
melakukan pekerjaan wirausaha lebih banyak Jumlah anggota keluarga berpengaruh
dari pekerjaan lain, sebanyak 40% dari 30 terhadap ketersediaan tenaga kerja dalam
petani. keluarga yang digunakan dalam usahatani.
Jumlah anggota didaerah penelitian dapat
dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Jumlah Anggota Keluarga Petani Kelapa Sawit, di Kecamatan Pematang Bandar.
No. Tanggungan Keluarga Jumlah Persentase%
1. 1–2 6 20
2. 3–5 24 80
Total 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2018
Pada tabel diatas menyatakan bahwa rata – Deskriptif Masing – Masing Variabel
rata jumlah anggota keluarga petani kelapa Dari data-data yang dikumpulkan secara
sawit sebanyak 80% dari 30 petani adalah 3 – primer pada responden penelitian dapat
5 jiwa. diperoleh deskripsi sebagai berikut :
Tabel 5.5 Statistik Deskriptif
N Maximum Minimum Mean
Produksi (Kg/Tahun) 30 240.000 3840 45,93
Luas Lahan (Ha) 30 10 0.24 2,10
Jumlah Pohon (Batang) 30 1.410 27 293,33
Pupuk (Kg/Tahun) 30 17.160 31 1,67
Pestisida (L/kg/Tahun) 30 36 0 1,25
Tenaga Kerja (HKSP) 30 5 1 157,66
Sumber : Analisis Data Primer, 2018
Jumlah pupuk Urea yang terbanyak yang menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk
digunakan oleh petani adalah sebanyak 1 – ini berperan untuk memperbaiki sifat fisik,
400 Kg yaitu sebanyak 17 orang atau 56,55 kimia dan biologi tanah.
persen dan yang paling sedikit penggunaan Ada beberapa petani yang menggunakan
pupuk 1010 – 3000 Kg yaitu sebanyak 1 pupuk kandang dalam membantu pupuk
orang atau 3,33 persen. Terdapat 9 Petani phonska dan urea dalam menyediakan unsur
yang tidak menggunakan pupuk Urea pada hara untuk kelapa sawit mereka. Penggunaan
lahan kelapa sawitnya dengan persentase 30 pupuk kandang memiliki rata – rata
persen. pemakaian sebesar 844,17 Kg. Penggunaan
yang paling banyak adalah sebesar 16,500 Kg
3. Pupuk Kandang dan yang paling sedikit adalah sebesar 160
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal Kg.
dari kotoran hewan yang digunakan untuk
Tabel 5.10 Penggunaan Pupuk Kandang Pada Lahan Kelapa Sawit Petani
No. Pupuk Kandang (Kg) Frekuensi Persentase(%)
1. Tidak Memakai 23 76,66
2. 1 - 1000 5 16,66
3. 1010 - 7000 1 3,33
4. 7010 - 17000 1 3,33
Total 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2018
Jumlah pupuk Kandang yang terbanyak yang yaitu sebanyak 1 orang atau 3,33 persen.
digunakan oleh petani adalah sebanyak 1 – Terdapat 23 Petani yang tidak menggunakan
1000 Kg yaitu sebanyak 5 orang atau 16,66 pupuk Kandang pada lahan kelapa sawitnya
persen dan yang paling sedikit penggunaan dengan persentase 76,66 persen yang
pupuk 7010 - 17000 Kg dan 1010 – 7000 Kg mengartikan pupuk Kandang tidak begitu
diperlukan oleh para petani kelapa sawit di mengurangi biaya maupun waktu yang
Kecamatan Pematang Bandar
Tabel 5.11 Penggunaan Tenaga Kerja Pemupukan Pada Lahan Kelapa Sawit Petani
No. Tenaga Kerja (HKSP) Frekuensi Persentase(%)
1. 1–2 25 83,33
2. 3–5 5 16,66
Total 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2018
Tabel 5.12 Penggunaan Tenaga Kerja Pruning Pada Lahan Kelapa Sawit Petani
No. Tenaga Kerja (HKSP) Frekuensi Persentase(%)
1. 1–2 24 80,00
2. 3–4 6 20,00
Total 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2018
Tabel 5.13 Penggunaan Tenaga Kerja Weeding Pada Lahan Kelapa Sawit Petani
No. Tenaga Kerja (HKSP) Frekuensi Persentase(%)
1. Tidak Melakukan Weeding 1 3,33
2. 1–2 23 76,66
3. 3–4 6 20,00
Total 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2018
Terdapat satu petani yang tidak melakukan pengendalian hama dan penyakit adalah 1 hari
kegiatan Weeding dengan persentase 3,33 (HKSP). Jumlah hari kerja yang paling sedikit
persen. adalah 1 hari (HKSP) dan paling banyak
adalah 3 hari (HKSP).
