Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PERKEMBANGAN KELUARGA PADA FASE USIA ANAK

SEKOLAH

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Pembelajaran Praktek Profesi Ners Stase Komunitas

Di Susun Oleh :
Bisri Samsuri

PROGRAM STUDI NERS STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

2018
BAB I

LAPORAN PENDAHLUAN

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan dengan
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang beryujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional serta social individu-individu yang
didalamnya dilihat dari interaksi yang regular dan ditandai dengan
adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum.
( Harmoko,2012 )
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dai
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI,
1998 )
2. Fungsi keluarga menurut Friedman
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna
unuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga
mengembangkan gambaran diri yang positif, peranan yang dimiliki
denga baik dan penuh dengan kasih saying.
b.Fungsi social
Fungsi social yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individuyang menghasilkan interasi social. Keluarga merupakan
tempat individumelakukan sosialisasi dimana anggota keluarga
beljar disiplin norma keluarga, perilaku melalui interaksi dalam
keluarga. Selanjutnya individu individu berperan dalam masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d.Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi yaitu untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan dan papan.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan danasuhan keperawatan atau pemelharan
kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan keluarga dan
individu ( zaidin ali, 1999 )
3. Tipe keluarga dan bentuk keluarga
Tipe keluarga menurut harmoko (2012) :
a. Nuclear family
Keluarga intiyang teriri atas ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksilegal dala suatu
ikatanperkawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah
b. Extended family
Kluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Rekonstitud Nuklear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lamamaupun hasil dari
perkawinan baru.
d. Midle Age/Aging Cauple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja
di rumah, anak – anak sudah meningglakan rumahkarena sekola/
menikah/ meniti karier.
e. Dyadic Nuklear
Suami istri yag sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya atau salah satu bekerja di rumah.
f. Single Parent
Saru orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya
dan anaknya tinggal di rumah/ di luar rumah.
g. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier tandap anak.
h. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terisah dalam jarak
tertentu, keduanya saling mencari nafkah pada waktu-waktu
tertentu.
i. Singel Adult
Wanita atau pria tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk menikah.
j. Three generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional
Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam satu panti
l. Communal
Satu rumaah terdiri atas orang tua dan keturunannya didalam
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang
lain dan semua orang adalahorang tua dari anak-anaknya
m. Group marriage
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anak
n. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkawiman tidak dikehendaki.
o. Cohibing Cauple
Dua orang/ pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan
pernikahan.
4. Tingkat perkembangan keluarga menurut Duval (1985) dalam setiadi
(2008)
a. Tahap perkembangan pasangan baru
Pasangan baru menukah dan belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga ini :
- Membina hubungan intim yang memuaskan
- Menetapkan tujuan bersama
- Membina hubungan dengan keluarga lain, dan teman kelompok
lain
- Persiapan menjadi orang tua
- Memahami prenatal care
b. Tahap keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing
family).
Anak pertama kurang dari 30 bulan. Tugas pada perkembangan
keluarga tahap ini adalah :
- Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, sexual,
kegiatan )
- Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
- Membagi peran dan tanggung jawab
- Bimbingan orang tua tentang perubahan dan perkembangan
anak.
- Konseling KB post partum 6 minggu
- Menata ruang untuk anak
- Biaya child bearing
- Mengfasilitasi role learning anggota keluarga
- Mangadakan kebiasaan keagamaa secara rutin
c. Tahap keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangannya menyesuaikan pada kebutuhan anak pra
sekolah. Tugas tahap perkembangan keluarga ini adalah
- Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
- Membantu anak bersosialisasi
- Beradaptasi dengan anak baru alhir
- Mempertahankan hubungan di dalam maupun luar keluarga
- Pembegiaan waktu untuk pasangan dan anak
- Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasitumbuh kembang
anak
d. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangan pada fase ini adalah :
- Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
- Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual
- Menyediakan aktivitas untuk anak
- Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikutsertkan
anak
- Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota keluarga
e. Tahap keluarga dengan anak usia remaja
Tugas tahapan keluarga ini adalah :
- Memberrikan kebebasan dan tanggungjawab kepada anak
- Memelihara komunikasi terbka antara anak dan orang tua
- Memelihara hubungan intim keluarga
- Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturananggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak
f. Tahap keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan
Tugas keluarga pada tahapan ini adalah :
- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
- Mempertahankan keintiman
- Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
- Menerima kepergian anaknya
- Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
- Menciptakan lingkungan rumah yang siap menjadi contoh
anaknya.
