Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dokter gigi/ terapis gigi memiliki peran penting dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut meliputi edukasi kepada pasien, kontrol plak,
restorasi, pencabutan gigi, dan masih banyak tindakan lainnya. Salah satunya sebelum
tindakan pencabutan gigi dan bedah mulut, diperlukan anastesi terlebih dahulu. Anastesi
dilakukan dengan tujuan untuk membantu mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit saat
tindakan pencabutan gigi dan bedah mulut. Dengan dilakukannya anastesi, maka pasien
akan merasa lebih nyaman karena tidak merasa sakit selama dilakukan perawatan.
Penggunaan anastesi sebelum dilakukan perawatan perlu dilakukan dengan hati-hati
dan teliti karena dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi pasien. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam anastesi antara lain riwayat penyakit pasien, riwayat anastesi
sebelumnya, obat-obatan yang dikomsumsi, dan riwayat keluarga. Selain dari faktor pasien
sendiri, komplikasi juga dapat terjadi akibat kesalahan operator. Kesalahan yang biasa
terjadi akibat operator antara lain persiapan yang kurang, pengalaman dan keterampilan
operator, teknik anastesi yang salah dan sebagainya.
Salah satu efek samping yang dapat terjadi antara lain adalah syok anafilaktik. Reaksi
anafilaktik merupakan reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang parah bahkan sampai dapat
menyebabkan kematian. Reaksi ini bersifat akut dan melibatkan beberapa sistem tubuh
seperti sistem kardiovaskuler (hipotensi, takikardi, aritmia), sistem pernapasan
(bronkospasme, batuk, dyspnea, pulmonary edema, edema laring, hipoksia) dan kulit
(urtikaria, facial edema, pruritus). Anafilaktik disebabkan karena reaksi alergi karena obat-
obatan, makanan, dan sengatan binatang. Reaksi terjadi dalam jangka waktu yang sangat
singkat yaitu dalam beberapa detik atau menit setelah pasien terpapar alergi. Syok
anafilaktik dapat menyebabkan kematian apabila terjadi asfiksia pada pasien.
Insidensi syok anafilaktik selama anastesi diperkirakan 1;5000 sampai 1;25.000. Oleh
karenannya sebagai seorang dokter gigi/terapis gigi wajib melakukan anamnesis dengan baik
dan teliti untuk mengetahui apakah pasien meiliki riwayat alergi yang memungkinkan

1
terjadinya syok anafilaktik. Dokter gigi/terapis gigi juga wajib memahami bagaimana
pencegahan dan penatalaksanaan syok anafilaktik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja definisi dari syok?
2. Apa definisi dari syok anafilaktik?
3. Apa itu epidemiologi syok anafilaktik?
4. Apa saja faktor penyebab dari syok anafilaktik pada pencabutan gigi?
5. Apa saja tanda dan gejala dari syok anafilaktik pada pencabutan gigi?
6. Bagaimana komplikasi yang ditimbulkan dari syok anafilaktik ?
7. Bagaimana penanganan syok anafilaktik pada pencabutan gigi?
8. Bagaimana pencegahan pada syok anafilaktik?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari syok
2. Mengetahui definisi dari syok anafilaktik
3. Mengetahui epidemiologi syok anafilaktik
4. Mengetahui faktor penyebab dari syok anafilaktik pada pencabutan gigi
5. Mengetahui tanda dan gejala dari syok anafilaktik pada pencabutan gigi
6. Mengetahui komplikasi yang ditimbulkan dari syok anafilaktik
7. Mengetahui penanganan syok anafilaktik
8. Mengetahui pencengahan syok anafilaktik

D. Manfaat Penulisan
Untuk menambah penegetahuan pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan gigi/
terapis gigi mengenai penatalaksanaan syok anafilaksis dalam peraktek pelayanan kesehatan
gigi dan mulut serta pencegahannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi jaringan yang adekuat
tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung, volume darah, dan pembuluh darah.
Jika salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan
kompensasi maka akan terjadi syok. Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang
menyebabkan gangguan nutrisi da metabolisme sel sehingga seringkali menyebabkan
kematian pada pasien.

B. Definisi Syok Anafilaktik


Anafilaksis berasal dari bahasa Yunani, dari 2 kata, ana yang berarti jauh dan
phylaxis yang berarti perlindungan. Secara harfiah artinya adalah menghilangkan
perlindungan Anafilaksis merupakan reaksi alergi sistemik yang berat dan dapat
menyebabkan kematian, terjadi secara tiba-tiba segera setelah terpapar oleh allergen atau
pencetus lainnya. Reaksi anafilaksis termasuk ke dalam reaksi Hipersensitivitas Tipe 1
menurut klasifikasi Gell dan Coombs. Reaksi ini harus dibedakan dengan reaksi anafilaktoid
yang memiliki gejala, terapi dan risiko kematian yang sama tetapi degranulasi sel mast atau
basofil terjadi tanpa keterlibatan atau mediasi dari IgE.
Syok anafilaktik merupakan salah satu manifestasi klinis dari anafilaksis dan
merupakan bagian dari syok distributifyang ditandai oleh adanya hipotensi yang nyata akibat
vasodilatasi mendadak pada pembuluh darah dan disertai kolaps pada sirkulasi darah yang
menyebabkan terjadinya sinkop dan kematian pada beberapa pasien. Syok anafilaktik
merupakan kasus kegawatan, tetapi terlalu sempit untuk menggambarkan anafilaksis secara
keseluruhan, karena anafilaksis yang berat dapat terjadi tanpa adanya hipotensi, dimana
obstruksi saluran napas merupakan gejala utamanya.
Syok Anafilaktik merupakan reaksi alergi yang sangat serius dapat terjadi setelah
pemberian obat-obatan termasuk local anasthesi dangan tanda yang khas yaitu terjadinya

3
hiporensi. Teknik sistolik bisa dibawah 70 mm Hg atau lebih rendah lagi. Penanganan reaksi
ini harus cepat dan tepat, kemampyan operator untuk membaca kondisi pasien mutlak
diperlukan.

C. Epidemiologi Syok Anafilaktik


Data yang menjelaskan jumlah insiden dan prevalensi dari syok dan reaksi anafilaksis
saat ini sangat terbatas. Dari beberapa data yang diperoleh di Amerika Serikat
menunjukkan 10 dari 1000 orang mengalami reaksi anafilaksis tiap tahunnya. Penelitian
lain menunjukkan bahwa rata-rata reaksi anafilaksis akibat makanan adalah 0.0004%, 0.7-
10% untuk penisilin, 0.22-1% untuk media radiokontras, dan 0.5-5% untuk gigitan
serangga.
Saat ini diperkirakan setiap 1 dari 3000 pasien rumah sakit di USA mengalami reaksi
anafilaksis, dengan resiko mengalami kematian sebesar 1%. Dari 1453 sampai 1503
kematian tiap tahunnya akibat syok atau reaksi anafilaksis, 100 disebabkan oleh makanan,
400 oleh penisilin, 900 oleh media radiokontras, 3 oleh lateks, 40-100 oleh getah. Data
yang disebutkan diatas menunjukkan bahwa anafilaksis merupakan masalah serious
kesehatan di USA.
Anafilaksis dapat terjadi pada semua ras di dunia. Beberapa sumber menyebutkan
bahwa anafilaksis lebih sering terjadi pada perempuan, terutama perempuan dewasa muda
dengan insiden lebih tinggi sekitar 35% dan mempunyai risiko kira-kira 20 kali lipat lebih
tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Berdasarkan umur, anafilaksis lebih sering pada
anak-anak dan dewasa muda, sedangkan, pada orang tua dan bayi anafilaksis jarang terjadi
karena sistem imun pada individu ini belum sepenuhnya mengalami perkembangan yang
optimal.

D. Faktor Penyebab Terjadinya Syok Anafilaktik Pada Pencabutan Gigi


 Penyebab Syok Anafilaktik
Syok anafilaktik disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas atau reaksi alergi yang
parah. Reaksi hipersensitivitas akan menyebabkan sistem imun (sistem kekebalan)
bereaksi tidak normal atau berlebihan terhadap bahan atau zat tertentu (alergen). Reaksi
sistem imun yang berlebihan pada syok anakfilaksis akan menyebabkan gangguan aliran

4
darah dan penyerapan oksigen pada seluruh organ tubuh. Akibatnya, akan muncul
sejumlah gejala dan keluhan. Syok anafilaksis bisa dipicu oleh berbagai macam alergen.
Beberapa alergen yang sering memicu syok anafilaktik adalah:
1. Obat-obatan tertentu, seperti obat antibiotik, obat antiinflamasi nonsteroid
(OAINS), obat pelemas otot, atau obat antikejang
2. Makanan, seperti makanan laut, telur, susu, gandum, kacang, atau buah
3. Sengatan serangga, seperti semut merah, lebah, lipan, atau tawon
4. Bahan pengawet makanan
5. Tanaman, seperti rumput atau serbuk sari bunga
6. Bahan lain, misalnya debu lateks yang terhirup
7. Meskipun jarang terjadi, terkadang syok anafilaktik dapat dipicu oleh olahraga dan
ada juga syok anafilaktik yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik).
 Faktor Risiko Syok Anafilaktik
Setiap orang bisa mengalami syok anafilaktik. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa
meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami syok anafilaktik, yaitu: Faktor risiko
terjadinya syok anafilaktik menurut Worm dkk., (2013), yaitu:
1. Alergi yang tidak diketahui
2. Penyakit kardiovaskular
3. Penyalahgunaan zat
4. Asma dan penyakit respirasi lain
5. Paparan awal terhadap alergen oleh injeksi (medikasi intravena)
6. Paparan alergen yang sering
7. Vitamin D rendah
8. Pernah mengalami syok anafilaktik sebelumnya
9. Memiliki anggota keluarga dengan riwayat alergi atau syok anafilaktik

E. Tanda dan Gejala Dari Syok Anafilaktik Pada Saat Pencabutan Gigi
 Tanda Dari Syok Anafilaktik
Tanda-tanda terjadinya syok anafilaktik menurut Juniper dan Parkins (2011), antara lain:
1. Gatal-gatal
2. Urtikaria mendadak

5
3. Timbul kemerahan
4. Kecemasan akut

Tanda di atas sebagai peringatan awal dan bisa saja tidak berkembang lebih lanjut.
Tanda selanjutnya yaitu:

a. Pernapasan berbunyi (mengi)


b. Rasa tertekan pada dada dan sesak napas
c. Sakit pada perut, mual, dan muntah
d. Kelumpuhan/kolaps sirkulasi
e. Kematian
 Gejala Klinis Dari Syok Anafilaktis
1. Lemah dan gelisah
2. Sakit kepala (pusing)
3. Gangguan penglihatan
4. Berkeringat
5. Nafas sesak
6. Mual kadang-kadang muntah
7. Tangan dan kaki dingin (suhu tubuh dibawa normal)
8. Nadi cepat lemah / tidak teraba
9. Tekanan darah rendah

F. Komplikasi Syok Anafilaktik


Jika terlambat ditangani, syok anafilaktik dapat menyebabkan kematian. Komplikasi
yang dapat timbul dari syok anafilaktik antara lain:
1. Gagal ginjal
2. Aritmia
3. Serangan jantung
4. Kerusakan otak
5. Syok kardiogenik

6
G. Penanganan Syok Anafilaktik Pada Saat Pencabutan Gigi
1. Letakkan penderita dengan posisi terlentang, posisi kepala lebih rendah dari kaki
2. Pembebasan jalan nafas
3. Beri stimulasi / ransangan dengan amoniak atau alkohol
4. Pernafasan buatan
5. Pemberian oksigen jika diperlukan
6. Setelah penderita mulai sadar beri minum hangat, misalnya teh manis
7. Pemberian obat-obatan
o Adrenalin
Adrenalin (epinefrin) diberikan secara intramuskular (IM). Dosis yang diberikan
berdasarkan usia pasien:
 Dewasa > 12 thn : 0,5 mg (0,5 mL)
 6-12 thn : 0,3 mg (0,3 mL)
 < 6 thn : 0,15 mg (0,15 mL)
Epinefrin merupakan obat pilihan dalam menangani syok anafilaktik, dan
indikasi untuk serangan asma akut berat. Pemberian epinefrin menyebabkan
bronkodilatasi, meningkatkan kemampuan jantung, dan vasokonstriksi pembuluh
darah untuk meningkatkan tekanan darah. Pemberian epinefrin dapat diulang
setiap 5-15 menit bila perlu hingga pasien sadar (Kee dan Hayes, 1996).
o Kortikosteroid
Kortikosteroid juga diberikan setelah pasien sadar. Pemberian kortikosteroid,
misalnya hidrokortison, digunakan untuk menekan respon alergi berikutnya.
Dosis hidrokortison didasarkan usia pasien, yaitu:
 Dewasa > 12 th : 200 mg IM atau IV perlahan
 6-12 thn : 100 mg IM atau IV perlahan
 6 blm sampai 6 thn : 50 mg IM atau IV perlahan
 < 6 bln : 25 mg IM atau IV perlahan.

H. Pencegahan Syok Anafilaktik Pada Saat Pencabutan Gigi


Pencegahan merupakan langkah terpenting dalam penatalaksanaan syok anafilaktik
terutama yang disebabkan oleh obat-obatan. Melakukan anamnesis riwayat alergi penderita

7
dengan cermat akan sangat membantu menentukan etiologi dan faktor risiko anafilaksis.
Individu yang mempunyai riwayat penyakit asma dan orang yang mempunyai alergi
terhadap banyak obat, mempunyai resiko lebih tinggi terhadap kemungkinan terjadinya syok
anafilaktik. Reaksi alergi dan anafilaksis sulit untuk dicegah, terutama bila Anda tidak
mengetahui bahwa Anda memiliki alergi terhadap zat tertentu. Namun, ada beberapa hal
yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya reaksi alergi dan syok anafilaktik,
antara lain:
1. Melakukan tes alergi di rumah sakit atau klinik
2. Membaca label keterangan pada kemasan makanan, terutama jika Anda memiliki
riwayat alergi dengan bahan tertentu
3. Menggunakan penangkal serangga terutama ketika berada di luar ruangan
4. Menggunakan alas kaki saat berjalan ke luar rumah
5. Memberitahukan dokter tentang riwayat kesehatan, termasuk riwayat alergi Anda
sebelumnya
Melakukan skin test bila perlu juga penting, namun perlu diperhatian bahwa tes kulit
negative pada umumnya penderita dapat mentoleransi pemberian obat-obat tersebut, tetapi
tidak berarti pasti penderita tidak akan mengalami reaksi anafilaksis. Orang dewasa tes kulit
negatif, dan mempunyai riwayat alergi positif mempunyai kemungkinan reaksi sebesar1-3%
dibandingkan dengan kemungkinan terjadinya reaksi 60%, bisla tes kulit positif.
Dalam pemberian obat juga harus berhati-hati, encerkan obat bila pemberian dengan
jalur subkutan, intradermal, intramuscular ataupun intravena dan observasi selama
pemberian. Pemberian obat harus benar-benar atas indikasi yang kuat dan tepat. Hindari
obat-obat yang sering menyebabkan syok anafilaktik. Catat obat penderita pada status yang
menyebabkan alergi. Jelaskan kepada penderita supaya menghindari makanan atau obat
yang menyebabkan alergi. Hal yang paling utama adalah harus selalu tersedia obat penawar
untuk mengantisipasi reaksi anafilaksis serta adanya alat-alat bantu resusitasi kegawatan.
Desensitisasi alergen spesifik adalah pencegahan untuk kebutuhan jangka panjang.

8
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Setelah mempelajari penanganan syok anafilaktik pada saat pencabutan gigi kita dapat
mengetahui definisi syok anafilaktik,epidemiologi,faktor terjadinya syok anafilaktik pada
pencabutan gigi,tanda dan gejalanya,komplikasi syok anafilaktik,penanganan syok anafilaktif
pada saat pencabutan gigi serta cara pencegahanya pada saat pencabutan gigi.

Syok anafilaktif sendiri merupakan reaksi alergi sistemik yang berat dan dapat
menyebabkan kematian,terjadi secara tiba-tiba segera setelah terpapar oleh ellergen atau
pencetus lainya.disebabkan oleh reaksi hipersesivitas atau reaksi alergi yang parah.

B.Saran

Tak kurang rasa hormat kami kepada Bapak/Ibu Mata kuliah KEGAWATDARURATAN
MEDIK,Semoga Tuhan yang Maha Esa selalu memberikan kesehatan dan keselamatan untuk
kita,sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Penanganan Syok Anapilaktik
pada saat Pencabutan Gigi”. selesai tepat pada waktunya. Tuntunan dan saran dari Bapak/Ibu
sangat kami butuhkan. Meski jauh dari kata kesempurnaan kami harap Bapak/Ibu dapat
menerima makalah kami.

Anda mungkin juga menyukai