Di Susun Oleh :
Wahyu Tri widodo
NIM : A32020239
2020/2021
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Di Susun Oleh :
Wahyu Tri widodo
NIM : A32020239
Mengetahui,
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN JUDUL............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................ii
HALAMAN DAFTAR ISI................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................4
A. Pengertian .................................................................................4
B. Etiologi S et.............................................................................4
C. Batasan Karakteristik ...............................................................4
D. Patofisiologi t............................................................................5
E. Pathways Se..............................................................................7
F. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul ………………… 8
G. Intervensi Keperawatan.............................................................8
BAB II TINJAUAN KASUS.............................................................11
BAB III PEMBAHASAN..................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................19
4
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
Menurut Herdman dan Kamitsuru (2015), faktor penyebab dari
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yaitu :
1. Diabetes Melitus
2. Gaya hidup kurang gerak
3. Hipertensi
4. Kurang pengetahuan tentang faktor pemberat (mis, merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
5. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit (mis, diabetes, hiperlipidemia)
6. Merokok
C. BATASAN KARAKTERISTIK
Batasan karakteristik ketidakefektifan perfusi jaringan perifer menurut Nanda
International Inc.,2015 meliputi :
1. Bruit femoral
2. Edema
3. Indeka ankle-brankhial <0,90
4. Kelambatan penyembuhan luka perifer
5. Klaudikasi intermiten
5
6. Nyeri ekstremitas
7. Parestesia
8. Pemendekan jarak bebas nyeri yang ditempuh dalam uji bejalan 6 menit
9. Pemendekatan jarak total yang ditempuh dalam uji berjalan 6 menit (400-
700m pada orang dewasa)
10. Penurunaan nadi perifer
11. Perubahan fungsi motorik
12. Perubahan karakteristik kulit (mis, warna, elastisitas, rambut, kelembaban,
kuku, sensasi, suhu)
13. Perubahan tekanan darah di ekstremitas
14. Tidak ada nadi perifer
15. Waktu pengisian kapiler >3detik
16. Warna kulit pucat saat elevasi
17. Warna tidak kembali ke tungkai 1 menit setelah tungkai diturunkan
D. PATOFISIOLOGI
Anemia defisiensi Fe adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41%
pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demian pula pada wanita,
wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang
dari 37%, maka wanita tersebut dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan
(Hofbrand, Pettit dan Moss, 2005).
Berbagai sebab penyakit anemia defisiensi Fe antara lain adalah faktor
kekurangan nutrisi, kegagalan sumsum tulang, perdarahan hemolisis dan
6
kehilangan sel darah merah. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda gejala
muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai titik dimana
terjadi kegagalan sempurna dan irreversibel. Oleh karena itu perawat sangat
penting dalam melakukan pada pasien anemia defisiensi Fe, serta diharapkan
tidak hanya terhadap keadaan fisiknya saja tetapi juga psikologis penderita
(Kiswari, 2014).
Menurunnya sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Penurunan sel
darah merah (anemia) ditandai dengan menurunnya tingkat hemoglobin dan
hematokrit. Penurunan sel darah merah (hemoglobin) menyebabkan penurunan
jumlah oksigen yang dikirimkan ke jaringan, biasanya ditandai dengan
kelemahan, kelelahan, dispneu, takikardia, ekstremitas dingin dan pucat.
Menurunnya sel darah putih (leukosit) kurang dari 4500-10000/mm3,
penurunan sel darah putih ini akan menyebabkan agranulositosis dan akhirnya
menekan respon inflamasi. Respon inflamasi yang tertekan akan menyebabkan
infeksi dan penurunan sistem imunitas fisik mekanik dimana dapat menyerang
pada selaput lendir, kulit, silia, dan saluran nafas sehingga bila selaput lendirnya
yang terkena maka akan mengakibatkan ulserasi dan nyeri pada mulut serta
faring, sehingga mengalami kesulitan dalam menelan dan menyebabkan
penurunan masukan diet dalam tubuh (Kimberly, 2011).
7
E. PATHWAY
Anemia
Cepat lelah
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
Intoleransi perifer
aktifitas
8
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan NOC NIC
1 Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 1. Manajemen Syok (4250)
a. Monitor tanda - tanda vital, tekanan
jaringan perifer jam diharapkan pasien mampu :
darah orthostatik, status mental dan
berhubungan dengan perfusi (0401) : output urin
b. Posisikan pasien untuk mendapatkan
penurunan konsentrasi Hb Indikator Skala
perfusi yang optimal
dan suplai oksigen 1 2 3 4 5 c. Berikan cairan IV kristaloid dan koloid,
Wajah Pucat sesuai kebutuhan
berkurang (00204)
Kelelahan d. Berikan transfusi PRC, FFP dan/atau
1 : Berat platelet,sesuai kebutuhan
2 : Cukup Berat 2. Monitor tanda-tanda vital (6680)
3 : Sedang a. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan
4 : Ringan pernafasan
5 : Tidak ada b. Monitor irama dan laju pernapasan
2 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Manajemen gangguan makan (1030) :
9
kurang dari kebutuhan selama 2x24 jam, diharapkan pasien mampu : Monitor asupan secara tepat
tubuh berhubungan dengan Status Nutrisi (1004) : Dorong klien untuk memonitor sendiri
asupan makanan harian
intake yang kurang, Indikator Skala Monitor perilaku klien yang
anoreksia (00002) 1 2 3 4 5
berhubungan dengan pola makan,
Asupan gizi
penambahan dan pengurangan berat
Asupan makanan badan
Asupan cairan
Energi
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pemeriksaanpenunjang
Hasil lab tgl 18 Juni 2018
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Haemoglobin 3,6 12,2 – 17,3 g/ dL
Leukosit 5.2 3,8 – 10,6 /ul
Haematokrit 41 40 – 52 g
Trombosit 313 150- 400 /ul
Golongan Darah A
Hasil cek MDT : gambaran anemia defisiensi besi disertai inflamasi
B. Program Terapi
Tanggal 18 Juni 2018
IVFD RL 20 tpm
Ondansentron inj 2 x 1 ampul
Ranitidin Inj 2x1 ampul
Antasid Syr 3x2 cth
Pamol 3x500 mg
12
C. ANALISA DATA
Nama Klien : Tn. M
Ruang : Chamdani AR. B
18 Juni 2018 DS : Pasien mengatakan merasa pusing dan lemas Ketidakefektifan Penurunan konsentrasi
perfusi jaringan Hb dan suplai oksigen
Jam 13.00 DO: Hb : 3,6 g/dL, CRT >3 detik, konjungtiva anemis, mukosa
perifer berkurang
bibir pucat,
18 Juni 2018 DS : pasien menanyakan mual, tidak nafsu makan Ketidakseimbangan Intake yang kurang,
DO : makanan habis ½ porsi, IMT 17,5 (berat badan kurang) nutrisi kurang dari anoreksia
Jam 13.00
kebutuhan tubuh
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perife berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb dan suplai oksigen berkurang
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang, anoreksia
E. Intervensi Keperawatan
13
18 Juni 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 Monitor tanda - tanda vital tiap 8 jam
Berikan cairan IV kristaloid dan koloid,
2018 jam diharapkan pasien mampu :
sesuai kebutuhan
Status Sirkulasi (0401) : Berikan transfusi PRC sesuai advis
Jam dokter
Indikator Skala
13.00 Dokumentasikan pemberian transfusi
Awal Tujuan darah
Wajah Pucat 2 4
Kelelahan 2 4
18 Juni 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Monitor asupan secara tepat
2018 1x24 jam, diharapkan pasien mampu : Dorong klien untuk memonitor sendiri
asupan makanan harian
Status Nutrisi (1004) :
Jam Monitor perilaku klien yang
Indikator Skala berhubungan dengan pola makan,
13.00 Awal Tujuan penambahan dan pengurangan berat
Asupan gizi 1 3 badan
Asupan makanan 2 4 Beri ketenangan terkait kondisi pasien
Asupan cairan 1 3
energi 1 3
14
F. Implementasi Keperawatan
Nama Klien : Tn. M
Ruang : Chamdani AR. B
18 Juni 1 Melakukan pemeriksaan TTV untuk TD : 130/70 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Suhu :
2018 persiapan pemasukan darah 36,5ºC, RR : 20 x/menit
13.00
13.30 1 Memberikan transfusi darah PRC 1 Darah masuk lancar, tidak ada reaksi alergi
kolf
13.45 1 Mengevaluasi darah masuk 15 menit Tidak ada reaksi alergi, TTV : TD : 120/70 mmHg,
pertama Nadi : 88 x/menit, Suhu : 36,5ºC, RR : 18 x/menit
15
14.15 1 Mengevaluasi darah masuk 30 menit Tidak ada reaksi alergi, TTV : TD : 130/70 mmHg,
berikutnya Nadi : 88 x/menit, Suhu : 36,5ºC, RR : 18 x/menit
15.15 1 Mengevaluasi darah masuk 1 jam Tidak ada reaksi alergi, TTV : TD : 130/70 mmHg,
berikutnya Nadi : 88 x/menit, Suhu : 36,8ºC, RR : 20 x/menit
17.00 2 Memberikan edukasi untuk minum Pasien mengikuti apa yang disampaikan
yang hangat untuk mengurangi mual
yang dirasakan pasien
16
G. Evaluasi Keperawatan
Jam 17.00 O : darah masuk 1 kolf PRC, TTV : TD : 130/70 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Suhu : 37ºC, RR :
20 x/menit
A : Masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer belum teratasi
Indikator Skala
Awal Tujuan Akhir
Wajah Pucat 2 4 3
Kelelahan 2 4 3
P : Lanjutkan intervensi :
Berikan transfusi darah sesuai kebutuhan
Monitor efek samping pemberian darah tiap 15 menit, 30 menit, dan setiap 1 jam
sampai dengan darah habis
Monitor tanda-tanda vital tiap 8 jam
17
18Juni 2018 S : pasien mengatakan masih belum bisa makan menghabiskan porsi yang dihidangkan
O : porsi makan hanya dihabiskan separuh porsi
Jam 17.00
A : Masalah keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
Indikator Skala
Awal Tujuan Akhir
Asupan gizi 1 3 2
Asupan makanan 2 4 3
Asupan cairan 1 3 2
energi 1 3 2
P : lanjutkan intervensi :
BAB III
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Besral. Dkk. 2007. Pengaruh Minum Teh Terhadap Kejadian Anemia Pada Usila
di Kota Bandung. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Handayani, Wiwik & Sulistyo Andi. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika