A
KHUSUSNYA TN. A DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA GANGGUAN
PENGLIHATAN : KATARAK DI WILAYAH DI RT 06 RW 02
KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN KEMAYORAN
JAKARTA PUSAT TANGGAL 02 – 08 MEI 2017
Disusun Oleh :
NADIYAH INTAN TIARA DEWI
2014750027
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas wajib untuk
menyelesaikan program studi Diploma Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Allah S.W.T yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dengan rahmat dan
kasih sayangnya sehingga saya dapat mampu meyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
2. Bapak Dr.Muhammad Hadi , SKM.,M.Kep. selaku Dekan Falkutas ilmu
keperawatan UMJ.
3. Kepada Ns.Titin Sutini,M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Ka Prodi DIII keperawatan
FIK UMJ.
4. Kepada Bapak Drs. Dedi Muhdiana, Mkes selaku wali tingkat serta dosen
pembimbing yang selalu memberikan bantuan dan saran-saran yang berguna
dalam menyelesaikan Karya Tuis Ilmiah.
5. Dosen penguji Ns.Lily Herlinah,M.Kep.,Sp.Kep.Kom.
6. Kepada bapak/ibu Puskesmas serta kakak-kakak kelurahan Utan panjang dan
staff-staff yang telah memberikan doa-doa untuk menunjang karya tulis
ilmiah.
7. Kepada Bapak/Ibu Staf Program Studi DIII keperawatan FIK UMJ yang telah
memberikan bekal ilmunya selama penulis mengikuti proses perkuliahan.
8. Kepada kedua orang tua “M.jaelani saputra dan Dina sriandrijani “ yang amat
sangat saya cintai dan saya hormati yang telah memberikan moril, materil dan
selalu menjadi motivasi dan menjadi penyemangat kepada penulis.
9. Kepada adik saya Ilham syahir abdulaziz yang telah memberikan semangat
dan doa kepada penulis.
10. Tim karya tulis ilmiah keperawatan keluarga “Mariyatul qibtiyah, Nur
fatkhaturohmah, euis oktaviani putri, siti chalimah, Gina irfany mufidah,
Andini ulfiyah rahmat.
11. Terima kasih kepada “M.amir faysal” yang telah memberikan motivasi serta
do’a dan tidak pernah bosan mendengarkan keluh kesah dan selalu
mendampingi penulis dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini.
12. Sahabat-sahabatku tercinta Ranny dwi hardiyanti, Mariyatul qibtiyah, Nur
fatkhaturohmah, Asri nurul falah, aisyah rahmawati, isti dan Selly yang selalu
memberikan dukungan dari awal hingga tersusunnya karya tulis ini.
13. Kawan seperjuangan angkatan 32 program studi DIII keperawatan FIK UMJ
yang telah memberikan banyak kesan selama 3 tahun ini.SUKSES BUAT
KITA SEMUA !!!
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini terdapat beberapa kekurangan
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran
demi perbaikan karya tulis ilmiah ini.
(Penulis)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………..ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….v
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….…1
B. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………..4
1. Tujuan umum……………………………………………………………4
2. Tujuan khusus…………………………………………………………...4
C. Ruang lingkup……………………………………………………………….4
D. Metode penulisan……………………………………………………………4
E. Sistematika penulisan………………………………………………………..5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian keperawatan…………………………………………….81
B. Diagnosa keperawatan………………………………………………85
C. Perencanaan keperawatan…………………………………………...86
D. Pelaksanaan keperawatan…………………………………………...87
E. Evaluasi keperawatan……………………………………………….88
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………...89
B. SARAN……………………………………………………………...91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-
duanya. Biasanya kekeruhan lensa mengenai kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. (sidrata
ilyas.,2009).
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak biasanya terjadi pada usia
lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor
lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya. (Amin Huda
Nurarif.,2015)
Menurut hasil Riskesdas (2013) prevalensi katarak nasional adalah 5,5 % dengan
pravelensi tertinggi juga ditemukan di bali (11,0%), diikuti oleh DI Yogyakarta
(10,2%) dan Sulawesi selatan (9,4%). Pravelensi kekeruhan kornea terendah
dilaporkan papua barat (2,0%) diikuti DKI Jakarta (3,1%).
kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil akan
berwarna putih abu-abu. pada mata akan tampak kekeruhan lensa dalam
bermacam-macam bentuk dan tingkat. Kekeruhan ini juga dapat ditemukan
pada berbagai lokalisasi di lensa seperti kortek dan nukleus.
Peran keluarga terhadap penyakit katarak adalah dengan cara mengatur pola
makan klien, memberikan tempat yang nyaman kepada klien karena klien dapat
terjatuh dari tempat yang licin maka keluarga memfasilitasi dengan memberikan
penyangga untuk klien berpegangan. Sementara dampak katarak bagi keluarga
dapat melalui faktor keturunan atau aspek genetik, cacat bawaan sejak lahir,
serta trauma (kecelakaan).
A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum.
Setelah perawat melakukan asuhan keperawatan kepada klien selama 5
hari diharapkan penulis dapat memberikan gambaran dan pengalaman
yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan
dasar keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar kepada
keluarga khusunya Tn.A dengan katarak melalui pendekatan proses
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan/mendeskripsi hasil pengkajian kebutuhan dasar
klien dengan katarak.
b. Mampu menguraikan/mendeskripsikan masalah keperawatan
kebutuhan dasar klien dengan katarak.
c. Mampu menguraikan / mendeskripsikan rencana tindakan
keperawatan.
d. Mampu menguraikan / mendeskripsikan tindakan keperawatan
kebutuhan dasar klien dengan katarak.
B. Lingkup Masalah
Mengingat luasnya permasalahan gangguan penglihatan, khususnya
pada Tn.A dengan gangguan persepsi sensori : penglihatan di daerah
kelurahan utan panjang jalan Hjiung Rt.06 Rw.02.
C. Metode Penulisan
Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, penulis membatasi satu
kasus saja yaitu pada pasien katarak. Sedangkan cara mengumpulkan
data yang menulis data melalui:
a. Studi Litenatur
Dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan
penyakit untuk membandingkan teori dengan kasus yang ada.
b. Observasi
Yang melakukan pengamatan langsung kepada klien dengan
ganguan persepsi sensori : penglihatan.
c. Wawancara
Tanya jawab dengan pasien, keluarga pasien, tim kesehatan
lainya.
d. Dokumentasi
Dengan cara melihat dan mempelajari catatan medis dan Asuhan
keperawatan pasien sendiri.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini disuusun sistematika yang terdiri
dari 5 BAB yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN meliputi
Latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Menguraikan tentang konsep dasar katarak meliputi:
Pengertian, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis,
komplikasi, dan penatalaksanaan.
Konsep asuhan keperawatan keluarga meliputi:
Konsep keluarga meeliputi: pengertian, jenis/tipe keluarga,
struktur keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahap
perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga.
Konsep proses keperawatan keluarga meliputi:
(pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan).
BAB III : TINJAUAN KASUS
Merupakan laporan hasil asuhan keperawatan keluarga dengan
katarak yang meliputi pengkajian, diagnoa keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Menguraikan yang terjadi selama memberikan asuhan
keperawatan keluarga meliputi tahap, evaluasi, sekaligus
menganalisis masalah-masalah dan kesenjangan yang terjadi.
Kesenjangan kasus menguraikan tentang kegiatan-kegiatan yang
dilakukan selama melakukan asuhan keperawatan melalui
kegiatan observasi melakukan asuhan daan melakukan wawancara
guna keperuan pelaksana asuhan keperawatan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan dan saran
pada hasil pembahasan dan penyampaian saran-sran yang
diperlukan untuk memperbaikan asuhan keperawatan keluarga
dengan katarak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI KATARAK
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang di proyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab
umum kehilangan pandangan secara bertahap (springhouse Co). derajad
disabilitas yang ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan
densitas keburaman (Ns Indriana N. Istiqomah, S.Kep., 2012
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi
akibat kedua-duanya.dimana penglihataan seperti tertutup air terjun akibat
lensa yang keruh (Sidarta Ilyas., 2014).
B. KLASIFIKASI KATARAK
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1
tahun. bisanya kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan
lensa. katarak ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang menderita rubella, diabetes melitus, toksoplasmosis
hipoparatiroidisme, galaktosemia. tindakan pengobatan pada katarak
kongenital adalah operasi yang dilakukan bila refleks fundus tidak
tampak. Biasanya bila katarak bersifat total operasi dapat dilakukan pada
usia 2 bulan atau lebih muda bila telah dapat melakukan pembiusan.
2. Katarak juvenile katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang
mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan.
Katarak juvenile biasanya merupakan penyullit penyakit sistemik, ataupun
metabolik dan penyakit lainnya yang meliputi : katarak diabetik dan
galaktosemik (gula) katarak hipokalsemik (tetanik) katarak defisiensi gizi
katarak aminoasiduria penyakit wilson dan katarak yang berhubungan
dengan penyakit metabolik lain.
e. Katarak komplikata.
Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel
lensa oleh faktor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan
lensa. Katarak koplikata dapat terjadi akibat kelainan sistematik yang
akan mengenai kedua mata.
1) Katarak akibat kelainan sistematik
Penyakit sistematik akan mengenai kedua mata, seperti :
c) Katarak Sekunder
Pada tindakan bedah lensa dimana terjadi radang yang terakhir dengan
terbentuknya jaringan fibrosis sisa lensa yang tertinggal maka keadaan ini
disebut sebagai katarak sekunder. Tindakan bedah lensa yang dapat
menimbulkan katarak sekunder ada sisas disisio lentis, ekstraksi linier dan
ekstraksi lensa ekstra kapsulara, pada sekunder yang menghambat
masuknya sinar ke dalam, bola mata atau mengakibatkan turunnya tajam
pengelihatan, maka dilakukan disisio lentis sekunder (kapsulotomi) pada
katarak sekunder tersebut.
d) Katarak Traumatik
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma tumpul atau trauma tajam.
yang menembus kapsul anterior. Tindakan bedah pada katarak traumatik
dilakukan setelah mata tentang akibat trauma tersebut. Bila pecahnya
kapsul mengakibatkan gejala radang berat.
C. ETIOLOGI KATARAK
Katarak biasanyaa terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan.
Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok
atau bahan beracun lainnya. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata
penyakit metabolik (misalnya diabetes) obat-obat tertentu (misalnya
kortikosteroid).
Katarak kongenitas bisa disebabkan oleh Infeksi congenital, seperti
campak jerman yang berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti
galaktosemia. Adapun Faktor resiko terjadinya katarak kongenitas
meliputi :
4. Merokok.
Penggunaan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atropi
ujung- ujung saraf pengecap mengurangi persepsi rasa selain
itu pasien yang memiliki kebiasaan merokok dapat
mengakibatkan katarak karena pengaruh dari asap rokok yang
dapat merusak mata.
5. Perkerjaan
Pekerjaan dalam hal ini erat kaitanya dengan paparan sinar
matahari.sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari, akan
diserap oleh protein lensa dan kemudian akan menimbulkan
reaksi fotokimia sehingga terbentuk radikal bebas atau sposis
oksigen yang bersifat sangat reaktif. Reaksi tersebut akan
mempengaruhi struktur protein lensa ,selanjutnya
menyebabkan kekeruhan lensa yang disebut katarak.
D. PATOFISIOLOGI
Katarak
Serabut lensa
Pandangan <
Komlikasi Pandangan kabur yang tegang
jelas pada
glaukoma menjadi patah
malam hari
Membantu
Transmisi sinar
Resiko cidera ketakutan daerah keruh
terganggu
resiko infeksi menggantikan
serabut-serabut
Gangguan protein Menghambat
persepsi
jalan cahaya
sensorik :
Mata berair keretina
penglihatan
Pandangan
berkabut
Resiko terjatuh
E. MANISFESTASI KLINIS KATARAK
Katarak diagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya pasien
mengalami penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan
fungsional sampai derajat tertentu yang di akibatkan karena kehilangan
penglihatan. Temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti
mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tidak tampak dengan
oftalmoskop. Sehingga memiliki beberapa tanda yang meliputi :
1. penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur,
buram. Bayangan benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau
seperti asap.
2. Kesulitan melihat ketika malam hari.
3. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya
4. Bayangan cahaya yang ditangkap seperti sebuah lingkaran.
5. Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca
atau beraktifitas lainnya.
6. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa sudah
tidak nyaman
7. Warna cahaya memudar dan cenderung berubah warna saat melihat
misalnya cahaya putih yang ditangkap menjadi cahaya kuning.
8. Jika melihat dengan hanya dengan satu mata, bayangan benda atau
cahaya terlihat ganda.(Amin Huda Nurarif dan Hardi Kusuma., 2015).
F. KOMPLIKASI
Adapun umumnya komplikasi yang terjadi pada penderita katarak adalah
sebagai berikut :
1. Kehilangan penglihatan total
2. Penurunan cairan vitreus
3. Dehisens luka
4. Hivema
5. Glukoma yang menyumbat pupil
6. Ablasio retina
7. Infeksi
G. Pemeriksaan penunjang.
1. Pemeriksaan diagnostik.
Kartu mata snellen (tes ketajaman pengelihatan dan sentral
pengelihatan) kemungkinan terganggu dengan kerusakan kornea lensa
atau viterus atau penyakit sistem syaraf dan jalan optik.
a. Lapang pengelihatan : penurunan disebabkan oleh masa tumor pada
hipofisis otak atau gloukoma.
b. Pemeriksaan oftalmoskopi mengkaji struktur internal okuler mencatat
atrofi lempeng optik pendarahan retina dan pemeriksaan belahan
lampu dan memastikan diagnosa katarak.
c. GDS nilai normal70 – 120 mg/dl
d. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
e. A-scan ultrasound (echoography)
f. Hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat dignostik. Bila
dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan.
g. EKG kolesterol serum lipid.
H. Penatalaksanaan
1. Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat
progresivitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih
tetap dengan pembedahan. (Vaughan DG & arif,mansjoer)
2. Penatalaksanaan non bedah meliputi :
a. Terapi penyebab katarak
pengontrolan diabetes militus, menghentikan konsumsi obat-obatan
yang bersifat kataraktogenik seperti kortikosteroid, fenotsin, dan
miotik kuat menghindari iradiasi (inframerah atau sinar -x) dapat
memperlambat atau mencegah terjadinya proses kataraktogenesis.
b. Memperlambat progresifitas
Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipient dan
imatur.
1) Refraksi dapat berubah sangat cepat, sehingga harus dikoreksi.
2) Pengaturan pencahayaan, pasien dengan kekeruhan di bagian
perifer lensa (area pupil masih jernih) dapat diintruksikan
menggunakan pencahayaan yang terang. Berbeda dengan
kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya remang yang
ditempatkan disamping dan sedikit di belakang kepala pasien
akan memberikan hasil terbaik.
3) Penggunaan kacamata gelap: pada pasien kekeruhan lensa di
bagian sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik dan
nyaman apabila beraktifitas diluar ruangan.
4) Midriatil dilatasi pupil akan memberikan efek positif pada
lataral aksial dengan kekeruhan yang sedikit. Midriatil seperti
fenilefrin 5% atau tropikamid 1% dapat memberikan
penglihatan yang jelas.
5) Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipen
dan imatur , refraksi dapat berubah sangat cepat sehingga harus
dikoreksi. (Amin Huda Nurarif, 2015).
c. Konsep dasar kebutuhan keselamatan dan keamanan.
Teori konsep kebutuhan dasar manusia.
Menurut pendapat beberapa ahli.
1. Abraham maslow.
Manusia memiliki kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara
memuaskan melalui proses homosietas, baik fisiologis maupun
psikologis. Adapun kebutuhan adalah suatu hal yang sangat
penting, bermanfaat atau yang sangat diperlukan untuk menjaga
kehidupan itu sendiri yang meliputi :
Salah satunya kebutuhan keselamatan dan rasa aman (safety
security needs). Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang
dimaksud adalah aman dari berbagai aspek, baik fisiologis,
maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi
a. kebutuhan perlindungan dari udara dingin, panas, kecelakaan,
dan infeksi
b. bebas dari rasa takut dan kecemasan.
c. Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru
atau asing.
Definisi.
1. faktor usia
Lansia pada umumnya akan mengalami penurunan sejimlah
fungsi organ yang dapat menghambat kemampuan mereka
untuk melindungi diri, salah satunya adalah kemampuan
persepsi sensorik.
2. Faktor perubahan persepsi sensorik.
Individu yang mengalami gangguan persepsi sensorik
(penglihatan) berisiko tinggi mengalami cedera.
Pada gangguan penglihatan dapat dicegah dengan memberikan
penerangan, menjauhkan klien dari paparan benda tajam yang
dapat menciderai klien, memasangkan pegangan pada sisi
rumah agar memudahkan klien untuk beraktifitas, menghindari
lantai yang licin. (Ns. Nurul chayatin, S Kep.,2008)
1. Pendidikan kesehatan
Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua atau lebih individu yang
dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki atau tidak
memiliki hubungan darah atau hukum yang mencirikan orang tersebut
kedalam satu keluarga. (Whall 1986).
c. Struktur keluarga
Struktur di dasari oleh organisasi meliputi keanggotaan dan pola
hubungan yang terus menerus. (Friedman, Bowden, & Jones, 2003
didalam Buku Ajar Keperawatan Keluarga, 2012) membagi struktur
keluarga menjadi empat elemen, yaitu pola komunikasi, peran keluarga,
nilai dan norma keluarga, dan kekuatan keluarga.
2) Pola komunikasi kelurga
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak,
hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam
komponen komunikasi seperti sender, chanel-media, message,
environment, dan receiver.Komunikasi dalam keluarga dapat
berupa komunikasi secara emonisional, komunikasi verbal, dan non
verbal, komunikasi sirkular.Komunikasi emosional memungkinkan
setiap individu dalam keluarga dapat mengekspresikan perasaan
seperti bahagia, sedih, atau marah diantara para anggota
keluarga.Pada komunikasi verbal individu dalam keluarga dapat
mengungkapkan sesuatu yang diinginkan melalui kata-kata yang
dapat diiringi dengan ada nya komunikasi non verbal yang dapat
berupa gerakan tubuh dalam penekanan sesuatu hal yang
diucapkannya dalam keluarga. Komunikasi sirkular mencakup
sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga, misalnya apabila
istri marah pada suami, maka suami akan melakukan klarifikasi
kepada istri tentang sesuatu yang membuat istri marah kepada
suami.
d. Peran keluarga
1) Peran-peran formal keluarga
Peran formal bersifat ekplisit. Peran formal keluarga adalah:
a) Peran parental dan perkawinan
(Nye dan Gecas 1976 didalam buku ajar keperawatan keluarga
2012) telah mengedintifikasikan enam peran dasar yang
membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu. Peran
tersebut adalah : peran provider/penyedia peran pengatur rumah
tangga peran perawatan anak peran sosialisasi anak peranrekreasi
peran persaudaraan peran terapeutik atau memenuhi kebutuhan
efektif dari pasangan.
b) Peran anak
Peran anak adalah melaksanakan tugas perkembangan dan
pertumbuhan fisik psikis sosial.
c) Peran kakek/nenek
Peran kakek nenek dalam keluarga adalah semata-mata hadir
dalam keluarga pengawal atau menjaga dan melindungi jika
diperlukan menjadi hakim negosiasi antara anak dan orang tua
menjadi partisipan aktif menciptakan keterkaitan antara masa lalu
dengan sekarang serta masa yang akan datang.
d) Peran informal keluarga
Peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak
kepermukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan emosional individu (Satir, 1967 didalam Buku Ajar
Kepetawatan Keluarga, 2012) dan untuk menjaga keseimbangan
dalam keluarga. Keberadaan peran informal penting bagi tuntutan-
tuntutan integrative dan adaktif kelompok keluarga:
1) Pendorong
Pendorong memuji setuju dan menerima kontribusi dari orang
lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka
penting dan bernilai untuk didengar.
2) Pengharmonis
Pengharmonis menengahi perbedaan yang terdapat diantara
para anggota menghibur menyatukan kembali perbedaan
pendapat.
3) Inisiator-konstributor
Insiator-konstributor mengemukakan dan mengajukan ide-ide
baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan
dalam kelompok.
4) Pendamai
Pendamai merupakan salah satu bagian dari konflik dan
ketidak sepakatan pendamai menyatakan posisinya dan
mengakui kesalahannya atau menawarkanpenyelesaian
“setengah jalan”.
5) Penghalang
Penghalang cenderung negatif terhadap semua ide yang ditolak
tanpa alasan.
6) Dominator
Dominator cenderung memaksakan kekuasaan atau
superioritas dengan memanipulasi anggota kelompok tertentu
dan membanggakan kekuasaannya dan bertindak seakan-akan
ia mengetahui segala-galanya dan tampil sempurna.
7) Penyalah
Peran ini sama seperti penghalang dan dominator. Penyalah
adalah seorang yang suka mencari tahu kesalahan, dan bersikap
diktator.
8) Pengikut
Seorang pengikut terus menggerakan dari kelompok, menerima
ide-ide dari orang lain kurang lebih secara pasif, tampil sebagai
pendengar dalam diskusi kelompok dan keputusan kelompok.
9) Pencari pengakuan
Pencari pengakuan berupaya mencari cara apa saja yang tepat
untuk menarik perhatian kepada dirinya sendiri, perbuatannya,
prestasi, dan masalah-masalahnya.
10) Martir
Martir tidak menginginkan apa saja untuk dirinya, ia hanya
berkorban anggota keluarga.
12) Sahabat
Sahabat seorang teman bermain keluarga yang mengikuti
kehendak pribadi dan memaafkan perilaku keluarga tingkah
lakunya sendiri tanpa melihat konsekuensinya. Nampak ia
tidak selalu relevan.
14) Penghibur
Penghibur senantiasa mengagumkan dan mencoba
menyenangkan tidak pernah tidak setuju, ia termasuk yang
selalu mengiyakan.
15) Perawat keluarga
Perawat keluarga adalah orang terpanggil untuk merawat dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkan.
20) Saksi
Peran dan saksi sama dengan pengikut kecuali dalam beberapa
hal, saksi lebih pasif. Saksi hanya mengamati, tidak melibatkan
diri.
e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurutt friedman, Bowden dan Jones 2003 (dalam Buku
Keperawatan Keluarga, 2012) dibagi menjadi lima yaitu :
1) Fungsi afektif dan koping: keluarga memberikan kenyamanan
emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk
identitas dan mempertahankan saat terjadi stres.
2) Fungsi sosialisasi: keluarga sebagai guru, menanamkan
kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping: memberikan
feedback dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
3) Fungsi reproduksi: keluarga melahirkan anaknya
4) Fungsi ekonomi: keluarga memberikan finansial untuk anggota
keluarganya dan kepentingan di masyarakat.
5) Fungsi fisik atau keperawatan kesehatan: keluarga memberikan
keamanan, kenyamanan lingkungan yang di butuhkan untuk
pertunbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
c. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenal individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan
dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat
bertanggung jawab melaksnakannya. Diagnosa keperawatan keluarga
dianalisis dari hasil pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap
perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga,
fungsi-fungsi keluarga, dan koping keluarga, baik yang bersifat actual,
resiko maupun sejahtera dimana perawat mmiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk melakukan tindakan-tindakan keperawatan
bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan
sumberdaya keluarga.
d. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan
yang ditentukan oleh perawat bersama-sama sasaran yaitu keluarga
untuk dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang telah diidentifikasi dapat diselesaikan.Kualitas
rencana keperawatan keluarga sebaiknya berdasarkan masalah yang
jelas, harus realitas, sesuai dengan tujuan, dibuat secara tertulis, dan
dibuat bersama keluarga. Dalam perencanaan keperawatan keluarga ada
beberapa hal yang harus dilakukan perawat keluarga yaitu : penyusun
tujuan, mengidentifikasi sumber-sumber, mengidentifikasikan
pendekatan alternatif, memilih intervensi perawatan, dan penyusunan
prioritas.
1) Menetapkan prioritas masalah keperawatan
Menetepkan prioritas masalah/diagnosa keperawatan kelurga adalah
dengan menggunakan skala menyusun prioritas dari Bailon dan
Maglaya, 1978 dalam Buku Ajar Keperawatan Keluarga 2012 :
1. Sifat masalah
Skala :
3
Aktual
2 1
Resiko 1
Skoring :
a. Tentukan skore untuk setiap kriteria
b. Skore dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah
dengan bobot
Skore
____________ X bobot
Angka tertinggi
c. Jumlahkanlah tujuan keperawatan
1. Menetapkan tujuan keperawatan
Tujuan keperawatan harus mewakili status yang diinginkan yang dapat
dicapai atau dipertahankan melalui program intervensi keperawatan
(mandiri) (Carpenito, 1988 dalam Buku Ajar Keperawatan Keluarga
2012).Sasaran merupakan tujuan umum yang merupakan akhir yang
dituju dengan semua usaha.Tujuan merupakan pernyataan yang
spesifik tentang hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang
terdiri dari jangka panjang dan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang adalah target dari kegiatan atau hasil akhir
yang diharapkan dari rangkaian proses penyelesaian masalah
keperawatan (penyeselsaian satu diagnosa atau masalah) dan biasanya
berorientasi pada perubahan perilaku seperti pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Tujuan jangka pendek adalah merupakan hasil yang
diharapkan dari setiap akhir kegiatan yang dilakukan pada waktu
tertentu disesuaikan dengan penjabaran jangka panjang.
2) Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga
Rencana tindakan keperawatan keluarga merupakan langkah dalam
menyusun alternative-alternatif dan mengidentifikasi sumber-
sumber kekuatan dari keluarga (kemampuan perawatan mandiri,
sumber pendukung/bantuan yang bisa dimanfaatkan) yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga.Dalam
setiap rencaa keperawatan perawat keluarga menetapkan aktifitas
untuk setiap tujuan keperawatan. Perawat keluarga merencanakan
kegiatan apa yang akan dilakukan, kapan, bagaimana melakukan,
siapa yang melakukan, dan berapa banyak yang akan dilakukan.
e. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan keluraga merupakan pelaksanaan dari
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun perawat bersama
keluarga.
Pada pelaksanaan implementasi keluarga, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah (Friedman,2004 dalam Buku Ajar Keperawatan
Keluarga 2012) :
1) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat
dengan cara :
a) Diakui tentang konsekuensi tidak melakukan tindakan.
b) Identifikasi sumber-sumber tindakan dan langkah-langkah serta
sumber yang dibutuhkan.
f. Evaluasi Keperawatan
1. Evaluasi keperawata merupakan salah satu langkah dalam menilai
hasil asuhan yang dilakukan dengan membandingkan hasil yang
dicapai berupa respon keluarga terhadap tindakan yang dilakukan
dengan indikator yang diterapkan. Hasil asuhan keperawatan dapat
diukur melalui:
a) Keadaan fisik.
b) Sikap/psikologis.
c) Pengetahuan atau kelakuan belajar, dan
d) Perilaku kesehatan.
TINJAUAN KASUS
pada bab ini penulis menguraikan satu kasus keluarga dengan masalah katarak pada
keluarga Tn.A di wilayah Kelurahan Utan panjang kecamatan kemayoran jakarta
pusat. Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara,
observasi, dalam pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga
laporan kasus pemenuhan dasar keamanan dan keselamatan pada keluarga Tn.A
khususnya Tn.A yang berada pada wilayah RT.06 RW.02 kelurahan Utan Panjang.
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 2 Mei sampai dengan tanggal 8
Mei 2017 dengan melakukan kunjungan sebanyak 6 kali pertemuan. Pemenuhan
kebutuhan dasar keselamatan dan keamanan pada keluarga Tn.A dilakukan dengan
pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah sebagai berikut : pengkajian,
analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas diagnosa keperawatan dengan tehknik
skoring perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. PENGKAJIAN KELUARGA
1. IDENTITAS KELUARGA
a. Kepala keluarga
Nama keluarga : Tn.A
Jenis kelamin : laki-laki
Usia : 78 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : tidak berkerja
Agama : Islam
Alamat : JL. Hjiung Rt.06 / Rw.02 kelurahan utan
panjang.
a. Komposisi anggota keluarga
KATARAK
Nn.i
KETERANGAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
BERCERAI
KLIEN
TINGGAL SERUMAH
MENIKAH
c. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga besar (reconstituted nuclear)
Tn.A tinggal di dalam satu rumah dengan istri keduanya yang
memiliki 1 orang anak yaitu Nn.I Tn.A juga tinggal dengan anak dari
perkawinan pertamanya yang berisikan 3 orang anak dan ke 3 orang
anak tersebut telah menikah dan memiliki anak.
d. Suku
Tn.A berasal dari Betawi dan istri berasal dari Sunda. Keluarga Tn.A
lebih dominan menggunakan suku Betawi dikarenakan keluarga
mengikuti suku dari keluarga Tn.A yaitu Betawi.
e. Agama
Keluarga Tn.A menganut agama islam keluarga selalu menggerakan
sholat secara berjamaah Tn.A dan istri selalu menanamkan nilai moral
dan nilai agama kepada keluarganya.
f. Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga Tn.A sebesar Rp.920.000 penghasilan didapatan
dari anak pertamanya yang berkerja untuk memenuhi kebutuhan
bulanan keluarga karena Tn.A sudah lama tidak berkerja sejak adanya
gangguan pada matanya sehingga Tn.A lebih sering menghabiskan
waktunya dirumah bersama cucu dan anak-anaknya.
wc
Kamar 1
Ruang tamu
Kamar 2
Teras
c. struktur peran.
Ny.B berperan sebagai ibu bagi anak-anaknya. Tn.A berperan
sebagai kepala keluarga Ketika ada masalah keluarga Tn. A
menyelesaikannya secara musyawarah dan yang menggambil
keputusan tetaplah Tn. A karena Tn. A adalah kepala keluarga.
Tetapi Tn. A kadang membutuhkan bantuan orang lain dalam
memecahkan masalah kesehatannya seperti meminta bantuan
dengan anak perempuan pertamanya untuk mengantarkannya
ke puskesmas untuk berkonsultasi masalah kesehatannya. Dan
Tn. A mempercayakan anak perempuan pertamanya untuk
merawat kesehatannya dirumah.
4. FUNGSI KELUARGA.
a. fungsi afektif.
Keluarga Tn.A selalu bersyukur dan bangga jika salah satu dari
anggota keluarganya berhasil Tn. A akan sangat sedih jika
anggota keluarganya gagal sakit meninggal. Tn.A saling
menyayangi antara satu sama lain dan selalu menjaga anak-
anaknya agar tidak terpengaruh dalam hal yang kurang baik.
b. fungsi sosialisasi
Keluarga Tn.A memperbolehkan anak-anaknya bergaul tetapi
Tn.A tetap membatasi agar anaknya tidak berpengaruh dalam
pergaulan yang kurang baik. Hubungan Tn.A dengan anaknya
selalu baik-baik saja. Komunikasi baik dan tidak ada masalah.
c. fungsi keperawatan kesehatan.
1) kemampuan keluarga mengenal masalah.
Tn.A belum mengetahui apa itu katarak yang Tn.A Ketahui
katarak adalah mata yang menjadi buram saat melihat tidak
fokus dalam melihat suatu objek. Tn. A tidak mengetahui
penyebab katarak yang Tn.A tau katarak terjadi karena
faktor usia. Tn.A pernah memeriksaan matanya ke
puskesmas dan dari hasil pemeriksaannya Tn.A positif
terkena Katarak di kedua matanya dan dokter menyarankan
untuk operasi katarak tetapi Tn.A tidak mau dioperasi
karena Tn.A merasa takut. Tn.A tidak tau apa yang akan
terjadi selanjutnya jika Tn.A tidak ditangani.
1 Kepala Bersih tidak Bersih tidak Bersih tidak Bersih tidak Bersih tidak
ada kotoran ada kotoran ada kotoran ada kotoran ada kotoran
dan tidak ada dan tidak dan tidak dan tidak dan tidak ada
benjolan ada ada ada benjolan
benjolan benjolan benjolan
menghalangi
warnanya
putih susu.
4 Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan
hidung tampak hidung hidung hidung hidung tampak
bersih dan tampak tampak tampak bersih dan
tidak ada bersih dan bersih dan bersih dan tidak ada
cairan tidak ada tidak ada tidak ada cairan
cairan cairan cairan
6 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid. kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar tiroid.
tiroid. tiroid. tiroid.
7 Telinga Simetris tidak Simetris Simetris Simetris Simetris tidak
ada serumen tidak ada tidak ada tidak ada ada serumen
dan tidak ada serumen serumen serumen dan tidak ada
gangguan dan tidak dan tidak dan tidak gangguan
pendengara ada ada ada pendengaran
gangguan gangguan gangguan
pendengar pendengara pendengara
n n.
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
9 Abdomen benjolan di benjolan di benjolan di benjolan di benjolan di
perut dan perut dan perut dan perut dan perut dan
tiadak ada tiadak ada tiadak ada tiadak ada tiadak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
10 atas dan gangguan gangguan gangguan gangguan gangguan.
ekstremitas
bawah
Kesimpulan :
f. .PEDOMAN PENJAJAKAN II
1) Masalah kesehatan : katarak
Tn.A mengatakan mempunyai penyakit katarak selama
kurang lebih 1 tahun.
