Anda di halaman 1dari 15

Determinan Locus Of Control, Komitmen Profesi Dan Kesadaran

Etis Terhadap Perilaku Auditor

Nikmatuniayah
Politeknik Negeri Semarang, Jl Prof Soedharto SH Tembalang Semarang
Email: nikmatuniayah@rocketmail.com

Abstract

This study examines the effect of the interaction of personality variables (locus of control and
commitment of the profession) with cognitive variables (ethical awareness) of the auditors work in
conflict situations. The sample was auditor of the Public Accounting Firm (KAP) in Semarang. From 60
questionnaires 43 questionnaes returneds, equal to 71,66% respon rate. This research using instruments
locus of control by using WLCS, and ethical awareness instruments using MES. Analysis method used in
this study is multipleregreesion. The research proves the hypothesis, that there is an interaction between
the locus of control, commitment to the profession with ethical awareness affects the response to audit the
auditors in conflict situations.

Keywords: locus of control, commitment to the profession, ethical awareness, conflict audit

Abstrak

Penelitian ini menguji pengaruh interaksi variabel personalitas (locus of control dan komitmen profesi)
dengan variabel kognitif (kesadaran etis) terhadap auditor dalam situasi konflik pekerjaan. Sampel
penelitian adalah auditor dari Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Semarang. Dari 60 kuesioner yang
dikirimkan, kuesioner yang lengkap dan dapat diolah sebanyak 43 kuesioner, dengan respon rate 71,66%.
Penelitian ini menggunakan instrumen locus of control dengan menggunakan WLCS, dan instrumen
kesadaran. Hasil penelitian membuktikan kedua hipotesis, bahwa terdapat interaksi antara locus of
control, komitmen profesi dengan kesadaran etis mempengaruhi respon auditor dalam situasi konflik
audit.

Kata Kunci: locus of control, komitmen profesi, kesadaran etis, konflik audit

Pendahuluan yang dilakukan oleh auditor. Klien


dapat menekan auditor untuk
Akuntan selalu berhadapan dengan mengambil tindakan yang melanggar
dilema etika yang melibatkan pilihan standar pemeriksaan. Karena seorang
antara nilai-nilai yang bertentangan. auditor terikat sumpah oleh kode etik
Dilema etis dalam setting auditing, profesi, bahwa seorang auditor harus
misalnya dapat terjadi ketika auditor independen dan objektif, menjadikan
dan klien tidak sepakat terhadap ruang lingkup auditor dibatasi oleh
beberapa aspek fungsi dan tujuan nilai-nilai etis. Auditor dihadapkan
periksaan. Dalam keadaan ini, klien bisa dengan situasi konflik: memenuhi
mempengaruhi proses pemeriksaan tuntutan klien berarti melanggar etika,

1
namun jika tidak memenuhi keinginan membuktikan bahwa tidak ditemukan
klien bisa jadi auditor diberhentikan hubungan antara pertimbangan etis
dalam tugas pengauditan selanjutnya. akuntan publik dengan sikap
Karena pertimbangan profesional persetujuan mengenai peraturan etika
berlandaskan pada nilai dan keyakinan yang melarang komisi, refeerral fees
individu, kesadaran moral memainkan dan contigent fees.
peran penting dalam pengambilan Kesadaran etis sendiri belum dapat
keputusan audit. digunakan untuk memprediksi perilaku
Profesi akuntansi dituntut bekerja pengambil keputusan, karena
lebih profesional dan responsif dengan sebenarnya ada variabel lain yang
perubahan kondisi bisnis agar tetap berinteraksi dengannya yang
bertahan dalam persaingan bisnis. Para mempengaruhi perilaku. Seperti yang
akuntan harus mengambil keputusan diungkapkan Trevino (1986) kesadaran
dimana mereka menghadapi dua akan benar dan salah tidak cukup untuk
kekuatan, yaitu meningkatkan kompetisi memprediksi perilaku pengambilan
untuk para klien dan juga ancaman keputusan etis. Siegel dan Marconi
perjanjian hukum dari stakeholder. (1989) melanjutkan, bahwa variabel
Untuk dapat survive di dalam personalitas dapat berinteraksi dengan
lingkungan baru ini, mereka harus terus cognitive style untuk mempengaruhi
meningkatkan pertimbangan etika di pengambilan keputusan. Variabel
dalam proses pengambilan keputusan personalitas mengacu pada sikap dan
seperti halnya dua kekuatan tersebut keyakinan individu, sedangkan
dapat mengancam survival perusahaan cognitive style mengacu pada cara atau
dengan membuat keputusan tak etis. metoda dengan mana individu
Kesadaran etis atau moral menerima, menyimpan, memproses, dan
memainkan peranan penting dalam mentransformasikan informasi ke dalam
setiap bidang profesi dan pekerjaan. tindakannya. Individu dengan tipe
Berbagai konflik yang terjadi dalam personalitas yang sama dapat memiliki
organisasi membutuhkan pertimbangan cognitive style yang berbeda, sehingga
etis di dalam menghadapi konflik perilakunya berbeda pula.
tersebut. Bersamaan dengan munculnya Jones dan Kavanagh (1996)
kesadaran tentang pentingnya melakukan eksperimen untuk menguji
pengembangan dan kesadaran etik pengaruh variabel locus of control
akuntan publik, muncul sejumlah terhadap keinginan berperilaku tidak
penelitian akademis yang mencurahkan etis yang ditunjukkan dengan
perhatiannya pada masalah ini, serta memperbesar laporan jumlah biaya
berusaha untuk menguraikan dan perjalanan. Dua kali eksperimen
mengevaluasi faktor-faktor yang dapat dilakukan dengan sampel yang berbeda,
mempengaruhi perilaku etik akuntan hasinya berbeda pula. Ekserimen
(Louwer et al 1997). pertama mendukung hipotesis, individu
Allen dan Ng (2001) menguji dengan eksternal locus of control
bagaimana sikap akuntan publik cenderung memperbesar laporan biaya
mengenai larangan atas komisi, referral perjalanan. Namun pada eksperimen ke
fees, dan contingent fees berdasarkan dua, hasilnya tidak mendukung
pertimbangan etis, sampel adalah hipotesis, yaitu tidak ada pengaruh yang
anggota AICPA, dan pengukuran signifikan atas locus of control terhadap
pertimbangan etis dilakukan denagn kecenderungan perilaku tidak etis.
menggunakan DIT. Peneliti berhasil

2
Faktor locus of control, komitmen memutusakan apa yang benar dan apa
profesional, dan kesadaran etis dapat yang salah.
berpengaruh pada akuntan publik dalam Menurut Muawanah dan
mengatasi situasi konflik. Keterkaitan Indriantoro (2001) kesadara etis adalah
antara variabel tersebut, maka pengaruh karena pertimbangan berlandaskan pada
faktor locus of control, komitmen nilai dan keyakinan individu, kesadaran
profesional, dengan kesadaran etis moral, memainkan peranan penting
terhadap perilaku akuntan publik dalam dalam pengambilan keputusan terakhir.
situasi konflik audit menarik untuk Kesadaran etis yang merupakan situasi
diteliti. Berdasarkan latar belakang psikologis individu harus
tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk dipertimbangan dengan variabel
menguji pengaruh locus of control, personal lain yang lebih stabil untuk
komitmen profesional terhadap perilaku dapat digunakan memprediksi perilaku.
auditor dalam situasi konflik audit Terdapat dua faktor dalam motif
dengan kesadaran etis sebagai kesadaran, yaitu:1) keinginan akan
pemoderasi. Penelitian ini diharapkan kestabilan data kepastian serta, 2)
dapat memberikan kontribusi terhadap kompleksitas dan keragaman (Ikhsan
teori akuntansi keperilakuan. Selain itu dan Ishak 2005). Keinginan akan
juga diharapkan dapat menjadi referensi kestabilan ini mengaktifkan baik pikiran
bagi kantor akuntan publik (KAP) untuk sadar maupun bawah sadar untuk
membantu perilaku auditor dalam menghindari kestabilan, ketidakjelasan,
menghadapi situasi konflik audit. Bagi atau ketidakpastian informasi. Motif
akademisi, hasil penelitian ini kesadaran akan membantu akuntan
diharapkan menjadi acuan normatif publik dalam memprediksi suatu
dalam pembentukan perilaku calon keputusan yang tidak terencana dengan
akuntan dalam mengelola konflik, locus baik, agar dapat menghadapi resiko dan
of control, komitmen profesional, dan ketidakpastian dalam mengambil suatu
kesadaran etis yang kelak akan tindakan.
dihadapi. Akuntan pubik diharuskan
menjunjung tinggi etika profesional
Kajian Literatur sehingga memberikan kepercayaan
publik dan mendorong kesadaran akan
Kesadaran Etis. Motif kesadaran tanggung jawab akuntan pubik pada
sangat penting dalam proses transparansi laporan. Tanggung jawab
pengambilan keputusan karena ini tergantung pada integritas, dan
merupakan sumber dari proses berpikir. integritas tergantung pada perilaku dan
Rest (1986) menyatakan bahwa kepercayaan etis. Perilaku etis ini
pemahaman (kesadaran) moral dipengaruhi oleh pihak lain sebagai
merupakan bagian dari kapasitas seorang individu dalam lingkungan
keseluruhan individual untuk profesinya tanpa memperhatikan
mererangka dan memecahkan masalah- perilaku tersebut sesuai kode etik atau
masalah etika. Etika sendiri merupakan tidak, sehingga kesadaran etis
tata aturan norma yang berlaku di tergantung dari individu.
masyarakat. Trevino (1986) menyatakan Locus Of Control. Salah satu
bahwa tahapan pengembangan variabel kepribadian yang membedakan
kesadaran moral individual menentukan perilaku atau tindakan seseorang dengan
bagaimana seorang individu berpikit orang lain adalah locus of control atau
tentang dilema etis, proses pusat kendali. Locus of control (LOC)

3
adalah cara pandang seseorang terhadap Wimbush (1999) meneliti
suatu peristiwa apakah dia dapat atau mengenai bagaimana pengaruh
tidak dapat mengendalikan peristiwa supervisor dan perkembangan moral
yang terjadi padanya (Rotter 1966). kognitf mempengaruhi pembuatan
Locus of control menurut Hjele dan keputusan etis dan perilaku etis
Zieger, 1981; Baron dan Byrne , 1994) bawahan (sub ordinat). Penelitian ini
diartikan sebagai persepsi seseorang menunjukkan, bahwa di satu sisi
tentang sebab-sebab keberhasilan atau perkembangan kognitif moral yng lebih
kegagalan dalam melaksanakan tinggi tidak dipengaruhi oleh supervisor
pekerjaannya. Locus of control ketika memecahkan dilema etis, tetapi
individual mencerminkan tingkat di sisi lain bawahan yang berada pada
keyakinan seseorang tentang sejauh level pertama dan kedua perkembangan
mana perilaku atau tindakan mereka moral kognitif mencari supervisor untuk
perbuat mempengaruhi keberhasilan memberikan petunjuk mengenai
atau kegagalan yang mereka alami. perilaku etis apa yang layak dengan
Pada hakikatnya, manusia masalah yang dihadapi.
digolongkan ke dalam internal locus of Trevino (1986) menyatakan
control dan eksternal locus of control. bahwa variabel perbedaan individual
Individu dengan intenal locus of control atau variabel personalitas seperti locus
akan cenderung berperilaku etis dalam of control dapat berinteraksi dengan
situasi konflik audit dibanding dengan kesadaran etis untuk mempengaruhi
individu dengan eksternal locus of perilaku dalam diema etis (Tsui dan Gul
control. Ciri pembawaan internal locus 1996). Jadi hubungan antara locus of
of control adalah percaya bahwa hasil control dengan perilaku audit bisa
dari suatu aktivitas sangat tergantung tergantung pada kesadaran etis auditor.
pada usaha dan kerja keras orang itu Rotter (1966) juga berpendapat, bahwa
sendiri. Sedangkan orang dengan kontruk internal-eksternal merupakan
eksternal locus of control percaya variabel personalitas unidimensional
bahwa kejadian dalam hidupnya berada yang stabil. Pembawaan personalitas
di luar kontrolnya, dan mereka yakin seperti locus of control relatif lebih
bahwa apa yang terjadi pada dii mereka stabil dibanding pada tingkat kesadaran
dikendalikan oleh kekuatan luar seperti etis karena level kesadaran etis dapat
takdir, keberuntungan, nasib, dan ditingkatkan melalui intervensi etis dan
peluang. Auditor dengan eksternal locus pendidikan formal.
of control lebih besar kemungkinan
untuk memenuhi permintaan klien.

Kesadaran Etis

Locus of Control Perilaku Auditor dalam situasi Konflik

Gambar 1 Model yang dikembangkan Tsui dan Gul (1996)

Dengan menguji tersebut, Tsui control dengan kemampuan auditor


dan Gul (1996) menunjukkan, bahwa untuk menolak tekanan manajer. Atau,
kesadaran etis memoderat dengan kata lain locus of control dan
(memperkuat) hubungan antara locus of kesadaran etis merupakan faktor

4
determinan yang signifikan pada perilku menginginkannya, sementara pekerja
auditor dalam situasi dilema etis. dengan komitmen tinggi akan tetap
Penelitian ini menguji model tersebut tinggal di organisasi karena mereka
dengan hipotesis diajukan sebagai membutuhkan, sebagai akibatnya
berikut: keperilakuan pekerja antara kedua
komitmen tesebut akan berbeda.
H1 : Interaksi antara locus of control Jeffrey dan Weatherholt (1996)
dengan kesadaran etis menguji hubungan antara komitmen
mempengaruhi perilaku auditor profesi pemahaman etika dan sikap
dalam situasi konflik audit ketaatan pada aturan. Hasilnya
menunjukkan, bahwa akuntan dengan
Komitmen Profesi. Komitmen
profesi yang kuat, perilakunya lebih
auditor terhadap profesinya merupakan
mengarah pada aturan dibanding
faktor penting yang berpengaruh
akuntan dengan komitmen profesi yang
terhadap perilaku auditor dalam
rendah. Selanjutnya komitmen profesi
melaksanakan tugas audit. Komitmen
yang kuat behubungan dengan
profesional didasarkan pada premis
conventional level pengembangan
bahwa individu membentuk suatu
moral. Namun riset ini belum
kesetiaan (attachment) terhadap profesi
menunjukkan bagaimana komitmen
selama proses sosialisasi ketika profesi
profesi dan pengembangan etis
menanamkan nilai-nilai dan noma-
berhubungan dengan keputusan jika
norma profesi. Komitmen profesional
berhadapan dengan dilema etis.
didefinisikan sebagai kekuatan relatif
Hasil riset Khomsiyah dan
dari identifikasi dan keterlibatan
Indriantoro (1998) yang menunjukkan
individu terhadap profesi. Komitmen
bahwa komitmen profesi mempengaruhi
seseorang terhadap profesinya
sensivitas etika auditor pemerintah yang
diwujudkan dalam tiga karakteristik
menjadi sampel penelitiannya.
berikut: (1) suatu penerimaan atas
Selanjutnya penelitian Windsor dan
tujuan-tujuan dan nilai-nilai profesi. (2)
Ashkanasy (1995) menunjukkan bahwa
suatu kehendak yang kuat untuk
asimilasi keyakinan dan nilai organisasi
melakukan usaha demi kepentingan
yang merupakan definisi komitmen
profesi. (3) suatu keinginan untuk
profesi mempengaruhi integritas dan
memelihara dan mempertahankan
independensi auditor.
keanggotaan dalam profesi (Aranya dan
Simpulan dalam proses
Ferris 1984).
pengambilan keputusan etik auditor
Hall dkk (2005) mengusulkan dalam situasi konflik, auditor dengan
komitmen profesional multi-dimensi tingkat komitmen profesi yang tinggi
pada pofesi auntansi. Ketiga dimensi lebih besar kemungkinannya untuk
tersebut, yaitu: komitmen profesional menolak permintaan klien dalam situasi
afektif, komitmen profesional kontinue, konflik audit yang berarti lebih
dan komitmen profesional normatif. independen, dan auditor dengan
Individu dengan komitmen afektif kuat komitmen profesi yang rendah lebih
cenderung akan tetap tinggal di besar kemungkinannya untuk
organisasi karena mereka memenuhi permintaan klien dalam
situasi audit.

5
Kesadaran Etis

Komitmen Profesi Perilaku Auditor dalam situasi Konflik


Gambar 2. Model Interaksi antara kesadaran etis dengan komitmen profesi
Berdasarkan model tersebut di Peneliti juga menawarkan ringkasan
atas maka hipotesis dalam penelitian ini hasil penelitian jika mereka
dapat disusun sebagai berikut: menghendakinya. Untuk memenuhi
kuota jumlah sampel yang memadai
H2 : Interaksi antara komitmen profesi peneliti mengirimkan 60 kuesioner
dengan kesadaran etis untuk responden yang tersebar di
mempengaruhi perilaku auditor Kantor Akuntan Publik se Kota
dalam situasi konflik audit Semarang.
Terdapat empat variabel utama yang
Interaksi kedua variabel ini
akan diuji dalam penelitian ini, yaitu
dimaksudkan untuk mengintegrasikan
locus of control, komitmen profesi,
riset seperti yang dianjurkan Jefrey dan
kesadaran etis, dan perilaku auditor
Weatherholt (1996). Dengan interaksi
dalam situasi konflik pekerjaan.
ini diharapkan bahwa auditor dengan
Locus of control. Untuk
komitmen rendah dapat berperilaku
menentukan LOC dari responden,
lebih independen bila memiliki
peneliti menggunakan skala The Work
kesadaran etis yang tinggi.
Locus of Control Scale (WLCS) yang
dikembangkan oleh Spectro (1988
Metode Penelitian dalam Reiss dan Mitra, 1998). WLCS
terdiri dari 16 item pertanyaan dan
Penelitian ini merupakan case menggunakan skala likert 7 point. Ada
study dengan objek penelitian pada 8 pertanyaan yang dinilai terbalik.
Kantor Akuntan Publik di Kota Penggolongan internal maupun
Semarang. Data penelitian dikumpulkan eksternal ditetapkan dengan means split.
melalui penyebaran kuesioner pada Responden diminta untuk memilih
responden penelitian. Responden alternatif jawaban mulai dari skala 1
penelitian adalah para auditor yang (sangat tidak setuju) sampai skala 7
bekerja di Kantor Akuntan Publik di (sangat setuju). Jika jawaban responden
Kota Semarang. Peneliti mengirimkan di atas nilai rata-rata (mean), maka
kuesioner secara langsung dan bertemu digolongkan sebagai eksternal LOC.
dengan responden untuk dilakukan Sebaliknya, jika di bawah maka
wawancara secara mendalam. Untuk digolongkan sebagai internal LOC.
menghindari rendahnya tingkat Kesadaran Etis. Instrumen yang
pengumpulan peneliti mengirimkan digunakan untuk mengukur kesadaran
surat konfirmasi ulang kepada etis adalah Multimentional Ethics Scale
responden untuk mengingatkan atas (MES) dan bukan Defining Issues Test
kuesioner yang pernah peneliti kirimkan (DIT) karena beberapa alasan penting.
tiga minggu sebelumnya dan mohon Pendekatan MES berfokus pada
untuk segera diisi dengan lengkap. situasional, berjangka pendek dan
Batas pengembalian kuesioner ditunggu berorientasi pada ciri pembawaan. MES
selama dua bulan (Juni-Juli 2014). menggunakan situasi-situasi spesifik

6
dan relevan dengan akuntansi. Hasil- Responden diminta berperan sebagai
hasil empiris menunjukkan validitas auditor perusahaan dalam kasus dan
pengukuran MES jauh lebih baik mengambil keputusan atas kasus
dibandingkan DIT. Instrumen MES tersebut dengan menerima atau menolak
yang digunakan dalam penelitian ini permintaan klien pada skala continuous
terdiri dari 3 macam moral konstruk dari 0 sampai 100. Jawaban ini
yaitu justice, utilitarianism, dan culture kemudian didentifikasikan sebagai
relativism yang disertai dengan 3 perilaku etis (skala rendah) atau
ilustrasi kasus seperti yang digunakan perilaku tidak etis (skala tinggi).
olah Nugroho (1999) dan Susanty Uji kualitas data dapat dilakukan
(2002) yang diadaptasi dari Cohen et.al melalui uji reliabilitas dan validitas. Uji
(1998). tersebut masing-masing untuk
Komitmen profesi. Komitmen mengetahui konsistensi dan akurasi data
profesi diukur dalam tiga dimensi. yang dikumpulkan dari penggunaan
Keyakinan kuat penerimaan nilai dan instrumen. Uji validitas dilakukan utuk
tujuan organisasi dan hasrat tertentu mengetahui valid tidaknya suatu
untuk memelihara keanggotaan pernyataan dalam kuesioner ini dengan
organisasi (Porter et al, 1974; Steers melakukan korelasi bivariate antara
1977). Dari berbagai pengukuran masing-masing skor indikator dengan
instrument komitmen profesi yang total skor konstruk. Suatu instrumen
dikembangkan, yang paling sering dinyatakan valid jika korelasi antara
digunakan adalah yang dikembangkan masing-masing indikator terhadap total
oleh Mowday, Porter, dan Steers skor konstruk menunjukkan hasil yang
(1982). Variabel ini didefinisikan signifikan. Sedangkan uji reliabilitas
sebagai identifikasi fakta-fakta dilakukan untuk mengetahui sejauh
organisasi dan keinginan untuk mana hasil pengukuran tetap konstan
menjalankan tujuan organisasi. dari waktu ke waktu, menggunakan
Kemudian dikembangkan beberapa cronbach alpha dan pengolahan data
pertanyaan untuk mengukur komitmen menggunakan bantuan komputer
profesi dengan skala sangat tidak setuju dengan program spss versi 12.0. Suatu
sampai dengan sangat setuju. Dalam instrumen dkatakan reliable jika nilai
penelitian ini variabel komitmen profesi cronbach alpha di atas 0.60 (Ghozali
diukur dengan menggunakan 2005).
organsasional comtmen quash onnare Uji asumsi kasik digunakan
(OCQ) yang diadapsi dari Porter dalam dalam peneltian ini untuk menghindari
Darlis (2000) yang terdiri dari 9 adanya penyimpangan dalam suatu
pertanyaan dengan 7 poin skala model regresi. Uji asumsi klask terdiri
likert.Mulai dari sangat tidak setuju (1) dari uji normalitas multikolinearitas dan
sampai dengan sangat setuju (7). heteroskedasitas. Pengujian hipotesis
Perilaku Auditor dalam situasi menggunakan multiple regression untuk
konflik pekerjaan. Untuk melihat menganalisis hubungan antara variabel
sejauh mana perilaku auditor dalam dependen (perilaku akuntan publik
situasi konflik yaitu situasi yang terjadi dalam sitasi konflik audit) dengan
ketika auditor dan klien tida sepakat variabel independen (locus of control,
dalam satu aspek fungsi attestasi yang komitmen profesional, pengalaman
merupakan kasus pendek yang audit, kesadaran etis.
dikembangkan Knapp (1985) yang
diadopsi Tsui dan Gul (1996).

7
Hipotesis dalam penelitian ini diperlukan analisa dengan turunan
akan diuji dengan menggunakan parsial persamaan regresi dengan
multiple regression. Model ini formula sebagai berikut: (1) dY/dX1 =
digunakan karena penelitian ini b1 + b4X3 untuk pengaruh interaksi
menganalisis hubungan antara satu antara kesadaran etis dengan locus of
variabel independen (locus of control control terhadap respon auditor
dan komitmen profesi, dan interaksinya memenuhi permintaan klien dan (2)
dengan kesadaran etis). Untuk menguji dY/dX2 = b2 + b5X3, untuk pengaruh
hipotesis 1 digunakan model regresi interaksi antara kesadaran etis dengan
dengan pure moderasi sebagai berikut: komitmen profesi terhadap respon
Y = α + β1. X1 + β3.X1.X3 + e auditor memenuhi permintaan klien.
persamaan 1 Selanjutnya berdasarkan persamaan
Dimana: turunan parsial tersebut dihitung
Y = Perilaku auditor dalam situasi inflection point untuk masing-masing
konflik pekerjaan interaksinya yaitu pada sumbu X untuk
α = konstanta persamaan 1: X3 = -b1/b4 dan untuk
X1 = Locus of control persamaan 2: X3 = -b2/b5. Kemudian
X3 = Kesadaran etis titik-titik yang ada di subu X dan Y
(X1.X3) = Interaksi antara locus of dihubungkan dalam bentuk garis lurus.
control dengan kesadaran etis
β = Koefisien regresi Hasil dan Pembahasan
e = Error Dari 60 kuesioner yang
dikirimkan, kuesioner yang lengkap dan
Untuk menguji hipotesis 2, digunakan dapat diolah sebanyak 43 kuesioner,
model regresi sebagai berikut: sehingga tingkat pengembalian
Y = α + β2.X2 + β4.X2.X3 + e kuesioner pada penelitian ini sebesar
persamaan (2) 71,66%. Pengiriman kuesioner
Dimana: dilakukan pada bulan Juni- Juli 2014,
Y = Perilaku auditor dalam situasi dengan cara langsung diantar sendiri
konflik pekerjaan peneliti dan sebagian dengan
α = konstanta menggunakan tenaga pencacah
X2 = Komitmen profesi mahasiswa. Dengan berdasarkan pada
X3 = Kesadaran etis metodologi, bahwa sampel minimal 30,
(X1.X3) = Interaksi antara komitmen maka sampel sebesar 43 tersebut
profesi dengan kesadaran etis dianggap memadai dan dapat diolah
β = Koefisien regresi lebih lanjut.
e = Error

Schoonhoven (1981)
mengatakan, bahwa tanda koefisien b
hanya dapat menunjukkan bahwa
pengaruh interaksinya berada dalam
arah yang dihipotesiskan, namun tidak
dapat menjelaskan apakah efeknya
berbentuk simetris dan nonmonotonic
atau monotonic. Untuk memperoleh
informasi tentang karakteristik dan
bentuk interaksi dalam model,

8
Tabel 1.
Daftar Responden Auditor – KAP Kota Semarang

No Nama Kelurahan Dikirim Lengkap


1 KAP Drs. Benny Gunawan 5 5
2 KAP Sugeng Pamudji Drs 5 3
3 KAP Darsono & Budi Cahyo 5 3
4 KAP Drs Tarmizi Achmad 5 5
5 KAP Ruchendir Mardjit & 5 -
Rushendi
6 KAP Idjang Soetikno 5 5
7 KAP Yulianti 5 5
8 KAP Bayudi Watu & Rekan 5 5
9 KAP HANANTA 5 5
10 KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan 5 5
11 KJA Duta Karya 5 2
12 KAP Herlianto & Rekan 5 -
JUMLAH 60 43
Sumber: Data primer diolah, 2014

Gambaran mengenai Apabila nilai rata-rata jawaban


variabel-variabel penelitian meliputi: tiap variabel pada kisaran sesungguhnya
Locus of Control, Komitmen Profesi, di bawah rata-rata kisaran teoritis maka
Kesadaran Etis, Perilaku Auditor dapat diartikan, bahwa penilaian
disajikan dalam tabel statistik responden terhadap variabel yang
deskriptif yang menunjukkan angka diteliti cenderung pada level yang
kisaran teoritis, kisaran aktual, rata- rendah. Begitu pula sebaliknya jika nilai
rata, dan standar deviasi. Pada tabel rata-rata kisaran sesungguhnya di atas
tersebut disajikan kisaran teoritis rata-rata kisaran teoritis, maka penilaian
yang merupakan kisaran atas bobot responden terhadap variabel yang
jawaban yang secara teoritis didesain diteliti cenderung pada level yang
dalam kuesioner dan kisaran tinggi. Berdasarkan hasil jawaban atas
sesungguhnya yaitu nilai terendah kuesioner yang dibagikan kepada para
sampai nilai tertinggi atas bobot responden, dapat diketahui kisaran
jawaban responden yang didapatkan teoritis dan kisaran aktual dari variabel,
pada saat penelitian. selengkapnya disajikan pada tabel 2.

Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Nama Variabel Jml Kisaran Mean
Item Teori Aktual Teori Aktual Evaluasi
Locus of Control (X1) 16 16-80 49-66 48 59,23 Tinggi
Komitmen Profesi (X2) 7 7-35 20-32 21 27,05 Tinggi
Kesadaran Etis (X3) 16 16-80 54-75 48 63,91 Tinggi
Perilaku Auditor (Y) 7 7-35 24-35 21 28,51 Tinggi
Sumber: Data primer yang diolah, 2014

9
Berdasarkan tabel 2 statistik deskriptif, didesain secara teori. Hal itu
diketahui bahwa masing-masing menunjukkan bahwa masing-masing
variabel mempunyai rata-rata aktual variabel dipersepsikan tinggi atau baik
lebih tinggi daripada rata-rata yang oleh responden.

Tabel 3. Korelasi Antar Variabel


Correlations
Locus of Komitmen Kesadaran Perilaku
Control (X1) Organisasi (X2) Etis (X3) Auditor (Y)
Locus of Control (X1) Pearson Correlation 1 ,255 ,437** ,611**
Sig. (2-tailed) ,099 ,003 ,000
N 43 43 43 43
Komitmen Profesi (X2) Pearson Correlation ,255 1 ,394** ,661**
Sig. (2-tailed) ,099 ,099 ,000
N 43 43 43 43
Kesadaran Etis (X3) Pearson Correlation ,437** ,394** 1 ,814**
Sig. (2-tailed) ,003 ,009 ,000
N 43 43 43 43
Perilaku Auditor (Y) Pearson Correlation ,611** ,661 ,814** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 43 43 43 43

Sumber: Data primer yang diolah, 2014

Hasil uji korelasi antar variabel maka semakin baik perilaku auditor (Y).
didapatkan terjadi dua hubungan antar Selanjutnya hubungan antara kesadaran
variabel yang signifikan (nilai sig. < etis (X3) dengan dengan perilaku
0,05) yaitu: Hubungan antara Locus of auditor (Y) dengan nilai r hitung
Control (X1) dengan perilaku auditor sebesar 0,814 > 0,3008 (r tabel dengan
(Y) dengan nilai r hitung sebesar 0,611 df41) dan nilai sig sebesar 0,000 < 0,05
> 0,3008 (r tabel dengan df41) dan nilai berarti ada hubungan positif kesadaran
sig sebesar 0,000 < 0,05 berarti ada etis (X3) dengan perilaku auditor (Y),
hubungan positif Locus of Control semakin tinggi kesadaran etis (X3)
(X1) dengan perilaku auditor (Y), maka semakin baik perilaku auditor (Y).
semakin tinggi Locus of Control (X1) Uji regresi kali ini bertujuan
maka semakin baik perilaku auditor (Y). untuk mengetahui pengaruh locus of
Hubungan antara komitmen organisasi control, komitmen profesi, dan
(X2) dengan dengan perilaku auditor kesadaran etis terhadap perilaku auditor.
(Y) dengan nilai r hitung sebesar 0,661 Uji regresi linier sederhana meliputi uji
> 0,3008 (r tabel dengan df41) dan nilai R, uji F, dan uji t. Uji koefisien
sig sebesar 0,000 < 0,05 berarti ada determinasi bertujuan untuk melihat
hubungan positif komitmen profesi seberapa besar locus of control,
(X2) dengan perilaku auditor (Y), komitmen profesi, dan kesadaran etis
semakin tinggi komitmen profesi (X2) terhadap perilaku auditor.
Tabel 4
Koefisien Determinasi

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
1 ,928** ,862 ,851 1,125

10
a.Predictor: (Constant), Kesadaran Etis (X3), Komitmen Profesi (X2), Locus of Control (X1)

Berdasarkan tabel 4 diketahui sebab-sebab lain di luar penelitian.


besarnya nilai Adjusted R Squared Uji F bertujuan untuk melihat
sebesar 0,851, berarti variasi pengaruh secara simultan variabel
perilaku auditor dapat dijelaskan locus of control, komitmen profesi,
oleh variabel bebasnya sebesar dan kesadaran etis terhadap perilaku
85,1%, sedangkan sisanya (100% - auditor, hasil selengkapnya lihat
85,1% = 14,9%) dijelaskan oleh tabel 5 berikut.

Tabel 5 Uji Anova


Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1. Regression 307,345 3 102,448 80,882 ,000a
Residual 49,399 39 1,267
Total 356,744 42
a. Predictor: (constant), Kesadaran etis (X3), Komitmen profesi(X2), Locus of control (X1)
b. Dependent Variable: Perilaku Auditor (Y)

Berdasarkan tabel 5 Uji regresi dapat digunakan untuk


Anova atau F test menghasilkan memprediksi perilaku auditor.
nilai F hitung sebesar 80,882 lebih Uji t bertujuan untuk melihat
besar dari F tabel (nilai F tabel pengaruh secara locus of control,
dengan df1=3 dan df2= 39 yaitu komitmen organisasi, dan kesadaran
2,8451) dengan tingkat signifikansi etis terhadap perilaku auditor, hasil
0,000. Probabilitas signifikansi jauh selengkapnya lihat tabel 6 berikut.
lebih kecil dari 0,05, maka model
Tabel 6. Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig
Coefficients
B Std Error Beta
1. (Constant) -17,747 3,103 -5,720 ,000
Locus of control (X1) ,206 ,049 ,277 4,166 ,000
Komitmen Profesi (X2) ,431 ,075 ,375 5,756 ,000
Kesadaran Etis (X3) ,351 ,045 ,545 7,786 ,000
a. Dependent Variable: Perilaku Auditor (Y1)
Sumber: Data primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel 6 diperoleh sederhana didapatkan suatu persamaan


koefisien regresi variabel locus of regresi sebagai berikut.
control, komitmen organisasi, dan Pengaruh Locus of Control
kesadaran etis terhadap perilaku auditor terhadap Perilaku Auditor. Hasil uji
yang ditandai koefisien bertanda positif, statistik didapatkan koefisien regresi
yang berarti ada pengaruh positif semua positif sebesar 0,277, nilai t hitung
variabel terhadap perilaku auditor. sebesar 4,166 lebih besar dari t tabel
Hasil uji statistik regresi linier (2,0227) dan nilai sig. sebesar 0,000
lebih kecil dari 0,05 (5%). Jadi hipotesis

11
yang mengatakan, bahwa Locus of (2,0227) dan nilai sig. sebesar 0,000
Control berpengaruh terhadap Perilaku lebih kecil dari 0,05 (5%). Jadi hipotesis
Auditor diterima. yang mengatakan bahwa kesadaran etis
Pengaruh komitmen profesi berpengaruh terhadap Perilaku Auditor
terhadap Perilaku Auditor. Hasil uji diterima.
statistik didapatkan koefisien regresi Selanjutnya dilakukan uji regresi
positif sebesar 0,375, nilai t hitung moderasi 1 yang bertujuan untuk
sebesar 5,756 lebih besar dari t tabel mengetahui pengaruh Kesadaran Etis
(2,0227) dan nilai sig. sebesar 0,000 terhadap hubungan antara Locus of
lebih kecil dari 0,05 (5%). Jadi hipotesis Control dengan Perilaku Auditor. Uji
yang mengatakan, bahwa komitmen moderasi menggunakan jenis pure
profesi berpengaruh terhadap Perilaku moderator (moderator asli), yaitu
Auditor diterima. variabel moderator tidak berfungsi
Pengaruh kesadaran etis sebagai variabel prediktor tetapi
terhadap Perilaku Auditor. Hasil uji langsung berinteraksi dengan variabel
statistik didapatkan koefisien regresi prediktor lainnya (Ghozali, 2009).
positif sebesar 0,545, nilai t hitung
sebesar 7,786 lebih besar dari t tabel
Tabel 7
Koefisien moderasi dan variabel
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig


Coefficients
B Std Error Beta
1. (Constant) 14,024 3,864 3,630 ,000
Locus of control (X1) -,222 ,106 -,299 -2,088 ,006
X1.X3 ,007 ,001 1,096 7,661 ,000
a. Dependent Variable: Perilaku Auditor (Y1)

Berdasarkan tabel 7 diketahui, Kesadaran Etis terhadap hubungan


bahwa t hitung variabel interaksi antara komitmen profesi dengan
(X1X3) sebesar 7,661 dan sig sebesar perilaku auditor. Uji moderasi ini juga
0,000 lebih kecil dari 5%. Jadi sama menggunakan jenis pure
hipotesis yang mengatakan bahwa moderator (moderator asli), yaitu
Kesadaran Etis memoderasi hubungan variabel moderator tidak berfungsi
antara Locus of Control dengan sebagai variabel prediktor tetapi
Perilaku Auditor diterima. Berikutnya langsung berinteraksi dengan variabel
uji regresi moderasi 2 ini dilakukan prediktor lainnya (Ghozali, 2009).
bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Tabel 8
Koesfisien Komitmen Profesi
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig


Coefficients
B Std Error Beta
2. (Constant) 16,233 2,484 6,535 ,000
Komitmen Profesi (X2) -,512 ,177 -,445 -2,900 ,006

12
X2.X3 ,015 ,002 1,255 8,172 ,000
b. Dependent Variable: Perilaku Auditor (Y1)

Berdasarkan tabel 8 diketahui, dengan komitmen profesi yang tinggi,


bahwa t hitung variabel interaksi memiliki kecenderungan untuk menolak
(X2X3) sebesar 8,172 dan sig sebesar klien dan pada level kesadaran etis yang
0,000 lebih kecil dari 5%. Jadi rendah, auditor cenderung menerima
hipotesis yang mengatakan bahwa klien. Penemuan ini membuktikan
Kesadaran Etis memoderasi hubungan adanya perbedaan kecenderungan
antara komitmen profesi dengan respon yang terjadi antara auditor yang
perilaku auditor diterima. memiliki komitmen kuat dengan auditor
yang memiliki komitmen rendah.
Penelitian ini memiliki implikasi
Simpulan dan Saran yang luas untuk berbagai macam pihak
yang terkait dengan profesi akuntan,
Berdasarkan pembahasan
terutama akuntan pendidik dan akuntan
sebelumnya dapat disimpulkan, bahwa
publik. Penemuan ini menjadi penting
penelitian ini berhasil mendukung
untuk mendorong arah riset akuntansi
hipotesis yang diajukan. Dengan kata
keperilakuan untuk mempertimbangkan
lain penelitian ini memberikan
aspek personalitas sebagai determinan
konfirmasi atas penelitian Tsui dan Gul
penting dari keberhasilan maupun
(1996) serta literatur akuntansi
kegagalan auditor menjalankan
keperilakuan, bahwa interaksi antara
tugasnya. Riset mendatang dapat
variabel personalitas (locus of control
mempertimbangkan faktor personalitas
dan komitmen profesi) dengan
yang lain, seperti pengalaman kerja atau
cognitive style (kesadaran etis)
tekanan eksternal.
berpengaruh terhadap perilaku auditor
dalam situasi konflik audit.
Pengujian pada hipotesis
pertama (H1) menunjukkan hasil yang Daftar Rujukan
signifikan pada p < 0,05. Hal ini berarti
bahwa interaksi antara locus of control Abdurahim, Ahim, Nur Indriantro.
dengan kesadaran etis mempengaruhi (2000). Pengaruh Perbedaan
perilaku auditor dalam situasi konflik gender terhadap perilaku akuntan
audit. Pengujian ini bermakna pada publik. Fakultas ekonomi. Jurnal
level kesadaran etis yang rendah Kajian Bisnis, No. 12 Desember
terdapat kecenderungan auditor untuk
Aranya, N, and K.A. Ferris. (1984).
menerima klien. Sebaliknya pada level
Reexamination of Accountants
kesadaran etis yang tinggi, ada
Organizational-Professional
kecenderungan auditor untuk menolak
Conflict. The Accounting Review,
permintaan klien, dengan kata lain
Vol. 59. (Januari): 1-15
auditor menjadi lebih independen.
Pengujian hipotesis kedua juga Elim, Meyulinda. A. (2006). Perilaku
menunjukkan hasil signifikan, yang Pimpinan dalam situasi konflik
berarti terdapat interaksi antara pekerjaan: peran locus of control,
komitmen profesi dengan kesadaran etis komitmen organisasi, dan
mempengaruhi perilaku auditor dalam pertimbangan etis. Janavisi, Vol
situasi konflik audit. Pada level 9. No. 2: 190-201
kesadaran etis yang tinggi auditor

13
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Sensivitas etika auditor
Multivariate dengan Program Pemerintah di DKI Jakarta.
SPSS, Edisi ketiga, Semarang, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Badan Penerbit Universitas Vol. 1. No. 1 (Januari): 13-28
Diponegoro
Knapp, Michael C. (1985). Audit
Hall M., Smith D., and Langfilled- Conflict: An Empirical Study of
Smith K. 2005. Accountans the Perceived Ability of Auditors
commitmen to Their Profession: to Resist Management Presussure.
Multiple dimention of professonal The Accounting Review, Vol LX,
commitmen and oppotunities for No. 2 (April): 202-221
future research. Behaviour
Researcch in Accounting, Vol. 8. Leiwakabessy, Audry. 2010. Pengaruh
Pp. 8-29 orientasi etis budaya jawa
terhadap perilaku etis auditor.
Hidayat, Widi dan Handayani, Jurnal Maksi, Vol. 10, No1,
Sari.2010. Peran faktor-faktor Januari
individual dan pertimbangan etis
terhadap perilaku auditor dalam Muawanah, Umi dan Indriantoro, Nur.
situasi konflik audit pada 2001. Perilaku auditor dalam
lingkungan inspektorat Sulawesi situasi konflik audit: peran locus
Tenggara. Jurnal Mitra Ekonomi of control, komitmen profesi dan
dan Manajemen Bisnis, Vol. 1. kesadaran etis . Jurnal Riset
No. 1 (April): 83- 104 Akuntansi Indonesia, Vol. 4. No.
2 (Mei): 133- 149
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Iskhak.
(2005). Akuntansi Keperilakuan, Reiss, Micellec dan Kaushik Mitra,
Jakrta, Salemba Empat 1998. The Effect of Individual
Difference factors on the
Jeffrey, Cynthia dan Nancy acceptability of ethical and
Weatherholt. (1996). Ethical uethical workplace behaviors.
Development , Profesional Journal of Business Ethics 11:
Commitment, and Rule 555-556
Observance Attides: A Study of
CPA and Corporate Accauntants. Siegel, G., dan H.R. Marconi. 1989.
Behavioral Research in Behaviour Accounting. Chicago,
Accounting, Vol.8: 8 – 29. South-Western Publishing Co.

Jones, Gwen E. And Michael J. Silaban, Adanan. (2012). Pengaruh


Kavanagh. (1996). An locus of control dan komitmen
Experimental Examination of the profesional terhadap perilaku
Effects of Individual and reduksi kualitas audit. VISI, Vol
Situasional Factors on Unetichal 20 (3): 1030-1042
Behavioral Intentions in the
Susanty, Ika Fenny. (2005). Analisa
Workplace. Journal of Business
perbedaan perilaku etis di KAP
Ethics, Vol. 15: 511-523
dalam etika profesi. Jurnal SNA
Khomsiyah dan Nur Indriantoro. VIII Solo
(1998). Pengaruh Orientasi Etika
terhadap Komitmen, dan

14
Trevino, Linda K. (1986). Ethical Interactionist Model. Academi of
Decision Making in Management Review, Vol. 60:
Organisations: A person Situation 601-617
Tsui, Judi, S.L dan Ferdinand A. Gul. konflik audit dengan kesadaran
(1996). Audiors behavior in an etis sebagai variabel pemoderasi.
audit conflict situation: A Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Research not on the Role of Locus Indonesia, Vol. 4. No. 2
of Control and ethical reasoning. (Desember): 193- 209
Utami, Intiyas dan Noegroho, Yefta Wimbush, James C. (1999). The Effect
A.K. (2007). Pengaruh locus of of cognitive Moral Developent
control, komitmen profesional, and Supervisory Influnnce on
pengalaman audit terhadap Subordinants Ethical Behavior.
perilaku akuntan publik dalam Journal of Business ,18: 383-395

15

Anda mungkin juga menyukai