Oleh :
TRI WAHYUNI
NPM. 13104594
Oleh :
TRI WAHYUNI
NPM: 13104594
ii
iii
iii
iv
iv
v
ABSTRAK
Oleh:
Tri Wahyuni
v
vi
vi
vii
HALAMAN MOTTO
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak
menyukai yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A‟raf (7): 31)
vii
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan semangat terbesar dengan
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah
dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.
Penelitian skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Metro guna memperoleh gelar SE.
Dalam upaya penyelesaian Skripsi ini, peneliti telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor
IAIN Metro, Ibu Dr. Widhiya Ninsiana, M. Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, Ibu Rina Elmaza, S.H.I., M.S.I selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah, Bapak Dr. Suhairi, S.Ag., MH dan Ibu Elfa Murdiana, M. Hum selaku
pembimbing yang telah memberi bimbingan yang sangat berharga dalam
mengarahkan dan memberikan motivasi. Peneliti juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan sarana prasarana selama peneliti menempuh pendidikan. Rasa
sayang dan terimakasih peneliti haturkan kepada Ayah dan Ibunda tercinta yang
senantiasa mendo‟akan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan
pendidikan.
Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan lapang dada. Dan akhirnya semoga hasil penelitian yang telah
dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan agama
Islam.
Metro, Januari 2018
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. ii
Abstrak ............................................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
x
xi
KAHF
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 53
B. Saran ..................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanah, tenaga kerja dan kapital, kedalam produksi barang dan jasa untuk
ekonomi Islam berasal dari dua kata yaitu ekonomi dan Islam. Islam adalah
bahasa Arab yang terambil dari kata salima yang berarti selamat, damai,
tunduk pasrah, danberserah diri. Objek penyerahan diri ini adalah pencipta
alam semesta yaitu Allah SWT. Michael Mayer dalam bukunya Instruction
tindakan kita terhadap Tuhan, orang lain, dan terhadap diri kita sendiri. Dari
dua kata tersebut terbentuklah satu istilah baru yaitu ekonomi Islam.2
1
Toni Hartono, Mekanisme Ekonomi: Dalam Konteks Ekonomi Indonesia, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), h. 9
2
Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2008),
h. 2
3
Muhammad Abdul Manan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktik diterjemahkan oleh M.
Nastangin, dari judul asli Islamic Economy Theory and Practice, (Yogyakarta:PT Dana Bhakti
Prima Yasa, 1997) h. 19.
2
Islam juga tidak jauh berbeda dengan sistem ekonomi lainnya, yaitu produksi,
4
Muhammad Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), h.7
5
Hari Mukti, Ubah Pola Pikir Hedonisme, Materi ceramah yang diakses dari
www.antara.co.id/are/2007/9/27/hari-moekti-ubah-pola-pikir-hedonisme.
3
berkepanjangan.6
terpenuhi segala kebutuhan hidup. Jika tidak ada manusia yang bersedia
menjadi konsumen, dan jika daya beli masyarakat berkurang, karena sifat
kikir yang melampaui batas, maka cepat atau lambat, roda produksi niscaya
menjadi preferensi yang serasi antara individual dan sosial, serta termasuk
konteks inilah kita dapat berbicara tentang bentuk-bentuk konsumsi halal dan
6
Idri, Hadis Ekonomi, Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi, (Jakarta: Kencana, 2015),
h. 96
7
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Zainal Arifin
dan Dahlia Husin,dari judul asli Darul Qiyam wal Ahlaq Fil Iqtishadil Islami, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1997), h.138
8
Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen Dalam Prespektif Ilmu Ekonomi Islam,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 12
4
konsumsi sosial dan aspek- aspek normatif lainnya. Allah telah menjelaskan
168-169:
Artinya: Wahai manusia! makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan;
Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu
(168).Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji,
dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah (169).9
Islam dengan rasionalisme Islam, Konsep harta, dan skala waktu. Kahf
tidaklah dikutuk dalam Islam selama kegiatan tersebut tidak melibatkan hal-
Jika kita lihat yang terjadi saat ini adalah banyak masyarakat yang
9
QS. Al-Baqarah (2): 168-169
10
Monzer Kahf, Ekonomi Islam: Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam,
diterjemahkan oleh Machnun Husein, dari judul asli The Islamic Economy: Analitical of the
Functioning of the Islamic Economic System, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1995), h. 28.
