Anda di halaman 1dari 19

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA : KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI
JARINGAN PERIFER PADA PASIEN ANEMIA DI RUANG
CHAMDANI AR. B RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Pembelajaran Praktek Profesi Stase Keperawatan Medikal Bedah

Di Susun Oleh :
Wahyu Tri widodo
NIM : A32020239

PROGRAM STUDI NERS STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

2020/2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa “Asuhan Keperawatan


Pada Tn. S Dengan Masalah Keperawatan Utama : Ketidakefektifan Perfusi
Jaringan Perifer Pada Pasien Anemia di Ruang Al Ma’un RS PKU
Muhammadiyah Sruweng”

Di Susun Oleh :
Wahyu Tri widodo
NIM : A32020239

Telah disetujui pada tanggal Oktober 2020

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Cahyu Septiwi, Ph.D) (Bisri Samsuri, S.Kep.Ns)

DAFTAR ISI
iii

HALAMAN JUDUL............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................ii
HALAMAN DAFTAR ISI................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................4
A. Pengertian .................................................................................4
B. Etiologi S et.............................................................................4
C. Batasan Karakteristik ...............................................................4
D. Patofisiologi t............................................................................5
E. Pathways Se..............................................................................7
F. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul ………………… 8
G. Intervensi Keperawatan.............................................................8
BAB II TINJAUAN KASUS.............................................................11
BAB III PEMBAHASAN..................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................19
4

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer merupakan penurunan sirkulasi


darah ke perifer yang dapat menganggu kesehatan (Herdman & Kamitsuru,
2015).

B. ETIOLOGI
Menurut Herdman dan Kamitsuru (2015), faktor penyebab dari
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yaitu :
1. Diabetes Melitus
2. Gaya hidup kurang gerak
3. Hipertensi
4. Kurang pengetahuan tentang faktor pemberat (mis, merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
5. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit (mis, diabetes, hiperlipidemia)
6. Merokok

C. BATASAN KARAKTERISTIK
Batasan karakteristik ketidakefektifan perfusi jaringan perifer menurut Nanda
International Inc.,2015 meliputi :
1. Bruit femoral
2. Edema
3. Indeka ankle-brankhial <0,90
4. Kelambatan penyembuhan luka perifer
5. Klaudikasi intermiten
5

6. Nyeri ekstremitas
7. Parestesia
8. Pemendekan jarak bebas nyeri yang ditempuh dalam uji bejalan 6 menit
9. Pemendekatan jarak total yang ditempuh dalam uji berjalan 6 menit (400-
700m pada orang dewasa)
10. Penurunaan nadi perifer
11. Perubahan fungsi motorik
12. Perubahan karakteristik kulit (mis, warna, elastisitas, rambut, kelembaban,
kuku, sensasi, suhu)
13. Perubahan tekanan darah di ekstremitas
14. Tidak ada nadi perifer
15. Waktu pengisian kapiler >3detik
16. Warna kulit pucat saat elevasi
17. Warna tidak kembali ke tungkai 1 menit setelah tungkai diturunkan

D. PATOFISIOLOGI
Anemia defisiensi Fe adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41%
pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demian pula pada wanita,
wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang
dari 37%, maka wanita tersebut dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan
(Hofbrand, Pettit dan Moss, 2005).
Berbagai sebab penyakit anemia defisiensi Fe antara lain adalah faktor
kekurangan nutrisi, kegagalan sumsum tulang, perdarahan hemolisis dan
6

kehilangan sel darah merah. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda gejala
muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai titik dimana
terjadi kegagalan sempurna dan irreversibel. Oleh karena itu perawat sangat
penting dalam melakukan pada pasien anemia defisiensi Fe, serta diharapkan
tidak hanya terhadap keadaan fisiknya saja tetapi juga psikologis penderita
(Kiswari, 2014).
Menurunnya sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Penurunan sel
darah merah (anemia) ditandai dengan menurunnya tingkat hemoglobin dan
hematokrit. Penurunan sel darah merah (hemoglobin) menyebabkan penurunan
jumlah oksigen yang dikirimkan ke jaringan, biasanya ditandai dengan
kelemahan, kelelahan, dispneu, takikardia, ekstremitas dingin dan pucat.
Menurunnya sel darah putih (leukosit) kurang dari 4500-10000/mm3,
penurunan sel darah putih ini akan menyebabkan agranulositosis dan akhirnya
menekan respon inflamasi. Respon inflamasi yang tertekan akan menyebabkan
infeksi dan penurunan sistem imunitas fisik mekanik dimana dapat menyerang
pada selaput lendir, kulit, silia, dan saluran nafas sehingga bila selaput lendirnya
yang terkena maka akan mengakibatkan ulserasi dan nyeri pada mulut serta
faring, sehingga mengalami kesulitan dalam menelan dan menyebabkan
penurunan masukan diet dalam tubuh (Kimberly, 2011).
7

E. PATHWAY

Perdarahan Kurang bahan baku Penghancuran Terhentinya


masif pembuat sel darah eritrosit yang pembuatan sel darah
berlebihan oleh sumsum tulang

Anemia

Anoreksia Kadar Hb turun


Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Lemas Komparten sel penghantar
oksigen/zat nutrisi ke sel kurang

Cepat lelah

Ketidakefektifan
perfusi jaringan
Intoleransi perifer
aktifitas

 
8

C. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb dan suplai oksigen berkurang
(00204)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang, anoreksia (00002)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan (00092)

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan NOC NIC
1 Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 1. Manajemen Syok (4250)
a. Monitor tanda - tanda vital, tekanan
jaringan perifer jam diharapkan pasien mampu :
darah orthostatik, status mental dan
berhubungan dengan perfusi (0401) : output urin
b. Posisikan pasien untuk mendapatkan
penurunan konsentrasi Hb Indikator Skala
perfusi yang optimal
dan suplai oksigen 1 2 3 4 5 c. Berikan cairan IV kristaloid dan koloid,
Wajah Pucat sesuai kebutuhan
berkurang (00204)
Kelelahan d. Berikan transfusi PRC, FFP dan/atau
1 : Berat platelet,sesuai kebutuhan
2 : Cukup Berat 2. Monitor tanda-tanda vital (6680)
3 : Sedang a. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan
4 : Ringan pernafasan
5 : Tidak ada b. Monitor irama dan laju pernapasan

2 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Manajemen gangguan makan (1030) :
9

kurang dari kebutuhan selama 2x24 jam, diharapkan pasien mampu :  Monitor asupan secara tepat
tubuh berhubungan dengan Status Nutrisi (1004) :  Dorong klien untuk memonitor sendiri
asupan makanan harian
intake yang kurang, Indikator Skala  Monitor perilaku klien yang
anoreksia (00002) 1 2 3 4 5
berhubungan dengan pola makan,
Asupan gizi
penambahan dan pengurangan berat
Asupan makanan badan

Asupan cairan

Energi

1 : sangat menyimpang dari rentang


normal
2 : banyak menyimpang dari rentang
norma
3 : cukup menyimpang dari rentang norma
4 : sedikit menyimpang dari rentang
norma
5 : tidak ada menyimpang dari rentang
norma
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Manajemen energi (0180) :
berhubungan dengan selama 2x24 jam, diharapkan pasien mampu : a. Kaji status fisiologis pasien yang
menyebabkan kelelahan sesuai dengan
kelelahan (00092) Tingkat kelelahan (1004) :
konteks usia dan perkembangannya
Indikator Skala b. Tentukan persepsi pasien/orang
1 2 3 4 5 terdekat dengan pasien mengenai
10

Kegiatan sehari-hari penyebab kelelahan


c. Perbaiki defisit status fisiologis
1 : sangat terganggu
d. Monitor intake/asupan nutrisi untuk
2 : banyak terganggu
3 : cukup terganggu mengetahui sumber energi yang
4 : sedikit terganggu adekuat
5 : tidak terganggu
11

BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pemeriksaanpenunjang
Hasil lab tgl 18 Juni 2018
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Haemoglobin 3,6 12,2 – 17,3 g/ dL
Leukosit 5.2 3,8 – 10,6 /ul
Haematokrit 41 40 – 52 g
Trombosit 313 150- 400 /ul
Golongan Darah A
Hasil cek MDT : gambaran anemia defisiensi besi disertai inflamasi