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Jumlah hari kerja rata – rata para Petani di
Kecamatan Pematang Bandar dari kegiatan
Tabel 5.14 Penggunaan Tenaga Kerja Pengendalian Hama & Penyakit Pada Lahan Kelapa Sawit
Petani
No. Tenaga Kerja (HKSP) Frekuensi Persentase(%)
1. Tidak Melakukan 20 66,66
Pengendalian
2. 1–2 8 26,66
3. 3 2 6,66
Total 30 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2018
Jumlah petani yang tidak melakukan system kerja mengendalikan hama dan
pengendalian hama dan penyakit lebih banyak penyakit yang menyerang lahan mereka.
sebesar 20 petani atau 66,66 persen. Dengan 5. Pemanenan
itu diketahui bahwa para petani di Kecamatan Jumlah hari kerja rata – rata para Petani di
Pematang Bandar sebagian besar tidak Kecamatan Pematang Bandar dari kegiatan
melakukan pengendalian hama dan penyakit pemanenan adalah 2 hari (HKSP). Jumlah
dikarenakan beberapa faktor seperti tidak hari kerja yang paling sedikit adalah 1 hari
cukup modal atau tidak memahami betul (HKSP) dan paling banyak adalah 5 hari
(HKSP).
Jumlah produksi kelapa sawit yang terbanyak maupun secara simultan. Dalam hal ini semua
yang diperoleh petani adalah sebanyak 3000 – variabel penelitian ditransformasi dalam
15000 kg yaitu sebanyak 14 orang petani atau bentuk logaritma (Log). Hal ini sesuai dengan
46,66 persen. Sedangkan yang paling sedikit model fungsi produksi. Penggunaan
adalah yang memperoleh panen sebanyak transformasi Log dilakukan untuk
15100 – 30000 kg yaitu sebanyak 6 orang meghasilkan data yang normal karena data
atau 20,00 persen. asli memiliki range (jangkauan data) dan
standar deviasi yang besar yang menyebabkan
C. Hasil Analisis data tidak berdistribusi normal.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan Hasil persamaan model regresi dari hasil
menguji persamaan regresi secara parsial penelitian diperoleh sebagai berikut.
Keterangan :
Log : transformsi logaritma
X1 : Luas Lahan (Ha)
X2 : Jumlah Pohon (Batang)
X3 : Pupuk (Kg)
X4 : Tenaga Kerja (HKSP)
: faktor lain (faktor penggangu)
Dari hasil analisis regresi, diperoleh nilai F sebesar 3.90 dengan probabilitas sebesar
hitung sebesar (1866.37) lebih besar dari F 0,001. Nilai t-tabel dalam persamaan ini
tabel (2.76) yang menunjukan bahwa ada adalah 2,005 Dimana nilai t-hitung lebih besar
pengaruh yang signifikan dari luas lahan, dari nilai t-tabel dan nilai signifikansi t
jumlah pohon, pupuk dan tenaga kerja tersebut lebih besar dari taraf nyata (0,05),
terhadap produksi kelapa sawit di Kecamatan maka hal ini berarti bahwa Log X2 (jumlah
Pematang Bandar. pohon) memiliki pengaruh yang signifikan
Dengan demikian maka luas lahan, jumlah terhadap produksi kelapa sawit.
