Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

UPAYA KURATIF KESEHATAN GIGI DAN MULUT DALAM KEHIDUPAN


MASYARAKAT

Disusun oleh:
Aqilah Ramadhani 01803022
A. Reski Iftita Ab 018030
Saskia Gita Febriyanti 01803019
Muspira 018030
Ifi Defitri 018030
Muh. Taufik Seftiadi 01803025
Nadia Wulandari Sutandi 018030
Ade Indriyani Nurpratiwi 018030
Miftahul Khaerul 018030
Titi fitriani 01803039
Nulaela Iskandar 01803039
Salha Hasanuddin 018030
Muh. Irsan 018030

KELAS / SEMESTER : A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN AMANAH MAKASSAR


PRODI III KEPERAWATAN GIGI TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat dan
Hidayahnya. Shalawat dan salam tak lupa pula kita kirimkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kita jalan kebenaran lewat ajaran yang telah dibawaknya. Kami selaku yang
ditugaskan untuk menyusun makalah ini sangat bersyukur kepada Allah SWT. Karena berkat
bimbingannya makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar dan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan keilmuan
bagi siapapun yang membacanya, utamanya para Mahasiswa yang sedang bergelut pada bidang
keperawatan khususnya keperawatan gigi Demikianlah makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada
Mata Kuliah “UPAYA KURATIF KESEHATAN GIGI DAN MULUT DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT”
Kami selaku penyusun makalah ini memohon saran dan kritik yang membangun kepada para pembaca,
utamanya Dosen terkait dengan materi makalah ini untuk penyempurnaan penyusunan makalah
berikutnya.

MAKASSAR, 21 Oktober 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi upaya tindakan kuratif ..................................................... 2
2.2 Tindakan – tindakan kuratif .......................................................... 2

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................. 19
3.2 Saran ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telah kita ketahui bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan


kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut,
pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pendekatan
pelayanan kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu dan
berkesinambungan (Herijulianti dkk., 2002).

Upaya pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat
terjaga seoptimal mungkin. Upaya ini ditujukan pada kelompok orang sakit (pasien) yang
menderita penyakit atau masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi akibat tidak dilakukannya
perawatan preventif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan upaya tindakan kuratif kesehatan gigi dan mulut dalam
kehidupan masyarakat ?
2. Apa saja tindakan tindakan kuratif kesehatan gigi dan mulut dlam kehidupan masyarakat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahuai segala upaya tindakan kuratif dalam kesehatan gigi dan mulut dalam
kehidupan masyarakat.
2. Untuk mengetahui apasaja tindakan kuratif kesehatan gigi dan mulut dalam kehidupan
masyarakat

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi tindakan Kuratif Kesehatan Gigi dan Mulut


Dalam konteks kesehatan sendiri kuratif berasal dari kata “cure” yang berarti
menyembuhkan. Artinya kuratif lebih bersifat mengobati atau memperbaiki sesuatu yang telah
rusak atau mengobati seseorang yang telah sakit. Dengan pengertian yang lebih mudahnya
kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik
dan psikis. Upaya kuratif sendiri adalah bagian wilayah tugas tenaga medis secara langsung yaitu
dokter.
Tujuannya kelompok (masyarakat) ini mampu mencegah penyakit tersebut, sehingga
tidak menjadi lebih parah. Bentuk kegiatannya adalah pengobatan yang dilakukan oleh tenaga
medis. Upaya kuratif sama halnya dengan pencegahan tersier, yaitu upaya membasmi
berkembangnya kerusakan jaringan atau ketidakmampuan setelah suatu penyakit menyebabkan
terjadinya keterbatasan fungsi. Pada tahap ini, proses penyakit telah meluas pada suatu titik
ketika status kesehatan pasien telah berubah dan tidak dapat kembali ke kondisi sebelum
terkenan penyakit tersebut. Pencegahan tersier merujuk kepada rehabilitasi seseorang dan
berkaitan dengan penyakit rongga mulut, yaitu upaya mencapai kembali dan memelihara
integritas rongga mulut pada sasaran masyarakat.

2.2 Upaya Kuratif Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Kehidupan Masyarakat
1) Autraumatic Restorative Treatment
Atraumatic Restorative Treatment (ART) adalah teknik penambalan gigi yang dilakukan
terhadap lubang gigi tanpa menimbulkan trauma pada gigi yang ditambal tersebut. ART
merupakan suatu prosedur yang pada dasarnya proses pembuangan jaringan gigi yang terkena
karies dengan hanya menggunakan instrument tangan saja. Bahan tambalan yang digunakan
adalah glass ionomer.
Glass ionomer adalah suatu bahan tambalan yang sangat bermanfaat. Selain sebagai bahan
tambalan, glassionmer dapat juga digunakan untuk menangani karies pada stadium dini. Glass
ionomer melekat pada gigi, terutama karena ia secara perlahan-lahan melepaskan fluor. ART

2
digunakan pada gigi yang telah mengalami kerusakan, tanpa rasa sakit, dengan biaya yang
rendah pada umumnya dapat mencegah dilakukannya pencabutan gigi.

