Anda di halaman 1dari 31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di

Kabupaten Lebak, yaitu SMP Negeri 1 Rangkasbitung dan SMP Negeri 2

Rangkasbitung dan SMP Negeri 6 Panggarangan. Sedangkan waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan September 2020 sampai dengan Januari

2021. Adapun kegiatan selama lima bulan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Tesis

September Oktober Novembe Desember Januari 2021


No Kegiatan 2020 2020 r 2020 2020
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Pendahuluan
2 Proposal
3 Surat perizinan
4 Uji Instrumen
5 Menjaring Data
6 Validitas –
Reliabilitas dan
Analisis 333e
7 Laporan

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan

teknik korelasional. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat, yaitu

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika (Y) dan dua variabel

bebas, yaitu Kecerdasan Intelektual (X1) dan Motivasi Belajar siswa (X 2),

31
32

maka model konstelasi hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :


X1

X2

Gambar 3.1 Konstelasi hubungan antar variabel penelitian

Keterangan :

Variabel bebas (X1) : Kecerdasan intelektual

Variabel bebas (X2) : Motivasi belajar siswa

Variabel terikat (Y) : Prestasi belajar Matematika

∑ : Variabel lain yang tidak diteliti

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekelompok atau objek atau individu yang menjadi

perhatian penelitian yang dikenali generalisasi penelitian atau totalitas semua

nilai yang mungkin dari hasil menghitung, ataupun pengukuran kuantitatif

maupun kualitatif. Sugiyono (dalam Ridwan, 2004 : 54) mengatakan bahwa

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang

menjadi kuantitas atau karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


33

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Lebak

Tahun Pelajaran 2020/2021.

2. Sampel

Sebagaimana dikemukakan oleh Gay (2003 : 87) bahwa “… ada

jumlah sampel terkecil pantas (bukan ketentuan). Untuk riset deskripsi 10%

dari populasi; riset korelasi 30 subjek; riset kausal-komparatif 30 subjek per

kelompok; dan riset eskperimen 60 subjek per kelompok”.

Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

gabungan antara kluster, proporsional, dan random. Teknik kluster digunakan

dalam pengelompokan siswa menurut sekolah tempat belajar. Dalam

menentukan jumlah anggota sampel digunakan teknik proporsional dari setiap

sekolah yang ada di populasi terjangkau. Sedangkan untuk menentukan

anggota sampel dari setiap sekolah yang ada digunakan teknik random.

Jumlah anggota sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 80 siswa.

Perhitungan penetapan anggota sampel seperti tampak pada tabel 3.3

Tabel 3.2. Penetapan Jumlah Anggota Sampel

Sampel
N Jumlah Perhitungan
Nama Sekolah Dibulat
o Siswa Proporsi
kan
1 SMP N 1 Rangkasbitung 352 352/798 x 80 = 35,3 35
2 SMP N 2 Rangkasbitung 256 256/798 x 80 = 25,6 26
 3 SMP N 6 Panggarangan 190 190/798 x 80 = 19,0 19
Jumlah 798   80
34

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah :

X1 = Kecerdasan intelektual

X2 = Motivasi Belajar

Y = Prestasi belajar Matematika

2. Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3. Sumber Data Penelitian

Variabel Sumber Data


Kecerdasan Intelektual Siswa
Motivasi belajar siswa Siswa
Prestasi belajar Matematika Siswa

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dinyatakan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.4. Teknik Pengumpulan Data

Variabel Teknik Pengumpulan Data


Kecerdasan Intelektual Kuisioner
Motivasi belajar siswa Kuisioner
Prestasi belajar Matematika Soal
35

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Instrumen variabel kecerdasan intelektual

a. Definisi konseptual

Kecerdasan intelektual adalah kemampuan siswa berpikir logis,

melakukan tindakan, mengolah, memecahkan masalah, mandiri,

beradaptasi secara sosial serta kemampuan belajar secara sistematik,

terstruktur, terarah, dan efisien. Adapun indikatornya meliputi, mampu

berabstraksi, berbahasa baik, berpikir logis, lancar secara verbal, dapat

memahami ilmu bidang ruang dan dasar ilmu yang bersifat pasti.

b. Definisi operasional

Kecerdasan intelektual yang di maksud dalam penelitian ini

adalah skor/angka yang tertera dari hasil tes intelektual yang dilakukan

pada siswa kelas VIII yang dilakukan oleh lembaga konsultasi psikologi.

c. Kisi-kisi instrumen kecerdasan intelektual

Instrumen kecerdasan intelektual disusun berdasarkan indikator

yang ada. Berdasarkan indikator tersebut, disusun pertanyaan yang

berhubungan dengan variabel kecerdasan intelektual siswa. Kuisioner

tentang kecerdasan intelektual ini disusun dalam 40 (empat puluh) butir

pertanyaan yang selanjutnya diuji validitasnya sehingga layak digunakan

sebagai instrumen penelitian.


