Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS LEVIS STRAUSS DALAM MITOS KABUT ABADI

TROWULAN
Oleh

Ainun Hidayanti (1802007474/ PB 2018)


S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultss Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Surabaya,

ainun.hidayanti007@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini membahas Analisis Levis Strauss dalam Mitos Kabut Abadi
Trowulan Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis pendekatan struktur
Levis Strauss dalam mitos Kabut Abadi Trowulan, serta bagaimana
mengidentifikasi dan memaknai isi dari mitos tersebut. Untuk mengkaji
pembahasan ini maka metode penelitian yng digunakan adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh pun dari dokumentasi, studi pustaka, dan
instrument penelitian pada literatur maupun kajian lainnya. Hasil dari analisis
menunjukkan analisis menggunakan teori structural Levis Strauss juga dapat
ditemukannya nilai-nilai seperti nilai pendidikan yang dapat dijadikan motivasi
buat para siswa untuk bersikap berani dan teguh pada setiap kehidupan dan
persoalan masalah.

Kata Kunci: Levis Strauss, Mitos, kualitatuf deskriptif, nilai

PENDAHULUAN
Karya sastra dapat dibedakan menjadi dua yaitu sastra tulis dan sastra lisan. Sastra
tulis adalah suatu karya sastra yang disampaikan melalui buku atau media yang
digunakan itu buku, sedangkan sastra lisan adalah cerita yang disampaikan melalui
mulut ke mulut yang diturunkan dari generasi ke generasi. Menurut Hutomo, dalam
bukunya yang berjudul Mutiara Yang Terlupakan, Pengantar Studi Sastra Lisan
(1991:1), beliau mengartikan karya sastra lisan sebagai kesusastraan yang
mencangkup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarluaskan
dan diturunkan secara turun temurun dari mulut ke mulut.
Salah satu jenis sastra lisan adalah Mitos. Mitos adalah cerita prosa dalam rakyat
yang bercerita suatu kisah yang mempunyai latar belakang di masa lampau, serta
dipercaya cerita ini benar ada oleh penganutnya.
Mitos juga sangat berkaitan dengan kultur masyarakat dan hubungannya
dengan alam maupun hal di luar nalar. Mitos merupakan sebuah budaya lisan yang
mengakar pada masyarakat Indonesia. Tidak jarang bahwa setiap tempat atau
daerah memiliki cerita mitos nya masing-masing. Mitos dianggap sebagai cerita
yang aneh dan kadang tidak masuk akal. Mitos di dalamnya banyak mempunyai
nilai-nilai yang harus di terapkan dan bisa menjadi nilai penguat suatu suku atau
kaum daerah itu sendiri. Mitos setiap daerah unik dan pasti memiliki hikmah yang
dapat di ambil dari cerita tersebut. Nilai- nilai luhur dapat di temukan pada setiap
mitos maupun cerita rakyat lainnya. Nilai- nilai luhur ini bisa di anggap sebagai
Sesutu yang sakral sebgai warisan nenek moyang yang perlu di lestarikan dan di
aktualisasaikan dengan kehidupan masa kini. Jadi kajian mitos yang muncul lebih
banyak di latarbelakangi oleh ideologi tertentu serta banyak berkaitan dengan
peningkatan nasionalisme. Oleh karena itu masih sangat dibutuhkan kajian-kajian
teoritis. dengan menggunakan metode analisis structural yang di perkenalkan oleh
Levis Strauss. Saya mencoba menemukan beberapa nilai fungsi yang ada pada
Mitos Kabut Abadi Trowulan. Analisis structural ini dilakukan atas dasar beberapa
asumsi :

Pertama Mitos mengandung nilai-nilai luhur yang ada pada setiap ceritanya.
Oleh karena itu, mitos mempunyai daya Tarik pada setiap nilai di dalamnya. Mitos
berkembang karena tuturan msayarakat yang di lisankan kemudian di dengar.
Ketika para informan bercerita secara tidak langsung mereka juga menjabarkan
nilai luhur yang ada pada setiap mitos yang beliau ceritakan.

Kedua mitos merupakan pegangan bagi masyarakat yang mendukung dan


didalamnya berisikan isi yang dapat mempererat kesetiakawanan sosial agar dapat
saling membedakan antara komunitas satu dengan lainnya.
Ketiga mitos sekarang sangat kurang digemari serta tiap tahun mitos pasti
ada salah satu yang menghilang padahal mitos sendiri adalah warisan dari bangsa
yang mengisahkan cerita di tiap desa-desa. Mitos juga bermakna baik karena bisa
mengintegrasikan masyarakat dan paham tata krama.
Salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: penelitian
yang dilakukan oleh Dewi Angelina yang berjudul “Mitos Radhin Saghara dalam
Kajian Strukturalisme Levi-Strauss”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
mitos sebagai salah satu alat yang digunakan untuk memahami pembelajaran jitu
dalam pembelajaran sosial budaya literature. Persamaan penelitian terdahulu
dengan yang penulis teliti adalah terletak pada model analisis yang dilakukan yakni
menggunakan teori struktur Levis Strauss serta hal yang diteliti pun sama mengenai
topic mitos yang ada di Indonesia. Sedangkan perbedaan dari penelitian sekarang
dengan terdahulu adalah terletak pada lokasi yang di teliti yakni penelitian
terdahulu mangambil lokasi di Madura, sekarang lokasi peneliti di Mojokerto, serta
nama mitos yang diangkat pun berbeda seperti mitos yang dibahas peneliti
terdahulu ialah Mitos Radhin Saghara yang letaknya di Madura, sedangkan peneliti
sekarang topiknya berjudul Mitos Kabut Abadi Trowulan yang terletak di
Mojokerto.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis akan mengkaji Mitos
Kabut Abadi Trowulan dengan teori strukturalisme Levis Strauss untuk
mengungkap fungsi dan makna mitos Kabut Abadi Trowulan. Artikel ini juga
diharapkan dapat membantu masyarakat setempat untuk lebih menjaga kesenian
sastra lisan seperti mitos ini.

