Kelompok V :
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan koping
yang sering digunakan adalah regresi, represi dan isolasi. Sedangkan contoh
sumber koping yang dapat digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang
luas dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan,
menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti
kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and Sundeen, 1998:349)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL
1. Data pengkajian
a. Indentitas
Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa pubertas
b. Keluhan utama.
Keluhan utama biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang lain), komunikasi
kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak berinteraksi dengan orang lain,
tidak melakukan kegiatan sehari-hari, pasif.
c. Faktor predissposisi
Faktor predisposisi sangat erat kaitanya dengan factor etiologi yaitu keturunan, endokrin,
metabolisme, susunan saraf pusat, dan kelemahan ego.
d. Psikososial
1) Genogram
Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7- 16% skizofrenia,
bila keduanya menderita 40-68%, saudara tiri kemungkinan 0,9-1,8%, saudara kembar
2-15%, dan saudara kandung 7-15%.
2) Konsep diri
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien akan
mempengaruhi konsep diri pasien.
3) Hubungan social
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, dan berdiam
diri.
4) Spiritual
Aktivitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan.
e. Status mental
1) Penampilan diri.
Pasien tampak lesu, tidak bergairah, rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat,
reseliting tidak terkunci, baju tidak diganti, baju terbalik sebagai manifestasi
kemunduran kemauan pasien.
2) Pembicaraan
Nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis.
3) Aktivitas motorik
Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif, kecenderungan mempertahankan pada satu
posisi yang dibuatnya sendiri
4) Emosi
Emosi dangkal
5) Afek
Dangkal, tidak ada ekspresi roman muka.
6) Interaksi selama wawancara.
Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara,
diam.
7) Persepsi
Tidak terdapat halusinasi atau waham
8) Proses berpikir
Gangguan proses berpikir jarang ditemukan
9) Kesadaran
Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan serta pembatasan dengan
dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf tidak sesuai dengan
kenyataan
10) Memori
Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat, waktu dan orang
11) Kemampuan penilaian
Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan, selalu
memberikan alasan meskipun alasan tidak jelas atau tidak tepat
f. Kebutuhan sehari-hari
Pada permulaan, penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya, makin mundur
dalam pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk memenuhi kebutuhan sendiri
sangat menurun dalam hal makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian, dan istirahat tidur.
(Kusumawati, 2010).
2. Masalah Keperawatan
a. Isolasi Sosial
a) Data yang perlu dikaji
1) Data subjektif:
Pasien mengatakan: malas bergaul dengan orang lain, tidak mau berbicara dengan
orang lain, tidak ingin ditemani siapapun.
2) Data objektif:
Pasien kurang spontan, apatis, ekspresi wajah kurang berseri, tidak atau kurang
dalam komunikasi verbal, mengisolasi diri, kurang sadar, terhadap lingkungan
sekitarnya, aktivitas menurun (Direja, 2011)
b. Resiko gangguan persepsi sensori: halusinasi
a) Data yang perlu dikaji
1) Data subjectif
Pasien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya melakukan sesuatu yang
berbahaya, melihat bayangan, mencium bau-bauan.
2) Data objectif
Pasien berbicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa ssebab yang jelas,
menutup telinga, menunjuk kearah tertentu, ketakutan dengan sesuatu yang tidak
jelas, menghidu seperti mencium sesuatu, menutup hidung (Direja, 2011).
c. Harga diri rendah
a) Data yang perlu dikaji
1) Data subjectif
Pasien mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna, tidak mampu, tidak
semangat beraktivitas dan bekerja, malas melakukan perawatan diri
2) Data objectif
Pasien mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang
pesimis, tidak menerima pujian, penurunan produktivitas, penolakan terhadap
kemampuan diri, kontak mata tidak ada (Direja, 2011)
3. Pohon masalah
(Damayanti, 2012).
4. Diagnosa keperawatan
D.0121 Isolasi Sosial, Kategori Relasional, Sub Kategori Interaksi Sosial
Definisi :
Ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen
dengan orang lain
Penyebab :
1. keterlambatan perkembangan
2. ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan
3. ketidaksesuain minat dengan tahap perkembangan
4. ketidaksesuain nilai- nilai dengan norma
5. ketidaksesuain perilaku sosial dengan norma
6. perubahan penampilan fisiks
7. perubahna status mental
8. ketidakadekuatan sumber daya persinal (mis.disfungsi terbuka, pengendalian diri buruk)
Gejala dan Tanda Mayor:
1. Subjektif
1) Merasa ingin sendirian
2) Merasa tidak aman di tempat umum
2. Objektif
1) Menarik diri
2) Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan
Gejala dan tanda minor
1. Subjektif
1) Merasa berbeda dengan orang lain
2) Merasa asyik dengan pikiran sendiri
3) Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas
2. Objektif
1) Afek datar
2) Afek sedih
3) Riwayat ditolak
4) Menunjukan permusuhan
5) Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
6) Kondisi difabel
7) Tindakan tidak berarti
8) Tidak ada kontak mata
9) Perkembangan terlambat
10) Tidak bergairah/lesu
Kondisi Klinis Terkait
1) Penyakit Alzheimer
2) AIDS
3) Tuberkulosis
4) Kondisi yang menyebabkan gangguan mobilisasi
5) Gangguan pskiatrik (mis.depresi mayor dan schizopherenia)
STRATEGI PELAKSANAAN
ISOLASI SOSIAL
c. Kontrak.
Topik:
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan Bu dan kemampuan
yang Bu miliki? Apakah bersedia? Tujuananya Agar ibu dengan saya dapat saling mengenal
sekaligus ibu dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain
Waktu : Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit saja ya?
Tempat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?
Nah sekarang coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain!
b. RTL
Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap dengan teman?
Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini ada jadwal kegiatan, kita isi
pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan ibu adalah bercakap-cakap dengan teman sekamar.
Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya
dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak
melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang pengalaman ibu
bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap dengan topik
tertentu. apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?? Baiklah
bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum Wr,Wb.
B. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum, Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan kesepian,
bagaimana semangatnya untuk bercakap-cakap dengan teman? Apakah ibu sudah
mulai berkenalan dengan orang lain? Bagai mana perasaan ibu setelah mulai
berkenalan?
c. Kontrak :
Topik :
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan bagai mana
berkenalan dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain agar ibu semakin banyak teman.
Apakah ibu bersedia?
Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?
Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
2. Fase Kerja.
Baiklah hari ini saya datang bersama dua orang ibu perawat yang juga dinas di ruangan
Dewa Ruci, ibu bisa memulai berkenalan.. apakah ibu masih ingat bagaimana cara
berkenalan? (beri pujian jika pasien masih ingat, jika pasien lupa, bantu pasien mengingat
kembali cara berkenalan) nah silahkan ibu mulai (fasilitasi perkenalan antara pasien
dengan perawat lain) wah bagus sekali ibu, selain nama,alamat, hobby apakah ada yang
ingin ibu ketahui tetang perawat C dan D? (bantu pasien mengembangkkan topik
pembicaraan) wah bagus sekali, Nah ibu apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam
ini? Bagai mana kalau kita menemani teman ibu yang sedang menyiapkan makan siang di
ruang makan sambil menolong teman ibu bisa bercakap-cakap dengan teman yang lain.
Mari bu.. (dampingi pasien ke ruang makan) apa yang ingin ibu bincangkan dengan
teman ibu. ooh tentang cara menyusun piring diatas meja silahkan ibu( jika pasien diam
dapat dibantu oleh perawat) coba ibu tanyakan bagaimana cara menyusun piring di atas
meja kepada teman ibu? apakah harus rapi atau tidak? Silahkan bu, apalagi yang ingin bu
bincangkan.. silahkan.
Oke sekarang piringnya sudah rapi, bagai mana kalau ibu dengan teman ibu melakukan
menyusun gelas diatas meja bersama… silahkan bercakap-cakap ibu.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan perawat B dan C dan
bercakap-cakap dengan teman ibu saat menyiapkan makan siang di ruang makan?
Coba ibu sebutkan kembali bagaimana caranya berkenalan?
b. RTL
Bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu jadwal kegiatan bercakap-
cakap ketika membantu teman sedang menyiapkan makan siang. Mau jam berapa ibu
latihan? Oo ketika makan pagi dan makan siang.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu berkenalan dengan 4
orang lain dan latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian lain, apakah ibu
bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ? Baiklah ibu besok saya akan
kesini jam 10:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP 3) ISOLASI SOSIAL
A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
Klien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain.
Klien mengatakan masih sedikit malas ber interaksi dengan orang lain.
Data objektif :
Klien tampak sudah mau keluar kamar.
Klien belum bisa melakukan aktivitas di ruangan.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial.
3. Tujuan.
a. Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih.
b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien.
b. Memberikan kesempatan pada klien berkenalan.
c. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengerus PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengerus PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil. Jakarta : Dewan Pengerus PPNI