Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TENTANG HIV DAN AIDS SERTA POLA HIDUP SEHAT

DISUSUN OLEH
NAMA : ARRIDA NUR
KELAS : XI IPS1

SMAN 2 MAROS

KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, atas segala
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Tentang HIV dan AIDS serta Pola
Hidup Sehat. Yang mendukung siswa untuk menambah pengetahuan yang lebih mendalam.
Makalah ini saya buat dengan semenarik mungkin sehingga dapat digunakan sebagai sumber
belajar siswa dan siswi baik di dalam maupun di luar kelas.
Saya sangat berharap masukan dan saran yang membangun untuk penyempurnaan
makalah ini lebih lanjut. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Camba, 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DAN ACQUIRED IMMUNE


DEFICIENCY SYNDROME (AIDS)

A. Pengertian HIV Dan AIDS

B. Sejarah Singkat HIV Dan AIDS

C. Gejala Dan Komplikasi HIV Dan AIDS

D. Penyebab HIV Dan AIDS

E. Diagnosis HIV Dan AIDS

F. Pencegahan HI Dan AIDS

G. Penanganan HIV Dan AIDS

BAB II POLA HIDUP SEHAT

A. Pengertian Pola Hidup Sehat

B. Pola-Pola Hidup Sehat

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Hidup Sehat

D. Langkah-Langkah Hidup Sehat

E. Manfaat Pola Hidup Sehat

F. Kegiatan yang Berpengaruh Buruk terhadap Kesehatan

G. Dampak Buruk Pola Hidup Tidak Sehat Khususnya di Kalangan Remaja

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DAN ACQUIRED IMMUNE
DEFICIENCY SYNDROME (AIDS)

A. Pengertian HIV Dan AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome


(disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain
yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu
virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit
ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara
lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung
HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi
melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang
terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk
kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini
AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di
seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa
AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada
tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling
mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga
3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.
Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat
pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana.
Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi
HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.

B. Sejarah Singkat HIV Dan AIDS


AIDS
pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and
Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekarang masih
diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima
laki-laki homoseksual di Los Angeles.
Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1
lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari
mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di
Afrika Barat. Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan
troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey
(Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun.
Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak
dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging. [106] Teori yang
lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa
epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian
Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya
berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada.

C. Gejala Dan Komplikasi HIV/AIDS


1. Penyakit Paru-Paru Utama
Pneumonia pneumocystis (PCP) jarang dijumpai pada orang sehat yang memiliki
kekebalan tubuh yang baik, tetapi umumnya dijumpai pada orang yang terinfeksi HIV.
Penyebab penyakit ini adalah fungi Pneumocystis jirovecii. Sebelum adanya diagnosis,
perawatan, dan tindakan pencegahan rutin yang efektif di negara-negara Barat, penyakit ini
umumnya segera menyebabkan kematian. Di negara-negara berkembang, penyakit ini masih
merupakan indikasi pertama AIDS pada orang-orang yang belum dites, walaupun umumnya
indikasi tersebut tidak muncul kecuali jika jumlah CD4 kurang dari 200 per µL.
Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik di antara infeksi-infeksi lainnya yang
terkait HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat (imunokompeten) melalui rute
pernapasan (respirasi). Ia dapat dengan mudah ditangani bila telah diidentifikasi, dapat
muncul pada stadium awal HIV, serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan.
2. Penyakit Saluran Pencernaan Utama
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur makanan dari
mulut ke lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi
jamur (jamur kandidiasis) atau virus (herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun dapat
disebabkan oleh mikobakteria, meskipun kasusnya langka.
Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena
berbagai penyebab; antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti Salmonella,
Shigella, Listeria, Kampilobakter, dan Escherichia coli), serta infeksi oportunistik yang tidak umum
dan virus (seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis, Mycobacterium avium complex, dan virus
sitomegalo (CMV) yang merupakan penyebab kolitis).
3. Penyakit Syaraf Dan Kejiwaan Utama
Infeksi HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena gangguan
pada syaraf (neuropsychiatric sequelae), yang disebabkan oleh infeksi organisma atas sistem
syaraf yang telah menjadi rentan, atau sebagai akibat langsung dari penyakit itu sendiri.
Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel-satu, yang disebut
Toxoplasma gondii. Parasit ini biasanya menginfeksi otak dan menyebabkan radang otak akut
(toksoplasma ensefalitis), namun ia juga dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit pada
mata dan paru-paru.[15] Meningitis kriptokokal adalah infeksi meninges (membran yang
menutupi otak dan sumsum tulang belakang) oleh jamur Cryptococcus neoformans. Hal ini dapat
menyebabkan demam, sakit kepala, lelah, mual, dan muntah. Pasien juga mungkin mengalami
sawan dan kebingungan, yang jika tidak ditangani dapat mematikan.
Leukoensefalopati multifokal progresif adalah penyakit demielinasi, yaitu penyakit yang
menghancurkan selubung syaraf (mielin) yang menutupi serabut sel syaraf (akson), sehingga
merusak penghantaran impuls syaraf. Ia disebabkan oleh virus JC, yang 70% populasinya
terdapat di tubuh manusia dalam kondisi laten, dan menyebabkan penyakit hanya ketika
sistem kekebalan sangat lemah, sebagaimana yang terjadi pada pasien AIDS. Penyakit ini
berkembang cepat (progresif) dan menyebar (multilokal), sehingga biasanya menyebabkan
kematian dalam waktu sebulan setelah diagnosis.
4. Kanker Dan Tumor Ganas (Malignan)
Pasien dengan infeksi HIV pada dasarnya memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap
terjadinya beberapa kanker. Hal ini karena infeksi oleh virus DNA penyebab mutasi genetik;
yaitu terutama virus Epstein-Barr (EBV), virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV), dan virus
papiloma manusia (HPV).
Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien yang terinfeksi
HIV. Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda homoseksual tahun 1981 adalah salah
satu pertanda pertama wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari subfamili
gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia -8 yang juga disebut virus herpes Sarkoma Kaposi
(KSHV). Penyakit ini sering muncul di kulit dalam bentuk bintik keungu-unguan, tetapi dapat
menyerang organ lain, terutama mulut, saluran pencernaan, dan paru-paru.
Kanker getah bening tingkat tinggi (limfoma sel B) adalah kanker yang menyerang sel
darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening, misalnya seperti limfoma Burkitt
(Burkitt's lymphoma) atau sejenisnya (Burkitt's-like lymphoma), diffuse large B-cell
lymphoma (DLBCL), dan limfoma sistem syaraf pusat primer, lebih sering muncul pada pasien
yang terinfeksi HIV.
Kanker leher rahim pada wanita yang terkena HIV dianggap tanda utama AIDS. Kanker
ini disebabkan oleh virus papiloma manusia.

5. Infeksi Oportunistik Lainnya

Pasien AIDS biasanya menderita infeksi oportunistik dengan gejala tidak spesifik,
terutama demam ringan dan kehilangan berat badan. Infeksi oportunistik ini termasuk infeksi
Mycobacterium avium-intracellulare dan virus sitomegalo. Virus sitomegalo dapat menyebabkan
gangguan radang pada usus besar (kolitis) seperti yang dijelaskan di atas, dan gangguan
radang pada retina mata (retinitis sitomegalovirus), yang dapat menyebabkan kebutaan. Infeksi
yang disebabkan oleh jamur Penicillium marneffei, atau disebut Penisiliosis, kini adalah infeksi
oportunistik ketiga yang paling umum (setelah tuberkulosis dan kriptokokosis) pada orang yang
positif HIV di daerah endemik Asia Tenggara.
HIV yang baru memperbanyak diri tampak bermunculan sebagai bulatan-bulatan
kecil (diwarnai hijau) pada permukaan limfosit setelah menyerang sel tersebut; dilihat dengan
mikroskop elektron.
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang
biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T),
makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung,
padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV
telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per
mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang
disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul
gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah
sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.

D. Penyebab HIV/ AIDS


1. Penularan Seksual
Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi
cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran
mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko
daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih
besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko
karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan seksual secara
umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan
sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.
Penyakit menular seksual meningkatkan risiko penularan HIV karena dapat menyebabkan
gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga karena
adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV (limfosit dan makrofaga) pada semen dan sekresi
vaginal. Penelitian epidemiologis dari Afrika Sub-Sahara, Eropa, dan Amerika Utara
menunjukkan bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar risiko terinfeksi AIDS akibat
adanya borok alat kelamin seperti yang disebabkan oleh sifilis dan/atau chancroid. Resiko
tersebut juga meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular
seksual seperti kencing nanah, infeksi chlamydia, dan trikomoniasis yang menyebabkan
pengumpulan lokal limfosit dan makrofaga.
2. Kontaminasi Patogen Melalui Darah
Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita
hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali
jarum suntik (syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh organisme biologis
penyebab penyakit (patogen), tidak hanya merupakan risiko utama atas infeksi HIV, tetapi
juga hepatitis B dan hepatitis C. Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan penyebab
sepertiga dari semua infeksi baru HIV dan 50% infeksi hepatitis C di Amerika Utara,
Republik Rakyat Cina, dan Eropa Timur. Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan
dengan jarum yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. Post-
exposure prophylaxis dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi risiko itu.[40] Pekerja
fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga dikhawatirkan
walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan
menerima rajah dan tindik tubuh. Kewaspadaan universal sering kali tidak dipatuhi baik di
Afrika Sub Sahara maupun Asia karena sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak
mencukupi. WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika Sub Sahara
ditransmisikan melalui suntikan pada fasilitas kesehatan yang tidak aman. [41] Oleh sebab itu,
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, didukung oleh opini medis umum dalam
masalah ini, mendorong negara-negara di dunia menerapkan kewaspadaan universal untuk
mencegah penularan HIV melalui fasilitas kesehatan.
3. Penularan Masa Perinatal
Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim ( in utero) selama masa
perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Bila tidak ditangani,
tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%.
Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan
dengan cara bedah caesar, tingkat penularannya hanya sebesar 1%.[44] Sejumlah faktor dapat
memengaruhi risiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat persalinan (semakin tinggi
beban virus, semakin tinggi risikonya). Menyusui meningkatkan risiko penularan sebesar 4%.

E. Diagnosis HIV/AIDS
1. Sistem Tahapan Infeksi WHO

Hubungan antara jumlah HIV dan jumlah CD4+ pada rata-rata infeksi HIV yang tidak
ditangani. Keadaan penyakit dapat bervariasi tiap orang. jumlah limfosit T CD4 +
(sel/mm³) jumlah RNA HIV per mL plasma
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi
dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi
dengan HIV-1.[46] Sistem ini diperbarui pada bulan September tahun 2005. Kebanyakan kondisi
ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah ditangani pada orang sehat.

a. Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS


b. Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan
atas yang berulang
c. Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan,
infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
d. Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau
paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.
2. Sistem Klasifikasi CDC
Terdapat dua definisi tentang AIDS, yang keduanya dikeluarkan oleh Centers for Disease
Control and Prevention (CDC). Awalnya CDC tidak memiliki nama resmi untuk penyakit ini;
sehingga AIDS dirujuk dengan nama penyakit yang berhubungan dengannya, contohnya
ialah limfadenopati. Para penemu HIV bahkan pada mulanya menamai AIDS dengan nama
virus tersebut. CDC mulai menggunakan kata AIDS pada bulan September tahun 1982, dan
mendefinisikan penyakit ini. Tahun 1993, CDC memperluas definisi AIDS mereka dengan
memasukkan semua orang yang jumlah sel T CD4+ di bawah 200 per µL darah atau 14% dari
seluruh limfositnya sebagai pengidap positif HIV. Mayoritas kasus AIDS di negara maju
menggunakan kedua definisi tersebut, baik definisi CDC terakhir maupun pra-1993.
Diagnosis terhadap AIDS tetap dipertahankan, walaupun jumlah sel T CD4 + meningkat di
atas 200 per µL darah setelah perawatan ataupun penyakit-penyakit tanda AIDS yang ada
telah sembuh.
3. Tes HIV
Tes HIV umum, termasuk imunoasai enzim HIV dan pengujian Western blot, dilakukan
untuk mendeteksi antibodi HIV pada serum, plasma, cairan mulut, darah kering, atau urin pasien.
Namun demikian, periode antara infeksi dan berkembangnya antibodi pelawan infeksi yang
dapat dideteksi (window period) bagi setiap orang dapat bervariasi. Inilah sebabnya mengapa
dibutuhkan waktu 3-6 bulan untuk mengetahui serokonversi dan hasil positif tes. Terdapat pula
tes-tes komersial untuk mendeteksi antigen HIV lainnya, HIV- RNA, dan HIV-DNA, yang
dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi HIV meskipun perkembangan antibodinya belum
dapat terdeteksi. Meskipun metode-metode tersebut tidak disetujui secara khusus untuk
diagnosis infeksi HIV, tetapi telah digunakan secara rutin di negara-negara maju.

F. Pencegahan HIV/AIDS
Perkiraan risiko masuknya HIV per aksi, menurut rute paparan
Perkiraan infeksiper 10.000 paparan
Rute paparan
dengan sumber yang terinfeksi
Transfusi darah 9.000
Persalinan 2.500
Penggunaan jarum suntik bersama-sama 67
Hubungan seks anal reseptif* 50
Jarum pada kulit 30
Hubungan seksual reseptif* 10
*
Hubungan seks anal insertif 6,5
*
Hubungan seksual insertif 5
*
Seks oral reseptif 1§
Seks oral insertif* 0,5§
*
tanpa penggunaan kondom
§
sumber merujuk kepada seks oral yang dilakukan kepada laki-laki

1. Hubungan Seksual
Mayoritas infeksi HIV berasal dari hubungan seksual tanpa pelindung antarindividu yang
salah satunya terkena HIV. Hubungan heteroseksual adalah modus utama infeksi HIV di dunia.
Selama hubungan seksual, hanya kondom pria atau kondom wanita yang dapat mengurangi
kemungkinan terinfeksi HIV dan penyakit seksual lainnya serta kemungkinan hamil.
2. Kontaminasi Cairan Tubuh Terinfeksi
Pekerja kedokteran yang mengikuti kewaspadaan universal, seperti mengenakan
sarung tangan lateks ketika menyuntik dan selalu mencuci tangan, dapat membantu
mencegah infeksi HIV.
Semua organisasi pencegahan AIDS menyarankan pengguna narkoba untuk tidak
berbagi jarum dan bahan lainnya yang diperlukan untuk mempersiapkan dan mengambil
narkoba (termasuk alat suntik, kapas bola, sendok, air pengencer obat, sedotan, dan lain-lain).
Orang perlu menggunakan jarum yang baru dan disterilisasi untuk tiap suntikan. Informasi
tentang membersihkan jarum menggunakan pemutih disediakan oleh fasilitas kesehatan dan
program penukaran jarum. Di sejumlah negara maju, jarum bersih terdapat gratis di sejumlah
kota, di penukaran jarum atau tempat penyuntikan yang aman. Banyak negara telah
melegalkan kepemilikan jarum dan mengijinkan pembelian perlengkapan penyuntikan dari
apotek tanpa perlu resep dokter.
3. Penularan Dari Ibu Ke Anak
Penelitian menunjukkan bahwa obat antiretrovirus, bedah caesar, dan pemberian
makanan formula mengurangi peluang penularan HIV dari ibu ke anak (mother-to-child
transmission, MTCT). Jika pemberian makanan pengganti dapat diterima, dapat dikerjakan
dengan mudah, terjangkau, berkelanjutan, dan aman, ibu yang terinfeksi HIV disarankan
tidak menyusui anak mereka. Namun demikian, jika hal-hal tersebut tidak dapat terpenuhi,
pemberian ASI eksklusif disarankan dilakukan selama bulan-bulan pertama dan selanjutnya
dihentikan sesegera mungkin. Pada tahun 2005, sekitar 700.000 anak di bawah umur 15 tahun
terkena HIV, terutama melalui penularan ibu ke anak; 630.000 infeksi di antaranya terjadi di
Afrika. Dari semua anak yang diduga kini hidup dengan HIV, 2 juta anak (hampir 90%)
tinggal di Afrika Sub Sahara.

G. Penanganan HIV/AIDS
1. Terapi Antivirus
Penanganan infeksi HIV terkini adalah terapi antiretrovirus yang sangat aktif (highly active
antiretroviral therapy, disingkat HAART). Terapi ini telah sangat bermanfaat bagi orang-
orang yang terinfeksi HIV sejak tahun 1996, yaitu setelah ditemukannya HAART yang
menggunakan protease inhibitor. Pilihan terbaik HAART saat ini, berupa kombinasi dari
setidaknya tiga obat (disebut "koktail) yang terdiri dari paling sedikit dua macam (atau
"kelas") bahan antiretrovirus. Kombinasi yang umum digunakan adalah nucleoside analogue reverse
transcriptase inhibitor (atau NRTI) dengan protease inhibitor, atau dengan non-nucleoside reverse
transcriptase inhibitor (NNRTI). Karena penyakit HIV lebih cepat perkembangannya pada anak-
anak daripada pada orang dewasa, maka rekomendasi perawatannya pun lebih agresif untuk
anak-anak daripada untuk orang dewasa. Di negara-negara berkembang yang menyediakan
perawatan HAART, seorang dokter akan mempertimbangkan kuantitas beban virus, kecepatan
berkurangnya CD4, serta kesiapan mental pasien, saat memilih waktu memulai perawatan
awal.
Perawatan HAART memungkinkan stabilnya gejala dan viremia (banyaknya jumlah
virus dalam darah) pada pasien, tetapi ia tidak menyembuhkannya dari HIV ataupun
menghilangkan gejalanya. HIV-1 dalam tingkat yang tinggi sering resisten terhadap HAART
dan gejalanya kembali setelah perawatan dihentikan. Lagi pula, dibutuhkan waktu lebih dari
seumur hidup seseorang untuk membersihkan infeksi HIV dengan menggunakan HAART.
Meskipun demikian, banyak pengidap HIV mengalami perbaikan yang hebat pada kesehatan
umum dan kualitas hidup mereka, sehingga terjadi adanya penurunan drastis atas tingkat
kesakitan (morbiditas) dan tingkat kematian (mortalitas) karena HIV. Tanpa perawatan HAART,
berubahnya infeksi HIV menjadi AIDS terjadi dengan kecepatan rata-rata (median) antara
sembilan sampai sepuluh tahun, dan selanjutnya waktu bertahan setelah terjangkit AIDS
hanyalah 9.2 bulan. Penerapan HAART dianggap meningkatkan waktu bertahan pasien
selama 4 sampai 12 tahun. Bagi beberapa pasien lainnya, yang jumlahnya mungkin lebih dari
lima puluh persen, perawatan HAART memberikan hasil jauh dari optimal. Hal ini karena
adanya efek samping/dampak pengobatan tidak bisa ditolerir, terapi antiretrovirus
sebelumnya yang tidak efektif, dan infeksi HIV tertentu yang resisten obat. Ketidaktaatan dan
ketidakteraturan dalam menerapkan terapi antiretrovirus adalah alasan utama mengapa
kebanyakan individu gagal memperoleh manfaat dari penerapan HAART. Terdapat
bermacam-macam alasan atas sikap tidak taat dan tidak teratur untuk penerapan HAART
tersebut. Isyu-isyu psikososial yang utama ialah kurangnya akses atas fasilitas kesehatan,
kurangnya dukungan sosial, penyakit kejiwaan, serta penyalahgunaan obat. Perawatan
HAART juga kompleks, karena adanya beragam kombinasi jumlah pil, frekuensi dosis,
pembatasan makan, dan lain-lain yang harus dijalankan secara rutin. Berbagai efek samping
yang juga menimbulkan keengganan untuk teratur dalam penerapan HAART, antara lain
lipodistrofi, dislipidaemia, penolakan insulin, peningkatan risiko sistem kardiovaskular, dan kelainan
bawaan pada bayi yang dilahirkan.
2. Penanganan Eksperimental Dan Saran
Telah terdapat pendapat bahwa hanya vaksin lah yang sesuai untuk menahan
epidemik global (pandemik) karena biaya vaksin lebih murah dari biaya pengobatan lainnya,
sehingga negara-negara berkembang mampu mengadakannya dan pasien tidak membutuhkan
perawatan harian. Namun setelah lebih dari 20 tahun penelitian, HIV-1 tetap merupakan
target yang sulit bagi vaksin.
Beragam penelitian untuk meningkatkan perawatan termasuk usaha mengurangi efek
samping obat, penyederhanaan kombinasi obat-obatan untuk memudahkan pemakaian, dan
penentuan urutan kombinasi pengobatan terbaik untuk menghadapi adanya resistensi obat.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa langkah-langkah pencegahan infeksi oportunistik
dapat menjadi bermanfaat ketika menangani pasien dengan infeksi HIV atau AIDS. Vaksinasi
atas hepatitis A dan B disarankan untuk pasien yang belum terinfeksi virus ini dan dalam
berisiko terinfeksi. Pasien yang mengalami penekanan daya tahan tubuh yang besar juga
disarankan mendapatkan terapi pencegahan (propilaktik) untuk pneumonia pneumosistis,
demikian juga pasien toksoplasmosis dan kriptokokus meningitis yang akan banyak pula
mendapatkan manfaat dari terapi propilaktik tersebut.
3. Pengobatan Alternatif
Berbagai bentuk pengobatan alternatif digunakan untuk menangani gejala atau
mengubah arah perkembangan penyakit. Akupunktur telah digunakan untuk mengatasi
beberapa gejala, misalnya kelainan syaraf tepi (peripheral neuropathy) seperti kaki kram,
kesemutan atau nyeri; namun tidak menyembuhkan infeksi HIV. Tes-tes uji acak klinis
terhadap efek obat-obatan jamu menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti bahwa tanaman-
tanaman obat tersebut memiliki dampak pada perkembangan penyakit ini, tetapi malah
kemungkinan memberi beragam efek samping negatif yang serius.
Beberapa data memperlihatkan bahwa suplemen multivitamin dan mineral
kemungkinan mengurangi perkembangan penyakit HIV pada orang dewasa, meskipun tidak
ada bukti yang menyakinkan bahwa tingkat kematian (mortalitas) akan berkurang pada
orang-orang yang memiliki status nutrisi yang baik. Suplemen vitamin A pada anak-anak
kemungkinan juga memiliki beberapa manfaat. Pemakaian selenium dengan dosis rutin harian
dapat menurunkan beban tekanan virus HIV melalui terjadinya peningkatan pada jumlah
CD4. Selenium dapat digunakan sebagai terapi pendamping terhadap berbagai penanganan
antivirus yang standar, tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk menurunkan mortalitas dan
morbiditas.
Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa terapi pengobatan alteratif memiliki hanya
sedikit efek terhadap mortalitas dan morbiditas penyakit ini, namun dapat meningkatkan
kualitas hidup individu yang mengidap AIDS. Manfaat-manfaat psikologis dari beragam
terapi alternatif tersebut sesungguhnya adalah manfaat paling penting dari pemakaiannya.
Namun oleh penelitian yang mengungkapkan adanya simtoma hipotiroksinemia pada
penderita AIDS yang terjangkit virus HIV-1, beberapa pakar menyarankan terapi dengan
asupan hormon tiroksin. Hormon tiroksin dikenal dapat meningkatkan laju metabolisme basal sel
eukariota dan memperbaiki gradien pH pada mitokondria.

BAB II
POLA HIDUP SEHAT
A. Pengertian Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat adalah suatu gaya hidup dengan memperhatikan faktor-faktor
tertentu yang mempengaruhi kesehatan, antara lain makanan dan olahraga. Pola hidup atau
cara hidup yang sehat adalah menjaga keseimbangan dan keharmonisan hidup dalam segala
aspek kehidupan. Selain dengan mengonsumsi makanan sehat yang tepat dan olahraga yang
teratur, pola hidup ini juga harus didukung dengan bersikap dan berpikir positif dalam
kehidupan sehari-hari.
Pola hidup sehat adalah hal penting yang seharusnya dilaksanakan oleh setiap
individu, namun karena perkembangan zaman yang membuat setiap individu berkompetisi
untuk bertahan hidup atau berkerja keras, sehingga membuat manusia kurang memperhatikan
hal ini. Seiring berkembang pesatnya teknologi dan industri membuat manusia semakin
mudah mendapatkan sesuatu secara instan, bukan hanya saja alat electronik yang sekarang
serba cepat dan canggih, tapi makanan pun sekarang dapat disajikan secara cepat. Memang,
jika ditinjau dari kesibukan manusia yang membutuhkan waktu lebih efesien untuk
melakukan semua kegiatannya, hal-hal tersebut sangatlah membantu. Tapi manusia sekarang
kebanyakan tidak memperhatikan kesehatannya sendiri sehingga mereka tidak
memperhatikan baik-buruknya makanan yang mereka konsumsi sehari-hari.
Lebih buruknya, dewasa ini bukan hanya orang-orang dewasa saja yang mengalami
pola hidup tidak sehat, bahkan remaja pun mengalami pola hidup yang tidak sehat. Kesehatan
bukan lagi menjadi hal penting bagi para remaja yang menjadikan barang-barang electronik
seperti iphone, ipad, handphone, laptop, dan lain-lain, sebagai kebutuhan pokoknya.
Sebagian waktu mereka menjadi tersita untuk barang-barang elektronik itu saja, sehingga
membuat mereka lupa untuk makan, parahnya jika mereka ingatpun mereka lebih memilih
makanan cepat saji.yang mungkin enak tapi tidak sehat.
Makanan sehat yang kita butuhkan adalah makanan yang memenuhi standar gizi.
Selain makanan, olahraga juga menentukan tingkat kesehatan kita karena orang yang gemar
berolahraga akan memiliki daya tubuh yang lebih baik, sehingga jarang terkena serangan
penyakit. Beberapa manfaat dari berolahraga yaitu dapat mempelancar aliran darah ke otak
sehingga meningkatkan daya pikir, metabolisme dan regenerasi sel-sel tubuh kita akan terjadi
lebih cepat sehingga kita jadi awet muda. Selain itu, olahraga yang teratur dengan cara yang
tepat akan menjaga postur tubuh kita tetap langsing dan terhindar dari tumpukan lemak
sumber penyakit.

Kemudian, bersikap dan berpikir positif dalam kehidupan sehari hari akan mendorong
tubuh anda melakukan hal-hal yang positif. Berpikir positif dapat menenangkan hati sehingga
anda bisa membuat keputusan yang objektif, termasuk dalam memilih jenis makanan dan
minuman yang akan dikonsumsi.
Ada juga yang mengatakan hidup sehat adalah hidup tanpa ganguan masalah yang
bersifat fisik maupun non fisik. Gangguan fisik berupa penyakit-penyakit yang menyerang
tubuh dan fisik seseorang. Sementara non fisik menyangkut kesehatan kondisi jiwa, hati dan
pikiran seseorang. Artinya, kesehatan meliputi unsur jasmani dan rohani.
Banyak orang yang secara jasmani memiliki tubuh yang sehat dan baik, namun
kondisi rohani mereka sangat memprihatinkan. Orang-orang sukses dan kaya yang
mempunyai jasmani sehat, belum tentu kondisi rohani mereka sehat.
Perilaku hidup sehat mencakup aturan dan pola seseorang untuk menjalankan hidup
ini dengan cara proporsional dan terkontrol. Pola tersebutlah yang akan membuat orang
menjadi sehat. Untuk sehat butuh aturan, jika hidup tanpa aturan maka akan muncullah
kehidupan yang serampangan. Bukan hanya kesehatan fisik yang akan terganggu, namun
lebih berbahaya lagi jika menyangkut kesehatan jiwa.
Kesehatan amatlah penting untuk meraih kebahagiaan hidup. Syarat utama seseorang
dapat menikmati kebahagiaan dalam hidup ini adalah saat mereka memiliki kesehatan secara
jasmani dan rohani. Pengertian hidup sehat ini menjadi cara seseorang untuk menuju
kebahagiaan hidup.
Salah satu resep kebahagiaan ternyata adalah apabila kita bisa hidup dalam kondisi
sehat. Pola hidup sehat menyangkut aturan untuk mencapai kesehatan jasmani dan rohani,
sebab pengertian hidup sehat yang sempurna mencakup aspek keduanya.

B. Pola-Pola Hidup Sehat


1. Pola Hidup Sehat Secara Jasmani
Pola meliputi cara, aturan dan hal yang harus dilaksanakan seseorang dalam rangka
mencapai sebuah tujuan. Untuk dapat hidup sehat secara jasmani, hal pertama yang harus
diperhatikan adalah menilik secara fisik bagian dari tubuh yang berkontribusi menyumbang
masalah penyakit. Tahukah Perut berawal dari mulut, dan mulut akan terpulang pada pola
makan dan kebiasaan memakan makanan. Pola untuk meraih kesehatan jasmani yang pertama
adalah dengan mengatur pola maka. Atur dan kontrollah makanan-makanan yang masuk ke
dalam mulut. Jangan sembarangan dan jangan berlebihan.
Tidak terlalu berlebihan mengkonsumsi suatu makanan. Apapun makanan yang
dikonsumsi, meski tadinya adalah makanan sehat dan bergizi, jika makan dalam jumlah yang
berlebihan niscaya akan menimbulkan dampak dan pengaruh buruk bagi tubuh.
2. Pola Hidup Sehat Menuju Kebahagiaan Rohani
Rohani yang sehat, jiwa yang sehat, hati yang sehat, ruh yang sehat, keempatnya
memiliki kedalaman makna yang sama. Kesehatan rohani menyangkut kondisi pikiran, hati
dan ketentraman batin. Ada hal sederhana yang mungkin jarang diketahui orang. Berhati-
hatilah dan waspadalah dengan kehalalan makanan. Sebab ketakhalalan dapat mengantarkan
Anda pada penyakit-penyakit rohani maupun jasmani.
Kehalalan mencakup asal usul makanan tersebut dan kandungan fisik makanan yang
dimakan. Resep sehat rohani selanjutnya adalah dengan mengamalkan rasa syukur. Syukur
akan mengantarkan pada gerbang kebahagiaan. Sikap merasa cukup dengan segala sesuatu
nikmat yang diberikan Tuhan akan mendorong rohani menjadi sehat.
Banyak orang yang stres memikirkan jabatan dan harta yang bukan menjadi miliknya
hanya lantaran ia tak punya kebiasaan bersyukur. Maka jadilah si ahli syukur. Oleh karena
itu, harus ada perencanaan yang matang dan seimbang dengan memperhatikan sudut positip
dan realitas potensi Anda.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Hidup Sehat


1. Pola Perilaku
Pola perilaku (behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam situasi dan lingkungan
sosial yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap (fixed). Gaya hidup
individu, yang dicirikan dengan pola perilaku individu, akan memberikan dampak pada
kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain. Dalam kesehatan, gaya hidup
seseorang dapat diubah dengan cara memberdayakan individu agar merubah gaya hidupnya,
tetapi merubahnya bukan pada individu saja, tetapi juaga merubah lingkungan sosial dan
kondisi kehidupan yang mempengaruhi pola prilakunya.
2. Perubahan Gaya Hidup
Berjalan seiring pertumbuhan ekonomi, sosial budaya teknologi yang gejala
negatifnya sudah banyak dirasakan saat sekarang ini, seperti kurang gerak secara fisik,
perilaku merokok, napza, minuman keras, gizi lebih, kurang sayur, kurang istirahat dan lain-
lain.
a. Kebiasaan Merokok
Sesuai dengan survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2004, merokok dimulai
pada remaja umur 10 tahun, dan pada umur 15 sampai 19 tahun menduduki pada angka 60%
sebagai perokok, 91% para perokok mempunyai kebiasan merokok dirumah. Pada saat ini
terdapat sekurang-kuarangnya 43 juta kaum ibu dan anak-anak yang terpapar asap rokok
sebagai peroko pasif yang dapat menjadi factor resiko penyakit tidak menular (PTM) lainnya.
b. Kurang Gerak Fisik
Perilaku aktivitas fisik kurang gerak secara nasiaonal untuk penduduk umur 15 tahun
keatas hanya 9% saja mereka yang melakukan olahraga untuk kesehatannya. Menurut WHO
43% penyakit yang ada, ada kaitanya dengan unsurkuranggerak.
c. Pola Makan Tidak Seimbang
Pola makan yang tidak seimbang banyak dialami oleh masyarakat kita dan yang
paling buruk adanya data kurang serat, kurang sayur dan buah mencapai 99%. Masalah
kegemukan atau obesitas sudah dialami oleh anak-anak yang mencapai 11%.

D. Langkah-Langkah Hidup Sehat


1. Konsumsi Makanan
Konsumsi makanan yang memenuhi standar kesehatan adalah harus bisa memenuhi
kebutuhan tubuh, untuk itu anda harus mengetahui tentang makanan yang dibutuhkan oleh
tubuh. Umumnya, banyak yang belum memperhatikan masalah ini. Bahkan banyak makanan
yang sebenarnya sangat berbahaya bagi kesehatan sangat diminati, seperti makanan yang
mengandung pengawet, junkfood, makanan cepat saji/makanan instan.
Ada beberapa tips makanan sehat:
a. Makanan berlemak tinggi sangat beresiko bagi kesehatan, terutama dari mentega, margarine
santan dan dari lemak hewan. Labih baik anda mendapatkannya dari kacang-kacangan atau
biji-bijian. Jeroan, otak, kulit ayam dan kuning telur sebaiknya dihindari. Sebaiknya, sebagai
sumber protein , anda memilih susu rendah lemak, yogurt, susu kedelai, ikan dan putih telur.
Tetapi jika anda menyukai daging pilihlah daging tanpa lemak.
b. Bahan makanan yang megandung pengawet sebaiknya dihindari. Makanan yang mengandung
pengawet dlam jangka panjang dapat memicu kanker.

c. Jadikan air putih sebagai minuman favorit. Kondisikan diri anda “anda belum minum jika
belum minum air putih”. Biasakanlah minum air putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan ini akan
membantu menjaga kelancaran fungsi ginjal dan saluran kemih. Upayakan untuk minum air
hangat di malam hari dan air sejuk (bukan air es) di siang hari.
d. Jika anda menyukai makanan yang berwarna-warni, gunakan dari bahan makanan; warna
merah dari strawberry, warna hijau dari daun pandan, warna kuning dari kunyit, warna coklat
dari bubuk coklat. Jangan berlebihan menambahkan kecap, saus, garam dan penyedap rasa.
e. Buah-buahan dan sayur-syuran harus selalu ada disetiap menu makanan anda.
2. Olahraga

Olahraga adalah kegiatan yang mudah dilakukan tetapi banyak yang mengabaikannya,
pada hal olahraga merupakan sumber kesehatan bagi seluruh tubuh. Olahraga yang teratur
memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti akan lebih giat, menurunkan
tekanan dara tinggi, menguatkan tulang-tulang, meningkatkan HDL (kolesterol yang baik),
mencegah kencing manis, menurunkan resiko kanker, mengurangi stress dan depresi, dan
juga akan memberikan kebugaran.
3. Istirahat Yang Cukup
Istirahat yang cukup akan memberikan bagi tubuh kita yang letih untuk memulihkan
diri dan memberikan cukup waktu bagi tubuh untuk mengembalikan tenaga yang telah
dipakai.
4. Menciptakan Udara Yang Bersih
Bagi yang tinggal di kota besar, tinggal di daerah yang terbebas dari polusi hampir
tidak mungkin. Walaupun demikian kita harus berusaha meminimalisir hal tersebut,
setidaknya tidak menambah buruk kondisi udara. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan cara
seperti menanam tanaman di pot disekeling rumah, dan menyisakan lahan untuk ditanami
pohon walaupun lahan itu hanya cukup untuk satu pohon.
5. Menciptakan Lingkungan Yang Sehat
Jika ingin menikmati kesehatan yang optimal maka selayaknya lingkungan harus
dipelihara dengan baik. Lingkungan itu adalah termasuk iklim, air, tanah, tumbuh-tumbuhan,
dan atmosfir. Memelihara lingkungan dengan baik berarti tidak mengotori lingkungan dengan
segala macam kotoran seperti membuang sampah sembarangan, asap rokok, sisa bahan bakar
industri, asap dari mobil ataupun pembakaran sampah dll.
6. Kontrol Kerja Otak
Otak, seperti halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan terlalu memberi beban
terlalu banyak, karena otak pun memiliki memori yang terbatas. Lakukan kegiatan di waktu
senggang yang membuat otak bekerja lebih santai, misalkan melakukan hobi yang
menyenangkan, seperti melukis, membaca novel terbaru atau hanya sekedar mendengarkan
musik.
7. Optimis
Tidak ada sesuatupun yang bisa menghalangi langkah seorang yang selalu optimis
memandang hidup. Hambatan dan kegagalan bukanlah suatu halangan untuk terus maju, akan
tetapi dianggap sebagai pelajaran untuk langkah berikutnya. Bahkan optimisme juga
berdampak baik bagi kesehatan tubuh. Ini erat kaitanya dengan sistem imun tubuh. Seorang
yang optimis akan memandang hidup seperti alunan nada, naik turun mengikuti irama, selalu
cerah dan sangat mudah tertawa. Sikap seperti inilah yang mendukung kesehatan secara
menyeluruh. Baca juga Gaya Hidup Sehat dan menikmati Hidup
8. Pribadi Yang Kuat
Pribadi yang kuat juga sangat erat kaitannya dengan kesehatan secara menyeluruh.
Pribadi yang kuat berarti mampu mengendalikan keseluruhan aktifitas hidupnya. Ada dua
komponen penting berkaitan dengan pengendalian diri. Pertama, pantang mengkonsumsi
apapun yang bersifat merusak, seperti tembakau, alkohol, narkoba, makanan yang
mengandung pengawet dll. Kedua tidak berlebihan dalam menjalani pola hidup sehat.
Selain 8 langkah pola hidup sehat di atas, ada juga 11 prinsip hidup seimbang. Karena
hidup seimbang mengarahkan kita untuk hidup lebih sehat lagi, 11 prinsip tersebut adalah:
1. Jangan merasa tidak mempunyai waktu untuk semua yang berkaitan dengan diri sendiri.
2. Sisihkan uang sekali-kali dating ke salon untuk perawatan tubuh.
3. Berlibur
4. Belajar untuk menghadapi semua perubahan hidup.
5. Berpikir positif dalam menghadapi berbagai masalah.
6. Usahakan realitas terhadap kondisi yang ada.
7. Berusaha berdamai dengan kondisi yang tidak disukai.
8. Mengatur waktu se-efektif mungkin.
9. Mencaba menerima kondisi yang ada, karena sesulit apapun masalah pasti ada jalan keluarnya.
10. Ketika tidak menyukai sesuatu berfikir positif bahwa didunia ini tidak ada yang sempurna.

E. Manfaat Pola Hidup Sehat

Pola hidup sehat membantu meningkatkan kualitas hidup. Dengan menerapkan pola
hidup sehat, kita dapat terhindar dari berbagai penyakit. Penerapan pola hidup sehat dapat
mengurangi resiko jantung, stroke dan penyakit diabetes kemudian meningkatkan stabilitas
sendi sehingga meningkatkan dan meningkatkan jangkauan pergerakan dan mempertahankan
fleksibilitas sendi. Makanan yang sehat dan olahraga teratur dapat menjaga massa tulang
hingga kita memasuki masa tua. Hal ini dapat mencegah osteoporosis dan patah tulang.
Pola hidup yang sehat juga sangat berdampak terhadap kesehatan jiwa kita.
Sehingga berbagai tugas, pekerjaan maupun masalah dapat kita tuntaskan dengan baik karena
pola hidup yang kita terapkan, misalnya olahraga rutin dapat meningkatkan mood atau
memperbaiki suasana hati sehingga mengurangi gejala kecemasan dan depresi. Kemudian
meningkatkan rasa kepercayaan diri. Selain itu juga meningkatkan kemampuan mengingat
dan mengurangi stress pada orang lanjut usia.
Selain manfaat di atas di bawah ini ada beberapa manfaat dari pola hidup sehat:
1. Usia harapan hidup dapat diperpanjang hingga 10 tahun ke atas dari rata-rata usia harapan
hidup manusia Indonesia.
2. Dapat tidur dengan nyenyak.
3. Dapat bekerja lebih maksimal serta meningkatkan kinerja.
4. Dapat belajar dengan baik.
5. Berpikiran positif dan sehat.
6. Merasa damai, nyaman dan tentram.
7. Memiliki penampilan yang sehat.
8. Mendapatkan kehidupan dan interaksi sosial yang baik.
9. Lebih percaya diri.
10. Menghemat pengeluaran untuk kesehatan.
11. Terhindar dari penyakit.
12. Aktifitas sehari-hari jadi lebih lancar dan tampil lebih menarik.
13. Lebih Produktif.

F. Kegiatan yang Berpengaruh Buruk terhadap Kesehatan


Fakta menunjukkan bahwa orang zaman dulu memiliki tubuh yang sehat, mereka
lebih jarang terkena penyakit dan berusia lebih panjang dibandingkan pada manusia zaman
sekarang. Di zaman modern seperti sekarang ini, banyak orang meninggal di usia muda
dengan berbagai komplikasi penyakit. Menurut data WHO, tujuh persen kematian dini
disebabkan oleh berbagai penyakit seperti jantung, stroke, kanker, dan diabetes. Separuh dari
jumlah tersebut terkait dengan pola makan yang buruk.
Pola makan modern merupakan pemicu utama timbulnya penyakit degeneratif.
Beberapa pola makan modern yang tidak sesuai dengan pengertian pola hidup sehat antara
lain terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dan lemak serta kurang mengonsumsi serat dan
sering memakan makanan cepat saji (fast food) yang banyak mengandung pengawet,
penyedap rasa, lemak, dan kalori kosong. Selain itu juga kebiasaan ngemil berlebihan. Selain
mengemil, merokok juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan para remaja.
Karena di dalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.

G. Dampak Buruk Pola Hidup Tidak Sehat Khususnya di Kalangan


Remaja
Pola hidup tidak sehat tentunya membawa dampak buruk bagi kehidupan remaja.
Tidak hanya pola makan yang menjadi penyebab dampak buruk hidup tidak sehat. Ada
beberapa faktor-faktor lain, yaitu :
1. Takut ketinggalan informasi dan khawatir dikucilkan, membuat remaja jadi sakit.
Infobesitas, kebanyakan informasi menjadikan remaja stress. Bukan kelebihan lemak
di badan, atau nama klub sepakbola Turki, Besiktas, tapi sebuah penyakit jenis baru. Bisa
dibilang juga trend baru. Keluhan dari orang yang terkena dampak kelebihan informasi dan
takut ketinggalan berita dapat membuat badan letih, kurang tidur, masalah konsentrasi.
Diagnosa dokter menyebutkan bahwa orang ini takut ketinggalan berita dan takut tidak punya
teman.
2. Kecanduan Internet
Penyakit ini muncul sejalan dengan perkembangan teknologi internet yang semakin
canggih. Remaja mencari sendiri segala informasi yang ditawarkan di internet. Itu terbukti
dari tingginya akun di Facebook, Hyves, Twitter dan jaringan pertemanan lainnya yang
jumlahnya berjuta-juta. Remaja banyak menghabiskan waktu di depan monitor internet dan
mengirim SMS yang banyak bahkan sampai puluhan sehari. Internet sudah menjadi bagian
hidup mereka. Sehingga bisa menghilangkan kosentrasi untuk kegiatan lain dan bisa
membuat mata seseorang kelelahan, hingga mengakibatkan kelainan pada mata seseorang.
3. Stress
Ditambah dengan HP yang dilengkapi sarana internet. Sehingga sudah tidak mungkin
lagi lepas dari jaringan internet selama 24 jam. Keinginan untuk terus menerus tersambung
dengan internet, membuat remaja jadi stress.
4. Pengawasan
Kurangnya pengawasan dari orang tua, membuat pening, sementara orang-orang
dewa kecanduan games pada remaja. Ini menimbulkan dampak buruk, yaitu stress info. Si
anak menjadi cepat lelah, kurang tidur, dan masalah untuk bisa membagi waktu, serta
konsentrasi yang terganggu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
Kita harus waspada terhadap virus HIV AIDS. Di atas juga menjelaskan tentang
pengertian AIDS, sejarah singkat AIDS, gejala dan komplikasi AIDS, penyebab AIDS,
diagnosis AIDS, pencegahan AIDS, dan penanganan AIDS.
Anda bisa membacanya dengan lebih lengkap lagi di atas yang telah saya susun
dengan rapi. Kita sebagai orang yang sehat harus waspada terhadap virus tersebut, kalau bisa
kita juga jangan sampai terlibat/terkena virus HIV AIDS.
2. Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat sangatlah penting untuk kelangsungan hidup manusia terutama
kesehatan, pola hidup sehat tergantung dari banyak faktor, pola hidup sehat berpengaruh
banyak terhadap masalah kesehatan, langkah-langkahnya pun banyak terutama dari nutrisi,
istirahat, aktifitas, olahraga dan lain-lain.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pola hidup sehat, mulai dari terhindarnya
dari berbagai penyakit, sehat jasmani dan rohani, hemat biaya hidup, aktifitas menjadi lebih
teratur.

B. Saran
1. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
Jangan mendekat dengan virus HIV AIDS agar kita tidak terjerumus ke dalam virus
tersebut, biasanya orang yang terkena virus HIV itu gara-gara orang itu psiko tinggi
(heteroseksual) biasanya banyak terjadi pada kaum perempuan yang selalu gonta ganti
pasangan. Itulah saran dari saya, terutama kepada kaum perempuan yang suka gonta ganti
pasangan.

2. Pola Hidup Sehat


Untuk bisa melakukan pola hidup sehat diperlukan keinginan yang serius dari dalam
diri, karena banyaknya manfaat yang bisa diperolah dari pola hidup sehat, maka dari itu kita
sebagai makhluk yang paling sempurna hendaknya menjaga kesehatan dengan melakukan
pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA

http://primayakuza.blogspot.com/2011/08/budaya-hidup-sehat.html
http://belajar-penjaskes.blogspot.com/2010/08/pola-hidup-sehat_6371.html
http://fajarsragi.blogspot.com/2012/12/penjas-semester-2.html
http://informasitips.com/tips-menjaga-daya-tahan-tubuh-tetap-prima#ixzz116hFOcAe
http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
http://pola-hidup-sehat.indonesia
http://mima7.wordpress.com/2012/04/11/pola-hidup-sehat/
http://srisyafitri.blogspot.com/2012/09/penjaskes-pola-hidup-sehat.html
http://diriaku-diria.blogspot.com/2012/05/makalah-lengkap-hiv-aids.html

Anda mungkin juga menyukai