5
Tuhan, dikutuk dalam Islam dan disebut dengan istilah israf (pemborosan)
hukum dalam hal seperti makanan, pakaian, tempat tinggal atau bahkan
sedekah.
untuk produk AC naik 332 persen, cable TV naik 600 persen, kamera naik
471 persen, sepeda motor naik 17.430 persen, mesin cuci piring naik 291
persen dan telepon naik 1.643 persen.11 Dengan kata lain, dalam sebuah
keluarga tidak cukup jika hanya memiliki satu TV, satu sepeda motor atau
tentang teori konsumsi yaitu Muhammad Abdul Mannan, Fahim Khan dan
pemberlakuan zakat atas harta berlebih dan sedekah. Sedangkan Fahim Khan
11
Kharies, Konsumerisme Menjebak Bangsa Indonesia ke dalam Kapitalisme, dalam
http://ardian.awardspace.info/detail.php?recordID=2
6
analisis lain, Monzer Kahf menekankan konsumsi terhadap tiga hal yaitu
rasionalisme Islam, konsep Islam tentang barang dan etika konsumsi dalam
dan etika etika konsumsi dalam Islam. Dengan demikian pendapat Monzer
konsumen saat ini yang konsumtif. Dengan bertitik tolak pada pemaparan
diatas, maka penulis sangat tertarik meneliti tentang “Teori Konsumsi dalam
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
konsumsi.
b. Manfaat Praktis
teori konsumsi.
D. Penelitian Relevan
yang sesuai etika konsumsi dalam ajaran Islam yang tidak melampaui
batas wajar.12
Monzer Kahf dalam Konsep Konsumsi Islam, yang diteliti oleh Irham
barang dalam Islam serta etika konsumsi Islam milik Kahf adalah
sama. Eksplorasi pemikiran kedua tokoh pada konteks ini secara tidak
12
Isyhar Malija Hakim, Analisis Komparatif Pemikiran Fahim Khan dan Monzer Kahf
tentang Perilaku Konsumen, (Semarang: Skripsi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015).
9
Islam.13
akan peneliti lakukan terletak pada fokus permasalahan yang akan diteliti,
13
Irham Fachreza Anas, Analisis Komparatif Pemikiran Muhammad Abdul Mannan dan
Monzer Kahf dalam Konsep Konsumsi Islam, (Jakarta: Skripsi Jurusan Muamalat Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008).
14
Zahidatul Amanah, Perilaku Konsumsi Islam Pemikiran Monzer Kahf (Studi Kasus di
Perumahan Taman Suko Asri Sidoarjo), (Surabaya: Skripsi Program Studi Ekonomi Syariah
Jurusan Syariah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, 2014).
10
E. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
b. Sifat Penelitian
15
Muhammad Nadzir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h. 62
16
Cholid Narbuki dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), h. 46
17
Husein Umar, Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2009), h. 22
11
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh.18 Sumber data ini bisa berupa orang, bisa benda yang berada
a. Bahan Primer
b. Bahan Sekunder
diangkat dalam penelitian ini, yaitu: buku, majalah, jurnal, artikel dan
lain sebagainya.
18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Renika Cipta, 2010), h. 172
19
Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Malang: UIN Maliki
Press, 2010), h. 335.
12
c. Bahan Tersier
teknik dokumentasi ialah biayanya relatif murah, waktu dan tenaga lebih
cenderung sudah lama, dan kalau ada yang salah cetak, maka peneliti ikut
dokumen tertulis yang berupa buku karya Monzer Kahf yang berjudul The
Machnun Husein.
20
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 32
21
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), h. 138
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Asdi
Mahasatya, 2006), h. 41
23.
S. Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 181.
13
analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih
menurut isinya, dan karena itu analisis macam ini disebut analisis isi
(content analysis).24
teknik analisis isi adalah hanya meneliti pesan yang tampak, sesuatu yang
24
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES,
1989), h. 263
25.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke Arah
Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 192-193.
14
dan bertitik tolak pengetahuan yang umum itu kita hendak menilai suatu
26
Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid 1, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,
1984),h. 40
BAB II
pendapatan.1
langsung dari Presiden Syria sebagai lulusan terbaik. Pada tahun 1967, Kahf
mencapai Diploma Tinggi dalam perencanaan sosial dan ekonomi dari PBB
Akuntan Publik yang bersertifikat di Suriah. Pada tahun 1975, Kahf meraih
pengetahuan yang kuat tentang Fiqh Islam dan studi Islam. Tidak diragukan
1
https://junartibakhtiar.wordpress.com/2015/02/16/monzer-khaf/ diunduh pada 5 April
2017
2
Ibid.
16
sangat baik sekali. Berikut ini adalah jenjang karir Kahf, antara lain:3
Pemerintahan Suriah.
di Universitas Utah.
Association.
Islam Amerika Utara dan Manajer Zakat Dana Nasional serta Koperasi
Jeddah, Arab Saudi. Beliau telah menunjukkan hasil kinerja yang yang
3
http://monzer.kahf.com/about.html yangdiunduh pada 22 Agustus 2017
17
keuangan
tahun 1980. Koperasi tersebut berada di Amerika Serikat dan Kanada. Selain
itu, Kahf juga konsultan Islam Perumahan Koperasi, Toronto, Kanada, dan
masyarakat Islam Amerika Utara serta masjid di Amerika Serikat dan Kanada
pada hal-hal „prosedur kerja awal‟ dan hukum Islam yang berkaitan dengan
4
Ibid.
18
Tenggara, serta Afrika untuk tujuan kuliah dan seminar, konferensi serta
hukum Islam keuangan dan peraturan ekonomi Islam dan perbankan, wakaf,
Jum‟at di Masjid-masjid dan pusat Islam. Beliau juga speaker dalam dua
program dari Islam Online. Net: Hidup Fatwa dan Hidup dialog dalam sesi
berikut:
5
Ibid.
6
Ibid.
19
1. Pada tahun 1978, Kahf menerbitkan buku tentang ekonomi Islam yang
the Islamic Economic System‟. Buku ini dianggap menjadi awal dari
ekonomi.
1992),
Indiana: 1996),
7
Ibid.
20
perbankan dan keuangan Islam, seperti Sukuk Islam dan Pasar Modal,
efek syariah, Penataan Produk Keuangan Islam, Leasing Islam, Takaful dan
Kahf juga menulis lebih dari 100 artikel dalam bahasa Inggris dan
Arab pada ekonomi Islam, keuangan public dan swasta Islam, perbankan
dunia modern.10
Kahf melihat agen ekonomi dalam suatu sistem ekonomi Islam tidak
dari sudut pandang afiliasi keagamaan, melainkan sebagai agen yang bersedia
menerima paradigma Islam atau „rules of the game‟. Seorang agen individual
menerima tata nilai dan noram ekonomi di dalam Islam yang berasal dari hal-
1. Dunia ini benar-benar dimiliki oleh Allah Swt. dan segala sesuatu
Nya. Hal ini antara lain memiliki implikasi dalam soal kepemilikan.
8
https://irham-anas.blogspot.co.id/2011/04/profil-monzer-kahf.html diunduh pada 19
April 2017
9
http://monzer.kahf.com/about.html
10
Ibid.
21
2. Tuhan adalah Maha Esa, dan oleh karenanya hanya ada satu saja hukum
yang harus diikuti, yakni syariah. Hal ini memiliki implikasi pada
3. Oleh karena dunia ini hanya sementara, dan hari kiamat sebagai hari
Horison waktu yang mencakup kehidupan sesudah mati tentu akan mencakup
11
Mohamed Aslam Haneef, Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer:Analisis Komparatif
Terpilih, yang diterjemahkan oleh Suherman Rosyidi dari judul asli Contemporary Muslim
Economic Thought: a Comparative Analisys, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 9
22
12
Ibid.
