“MENGANALISIS PENCEMARAN PERAIRAN DI INDONESIA DAN DUNIA”
OLEH:
IDUL HASAN I1C119003
KELOMPOK 2
1. IDUL HASAN (I1C119003)
2. JULIA NINGSI (I1C119019) 3. LA ODE MUHAMMAD SYAHRIEL ASMANA (I1C119020) 4. MUHAMMAD AL SIGEN ABU HANIFA (I1C119044) 5. VYCKA DEVIYANTI (I1C119054)
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2021 1. Jurnal pengaturan tanngug jawab pemerintah Australia terhadap pencemaran laut lintas batas sebagai akibat seabed oil mining yang merugikan Indonesia (studi kasus pencemaran lintas batas oleh pt.t. exploration and production Australasia), yang ditulis oleh mawar fitriany. Dalam jurnal menjelaskan bahwa masalah terbesar dalam pelestarian perairan laut adalah pencemaran yang kini mendapat perhatian dunia, karena dampak dan aktifitas suatu negara yang melakukan pengolahan laut yang mengganggu ketersediaan sumberdaya alam. Dalam jurnal menjelaskan bahwa kasus pencemaran internasional yakni penceamran yang sudah melewati lintas batas negara. Dampak negative yang besar, yakni berupa kerugian yang tidak hanya merugikan satu negara saja, namun merugikan dua negara atau bahkana lebih. Kasus pencemaran minyak yang awalnya hanya mencakup kawasan kecil, namun seiring dengan berjalannya waktu tumpahan minyak tersebut meluas hingga perairan celah timor yang merupakan perairan perbatasan Indonesia, Australia dan timor leste. Pencemaran tersebut menimbulkan kerugian bagi penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani rumput laut. Penduduk di bagian pesisir timor leste juga merasakan dampak dengan datangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran mintak tersebut. Pemerintah daerah menyiapkan berkas untuk mengajukan gugatan class action kepada pt yang tep austalasia di pengadilan federal Australia. Berkaitan dengan masalah tersebut ada konvensi yang mengatur hal itu, pengaturan pertanggung jawaban dang anti rugi terhadap pencemaran lingkungan memang telah diatur, namun konvensi tersebut tidak dapat menajdi solusi karena ketentuannya tidak dibuat secara rinci. Banyak konvensi yang mengatur mengenai pertangggung jawaban, akan tetapi banyak kekuranagn karena tidak adanya pengaturan menganai tanggung jawab negara melainkan hanya terdapat pertanggung jawaban oleh operator. Jurnal ini membahas pertanggung jawaban negara atas pencemaran lintas batasakibat kegagalan seabed mining. Kegagalan dalam perusahaan pencemaran minyak harus segera diatasi agar tidak meluas hingga mencakup daerah yang luas, hingga melewati lintas batas negara. Selain itu, harus adanya konvensi dan ketentuan-ketentuan yang mengatur pencemaran dan petanggung jawaban ganti rugi oleh pemerintah dan bukan hany operator. Karena belum adanya konvensi yang membahsa hal itu, menyebabkan pencemaran semakin meluas dan belum adanya konvensi yang mengatur ganti rugi pada negara yang mendapat dampak pencemaran tersebut. 2. Artikel yang ditulis oleh edith koesoemawiria yang berjudul Thailand tutup kawasan turisme akibat pencemaran minyak. Dalam artikel membahas bahwa tutupnya kawasan tersebut bertujuan untuk dilakukannya pembersihan dari pencemaran minyak bumi akibat bocornya sebuah pipa saluran di laut kepas. Pemcemaran tersebut memperlihatkan kepada pemerintah untuk mengentikan pengeboran dan eksplorasi minyak di wilayah perairan yang menajdi mata pencaharian. Pengeboran juga tidak dilakukan di daerah berpenduduk untuk mengurangi dampak dari pencemaran yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan penduduk akibat pencemaran tersebut. Mencegah terjadinya pencemaran dan dampak yang lebih luas, maka pembersihan dan perbaikan alat harus disegerakan.