g. Tahap keluarga dengan usia pertengahan
Tugas perkembangan keluarga ini dalah :
- Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasandalam
mengolah minat social dan waktu santai
- Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga
- Persiapan usia tua/ pension.
h. Tahap keluarga dengan lansia
Tugas perkembangan pada fase ini adalah :
- Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merupah cara
hidup
- Menerima kematian pasangan
- Mempertahankan keakraban dengan pasangan
- Melakukan life review masa lalu
5. Lima tugas keluarga dalam kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.orang tua perlu mengenal
kesehatan dan perubahan – perubahan yang dialami oleh anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami oleh keluarga
secara tidak langsungmenjadi perhatian orang tua atau keluarga.
b. Memutuskan tindakan kesehatanyang tepat bagi keluarga. Tugas
ini erupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesui dengankeadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang memiliki
kemampuanmemutuskan untuk menentukan tindakan keluarga
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan disekitanya bagi keluarga.
B. Konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan anak sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama usia 6 tahun dan mulai masuk
sekolah dasar samapai usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga
biasanya mencapai jumlah anggota maksimum.tahap perkembangan anak
usia sekolah :
1. Perkembangan biologis
Pada usia sekolah pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan
mempunyai perbedaan, pada anak laki-laki lebih tinggi dan kurus,
anak perempuan lebih gemuk. Pada usia ini pembentukan lemak lebih
cepet daripada otot.
2. Perkembangan psikososial
Pada fase ini anak- anak selalu melakukan ktifitas kelompok. Menurut
Freud perkembangan psikososial pada anak sekolah digolongkan fase
laten yaitu anak berada dalam fase oidipus.
3. Perkembangan kognitif
Pada fase ini anak berada dalam tahap operasional konkrit, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan verbal atau konkret.
4. Perkembangan spiritual
Pada usia ini anak mulai tertarik dengan surge dan neraka, sehingga
mereka mematuhi semua peraturan karena takut masuk neraka

5. Perkembangan bahasa
Kosa kata mulai bertambah, kesalahan pengucapan mulai berkurang
karena bertambahnya pengalaman pembicaraan yang dilakukan pada
tahap ini terkendali dan terseleksi karena anak mulai menggunakan
pembicaraan sebagai alat komunikasi.
6. Perkembangan konsep diri
Pada fase ini sangat dipengaruhi oleh hubungan orang tua, saudara
lainnya. Anak membentuk konsep diri sehingga membentuk ego ideal
yang berfungsi sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasi.
C. Konsep Karies Gigi
1. Definisi Karies Gigi
Karies gigi adalah suatu proses penghancuran setempat jaringan
kalsifikasi yang dimulai pada bagian permukaan gigi melalui proses
dekalsifikasi lapisan email gigi yang diikuti oleh lisis struktur organik
secara enzimatis sehingga terbentuk kavitas (lubang) yang bila
didiamkan akan menembus email serta dentin dan dapat mengenai
bangian pulpa (Dorland, 2010).
Karies gigi merupakan proses kerusakan gigi yang dimulai dari
enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor
(multiple factors) di dalam rongga mulut yang berinteraksi satu dengan
yang lain. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor gigi, mikroorganisme,
substrat dan waktu (Chemiawan, 2004).
Asam memiliki kemampuan melarutkan jaringan otot yang paling
keras yakni email gigi. Asam akan mengikis email gigi yang bisa
menyebabkan gigi berlubang yang sering disebut dengan karies gigi.
Lubang pada gigi merupakan tempat kuman- kuman bersarang yang ada
di mulut. (Tarigan, 1995). 