KAJIAN TEORI
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, arti mitos adalah cerita suatu bangsa
tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu yang mengandung penafsiran tentang
asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa itu sendiri tang mengandung arti
mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib (KBBI, 1999:660) Mitos
mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Diantaranya ialah proses penyadaran akan
kekuatan ghaib. Mitos bukanlah informasi tentang kekuatan ghaib, tetapi cara
mengantisipasi, mempelajari, dan berelasi dengannya, kedua memberikan garansi
bagi kekinian. Mitos mempresentasikan pelbagai peristiwa yang pernah ada, dan
mengandung saran serta antisipasi bagi kekinian, ketiga mitos merentangkan
cakrawala epistemologis dan ontologism tentang realitas. Mitos memberikan
penggambaran tentang dunia, tentang asal mulanya, tetapi bukan seperti ilmu
sejarah modern. Ruang dan waktu mitologis hanyalah konteks untuk berbicara
tentang awal dan akhir, atau asal-muasal dan tujuan kehidupan, dan bukan ruang
dan waktu factual (Fransiskus Simon, 2006:45).
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa mitos merupakan
cerita yang dikatakan seseorang secara turun-menurun tentang kepahlawanan,
peristiwa, dan dewa masa dulu. Dimana mitos yang diceritakan memiliki arti yang
mendalam serta mempunyai fungsi-fungsi sesuai perkembangan zaman.
Dalam analisis struktural itu, Lévi-Strauss membedakan struktur menjadi
dua macam; struktur luar (surface structure) dan struktur dalam (deep structure)
(Alfian Rokhmansyah, 2014:81). Struktur luar adalah relasi-relasi antar unsur yang
dapat kita buat atau bangun berdasarkan atas ciri-ciri luar atau ciri-ciri empiris dari
relasi-relasi tersebut, sedangkan struktur dalam adalah susunan tertentu yang kita
bangun berdasarkan atas struktur lahir yang telah berhasil kita buat, namun tidak
selalu tampak pada sisi empiris dari fonomena yang kita pelajari. Struktur dalam
inilah yang lebih tepat dipakai sebagai model memahami fenomena yang diteliti,
karena melalui struktur inilah peneliti kemudian dapat memahami berbagai
fenomena budaya yang dipelajarinya. Struktur bahasa mencerminkan pada aspek
struktur sosial masyarakat. Disamping itu kebudayaan juga dipercayai memiliki
unsure sebagaimana yang terdapat dalam bahasa yang digunakan pada masyarakat.

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan dari focus penelitian dan aspek metodologis, jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskritif kualitatif. Menurut Burhan Bungin, jenis
penelitian kualitatif bertitik tolak pada paradigma subjektif fenomenologis,yang
menekankan alur deskripsi dari induktif ke deduktif atau dari data menuju teori
(Lexy J. Moleong, 2001:3).
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena sosial dari sudut atau
perspektif partisipan, serta diarahkan untuk mengembangkan teori. Penelitian
kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan peneliti adalah instrument kunci.
Penelitian kualitatif dipilih sebab dianggap relevan sebagai metode penelitian untuk
menganalisis teori struktur Levis Strauss dalam mitos Kabut Abadi Trowulan.
Penelitian ini dilaksanakan selama berkisar kurang lebih 1 bulan, mulai bulan
oktober, terhitung sejak tahap observasi awal penelitian hingga tahap penyelesaian.
Subjek penelitian ini adalah menganalisis teori structural Levis Strauss dalam mitos
kabut abadi Trowulan Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kajian analisis
mitos Kabut Abadi Trowulan.
B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan keilmuan yakni ilmu


berkomunikasi dengan model analisis structural Levis Strauss. Sedangkan aspek
metodologi yang dimaksud adalah penelitian kualitatif yang berfokus pada teks atau
wacana dalam mitos kabut abadi trowulan,

C. Subjek dan objek penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah menganalisis teori trultural di dalam mitos kabut
abadi trowulan. Sedangkan objek dalam artikel ini adalah kajian analisis mitos
kabut abadi trowulan.

D. Jenis dan sumber data


Untuk menganalisis pada penelitian kualitatif, sangat penting untuk menjaga
keteraturan atau pola yang muncul pada sejumlah pengamatan. Titik kulminasi pada
proses penelitian ialah penulisasn artikel. Hasil dari pengerjaan, dan rancangan
dasar penelitian, metode dan satuan analisis data terperinci dan implikasi untuk
analisis lanjutan dan kebujakan public (Tiro Arif Muhamad, 2009:122).
E. Pengumpulan data
 Studi Pustaka

Tahap pertama ialah mengumpulkan data berupa informasi dengan cara


mewawancarai informan. Karena dalam hal ini tidak ada teks tulis, maka
penulis mewawancarai dengan daya ingat informan. Wawancara dilakukan
dengan tujuan mendapatkan data secara langsung dari informan dengan
tujuan mendapatkan data secara langsung dari informan. Tahap kedua
penulis melakukan pengumpulan data melalui sumber tertulis dari buku-
buku, majalah Koran, artikel dan jurnal ilmiah. Dalam tekstologi lisan
apabila teks masih berada pada masyarakat kolektifnya.
 Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk


melacak mitos kabut abadi di Trowulan Mojokerto. Letak daripada studi
lapangan ini di Desa Trowulan . karena masyarakat yang tinggal disana
memahami cerita yang dimaksud.
Adapun studi lapangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

 Pengamatan
Pengamatan atau observasi, menagarah kepada tujuan menangkap
makna-makna dibalik peristiwa atau gejala yang dimaksud (Thohir,
2007:57). Peneliti melakukan pengamatan langsung yang berkaitan
dengan topic yang diteliti, yaitu mitos kabut abadi Trowulan. Data yang
diperoleh dengan menggunakan metode pengamatan dan observasi,
meliputi:

a. Deskripsi kondisi geografis, demografis, dan latar belakang sosial


budaya masyarakat Desa Trowulan (lingkungan fisik maupun
sosial), terutama berhubungan dengan cerita mitos kabut abadi
Trowulan.
b. Bentuk tradisi masyarakat Trowulan
c. Wujud peninggalan fisik yang berhubungan dengan mitos kabut
abadi Trowulan
 Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian kualitatif, cenderung tidak
formal bersifat mendalam, dan dikembangkan oleh penelitinya sendiri
(Thohir, 2007:58). Jadi wawancara yang dilakukan itu berkaitan tidak
formal namun mendalam, seperti, wawancara kepada seorang Guru,
dilakukn dalam kaitannya dengan pengetahuan informan terhadap mitos
kabut abadi Trowulan, dalam bagaimana informan memaknai pesan
yang diekspresikan dalam ritual tradisi yang dilakukan.
Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami
data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian adalah mereka
yang mudah diajak bicara, mengerti informasi yang kita butuhkan,
menerima dan bersedia memberikan informasi dengan sikap yang
senang (Thohir, 2007:59). Dalam memperoleh data mitos kabut abadi
Trowulan penulis menambahkan beberapa kriteria yang menjadi
informan kunci, diantaranya. Ada 2 macam: wawancara terstruktur dan
non struktur.

 Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan cara melalui data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh ketika penulis memperoleh informasi
dari narsum-narsum. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, majalah,
Koran, artikel, dan jurnal ilmiah.

 Teks lisan
Teks lisan dalam penelitian diambil berdasarkan hasil wawancara
kepada informan. Apabila ada beberapa sumber teks lisan, maka akan
digolongkan dan dipilih teks yang terlengkap untuk dijadikan kajian
utama.

 Transkrip
Hasil wawancara dari informan seorang guru ditranskripkan dalam
bentuk tulis. Apabila teks yang didapatkan berupa cerita dalam bahasa
daerah, maka perlu dilakukan alih bahasa ke dalam bahasa Indonesia

 Terjemahan
Terjemahan merupakan salah satu tahap/langkah penting dalam
penyuntingan teks yang ditulis dari omongan informan berbentuk
bahasa daerah dijadikan ke bahasa Indonesia. Dalam hal ini informan
menggunakan bahasa Jawa Mojokertoam, maka penulis perlu
mengubah dari bahasa Jawa Mojokertoan menjadi bahasa Indonesia.

 Suntingan teks lisan


Suntingan teks dalam hal ini merupakan naskah cerita dari informan,
penelitian ini kan lisan dari hasil wawancara informan yang masih
mengingat mitos kabut abadi Trowulan tersebut. Maka dari hasil
tersebut dijadikan kajian utama.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Meteme
(1) Trowulan merupakan sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten
Mojokerto Jawa Timur dan terletak di bagian barat Kabupaten Mojokerto
dan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jombang. Trowulan terkenal
dengan peninggalan Kerajaan Majapahit. Trowulan dulunya adalah Ibu
Kota Majapahit karena itulah banyak peninggalan Kerajaan Majapahit dari
candi dan segala mitosnya.
(2) Salah satu mitos yang berkembang di tengah masyarakat Trowulan adalah
mitos mengenai kabut abadi Towulan. Disebut kabut abadi karena kabut
tebal ini biasanya terlihat pada pagi,sore dan malam hari. Pada umumnya
kabut akan menghilang ketika matahari terbit. Namun berbeda dengan
dengan kabut yang berada di Trowulan ini terkadang bertambah tebal ketika
malam hari. konon ceritanya kabut ini merupakan salah satu strategi yang
digunakan oleh Patih Gadjah Mada untuk menyembunyikan Kerajaan
Majapahit dari serangan musuh.
(3) Kerajaan Majapahit di pimpin oleh seorang Patih bernama Patih Gadjah
Mada yang terkenal sebagai kekuatan terbesar Kerajaan Majapahit sehingga
ketenarannya pun tersebar sampai kerajaan lain. Begitu tenarnya Patih
Gadjah Mada sehingga menggetarkan kerajaan lain ingin melawan Kerajaan
Majapahit.
(4) Dalam Kerajaan Majapahit terdapat sendang atau kolam sebagai tempat
perjamuan tamu bagi kerajaan lain dan para raja yang ingin berkunjung ke
Kerajaan Majapahit. Mereka dijamu dengan benda-benda mewah yang
terbuat dari emas asli seperti peralatan makan dan minum. Sampai sekarang
benda-benda dari emas yang dibuang disendang juga masih misteri. Setelah
menjamu para tamu-tamu dengan peralatan mewah makan dan minum yang
terbuat dari emas asli tersebut, langsung dibuang di sendang pada detik itu
pula.
(5) Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar di Nusantara.sehingga itu
pun yang menjadi boomerang bagi Majapahit sendiri serta menghasilkan
musuh yang ingin menyerang dan merebutnya dengan cara pemberontakan
atau menyerang secara diam-diam pada malam hari.
(6) Senopati Gadjah Mada yang bernama “Ragha Dinata” mendapatkan tugas
dari patih untuk mengawal di luar tentang apa yang terjadi. Ternyata,
pemberontak menyerbu Kerajaan Majapahit yang malam itu, diawasi oleh
“Ragha Dinata”. Ragha Dinata sangat heran dengan pasukan yang berjaga
diluar tidak kembali ke kerajaan saat diminta untuk menghadap raja.
Kemudian dengan insiatif senopati Ragha Dinata mendatangi pos
prajuritnya, dan ternyata terjadi sebuah peperangan sengit antara prajuritnya
dengan kerajaan lain yang memberontak dan ingin menguasai Majapahit.
melihat hal itu, senopati Ragha Dinata menyampaikan apa yang dilihatnya
kepada Gadjah Mada.
(7) Gadjah Mada memperkuat pengawalan kerajaan terutama pada daerah luar.
Tetapi, raja pun masih khawatir dengan keadaan tersebut, dikarenakan
pemberontak bukan hanya dari satu kerajaan, tetapi banyak kerajaan yang
bersatu berlomba-lomba untuk menyerbu kerajaan Majapahit.
(8) Gadjah Mada membuat Seribu Sabdo dalam setiap langkahnya “ Wahai
para kacung-kacung kerajaan pemberontak, kalian tidak bisa menyerang
Majapahit di malam hari walaupun dengan ribuan prajurit yang kau
persiapkan dalama perang ini, yang terjadi kabut awan tebal akan
menyelimuti Majapahit dari segala bentuk peperangan dan menutupi
pandanganmu sehingga membuatmu terserat.” Sabdo yang dilontarkan
patih Gadjah Mada pun terbukti membuat para prajurit kerajaan
pemberontak tersesat dan tidak dapat kembali ke kerajaan mereka.
(9) Para prajurit tidak bisa menemukan keberadaan Kerajaan Majapahit dalam
Malam Hari. sebagai Ilustrasi “ Bukankah kita berada pada dataran
rendah? Mengapa ada kabut tebal dalam wilayah Majapahit dan
menyesatkan kita” akhirnya mereka memutuskan untuk mencari jalan
pulang dan tidak jadi menyerang kerajaan Majapahit.
(10) Gadjah Mada sangat luar biasa, bisa dilihat bahwa sabdanya mengenai
kabut abadi yang tebal sampai sekarang masing bisa dilihat pada zaman ini.
Selain menutupi pandangan prajurit kerajaan lain yang ingin menyerang
Majapahit. kabut ini juga melindungi atau menyamarkan penglihatan
masyarakat sekitar tentang harta emas yang dimiliki kerajaan Majapahit
yang dipendam ataupun yang dilemparkan di sendang itu.

Analisis Struktural dan Penafsiran Mitos Kabut Abadi Trowulan


Berdasarkan Teori Levis Straus.
Sebagai langkah awal analisis, kisah ini perlu di potong dalam beberapa
episode yang masing-masing berisi suatu deskripsi tentang suatu hal yang memiliki
tema tertentu. Makna masing-masing episode, seperti akan kita lihat nanti
tergantung keseluruhan isi teks. Oleh karena itu kita tidak dapat menafsirkan suatu
episode hanya dengan mengacunya pada sesuatu yang ada di luar ceritanya tanpa
memperhatikan posisi episode itu sendiri dalam keseluruhan metem
Setelah membaca Mitos Kabut Abadi Trowulan diatas, kita dapat menemukan
beberapa episode didalamnya antara lain :

Episode I (alenia 1 dan 2) mengisahkan Trowulan dan Mitos kabut abadi yang
berkembang.
Trowulan merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur dan terletak di bagian barat Kabupaten Mojokerto dan
berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jombang. Trowulan merupakan sebuah
tempat yang terkenal dengan peninggalan Kerajaan Mapahit yang sampai sekarang
masih santer terdengar di Jawa Timur. Trowulan dahulu adalah ibu kota Majapahit,
karena hal tersebutlah banyak peninggalan candi dan segala mitos yang
berkembang di Towulan. Dan menjadi Kerajaan yang sangat disegani oleh kerajaan
lain. Salah satu mitos yang berkembang di Kecamatan Trowulan itu mengenai
Mitos Kabut Abadi . Kabut abadi yang berada di Trowulan ini terlihat pada pagi
hari sampai malam hari. padahal kebanyakan biasanya kabut akan hilang ketika
matahari terbit. Pada malam hari kabut ini malah bertembah tebal. Konon cerita
kabut ini merupakan salah satu strategi yang di digunakan patih Gadjah Mada untuk
menyembunyikan Kerajaan Majapahit dari serangan musuh.
Cerita tersebut memperlihatkan adanya oposisi berpasangan. Menurut Levi
Straus(Ahimsa_Putra,2012:124) membagi oposisi menjadi 6 sekama yaitu, skema
geografis, skema kosmologis, skema integrasi, skema sosiologis, skema tekno-
ekonomi, dan skema integrasi global.

Episode II ( alenia 3-4) mengisahkan Patih Gadjah Mada (PGM) sebagai


kekuatan terbesar Kerajaan Majapahit, Sendang serta barang-barang emas
Kerajaan Majapahit yang masih misteri.
Pemimpin Kerajaan Majapahit yaitu Patih Gadjah Mada merupakan kekuatan
terbesar yang dikenal di Kerajaan Majapahit sehingga ketenarannya pun sampai
tersebar sampai kerajaan lain. Begitu terkenalnya Patih Gadjah Mada sehingga
banyak kerajaan lain ingin melawannya. Selain memiliki patih yang sangat perkasa,
Kerajaan Majapahit juga mempunyai sendang atau kolam sebagi tempat perjamuan
tamu dari kerajaan lain yang berkunjung ke Kerajaan Majapahit. Kerajaan lain di
jamu dengan benda- benda dan peralatan makan dan minum dari emas asli dan
langsung dibuang di sendang detik itu pula setelah menjamunya. Dan benda-benda
yang terbuat dari emas tersebut sekarang masih misteri.

Episode III (alenia 5-6) mengisahkan Kerajaan Majapahit sebagai Kerajaan


terbesar Nusantara mendapatkankan banyak musuh dan pemberontak
sehingga Senopati Ragha Dinata (RD) Mengawal kerajaan dari arah luar.
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar di Nusantara, sehingga
menjadi boomerang bagi Majapahit dan menghasilkan banyak musuh yang ingin
menyerang dan merebutnya dengan cara melakukan pemberontakan yang
menyerang secara diam-diam pada waktu malam hari. Senopati Ragha Dinata
mendapatkan tugas untuk mengawal pertahanan kerajaan dari luar, ternyata
pemberontak sedang menyerbu majapahit, Ragha Dinata saat itu tidak mengetahui
apapun dan heran mengapa prajuritnya tidak kembali saat diperintah menghadap
raja. Ternyata prajuritnya sedang berperang sengit atara prajurit lain yang
memberontak dan ingin menguasai Majapahit. melihat hal itu, inisiatif Ragha
Dinata pun muncul dan langsung menyampaikannya kepada Patih Gadjah Mada.

Episode IV (alenia 7-8) mengisahkan Patih Gadjah Mada (PGM)


memperketat pertahanan Kerajaan Majapahit Dari arah luar karena banyak
yang memberontak, dan Patih Gadjah Mada (PGM) membuat Seribu Sabdo.
Patih Gadjah Mada memperketat pengawalan Kerajaan Majapahit dari arah
luar, walaupun sudah di perketat pertahanan dari arah luar raja masih khawatir
dengan keadaan tersebut karenea pemberontak bukan hanya satu tetap banyak
kerajaan yang berlomba-lomba menyerbu Kerajaan Majapahit. dengan hal itu pula,
akhirnya patih Gadjah Mada mengeluarkan Sabdo yang diberi nama seribu sabdo
dalam setiap langkahnya “Wahai para Kacung-kacung kerajaan pemberontak,
kalian tidak bisa menyaerang Majapahit di Malam hari walaupun dengan ribuan
prajurit yang kau persiapkan dalam perang ini, yang terjadi kabut awan tebal akan
menyelimuti Majapahit dari segala bentuk peperangan dan menutupi
pandanganmu sehingga membuatmu tersesat”. Ternyata sabdo yang dibuat oleh
Episode V (alenia 9-10) mengisahkan Prajurit menyerah dan tidak jadi
menyerang Kerajaan Majapahit, karena kerajaan dilindungi kabut seribu
sabdo Patih Gadjah Mada yang sudah terbukti.
Prajurit tidak bisa menemukan keberadaan Kerajaan Majapahit dalam malam
hari. sebagai ilustrasi salah satu prajurit mengatakan:“ Bukankah kita berada pada
dataran rendah ? mengapa ada kabut tebal dalam wilayah Majapahit dan
menyesatkan kita”. dan akhirnya mereka memutuskan untuk mencari jalan pulang
dan tidak jadi menyerang kerajaan Majapahit. Sedangkan hal tersebut dikarenakan
kekuatan Gadjah Mada yang sangat luar biasa, dilihat dari sabdonya mengenai
kabut abadi bisa menutupi pndangan prajurit yang lain yang ingin menyerang
kerajaan Majapahit. bukan hanya itu, kekuatan kabut ini juga menyamarkan
penglihatan masyarakat mengenai harta emas yang dimiliki oleh kerajaan
Majapahit yang pernah dilemparkan di sendang itu.
Dari penjelasan di atas tampak jelas bahwa cerithem-cerithem dalam Eps I dengan
Eps III, serta Eps III dgn Eps I mempunyai inversi. Untuk memudahkan hal kita
untuk memahami hal ini maka di bawah ini akan di jelaskan skema-skemanya
Eps I :
Kerajaan Majapahit (KM) merupakan Kerajaan santer yang cukup terkenal di
Jawa Timur, dan menjadi kerajaan paling di segani oleh kerajaan lainnya
Eps III:
Kerajaan Majapahit (KM) menghasilkan banyak musuh, banyak kerajaan lain
yang memberontak
Eps III:
Prajurit pemberontak (PP) dari kerajaan lain memberontak dan ingin menguasai
Majapahit
Eps IV:
Prajurit pemberontak (PP) memutuskan untuk mencari jalan pulang dan tidak
jadi menyerang kerajaan Majapahit

Wujud Konflik Sosial

Pada masyarakat trowulan, Mojokerto Jawa Timur mereka masih menganggap


bahwa mitos kabut abadi Trowulan itu benar-benar ada sampai sekarang. Meskipun
jika dilihat setiap pagi bila ada udara dingin setelah malam hujan, pasti besok pagi
hari akan ada kabut atau embun. Dari latar belakang cerita dari Kabut Abadi
Trowulan yakni dari sabda Patih Gadjah Madha yang ingin melindungi kerajaan
Majapahit dari serangan mussuh inilah yang kemudian menjadi konfik bagi
kerajaan Majapahit sendiri yakni dengan semakin menjadikan penasaran musuh
dengan kehebatan yang du miliki Kerajaan Majapahit terutama pada Patih Gadjah
Madha. Selain itu juga Kerajaan Majapahit memounyai wilayah kekuasaan terbesar
du Nusantara sehingga menjadi salh satu Kerajaan paling di segani dan di takuti
oleh mush-musuhnya. Bisa dilihat dari semua peninggalan majapahit termasuk
peninggalan candi-candinya yang ada di daerah trowulan semua memiliki
bangunana candi merah lebar yang kuat dengan proses penataandan penggesekan
batu tidak mudah sehingga tercipata bangunan candi yang kokoh dan kuat berdiri
selama ratusan tahun. Bukan hanya itu terdapat kolam segaran yang di duga
merupakan hasil buangan emas-emas dari peralatan makan atau jamuan tamu
kerajaan Majapahit yang dibuang di kolam tersebut. Konflik sosial yang terjadi
pada Kerajaan Mojopahit ini juga banyak terjadi sosial masyarakat yang sekarang.
Misalnya saja jika ada seseorang yang sangat kaya raya di sebuah kota, pasti banyak
dari mereka (maling) yang ingin mencuri harta-harta milik orang kaya.
Penegasan Nilai dan Fungsi Nilai yang Terkandung Dalam Mitos Kabut
Abadi Trowulan
Nilai merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran
sebagian masyarakat tentang apa yang yang mereka anggap bernilai, berharga, dan
penting dalam hidupnya yang dapat dijadikan sebagai pedoman dan memberi arah
kepada kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat,1990:90). Nilai budaya
diharapkan menjadi nilai yang memberi sumbangan positif terhadap perkembangan
watak dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Nilai pada Mitos Kabut Abadi Trowulan.

1. Nilai Keberanian dan Keteguhan


Dalam Mitos Kabut Abadi Trowulan yang menceritakan seorang tokoh
bernama Patih Gadjah Mada yang memiliki keberanian dan keteguhan dalam
menghadapi berbagai persoalan yaitu para pemberontak dari kerajaan lainnya yang
ingin menyerang kerajaan Majapahit pada malam hari. Gadjah Mada pada saat itu,
memperketat pengawalan kerajaan pada daerah luar pada saat kerajaan majapahit
diserang oleh pemberontak. Dengan keberanian dan keteguhannya patih Gadjah
Mada mengeluarkan Seribu Sabdonya dalam Langkahnya “ Wahai para Kacung-
kacung kerajaan pemberontak, kalian tidak bisa menyaerang Majapahit di Malam
hari walaupun dengan ribuan prajurit yang kau persiapkan dalam perang ini,
yang terjadi kabut awan tebal akan menyelimuti Majapahit dari segala bentuk
peperangan dan menutupi pandanganmu sehingga membuatmu tersesat”.
Akhirnya dengan sabdo yang dilontarkan patih Gadjah Mada terbukti membuat
prajurit tersesat dan tidak dapat kembali ke kerajaan mereka.
Dengan hal itu pula, prajurit tidak bisa menemukan kerajaan Majapahit
dalam Malam hari.Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari jalan pulang dan
tidak jadi menyerang kerajaan Majapahit. Sabdo patih Gadjah Mada sangat luar
biasa dan terbukti sampai sekarang. Selain bisa menutupi pandangan para prajurit
yang ingin menyerang kerajaan Majapahit kabut ini juga menyamarkan penglihatan
masyarakat mengenai harta emas yang dimiliki oleh kerajaan Majapahit yang
dipendam ataupun yang dilemparkan di sendang itu.
Dalam mitos tersebut mengandung nilai keberanian dan keteguhan hati
patih Gadjah Mada dalam menghadapi pemberontak atau musuh dari banyak
kerajaan yang ingin menyerang kerjaan Majapahit pada waktu malam hari.
Sehingga berkat keberanian dan keteguhan hati patih Gadjah Mada sampai
sekarang sabdonya mengenai kabut abadi trowulan masih ada dan dipercaya oleh
masyarakat sekitar. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai contoh atau teladan bagi
mahasiswa , supaya mempunyai keberanian dalam berpendapat dan berani dalam
menghadapi setiap masalah yang ada serta mempunyai keteguhan hati yang mantap
atas apa yang sudah dipih dan dijalaninya, sehingga kemampuannya dapat
diapresiasi oleh orang lain.

Fungsi Mitos Kabut Abadi Trowulan pada kehidupan masyarakat sehari-hari


Fungsi mitos kabut abadi trowulan akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Fungsi Pendidikan
. Dalam Mitos Kabut Abadi Trowulan mengandung nilai pendidikan kepada
masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya agar memiliki
keberanian dan keteguhan hati pada saat menghadapi suatu persoalan masalah.
Pada Mitos Kabut Abadi Trowulan Patih Gadjah Mada meskipun di serang oleh
pemberontak dari banyak kerajaan pada waktu malam hari, Patih Gadjah Mada
tidak gentar sedikitpun. Patih Gadjah Mada melakukan usaha untuk memperketat
pertahanan dari luar. Patih Gadjah Mada memiliki keberanian dan Keteguhan hati
dalam menghadapi penyerangan tersebut, meskipun raja Majapahit pada saat itu
merasa khawatir akan keadaan tersebut. Akhirnya, Patih Gadjah Mada
mengeluarkan Seribu Sabdonya.

Berdasarkan kutipan tersebut Patih Gadjah Mada mengeluarkan Sabdonya


untuk menyembunyikan kerajaan Majapahit dari serangan para pemberontak pada
malam hari. Akhirnya, sabdonya pun menjadi kenyataan dan terbukti bisa
menyembunyikan kerajaan Majapahit pada malam hari dan membuat para prajurit
pemberontak tersesat dan tidak bisa kembali ke kerajaan mereka.

Cerita mitos tersebut dapat dijadikan media pendidikan karakter


mahasiswa agar mempunyai sifat berani dan teguh pada setiap kehidupan dan
persoalan masalah. Jangan mudah untuk berputus asa walaupun banyak keadaan
masalah yang menimpa. Karena pada dasarnya hidup pastilah ada masalah, tapi
yang terpenting adalah bagaimana sikap mahasiswa dalam menghadapi persoalan
tersebut dengan berani dan teguh.

KESIMPULAN
Berdasarkan penyajian hasil analisis data pada bab terdahulu dapat
diuraikan kesimpulan yaitu, gadjah mada membuat seribu Sabdo dalam setiap
langkahnya “Wahai para kacung-kacung kerajaan pemberontak, kalian tidak bisa
menyerang majapahit di malam hari walaupun dengan ribuan prajurit yang kau
persiapkan dalam perang ini, yang terjadi kabut awan tebal akan menyelimuti
Majapahit dari segala bentuk peperangan dan manutupi pandanganmu sehingga
tersesat” sabdo yang dilontarkan patih Gajah Mada pun terbukti membuat para
prajurit kerajaan pemberontak tersesat dan tidak dapat kembali ke kerajaan
mereka. Berdasarkan kutipan tersebut Patih Gajah Mada mengeluarkan Sabdonya
untuk menyembunyikan kerajaan Majapahit dari serangan para pemberontak pada
malam hari. Dari hasil analisis menggunakan teori structural Levis Strauss juga
dapat ditemukannya nilai-nilai seperti nilai pendidikan serta fungsi yang dapat
dijadikan motivasi untuk masyarakat untuk bersikap berani dan teguh pada setiap
kehidupan dan persoalan masalah.

DAFTAR PUSTKA

Supratno, Haris dan Darni. 2004. Folklor Lisan Sebagai Media Pendidikan
Karakter Mahasiswa. Surabaya: Unesa University Press.
Supratno, Haris. 2004. Sosiologi Seni Folklor Setengah Lisan Sebagai
MediaPendidikan Karakter Mahasiswa. Surabaya: Unesa University
Press.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999).

Roibin, Agama dan Mitos: Dari Imajinasi Kreatif Menuju Realitas Yang Dinamis,
dalam, (Harakah Jurnal Budaya Islam, Vol. 9, No. 3, September-
December 2007).

Fransiskus Simon. 2006. Kebudayaan dan Waktu Senggang. Yogyakarta:


Jalasutra

Isnaini Rahmawati, Pemikiran Strukturalisme Levi-Strauss. Prodi BSA FAHUM


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Palembang: 2018.

Susanto, Dwi. 2012. Pengantar Teori Sastra. Yogyakarta: CAPS

Ahimsa-Putra, Shri, Heddy. 2012. Strukturalisme Levi-Strauss Mitos dan Karya


Sastra. Yogyakarta: Kepel Press
Thohir, Mudjahirin. 1994. “Fungsi Legenda Ki Joko Sungging bagi orang-orang
Jepara”. Semarang: Lembaran Sastra Universitas Diponegoro.

Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. 1, Jakarta: Kencana


Prenada Media Group, 2008.

Muhammad Arif Tiro, Penelitian: Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Makassar: Andira
Publisher, Cet. 1, 2009).

Lampiran
Mitos, Trowulan,, Jawa Timur Dewi Novita Sari, Perempuan, 40
Tahun, Guru Bahasa Indonesia,
Sarjana, Bahasa Jawa dan Indonesia.
Dsn. Berat Wetan, Ds. Ngepung, Kec.
Kemlagi, Kab. Mojokerto.

MITOS KABUT ABADI TROWULAN

Trowulan yaiku Kecamatan ana ini Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.


Panggonane iku kulon e Kabupaten Mojokerto lan batasan karo wilayah Kabupaten
Jombang. Trowulan tekenal karo peninggalan kerajaan Majapahit. Trowulan
kasebut Ibu Kota Majapahit, amarga iku akeh peninggalan Kerajaan Majapahit teko
candi lan sakabehane mitose. Salah sawijining mitos sing dipercaya masyarakat
Trowulan yaiku mitos kawut abadi Trowulan. Dijenengne kawut abadi amarga
biasane ketok kawit isuk, sore lan bengi. Umume kawut bakal ngilang pas surya
kaet muncul. Bedo karo kawut biasane, kawut ing Trowulan iki tambah bengi
tambah tebel. Konon ceritane kawut iki yaiku strategi sing digunakake patih Gadjah
Mada lan prajurit Majapahit kanggo nyengengetna kerajaan Majapahit tekan
serangan musuh. Biyen e wektu Majapahit dipimpin karo patih Gadjah Mada sing
dikenal amarga duwe kekuatan gedhe ing Majapahit. Mula iku ketenarane krungu
kerajaan liya, saking tenare patih Gadjah Mada akibate kerajaan liya kepingin
ngelawan kerajaan.
Sak liyane iku, kerajaan Majapahit nduwe sendang utawa kolam gawe
panggonan jamuan tamu yaiku para raja tekan kerajaan liya sing kepingin medayoh
ing kerajaan Majapahit. lan dijamu karo barang-barang sing apik teka emas asli
kayata peralatan mangan lan ngombe. Sakwise jamu para tamu saka kerjaan liya
gawe peralatan apik tekan emas kuwi langsung dibuwak nang sendang iku mau.
Tekan iku malah ngukuhna kerajaan Majapahit dadi kerajaan sing paling gedhe ing
nusantara. Mula saka iku, majapahit nduweni musuh akeh lan kepingin nyerang
kerajaan Majapahit gawe cara sengiden-sengiden pas wayah bengi. Senopati
Gadjah Madha sing jenenge Ragha Dinata duwe tugas teka patih Gadjah Mada
gawe jaga kerajaan Majapahit tekan njaba. Ragha Dinata heran amarga prajurit Sing
ditugasake njaga kerajaan Majapahit saka njaba gak mbalek-mbalek. Senopati
Ragha Dinata inisiatif metuki pos prajurit pas di delok para prajurit kerajaan
Majapahit perang karo prajurit kerajaan liya. Senopati Ragha Dinata langsung opo
sing didelok dikandakakae nang Gadjah Madha, patih Gadjah Madha nguatna
kerajaan Majapahit tekan njaba. Kajaba saka iku raja Majapahit was-was amarga
pemberontakan gak teka siji kerajaan tok, tapi teka akeh kerajaan. Saka iku, patih
Gadjah Madha gawe sewu sabda ing tiap langkahane. Sabda patih Gadjah Madha
unine “ wahai para kacung- kacung kerajaan liya kowe ora iso nyerang kerajaan
Majapahit pas bengi masio karo sewu prajurit, sing kedadean kawut tebel sing
bakal nylimuti kerajaan Majapahit tekan kabeh peperangan lan gawe langkah
prajurit liya kesesat. Sabda sing diomongake patih Gadjah Madha gawe prajurit
kerajaan liya supaya ora bisa nemokake kerajaan Majapahit akhire dadi nyata lan
nggawe prajurit kerajaan pemberontak kesesat lan ora bisa mbalek nang kerajaane.
Prajurit kerajaan liya ora iso ndelek i kerajaan Majapahit pas wayah bengi. Akhire
prajurit iku mutusna ndeleki dalan moleh lan gak sido nyerang kerajaan Majapahit.
Kajaba saka iku pancen Gadjah Mada Luar biasa , sabda kawut abadi
Gadjah Mada isok didelok sampek zaman sak iki, sak liyane nutupi pandangan
prajurit kerajaan liya sing kepingin nyerang kerajaan Majapahit, kawut iku bisa
ngelindungi lan nyamarake penglihatan masyarakat sekitar marang harta emas sing
diduweni kerajaan Majapahit ing njero sendang kuwi baik sing di pendem utawa
sing di uncalno nang sendang iku.

Ainun Hidayanti
Terjemahan
MITOS KABUT ABADI TROWULAN
Trowulan merupakan sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur dan terletak di bagian barat Kabupaten Mojokerto dan
berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jombang. Trowulan terkenal dengan
peninggalan Kerajaan Majapahit. Trowulan dulunya adalah Ibu Kota Majapahit
karena itulah banyak peninggalan Kerajaan Majapahit dari Candi dan segala
mitosnya.. Salah satu mitos yang berkembang di tengah masyarakat Trowulan
adalah Mitos mengenai kabut abadi Trowulan. Disebut kabut abadi karena kabut
tebal ini biasanya terlihat pada pagi, sore dan malam hari. Pada umumya kabut akan
menghilang ketika matahari terbit. Namun berbeda dengan kabut yang berada di
Trowulan ini terkadang bertambah tebal ketika malam hari. Konon ceritanya Kabut
ini merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh Patih Gajdah Mada untuk
menyembunyikan Kerajaan Majapahit dari serangan musuh.

Dahulu, ketika Majapahit dipimpin oleh seorang Patih bernama Patih


Gadjah Mada yang dikenal sebagai kekuatan terbesar Majapahit sehingga
ketenarannya pun tersebar sampai kerajaan lain Begitu tenarnya Patih Gadjah Mada
sehingga menggetarkan kerajaan lain ingin melawan Majapahit. Dalam Kerajaan
Majapahit terdapat sendang atau kolam sebagai tempat perjamuan tamu.Ketika
kerajaan- kerajaan dan para raja- raja lain ingin bertamu ke Majapahit,, mereka di
jamu dengan benda benda mewah yang terbuat dari emas asli seperti peralatan
makan dan minum. Sampai sekarang benda-benda dari emas yang dibuang
disendang juga masih misteri. Setelah menjamu para tamu- tamu dari Peralatan
mewah makan dan minum yang terbuat dari emas asli tersebut, langsung dibuang
di sendang pada detik itu pula. Dari hal itu semakin mengukuhkan bahwa kerajaan
Majapahit merupakan kerajaan terbesar di Nusantara. Sehingga itu pun yang
menjadi boomerang bagi Majapahit sendiri serta menghasilkan banyak musuh yang
ingin menyerang dan merebutnya dengan cara pemberontakan atau menyerang
secara diam- diam pada malam hariSenopati Gadjah Mada yang bernama “ Ragha
Dinata” mendapatkan tugas dari patih untuk mengawal di luar tentang apa yang
terjadi. Pemberontak menyerbu kerajaan Majapahit yang malam itu diawasi oleh
Ragha Dinata. Ragha Dinata sangat heran dengan pasukan yang berjaga diluar tidak
kembali ke kerajaan. saat diminta untuk menghadap raja. Kemudian dengan
inisiatif Senopati Ragha Dinata mendatangi pos prajuritnya, dan ternyata terjadi
sebuah peperangan sengit antara prajuritnya dengan kerajaan lain yang
memberontak dan ingin menguasai Majapahit. Melihat hal itu, Senopati Ragha
Dinata menyampaikan apa yang dilihatnya kepada Gadjah Mada.

Gadjah Mada Memperketat pengawalan Kerajaan terutama pada daerah luar..


Tetapi, Raja pun masih khawatir dengan keadaan tersebut, dikarenakan
pemberontak bukan hanya dari 1 kerajaan , tetapi banyak kerajaan yang bersatu
berlomba- lomba untuk menyerbu kerajaan Majapahit. Dengan hal itu pula, Gadjah
Mada membuat Seribu Sabdo dalam setiap Langkahnya “ Wahai para Kacung-
kacung kerajaan pemberontak, kalian tidak bisa menyeerang Majapahit di Malam
hari walaupun dengan ribuan prajurit yang kau persiapkan dalam perang ini,
yang terjadi kabut awan tebal akan menyelimuti Majapahit dari segala bentuk
peperangan dan menutupi pandanganmu sehingga membuatmu tersesat”.Sabdo
yang dilontarkan patih Gadjah Mada pun terbukti membuat para prajurit kerajaan
pemberontak tersesat dan tidak dapat kembali ke kerajaan mereka.
Bukan hanya itu mereka tidak bisa menemukan keberadaan kerajaan
Majapahit dalam Malam hari. Sebagai ilustrasi “ Bukankah kita berada pada
dataran rendah ? mengapa ada kabut tebal dalam wilayah Majapahit dan
menyesatkan kita” Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari jalan pulang dan
tidak jadi menyerang kerajaan Majapahit. Gadjah Mada sangat luar biasa, bisa
dillihat bahwa sabdonya mengenai kabut abadi yang tebal sampai sekarang masih
bisa dilihat pada zaman ini. Selain menutupi pandangan prajurit kerjaan lain yang
ingin menyerang Majapahit. Kabut ini juga melindungi atau menyamarkan
penglihatan masyarakat sekitar tentang harta emas yang dimiliki kerajaan
Majapahit yang dipendam ataupun yang dilemparkan di sendang itu.
Ainun Hidayanti

Anda mungkin juga menyukai