2) Kemampuan keluarga mengenal masalah
a) Tn.A mengatakan “penyakit katarak adalah penyakit
mata yang terjadi pada usia tua “
b) Tn.A mengatakan “penyebab dari katarak adalah faktor
umur”
c) Tn.A mengatakan tidak tahu akibat dari katarak.
3) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Tn.A mengatakan apabila penglihatannya mulai tidak jelas
seperti ada yang menghalangi Tn.A langsung berobat ke
puskesmas di temani oleh anak perempuan Tn.A.
4) Kemampuan anggota keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.
Ny.A mengatakan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah katarak adalah dengan membatasi Tn.A untuk
merokok secara berlebihan dan mulai mengajarkan kepada
anggota keluarganya untuk hidup sehat dan makan-
makanan yang bergizi dan bervitamin khususnya vitamin E
dan C.
5) Tanda dan gejala katarak
Tn.A mengatakan bahwa Tn.A tidak dapat memfokuskan
suatu benda yang dilihat dan seperti ada yang menghalangi
matanya.
6) Komplikasi pada katarak.
Tn.A mengatakan kedua mata klien sudah 1 tahun tidak
dioperasi sehingga menyebabkan kesulitan melihat dengan
jelas. Keluarga Tn.A mengatakan “mengetahui dampak jika
Tn.A tidak dilakukan operasi atau akibat jika di tangani
segera dapat menyebabkan kebutaan dan infeksi pada
matanya”.
7) Pencegahan katarak :
a) Tn.A mengatakan “seperti melihat kabut yang
menutupi matanya”
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan.
Keluarga Tn.A mengatakan “ ketika mengalami katarak
keluraga, langsung membawa Tn.A untuk
memeriksakan matanya ke rumah sakit atau puskesmas
terdekat. Namun Tn.A tidak mau dioperasi katarak
karena takut”.
c) Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan.
Keluarga Tn.A memodifikasi lingkungan rumahnya
dengan menghindarkan benda tajam di sekeliling
rumah, membersihkan kamar mandi agar tidak licin
karena dapat menyebabkan resiko jatuh disebabkan
oleh kesulitan memfokuskan mata pada suatu benda.
d) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
Tn.A mengatakan “jika mata mulai merasa matanya
tidak nyaman seperti kurang jelas maka Tn.A mengajak
anak perempuannya Ny.I untuk mengantarkannya ke
puskesmas yang dekat dengan rumahnya.
-kesadaran : composmentis.
a) TD :200/100 mmhg
b) Pernapasan : 20x/menit.
c) Nadi : 83x/menit
d) Suhu : 36 .0 C
DS :
Katarak
1. “Keluarga Tn.A Resiko injury
mengatakan jarang berhubungan dengan
merapikan perabotan
Ketidak mampuan
rumah”.
keluarga
2. “keluarga Tn.A
memodifikasi
mengatakan jarang
lingkungan
mencuci kamar mandi
dikarenakan setiap
anggota keluarga sibuk
berkerja”.
3. “keluarga Tn.A tidak
menyiapkan fasilitas
seperti pegangan tralis
besi di tembok
rumahnya untuk
memudahkan Tn.A
berpegangan”
4. “Tn.A mengatakan
penglihatanya sudah
menurun”.
DO:
DS:
Katarak Cemas berhubungan
1. “Tn.A cemas
dengan ketidak
memikirkan biaya
mampuan keluarga
untuk operasinya”.
mengambil keputusan.
2. “Tn.A mengatakan
takut melakukan
operasi seperti apa
yang telah disarankan”
3. “Tn.A mengatakan
takut matanya akan
hehilangan penglihatan
secara total”.
4. “Tn.A takut gagal
menjalani operasi
kataraknya”.
DO :
TOTAL 2 3/5
SKORING MASALAH KEPERAWATAN.
Tidal didapat:0
3 Potensial 1 2/3X1 = 2/3 Tn.A mengatakan bila
masalah untuk ingin melakukan
dicegah aktivitas
membutuhkan bantuan
Tinggi : 3
seperti berpegangan
Cukup: 2 saat mau menuju ke
kamar mandi atau
Rendah : 1
tempat lainnya.
Rendah :1
TOTAL 1 5/9
SKORING MASALAH KEPERAWATAN.
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Mendiskusikan dengan
keluarga Tn.A penyebab
katarak
S: keluarga Tn .A mengatakan
“katarak dapat disebabkan
karena faktor usia yang dapat
menyebabkan tidak fokusnya
pandangan pada suatu benda.
3. memberi kesempatan
keluarga bertanya
TUK 2
TUK 3
S:-
TUK 4
TUK 5
TUK 2
Gangguan S : keluarga Tn.A khusunya Nadiyah
persepsi sensori Tn.A mengatakan merasa lebih
pada keluarga baik setelah dilakukan cara
Tn. A khususnya perawataan mata dan cara
Tn. A mencegah katarak dengan
berhubungan berolah raga/beristrahat yg
dengan cukup
ketidakmampuan
O : keluarga Tn.A khusunya
keluarga
Tn.A melakukan redemonstrasi
merawat anggota
perawatan mata dengan
keluarga yang
semangat.
sakit katarak
A : keluarga Tn.A hanya dapat
TUK 3
menyebutkan 1 pencegahan
katarak dan akan merawat
anggota keluarga yang terkena
katarak
PEMBAHASAN
keluarga Tn.A khususnya Tn.A yang berada pada wilayah RT.06 RW.02
A. PENGKAJIAN
pada tipe keluarga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus
dikarenakan didalam teori dijelaskan bahwa keluarga besar.
ada kesenjangan peran pada keluarga Tn.A dimana Tn.A sudah tidak
bekerja dikarnakan keterbatasan pengelihatannya sehingga membuat
Tn.a lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Sedangkan istri dan
anak-ananya sesuai dengan perannya masing-masing seperti ibu
mengurus anak menyiapkan makanan merapikan rumah memasak dan
merawat anggota keluarganya dan anak-anaknya bekerja dan sekolah.
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tn.A tidak mau dioperasi katarak hanya beristirahat lebih banyak dan
lebih mengkonsumsi makanan yang diharuskan yang telah disiapkan
keluarga Tn.A. Suasana rumah nyaman dan tenang. menurut data objektif
yaitu TD: 200/100 mmHg, N : 84x/mnt, RR: 20x/mnt, Sh: 36⁰C, Tampak
lemas dan berbaring saat merasakan pusing, dan matanya tampak
berembun warna putih pada kedua matanya sehinga Tn.A sulit melakukan
aktifitas.
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Penulis mendokumentasikan evaluasi pada hari ke tiga sampai hari keenam
pada hari senin dikarenakan hari pertama melakukan pengkajian hari kedua
perumusan diagnosa dan intervensi di hari ketiga sampai keenam implementasi
dan evaluasi. penulis hanya melakukan kunjungan rumah sebanyak enam kali
evaluasi yang telah di implementasikan dalam perencanaan .
Pada diagnosa keperawatan yang pertama penulis melakukan evaluasi
sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 3 Mei 2017, berdasarkan analisa data yang
diperoleh, maka evaluasi yang diperoleh yaitu masalah katarak pada Tn.A hanya
sebagian yang dapat diatasi, hal ini terjadi karena keterbatasan waktu, keluarga
kurang tahu tentang katarak dan Tn.A tidak mau melakukan operasi yang pada
dasarnya akan menguntungkan Tn.A dengan memudahkan Tn.A beraktifitas
seperti biasa.
Sebagai tindak lanjutnya penulis menganjurkan kepada keluarga untuk selalu
menjaga kesehatan pada seluruh anggota keluarga serta menganjurkan untuk
selalu menerapkan apa yang telah penulis ajarkan kepada keluarga.
BAB V
A. KESIMPULAN
1. Pada saat pengkajian tidak semua anggota keluarga kumpul sehingga tidak
didapatkan data seluruh keluarga dengan lengkap hanya sebagaian.
Tugas perkembangan pada keluarga Tn.A dan Ny. B dapat terpenuhi
semuanya dikarenakan peran orang tua yang sangat baik yang dapat
mengerti akan pertumbuhan kembang anak.
Pada tahap pengkajian tidak banyak kendala yang ditemui karena Tn.A
selalu ada dirumah. Pada tahapan diagnosa tidak ada kendala yang di
rasakan penulis. Ditemukaan tiga diagnosa. Pada saat menyusun rencana
tindakan penulis tidak melibatkan seluruh anggota keluarga Tn.A di
karenakan keluarga Tn.A sibuk dengan pekerjaannya masing-masing
sehingga jarang berkumpul. Maka dari itu penulis menyusun rencana
tindakan sendiri sesuai dengan kemampuan keluarga.
Diagnosa yang muncul dalam perumusan diagnosa keperawatan
penulis mengacu pada dari hasil pengkajian yang menggunakan teknik
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan analisa data dengan
menunjukkan status kesehatan dari mulai aktual, potensial, resiko/resiko
tinggi. Dari hasil pengkajian dan analisa data maka penulis merumuskan
diagnosa keperawatan sebagai berikut :
a. Gangguan persepsi sensori: penglihatan(katarak) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
katarak
b. Resiko injury berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan.
c. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengambil
keputusan.
3. Bagi keluarga.
Diharapkan kepada keluarga Tn.A agar dapat menjaga pola makan Tn.A
untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih.
DAFTAR PUSTAKA
Nurul Chayatin.S.kep 2013. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : keamanan dan
keselamatan.jakarta
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KATARAK
Sub pokok bahasan : pengertian resiko tinggi terkena katarak tanda dan gejala cara
penanganan cara penularan cara pencegahan.
A. tujuan umum
setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga Tn.A khususnya Tn.A dan
keluarga mengerti tentang katarak.
B. Tujuan khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x20 menit diharapan
keluarga Tn.A dapat mengikuti tentang
a. Pengertian katarak
b. Penyebab katarak
c. Tanda-tanda katarak
d. Resiko tinggi terkena katarak
e. Cara penanganan
f. Cara pencegahan
C. Strategi pelaksanaan.
Metode : ceramah dan diskusi
Media : leaflet dan lembar balik
Proses pelaksanaan.
Media penyuluh
penyaji
Perserta
penyuluhan
F. KRITERIA EVALUASI
G.MATERI
Pengertian katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang
mengubah gambaran yang diproyeeksikan pada retina. Katarak merupakan
penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap yang ditimbulkan
oleh katarak.
- Penyebab katarak
a. Katarak senil
Perubahan kimia di protein lensa pada pasien lansia
b. Katarak kongenital kesalahan metabolisme bawaan infeksi rubella ibu
trismester I
c. Katarak traumatik
Benda asing menyebabkan tumor akseus atau viterus masuk ke kapsul
lensa.
d. Katarak komplikasi
-uvetis
-glaukoma
-pigmentosa retinitis
-ablasio retino
-diabetes
-hipoparatiroidisme
-dermatitis optic
e. tanda dan gejala
Agama : Islam
Alamat : Jln. Walang dalam NO.69 Rt.001/012 kel.Tugu utara kec. Koja.
Data pendidikan