B. Program Terapi
Tanggal 18 Juni 2018
IVFD RL 20 tpm
Ondansentron inj 2 x 1 ampul
Ranitidin Inj 2x1 ampul
Antasid Syr 3x2 cth
Pamol 3x500 mg
12

C. ANALISA DATA
Nama Klien : Tn. M
Ruang : Chamdani AR. B

TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI

18 Juni 2018 DS : Pasien mengatakan merasa pusing dan lemas Ketidakefektifan Penurunan konsentrasi
perfusi jaringan Hb dan suplai oksigen
Jam 13.00 DO: Hb : 3,6 g/dL, CRT >3 detik, konjungtiva anemis, mukosa
perifer berkurang
bibir pucat,

18 Juni 2018 DS : pasien menanyakan mual, tidak nafsu makan Ketidakseimbangan Intake yang kurang,
DO : makanan habis ½ porsi, IMT 17,5 (berat badan kurang) nutrisi kurang dari anoreksia
Jam 13.00
kebutuhan tubuh

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Tanggal : 18 Juni 2018 , Jam 13.00

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perife berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb dan suplai oksigen berkurang
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang, anoreksia

E. Intervensi Keperawatan
13

Nama Klien : Tn. M


Ruang : Chamdani AR. B
Tgl/Jam No.D NOC NIC TTD&Nama
P

18 Juni 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24  Monitor tanda - tanda vital tiap 8 jam
 Berikan cairan IV kristaloid dan koloid,
2018 jam diharapkan pasien mampu :
sesuai kebutuhan
Status Sirkulasi (0401) :  Berikan transfusi PRC sesuai advis
Jam dokter
Indikator Skala
13.00  Dokumentasikan pemberian transfusi
Awal Tujuan darah
Wajah Pucat 2 4

Kelelahan 2 4
18 Juni 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  Monitor asupan secara tepat
2018 1x24 jam, diharapkan pasien mampu :  Dorong klien untuk memonitor sendiri
asupan makanan harian
Status Nutrisi (1004) :
Jam  Monitor perilaku klien yang
Indikator Skala berhubungan dengan pola makan,
13.00 Awal Tujuan penambahan dan pengurangan berat
Asupan gizi 1 3 badan
Asupan makanan 2 4  Beri ketenangan terkait kondisi pasien

Asupan cairan 1 3

energi 1 3
14

F. Implementasi Keperawatan
Nama Klien : Tn. M
Ruang : Chamdani AR. B

Tgl/Jam No. Tindakan / Implementasi Respon TTD & Nama


DP

18 Juni 1 Melakukan pemeriksaan TTV untuk TD : 130/70 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Suhu :
2018 persiapan pemasukan darah 36,5ºC, RR : 20 x/menit

13.00

13.30 1 Memberikan transfusi darah PRC 1 Darah masuk lancar, tidak ada reaksi alergi
kolf

13.45 1 Mengevaluasi darah masuk 15 menit Tidak ada reaksi alergi, TTV : TD : 120/70 mmHg,
pertama Nadi : 88 x/menit, Suhu : 36,5ºC, RR : 18 x/menit
15

14.15 1 Mengevaluasi darah masuk 30 menit Tidak ada reaksi alergi, TTV : TD : 130/70 mmHg,
berikutnya Nadi : 88 x/menit, Suhu : 36,5ºC, RR : 18 x/menit

15.15 1 Mengevaluasi darah masuk 1 jam Tidak ada reaksi alergi, TTV : TD : 130/70 mmHg,
berikutnya Nadi : 88 x/menit, Suhu : 36,8ºC, RR : 20 x/menit

16.00 2 Memotivasi pasien untuk makan Pasien makan hanya 2 sendok


makanan yang sudah disediakan

2 Memberikan penjelasan akan Pasien dan keluarga memahami


kebutuhan gizi bagi tubuh

17.00 2 Memberikan edukasi untuk minum Pasien mengikuti apa yang disampaikan
yang hangat untuk mengurangi mual
yang dirasakan pasien
16