36

Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Intelektual

Nomor Jumlah
No Aspek
Pertanyaan Pertanyaan
1. Kesadaran diri 1 – 11 11
2. Pengaturan diri 12 – 26 15
3. Turut merasakan (empati) 27 – 37 11
4. Keterampilan social 38 – 40 3
Jumlah 40

d. Kalibrasi instrumen kecerdasan intelektual

Untuk mengkalibrasi instrumen dilakukan dengan menguji

validitas setiap butir pertanyaan dan reliabilitas instrumen tersebut.

Pengujian tersebut dilakukan pada 30 siswa responden anggota populasi

tetapi bukan calon anggota sampel.

Validasi instrumen kecerdasan intelektual digunakan rumus

korelasi product moment sebagai berikut :

n . Σ XY −( ΣX ) (ΣY )
rhitung =
√{nΣ X ²− ( ΣX ) ² }{nΣY ²− ( ΣY ) ² }
keterangan =

r = koefisein korelasi

X = jumlah nilai-nilai X

X2 = jumlah kuadrat nilai-nilai X

Y = jumlah nilai-nilai Y

n = banyaknya sampel

Kriteria validitas butir soal adalah jika rhitung lebih besar dari pada

rtabel maka butir soal dianggap valid, sedangkan jika rhitung lebih kecil dari

pada rtabel maka butir soal tidak valid. Pada penelitian ini karena uji coba
37

instrumen dilakukan pada 30 siswa dengan nilai rtabel adalah 0,374.

(Sugiyono, 2003 : 127).

Hasil uji validitas 40 butir instrumen kecerdasan intelektual

diperoleh 32 butir valid dan 8 butir tidak valid (drop). Peneliti

membuang 8 butir yang tidak valid. Instrumen penelitian kecerdasan

intelektual adalah sebanyak 32 butir pertanyaan.

Tabel 3.6. Validasi Butir Angket Kecerdasan Intelektual Peserta Didik

No. Hasil No. Hasil


r hitung r tabel r hitung r tabel
Butir Uji Butir Uji
1 0.473 0.374 Valid 21 -0.427 0.374 Drop
2 0.788 0.374 Valid 22 0.574 0.374 Valid
3 0.727 0.374 Valid 23 0.511 0.374 Valid
4 0.037 0.374 Drop 24 0.788 0.374 Valid
5 -0.056 0.374 Drop 25 0.526 0.374 Valid
6 -0.273 0.374 Drop 26 0.788 0.374 Valid
7 0.788 0.374 Valid 27 -0.509 0.374 Drop
8 -0.509 0.374 Drop 28 0.522 0.374 Valid
9 0.475 0.374 Valid 29 0.727 0.374 Valid
10 0.484 0.374 Valid 30 0.758 0.374 Valid
11 0.879 0.374 Valid 31 0.384 0.374 Valid
12 0.788 0.374 Valid 32 0.727 0.374 Valid
13 0.727 0.374 Valid 33 -0.077 0.374 Drop
14 0.450 0.374 Valid 34 0.788 0.374 Valid
15 0.727 0.374 Valid 35 0.727 0.374 Valid
16 0.539 0.374 Valid 36 0.727 0.374 Valid
17 0.418 0.374 Valid 37 0.672 0.374 Valid
18 0.788 0.374 Valid 38 -0.045 0.374 Drop
19 0.534 0.374 Valid 39 0.788 0.374 Valid
20 0.788 0.374 Valid 40 0.534 0.374 Valid

Dari hasil perhitungan uji coba reliabilitas instrumen pada

lampiran, diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi reliabilitasnya adalah

sebesar 0,958, yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel.


38

2. Instrumen untuk mengukur motivasi belajar

a. Definisi konseptual motivasi belajar

Motivasi belajar adalah suatu usaha meningkatkan atau

mempertahankan setinggi mungkin kecakapan yang dimiliki untuk

mencapai hasil dengan membandingkan beberapa ukuran keunggulan,

yaitu keunggulan yang pernah dicapai sendiri sebelumnya atau

keunggulan yang dicapai orang lain. Seseorang yang telah memiliki

motivasi berprestasi tidak akan pernah merasa puas dengan prestasi

belajar yang sudah diraihnya.

b. Definisi operasional motivasi belajar

Motivasi belajar adalah skor total yang diperoleh dari pengakuan

siswa terhadap motivasi untuk belajar yang ada dalam dirinya

berdasarkan butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuisioner. Indikator

dari butir-butir pertanyaan untuk pengukuran motivasi belajar tersebut

adalah sesuai dengan indikator-indikator motivasi, yaitu sebagai berikut :

dorongan untuk berprestasi, disiplin belajar, kesiapan menghadapi

kesulitan, dan rasa ingin tahu.

c. Kisi-Kisi instrumen motivasi belajar

Instrumen motivasi belajar disusun berdasarkan indikator yang

ada di atas. Berdasarkan indikator tersebut disusun pertanyaan yang

berhubungan dengan variabel motivasi belajar siswa. Kuisioner tentang

motivasi belajar siswa ini yang disusun dalam 35 butir pertanyaan yang
39

selanjutnya diuji validitas butir dan reliabilitas instrumen sehingga layak

digunakan sebagai instrumen penelitian.

Tabel 3.7. Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Motivasi Belajar

Nomor Jumlah
No Aspek
Pertanyaan Pertanyaan
1. Dorongan untuk berprestasi 1–9 9
2. Disiplin belajar 10 – 19 10
3. Kesiapan menghadapi kesulitan 20 – 27 8
4. Rasa ingin tahu 28 – 35 8
Jumlah 35

d. Jenis instrumen motivasi belajar

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang

motivasi belajar berbentuk kuisioner dengan menggunakan rating scale.

Model rating scale yang digunakan dalam bentuk kontinum dengan 5

(lima) kategori, yaitu untuk butir pertanyaan yang bermakna positif maka

skor jawaban Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-Ragu = 3, Tidak Setuju

= 2, dan Sangat Tidak Setuju = 1. Sedangkan untuk butir pertanyaan

yang bermakna negatif, maka skor jawaban Sangat Setuju = 1, Setuju =

2, Ragu-Ragu = 3, Tidak Setuju = 4, dan Sangat Tidak Setuju = 5.

e. Kalibrasi instrumen motivasi belajar

Untuk menghitung validitas butir kuisioner motivasi belajar siswa

menggunakan rumus korelasi product moment pearson sebagai berikut :

n . Σ XY −( ΣX ) (ΣY )
rhitung =
√{nΣ X ²− ( ΣX ) ² }{nΣY ²− ( ΣY ) ² }
keterangan =

r = koefisein korelasi
40

X = jumlah nilai-nilai X

X2 = jumlah kuadrat nilai-nilai X

Y = jumlah nilai-nilai Y

n = banyaknya sampel

Kriteria validitas butir soal adalah jika rhitung lebih besar dari pada

rtabel maka butir soal dianggap valid, sedangkan jika rhitung lebih kecil dari

pada rtabel maka butir soal tidak valid. Pada penelitian ini karena uji coba

instrumen dilakukan pada 30 siswa dengan nilai rtabel adalah 0,374.

(Sugiyono, 2003 : 127).

Tabel 3.8. Validasi Butir Angket Motivasi Belajar Peserta Didik

No. Hasil No. Hasil


r hitung r tabel r hitung r tabel
Butir Uji Butir Uji
1 0.548 0.374 Valid 21 -0.435 0.374 Drop
2 0.855 0.374 Valid 22 0.030 0.374 Drop
3 0.826 0.374 Valid 23 0.826 0.374 Valid
4 0.675 0.374 Valid 24 0.675 0.374 Valid
5 0.473 0.374 Valid 25 0.548 0.374 Valid
6 -0.224 0.374 Drop 26 0.826 0.374 Valid
7 0.510 0.374 Valid 27 -0.484 0.374 Drop
8 0.583 0.374 Valid 28 0.498 0.374 Valid
9 0.826 0.374 Valid 29 0.675 0.374 Valid
10 0.548 0.374 Valid 30 0.710 0.374 Valid
11 0.855 0.374 Valid 31 0.418 0.374 Valid
12 0.826 0.374 Valid 32 0.675 0.374 Valid
13 0.675 0.374 Valid 33 0.030 0.374 Drop
14 0.458 0.374 Valid 34 0.826 0.374 Valid
15 0.675 0.374 Valid 35 0.675 0.374 Valid
16 0.670 0.374 Valid
17 0.487 0.374 Valid
18 0.826 0.374 Valid
19 0.491 0.374 Valid
41

20 0.826 0.374 Valid

Dari hasil perhitungan uji coba validitas instrumen pada lampiran

diperoleh bahwa butir pertanyaan yang tidak valid sebanyak 5 (lima)

butir, yaitu butir nomor 6, 21, 22, 27 dan 33. Butir pertanyaan yang tidak

valid ini dibuang dan tidak digunakan lagi dalam instrumen untuk

mendapatkan data penelitian.

Untuk pengujian reliabilitas instrumen ini digunakan rumus Alpha

Cronbach. Angka reliabilitas yang diperoleh dari perhitungan selanjutnya

dibandingkan dengan rtabel pada uji satu sisi dengan taraf signifikansi (α)

= 0,05 dan derajat kepercayaan (df) = k, di mana k = banyaknya soal

yang valid. Kriteria reliabilitasnya adalah jika rhitung lebih besar dari pada

rtabel maka instrumen tersebut reliabel. Pada penelitian ini, karena dari

hasil uji coba validitas diperoleh banyaknya butir pertanyaan yang valid

adalah 30 butir pertanyaan, dengan nilai rtabel adalah 0,374.

Dari hasil perhitungan uji coba reliabilitas instrumen pada

lampiran, diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi reliabilitasnya adalah

sebesar 0,958, yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel.

3. Instrumen Untuk Mengukur Prestasi Belajar Siswa

a. Definisi Konseptual Prestasi Belajar

Hasil belajar matematika materi semester ganjil kelas VIII adalah

tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan

menilai informasi –informasi yang berupa fakta, konsep, dan generalisasi


42

yang berkaitan dengan ilmu murni yang didasarkan pada bahan kajian

Matematika .

b. Definisi Operasional

Hasil belajar Matematika dalam penelitian ini, merupakan

perwujudan dari hasil skor test, melalui pengukuran yang diperoleh dari

responden, suatu tingkat keberhasilan peserta didik di dalam proses

belajar mengajar di dalam kelas. Terdapat beberapa indicator Hasil

Belajar matematika yang dijadikan ukuran dalam penelitian ini

sebagaimana tergambar pada format penilaian Hasil Belajar Matematika

dari Test Matematika tersebut meliputi :

1) Faktorisasi Suku Aljabar;

2) Fungsi dan Grafik Fungsi;

3) Persamaan Garis Lurus;

4) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ;

5) Sistem Koordinat ; dan

6) Persamaan Kuadrat .

Fokus yang dinilai dalam indikator test Hasil Belajar Matematika

peserta didik SMP Negeri sebagaimana disebutkan diatas adalah :

1) Faktorisasi Suku Alajabar, difokuskan untuk mengetahui seberapa

tinggi kemampuan memahami soal faktorisasi Suku Aljabar dalam

menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Semakin

tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi pula Hasil belajarnya.
43

2) Fungsi dan Grafik Fungsi , difokuskan untuk mengetahui seberapa

tinggi kemampuan peserta didik dalam menjawab setiap pertanyaan

yang diberikan oleh guru tentang fungsi dan Grafik fungsi . Semakin

tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi pula nilainya.

3) Persamaan Garis Lurus, difokuskan untuk mengetahui seberapa

tinggi kemampuan peserta didik dalam menjawab setiap pertanyaan

yang diberikan oleh guru tentang Persamaan garis Lurus. Semakin

tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi pula nilai yang

didapatnya.

4) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, difokuskan untuk

mengetahui seberapa tinggi kemampuan peserta didik dalam

menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Semakin tinggi skor yang

didapat maka semakin tinggi pula nilai yang didapatnya.

5) Sistem Koordinat , difokuskan untuk mengetahui seberapa tinggi

kemampuan peserta didik dalam menjawab setiap pertanyaan yang

diberikan oleh guru tentang sistem koordinat . Semakin tinggi skor

yang didapat maka semakin tinggi pula nilai yang didapatnya.

6) Persamaan Kuadrat , difokuskan untuk mengetahui seberapa besar

daya serap siswa peserta didik dalam menjawab setiap pertanyaan

yang diberikan oleh guru tentang Persamaan Kuadrat. Semakin

tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi pula nilai yang

didapatnya.
44

c. Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar Matematika

Instrumen yang digunakan sebagai alat penilaian disusun

berdasarkan kisi-kisi. Penyusunan kisi-kisi berdasarkan indikator yang

dikemukakan di atas . Pegukuran terhadap Hasil Belajar Matematika

yang di ukur dengan menggunakan skala Likert, kemungkinan jawaban

dibagi menjadi 5 rentangan masing-masing rentangan mempunyai skor

seperti ditampilkan pada table pemberian skor tiap indikator di bawah ini.

Masing-masing butir mempunyai satu jawaban. Berikut ini peneliti

menyajikan table kisi-kisi instrumen Hasil belajar Matematika.

Table 3.9. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika

No Kompetensi Jumla
. Dasar
Materi Indikator Nomor Butir
h

I. Standar Kompetensi :
Memahami bentuk aljabar, Relasi,Fungsi, dan Persamaan Garis Singgung.

1.1. Melakukan Faktorisasi a. Menyelesaikan operasi 1,2,3,4 4 soal


Operasi Suku tambah, kurang pada
Alajbar. Aljabar bentuk Aljabar.
1.
1.2. Menggunakan b. Menyelesaikan operasi 5,6,7,8,9,10, 6 soal
bentuk aljabar kali, bagi, dan pangkat
kedalam pada bentuk Aljabar.
factor-
faktornya
2. 1.3.Memahami Fungsi dan a. Menyelesaikan dengan 11,12,13,14,15,1 6 soal
relasi dan Grafik kata-kata dan 6
fungsi. Fungsi menyatakan masalah
sehari-hari yang
berkaitan dengan fungsi. 17,18,19,20
1.4.Menentukan
Nilai Fungsi b. Menghitung nilai fungsi.
4 soal

3. 1.6.Menentukan Persamaan a. Mengenal pengertian 21,22 2 soal


gradient, garis lurus dan menentukan gradient
Persamaan dalam berbagai bentuk.
b. Menentukan persamaan 23,24, 2 soal
dan Grafik
garis lurus yang melalui
garis lurus. dua titik, melalui satu
45

titik dengan gradient


tertentu.
c. Menggambar grafik
garis lurus. 1 soal
25
II. Standar Kompetensi :
Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Menggunakannya dalam
Pemecahan masalah.
4. 2.1.Menyelesaika Sistem a. Mengenal SPLDV 25,27,28,29, 4 soal
n sistem Persamaan
Persamaan Linear b. Menentukan akar 30. 1 soal
SPLDV dengan
linear Dua Dua
substitusi dan
Variabel Variabel elimininasi.
III. Standar Kompetensi :
Menentukan Unsur, Bagian Lingkaran, serta Ukurannya.
5. 3.10.Menggunaka Sistem a. Menghitung jarak titik- 31,32, 2 soal
n koordinat Koordinat titik terhadap sumbu-x
Cartesius dan sumbu-y dan
hubungannnya dengan
dalam
koordinat titik-titik
menjelaskan tersebut.
posisi relatif
benda b. Menghitung keliling dan 33,34,35 3 soal
terhadap luas bangun datar yang
acuan diketahui titik
tertentu. koordinatnya.

6. 3.3.Menentukan Persamaan a. Mencari factor dari 36,37 2 soal


nilai Kuadrat persamaan kuadrat yang
persamaan diketahui.
kuadrat b. Menyelesaikan soal-soal 38,39, 40 3 soal
dengan satu yang berkaitan dengan
variabel yang kehidupan sehari-hari
tidak yang berkaitan dengan
persamaan kuadrat.
diketahui.

JUMLAH 40 soal

d. Kalibrasi Instrumen Prestasi Belajar Matematika

1) Analisis Validitas Butir Soal

Kesahihan atau Validitas butir soal diuji dengan menggunakan

koefisien korelasi rbes (Suharsimi Arikunto, 2008: 170) dengan rumus

dimana :
X i −X t Pi

Keterangan :
r pbes=
St
.
√ Qi
46

rbes = Koefisien korelasi variabel X dan Y

X̅ i = Rata-rata yang menjawab benar butir soal ke-i

Xt = Rata-rata yang menjawab benar seluruh butir benar

Si = Simpangan baku

Pi = Jumlah yang menjawab benar butir soal ke-i

Qi = Jumlah yang menjawab salah butir soal ke-i

Prestasi rXY (hitung) dikonsultasikan dengan nilai r table pada

signifikansi 5% jika. Kaidah keputusan : Jika r hitung ≥r table berarti

Valid sebaliknya r hitung ≤ r table berarti Tidak Valid .

Dari Hasil Prestasi bahwa perhitungan (Lihat Lampiran 2)

diperoleh bahwa soal nomor 1 sampai dengan nomor 40 uji

instrumen data berkategori soal yang valid 30 dan tidak valid (revisi)

sebanyak 10 soal karena r hitung ≥r table , Berarti soal yang dipakai

sebanyak 30 soal hasil yang diujikan kepada 20 responden, untuk

digunakan dalam uji coba terhadap 80 responden sebagai sampel

yang dipilih.
47

Tabel 3.10. Validasi Butir Soal Instrumen Prestasi Belajar

No. Hasil No. Hasil


r hitung r tabel r hitung r tabel
Butir Uji Butir Uji
1 0.738 0,468 Valid 21 0.738 0,468 Valid
2 0.502 0,468 Valid 22 0.738 0,468 Valid
3 0.444 0,468 Revisi 23 0.738 0,468 Valid
4 0.463 0,468 Revisi 24 0.738 0,468 Valid
5 0.628 0,468 Valid 25 0.628 0,468 Valid
6 0.746 0,468 Valid 26 0.458 0,468 Revisi
7 0.738 0,468 Valid 27 0.628 0,468 Valid
8 0.459 0,468 Revisi 28 0.738 0,468 Valid
9 0.752 0,468 Valid 29 0.559 0,468 Valid
10 0.719 0,468 Valid 30 0.440 0,468 Revisi
11 0.719 0,468 Valid 31 0.752 0,468 Valid
12 0.628 0,468 Valid 32 0.719 0,468 Valid
13 0.444 0,468 Revisi 33 0.719 0,468 Valid
14 0.719 0,468 Valid 34 0.463 0,468 Revisi
15 0.434 0,468 Revisi 35 0.719 0,468 Valid
16 0.738 0,468 Valid 36 0.628 0,468 Valid
17 0.628 0,468 Valid 37 0.746 0,468 Valid
18 0.405 0,468 Revisi 38 0.719 0,468 Valid
19 0.746 0,468 Valid 39 0.738 0,468 Valid
20 0.719 0,468 Valid 40 0.343 0,468 Revisi

2) Analisis Reliabilitas Tes

Koefisien reliabilitas dari Prestasi perhitungan kemudian

diinterpretasikan mengikuti interpretasi menurut Guilford

(Ruseffendi,2003:144), yaitu:

Tabel 3.11. Tingkat Reliabilitas Prestasi Belajar Siswa


0,00 - 0,20 Kecil
0,20 - 0,40 Rendah
0,40 - 0,70 Sedang
0,70 - 0,90 Tinggi
48

0,90 - 1,00 Sangat Tinggi


Pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabel tes ( r ) pada

umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

(a). Apabila r ≥ 0,70 berarti tes tersebut memiliki reliabilitas yang

tinggi / reliabel ,

(b) Apabila r ≤ 0,70 berarti tes tersebut belum memiliki reliabilitas

yang tinggi (unreliabel ) seperti terlihat pada tabel diatas.

Instrumen memiliki reliabilitas yang baik apabila alat ukur itu

memiliki konsistensi yang handal pada tingkatan yang sama. Untuk

mengukur reliabilitas soal Prestasi belajar matematika menggunakan

Rumus sebagai berikut:


2
k St −∑ PiQi
r KR =
k−1 (St 2 )
(Sugiyono, 2010:359 – 360)

Keterangan:

k : Banyak soal

Pi : Proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

Qi : 1 – Pi

Pi Q i : Variansi item/butir

S 2t : Variansi total

Angka reliabilitas yang diperoleh dari perhitungan selanjutnya

dibandingkan dengan rtabel pada uji satu sisi dengan taraf signifikansi

( 5% ) = 0,05 dan derajat kepercayaan ( df ) = k – 1, dimana k =


49

banyaknya soal yang valid. Kriteria reliabilitasnya adalah jika r hitung

lebih besar dari pada r tabel maka instrumen tersebut reliabel. Pada

penelitian ini karena dari Prestasi uji coba validitas diperoleh

banyaknya butir pertanyaan yang valid adalah sebanyak 30 butir

pertanyaan, maka nilai r tabel adalah 0.468. Dari Prestasi perhitungan

uji coba reliabilitas instrumen pada Lampiran (2) diperoleh bahwa nilai

koefisien korelasi reliabilitasnya adalah sebesar 0,970 yang berarti

bahwa instrumen tersebut reliabel.

3) Analisis Tingkat Kesukaran

Untuk mengkalibrasi instrumen dilakukan dengan menguji

tingkat kesukaran, validitas setiap butir soal, reliabilitas instrumen,dan

daya pembeda Untuk mengetahui bermutu atau tidaknya butir item tes

Prestasi belajar matematika dapat diketahui dari derajat kesukaran

atau taraf kesulitan yang dimiliki dari masing-masing butir item

tersebut. Butir item tes Prestasi belajar dapat dinyatakan sebagai butir

item tes yang baik, apabila butir item tes tersebut tidak terlalu sukar

dan tidak terlalu mudah.. Kelas atas dan kelas bawah ditentukan

dengan perhitungan 27% x jumlah peserta didik digolongkan kedalam

kelas atas dan 27% x jumlah peserta didik digolongkan kedalam kelas

bawah (Arikunto, Suharsimi .2007:212). Sedangkan rumus yang

digunakan digunakan sebagai berikut :

B
P=
JS ,
50

(Arikunto, Suharsimi 2007:208)

Keterangan:

P : Tingkat kesukaran.

B : Jumlah peserta didik yang menjawab soal dengan benar.

JS : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes.

Kriteria tingkat kesukaran yang digunakan pada analisa ini

adalah : jika p > 0,70 kategori soal mudah, 0,30 < p < 0,70 kategori

soal sedang, dan p < 0,30 kategori soal sukar.

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa soal yang termasuk kategori

sedang ada 36 butir soal dan sukar ada 4 butir soal ( nomor 3, 8,

13 dan 40)

Tabel 3.12 Tingkat Kesukaran Soal Instrumen Prestasi Belajar

No.
No.
Buti TKS Status TKS Status
Butir
r
1 0.367 Sedang 21 0.367 Sedang
2 0.467 Sedang 22 0.367 Sedang
3 0.167 Sukar 23 0.367 Sedang
4 0.467 Sedang 24 0.367 Sedang
5 0.467 Sedang 25 0.467 Sedang
6 0.300 Sedang 26 0.333 Sedang
7 0.367 Sedang 27 0.467 Sedang
8 0.200 Sukar 28 0.367 Sedang
9 0.333 Sedang 29 0.567 Sedang
10 0.300 Sedang 30 0.333 Sedang
11 0.300 Sedang 31 0.333 Sedang
12 0.467 Sedang 32 0.300 Sedang
13 0.167 Sukar 33 0.300 Sedang
14 0.300 Sedang 34 0.433 Sedang
15 0.467 Sedang 35 0.300 Sedang
16 0.367 Sedang 36 0.467 Sedang
17 0.467 Sedang 37 0.300 Sedang
18 0.400 Sedang 38 0.300 Sedang
51

19 0.300 Sedang 39 0.367 Sedang


20 0.300 Sedang 40 0.200 Sukar
4) Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda atau indeks diskriminasi menunjukkan soal

tersebut membedakan antara peserta didik yang pandai dengan yang

kurang pandai, sedemikian rupa sehingga sebagian testee yang

memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih

banyak yang menjawab betul, sementara testee yang kurang pandai

untuk menjawab item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab

dengan betul. Daya pembeda dihitung dengan membagi testee ke

dalam dua kelas, yaitu: kelas atas yang merupakan testee yang

tergolong pandai dan kelas bawah yang tergolong rendah.

Pembagiannya 27% x jumlah siswa digolongkan kedalam kelas atas

dan 27% x jumlah siswa digolongkan kedalam kelas bawah (Arikunto,

Suharsimi .2007:212).

Dalam menentukan daya pembeda tiap butir soal menggunakan

rumus sebagai berikut:

S A  SB
DP 
IA (Arikunto, suharsimi, 2007:213)

Keterangan :

DP :Daya pembeda,

SA :Jumlah skor pada kelas atas yang menjawab benar,

SB :Jumlah peserta didik pada kelas bawah yang menjawab benar,

IA :Jumlah seluruh peserta didik.


52

Kriteria tingkat kesukaran yang digunakan pada analisa ini

adalah : jika p < 0,20 kategori Batal/ Tolak ( B ) , 0,20 < p < 0,50

kategori soal perbaiki ( TP ) , dan p < 0,50 kategori terima ( T ).

Dari Prestasi perhitungan diperoleh bahwa soal yang termasuk

kategori batal terdapat 1 butir soal yakni nomor soal 5 Sedangkan

soal yang termasuk kategori revisi ( TP atau diterima tapi diperbaiki /

revisi ) terdapat 11 butir soal yakni nomor butir

3,4,8,13,15,18,21,26,30,34 dan 40. Sedangkan butir soal yang

termasuk kategori diterima sebanyak 20 butir soal yaitu soal

nomor 1,2,6,7,9,10,11,12,14,16,17,19,20,22,23,24,25,27,28,29,31,32,

33,35,36,37,38, dan 39

Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Daya Beda Soal Instrumen


Prestasi Belajar Matematika
No. Daya No. Daya
Status Status
Butir Beda Butir Beda
1 0.738 T 21 0.420 TP
2 0.502 T 22 0.738 T
3 0.444 TP 23 0.738 T
4 0.463 TP 24 0.738 T
5 0.628 B 25 0.628 T
6 0.980 T 26 0.458 TP
7 0.970 T 27 0.628 T
8 0.459 TP 28 0.738 T
9 0.752 T 29 0.559 T
10 0.719 T 30 0.440 TP
11 0.719 T 31 0.752 T
12 0.628 T 32 0.719 T
13 0.444 TP 33 0.719 T
14 0.719 T 34 0.463 TP
15 0.434 TP 35 0.719 T
16 0.738 T 36 0.628 T
17 0.628 T 37 0.746 T
18 0.405 TP 38 0.719 T
19 0.746 T 39 0.738 T
20 0.719 T 40 0.343 TP
53

F. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Dalam analisa deskriptif akan dilakukan teknik penyajian data dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi, grafik/diagram batang untuk masing-masing

variabel. Selain itu juga masing-masing variabel akan diolah dan dianalisis

ukuran pemusatan dan letak seperti mean, median, dan modus serta ukuran

simpangan seperti jangkauan, variansi, simpangan baku, kemiringan dan

kurtosis.

Adapun langkah-langkah pembuatan tabel distribusi frekuensi dan

penyajian grafik poligon serta histogram dilakukan dengan langkah-langkah

berikut :

a. Menentukan rentang ( R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.

b. Menentukan banyak kelas (k) dengan aturan Struges, yaitu :

K = 1 + 3,3 log n, n = banyaknya data

c. Menentukan panjang kelas interval (P), yaitu :

rentang
P=
banyak kelas

d. Menentukan ujung bawah interval kelas pertama, yaitu ≤ data terkecil.

e. Membuat tabel distribusi frekuensi secara lengkap dengan jalan

menentukan ujung bawah (UB) dan ujung atas (UA) setiap interval kelas,

menghitung banyaknya (frekuensi) data untuk masing-masing kelas

interval.

f. Menggambar grafik histogram dengan terlebih dahulu menentukan tepi

bawah (TB) dan tepi atas (TA) untuk masing-masing kelas interval.
54

g. Menggambarkan grafik poligon frekuensi dengan terlebih dahulu

menentukan nilai tengah (Y1) masing-masing kelas interval, yaitu Y1 = ½

(UA – UB).

Sedangkan ukuran pusat, letak dan simpangan diantaranya dapat

ditentukan dengan rumus-rumus berikut :

a. Menentukan mean/rata-rata (Y) dengan rumus :

Σ Y 1 . fi
Y=
n

b. Menentukan modus (Mo), dengan rumus :

b1
Mo =b + p( ¿
b1 +b2

Keterangan :

Mo = Modus

B = batas bawah kelas modus, ialah kelas interval dengan frekuensi

terbanyak

p = panjang kelas

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat

sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval

terdekat sesudahnya

c. Menentukan median (Me), dengan rumus :

1
n−F
Me = b + p( 2 , di mana :
¿
f

Me = Median
55

n = banyaknya data

F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median

b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas median

d. Variansi (SD) dan simpangan baku, dengan rumus :


k
Y i2 . fi
SD = ∑ −¿, dan simpangan baku (S) = √SD
i=1 n

Untuk mempersingkat waktu, sekaligus pemanfaatn teknologi, maka

perhitungan statistik deskriptif dalam penelitian ini akan diselesaikan

menggunakan bantuan program komputer SPSS 20.0

2. Uji Persyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil

pengumpulan berdistribusi normal atau tidak. Hal ini akan berpengaruh

pada proses lanjutan analisis statistik, jika data berdistribusi normal, maka

analisis dilanjutkan menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika data

tidak berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan

statistik no parametrik. Uji normalitas dapat dilakukan menggunakan

analisis Kolmogorov Smirnov dalam SPSS 20.0. Distribusi data dikatakan

normal jika nilai sig.KS > 0,05. Perhitungan normalitas akan dilakukan

menggunakan bantuan program komputer SPSS 20.0.

b. Uji Linieritas
56

Pengujian linieritas garis regresi dalam penelitian ini digunakan uji

F, rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996 : 327) :

JK (TC)
2
S k −2
TC
SD = = 2
S JK (E)
E
n−k

Dalam praktiknya, akan digunakan program komputer SPSS 20.0

untuk menghitung uji linieritas, yaitu dengan melihat besarnya nilai

koefisien sig. pada Deviation from Linierity.

Kriteria pengujian linieritas adalah sebagai berikut :

1) Jika sig > 0,05 maka garis regresi tersebut linier

2) Jika sig < 0,05 maka garis regresi tersebut tidak linier

c. Uji Multikolinieritas Data

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini bertujuan untuk

memastikan apakah di dalam sebuah model regresi ada interkolerasi atau

kolinieritas antar variabel bebas. Interkorelasi dapat dilihat dengan nilai

koefisien korelasi antara variabel bebas, nilai VIF dan Tolerance, nilai

Eigenvalue, dan condition index, serta nilai standar error koefisien beta atau

koefisien regresi parsial.

Kriteria pengujian multikolinieritas adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,01 maka tidak terjadi

multikolinieritas data.

2) Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,01 maka terjadi gejala

multikolinieritas data.
57

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya gejala heteroskedastisitas. Pada penelitian ini dengan melihat pola

titik-titik pada scatterplots regresi, hasil olah data di aplikasi SPSS 20.0.

Jika titik-titik pola menyebar di atas maupun di bawah Y topi maka

dipastikan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

e. Uji Normalitas Galat

Uji normalitas galat dilakukan untuk mengetahui normal atau

tidaknya distribusi suatu data. Uji normalitas ini penulis berlakukan untuk

kedua variabel dengan memperhatikan unstandardized residual dan melihat

nilai Sig. > 0,05. Jika syarat tersebut terpenuhi, maka data berdistribusi

normal.

3. Uji Hipotesis Penelitian (Analisis Inferensial)

Setelah keseluruhan uji persyaratan analisis data dipenuhi dan diketahui

data layak untuk diolah lebih lanjut, maka langkah berikutnya adalah menguji

masing-masing hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis

menggunakan teknik korelasi partial dan korelasi ganda, serta regresi linier

sederhana dan regresi linier ganda.


58

Dalam praktiknya, untuk perhitungan dan pengujian korelasi dan regresi

baik partial maupun ganda akan digunakan bantuan program komputer SPSS

20.0. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Analisis Korelasi

Hasil perhitungan koefisien korelasi ganda bisa dilihat dari out put

program SPSS melalui analisis regresi yaitu pada tabel Model Summaryb.

Signifikansi dari koefisien korelasi tersebut diuji secara manual atau

dengan bantuan komputer melalui program aplikasi Miscrosoft Excel. Ada

pun rumus pengujiannya adalah :

R2
k
F¿
1−R 2
n−k −1

Keterangan :

R = koefisien korelasi ganda

n = banyaknya anggota sampel

k = banyaknya variabel bebas

b. Analisis Regresi

1) Perhitungan persamaan garis regresi

Hasil perhitungan garis regresi bisa dilihat dari out put program SPSS

melalui analisis regresi yakni pada tabel Coefficientsa. Koefisien-koefisien


59

persamaan garis regresi ditunjukkan oleh bilangan-bilangan yang ada pada

kolom B untuk Unstandardized Coefficients.

Tabel 3.14. Tabel Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant)
1 X1
X2
a. Predictors: (Constant), X1, X2
b. Dependent Variabel : Y
Dari tabel di atas maka persamaan garis regresinya adalah :

Ŷ = a0 + a1 x1 + a2 x2

2) Pengujian signifikansi regresi

Hasil pengujian signifikansi regresi ganda bisa dilihat dari out put

program SPSS melalui analisa regresi yani pada tabel ANOVA b kolom F

atau Sig.

Tabel 3.15 Tabel Anova

ANOVAb
Sum of
Model Df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regresion
Residual
Total
a. Predictors: (Constant), X1, X2
b. Dependent Variabel : Y

Kriteria signifikansinya adalah :

1) Jika digunakan kolom Sig., maka kriteria signifikansinya adalah :

“Jika Sig. < 0,05 maka garis regresi tersebut signifikan”


60

2) Jika digunakan kolom F, maka kriteria signifikansinya adalah : ”Jika

F hitung > F tabel maka garis regresi tersebut signifikan”

F tabel dipilih sesuai dengan ketentuan pengujian statistik pada

distribusi F, yaitu pada taraf nyata α derajat (dk) pembilang = k dan

derajat (dk) penyebut = n – k – 1, di mana n adalah banyaknya

anggota sampel dan k adalah banyaknya variabel bebas.

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis 1

H 0 : β1 = β 2 = 0 → tidak terdapat pengaruh kecerdasan intelektual dan

motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi

belajar Matematika.

H1 : β1 ≠ 0, β2 ≠ 0 → terdapat pengaruh kecerdasan intelektual dan motivasi

belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar

Matematika.

2. Hipotesis 2

H 0 : β1 = 0 → tidak terdapat pengaruh kecerdasan intelektual terhadap

prestasi belajar Matematika.

H 1 : β1 ≠ 0 → terdapat pengaruh kecerdasan intelektual terhadap

prestasi belajar Matematika.

3. Hipotesis 3
61

H 0 : β2 = 0 → tidak terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap

prestasi belajar Matematika.

H 1 : β2 ≠ 0 → terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi

belajar Matematika.

Anda mungkin juga menyukai