Anda di halaman 1dari 7

JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

GAMBARAN PSIKOLOGIS PEROKOK TEMBAKAU YANG BERALIH


MENGGUNAKAN ROKOK ELEKTRIK (VAPORIZER)

Muhammad Fikri Indra1, Yesi Hasneli N2, Sri Utami3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: muhammadfikriindra@yahoo.com

Abstract

This research was qualitative study with descriptive phenomenology approach. The
purpose was to describe psychological that are cognitive, emotional, and behavioral
changes that occur on tobacco smokers who switch to use electric cigarette (vaporizer).
Five respondents were selected by purposive sampling method and used theory of
saturation. Data were collected by in-depth interviews which completed by field note and
analyzed by Colaizzi method. This research identified three themes: perception about
vaporizer, emotion when using vaporizer, and behavioral changes. This research
recommends that the need to know the psychological changes such as perception and
uncontrolled positive emotions that occur on vaporizer user, so nurse can give promotive and
preventive proceeding agains device and hazardous liquid.

Keywords: electric cigarette, psychological, vaporizer


References: 63 (1982-2014)

PENDAHULUAN Tiap tahunnya jumlah perokok


Merokok merupakan masalah yang semakin meningkat. Jumlah perokok di
belum dapat diselesaikan hingga saat ini. seluruh dunia meningkat menjadi hampir 1
Berbagai dampak dan bahaya merokok miliar orang dan sejumlah negara termasuk
sebenarnya sudah dipublikasikan kepada Indonesia dan Rusia lebih dari separuh jumlah
masyarakat, namun kebiasaan merokok penduduk laki-laki merokok setiap hari.
masyarakat masih sulit untuk dihentikan. Peningkatan jumlah perokok terjadi karena
Bahaya merokok bukan saja pada perokok adanya peningkatan jumlah penduduk yang
tetapi juga berdampak pada orang-orang meningkat 2 kali lipat selama 50 tahun
disekelilingnya (perokok pasif) (Hasanah, terakhir. Berdasarkan data terbaru ini, jumlah
2011). perokok di seluruh dunia meningkat hampir
Isi dari kandungan rokok merupakan 250 juta orang (Marie, 2014).
gabungan bahan-bahan kimia berbahaya. Satu Rerata batang rokok yang di hisap per
batang rokok yang dibakar akan hari penduduk Indonesia umur ≥10 tahun
mengeluarkan 4000 bahan kimia beracun. adalah 12,3 batang (setara satu bungkus).
Secara umum bahan-bahan ini dapat dibagi Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari
menjadi dua golongan besar yaitu komponen pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4%, pada
gas (92%) dan komponen padat atau partikel laki-laki lebih banyak di bandingkan perokok
(8%). Komponen gas asap rokok adalah perempuan (47,5% banding 1,1%) (Riskesdas,
karbon monoksida, amoniak, asam 2013).
hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Rerata batang rokok yang dihisap
Sedangkan partikelnya berupa tar, indol, penduduk Provinsi Riau tahun 2013 umur ≥10
nikotin, karbarzol dan kresol (Jufri, 2012). tahun adalah sebanyak 16,5 batang perhari.
Banyaknya rokok yang dihisap perhari di

1285
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Riau ini menempati urutan ketiga terbanyak kerja baterai ke dalam tubuh manusia. Nikotin
setelah Provinsi Bangka Belitung sebanyak dalam berbagai macam dosis dihisap oleh
18,3 batang perhari dan Provinsi Kalimantan pengguna melalui tabung. Kebanyakan
Selatan sebanyak 16,7 batang perhari vaporizer terdiri dari beberapa konten: sebuah
(Riskedas, 2013). baterai litium yang dapat diisi ulang, sebuah
Perokok yang sangat banyak membuat atomizer (yang memanaskan cairan sehingga
tembakau menjadi produk bernilai tinggi, tercipta uap), dan sebuah tabung. Produk
sehingga bagi beberapa negara termasuk standar cairan mengandung nikotin, propylene
Indonesia berperan dalam perekonomian glycol, perasa, dan air (Salmon, 2009).
nasional, yaitu sebagai salah satu sumber Beberapa studi telah dilakukan untuk
devisa, sumber penerimaan pemerintah dan mengetahui hubungan antara penggunaan
pajak (cukai), sumber pendapatan petani dan vaporizer dan rokok tradisional. Didapatkan
lapangan kerja masyarakat (usaha tani dan hasil bahwa pengguna vaporizer mengatakan
pengolahan rokok). Oleh sebab itu, bisnis bahwa vaporizer membantu mereka untuk
rokok terus berkembang dari waktu ke waktu berhenti atau mengurangi kebiasaan merokok
dikarenakan keuntungan yang besar ini mereka (Brown, 2014).
(Rachmat & Nuryanti, 2009). Penelitian Lawrence (2009) yang
Ada beberapa faktor yang berjudul “Smoking and mental illness: results
mempengaruhi seseorang merokok yaitu, zat from population surveys in Australia and the
nikotin yang membuat seseorang ketagihan, United States” diketahui bahwa di Amerika
faktor teman, dan faktor psikologis yang Serikat dan Australia, orang dewasa yang
merasa lebih fokus dalam mengerjakan hal dikelompokkan 12 bulan sebelum survei
atau suka memainkan asap (Alamsyah, 2009). dilakukan yang mempunyai kriteria gangguan
Berdasarkan faktor-faktor tersebut psikologis seperti skizofrenia, kecemasan, dan
diketahui bahwa berhenti merokok bukan hal depresi, memiliki resiko hampir 2 kali lipat
yang mudah. Banyak cara yang dapat karena merokok dari orang dewasa yang
dilakukan dalam usaha berhenti merokok, tanpa gangguan psikologis. Wanita yang
seperti berkomitmen, menggantikan rokok merokok memiliki tingkat lebih tinggi
dengan permen, mengalihkan rokok dengan terhadap gangguan mental dibandingkan
beraktivitas dan menghindari rokok dengan laki-laki yang merokok, dan remaja
(Wulandari, 2012). Saat ini, menggunakan yang merokok memiliki tingkat jauh lebih
vaporizer merupakan salah satu alternatif tinggi daripada orang tua yang merokok.
yang dapat dilakukan sebagai pengganti Mayoritas perokok yang mengalami
rokok, karena rokok ini tidak mengandung tar gangguan psikologis tidak bersentuhan
dan karbonmonoksida yang terkandung di dengan pelayanan kesehatan mental, tetapi
rokok tembakau, tetapi tetap mengandung tingkat mereka merokok tidak berbeda dari
senyawa nikotin yang dapat diturunkan perokok yang mengalami gangguan
dosisnya hingga dosis 0 miligram (Garner, psikologis yang telah mendapatkan pelayanan
2014). masalah kesehatan mental. Perokok dengan
Meskipun jumlah bahan kimia yang tingkat tekanan psikologis yang tinggi
ditemukan di rokok elektrik lebih sedikit merokok rata-rata lebih dari sebatang per hari.
dibanding rokok tembakau, chromium dan Ketika seseorang telah kecanduan
nikel ditemukan 4 kali lipat lebih banyak merokok, nikotin yang terkandung dalam
dalam beberapa jenis liquid vaporizer tembakau merangsang otak untuk melepaskan
dibanding rokok tembakau (Saffari & Daher, zat yang memberi rasa nyaman (dopamine),
2014). Liquid vaporizer dan voltase pada sehingga menyebabkan rasa ketergantungan.
baterai memiliki komponen yang berbahaya Seseorang yang telah candu merokok dan
dan akan semakin berbahaya pada device tidak mendapatkan rokok akan mengalami
yang memiliki high-voltage (Kosmider, gangguan psikologis berupa rasa tidak
2014). nyaman, kesulitan berkonsentrasi, dan mudah
Vaporizer adalah alat sederhana yang marah. Keinginan untuk merokok lagi timbul
dapat menyalurkan nikotin melalui sistem
1286
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

untuk bertahan dari gangguan psikologis dengan cara melakukan analisa data, setelah
tersebut (Rahajeng, 2013). melakukan wawancara kepada satu partisipan.
Berdasarkan fenomena dan latar Peneliti melakukan analisis dan representasi
belakang di atas, merumuskan masalah data pada penelitian fenomenologi mengenai
tentang “Bagaimana gambaran psikologis pengalaman psikologis pengguna vaporizer
perokok tembakau yang beralih menggunakan menggunakan pendekatan Colaizzi. Proses ini
vaporizer di komunitas Riau Vapor Cloud dimulai dari melakukan transkip verbatim
(RVC)”. Adapun tujuan umum penelitian ini yang diperoleh dari wawancara serta
adalah untuk mengetahui gambaran fieldnote, diikuti dengan membaca transkip
psikologis perokok tembakau yang beralih verbatim berulang-ulang, melakukan
menggunakan vaporizer. Manfaat penelitian pengelompokkan kata kunci sehingga
ini dapat menjadi sumber pengetahuan untuk mengahasilkan kategori, selanjutnya kategori
perkembangan ilmu keperawatan terhadap tersebut dikelompokkan dalam subtema dan
pengalaman pengguna vaporizer terhadap tema (Polit & Back, 2008).
perubahan psikologisnya. Bagi masyarakat
dapat memberikan informasi kepada HASIL PENELITIAN
masyarakat tentang kegunaan vaporizer untuk Usia partisipan dalam penelitian ini
salah satu berhenti merokok. antara 19 sampai 25 tahun. Seluruh partisipan
berlatar belakang pendidikan SMA. Satu
METODOLOGI PENELITIAN responden bersuku Tionghua dan empat
Penelitian ini menggunakan metode responden bersuku Melayu. Partisipan bekerja
penelitian kualitatif dengan pendekatan sebagai wiraswata sebanyak 1 orang dan
fenomenologi. Fenomenologi adalah suatu mahasiswa sebanyak 4 orang. Partisian yang
pendekatan dalam mempelajari makna dari merokok tembakau lebih dari 1 tahun
pengalaman manusia menjalani suatu fase sebanyak 1 orang dan lebih dari 2 tahun
dalam kehidupannya (Kusuma, 2011). sebanyak 4 orang. Seluruh partisipan telah
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh menggunakan vaporizer lebih dari 1 bulan.
pengguna vaporizer yang terdaftar sebagai Hasil penelitian menemukan tiga tema
anggota aktif di komunitas RVC sebanyak 50 utama yang memaparkan pengalaman
orang. Pengambilan sample secara purposive psikologi pengguna vaporizer, diantaranya:
sample yaitu individu diseleksi atau dipilih 1. Persepsi tentang vaporizer
secara sengaja karena memiliki pengalaman Tema ini muncul dari subtema
yang sesuai dalam kehidupannya (Kusuma, pandangan terhadap vaporizer. Responden
2011). mengungkapkan pandangan sebagai
Individu yang dipilih untuk berikut:
berpartisipasi dalam riset adalah mereka yang a. Persepsi positif
memiliki berbagai pengalaman yang telah Empat dari lima responden (R1,
dipersyaratkan oleh riset yang sedang R2, R4, R5) mengungkapkan persepsi
dilakukan (Afiyanti & Imami, 2014). positif. Keempat responden
Didapatkan lima orang yang berpartisipasi menyebutkan bahwa vaporizer aman,
dan data telah mencapai saturasi. nyaman, dan lebih sehat. Berikut
Pengambilan sample dilakukan di komunitas ungkapan yang disebutkan oleh
Riau Vapor Cloud (RVC). responden penelitian:
Peneliti dalam melaksanakan seluruh “Dari segi Persepsi saya tentang
kegiatan penelitian dalam memegang teguh vapor sendiri jauh lebih aman dari
sikap ilmiah (scientific attitude) serta rokok konvensional pastinya” (R1)
menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian “Kalau rokok biasa itu banyak
yaitu beneficience, respect for human diginity dampaknya seperti dipegang bau.
(autonomy), justice dan informed consent Terus nyaman lah, penciuman juga
(Polit & Beck, 2008). Peneliti membuat tidak risih” (R2)
transkip wawancara yang menjadi verbatim
dan siap untuk dilakukan pengolahan data
1287
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

“Menurut saya vapor itu bagus ya terhadap vaporizer. Berikut ungkapan


lebih sehat lah dari pada rokok, kita yang disebutkan oleh responden
lebih banyak minum” (R4) penelitian:
“Bagi saya uap yang dikeluarkan “Saya kenal sama temen,
oleh vaporizer ini tidak mengganggu kumpul-kumpul dia menggunakan
pernapasan saya berbeda dengan vapor yang lebih kecil (starter kit).
rokok tembakau” (R5) Dan itu asapnya wangi saya pun
b. Persepsi negatif bertanya penasaran” (R1)
Satu responden (R3) “Saya tertarik karena asapnya
mengungkapkan persepsi negatif. Ia banyak juga harum dan saya
mengatakan beberapa liquid penasaran itu apa” (R3)
mengandung zat berbahaya. Berikut “Ya dari awal saya sudah
pernyataan responden penelitian: tertarik melihat orang main uap
“Terus juga ada beberapa liquid jadinya pengen coba” (R4)
yang dicampur dengan bahan gak “Saya tertarik melihat
aman” (R3) asapnya yang banyak dan wangi”
(R5)
2. Emosi saat menggunakan vaporizer b) Perubahan perilaku terencana
Tema ini muncul dari subtema Satu responden (R2)
perasaan saat menggunakan vaporizer. mengungkapkan perubahan perilaku
Responden mengungkapkan emosi positif terencana. Ia menunjukkan sikap
sebagai berikut: bahwa ia ingin hidup lebih sehat.
“Waktu saya vaping saya merasa Berikut pernyataan responden
beda aja dan senang karena merasa lebih penelitian:
sehat” (R1) “Awalnya saya searching di
“Senang pastinya. Dibanding rokok Google yang keluar itu, baris pertama
konvensional ya jauh lebih senang baris dan keduanya tentang vaporizer
apalagi ini tidak mengganggu orang dibanding rokok herbal” (R2)
sekitar dengan bau nya” (R2)
“Oh saya nyaman-nyaman saja PEMBAHASAN
menggunakan vaporizer, jauh lebih 1. Persepsi tentang vaporizer
nyaman lah dari pada merokok Tema ini muncul dari subtema
konvensional” (R3) pandangan tentang vaporizer. Menurut
“Perasaan saya lebih pede karna kita Slameto (2010) persepsi adalah proses
memegang sesuatu yang tidak dipegang yang menyangkut masuknya pesan atau
sama orang dan vaporizer ini harganya informasi ke dalam otak manusia, melalui
tidak murah jadi kita jadi pede aja” (R4) persepsi manusia terus menerus
“Saya senang menggunakan vaporizer mengadakan hubungan dengan
ini ya karena uapnya yang ngebul dan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan
baunya yang wangi” (R5) lewat inderanya, yaitu indera
pengelihatan, pendengaran, peraba,
3. Perubahan perilaku perasa, dan penciuman.
Tema ini muncul dari subtema Empat dari lima responden
perubahan perilaku alamiah dan menunjukkan persepsi bahwa vaporizer
terencana. Responden mengungkapkan aman, nyaman, dan lebih sehat yang
perubahan perilaku sebagai berikut: kemudian diterjemahkan oleh peneliti
a) Perubahan perilaku alamiah dalam kategori persepsi positif. Robbins
Empat dari lima responden (2002) mengemukakan bahwa persepsi
(R1, R3, R4, R5) mengungkapkan positif merupakan penilaian individu
perubahan perilaku alamiah. Keempat terhadap suatu objek atau informasi
responden menyebutkan bahwa dengan pandangan yang positif atau sesuai
mereka tertarik atau penasaran dengan yang diharapkan dari objek yang
1288
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

dipersepsikan atau dari aturan yang ada. 2. Emosi saat menggunakan vaporizer
Penyebab munculnya persepsi positif Tema ini muncul dari subtema
seseorang karena adanya kepuasan perasaan saat menggunakan vaporizer.
individu terhadap objek yang menjadi Daniel Goleman (2002) mengatakan
sumber persepsinya, adanya pengetahuan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan
individu, serta adanya pengalaman dan pikiran yang khas, suatu keadaan
individu terhadap objek yang biologis dan psikologis dan serangkaian
dipersepsikan. kecenderungan untuk bertindak. Emosi
Hasil penelitian ini didukung oleh merupakan reaksi terhadap rangsangan
penelitian Pearson (2011) yang berjudul dari luar dan dalam diri individu, sebagai
“E-cigarette awareness, use, and harm contoh emosi gembira mendorong
perceptions in US adults” yang perubahan suasana hati seseorang,
menyebutkan bahwa rata-rata orang kulit sehingga secara fisiologi terlihat tertawa,
putih, perokok tembakau, anak-anak emosi sedih mendorong seseorang
muda, dan tamatan sekolah menengah atas berperilaku menangis. Hasil studi ini
atau diploma memiliki persepsi bahwa menemukan bahwa seluruh responden
vaporizer lebih aman dibanding rokok menunjukkan emosi yang sama mengenai
tembakau. vaporizer yang kemudian diterjemahkan
Satu responden mengatakan bahwa oleh peneliti dalam kategori emosi positif.
beberapa liquid mengandung zat-zat Emosi positif adalah emosi yang
berbahaya yang kemudia diterjemahkan mampu menghadirkan perasaan positif
oleh peneliti dalam kategori persepsi terhadap seseorang yang mengalaminya.
negatif. Robbins (2002) mengatakan Syukur (2011) mengatakan bahwa
bahwa persepsi negatif merupakan terdapat tujuh macam emosi yang masuk
persepsi individu terhadap objek atau dalam emosi positif, diantaranya adalah
informasi tertentu dengan pandangan yang hasrat, keyakinan, cinta, seks, harapan,
negatif, berlawanan dengan yang romansa, dan antusiasme. Emosi yang
diharapkan dari objek yang dipersepsikan positif akan menghadirkan perasaan
atau dari aturan yang ada. Penyebab senang, sebab emosi ini dapat membuat
munculnya persepsi negatif seseorang otak ingin mengenang kembali bayangan
dapat muncul karena adanya tersebut. Hasil studi ini menemukan
ketidakpuasan individu terhadap objek bahwa pengguna vaporizer di RVC
yang menjadi sumber persepsinya, adanya memiliki kesenangan dan kenyamanan
ketidaktahuan individu serta tidak adanya saat menggunakan vaporizer
pengalaman inidvidu terhadap objek yang dibandingkan rokok tembakau.
dipersepsikan. Hasil penelitian ini didukung oleh
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Dawkins (2013) yang berjudul
penelitian yang dilakukan Choi (2012) “Vaping profiles and preferences: An
yang berjudul “Characteristics associated online survey of electronic cigarette
with awareness, perceptions, and use of users” yang mengatakan vaporizer secara
electronic nicotine delivery systems umum sangat menyenangkan digunakan.
among young US midwestern adults” Penelitian yang dilakukan McQueen
menyatakan bahwa 44.5% setuju bahwa (2011) juga menyebutkan bahwa
vaporizer dapat membantu orang berhenti respondennya mengatakan manfaat dari
merokok tembakau, 42.8% setuju jika vaporizer bagi mereka lebih membuat
vaporizer lebih sedikit mengandung racun mereka senang dengan bau dan biayanya
dibanding rokok tembakau, dan 26.3% ditambah lagi pernapasan mereka semakin
setuju vaporizer lebih sedikit membuat membaik dibanding saat merokok
kecanduan dibanding rokok tembakau. tembakau.

1289
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

3. Perubahan Perilaku emosi responden yang merasa senang dan


Tema ini muncul dari beberapa nyaman selama menggunakan vaporizer
subtema yaitu perubahan perilaku alamiah karena bertambahnya teman sosialisasi yang
dan perubahan perilaku terencana. juga sama-sama menggunakan vaporizer yang
Menurut Notoadmojo (2010) perubahan zaman ini telah menjadi tren gaya hidup.
alamiah (natural change) adalah Semua hal diatas mengakibatkan suatu
perubahan perilaku karena terjadi perubahan perilaku yang sangat cepat, yang
perubahan alam (lingkungan) secara merubah kebiasaan responden dari merokok
alamiah sedangkan perubahan terencana tembakau menjadi menggunakan vaporizer.
(planned change) adalah perubahan
perilaku karena memang direncanakan Saran
oleh yang subjek. Bagi Ilmu keperawatan hasil
Empat dari lima responden penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
menunjukkan bahwa perubahan perilaku oleh perawat untuk mengetahui perubahan-
yang terjadi pada dirinya terjadi secara perubahan psikologis yang terjadi oleh
alamiah karena tertarik oleh rasa dan uap pengguna vaporizer yang beralih dari rokok
yang dihasilkan. Perubahan perilaku ini tembakau dan melakukan tindakan promotif
cepat terjadi dengan dukungan orang- dan preventif terhadap alat maupun liquid
orang tempat responden bersosialisasi. berbahaya. Bagi penelitian lain hasil
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian ini dapat menjadi sumber informasi
penelitian Shiffman (2014) yang dalam perubahan psikologis pengguna
menyebutkan bahwa sangat tingginya vaporizer. Peneliti selanjutnya disarankan
ketertarikan bagi perokok tembakau untuk untuk menggali lebih dalam tentang
menggunakan vaporizer terjadi karena psikologis perokok tembakau yang beralih
rasa yang dihasilkan lebih enak dibanding menggunakan vaporizer. Sehingga nantinya
rokok tembakau. penelitian mengenai vaporizer lebih banyak
Satu responden lainnya menunjukkan dan berguna bagi pengguna alat tersebut.
bahwa perubahan perilaku yang terjadi
pada dirinya terjadi secara terencana. 1
Muhammad Fikri Indra: Mahasiswa
Perubahan ini ia sadari karena ingin hidup Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
lebih sehat tanpa adanya pengaruh Riau, Indonesia.
lingkungan. Responden mencari alternatif 2
Yesi Hasneli N., S.Kp., MNS: Dosen
sendiri untuk masalahnya dengan Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal
merubah perilaku. Hasil penelitian ini Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan
sesuai juga dengan penelitian yang Universitas Riau, Indonesia.
dilakukan Ayers (2011) yang mengatakan 3
Ns. Sri Utami, S.Kep., M.Biomed: Dosen
bahwa pada September 2010 pencarian Bidang Keilmuan Keperawatan Maternitas
internet untuk vaporizer beberapa ratus Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
kali lipat lebih besar dari pencarian untuk Riau, Indonesia.
alternatif berhenti merokok tembakau
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afiyanti, Y., & Imami, R.N. (2014).
PENUTUP
Metodologi penelitian kualitatif dalam
Kesimpulan
riset keperawatan. Jakarta: Rajawali
Pada penelitian ini ditemukan bahwa
Pers.
responden memperoleh suatu kepuasan
Alamsyah, R. M. (2009). Faktor-faktor yang
psikologis selama menggunakan vaporizer.
mempengaruhi kebiasaan merokok dan
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
hubungannya dengan status penyakit
banyaknya rasa yang dapat dihasilkan liquid
periodontal remaja. Tesis. Tidak
dan faktor kognitif responden yang
dipublikasikan. Medan: Program Studi
menganggap bahwa vaporizer tersebut lebih
aman dibanding rokok tembakau, belum lagi
1290
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Magister Administrasi dan Kebijakan Rachmat, M., & Nuryanti, S. (2009).


Kesehatan Sekolah Pasca Sarjana USU. Dinamika agribisnis tembakau dunia
Brown, J. (2014). Real-world effectiveness of dan implikasinya bagi Indonesia. Forum
e-cigarettes when used to aid smoking Penelitian Agro Ekonomi. Volume 27
cessation: a cross-sectional population No. 2, 74.
study. Addiction, 109, 1532. Rahajeng, E. (2013, Mei). Retrieved Januari
Choi. (2012). Characteristics associated with 8, 2015, from http://www.berhenti-
awareness, perceptions, and use of merokok.com
electronic nicotine delivery systems Riskesdas. (2013). Hasil riset kesehatan dasar.
among young US midwestern adults. Riset Kesehatan Dasar, 5.
American Journal of Public Health. Robbins. (2002). Prinsip-prinsip perilaku
Dawkins. (2013). Vaping profiles and organisasi. Jakarta: Erlangga.
preferences: an online survey of Saffari, A., & Daher, N. (2014). Particulate
electronic cigarette users. Addiction, metals and organic compounds from
1115-1125. electronic and tobacco-containing
Garner, C. (2014). A brief description of cigarettes: Comparison of emission
history, operation and regulation. E- rates and secondhand exposure.
Cigarette Task Force. Environmental Science: Processes &
Hasanah, A. U. (2011). Hubungan antara Impacts, 2259-2267.
dukungan orang tua, teman sebaya, dan Salmon, M. (2009). The facts about electronic
iklan rokok dengan perilaku merokok cigarettes. Electronic Cigarette
pada siswa laki-laki. Tidak Association, 4.
dipublikasikan. Surakarta: Stikes Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor
Aisyiyah. yang mempengaruhinya. Jakarta:
Jufri, S. (2012). Pigmentasi mukosa bibir Rineka Cipta.
pada perokok dan penyebabnya. Syukur. (2011). Beragam cara terapi:
Skripsi. Tidak dipublikasikan. Gangguan emosi sehari-hari.
Makassar: Unhas. Yogyakarta: DIVA Press.
Kosmider, L. (2014). Carbonyl compounds in Wulandari, C. I. (2012). Pengalaman
electronic cigarette vapors-effects of menghentikan kebiasaan merokok pada
nicotine solvent and battery output mantan perokok. Jurnal Nursing
voltage. Oxford Journals. Studies, 36-42.
Kusuma, K. (2011). Metode penelitian
keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Lawrence, D. (2009). Smoking and mental
illness: Results from population
surveys. BMC Public Health.
Marie. (2014). Smoking prevalence and
cigarette consumption in 187 countries,
1980-2012. JAMA.
McQueen. (2011). Interviews with “vapers”:
Implications for future research with
electronic cigarettes. Oxford Journals.
Pearson. (2011). E-cigarette awareness, use,
and harm perception in US adults.
American Journal of Public Health.
Polit, D.F., & Beck, C.T. (2008). Nursing
research: Generating and assesing
evidance for nursing practice (8th ed).
Philadephia: Wolters Kluwer, Lipincott
William & Wilkins.
1291

Anda mungkin juga menyukai