Anda di halaman 1dari 6

PENGGABUNGAN USAHA

Penggabungan usaha terjadi apabila dua perusahaan atau lebih membentuk suatu
organisasi tunggal untuk menjalan usaha. Penggabungan usaha dapat dilakukan dalam banyak
bentuk yang berbeda. Penggabungan kesatuan-kesatuan usaha ini sering kali dicapai melalui
penyatuan bermacam-macam perusahaan menjadi unit-unit tunggal yang lebih besar.
Pengendalian terhadap kesatuan usaha dapat dicapai melalui pemilikan saham atau melalui
dewan pimpinan yang saling berpautan satu sama lain. Bermacam-macam tujuan dapat dicapai
dalam penggabungan usaha.Tujuan ini diantaranya adalah perolehan daerah pemasaran yang
lebih luas dan volume penjulan yang lebih besar,perolehan atau pengembangan organisasi yang
lebih kuat dan produksi yang lebih baik serta bakat manajemen,penghematan biaya,efisiensi pada
skala operasi yang lebih besar,peningkatan pengendalian pasar,perbaikan posisi bersaing dan
lainnya.
Akuntansi untuk penggabungan usaha terdiri dari dua metode yaitu penggabungan usaha
berdasarkan penyatuan kepentingan (Pooling of interest) dan dengan metode pembelian
(purchase Method). Metode penyatuan kepemilikan dianggap kurang relevan dan mengabaikan
nilai ekonomis yang ditukar dalam transaksi sehingga dilarang penggunaannya diberbagai
Negara maju, namun di Indonesia kedua metode ini masih digunakan.
Secara umum, metode pembelian mengikuti prinsip akuntansi yang sama dalam
pencatatan penggabungan usaha yang diikuti dalam akuntansi untuk aktiva dan kewajiban
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.
Biaya perolehan bagi entitas pembeli untuk memperoleh perusahaan lain dalam suatu
penggabungan usaha diukur dengan jumlah kas yang dikeluarkan atau nilai wajar aktiva lain
yang didistribusikan atau surat berharga yang diterbitkan. Aktiva dinilai sesuai dengan nilai
wajarnya pada saat transaksi penggabungan terjadi,biasanya perusahaan menggunakan jasa
independen untuk menilai nilai wajar atau pun nilai pasar aktiva tersebut.

2.1. Pengertian
Penggabungan usaha (business combination) adalah sebagai penyatuan dua tau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan (uniting) perusahaan lain ataupun memperoleh kendali (control) atas aktiva dan
operasi perusahaan lain. Berdasarkan definisi tersebut, penggabungan tidak hanya terjadi
ketika dua atau libih perusahaan yang terpisah lebur menjadi satu entitas hukum, melainkan
kedua atau lebih perusahaan yang terpisah berada dalam satu pengendalian dimana salah satu
perusahaan penjadi pihak pengendali.

2.2. Bentuk Penggabungan Usaha


Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241)
dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :
1. Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha
sebagai berikut :
- Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang
sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar
dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya
persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara
perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut.
- Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya,
keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu
perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain
yang kemudian bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan
kontinuitas produksi.
- Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan
horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari
perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan
angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan
(catering).

2. Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :


- Merger statutori (merger). Jenis penggabungan usaha dimana hanya ada satu dari
perusahaan yang bergabung yang bertahan dan perusahaan lainnya dibubarkan.
Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan
pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah
merger operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah
satu entitas.
- Konsolidasi statutori (konsolidasi). Penggabungan usaha di mana kedua
perusahaan yang bergabung dibubarkan serta aktiva dan kewajiban dari
perusahaan perusahaan tersebut dipindahkan ke perusahaan yang baru dibentuk.
Operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu
entitas dan tidak satu pun perusahaan yang bergabung masih tetep berdiri sejak
dilakukan konsolidasi.
- Akuisisi saham. Terjadi jika satu perusahaan mengakuisisi saham berhak suara
dari perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai dua entitas
yang terpisah, tetapi mempunyai hubungan istimewa (hubungan afiliasi). Karena
tidak ada perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan pengakuisisi memperlakukan
kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi sebagai investasi. Dalam akuisisi
saham, perusahaan pengakuisisi tidak perlu mengakuisisi seluruh saham milik
perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh kendali. Hubungan yang timbul
dari akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak perusahaan. Induk
perusahaan (parent company) adalah perusahaan yang mengendalikan perusahaan
lain yang disebut sebagai perusahaan anak (subsidiary), biasanya melalui
pemilikian mayoritas di saham biasa.

2.3. Alasan-Alasan Penggabungan Usaha


Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas
melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru?
Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan
adalah:
1. Manfaat Biaya (Cost Adventage). Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk
memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui pengembangan. Hal ini benar,
terutama pada periode inflasi.
2. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah
didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan
produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika
tujuannya adalah diversifikasi.
3. Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays). Fasilitas-fasilitas pabrik
yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera
beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan
peraturan pemerintah yang lainnya.
4. Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa perusahaan
bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka. Karena perusahaan-
perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambilalih,
beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan
terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan
dengan rasio hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon
pengambilalih yang menarik. Dalam industri perbankan, contohnya, bank-bank yang
independent mengakuisisi bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar
(market share) dan berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan
penggabungan sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing.
5. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets). Penggabungan
usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud.

2.4. Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha


- Metode Penyatuan Kepentingan (pooling of interest)
Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22
untuk penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode
penyatuan. Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan
perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak
berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-
perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian,
sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.
Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang
bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu
setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan
sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan,
dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal
penggabungan usaha dilakukan.
Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing
dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan
kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat
oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda
dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut
diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan
masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk
periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali (restated).

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest


a) Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku
saat diadakan penggabungan
b) Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal
perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung
c) Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang
diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva
lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan
penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung
d) Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik
perusahaan yang bergabung.

- Metode Pembelian (purchase)


Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha
merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari
perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang
memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung
sebesar nilai wajarnya.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara
yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban
yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan.
Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva
bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum
20 tahun.

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase


 Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung
sebesar nilai wajarnya
 Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika
pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga
pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan
sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau
yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).
 Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung.
Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima
perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill
pada kelompok aktiva.

2.5. Penerapan Metode Penyatuan Kepentingan


Dalam metode ini, jumlah yang dicatat berdasarkan metode yang berbeda harus
disesuaikan dan laporan keuangan harus dinyatakan kembali. Disini tidak ada pembelian
oleh salah satu perusahaan yang bergabung terhdap yang lain.

Anda mungkin juga menyukai