Anda di halaman 1dari 3

Tentang ENIMO

Berdasarkan data dari Global Human Capital Index, Indonesia menempati


peringkat ke 65 dari 130 negara dalam hal pengembangan sumber daya manusia yang
ditentukan oleh pendidikan formal dan bagaimana ketrampilan dikembangkan dan diterapkan
di tempat kerja. 71% siswa lulusan sekolah menengah atas tidak melanjutkan ke PT dan
kembali ke masyarakat tanpa keterampilan hidup. Hal ini menyebabkan pemuda Indonesia
menghadapi tingkat pengangguran sebesar 15,6%, jauh di atas rata-rata negara pada
umumnya, yaitu sebesar 6,2%.

Karenanya, pelatihan kewirausahaan dibutuhkan agar dapat memberikan inspirasi


inovatif dan membuka lapangan kerja baru (Adlim, dkk.2014). Kewirausahaan adalah
kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam abad 21 mengingat keterbatasan dukungan
sumberdaya alam terhadap kesejahteraan penduduk dunia yang makin bertambah dan makin
kompetitif. Jiwa dan semangat kewirausahaan yang terbentuk dan terasah dengan baik sejak
dini akan dapat menghasilkan sumberdaya manusia inovatif yang mampu membebaskan
bangsa dan negaranya dari ketergantungan pada sumberdaya alam.
Untuk meningkatkan keterampilan berwirausaha , diperlukan suatu model
pembelajaran yang multidisiplin ilmu dan berorientasi pada keterampilan guna menghadapi
tantangan global yang akan dihadapi siswa kedepan. Dalam hal ini, pemerintah sebenarnya
telah mengembangkan kurikulum 2013 , dimana proses pembelajarannya menitikberatkan
pada pembelajaran yang bersifat multidisiplin ilmu, berpusat kepada siswa, aktif dan kritis,
perubahan pola pembelajaran interaktif, serta kelompok/tim. Namun pada implementasinya,
penerapan kurikulum 2013 di lapangan menemui banyak masalah. Kegiatan pembelajaran
masih dilakukan secara instan, sehingga daya inovasi yang dimiliki oleh siswa tergolong
rendah (Prahastuti dkk. 2013). Selain itu, jumlah bahan ajar pendamping yang dapat
meningkatkan keterampilan proses dan minat kewirausahaan pada siswa khususnya modul
yang dikembangkan oleh guru di sekolah masih sangat langka.
Penyebab lain yang menjadi penghambat pembelajaran kewirausahaan adalah
dikarenakan kurangnya investasi dalam penelitian, pengembangan dan infrastruktur TIK. Hal
ini yang menjadi penyebab kemampuan siswa untuk berinovasi rendah, terutama inovasi
digital. Berdasarkan data dari Indeks Inovasi Global, Indonesia berada di peringkat ke-87 dari
127 negara secara keseluruhan dalam hal kemampuan berinovasi, khususnya inovasi digital.
Oleh karena itu, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam
hal berinovasi, ENIMO , start up gagasan mahasiswa Universitas Sriwijaya, mengembangkan
buku dan aplikasi pembelajaran kewirausahaan berbasis STEAM.
STEAM ( Science, Technology, Engineering , Art and Math ) adalah sebuah
metoda pembelajaran terapan yang menggunakan pendekatan multidisplin ilmu dan berbasis
masalah yang bertujuan untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkompeten dalam
bidang-bidang STEAM, sehingga peserta didik bukan hanya mampu menghasilkan ide kreatif
tetapi juga merealisasikannya dalam bentuk purwarupa karya nyata dan dilanjutkan sampai
pada kegiatan penciptaan pasar untuk mewujudkan nilai ekonomi dari kegiatan-kegiatan
tersebut. Pembelajaran kewirausahaan yang diintegrasikan dengan STEAM mencakup
aktivitas dan materi pembelajaran yang secara utuh dapat meningkatkan kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menciptakan karya nyata,
menciptakan peluang pasar, dan menciptakan kegiatan bernilai ekonomi dari produk dan
pasar dengan menggunakan prinsip ilmiah dalam sains, teknologi, dan matematika.
STEAM merupakan landasan penting dalam pengembangan dan pembangunan
Indonesia kedepannya. Hal ini dikarenakan menurut National Science Foundation, dalam 10
tahun ke depan, 80% lapangan pekerjaan akan membutuhkan kemampuan kompetensi sains,
teknologi, teknik, dan matematika. Sayangnya, data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2017
menunjukkan bahwa tenaga kerja di Indonesia sebanyak 131,55 juta orang didominasi
berlatar belakang pendidikan rendah. Lulusan sekolah dasar sebesar 54,44 persen, lulusan
sekolah menengah sebesar 28,13 persen, tamatan sekolah tinggi sebesar 12,26 persen, dan
angkatan kerja yang tidak mengenyam bangku pendidikan formal sebesar 3,17 persen. Hal
ini menunjukkan bahwa kualitas tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
(talent gap). 
Melihat kondisi tersebut, buku dan aplikasi android pembelajaran kewirausahaan
berbasis STEAM yang diciptakan ENIMO diharapkan mampu mencetak siswa indonesia
menjadi mesin penggerak pembangunan ekonomi, menciptakan lapangan kerja
dan meningkatkan kerja, menuju kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Selain menghasilkan buku dan aplikasi android, start up ENIMO juga memiliki 3
program unggulan , yaitu :

1. Exploring Careers
Program pelatihan dasar-dasar kewirausahaan yang bertujuan untuk
membentuk mindset dan softskill siswa sebagai seorang wirausaha,
mengeksplor dan menganalisis berbagai wirausahawan sukses di Indonesia
sehingga nantinya minat siswa untuk menjadi seorang wirausaha akan
meningkat.

2. ENIMO’s Student Projects


Program pelatihan design thinking dan problem solving skill, dimana siswa
nantinya akan belajar bagaimana cara menciptakan solusi yang inovatif dari
berbagai permasalahan yang ada, khususnya permasalahan yang berkaitan
dengan SDGs. Dalam program tersebut, siswa akan diberi case, proyek dan
bimbingan yang bertujuan agar mereka dapat membuat rencana bisnis
berbasis riset dengan bantuan matematika, seni, dan teknologi. Siswa juga
akan belajar bagaimana menciptakan business model canvas , bagaimana
mengembangkan suatu produk, dan strategi pemasaran produk.
3. ENIMO’s Entrepreneurial Teacher Training
Program pelatihan bagi guru kewirausahaan sekolah dan setiap orang yang
akan menjadi tenaga pengajar di ENIMO, dimana program ini berupa
pelatihan bagaimana menciptakan membuat modul/material kewirausahaan
berbasis STEAM. Webinar dan sumber belajar mengenai strategi pengajaran
juga akan diberikan secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai