HALUSINASI
Oleh :
Rosiana Ika Wati
202016046
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS
JAKARTA
2021
A. Pengertian
Halusinasi didefinisikan sebagai terganggunya persepsi sensori dari suatu obyek tanpa
adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra
Error: Reference source not found. Menurut Farida Kusumawati (2010), Halusinasi
adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran)
dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberI persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien
mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara. Halusinasi adalah
kesan, respon, dan pengalaman sensori yang salah Error: Reference source not found.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbulnya gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berday. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan Error: Reference source not found :
a. Aspek biologis
Stressor yang berhubungan dengan respon Neurobiologycal yang maladaptif,
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi
dan abnormalisasi pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk selektif menghadapi rangsangan.
b. Aspek Stress Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk
menentukan terjadinta gangguan perilaku.
c. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiology yang maladaptif
berhubungan denagn kesehatan (gizi buruk, infeksi), lingkungan, rasa bermusuhan,
gangguan dalam hubungan interpersonal, sikap perilaku atau keputusasaan dan
kegagalan.
D. Jenis Halusinasi
1. Halusinasi pendengaran (auditory)
Ganguan stimulasi mendengar suara-suara seperti suara orang berbicara.
Mendengarkan suara atau kebisingan yang kurang jelas ataupun yang jelas dimana
terkadang suara-suara seperti mengajak berbicara klien dan kadang memerintah klien
untyk melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya atau lingkungan sekitar.
2. Halusinasi penglihatan (visual)
Stimulasi visual dalam bentuk kilatan atau cahaya, gambar atau bayangan yang rumit
dan kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan
3. Halusinasi penghidu (olfactory)
Gangguan stimulasi pada indera penciuman, yang ditandai dengan adanya bau darah,
uri, feses, parfum atau bau yang lain. Ini sering terjadi pada seseorang pasca serangan
stroke, dimensia atau kejang
4. Halusinasi pengecapan (gustatory)
Gangguan stimulasi ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan seperti merasakan darah, urin atau feses
5. Halusinasi perabaan (tactile)
Gangguan stimulasi ditandai dengan adanya rasa nyeri tanpa stimulus yang terlihat,
merasakan sensasi tersengat listrik dari bawah tanah, benda mati atau orang lain
6. Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulasi yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena dan arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine
7. Halusinasi kinestetik
Gangguan sensasi sementara seperti berpindah-pindah atau mempunyai kembaran
sementara.
E. Tahap Halusinasi
1. Tahap 1 (Non-Psikotik) / comforting
Pada tahap ini, halusinasi mampu memberikan rasa Nyaman pada klien, dengan
tingkat orientasi sedang. Secara umum pada tahap ini halusinasi merupakan hal yang
menyenangkan bagi klien.
Karakteristik :
a. Mengalami kecemasan, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.
b. Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan kecemasan.
c. Pikiran dan pengalman sensorik masih ada dalam control kesadaran.
Perilaku yang muncul :
a. Tersenyum atau tertawa sendiri
b. Menggerakan bibir tanpa suara
c. Pergerakkan mata yang cepat.
d. Respon verbal lambat, diam dan berkonsentrasi.
F. POHON MASALAH
Isolasi Sosial
(Causa)
H. Diagnosis keperawatan
1. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
2. Resiko tinggi perilaku kekerasan
3. Isolasi Sosial
4. Harga diri rendah
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Proses keperawatan
Kondisi klien
Klien mengatakan mendengar sesuatu . Klien merasa takut pada suara itu dan bersikap
seperti mendengar sesuatu. Kemudian klien berlari kesana kemari. Seteleh itu klien mengalami
disorientasi, konsentrasi rendah dan pikiran cepat berubah-ubah.
Diagnosa keperawatan
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi (dengar)
Tujuan umum :
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Tujuan khusus
TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
TUK 2 :
Klien dapat mengenal halusinasinya.
TUK 3 :
Klien dapat mengontrol halusinasi.
TUK 4 :
Klien mendapat sistem pendukung keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
TUK 5:
Klien dapat memanfaatkan obat dalam mengontrol halusinanya.
Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
1. Salam terapeutik
"Selamat pagi, perkenalkan nama saya Tedi Ruswandi, Saya biasa dipanggi Tedi. Saya dari
STIKES BANTEN. Saya disini dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu dari jam 08.00 s/d
13.00 WIB. Kalau boleh tahu nama bapak siapa dan senang dipanggil siapa?. Tujuan Saya
disini menyelesaikan sesuatu yang bapak rasakan, kita selesaikan bersama – sama ya Pak?”
2. Evaluasi
"Bagaimana perasaan Bapak saat ini?. Bagaimana tidurnya semalam, Pak?. Ada keluhan
tidak? Apakah Bapak masih mendengar sesuatu yang orang lain tidak mendengar?”
3 Kontrak
“Apakah bapak tidak keberatan untuk mengobrol dengan saya? Menurut bapak sebaiknya
kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini bapak dengar tetapi tidak tampak
wujudnya? Berapa lama kira-kira kita ngobrol? Bapak mau berapa lama?bagaimana kalau 15
manit? Bisa? Tempatnya mau dimana pak?. Bagaimana kalo kita berbincang – bincangnya
ditaman?”.
Kerja
1. Coba ceritakan suara-suara apa yang sering didengar?
2. Suara yang seperti apa yang didengar?
3. Kapan saja suara itu terdengar?
4. Berapa kali suara itu terdengar?
5. Pada saat sedang melakukan apa suara itu muncul?
6. Bagaimana perasaan ketika suara-suara itu muncul?
7. Bagaimana kalau kita belajar cara-cara mencegah suara-suara yang muncul?
8. Bagaimana kalau Bapak mengisi jadwal kagiatan harian cara menghardik?
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subjektif)
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berkenalan dengan Saya?”. ”Coba Bapak ceritakan, suara
apa yang sering didengar!”. ”Apakah Bapak dapat mengetahui suara seperti apa yang
didengar?”. ”Kapan dan berapa kali suara itu terdengar?”. ”Pada saat Bapak sedang
melakukan apa suara itu terdengar?”. ”Bagaimana perasaan Bapak ketika suara itu muncul?”.
”Apakah Bapak sudah bisa cara menghardik?”. ”Apakah Bapak sudah mengisi jadwal harian
cara menghardik?”
Evaluasi Perawat (objektif setelah reinforcement)
"Setelah kita ngobrol tadi, cobak bapak simpulkan pambicaraan kita tadi?”
”Coba sebutkan cara untuk mencegah suara itu agar tidak muncul lagi.”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil)
" Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan bapak coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita
buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien)
- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi isi halusinasi Ungkapan dari klien mengenai
mengidentifikasi klien dapat klien. isi halusinasi menunjukkan apa
isi halusinasi. mengidentifikasi isi yang dibutuhkan dan dirasakan
halusinasi. oleh klien.
- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi waktu Ungkapan dari klien mengenai
mengidentifikasi klien dapat halusinasi klien . waktu halusinasi menunjukkan
waktu halusinasi. mengidentifikasi waktu apa yang dibutuhkan dan
halusinasi. dirasakan oleh klien.
- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi frekuensi Ungkapan dari klien mengenai
mengidentifikasi klien dapat halusinasi klien. frekuensi terjadinya halusinasi
frekuensi mengidentifikasi menunjukkan apa yang di
halusinasi. frekuensi halusinasi. butuhkan dan dirasakan oleh
klien.
- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi situasi yang Ungkapan dari klien mengenai
mengidentifikasi klien dapat menimbulkan halusinasi situasi halusinasi menunjukkan
situasi yang mengidentifikasi situasi pada klien. apa yang dibutuhkan dan
menimbulkan yang menimbulkan dirasakan oleh klien.
halusinasi. halusinasi.
Diagnosis Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
- Klien dapat
mngidentifikasi Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi respon klien Ungkapan dari klien mengenai
respon respon klien dapat terhadap halusinasi. respon klien saat halusinasi
klien terhadap menidentifikasi respon meninjukkan apa yang
halusinasi. klien terhadap halusinasi. dibutuhkan dan dirasakan oleh
klien.
- Klien dapat
menghardik Setelah 3 kali interaksi, Latih klien untuk mampu Tindakan menghardik
halusinasi klien dapat menghardik menghardik halusinasinya. merupakan salah satu upaya
halusinasi. untuk mengontrol halusinasi.
- Klien dapat
memasukkan cara Setelah 3 kali interaksi , Masukkan cara menghardik Memasukkan kegiatan
menghardik klien dapat memasukkan halusinasi dalam jadwal menghardik halusinasi kedalam
halusinasi dalam cara menghardik kegiatan harian. jadwal harian klien membantu
jadwal kegiatan halusinasi dalam jadwal mempercepat klien dapat
harian. kegiatan harian mengontrol halusinasi.
SP 2 :
- Klien dapat
mengevaluasi Setelah 3 kali interaksi Evaluasi jadwal kegiatan Evaluasi akan membantu untuk
jadwal kegiatan klien dapat mengevaluasi harian klien merencanakan selanjutnya.
jadwal kegiatan harian
klien.
- Klien dapat
mengendalikan Setelah 3 kali interaksi, Latih klien untuk Bercakap-cakap dengan orang
halusinasi dengan klien dapat mengendalikan halusinasi lain merupakan salah satu
cara bercakap- mengendalikan dengan cara bercakap-cakap tindakan yang dapat
cakap dengan halusinasi dengan cara dengan orang lain. mengendalikan halusinasi.
orang lain. bercakap-cakap dengan
Diagnosis Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
orang lain.
SP 3 :
- Klien dapat Setelah 4 kali interaksi, Evaluasi jadwal kegiatan Evaluasi akan membantu untuk
mengevaluasi klien dapat mengevaluasi harian klien. merencanakan selanjutnya.
jadwal kegiatan jadwal kegiatan
hariannya. hariannya.
- Klien dapat Setelah 3 kali interaksi, Latih klien mengendalikan Melakukan kegiatan di RSJ yang
mengendalikan klien dapat halusinasi dengan sesuai dengan kegiatan yang
halusinasi dengan mengendalikan melakukan kegiatan yang biasa dilakukan klien dirumah
melakukan halusinasi dengan biasa dilakukan klien merupakan salah satu tindakan
kegiatan di panti melakukan kegiatan di dirumah. yang dapat mengendalikan
yang sesuai panti yang sesuai dengan halusinasi.
dengan kegiatan kegiatan yang biasa klien
yang biasa lakukan dirumah.
dilakukan klien
dirumah
- Klien Setelah 3 kali interaksi, Masukkan kegiatan yang Memasukkan kegiatan klien di
memasukkan klien dapat memasukkan dilakukan klien di panti ke panti ke dalam jadwal harian
kegiatan diatas ke kegiatan diatas kedalam dalam jadwal kegiatan klien membantu mempercepat
dalam jadwal jadwal kegiatan harian. harian. klien dapat mengontrol
kegiatan harian. halusinasi.
Diagnosis Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
SP 4 :
- Klien dapat Setelah 4 kali interaksi, Evaluasi jadwal kegiatan Evaluasi akan membantu untuk
mengevaluasi klien dapat mengevaluasi harian klien. merencanakan selanjutnya.
jadwal kegiatan jadwal kegiatan
harian. hariannya.
- Klien dapat Setelah 4 kali interaksi, Dorong klien untuk Menggunakan obat secra teratur
menggunakan klien dapat menggunakan menggunakan obat secara merupakan salah satu tindakan
obat secara obat secara teratur teratur yang dapat mengendalikan
teratur . halusinasi.