Indikasi penambalan ART:


Karies masih sampai dengan dentin dan dapat dicapai dengan instrument tangan (hand
instrument).

Kontra Indikasi :
a. Terdapat pembengkakan atau fistula di dekat gigi yang bersangkutan
b. Pulpa gigi terbuka
c. Gigi yang sudah lama sakit atau inflamasi kronis pulpa
d. Kavitas tidak bisa dicapai dengan instrument tangan
e. Kavitas proksimal, tidak dapat dicapai dari arah proksimal dan oklusal

Alat dan Bahan


Alat
 Oral Diagnostik

 mixing pad

3
 Spatula

 Carver

Bahan
 Glass ionomer (powder dan liquid)

 Dentin conditioner

4
 Cotton rolls dan cotton pellet

 Vaselin

 Articulating Paper

 Varnish

5
Prosedur Kerja
a. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
b. Pasang celemek pada pasien
c. Alat dan bahan telah disiapkan
d. Isolasi daerah kerja
e. Instruksikan pasien untuk berkumur
f. Keringkan gigi yang akan ditumpat
g. Pembersihan kavitas dengan excavator, bersihkan dengan cotton pellet basah, lalu
keringkan
h. Lakukan etsa dengan dentin coditioner pada kavitas dengan cotton pellet selama 10 -15
detik
i. Cuci kavitas dengan cotton pellet basah
j. Keringkan kavitas
k. Aduk bahan tumpatan (powder + liquid) di atas mixing pad menggunakan spatula dengan
perbandingan 1:1
l. Bahan tumpatan dimasukkan ke dalam kavitas menggunakan plastis instrumen
m. Tekan dengan ibu jari yang telah diolesi vaselin ± 30 detik
n. Cek oklusi, jika ada bahan tumpatan yang berlebih buang dengan menggunakan carver
o. Pengolesan dengan bahan varnish pada permukaan tumpatan.

2) Pencabutan Gigi Susu


Pencabutan gigi adalah tindakan kuratif yang dilakukan sebagai pilihan terakhir dari
perawatan gigi. Sedapat mungkin tindakan pencabutan haruslah dihindarkan, karena pada prinsip
perawatan gigi sangatlah disarankan untuk dapat mempertahankan keberadaan gigi didalam
mulut untuk dapat berfungsi dengan baik, terutama untuk fungsi pengunyahan dan estetik. Baik
gigi susu maupun permanen mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia.Gigi susu
harus dipertahankan sampai gigi permanen penggantinya tumbuh. Hal ini disebabkan karena gigi
susu mempunyai fungsi yang cukup penting yaitu :

6
a. Memacu pertumbuhan rahang sehingga memberi jalan dan tempat bagi gigi permanen
penggantinya
b. Untuk pengunyahan atau fungsi mastikasi.
c. Untuk keindahan wajah atau fungsi estetik.
d. Untuk berbicara atau fungsi fonetik

Mengingat penting gigi susu bagi kita maka keberadaan gigi susu didalam rongga mulut
haruslah dipertahankan sampai tiba waktu gigi penggantinya tumbuh. Jika gigi susu dicabut atau
tanggal sebelum waktunya (prematur ekstraksi), maka akan menimbulkan akibat yang tidak baik,
seperti:

a.Gigi tetangganya bergerak ke diastema (bekas gigi yang dicabut).Akibatnya gigi penggantinya
akan kekurangan tempat, selanjutnya jika dibiarkan maka gigi akan berjejal-jejal

b.gigi antagonisnya tumbuh menjadi panjang. Gigi pada rahang antagonis bergerak ke arah ruang
gigi yang telah dicabut sehingga menyebabkan malaklusi gigi.

7
Bila banyak gigi yang dicabut akan mengakibatkan si anak tidak dapat makan dengan baik
hingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu.Pertumbuhan tulang-
tulang kurang sempurna, karena tidak adanya rangsangan pengunyahan dan ini memudahkan
terjadinya crowded. Meski demikian, pencabutan gigi merupakan salah satu tindakan perawatan
(kuratif) yang terakhir yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan gigi.

Indikasi pencabutan gigi susu :


a. Gigi susu yang sudah goyah dan sudah waktunya tanggal
b. Gigi susu yang persistensi
c. Gigi susu yang mengalami “perforasi radix” atau menimbulkan “Ulcus decubitum”
d. Gigi susu yang sudah menyebabkan absces berulang-ulang
e. Gigi yang berlebihan/ Supernumerary teeth/ Dens Supernumeralis yang dapat
mengganggu erupsi gigi permanennya
f. Gigi susu yang harus dicabut pada perawatan Orthodontie dengan cara Seri Ekstraksi.
Kontra indikasi pencabutan gigi susu :
a. Bila gigi belum waktunya tanggal, walaupun sedang dalam keadaan goyah
b. Bila ada peradangan lokal
c. Bila diketahui gigi permanen penggantinya mengalami agenese.

Alat dan bahan :


Alat :
 Oral diagnostic set

8
 Tang pencabutan gigi sulung

Tang gigi sulung anterior RA

Tang gigi sulung posterior RA

Tang gigi sulung posterior RB

9
Tang sisa akar gigi sulung RA

Tang sisa akar gigi sulung RB


Bahan
 Betadine

10
 Carpul

 Cholor Ethyl

Prosedur kerja :
a. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan ke pasien
b. Pasang celemek pada pasien
c. Alat dan bahan telah disiapkan
d. Isolasi daerah kerja
e. Bersihkan dan keringkan mukosa disekitar gigi yang akan dicabut dengan cotton pellet
steril
f. Aplikasikan bahan anatesi lokal pada mukosa disekitar gigi yang akan dicabut
g. Setelah 1-3 menit, pastikan anastesi telah bekerja secara efektif dengan melakukan tes
sensasi dengan menekan ujung sonde pada sekitar gigi yang akan dicabut
h. Lakukan pencabutan gigi dengan posisi opertator yang baik, dengan tang ekstaksi dengan
teknik yang tepat
i. Letakkan tampon steril pada luka bekas pencabutan dan intruksiakan pasien
menggigitnya
j. Berikan intruksi intruksi pasca pencabutan

11
2Pengobatan Darurat (Relief Of Pain)
Pengobatan darurat (Relief Of Pain ) adalah tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan rasa sakit gigi dengan segera. Hal ini bertujuan untuk menolong pasien untuk
menghilangkan rasa sakit sesegera mungkin sebelum mendapat perawatan yang semestinya.
Pada gigi yang berdenyut (masih vital), maka dapat dilakukan pembersihan lubang gigi
(karies) dengan excavator, basahi kapas kecil dengan cairan eugenol dan peras agar tidak
berlebihan. Selanjutnya masukan kapas kecil yang sudah dibasahi dengan eugenol ke lubang
gigi, tumpat dengan bahan tambalan sementara, periksa gigitan dan buang sisa tambalan jika
berlebih. Berikan analgetik dan antibiotik sesuai kebutuhan. Selanjutnya pasien diberi instruksi
untuk mengunyah pada sisi yang berlawan dengan sisi tempat gigi yang ditambal. Sarankan
pasien untuk kembali 2-3 kemudian untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut sesuai indikasi
Bila gigi gangraen dengan periapikal abcess maka dilakukan trepanasi dengan cara
membuka kavum pulpa dengan bor, lalu ditutup kapas namun jangan diberi tumpatan sementara.
Bila disertai abcess dilakukan incisi untuk drainase dan diberi analgetik. Bila ada periodontitis
dapat beri obat kumur (iodinepovidone). Selanjutnya pasien diberi instruksi sesuai kasus yang
ditemui.
Setelah dilakukan tindakan untuk menghilangkan rasa sakit pada gigi atau pengobatan
darurat, maka selanjutnya pasien segera dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

Alat dan bahan


Alat :
 Oral diagnostic set

12
 Handpiece

a. Mata bur

Bahan :
 Kapas steril

 Euganol

13
a. Bahan tambalan sementara

 Obat kumur

Prosedur kerja :
a. Sebelum pelaksanaan praktikum mahasiswa harus mempersiapkan alat pelindung diri yang
diperlukan, antara lain: masker, sarung tangan (handscoon), handuk kecil steril, celemek
untuk pasien.
b. Semua alat yang akan digunakan untuk proses perawatan harus sudah disterilkan sesuai
dengan prosedurnya.
c. Isolasi daerah kerja.
d. Lakukan tindakan pengobatan darurat sesuai dengan kasus yang ditemui
e. Beri instruksi sesuai kasus yang ditemui.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Upaya pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat
terjaga seoptimal mungkin. Upaya ini ditujukan pada kelompok orang sakit (pasien) yang
menderita penyakit atau masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi akibat tidak dilakukannya
perawatan preventif.

3.2 Saran

Sebaikanya cegah munculnya penyakit gigi dan mulut dengan tindakan preventif, dan jika
sudah menimbulakan suatu penyakit gigi dan mulut maka jangan biarkan penyakit berkembang
dan tumbuh di dalam rongga mulut, segera lakukan pengobatan dengan tindakan kuratif.

15
DAFTAR PUSTAKA

Marlindayanti, Nining Ningrum, Nelly Katharina M. 2018. Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
dan Mulut Masyarakat. Jakarta Selatan: Pusat pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Rr Reno, Pudentiana. 2008. Upaya kesehatan gigi dan Mulut Di Puskesmas.

16

Anda mungkin juga menyukai