pohon, pupuk dan tenaga kerja secara
bersama – sama mampu menjelaskan 3. Pengaruh Variabel Pupuk
produksi kelapa sawit. Hasil pengujian variabel pupuk (dalam
transformasi Log) menunjukkan bahwa
b. Uji Statistik t variabel tersebut mempunyai nilai uji t
Uji statistik t digunakan untuk menguji sebesar -0.94 dengan probabilitas sebesar
koefisien regresi dari variabel luas lahan, 0.355. Nilai t-tabel dalam persamaan ini
jumlah pohon, pupuk dan tenaga kerja apakah adalah 2,005 Dimana nilai t-hitung kurang
berpengaruh nyata terhadap variabel produksi dari nilai t-tabel dan nilai signifikansi t
kelapa sawit. tersebut lebih besar dari taraf nyata (0,05),
Penelitian ini dilakukan untuk melihat maka hal ini berarti bahwa Log X3 (pupuk)
signifikansi pengaruh individual dari masing tidak memiliki pengaruh yang signifikan
– masing variabel bebas dalam model terhadap produksi kelapa sawit.
terhadap variabel dependennya.
4. Pengaruh Variabel Tenaga Kerja
1. Pengaruh Variabel Luas Lahan Hasil pengujian variabel jumlah pohon (dalam
Hasil pengujian variabel luas lahan (dalam transformasi Log) menunjukkan bahwa
transformasi Log) menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai nilai uji t
variabel tersebut mempunyai nilai uji t sebesar 2.31 dengan probabilitas sebesar
sebesar 3.12 dengan probabilitas sebesar 0.029 . Nilai t-tabel dalam persamaan ini
0,005. Nilai t-tabel dalam persamaan ini adalah 2,005 Dimana nilai t-hitung lebih besar
adalah 2,005 Dimana nilai t-hitung lebih dari nilai t-tabel dan nilai signifikansi t
besar dari nilai t-tabel dan nilai signifikansi t tersebut lebih besar dari taraf nyata (0,05),
tersebut lebih besar dari taraf nyata (0,05), maka hal ini berarti bahwa Log X4 (tenaga
maka hal ini berarti bahwa Log X1 (luas kerja) memiliki pengaruh yang signifikan
lahan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi kelapa sawit.
terhadap produksi kelapa sawit.
D. Pembahasan
2. Pengaruh Variabel Jumlah Pohon Penelitian ini memberikan deskripsi
Hasil pengujian variabel jumlah pohon bahwa pada umumnya petani kelapa sawit di
(dalam transformasi Log) menunjukkan Kecamatan Pematang Bandar secara rata-rata
bahwa variabel tersebut mempunyai nilai uji t memiliki lahan yang merupakan pemanfaatan
pekerangan secara maksimal untuk digunakan kelapa sawit di Kecamatan Pematang Bandar
menanam kelapa sawit dan bukan dengan masih merupakan petani kecil.
membuka lahan khusus untuk pertanian
kelapa sawit, sehingga secara umum, petani Hasil pengujian untuk membuktikan
pengaruh luas lahan, jumlah pohon, meningkatkan jumlah produksi kelapa sawit
pupuk,dan tenaga kerja dalam penelitian ini sebesar 0,573 persen dengan asumsi bahwa
memberikan bukti empiris bahwa hasil variabel lainnya dianggap nol atau konstan.
produksi kelapa sawit dapat dipengaruhi oleh Faktor jumlah pohon adalah faktor yang
faktor luas lahan, jumlah pohon, pupuk dan berpengaruh signifikan terhadap produksi
tenaga kerja. Hal ini berarti bahwa perubahan kelapa sawit dengan arah positif. Hasil ini
yang terjadi pada faktor yang diberikan, nilai menjelaskan bahwa peningkatan jumlah
produksi kelapa sawit yang dihasilkan juga pohon akan meningkatkan produksi petani.
