Anda di halaman 1dari 14

Laporan Kasus

PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA

Oleh:
dr. Muhammad Aulia Akmal

Pembimbing:
dr. Eva Lestari, M. Kes

INTERNSHIP PERIODE NOVEMBER 2019-2020


PUSKESMAS AIR ITAM
PANGKALPINANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

Perdarahan subkonjungtiva adalah salah satu kondisi klinis umum pada

mata yang ditandai dengan adanya akumulasi darah pada ruang subkonjungtiva

akibat ruptur atau pecahnya pembuluh darah yang terletak pada ruang antara dan

konjungtiva dan sklera.1Insidensi perdarahan subkonjungtiva menurut sebuah studi

epidemiologi skala nasional di Taiwan yakni 60 per 10.000 individu.Perdarahan

subkonjungtiva dapat terjadi pada semua usia dan jenis kelamin namun angka

kejadiannya meningkat pada usia tua yakni 50 tahun keatas, hal ini berkaitan

dengan tingginya prevalensi penyakit sistemik pada usia ini, seperti hipertensi dan

diabetes melitus, sehingga dapat menyebabkan perdarahan berulang.1,2

Pada kasus perdarahan subkonjungtiva, penting untuk diketahui etiologi

yang mendasarinya sehinga akan menentukan penatalaksanaan serta prognosis

pada pasien. Hal inilah yang melatarbelakangi laporan kasus ini.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Konjungtiva

Konjungtiva adalah lapisan transparan yang merupakan membran mukosa

tipis yang melapisi kelopak mata bagian dalam, dimulai dari taut mukoutaneus

palpebra, kemudian melapisi permukan luar bola mata hingga mencapai limbus

korneosklera. Secara embriologi, konjungtiva berasal dari lapisan ektoderm.

Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang berfungsi membasahi bola mata

terutama kornea, musin ini dihasilkan oleh sel goblet.3,4

Secara anatomis, konjungtiva dibagi menjadi :3,4

a. Konjungtiva palpebra (konjungtiva tarsal), merupakan konjungtiva yang

menutupi palpebra dan sukar digerakkan dari palpebra

b. Konjungtiva forniks superior dan inferior, merupakan tempat peralihan

konjungtiva tarsal dan konjungtia bulbi

c. Konjungtiva bulbi, yang menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di

bawahnya. Konjungtiva bulbi melapisi dan melekat erat pada permukaan anterior

sklera dan berlanjut sampai ke epitel kornea pada daerah limbus.

Pada konjungtiva forniks dan konjungtiva bulbi di sebelah medial bola

mata, susunannya berlapis dan berlipat-lipat sehingga memungkinkan terjadinya

pergerakan mata dan kelopaknya dan akan menambah luas daerah permukaan

sehingga mengurangi luas area kontak dan mengurangi friksi antara konjungtiva

palpebra dan konjungtiva bulbi.2

Konjungtiva memiliki suplai perdarahan yang berasal dari arteri siliaris

anterior dan arteri palpebralis. Konjungtiva tarsal mendapat suplai perdarahan dari

2
cabang-cabang arteri oftalmika: arteri frontalis, arteri supraorbitalis, dan arteri

lakrimalis; serta dari cabang-cabang terminal arteri fascialis, yakni ramus fasialis,

ramus temporalis, dan ramus infraorbitalis. Konjungtiva bulbi mendapat suplai

perdarahan dari cabang arteri siliaris anterior: arteri konjungtiva anterior dan

arterikonjungtiva posterior. Aliran limfatik konjungtiva merupakan anyaman

limfatik padat yang alirannya bersama dengan aliran limfe dari kelopak mata,

menalr menuju nodus preaurikular dan submandibular. Anyaman limfatik ini

berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.2

Gambar 1. Anatomi Konjungtiva 3

Struktur histologi konjungtiva terdiri dari epitel konjuntiva dan lamina

propia. Epitel konjungtiva adalah epitel berlapis nonkeratin dengan ketebalan yang

bervariasi, yakni 2 lapis pada daerah tarsal dan 5-7 lapis pada daerah corneosklera

junction. Epitel konjungtiva forniks tersusun lebih kolumnar sedangkan epitel

konjungtiva tarsal tersusun lebih kuboid.Diantara sel-sel epitel terdapat sel goblet

dengan populasi sel goblet terbanyak yakni pada bagian inferonasal serta forniks.

Sel goblet berfungsi mensekresi musin dan tersusun uniselular, bekerja

mengeluarkan granula sekretoriknya saat sel tersebut teraktivasi oleh saraf

3
parasimpatis. Fungsi musin adalah proteksi, hidrasi, dan lubrikasi permukaan bola

mata. Lapisan selanjutnya adalah lamina propia yang merupakan jaringan ikat

yang kaya akan pembuluh darah, saraf, sel polimorfonuklear, makrofag, dan sel

mast. Selain itu juga terdapat kelenjar lakrimal asesorius krause dan Wolfring

terletak di dalam stroma profunda. 3

Gambar 3. Gambaran histologi konjungtiva3

Oleh karena ini, konjungtiva berfungsi sebagai: 3

1. Bagian dari sistem kekebalan, menjadi pelindung terhadap infeksi eksogen

dan benda asing pada bola mata

2. Mensekresi dan mengabsorbsi elektrolit, air, serta musin

3. Absorbsi obat-obat mata topikal

2.2 Perdarahan Subkonjungtiva

2.2.1 Definisi

Perdarahan subkonjungtiva adalah kondisi klinis pada mata yang ditandai

dengan adanya akumulasi darah pada ruang subkonjungtiva tanpa disertai adanya

discharge, nyeri, maupun tanda inflamasi pada daerah sekitarnya. Pada perdarahan

subkonjungtival juga tidak disertai penurunan visus atau tajam penglihatan. Secara

histologi, perdarahan subkonjungtiva didefinisikan sebagai perdarahan pada ruang

4
antara konjungtiva dan episklera, dan akumulasi darah akan terkumpul pada

lamina propia konjungtiva akibat pecahnya pembuluh darah subkonjungtiva.1,5

2.2.2 Epidemiologi

Studi epidemiologi tentang perdarahan subkonjungtiva yang dilakukan oleh

Dan-Ning Hu, dkk mengatakan bahwa insidensi perdarahan subkonjungtiva dalam

skala nasional di Taiwan adalah 60 per 10.000 individu. Pada sebuah studi yang

dilakukan Fukuyama,dkk dilaporkan bahwa insidensi perdarahan subkonjungtiva

adalah 2,9% dari 8726 pasien yang diteliti. Perdarahan subkonjungtiva dapat

terjadi pada semua usia namun angka kejadiannya meningkat pada usia tua yakni

50 tahun keatas, hal ini berkaitan dengan tingginya prevalensi penyakit sistemik

pada usia ini seperti hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, dan penggunaan terapi

antikoagulan, tidak ada perbedaan angka kejadiannya antara perempuan dan laki-

laki, serta tidak ada predileksi ras.5,6,7,2

2.2.3 Klasifikasi

Perdarahan subkonjungtiva dapat dikasifikasikan menjadi dua yakni,

traumatik dan spontan. Perdarahan subkonjungtiva traumatik apabila diakibatkan

oleh trauma, sedangkan perdarahan subkonjungtiva spontan apabila tidak

diakibatkan oleh trauma dan biasanya bekaitan dengan penyakit sistemik.1

2.2.4 Etiopatogenesis

Faktor penyebab perdarahan subkonjungtiva antara lain trauma lokal, yakni

trauma minor pada mataseperti pada penggunaan lensa kontak yang tidak hati-hati

dan trauma minor lainnya, trauma minor aibat benda asing, atau mengucek mata

terlalu kuat. Penyebab lainnya dapat berkaitan dengan penggunaan obat-obatan

yakni adanya riwayat pengobatan antikoagulan. Perdarahan subkonjungtiva juga

5
dapat diakibatkan penyakit sistemik seperti riwayat hipertensi tidak terkontrol, dan

diabetes. Pada pasien usia tua dengan gangguan vaskular seperti hipertensi,

arteriosklerosis, dan diabetes akan memiliki dinding pembuluh darah yang lebih

lemah, termasuk pembuluh darah di konjungtiva sehingga akan rapuh dan mudah

ruptur. Selain itu, peningkatan tekanan vena (valvasa manuver seperti batuk dan

muntah terus-menerus) juga dapat menyebabkan perdarahan subkonjungtiva.1,2

Penyebab lainnya seperti trauma orbita, perdarahan subkonjungtiva dapat

terbentuk 12-24 jam setelah fraktur tulang orbita atau fraktur basis kranii akibat

perdarahan yang kemudian merembes ke ruang subkonjungtiva. Perdarahan

subkonjungtiva juga dapat disebabkan oleh konjungtivitis hemoragik akut, yang

merupakan infeksi pada konjungtiva yang disebabkan oleh enterovirus type 70,

Coxsackie virus, dan Adenovirus, namun pada kasus ini diawali dengan

konjungtivitis onset mendadak dengan discharge mukoid, fotofobia, edem

palpebrae, serta kemosis konjungtiva. Penyebab lain yaitu tumor konjuntiva yang

mengalami perdarahan sekunder.5

Rupturnya pembuluh darah ini akan memberikan gambaran ekstravasasi

darah yang terlokalisir dan berbatas tegas pada ruang antara konjungtiva dan sklera

yang umumnya unilateral dan tanpa disertai tanda inflamasi pada konjungtiva

sekitarnya.8

2.2.5 Diagnosis

6
Penegakan diagnosis perdarahan subkonjungtiva dapat dari anamnesis dan

pemeriksaan fisik: 8,9

- Anamnesis

Pasien akan datang karena keluhan kosmetik yakni tampak bagian putih

mata berwarna merah, namun tidak ada gejala subjektif seperti nyeri,

berair, silau, sensasi benda asing, serta tidak ada pandangan kabur. Riwayat

trauma pada mata sebelumnya, atau adanya riwayat penyakit sistemik

seperti hipertensi, diabetes, penyakit gangguan pembekuan darah, serta

riwayat batuk dengan kuat.

- Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan ekstravasasi pembuluh darah yang

terlokalisir dengan batas tegas, umumnya unilateral, daerah konjungtiva

sekitarnya tidak tampak inflamasi, tidak terdapat sekret. Tidak terdapat

penurunan tajam penglihatan, kornea tampak jernih, dan pupil tidak

terganggu.

2.2.6 Diagnosis banding

- Konjungtivitis hemoragik

Biasanya pada konjungtivitis virus yang kemudian mengalami perdarahan

multipel dan kecil, namun kasusnya jarang dan umumnya bilateral.10

2.2.8 Penatalaksanaan

Perdarahan subkonjungtiva tidak memerlukan penatalaksanaan khusus

karena darah akan diresorbsi secara perlahan dalam 2-3 minggu, bergantung pada

banyaknya darah yang mengalami ekstravasasi. Untuk terapi suportif dapat

7
digunakan air mata buatan. Apabila perdarahan subkonjungtiva terjadi akibat

penyakit sistemik, maka perlu dilakukan penatalaksanaan yang sesuai pada

penyakit sistemik tersebut.1,11

2.2.9 Komplikasi

Perdarahan subkonjungtiva tidak akan menimbulkan komplikasi, kecuali

perdarahan yang terjadi berhubungan dengan trauma yang signifikan, atau terjadi

pada pasien-pasien dengan gangguan pembekuan darah, pada pasien ini

perdarahan akan cenderung berulang dan dapat terjadi pada berbagai organ tubuh.7

2.2.10 Prognosis

Perdarahan subkonjungtiva merupakan self-limited condition sehingga


memiliki prognosis yang baik, namun jika perdarahan subkonjungtiva disebabkan
karena penyakit sistemik seperti hipertensi atau diabetes maka harus dilakukan
tatalaksana yang tepat pada penyakit yang mendasarinya ini untuk mencegah
perdarahan berulang. Perdarahan subkonjungtiva akibat trauma yang signifikan
memeiliki prognosis yang lebih buruk.7

8
BAB III
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Nn.Z Pekerjaan : IRT


Umur : 56 tahun Pendidikan : Tamat SMA
Jenis kelamin : Perempuan Tanggal pemeriksaan : 07/11/2019
Alamat : Air Itam

Keluhan Utama :
Mata kiri merah dan tidak kabur sejak 3 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang:


3 hari yang lalu dirasakan ada yang mengganjal pada mata kiri, sehingga
sering dikucek dengan kuat. Kemudian bagian putih dari mata kiri menjadi merah.
Tidak terasa nyeri serta tidak berair. Pandangan kabur disangkal, silau tidak ada,
sekret dari mata kiri juga disangkal. Riwayat batuk dan bersin dengan kuat
sebelumnya disangkal. Riwayat trauma seperti terjatuh, terbentur, serta trauma
tajam pada mata disangkal. Pasien tidak ada berobat untuk keluhannya ini
sebelumnya, kemudian datang ke poli umum PKM Air Itam

Riwayat penyakit dahulu :


- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat diabetes melitus disangkal
- Riwayat pengobatan dengan antikoagulan disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat stroke sebelumnya disangkal
- Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal

Riwayat pengobatan :
Pasien tidak ada berobat untuk keluhannya ini

9
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Vital sign : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,70C

STATUS OPTHALMOLOGI
OD OS

6/6 Visus 6/6

Posisi bola mata


Orthophoria

Bebas, kesegala arah Gerakan bola mata Bebas, kesegala arah

Normal Palpebra Normal

Tenang Konjungtiva Tampak ekstravasasi darah


berbatas tegas pada
konjungtiva bulbi bagian
nasal dengan ukuran 20mm
x 1,5mm. Tanda inflamasi
konjungtiva sekitarnya (-),
nyeri tekan (-)

Tenang Kornea Tenang

Tenang Sklera - Sebagian sklera tertutup


ekstravasasi darah sehingga
sulit dinilai
- Sklera yang terlihat tampak
tenang
Dalam COA Dalam

10
Bulat, sentral, Ø 2 mm, Iris/pupil Bulat, sentral, Ø 2 mm,
refleks cahaya +/+ refleks cahaya +/+

Jernih Lensa Jernih

Normal Retina Normal


Reflek (+) Makula Reflek (+)
Gambar

tampak depan

RESUME :
Nn. Z, 56 tahun, bagian putih mata kiri merah sejak 3 hari yang lalu. Riwayat
mengucek mata dengan kuat (+). Mata kabur (-), nyeri (-), silau (-), berair (-),
Pemeriksaan opthalmologi pada mata kiri didapatkan visus 20/20, tampak
ekstravasasi darah pada subconjungtiva bulbi bagian nasal.

Pemeriksaan anjuran :
- Pemeriksaan gula darah
- Pemeriksaan EKG

Diagnosis Kerja:
- Perdarahan subkonjungtiva OS
- Presbiopia

11
Diagnosis Banding:
-
Penatalaksanaan
Non Farmakologi
- Observasi selama 2-3 minggu
Farmakologi :
Artificial tears / air mata buatan 2 tetes, 3 kali sehari

Tindakan : -

Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad kosmetikum : dubia ad bonam

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Sahinoglu-Keskek N, Cevher S, Ergin A. Analysis of subconjunctival


hemorrhage. Pakistan J Med Sci. 2013;29(1):2012-2014.

2. Hu DN, Mou CH, Chao SC, et al. Incidence of Non-traumatic


subconjunctival hemorrhage in a nationwide study in Taiwan from 2000 to
2011. PLoS One. 2015;10(7):1-10.

3. Edwar L, Distianora RL WS. Struktur Pembungkus Bola Mata. In: Buku


Ajar Oftalmologi. Edisi 1. Jakarta: FK UI; 2017:10-5

4. Ilyas S YS. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Jakarta: FKUI; 2015:3

5. Tarlan B, Kiratli H. Subconjunctival hemorrhage: Risk factors and potential


indicators. Clin Ophthalmol. 2013;7:1163-70.

6. Fukuyama JI, Hayasaka S, Yamada K ST. Cause of Subconjungtival


Hemorrhage. Ophthalmologica. 1990;200:63-7.

7. Graham RH DA. Red eye. Ophthalmology.


https://emedicine.medscape.com/article/1192122-overview#showall.
Published 2011.

8. Nora RLD. Perdarahan Subkonjungtiva. In: Buku Ajar Oftalmologi. 1st ed.
Jakarta: FKUI; 2017:107.

9. Nora RLD. Pemeriksaan Sederhana pada Kasus Mata Merah. In: Buku Ajar
Oftalmologi. 1st ed. Jakarta; 2017:90.

10. The College of Optometrists. Sub-conjunctival haemorrhage.


https://www.college-optometrists.org/guidance/clinical-management-
guidelines/sub-conjunctival-haemorrhage.html. Published 2019.

11. Boyd K. Subconjunctival Hemorrhage. Am Acad Ophthalmol. 2019:1-5.

13

Anda mungkin juga menyukai