2. Patofisiologi
Karies gigi bisa terjadi apabila terdapat empat faktor utama yaitu
gigi, substrat, mikroorganisme, dan waktu. Beberapa jenis karbohidrat
makanan misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh
bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan
menurun sampai dibawah 5 dalam tempo 3-5 menit. Penurunan pH yang
berulang-ulang dalam waktu tertentu mengakibatkan demineralisasi
permukaan gigi (Kidd, 2012). Proses terjadinya karies dimulai dengan
adanya plak dipermukaan gigi. Plak terbentuk dari campuran antara
bahan-bahan air ludah seperti musin, sisa-sisa sel jaringan mulut,
leukosit, limposit dan sisa makanan serta bakteri. Plak ini mula-mula
terbentuk, agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat
bertumbuhnya bakteri (Suryawati, 2010). Selain karena adanya plak,
karies gigi juga disebabkan oleh sukrosa (gula) dari sisa makanan dan
bakteri yang menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam
laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan
menyebabkan demineralisasi email yang berlanjut menjadi karies gigi.
Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin
melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan
lubang). Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut.
Namun kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi
sehingga permukaan mudah rusak secara mekanis, yang menghasilkan
kavitasi yang makroskopis dapat dilihat. Pada karies dentin yang baru
mulai, yang terlihat hanya lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri
atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan membentuk rintangan terhadap
mikroorganisme dan 12enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/
tidak tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin
merupakan gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas). Baru setelah
terjadi kavitasi, bakteri akan menembus tulang gigi. Pada proses karies
yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan tiga (lapisan
demineralisasi, suatu daerah sempit, dimana dentin partibular diserang),
lapisan empat dan lapisan lima (Suryawati, 2010). Patofisiologi karies
gigi menurut Miller, Black dan William adalah awalnya asam terbentuk
karena adanya gula (sukrosa) dan bakteri dalam plak (kokus). Gula
(sukrosa) akan mengalami fermentasi oleh bakteri dalam plak hingga
akan terbentuk asam dan dextran. Desxtran akan melekatkan asam yang
terbentuk pada permukaan email gigi. Apabila hanya satu kali makan
gula (sukrosa), maka asam yang terbentuk hanya sedikit. Tapi bila
konsumsi gula (sukrosa) dilakukan berkali-kali atau sering maka akan
terbentuk asam hingga pH mulut menjadi ±5 (Chemiawan, 2004).
3. Penyebab Karies Gigi
Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi,
bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan,
dan waktu.
a.  Gigi
Terdapat  penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat
mempertinggi faktor risiko terkena karies.  Amelogenesis imperfekta,
yang timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang,  penyakit di mana
enamel tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah
ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Anatomi gigi juga
berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam
pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga
sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
b. Bakteri
Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun
hanya sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan
Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan
adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia
spp., dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada
plak.
c.  Makanan
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan
sukrosa menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang
disebut fermentasi.  Bila asam ini mengenai gigi dapat menyebabkan
demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH
telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur
dan pasta gigi berflorida dan cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat
ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka
akan terjadi proses pelubangan.
d.  Waktu
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik
dapat memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang
mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut
dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. pH
dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses
sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat
terjadi setelah 2 jam.
4. Gejala karies
Gejala karies gigi adalah sebagai berikut : 
a. Nyeri baru timbul jika pembusukkan sudah mencapai dentin. 
b. Nyeri yang timbul telah mencapai pulpa. 
c. Nyeri saat dipakai menggigit karena bakteri masuk ke pulpa dan pulpa
mati.
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies
sampai penyakit berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah
sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang
menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak
coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau
reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang
rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat
dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya
karies yang aktif.
Bila emael dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak.
Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika
disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan
terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang
dingin, dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat
menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan yang buruk.  Dalam kasus
yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya
sehingga menjadi berbahaya.
5. Pencegahan Karies
Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan. Rontgen gigi
bisa dilakukan setiap 12-36 bulan, tergantung kepada hasil pemeriksaan
gigi oleh dokter gigi. Lima strategi umum yang merupakan kunci dalam
mencegah terjadinya karies gigi :
a. Menjaga kebersihan mulut
Kebersihan mulut yang baik mencakup menyikat gigi sebelum atau
setelah sarapan dan sebelum tidur di malam hari serta membersihkan
plak dengan benang gigi (flossing) setiap hari. Hal ini sangat efektif
dalam mencegah terjadinya pembusukan permukaan yang licin.
Menyikat gigi mencegah terbentuknya karies di pinggir gigi dan flossing
dilakukan di sela-sela gigi yang tidak dapat dicapai oleh sikat gigi.
Menyikat gigi yang baik memerlukan wakyu selama ±2 menit. Pada
awalnya plak agak lunak dan bisa diangkat dengan sikat gigi yang
berbulu halus dan benang gigi minimal setiap 24 jam. Jika plak sudah
mengeras maka akan sulit untuk membersihkannya.
b. Makanan
Semua karbohidrat bisa menyebabkan pembusukan gigi, tetapi
yang paling jahat adalah gula. Semua gula sederhana, termasuk gula meja
(sukrosa), gula di dalam madu (levulosa dan dekstrosa), buah-buahan
(fruktosa) dan susu (laktosa) memiliki efek yang sama terhadap gigi. Jika
gula bergabung dengan plak, maka dalam waktu sekitar 20 menit, bakteri
Streptococcus mutans di dalam plak akan menghasilkan asam. Jumlah
gula yang dimakan tidak masalah, yang memegang peran penting adalah
lamanya gula berada di dalam gigi. Orang yang cenderung mengalami
karies harus mengurangi makanan yang manis-manis. Berkumur-kumur
setelah memakan makanan manis akan menghilangkan gula, tetapi cara
yang lebih efektif adalah dengan menyikat gigi. Untuk menghindari
terbentuknya karies, sebaiknya meminum minuman dengan pemanis
buatan atau minum teh atau kopi tanpa gula
c. Flour
Flour menyebabkan gigi, terutama email, tahan terhadap asam yang
menyebabkan terbentuknya karies. Sangat efektif mengkonsumsi flour
pada saat gigi sedang tumbuh dan mengeras, yaitu sampai usia 11 tahun.
Panambahan flour pada air adalah cara yang paling efisien untuk
memenuhi kebutuhan flour pada anak-anak. Tetapi jika terlalu banyak
mengandung flour, bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik atau
perubahan warna pada gigi. Jika air yang diminum mengandung sedikit
flour, bisa diberikan obat tetes atau tablet natrium florida. Flour juga bisa
dioleskan langsung oleh dokter gigi pada gigi yang cenderung mengalami
pembusukan. Akan lebih baik jika menggunakan pasta gigi yang
mengandung flour.
d. Penambalan
Penambalan dapat digunakan untuk melindungi lekukan pada gigi
belakang yang sulit dijangkau. Setelah dibersihkan, daerah yang akan
ditambalditutup dengan plastic cair. Setelah cairan plastic mengeras,
akan terbentuk penghalang yang efektif, dimana bakteri di dalam lekukan
akan berhenti menghasilkan asam karena makanan tidak dapat
menjangkau lekukan tersebut. Sebuah tambalan bertahan cukup lama;
sekitar 90% bertahan sampai 1 tahun dan 60% bertahan sampai 10 tahun;
tetapi kadang perlu dilakukan perbaikan atau penggantian.
e. Terapi antibakteri
Beberapa orang memilki bakteri penyebab pembusukan yang sangat aktif
di dalam mulutnya. Orang tua bisa menularkan bakteri ini kepada
anaknya melalui ciuman. Bakteri tumbuh di dalam mulut anak setelah
gigi pertama tumbuh dan kemudian bisa menyebabkan terjadinya karies.
Karena itu kecenderunag bahwa pembusukan gigi terjadi dalam satu
keluarga, tidak selalu menunjukkan kebersihan mulut maupun kebiasaan
makan yang jelek. Pada orang-orang yang cenderung menderita karies
gigi perlu diberikan terapi antibakteri. Setelah daerah yang membusuk
dibuang dan semua lubang serta lekukan ditambal, maka diberikan obat
kumur yang kuat (klorheksidin) selama beberapa minggu untuk
membunuh bakteri di dalam plak yang tersisa. Diharapkan bakteri yang
tidak berbahaya akan menggantikan bakteri penyebab karies. Untuk
membantu mengendalikan bakteri, bisa digunakan obat kumur fluor
setiap hari dan mengunyah permen karet yang mengandung xilitol.