akan berubah. Lebih jauh diperoleh bahwa Hal ini menjelaskan bahwa pada lokasi-lokasi
99,67 % produksi kelapa sawit dapat penanaman pohon kelapa sawit di wilayah
dipengaruhi oleh keempat variabel tersebut. Pematang Bandar cenderung memiliki
Berdasarkan persamaan hasil regresi maka karakteristik yang hampir sama dalam hal
estimasi model regresi adalah sebagai berikut kesuburan tanahnya. Dengan demikian
: semakin banyak pohon yang ditanam akan
Log(Y) = 6.9872 + 0.4326 Log(X1) + meningkatkan jumlah produksi kelapa sawit
0.5721918 Log(X2) - 0.0358398 yang diperoleh.
Log(X3) + 0.1902001 Log(X4) + Berdasarkan hasil menunjukkan signifikan,
sehingga arah hubungan kedua variabel
1. Pengaruh Luas Lahan Terhadap tersebut bersifat positif. Hal ini sesuai dengan
Produksi teori yang mengatakan dengan mengetahui
Nilai Koefisien regresi variabel Luas Lahan jumlah populasi tanaman kelapa sawit per
(X1) sebesar 0,433 menyatakan bahwa satuan luas, juga akan memudahkan dalam
apabila variabel Luas Lahan mengalami merencanakan kebutuhan dilapangan.
peningkatan sebesar 1 persen maka akan
meningkatkan jumlah produksi belimbing 3. Pengaruh Pupuk Terhadap Produksi
sebesar 0,433 persen dengan asumsi bahwa Nilai Koefisien regresi variabel Pupuk (X3)
variabel lainnya dianggap nol atau konstan. sebesar -0.0359 menyatakan bahwa apabila
Faktor Luas Lahan dalam penelitian ini variabel Jumlah Pohon mengalami
adalah faktor yang berpengaruh signifikan peningkatan sebesar 1 persen maka akan
terhadap jumlah produksi kelapa sawit menurunkan jumlah produksi kelapa sawit
dengan arah positif. sebesar -0.0359 persen dengan asumsi bahwa
Dipandang dari sudut efisiensi, semakin besar variabel lainnya dianggap nol atau konstan.
luas lahan yang diusahakan maka semakin Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang
tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan diberikan atau ditambahkan pada tanaman
luasnya (Suratiyah, 2011). dengan maksud agar tanaman tersebut
tumbuh. Pupuk diperlukan tanaman untuk
2. Pengaruh Jumlah Pohon Terhadap menambah unsur hara dalam tanah
Produksi (Prihmantoro, 2013).
Nilai Koefisien regresi variabel Jumlah Pohon Faktor pupuk pada penelitian ini tidak
(X2) sebesar 0.573 menyatakan bahwa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
apabila variabel Jumlah Pohon mengalami produksi dengan nilai negatif. Hal ini
peningkatan sebesar 1 persen maka akan dikarenakan para petani di Kecamatan
Pematang Bandar memakai jenis dan jumlah
pupuk yang berbeda – beda yang disebabkan
oleh berbagai faktor seperti mengirit jumlah
pengeluaran dengan tujuan agar harga hasil
yang didapatkan memiliki keuntungan yang
besar.
4. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap meningkatkan jumlah produksi kelapa sawit
Produksi sebesar 0.1902 persen dengan asumsi bahwa
Nilai Koefisien regresi variabel Tenaga Kerja variabel lainnya dianggap nol atau konstan.
(X4) sebesar 0.1902 menyatakan bahwa Faktor Hari Orang Kerja dalam penelitian ini
apabila variabel Jumlah Pohon mengalami berpengaruh signifikan terhadap produksi
peningkatan sebesar 1 persen maka akan kelapa sawit. Hasil ini menjelaskan bahwa
peningkatan jumlah tenaga kerja yang DAFTAR PUSTAKA
digunakan dalam suatu proses produksi tani Anonim. 2014. Simalungun Dalam Angka
kelapa sawit secara langsung meningkatkan Tahun 2014. Simalungun : Badan Pusat
produksi kelapa sawit. Statistik Provinsi Sumatera Utara.