BAB III
A. Pengertian Konsumsi
perilaku konsumsi yang lebih longgar karena ukuran rasional adalah selama
1
Hari Mukti, Ubah Pola Pikir Hedonisme, Materi ceramah yang diakses dari
www.antara.co.id/are/2007/9/27/hari-moekti-ubah-pola-pikir-hedonisme.
24
konsumen.5
kebutuhan hidup. Ada barang yang langsung habis, ada yang berangsur habis.
kepuasan.6
2
Arif Pujiyono, “Teori Konsumsi Islam”, dalam Dinamika Pembangunan, () Vol.3 No. 2/
Desember 2006, h. 196.
3
Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Al-Fiqh Al-Iqtishadi Li Amiril Mukminin Umar Ibn Al-
Khaththab, yang diterjemahkan oleh Asmuni Solihan, (Jakarta: Khalifa, 2006), h. 135.
4
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam Implementasi Etika Islami untuk Dunia
Usaha, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 159.
5
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2008), Edisi.1-1, h. 728.
6
Suwito NS,”Pola Konsumsi dalam Islam dan Konsep Eco-Sufisme Muhammah Zuhri”,
dalam Ibda’ Jurnal Kebudayaan Islam, Vol. 9 No 1/Januari-Juni 2011, h. 73
25
hasil produksi baik berupa bahan pakaian, makanan, dan lain sebagainya.
yang moderat, tidak berlebihan tidak juga keterlaluan, lebih lanjut Al-Qur‟an
tetapi didasarkan atas berapa besar nilai ibadah yang didapatkan dari apa yang
dilakukannya.8
yang baik itu sendiri dianggap sebagai kebaikan dalam Islam. Sebab
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-9, h. 521.
8
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ekonisia,
2004), h.169.
26
Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
mereka.9
material yang luar biasa sekarang ini, untuk mengurangi energi manusia
ekonomi masyarakat.
9
QS. Al-Baqarah (2): 3
10
Eko Supriyanto, Ekonomi Islam, Pendekatan Ekonomi Makro Islam Dan Konvensional,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), Cet-1, h.92.
27
baik yang telah disediakan Allah, yaitu bumi lengkap dengan isinya, dan
kiranya manusia tidak mengikuti kerajaan dan jejak syaitan yang selalu
kesesatan.12
terdistribusi secara adil. Salah satu upaya untuk menjamin keadilan distribusi
11
QS. Al-Baqarah (2): 168
12
Yusuf al-Qardhawi, Halal Dan Haram Dalam Islam, yang diterjemahkan oleh
Mu‟Ammal Hamidy, dari judul asli(Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1995). Cet-1, h. 52.
13
Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islami, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), Cet-
3, h. 364.
28
karena tiada kehidupan bagi manusia tanpa konsumsi. Oleh sebab itu,
untuk mengkonsumsi pada tingkat yang layak bagi dirinya, keluarganya dan
ibadah secara mutlak dengan tujuan ibadah, telah dilarang dan diperintahkan
mencuri atau merampok. Tapi dalam kondisi darurat dan dikhawatirkan bisa
sesuatau yang haram dengan syarat sampai masa darurat itu hilang, tidak
14
Arif Pujiyono, “Teori Konsumsi Islami” dalam Dinamika Pembangunan Vol. 3 No.2/
Desember 2006, h. 198
29
kepada Allah akan menjadikan konsumsi itu bemilai ibadah yang dengannya
adalah raja menjadi arah bahwa aktifitas ekonomi khususnya produksi untuk
dalam firman-Nya:
15
Ibid.
16
QS. Muhammad (47): 2
30
mudharat baik bagi dirinya maupun orang lain. Adapun kaidah/ prinsip dasar
apakah merupakan sesuatu yang halal atau haram baik ditinjau dari
17
Arif Pujiyono, “Teori Konsumsi”, h. 199
31
kualitas hidup yang lebih baik, misalnya konsumsi madu, susu dan
sebagainya.
membutuhkan.
merasakan sakitnya.
32
merokok.
hamburkan harta.18
konsumsi dalam tiga bagian yaitu konsumsi individu, konsumsi atas sosial
18
Ibid.
33
atas dasar Allah dan investasi intuk menyokong kehidupan masa datang.19
zakat dan sadaqah. Pendekatan ini ia sebut sebagai fungsi konsumsi dalam
pemikiran terhadap tiga tokoh muslim tersebut. Hal ini dikarenakan latar
19
Muhammad Abdul Manan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktik diterjemahkan oleh M.
Nastangin, dari judul asli Islamic Economy Theory and Practice, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti
Prima Yasa, 1997), h. 15
20
M. Fahim Khan, An Alternative Approach to Analysis of Consumer Behavior: Need for
Distinctive “Islamic” Theory, Journal of Islamic Bussiness and Management Vol. 3, No. 2, 2013,
h. 1.
34
tahun 1946. Beliau merupakan lulusan dari Universitas Punjab, Pakistan pada
tahun 1968 dalam bidang statistik, Serta memperoleh gelar M.A. pada tahun
1977 dan juga Ph.D dalam ilmu Ekonomi dari Universitas Boston, USA pada
tahun 1978.22
Beliau menerima gelar B.A. di bidang Bisnis dari Universitas Damaskus pada
sebagai lulusan terbaik. Pada tahun 1975, Kahf meraih gelar Ph.D untuk ilmu
City, Amerika Serikat. Selain itu, Kahf juga pernah mengikuti kuliah
Islamic Studies di Syria. Sejak tahun 1968, beliau telah menjadi akuntan
publik yang bersertifikat. Pada tahun 2005, Kahf menjadi seorang guru besar
21
https://irham-anas.blogspot.co.id/2011/04/profil-muhammad-abdul-manan.html diakses
pada 22 oktober 2017.
22
Isyhar Malija Hakim, Analisis Komparatif Pemikiran Fahim Khan dan Monzer Kahf
tentang Perilaku Konsumen, (Semarang: Skripsi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015).
35
ditempuh membuat pemikiran teori konsumsi ketiga tokoh ini sangat berbeda.
Meskipun terdapat beberapa persamaan, namun jika diteliti lebih jauh akan
terlihat perbedaan itu. Misalnya saja pada pemikiran Mannan, teori konsumsi
23
Monzer Kahf, Ekonomi Islam: Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam,
diterjemahkan oleh Machnun Husein, dari judul asli The Islamic Economy:Analitical ofthe
Functioning of the Islamic Economic System, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 15
BAB IV
mengaitkan dengan tiga unsur pokok yaitu rasionalisme Islam, konsep Islam
A. Rasionalisme Islam
mengakar kuat sejak masa neo klasik. Gagasan awal konsep ini sebenarnya
konsep ini dirujukkan dari ide Adam Smith. Menurut Bentham, tindakan
dasarnya konsumsi dibangun atas dua hal yaitu kebutuhan dan kegunaan atau
1
Monzer Kahf, Ekonomi Islam: Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam,
diterjemahkan oleh Machnun Husein, dari judul asli The Islamic Economy: Analitical of the
Fuctioning of the Islamic Economic System, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 15
2
Laila Imaroh, Rasionalitas dalam Ekonomi Syariah, http://Lhaelyimma-Makalah-
Rasionalitas-Dalam-Ekonomi-Syariah/24/22/2014.html yang diakses pada tanggal 11 Desember
2017.
3
Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 16
37
antara kebutuhan dan hasrat akan suatu barang sehingga kita lebih bijak
sadar. Jadi dalam perspektif ekonomi Islam pengertian rasional tidak selalu
ditafsirkan sebagai sesuatu yang berlandaskan pada nilai dan sikap moral.6
4
Jenita dan Rustam, “Konsep Konsumsi dan Perilaku Konsumsi dalam Islam” dalam
JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017, h. 76
5
Nur Chamid, Jejak-jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), 343.
6
Andi Bahri S, “Etika Konsumsi dalam Perspektif Ekonomi Islam” dalam Hunafa:
Jurnal Studia Islamika, Vol. 11, No. 2, Desember 2014, h. 350
7
Laila Imaroh, http://Lhaelyimma-Makalah-Rasionalitas-Dalam-Ekonomi-
Syariah/24/22/2014.html
38
pada barang A, barang B, dan barang C, maka orang tersebut akan memilih
memilih mana yang akan menjadi prioritas kebutuhan sehari-hari. Kasus yang
terjadi saat ini adalah banyak diantara muslim yang mengonsumsi barang
diminimalisir pemilikannya.
kebutuhan ini dipenuhi, maka semakin baik pulalah dia. Ini dimaksudkan
ketika kebutuhan dipenuhi dengan cara yang baik maka akan menjamin
8
Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 18
39
kedamaian jiwa, kepuasan dan rasa aman. Dengan demikian upaya untuk
untuk membeli barang-barang yang baik dan halal demi memenuhi keinginan
masyarakat.10
selain memenuhi kebutuhan kita juga dianjurkan untuk berbagi dengan orang
lain. Berbagi adalah salah satu perbuatan baik yang dipandang sebagai suatu
9
Ibid, h. 20
10
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid 2, diterjemahkan oleh Nastangin
Soeroyo, dari judul asli Economic Doctrines of Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995), h.
20
40
dan amal saleh serta harus selalu memanfaatkan waktu dan usahanya untuk
dirangkum dalam dua sabda Nabi Muhammad saw. Berikut ini: Suatu ketika
di antara kamu harta milik ahli warisnya lebih berharga daripada miliknya
lebih berharga dari milik ahli warisnya.” Kemudian Nabi bersabda “hartamu
adalah apa yang kamu pergunakan dan harta ahli warismu adalah yang tidak
kamu pergunakan.
Tidak ada sedikitpun di antara yang kami punyai (yakni harta dan
gunakan habis, yang kamu pakai dan kamu tanggalkan, dan yang kamu
11
Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 21
41
material yang luar biasa sekarang ini, untuk mengurangi energi manusia
mukmin bukanlah miliknya sendiri. Di dalam harta itu terdapat hak orang
lain, misalnya saja ahli waris. Harta kita yang sesungguhnya adalah harta
yang telah kita gunakan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi dan yang kita
12
Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 25
13
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional,
(Yogyakarta: Graha Ilmu,2005), h. 93
42
diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Penelaahan terhadap Al-
Qur‟an memberikan kepada kita konsep unik tentang berbagai produk dan
ideologik terhadap keduanya. Dalam hal ini dua macam istilah yang
inggris, Yusuf Ali secara bergantian mempergunakan lima macam frasa untuk
yang baik dan suci, barang-barang yang bersih dan suci, hal-hal yang baik
keindahan. Sebaliknya benda-benda yang buruk, tidak suci (najis) dan tidak
bernilai tidak dapat digunakan dan juga tidak dapat dianggap sebagai barang-
14
Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 25
15
Ibid.
43
Yusuf Ali kata ar-rizq digunakan untuk menunjukkan beberapa makna yaitu
makanan dari Tuhan, pemberian Tuhan, bekal dari Tuhan dan anugera-
anugerah dari langit. Semua makna ini menunjukkan konotasi bahwa Allah
makhluk.16
bukan barang dan juga tidak dapat dianggap sebagai milik atau aset umat
bahaya yang dominan. Syarat suatu barang (pangan atau barang) dikatakan
halal adalah: 1) tidak terdiri dari atau mengandung bagian atau benda
binatang yang dilarang dan binatang yang tidak disembelih sesuai ajaran
16
Ibid, h. 26
44
kepada umat manusia itu masih berhak mereka miliki walaupun mereka tidak
memperolehnya.17
Artinya:
261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
262. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, Kemudian
mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-
nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima),
mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.18
17
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga
Kontemporer, (Depok: Gramata Publishing, 2010), h. 311
18
QS. Al-Baqarah (2): 261-262
45
Ekonomi dan harta kekayaan (al-Mal) itu antara lain dengan jalan
yang serba halalan tayyiban, baik dalam hal produksi dan distribusi, maupun
Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
19
QS.al-Baqarah (2): 35
20
QS.Al-Baqarah (2): 168
46
harta kepunyaannya adalah mutlak miliknya. Tidak ada orang yang boleh
dikemukakan oleh orang kaya yang kikir karena tidak ada kesediaan
21
Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h.28
22
Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Mikro Syariah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2016), h. 85
23
QS. Yaasin (36): 47
47
baik dan halal dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan ketentuan tidak
keamanan dan kesejahteraan orang lain. Islam menutup semua jalan bagi
masyarakat yang tidak mengenal Tuhan, dikutuk dalam Islam dan disebut
untuk hal-hal yang melanggar hukum dalam hal seperti makanan, pakaian,
konsumsi dan penggunaan harta secara wajar dan berimbang, yakni pola yang
tingkat moderat (wajar) dianggap israf dan tidak disenangi Islam. 25 Hal ini
Artinya:
24
Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Mikro, h. 85
25
Monzer Kahf, Ekonomi Islam, h. 28
26
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Zainal Arifin
dan Dahlia Husin dari judul asli Darul Qiyam wal Ahlaq fil Iqtishadil Islami, (Jakarta: Gema
Insani Press,1997), h. 137
48
Menurut beliau larangan boros merupakan sifat yang hanya menuruti hawa
Hal ini juga dipertegas dalam firman Allah pada QS. Al-A‟raf (7):31
memakai pakaian yang indah dan malarang konsumsi suatu barang yang
27
QS. Al-Israa: 26-27
28
Amin Suma, Ekonomi dan Keuangan Islam, (Ciputat: Kholam Publishing, 2008), h 327
29
QS. Al-A‟raf (7): 31
30
Afzalur Rahman, Doktrim Ekonomi, h. 24
49
sedekah pada orang yang tepat, yaitu orang yang berakal sempurna dan sudah
dewasa.
prinsip kemurahan hati dan prinsip moralitas.31 Syarat pertama adalah prinsip
keadilan. Syarat ini mengandung arti ganda yang penting mengenai mencari
rezeki secara halal dan tidak dilarang hukum.dalam soal makanan dan
minuman, yang terlarang adalah darah, daging binatang yang telah mati
sendiri, daging babi, daging binatang yang ketika disembelih diserukan nama
selain Allah.32
Artinya:
173. Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia
tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada
dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.33
bagi tubuh sebab yang berbahaya bagi tubuh tentu berbahaya pula bagi jiwa.
31
Eko Suprayitno, Ekonomi Makro, h. 92
32
Ibid, h. 93
33
QS. Al-Baqarah (2): 173
50
terpaksa dan bagi orang yang pada suatu ketika tidak mempunyai makanan
untuk dimakan. Ia boleh makan makanan yang terlarang itu sekedar yang
makanan yang baik atau cocok dimakan, tidak kotor ataupun menjijikkan
sehingga merusak selera. Karena itu, tidak semua yang diperkenankan boleh
dimakan dan diminum dalam semua keadaan. Dari semua yang diperbolehkan
adalah prinsip kemurahan hati yang berarti dengan menaati perintah Islam
tidak ada bahaya ataupun dosa ketika kita memakan dan meminum makanan
adalah untuk kelangsungan hidup dan kesehatan yang lebih baik dengan
makan dan minuman langsung tapi dengan tujuan terakhirnya, yakni untuk
34
Eko Suprayitno, Ekonomi Makro, h. 93
35
Ibid, h. 94
51
perilaku israf dan tabzir seperti ini tidak dibenarkan dalam Islam. Seperti
umatnya, selama keduanya tidak melibatkan hal-hal yang tidak baik atau
manusia.
