PENDAHULUAN 2
BAB I Ketentuan Umum ...................................................................................... 3
BAB II Nama, Tujuan dan Tanggung Jawab ............................................... 4
BAB III Penempatan Dokter Baru dan Penempatan Ulang Dokter ................. 6
BAB IV Kategori Staf Medis........................................................................ 7
BAB V Kewenangan Klinis (Clinical Previledge) ........................................... 8
BAB VI Pembinaan ..................................................................................... 9
BAB VII Pengorganisasian Staf Medis dan Komite Medik ............................ 10
7.1 Susunan .................................................................................. 10
7.2 Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................ 12
7.3 Uraian Tugas ............................................................................ 13
BAB VIII Rapat ............................................................................................ 15
BAB IX Kerahasiaan dan Informasi Medis .................................................... 18
BAB X Pengawasan ..................................................................................... 23
BAB XI Ketentuan Perubahan ......................................................................... 24
BAB XII Penutup ......................................................................................... 25
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
LAMPIRAN 1 : Susunan Subkomite Komite Medik RS. BIOMEDIKA
I. PENDAHULUAN
Rumah Sakit Biomedika adalah Rumah Sakit Swasta yang terletak di kota
mataram.
Rumah Sakit Biomedika saat ini merupakan Rumah Sakit tipe ......yang dipimpin
oleh 1 (satu) Direktur dengan 2 (dua) Wakil Direktur yaitu Wakil Direktur Pelayanan
dan Wakil Direktur Administrasi & Keuangan.
Staf medis fungsional ( SMF ) Rumah Sakit Biomedika adalah dokter umum,
dokter spesialis, dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis yang bekerja di RS.
Biomedika.
Staf medis fungsional Rumah Sakit Biomedika dikelompokkan berdasarkan
spesialisasinya / keahliannya dan atau penggabungan tenaga dokter spesialis
dengan spesialis yang berbeda oleh karena jumlah dokter spesialis yang terbatas.
BAB I
Pedoman Internal Staf Medis (Medial Staff By Laws) 2
KETENTUAN UMUM
1. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff by Laws) RS. Biomedika adalah
Anggaran Dasar / konstitusi tertinggi di Rumah Sakit yang disusun atas persetujuan
bersama oleh Komite Medik RS. Biomedika sebagai pedoman bagi Staf Medis
Fungsional untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
2. Komite Medik RS. Biomedika adalah Kelompok profesional medis non struktural
yang terdiri dari Ketua kelompok Staf Medis Fungsional.
3. Subkomite adalah Kelompok kerja di bawah Komite Medik yang dibentuk untuk
membantu Komite Medik dalam melaksanakan tugas khusus yang beranggotakan
staf medis dan tenaga profesional lainnya.
4. Panitia adalah kelompok kerja yang spesifik yang dibentuk Komite Medik
untuk membantu kerja Subkomite dengan anggota staf medis, tenaga profesional
dan tenaga lainnya yang diperlukan.
BAB II
2.1 NAMA
Rumah Sakit Biomedika merupakan Rumah Sakit kelas ......yang
beralamatkan di jalan Bung Karno no. 143 Pagutan, Kota Mataram
Organisasi kelompok staf medis di Rumah Sakit adalah Komite Medik
RS. Biomedika.
2.2 TUJUAN
a. Umum
Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit Biomedika merupakan pedoman
bagi SMF dalam melakukan peningkatan mutu pelayanan medis di Rumah
Sakit.
b. Khusus
1) Terciptanya tanggung jawab staf medis terhadap mutu pelayanan medis
dengan disertai peningkatan mutu tenaga medis di Rumah Sakit Biomedika
2) Tercapainya kerjasama yang baik di antara staf medis, staf medis dengan
Direksi dan atau manajemen Rumah Sakit serta staf medis dengan Dewan
Pengawas.
BAB III
PENEMPATAN DOKTER BARU DAN ATAU PENEMPATAN ULANG DOKTER
Staf Medis Fungsional ( SMF ) Rumah Sakit Biomedika terdiri dari : dokter
umum, dokter spesialis, dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis
1. Dokter umum / dokter gigi umum tetap adalah dokter / dokter gigi yang
bekerja di Rumah Sakit Biomedika dengan Surat Keputusan penempatan dari
Direktur Rumah Sakit Biomedika.
2. Dokter umum / dokter gigi umum paruh waktu adalah dokter / dokter gigi
yang bekerja sebagian waktu kerjanya di Rumah Sakit Biomedika karena
merangkap tugas di lain tempat kerja dengan Surat Keputusan penempatan dari
Direktur Rumah Sakit Biomedika.
3. Dokter spesialis adalah dokter spesialis / subspesialis yang bekerja di Rumah
Sakit Biomedika dengan Surat Keputusan penempatan dari Direktur Rumah
Sakit Biomedika.
4. Dokter tamu adalah dokter yang bekerja di Rumah Sakit Biomedika dengan
surat keputusan Direktur melalui Ikatan Kerja sama dokter dan Rumah Sakit
5. Dokter Residen adalah dokter umum yang sedang menuntut ilmu spesialisasi
profesi dokter ( Program Pendidikan Dokter Spesialis I ) yang bekerja atas kerja
sama antara Fakultas Kedokteran dengan Direktur Rumah Sakit Biomedika.
Kewenangan klinis adalah tindakan yang dilakukan staf medis kepada penderita sesuai
dengan profesi dan kompetensinya.
Prosedur dan konsultasi diantara SMF dilingkungan Rumah Sakit diatur dalam standar
operasional tersendiri.
3 Sumber laporan adanya dugaan pelanggaran dapat berasal dari keluhan penderita
langsung ke direktur dan atau staf medis, temuan staf medis, farmasi, satuan
pengawas intern / SPI Rumah Sakit maupun tuntutan-tuntutan penderita dan atau
keluarga melalui jalur hukum
4 Klarifikasi, penyelidikan dan telaah akan dilakukan oleh Subkomite yang terkait
dibawah komando Ketua Subkomite Etik & Medikolegal dalam waktu tertentu
5 Hasil kerja Subkomite akan ditindak lanjuti dalam rapat pleno Komite Medik dan
keputusan rapat dilaporkan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur Rumah
Sakit
6 Keputusan rapat Komite Medik merupakan tindakan korektif terhadap staf medis
yang dapat berupa peringatan lisan, tertulis ataupun usulan pencabutan sebagai
anggota staf medis Rumah Sakit tanpa melalui gradasi tindakan korektif
Komite Medik Rumah Sakit Biomedika merupakan komite dengan klasifikasi Rumah
Sakit kelas.......
7.1 Susunan
Keanggotaan Komite Medik terdiri dari Ketua kelompok Staf Medis Fungsional
( SMF ) atau yang mewakili.
Adapun struktur organisasi Komite Medik terdiri dari ;
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota ( Ketua SMF )
DIREKTUR
Wakil Ketua
Bendahara Sekretaris
Keterangan :
: jalur komando
: jalur koordinasi
Kerahasiaan dan informasi medis penderita merupakan kewajiban staf medis untuk
selalu memegang teguh yang akan dijabarkan dalam kebijakan medis yang berisi
tentang hak dan kewajiban penderita, dokter / dokter gigi dan Rumah Sakit.
9.3 PENDERITA
A. Hak Penderita
1) Penderita berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2) Penderita berhak memperoleh informasi yang berkaitan dengan
penyakit yang dideritanya meliputi ; prosedur pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan akibatnya serta penyulitnya dan prognosanya sesuai standar
pelayanan Rumah Sakit.
3) Penderita berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu
sesuai dengan standar profesi kedokteran, kedokteran gigi tanpa adanya
diskriminasi
4) Penderita berhak memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil dan
jujur
5) Penderita berhak memilih kelas perawatan dan dokter sesuai
keinginannya dengan mengacu pada peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit
6) Penderita berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan
standar profesi keperawatan
B. Kewajiban Penderita
1) Penderita dan keluarga berkewajinan untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib Rumah Sakit
2) Penderita dan keluarga berkewajiban untuk mematuhi segala
instruksi dokter dan perawat dalam kaitan penanganan penyakitnya.
BAB X
PENGAWASAN
Merupakan kewajiban dari seluruh staf medis untuk menjalankan dan mematuhi
peraturan internal medis ini berikut kebijakan komite medik yang tertuang dalam
prosedur tetap dalam rangka menjalankan pelayanan medik di Rumah Sakit Umum
Daerah Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang
PROSEDUR TETAP
TATA CARA PEMBENTUKAN KOMITE MEDIK
RSUD ”KANJURUHAN” KEPANJEN KABUPATEN MALANG
I. PENDAHULUAN
Komite Medik adalah organisasi fungsional non struktural yang bertugas untuk
membantu Direktur dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, pembinaan etika profesi
dan peningkatan mutu tenaga medis.
Untuk pembentukan Komite Medik diperlukan tata cara pembentukan yang
ditetapkan / disahkan oleh Direktur Rumah Sakit dalam bentuk prosedur tetap (Protap).
II. TUJUAN
Dengan adanya prosedur tetap maka akan didapatkan acuan resmi sebagai
pedoman baku dalam pelaksanaan pembentukan Komite Medik di RSUD Kanjuruhan
Kepanjen.
IV. BATASAN
1. Komite Medik :
Adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya terdiri dari Ketua/ wakil
kelompok Staf Medis Fungsional .
1. Susunan Keanggotaan.
Keanggotaan terdiri dari Ketua / wakil kelompok Staf Medis
Fungsional yang telah dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur
RSUD Kanjuruhan Kepanjen.
V. PENUTUP
Demikianlah Prosedur Tetap Tata Cara Pembentukan Komite Medik ini dibuat agar
dapat dipakai sebagai pedoman dan dipergunakan seperlunya.
---------------------------------------------
PROSEDUR TETAP
TATA TERTIB RAPAT KOMITE MEDIK
RSUD KANJURUHAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
Tercapainya penyelenggaraan rapat Komite Medik dengan hasil efektif dan efisien
melalui perencanaan rapat yang tertib dan baik.
1. Peraturan Bupati Malang nomor : 16, tahun 2007 tanggal 28 Juni 2007 tentang
Susunan Organisasi Rumah Sakit Daerah.
V. BATASAN
1. Komite Medik :
Adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya terdiri dari Ketua
/ wakil kelompok Staf Medis Fungsional dan Ketua Subkomite.
IV. PENUTUP
Demikian prosedur tetap tata tertib rapat Komite Medik untuk dapat
dipergunakan sebagai pedoman sebagaimana mestinya.
PROSEDUR TETAP
PENEMPATAN TENAGA FUNGSIONAL DI SMF
RSUD KANJURUHAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka peningkatan efektivitas, efisiensi dan produktivitas kinerja staf medik
fungsional RSUD Kanjuruhan Kepanjen untuk menghasilkan out come secara optimal
maka dipandang perlu untuk melakukan penambahan tenaga fungsional di masing-
masing SMF. Oleh karena itu perlu dibuat suatu prosedur tetap untuk penempatan
tenaga fungsional di SMF.
II.TUJUAN
Agar tercipta situasi kondusif maka diperlukan suatu prosedur yang dipakai
sebagai acuan dalam penempatan tenaga fungsional di SMF.
IV. BATASAN
1. Jalur SMF
SMF mengusulkan penambahan tenaga kepada Komite Medik melalui
Subkomite Kredensial.
Komite Medik membahas di dalam rapat pleno
Komite Medik melaporkan hasil rapat kepada Direktur dalam bentuk
rekomendasi untuk diterima / ditolak
VI. PENUTUP
----------------------------
PROSEDUR TETAP
TATA CARA PEMILIHAN KETUA STAF MEDIS FUNGSIONAL
Di RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN KABUPATEN MALANG
BAB I
RAPAT STAF MEDIS FUNGSIONAL
Pasal 1
ketua staf medis dipilih melalui rapat intern SMF yang bersangkutan dengan melalui
mekanisme secara aklamasi/penunjukan atau bergiliran dengan masa kerja 4 tahun
dihitung saat dilantik menjadi anggota Komite Medik
Pasal 2
ketua staf medis dipilih melalui rapat SMF yang sah yaitu dihadiri sekurang-kurangnya
2/3 ( dua pertiga ) dari jumlah anggota SMF, apabila yang hadir masih kurang ditunda
30 menit jika setelah ditunda masih kurang maka rapat dianggap sah untuk memilih
ketua SMF
Pasal 3
Apabila di dalam kelompok staf medis terdapat lebih dari dua dokter maka penentuan
ketua kelompok staf medis fungsional dilakukan oleh Direksi setelah mendapat saran/masukan
dari komite medik.
BAB II
PENYAMPAIAN HASIL PEMILIHAN
Pasal 4
Hasil rapat SMF dalam memilih calon Ketua SMF dimuat dalam formulir berita acara
rapat SMF dan ditandatangani oleh peserta rapat
Pasal 5
Formulir berita acara rapat SMF dengan mencatumkan calon Ketua SMF dalam pasal 4
diserahkan kepada Subkomite Kredensial Komite Medik selambat-lambatnya 1 ( satu )
minggu sejak rapat SMF diselenggarakan
Pasal 6
Subkomite Kredensial membawa hasil tersebut pada pasal 6 ke dalam rapat pleno
Komite Medik
Pasal 7
Komite Medik membawa hasil rapat yang membahas calon ketua dari SMF kepada
Direktur untuk mendapatkan Surat Keputusan
BAB III
LAIN-LAIN
Pasal 8
Hal-hal yang belum diatur dalam prosedur ini akan diatur lebih lanjut dengan ketentuan
sendiri
Pasal 10
Prosedur tetap ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan oleh direktur dengan
ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.