Para petani di Kecamatan Pematang Bandar Arsyad, Lincolin, 1992, Ekonomi
menggunakan tenaga kerja secara maksimal Pembangunan, Edisi 2, Bagian
dan efisien agar tidak mengluarkan biaya dan Penerbitan Sekolah Tinggi Ekonomi
tenaga yang berlebihan. YKPN, Yogyakarta.
Penggunaan tenaga kerja tidak lepas dari Azwar, Saifuddin, 1998. Metode Penelitian,
kegiatan usaha tani ketersediaan tenaga kerja Edisi I, Cetakan I, Pustaka Pelajar,
perlu dipersiapkan. Skala usaha akan Yogyakarta.
mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi
dibutuhkan dan menentukan pula jenis tenaga Pertanian. Jakarta : PT Bumi Aksara.
kerja yang diperlukan. Biasanya usaha Djojosumarto, Panut. 2008. Pestisida dan
pertanian skala besar akan menggunakan Aplikasinya. Jakarta : Agromedia
tenaga kerja diluar keluarga (Soetriono dkk, Pustaka.
2003). Fauzi,Y. 2004. Kelapa Sawit. Edisi Revisi.
Cetakan 14. Jakarta : Penebar Swadaya.
KESIMPULAN Firdaus, M. 2008. Manajamen Agribisnis.
Dari hasil analisis data dapat diperoleh Jakarta : PT Bumi Aksara.
kesimpulan sebagai berikut : Lingga, Pinus & Marsono. 2013. Petunjuk
1. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar
produksi kelapa sawit dengan variabel Swadaya
luas lahan, jumlah pohon dan tenaga Margareta, Elisabeth. 2013. Analisis Faktor –
kerja di Kecamatan Pematang Bandar, Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Kabupaten Simalungun memiliki Kelapa Sawit Pada Perkebunan Rakyat
pengaruh yang nyata kecuali variabel di Sumatera Utara. Tesis S2. Medan :
pupuk. Program Stusi Ilmu Ekonomi program
2. Nilai koefisien determinasi (R- pascasarjana Universitas Negeri Medan
Square) sebesar 99,67% yang berarti Mosher, AT, 1984, Menggerakan dan
variasi variabel bebas (luas lahan, Membangun Pertanian, CV. Jasa Guna,
jumlah pohon, pupuk, tenaga kerja) Jakarta
mampu menjelaskan bahwa produksi Mubyarto, 1983, Pengantar Ekonomi
tanaman kelapa sawit di Kecamatan Pertanian, Edisi Ketiga, LP3ES.
Pematang Bandar sebesar 99,67 Yogyakarta
persen dan sisanya sebesar 0,33 persen Pahan, Iyung. 2007. Panduan Lengkap
dijelaskan oleh variabel lain yang Kelapa Sawit: Manajamen Agribisnis
tidak terdapat dalam model estimasi. dari Hulu hingga Hilir. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Putranto. 2012. Kaya dengan Bertani Kelapa
Sawit. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Cet.1.
Risza, Suyatno. 1994. Kelapa Sawit (Upaya
Peningkatan Produktivitas). Kanisius.
Yogyakarta.
Sihombing, Sarwedy. 2002. Analisis Soekartawi, 1994. Teori Ekonomi Produksi ;
Pemanfaatan dan Pemberdayaan Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi
Faktor – Faktor Produksi serta Cobb – Douglas. Raja Grafindo Persada,
Pengaruhnya terhadap Peningkatan Jakarta.
Produksi The di PT. Perkebunan Suratiyah, Ken. 2011. Ilmu Usahatani. Jakarta
Sidamanik. Skripsi. : Penebar Swadaya. Cet-4.