dengan rasionalisme Islam, konsep barang dalam Islam dan etika kosumsi
selektif untuk menentukan mana yang akan dibeli. Hal ini bertujuan untuk
saat ini masih bersikap tabzir dan israf. Karena masyarakat yang masih
menuruti hawa nafsu dalam memenuhi keinginan baik untuk diri sendiri
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kahf mengaitkan dengan tiga hal yaitu, pertama, Rasionalisme Islam yang
harta. Kedua, konsep Islam tentang barang. Dalam hal ini dua macam istilah
yang digunakan dalam Al-Qur‟an adalah at-tayyibat dan ar-rizq. Ketiga, etika
konsumsi dalam Islam yang meliputi halal dan baik, tidak israf atau tabzir.
saat ini masih bersikap tabzir dan israf. Karena masyarakat yang masih
menuruti hawa nafsu dalam memenuhi keinginan baik untuk diri sendiri
B. Saran
Abdul Aziz. Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008.
-------. Etika Bisnis Perspektif Islam Implementasi Etika Islami untuk Dunia
Usaha. Bandung: Alfabeta, 2013.
Amin Suma. Ekonomi dan Keuangan Islam. Ciputat: Kholam Publishing, 2008.
Andi Bahri S. “Etika Konsumsi dalam Perspektif Ekonomi Islam” dalam Hunafa:
Jurnal Studia Islamika, Vol. 11, No. 2, Desember 2014.
Buchari Alma. Dasar-Dasar Etika Bisnis Islami. Bandung: CV. Alfabeta, 2003.
Cet-3.
Euis Amalia. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga
Kontemporer. Depok: Gramata Publishing, 2010.
Husein Umar. Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2009.
Idri. Hadis Ekonomi, Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi. Jakarta: Kencana,
2015.
Isyhar Malija Hakim. Analisis Komparatif Pemikiran Fahim Khan dan Monzer
Kahf tentang Perilaku Konsumen. Semarang: Skripsi Jurusan Ekonomi
Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Walisongo, 2015.
Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi. Fikih Ekonomi Umar Bin al-Khattab, yang
diterjemahkan oleh Zamakh Sari dari judul asli Al-Fiqh Al-Iqtishadi Li
Amiril Mukminin Umar Ibn Al-Khaththab. Jakarta: Khalifa, 2006.
Jenita dan Rustam. “Konsep Konsumsi dan Perilaku Konsumsi dalam Islam”
dalam JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), Volume 2, Nomor 1,
Januari-Juni 2017.
Monzer Kahf. Ekonomi Islam: Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi
Islam, diterjemahkan oleh Machnun Husein, dari judul asli The Islamic
Economy: Analitical of the Fuctioning of the Islamic Economic System.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1995.
Muhammad Abdul Manan. Ekonomi Islam: Teori dan Praktik diterjemahkan oleh
Potan Arif Harahap, dari judul asli Islamic Economy. Jakarta: PT.
Intermasa, 1992.
Muhammad Muflih. Perilaku Konsumen Dalam Prespektif Ilmu Ekonomi Islam.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Mikro Syariah. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2016.
Yusuf al-Qardhawi. Halal Dan Haram Dalam Islam. Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1995. Cet-1
-------. Norma dan Etika Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Zainal Arifin dan
Dahlia Husin dari judul asli DarulQiyam wal ahlaq fil Iqtishadil Islami.
Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Hari Mukti, Ubah Pola Pikir Hedonisme, Materi ceramah yang diakses dari
www.antara.co.id/are/2007/9/27/hari-moekti-ubah-pola-pikir-hedonisme.
http://monzer.kahf.com/about.html yang diunduh pada 22 Agustus 2017
https://irham-anas.blogspot.co.id/2011/04/profil-muhammad-abdul-manan.html
diakses pada 22 oktober 2017.
1994, anak ketiga dari pasangan Bapak Joko Waluyo dan Ibu
Surati.
selesai pada tahun 2009, sedangkan pendidikan Menengah Atas pada SMA Negeri
1 Waway Karya, dan selesai pada tahun 2012, kemudian melanjutkan pendidikan
di STAIN Jurai Siwo Metro yang kini telah beralih status menjadi IAIN Metro
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Syariah dimulai pada