G. Evaluasi Keperawatan

Tgl/Jam No. Perkembangan TTD&


DP
(SOAP) Nama

18 Juni 2018 1 S: pasien mengatakan masih merasa lemes

Jam 17.00 O : darah masuk 1 kolf PRC, TTV : TD : 130/70 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Suhu : 37ºC, RR :
20 x/menit
A : Masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer belum teratasi
Indikator Skala
Awal Tujuan Akhir
Wajah Pucat 2 4 3

Kelelahan 2 4 3

P : Lanjutkan intervensi :
 Berikan transfusi darah sesuai kebutuhan
 Monitor efek samping pemberian darah tiap 15 menit, 30 menit, dan setiap 1 jam
sampai dengan darah habis
 Monitor tanda-tanda vital tiap 8 jam
17

 Monitor asupan makanan dan minuman

18Juni 2018 S : pasien mengatakan masih belum bisa makan menghabiskan porsi yang dihidangkan
O : porsi makan hanya dihabiskan separuh porsi
Jam 17.00
A : Masalah keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
Indikator Skala
Awal Tujuan Akhir
Asupan gizi 1 3 2

Asupan makanan 2 4 3

Asupan cairan 1 3 2

energi 1 3 2

P : lanjutkan intervensi :

 Monitor asupan makanan dan minuman


 Beri dukungan saat pasien makan
 Kolaborasi pemberian obat
18

BAB III
PEMBAHASAN

Pada diagnosa 1 tidak ada penghambat dalam melakukan tindakan


keperawatan, karena pasien dan keluarga sanggat kooperatif. Pada diagnosa yang
ke 2 ada hambatan karena pasien masih merasa mual sehingga nafsu makan
menurun.
Untuk diagnosa yang diangkat dalam kasus ini, belum ada yang teratasi.
Untuk diagnosa 1 karena pasien masuk dengan kadar hemoglobin yang rendah
yaitu 3,6 gr/dL sedangkan darah yang baruk baru 1 kolf, jadi masalah belum
teratasi dan diprogramkan untuk penambahan darah. Untuk diagnosa yang ke 2 ,
pasien masih merasa mual dan pusing, sehingga porsi makanan yang dihidangkan
belkum dihabiskan.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Besral dkk (2007) dengan
judul “Pengaruh Minum The Terhadap Kejadian Anemia pada Usila di Kota
Bandung” didapatkan hasil sebagai berikut: Angka kejadian anemia pada usila di
Kota Bandung hampir sama dengan hasil penelitian lainnya di Indonesia, yakni
sekitar 50%. Lansia yang memiliki kebiasaan minum teh tiap hari punya risiko 92
kali lebih tinggi untuk menderita anemia dibandingkan lansia yang tidak pernah
minum teh. Untuk menurunkan kejadian anemia pada usila, disarankan kepada
usila untuk mengurangi kebiasaan minum tehnya atau minum teh 2—3 jam
sesudah makan atau meningkatkan asupan protein terutama protein hewani.
Namun, mengingatkondisi gigi serta keuangan usila, maka perubahan kebiasaan
minum teh merupakan pilihan yang paling bijak untuk menurunkan kejadian
anemia.
19

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M.E,. 2010. Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:EGC

Besral. Dkk. 2007. Pengaruh Minum Teh Terhadap Kejadian Anemia Pada Usila
di Kota Bandung. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Handayani, Wiwik & Sulistyo Andi. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Moorhead, Sun dkk, 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Editor


Bahasa Indonesia Nurjanah, Intansari. Edisi ke-5. Jakarta : Mocomedia,.

M.Bulechek, Gloria dkk. 2013. Nursing Interventions Cassification (NIC). Editor


Bahasa Indonesia Nurjanah, Intansari. Edisi ke-6. Jakarta : Mocomedia,.

Herdman & Kamitsuru. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi


2015-2017/Editor, T.Herdman, Shigemi Kamitsuru; Alih Bahasa, Budi
Anna Keliat …(et al); Editor Penyelaras, Monica Ester, Edisi 10, Jakarta :
EGC,.

Anda mungkin juga menyukai