LANDASAN TEORI
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. 1 Joyce dan Weil berpendapat
bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para pendidik boleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikannya
1
Kokom Komulasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2010), h. 57
2
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 136
15
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Dalam model pembelajaran ini
dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Seperti
pendidik menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya
mempermudah peserta didik untuk mencapai tujuan nya dalam pembelajaran di kelas.
belajar yang kreatif dan membangun kemampuan peserta didik secara optimal.
proses pembelajaran di kelas yang membantu peserta didik untuk lebih aktif dan hasil
3
AIif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Paikem Gembrot, (Jakarta:PT. Prestasi Pustakrya,
2011), h. 8
16
pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secar akolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam
kooperatif banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh pendidikan.
menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, terlebih lagi
yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama
kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan
4
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Pendidik (Depok:
Raja Grafindo, 2012) h. 202
5
Ibid h.203-204
6
Tukiran Taniredja, Efi Miftah dkk “Model-model Pembelejaran Inovatif dan Efektif
(Bandung: Alfabeta 2013) h. 55
17
secara terbuka dan hubungan yang bersifat interpendensi efektif di antara anggota
kelompok.
together in four member teams to master material initially presented by the teacher”.7
Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu
berjumlah antara empat sampai enam orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa definisi di atas
mengenai materi yang dipelajari dengan baik melalui interaksi sosial dengan teman
sebayanya.
bekerja sama. Beberapa peserta didik terkadang sulit untuk mendapatkan penjelasan
yang diberikan oleh pendidik sehingga pembelajaran kooperatif ini ditujukan untuk
tidak ada rasa canggung, malu bahkan bertanya satu sama lain. \
7
Ibid h.55
18
jawab dan lebih harmonis dalam hubungan pertemanan di kelas. Peserta didik
bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif yang diberikan oleh pendidik membuat
peserta didik bisa saling bekerja sama dalam sebuah kelompok untuk saling
berkomunikasi serta berinteraksi satu sama lain secara langsung, misalnya membahas
menanggapi pertanyaan, belajar dari peserta didik yang berada di kelompoknya atau
kelompok lain, mengemukakan kritik yang bersifat membangun. Proses kerja sama
ini bisa membangkitkan semangat peserta didik dalam proses belajar mengajar di
kelas sebab segala sesuatu dikerjakan dalam sebuah kelompok dan bisa saling gotong
royong satu sama lain. Dengan demikian peserta didik tidak lagi menemukan
dan pengetahuan secara kelompok bukan lagi terfokus pada ajaran yang diberikan
oleh pendidik.
8
Agus Suprijono Cooperative Learning, Teori & aplikasi Paikem (Yogyakarta : Pustaka,
2011) h.73
19
Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan, kerja dan tugas.
anggota kelompok, adapun peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar
Menurut Roger dan David Johnson ada lima unsur dasar dalam pembelajaran
Dari kelima prinsip yang terdapat pada pembelajaran kooperatif tersebut dapat
unsur dasar untuk mencapai tujuan bersama. Setiap peserta didik dituntut untuk
memiliki ketergantungan positif satu sama lain dan tanggung jawab dalam kerja
bersama-sama dengan interaksi tatap muka, partisipasi dan komunikasi berjalan baik
masalah akan termotivasi dengan baik. Hal ini ditujukan untuk keberhasilan
untuk berinteraksi dan membuat keputusan bersama serta hasil dari proses yang sudah
sebagai berikut:
a. Para peserta didik harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
terhadap peserta didik atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain
hadapinya.
b. Para peserta didik harus berpandangan bahwa mereka mempunyai tujuan yang
sama
c. Para peserta didik membagi tugas dan membagi tanggung jawab diantara para
kelompoknya.
d. Para peserta didik diberi satu penghargaan atau evaluasi yang akan ikut
jawab bukan saja terdapat dalam kelompok, tetapi juga di tuntut tanggung
jawab individu
memiliki jiwa sosial terhadap teman sebayanya. Peserta didik satu sama lain juga
memiliki interaksi secara terbuka dan tanggung jawab yang sama di antara anggota
menjadi faktor pendukung juga dalam proses pembelajaran kooperatif karena peserta
didik satu sama lain dituntut untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah di
orang lain. Adapun tujuan dari pembelajaran kooperatif menurut slavin adalah
keberhasilan kelompoknya.
10
Isjoni, Cooperatif Learning, (Efektifitas Pembelajaran Kelompok), (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 14
22
kesempatan pada peserta didik yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam
pembelajaran kooperatif peserta didik berperan ganda yaitu sebagai peserta didik
ataupun sebagai pendidik. Struktur tujuan kooperatif terjadi jika peserta didik dapat
mencapai tujuan mereka hanya jika peserta didik lain dengan siapa mereka bekerja
sama mencapai tujuan tersebut.11 Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis
tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan
kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademiknya. Peserta didik yang lebih
mampu akan menjadi narasumber bagi peserta didik yang kurang mampu yang
memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Adapun tujuan yang kedua pembelajaran
kooperatif memberi peluang agar peserta didik dapat menerima teman-temannya yang
perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting
peserta didik. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif
11
Trianto, Opcit h.58-59
23
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau
langkah yaitu, orientasi, bekerja kelompok, kuis dan pemberian penghargaan. Lain
a) Penjelasan Materi
b) Belajar kelompok
c) Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui tes atau kuis
yang dilakukan secara individu atau kelomok. Tes individu akan memberikan
d) Pengakuan Tim
Penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi
1. Pengertian CIRC
menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan jugapada sekolah
latihan soal dan cerita. Para peserta didik ditugaskan untuk berpasangan dalam tim
mereka untuk belajar dalam serangkaian kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk
membacakan cerita satu sama lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari
sebuah cerita, saling merangkum, cerita satu sama lain, menulis tanggapan terhadap
cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan, dan kosa kata. Para peserta didik juga
belajar dalam timnya untuk menguasai gagasan utama dan kemampuan komprehensif
lainnya.
lanjut sebuah fitur yang bersifat hampir selalu universal dari pengajaran
25
membaca adalah penggunaan kelompok membaca yang terdiri atas para sisw adengan
tingkat kinerja yang sama.12 Dasar pemikiran utama untuk penggunaan kelompok
dengan kemampuan homogen dalam pelajaran membaca adalah bahwa para peserta
didik perlu memiliki materi-materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah
membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Para peserta didik
pembacaan pesan, dan ejaan. Para peserta didik termotivasi untuk saling bekerja satu
sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada
In two field experiments, slavin and his collagues report that the CIRC
program contributed significantly to reading and language achievement in students.
These result indicated that students performed better on standardized measure of
reading vocabulary, reading comprerension, language mechanics, language
expression and spelling.In cooperative reading teams there or four children of
varying abilities and needs work together on a particular project. accordingly, pour
readers are grouped with more able students. it appears that the attitudes,
motivation, and achievement of low-achieving readers improves when they meet in
cooperative reading teams.13
Slavin dan rekannya dua kali melakukan percobaan dan melaporkan bahwa
12
Robert E Slavin, Opcit h.16-17
13
Barbara Taylor, Larry A Harris dkk. “Reading Difficulties, Second Edition”.(New York :
McGraw Hill 2014) h.110
26
membaca dan bahasa pada peserta didik. Hasil ini menunjukkan bahwa peserta didik
tampil lebih baik dalam ukuran standar membaca kosakata, membaca komprerasi,
mekanika bahasa, ekspresi bahasa dan ejaan. Tim pembacaan kooperatif meliputi
empat anak dengan berbagai kemampuan dan kebutuhan bekerja sama dalam sebuah
tugas tertentu. Tampak bahwa sikap, motivasi, dan pencapaian pembaca berprestasi
Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dibagi menjadi beberapa fase yaitu:
a. Fase pertama, yaitu orientasi. Pada fase ini, pendidik melakukan apersepsi dan
pengetahuan awal peserta didik tentang materi yang akan diberikan. Selain
peserta didik.
Membagikan bahan bacaan tentang materi yang akan dibahas kepada peserta
didik. Selain itu menjelaskan mekanisme diskusi kelompok dan tugas yang
c. Fase ketiga yaitu pengenalan konsep. Dengan cara mengenalkan tentang suatu
Pengenalan ini bisa didapat dari keterangan pendidik, buku paket, film,
e. Fase kelima, yaitu fase penguatan dan refleksi. Pada fase ini pendidik
Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini bisa mempermudah peserta didik dalam
memahami bacaan secara bersama-sama dan menanggapi isi bacaan secara kritis satu
sama lain.
pengajaran langsung dalam memahami bacaan, seni berbahasa, dan menulis terpadu.
Dalam semua kegiatan ini, peserta didik bekerja dalam tim-tim yang heterogen.
Semua kegiatan siklus reguler yang melibatkan presentasi dari pendidik, latihan tim
dan tes. Unsur utama CIRC antara lain kelompok membaca, tim, kegiatan-kegiatan
28
langsung dalam memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis integrasi.
memiliki tujuan yang sama dan peserta didik diajak untuk bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah pada bahan bacaan. Dalam hal membaca kritis peserta didik
dituntut untuk memahami bahan bacaan dengan konsentrasi penuh dengan melibatkan
c. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok
e. Pembelajaran ditutup14
berikut:
14
Yatim Riyanto “Paradigma Baru Pembelajaran”(Jakarta:Kencana Prenada Media Group
2012) h.283
29
b) Debat membuat anak lebih rilek dalam belajar karena ditempatkan dalam
berikut:
b) Dalam diskusi, adakalanya hanya dikerjakan oleh beberapa peserta didik saja,
c) Dalam presentase sering kurang efektif karena memakan waktu yang cukup
a) Pengertian Minat
15
Kintan Jenisa, Asri Lubis “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Konstruksi
Bangunan Siswa Kelas X TGB SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM”Volume 2, Nomor 1, Juni 2016. h.80
16
Ibid, h.80
30
Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membatu dan mendorong
tujuan yang hendak dicapai. Ditinjau dari segi bahasa, minat adalah “kecenderungan
atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan yang terdapat dalamhati
yang diharapkan tinggi terhadap sesuatu sehingga menimbulkan gairah atau keingnan
terhadap sesuatu itu. Sesuatu yang dilakukan dengat minat akan menghasilkan
sesuatu yang baik. Adapun minat menurut istilah yang dikemukaan oleh beberapa
adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh.18 Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
Menurut Lester D Crow dan Alice Crow mendefinisikan Minat yaitu sesuatu
yang dapat menunjukkan kemampuan untuk memberi stimulus yang mendorong kita
17
Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,Kamus
BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2013), h.957.
18
Djali,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 121.
19
Lester D Crow and Alice Crow,Psikologi Pendidikan,(Surabaya : Bina Ilmu, 2013), h. 351.
31
minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yan beser
terhadap sesuatu.20 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat
adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan individu terutama
perasaan senag (positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai
berharga tersebut dapat berupa aktivitas, orang, pengalaman, atau benda yang dapat
aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa adayang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, tetapi
juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. 21 Anak didik
yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih
besar terhadap sesuatu yangdiminati itu dan sama sekali tak menghiraukan sesuatu
yang lain.
Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar selanjutnya
20
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrasindo Persada, 2014), h. 151.
21
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011)h. 166-167.
32
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat
karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah menghafal pelajaran yang menarik
minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat merukan alat
motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam
rentangan waktu tertentu. Oleh karena itu, seorang pendidik perlu membangkitkan
minat anak didik agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami anak didik.
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis. Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling
banyak dilakukan selama belajar di sekolah. Membaca adalah jalan menuju ke pintu
ilmu pengetahuan.22 Maka untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain
identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas, dan mengabaikannya
berarti kebodohan.
22
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung :
Angkasa, 2011), h. 7.
33
Bagi seorang muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran Islam salah
satunya cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah menegaskan akan
5).
Kata Iqra’ pada mulanya berarti “Menghimpun”. Arti asal kata ini
mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus diucapkan
sehingga terdengar oleh orang lain. 23 Dalam kamus-kamus bahasa, arti kata tersebut
cirinya dan sebagainya, yang pada hakekatnya “menghimpun” merupakan arti akar
kata tersebut.
Obyek membaca menyangkut suatu bacaan yang bersumber dari Tuhan (al-
Qur'an atau kitab suci sebelumnya) dan juga suatu kitab yang merupakan himpunan
karya manusia atau dengan kata lain bukan bersumber dari Allah. Membaca di sini
dapat dipahami bahwa membaca tidak hanya melafalkan atau mengucapkan kata-kata
23
M. Quraish Shihab,Membumikan al-Qur'an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung:Mizan, 2014), h. 167.
34
dari pendapat yang lebih kuat adalah bahwa al-Qur’an berarti “ bacaan” atau yang
dibaca. Pendapat ini beralasan bahwa al-Qur’an adalah bentuk masdar dari kata
Qara’a-Yaqra’u artinya “membaca”. al-Qur ‘an dalam arti membaca ini dipergunakan
Ada beberapa Ulama yang mengartikan al-qur’an menurut bahasa antara lain
karena Al-Qur’an terambil dari kata “qarain”, amak dari “qarinah”. Dan
firman Allah disebut Al-Qur’an dengan arti yang demikian, meningat ayat-
sesuatu dengan yang lain, karena Al-Qur’an terambl dari kata “qarana”. Dan
35
diantaranya :
1) Mencari sesuatu dari pelajaran tersebut yang cukup sukar untuk dimengerti
2) Mencari sesuatu yang menarik perhatian dari bagian bahan yang dipelajari.
untuk mempelajarinya. Hal itu tidak terlepas adanya minat dalam diri seseorang
24
Agus Sujanto,Bimbingan ke Arah Belajar yang Sukses, (Jakarta : Aksara Baru, 2011), h.
75-76.
36
tersebut. Untuk memunculkan semangat agar tidak timbul rasa malas dan
membangkitkan minat.
1) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia
pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima
bahan pelajaran
yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan
kondusif.
1) Dorongan dari dalam individu, misal dorongan untuk makan, ingin tahu seks.
25
Op.Cit.Syaiful Bahri Djamarah, , h. 167.
37
Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk
karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain.
Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin
pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan
3) Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila
perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas
ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak berdiri
akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor manakah yang
Pada umumnya semua orang selalu cenderung terhadap sesuatu yang menarik
simpati dan menaruh perhatian. Begitu pula setiap individu memiliki kecenderungan
38
tertentu. Jika ia menemukan suatu objek yang bisa dihubungi, maka ia menaruh minat
terhadapnya. 26 Jika seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka hal ini suatu
motif yang menyebabkan ia berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menarik
untuk melakukan suatu kegiatan walaupun sangat berat, dan senantiasa senang dalam
5. Indikator Minat
adalah alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk kualitas minat. Setiap
individu memiliki perbedaan dalam berbagai hal, misalnya pada minatnya, perbedaan
itu dapat diketahui melalui gejala-gejalayang ditampakan oleh individu itu sendiri.
Seorang peserta didik yang belajar di sekolah minatnya akan diketahui oleh pendidik
a) Perasaan senang
26
Woodworth, Psikologi Suatu Pengantar Kedalam Ilmu Jiwa, (Bandung : Jemmars, 2011),
h. 73.
39
Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal tertentu
iacenderung mengetahui antara perasaan senang atau suka dalam hal tertentu ia
cenderung antara perasaan dengan minat. Peserta didik yang berminat terhadap
b) Perhatian
lainnya. Orang yang berminat membaca Al-Qur’an dalam dirinya akan terdapat
yang besar terhadap objek yang diamatinya. Jadi peserta didik yang pikirannya
c) Perasaan tertarik
Minat, menurut Crow dan Crow, “bisa berhubungan dengan gerak yang
mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan
apapun bisa berupa pengalaman yang efektif yang diransang oleh kegiatan
tersebut.” Orang yang memiliki minat yang tinggi terhadap salah satu sekolah
dari dirinya akan terdapat kecenderungan yang kuat tertarik pada pendidik dan
40
d) Giat belajar
Aktifitas atau giat belajar di luar sekolah merupakan indikator yang dapat
menunjukkan keberadaan minat pada diri peserta didik. Peserta didik dengan
minat tinggi, akan merasa bahwa pelajaran yang diberikan di sekolah sangatlah
pelajaran.
e) Mengerjakan tugas
Belajar adalah suatu aktifitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada yang benar-
benar disadari danada juga yang kurang disadari oleh peserta didik. 28 Tujuan
laku tertentu
27
Abd. Rachman Abror,Psikologi Pendidikan, (Yogjakarta:Tara Wacana, 2001), h. 112.
28
Mukhtar Bukhari, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 20114), h.
252.