D. Pencegahan Karies
Menurut Siregar & Ernawati (2001), ada beberapa cara untuk
pencegahan karies yaitu:
1. Usahakan anak anda cukup makanan bergizi.
2. Lakukan tindakan pembersihan gigi anak sedini mungkin, paling
sedikit dua kali sehari. Pagi setelah makan, malan menjelang
tidur.
3. Jangan membiasakan anak minum susu atau cairan manis lainnya
menjelang tidur.
4. Tingkatkan daya tahan gigi anak dengan flour (terdapat dalam
pasta gigi).
5. Bawalah anak anda ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan
dini terhadap karies.
6. Lanjutkan kontrol yang teratur ke dokter gigi setiap 3-6 bulan
sekali.
E. Pengobatan
Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email bisa
membaik dengan sendirinya dan bintik putih pada gigi akan menghilang.
Jika pembusukan telah mencapai dentin, maka bagian gigi yang
membusuk harus diangkat dan diganti dengan tambalan (restorasi).
Mengobati pembusukan pada stadium dini bisa membantu
mempertahankan kekuatan gigi dan memperkecil kemungkinan
terjadinya kerusakan pulpa.
1. Penambalan
Tambalan terbuat dari berbagai bahan dan dimasukkan ke dalam gigi
atau di sekitarnya. Perak amalgam merupakan tambalan yang paling
banyak digunakan untuk gigi belakang, karena sangat kuat dan
warnanya tidak terlihat dari luar. Perak amalgam relatif tidak mahal
dan bertahan sampai 14 tahun. Tambalan emas lebih mahal, tetapi
lebih kuat dan bisa digunakan pada karies yang sangat besar.
Campuran damar dan porselin digunakan untuk gigi depan, karena
warnanya mendekati warna gigi, sehingga tidak terlalu tampak dari
luar. Bahan ini lebih mahal daripada perak amalgam dan tidak tahan
lama, terutama pada gigi belakang yang digunakan untuk mengunyah.
Kaca ionomer merupakan tambalan dengan warna yang sama dengan
gigi. Bahan ini diformulasikan untuk melepaskan fluor, yang memberi
keuntungan lebih pada orang-orang yang cenderung mengalami
pembusukan pada garis gusi. Kaca ionomer juga digunakan untuk
menggantikan daerah yang rusak karena penggosokan gigi yang
berlebihan.
2. Pengobatan saluran akar dan pencabutan
Jika pembusukan menyebar sampai ke pulpa, satu-satunya cara untuk
menghilangkan nyeri adalah mengangkat pulpa melalui saluran akar
(endodontik) atau mencabut gigi. Gigi belakang yang telah menjalani
pengobatan saluran akar sebaiknya dilindungi oleh sebuah mahkota,
yang akanmenggantikan keseluruhan permukaan untuk mengunyah.
Metoda restorasi untuk gigi depan yang telah menjalani pengobatan
saluran akar tergantung kepada jumlah gigi yang tersisa. Kadang
timbul demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang, dasar mulut
atau tenggorokan, dalam waktu 1-2 minggu setelah pengobatan
saluran akar. Jika gigi dicabut, harus segera diganti. Jika tidak, gigi di
sebelahnya posisinya akan berubah dan mengganggu proses
menggigit.
F. Cara Menyikat Gigi
Tujuan dari menyikat gigi adalah menghilangkan/menghambat
pertumbuhan plak; embersihkan gigi dari makanan, debris, dan
pewarnaan; menstimulasi jaringan gusi; dan mengaplikasikan pasta gigi
yang mengandung suatu bahan khusus untuk mencegah lubang gigi,
penyakit periodontal, maupun mengurangi sensitivitas. Ada lima hal
yang harus selalu diperhatikan dalam melakukan penyikatan gigi guna
memperoleh hasil yang efektif. Kelima hal tersebut adalah:
1. Tepat memilih sikat gigi
2. Tepat cara menyikat gigi
3. Tepat waktu menyikat gigi
4. Tepat lamanya menyikat gigi
5. Teliti dalam menyikat gigi
Syarat-syarat sikat gigi yang baik adalah tangkainya lurus sehingga
mudah dipergang. Ujung kepala sikat kecil dan membulat sehingga
mudah masuk ke seluruh daerah mulut, serta bulu sikat sedang, lembut
dan datar. Cara menyikat gigi yang baik dan disarankan adalah:
1. Penyikatan dilakukan pada seluruh permukaan gigi
2. Menggunakan gerakan naik-turun untuk permukaan gigi yang
menghadap pipi, bibir dan lidah.
3. Penyikatan dengan gerakan maju-mundur untuk permukaan yang
digunakan untuk mengunyah makanan
Waktu menyikat gigi yang tepat adalah setiap habis makan dan sebelum
tidur malam. Lamanya menyikat gigi kurang lebih 2 menit, dengan 5-10
gerakan untuk setiap bagian, agar pembersihan pada daerah celah di
antara dua gigi lebih maksimal, maka dianjurkan menggunakan benang
gigi(dentalfloss). Selain pada gigi, penyikatan pada lidah juga perlu
dilakukan untuk membersihkan lidah dari kotoran yang dapat
menimbulkan bau mulut.
G. Syarat sikat gigi
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan
menyikat gigi. Dengan menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut pun
akan terjaga, selain menghindari terbentuknya lubang-lubang gigi dan
penyakit gigi dan gusi. Banyak jenis dan ragam sikat gigi yang dijual di
pasaran, dari yang manual maupun elektrik. Sebetulnya, apa saja syarat
sikat gigi yang bagus? Yang terpenting adalah bulu sikat dan lebar kepala
sikat. Untuk bisa menjangkau daerah-daerah gigi bagian belakang,
ukuran kepala sikat gigi yang ideal adalah 35 – 40 mm. Bahkan, orang
dewasa sebaiknya juga memakai sikat gigi anak, karena ukurannya yang
kecil akan membantu menjangkau bagian gigi yang paling dalam.
H. Memilih sikat gigi :
1. Pilihlah sikat gigi yang kepalanya cukup kecil sehingga dapat
digunakan dengan baik dalam rongga mulut. Bagi orang dewasa
panjang kepala sikat gigi 2,5 cm, sedangkan pada anak 1,5 cm.
2. Panjang bulu sikat gigi hendaknya sama. Sikat gigi dengan bulu
yang panjangnya berbeda tidak dapat membersihkan permukaan
datar tanpa menimbulkan tekanan pada beberapa bulu sikat.
3. Tekstur bulu sikat hendaknya memungkinkan digunakan dengan
efektif tanpa merusak jaringan. Jangan memilih bulu keras sebab
dapat merusak jaringan. Yang terlalu lunak pun dikhawatirkan tidak
dapat membersihkan plak dengan sempurna. Yang paling tepat sikat
gigi dengan kekakuan bulu sikat medium.
4. Gagang sikat harus cukup lebar dan tebal agar dapat dipegang kuat
dan dikontrol dengan baik.
I. Sidikit tips memilih pasta gigi atau odol yang baik :
1. Pilih pasta gigi yang mengandung cukup fluoride. Fluoride berfungsi
untuk menjaga gigi agar tidak berlubang. Namun, anak-anak di
bawah 3 tahun sebaiknya tidak memakai odol. Pasalnya, terlalu
banyak fluoride justru tidak bagus dan membuat gigi lebih rapuh.
2. Pilih pasta gigi yang busanya tidak terlalu banyak. Busa yang terlalu
banyak menunjukkan bahwa kandungan deterjen di dalamnya juga
banyak. Pendapat bahwa semakin banyak busa semakin baik, tentu
tidak benar.
Selain kiat-kiat di atas, akan lebih baik bila hindari langsung makan
setelah menyikat gigi. Pasalnya, kadar asam mulut akan turun dan
fluoride pun hilang, sehingga kuman akan masuk lagi. Makan
sebaiknya 1 – 2 jam setelah menyikat gigi. Untuk menjaga kondisi gigi,
setiap 6 bulan sekali anak sebaiknya dibawa ke dokter gigi untuk
dilakukan topical fluoride (pelapisan gigi). Apalagi bagi anak-anak
yang malas menyikat gigi.

J. Daftar Pustaka
Budiharto.2001.Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Bidang Ilmu
Kesehatan Gigi.EGC: Jakarta
Herijulianti, Eliza.2001.Pendidikan Kesehatan Gigi.EGC: Jakarta
K. Ramadhan, Ardyan Gilang.2010.Serba Serbi Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai