PATOFISIOLOGI
Obat-obatan, alkohol, garam empedu atau enzim-enzim pankreas dapat
merusak mukosa lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa
lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan
lambung, hal ini menimbulkan peradangan . Respon mukosa lambung terhadap
kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu
gangguan –gangguan tersebut sering sekali menghilang dengan sendirinya.
Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat
terjadi perdarahan.
Masuknya zat-zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif mengakibakan
peradangan dan nekrosis pada dinding lambung ( gastritis korosif). Nekrosis dapat
mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan
peritonitis.
Gastritis kronik dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kelenjar-kelenjar
lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan berwarna abu-abu
atau abu-abu kehijauan ( gastritis atropik). Hilangnya mukosa lambung akhirnya
akan berakibat berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa.
Gastritis atropik boleh jadi merupakan pendahuluan untuk karsinoma lambung.
Gastritis kronik dapat pula terjadi bersamaan dengan usus peptikum atau mungkin
terjadi setelah tindakan gastroyeyunostomi.
Zat iritan ---- merusak mukosa lambung----- iritasi----- area mukosa edema,
hemoragiadan erosi pada rugae mukosa lambung
Gastritis akut (GA)
Peradangan yang terjadi pada lapisan mukosa setelah terpapar oleh zat iritan.
Regenerasi jaringan dan penyembuhan dapat terjadi dalam beberapa hari dengan
tanpa meninggalkan gejala sisa
PENGKAJIAN
1. Adanya keluhan yang khas. Keluhan utama berfokus pada :
Nyeri epigastrium
Kram pada abdomen
Gangguan pada pencernaan
Nause dan muntah
2. Kaji tingkat kemampuan pasien dalam melaksanakan ADL
3. Amati tanda-tanda disstress---- ekspresi wajah menahan sakit, tidaka dapat tidur,
otot-otot tegang, perubahann tanda vital.
4. Lakukan pemeriksaaan pada abdomen.
Terdapat ketegangan di atas epigastrium
Ada distensi abdomen
5. Peningkatan peristaltik
6. Kaji pola makan; makanan kesukaan?, jumlah porsi makan?, persepsi klien
dengan pola makannya?.
7. Kaji gaya hidup ynag berhubungan dengan :
Stressor dan kemampuannya menanggulangi stressor
Kebiasaan mengkonsumsi alkohol, capein.
Perokok.
Penggunaan obat-obatan ( secara bebas)
8. Penyakit yang sama dengan keluarga.
9. Penyakit penyerta yang diderita dan obat-obat yang sedang digunakan.
10. Adanya tanda anemia dan penurunan BB
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Barium meal---- dijumpai gambaran erosi
Endoskopi, Gastroskopi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri epigastrium sehubungan dengan peningkatan HCL
Potensial terjadi komplikasi ( pendarahan , erosi) sehubungan dengan
peningkatan keasaman cairan lambung ( menetap)
Potensial kekambuhan sehubungan dengan krangnya pengetahuan pasienm
tentang faktor-faktor yanmg mempengaruhi timbulnya serangan;
ketidakmampuan menanggulangi stressor dengan baik.
PERENCANAAN
DX-1 : Nyeri epigastrium sehubungan dengan peningkatan HCL
Tujuan keperawatan
Nyeri berkurang dalam waktu 2 x 24 jam
- Kriteria hasil
Klien dapat beraktivitas
Klien dapat tidur dan beristirahat
- Intervensi keperawatan
1. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri seperti
golongan H2 ( histamin) resptor antagonis--- cimetidin dahn obat anatasid
seperti magnesium clorida.
Pada klien tertentu perlu ditamabahkan:
Pada kilen gastritis kronis perlu ditambah pemberian vitamin B12
Bila penyebabnya adalah kuman, maka perlu ditambah obat anti mikroba.
2. Hindarkan makan-minum yang mengandung capein, cola, cabe, cuka.
3. Hindarkan alkohol dan rokok.
4. Bantu klien mengidentifikasi makanan yang dapat menimbulkan nyeri.
5. Beri makanan lunak , diet seimbang, PKTS
IMPLEMENTASI
Pada gastritis yang tidak parah diobati dengan antasid dan istirahat
Pada gastritis yang parah diberikan intra vena untuk mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit sampai gejala mereda
Memberikan cairan peroral dengan interval yang sering
Memeberikan makan-makan yang dihaluskan kemudian makanan yang lain
ditambahkan secara bertahap.
Menghindari makanan yang berbumbu banyak dan berminyak.
Cairan yang mengandung karbonat dihindari
Histamin H2 blocker diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambung
dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
Sucral pate diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyelaputinya untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi.
Perawatan mulut yang baik jika ada muntah.
Istirahat dan lingkungan yang tenang.
EVALUASI
Pasien dengan gastritis ditanya tentang tingkat rasa nyaman dan
haus yang dirasakannya.
Turgor kulit , output urin dan kekuatan otot dimonitor pada
gastritis yang parah dengan disertai muntah.
Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem pencernaan sehubungan dengan
peradangan
Gastritis
Adalah peradangan pada mukosa lambung.
Patofisiologi
Zat iritan
Merusak mukosa lambung
Iritasi
Area mukosa edema, hemoragidan erosi pada rugae mukosa lambung
Gastritis akut (GA)
Peradangan yang terjadi pada lapisan mukosa setelah terpapar oleh zat iritan.
Regenerasi jaringan dan penyembuhan dapat terjadi dalam beberapa hari dengan
tanpa meninggalkan gejala sisa