Keterangan :
A. Kunjungan pasien dermatitis kontak alergi adalah sebesar 143 orang
B. Kunjungan pasien diare scabies adalah sebesar 74 orang
C. Kunjungan pasien penyakit konjungtivitis alergi adalah sebesar 45 orang
D. Kunjungan pasien penyakit kulit scabies adalah sebesar 181 orang
E. Kunjungan pasien vertigo adalah sebesar 88 orang
11
12
Dari hasil USG didapatkan prioritas masalah terpilih adalah Tingginya kunjungan
pasien penyakit kulit scabies sebesar 181 orang berdasarkan Laporan Tribulan II
Tahun 2019 Puskesmas Jabung.
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan
pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-
masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Depkes, 2007).
Dengan demikian manajemen PHBS adalah penerapan keempat proses manajemen
pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan :
1. Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang
Pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat
sesejahteraan.
2. Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang
kesehatan, dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah
kesehatan yang sedang dihadapi.
3. Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yang
langsung atau tidak mempengaruhi derajat kesehatan.
4. Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena
adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya.
3.3.1.2 Sasaran
1. Sasaran primer : Para anak asuh dan pengunjung panti
2. Sasaran sekunder : Pengelola/pengurus, Pembina/pengajar
3. Sasaran Tersier : Bupati atau walikota, Ketua DPRD, Kementrian
Agama dan LSM (Dinkes, 2013).
3.3.2.2 Perilaku
Pengertian perilaku sehat menurut Notoatmojo (1997) adalah suatu respon
seseorang/organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Kesehatan
menurut UU Kesehatan No. 39 tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan
kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori
‘S-O-R” (Stimulus-Organisme-Respons). Berdasarkan batasan dari Skinner
tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa perilaku adalah kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka pemenuhan keinginan,
kehendak, kebutuhan, nafsu, dan sebagainya. Kegiatan ini mencakup :
3.3.3 Skabies
Skabies merupakan penyakit kulit menular akibat tungau penyebab gatal yaitu:
Sarcoptes scabiei. Tungau betina menggali lubang ke dalam stratum korneum,
membuat terowongan, disertai timbulnya gatal hebat dan ekzema akibat garukan.11
Skabies disebabkan oleh Sarcoptei scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas
Arachnida, ordo Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes
scabiei var.hominis. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval,
punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau tersebut translusen,
berwarna putih kotor, dan tidak mempunyai mata (Djuanda, 2013).
18
sekret yang dapat melisiskan kulit pada lapisan stratum korneum. Sekret dan
ekskret menyebabkan sensitisasi sehingga dapat menimbulkan pruritus dan lesi
sekunder. Lesi sekunder berupa papul, vesikel, pustul dan kadang bisa juga berupa
bula, dapat pula terjadi lesi tersier berupa ekskoriasi, eksematisasi, dan pioderma.
Tungau hanya terdapat pada lesi primer (Sutanto, 2008).
Tungau hidup di dalam terowongan di tempat predileksi, seperti jari tangan,
pergelangan tangan, ketiak, areola, umbilikus, perut bagian bawah, dan bisa juga
di daerah bokong atau alat genital. pada orang dewasa kulit kepala dan wajah
biasanya terhindar, tetapi pada bayi bisa terjadi di seluruh permukaan kulit tubuh
bayi. Pada tempat predileksi dapat ditemukan terowongan berwarna putih abu-abu
dengan panjang yg bervariasi, rata-rata 1 mm, berbentuk lurus atau berkelok-
kelok (Ritonga, 2016).
Kelainan kulit tersebut tidak hanya dapat disebabkan oleh tungau skabies, tetapi
bisa juga terjadi oleh penderita sendiri akibat dari garukan pada daerah yang gatal.
Gatal yang disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret dari tungau
yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan
kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtikaria, dan
manifestasi lain. Dengan garukan dari penderita dapat menimbulkan manifestasi
yang lebih parah, seperti dapat timbul erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder
(Djuanda, 2013).
3.3.3.3. Penularan
Ada 2 cara penularan dari penyakit skabies ini, yaitu (Djuanda, 2013) :
1. Kontak langsung, atau kontak kulit penderita dengan kulit orang lain. Misalnya
saat berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual dapat menyebabkan
orang tersebut tertular.
2. Kontak tidak langsung, orang lain tertular melalui benda milik penderita, seperti
pakaian, handuk, sprei, bantal,dan sebagainya.
Penularan yang terjadi biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah
dibuahi atau kadang-kadang oleh bentuk larva. Di kenal pula Sarcoptes scabiei
var. Animalis yang kadang-kadang dapat menulari kepada manusia, terutama pada
20
3.3.3.5. Tatalaksana
Syarat obat yang ideal adalah:
a. Harus efektif terhadap semua stadium tungau
b. Tidak menimbulkan iritasi dan tidak bersifat toksik
c. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
d. Mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau.
c. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan) kadarnya 1% dalam krim atau losio,
termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah
digunakan dan jarang menyebabkan iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak
kurang dari 6 tahun dan wanita hamil, karena toksis terhadap susunan saraf
pusat. Pemberiannya mudah, cukup dengan sekali pakai kecuali bila gejala
masih ada dapat diberikan seminggu kemudian.
d. Krotamiton 10% dalam krim atau losio merupakan obat pilihan juga, karena
mempunyai dua efek sebagai anti skabies dan anti gatal, penggunaanya harus
dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.
e. Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik dibandingkan dengan
gameksan, efektifitasnya sama, digunakan hanya sekali dan kemudian dihapus
setelah 10 jam. Bila masih ada gejala diulangi setelah seminggu. Obat ini tidak
dianjurkan pada bayi dibawah umur 2 bulan (Sutanto, 2008).
3.3.3.6. Pencegahan
Untuk melakukan pencegahan skabies dapat dilakukan dengan cara yaitu:
(Ritonga, 2016) :
1. Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies dan mencegah
penggunaan barang-barang penderita secara bersama.
2. Pakaian, handuk, dan barang-barang lain yang digunakan penderita harus
diisolasi dan dicuci dengan air panas.
3. Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air dimasukkan kedalam
kantong plastik selama 7 hari, lalu dijemur di bawah sinar matahari.
4. Sprei penderita harus diganti dengan yang baru maksimal tiga hari sekali.
5. Kebersihan tubuh dan lingkungan termasuk sanitasi serta pola hidup yang
23
sehat akan mempercepat kesembuhan dan bisa memutus siklus hidup scabies
(Ritonga, 2016).
3.3.3.7. Prognosis
Skabies dengan diagnosis tepat, pemilihan dan cara pemakaian obat yang tepat,
menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini dapat dicegah dan akan
memberikan prognosis yang baik (Djuanda, 2013).
Untuk menjaga kebersihan tubuh, diperlukan juga air. Mandi 2 (dua) kali
sehari dengan menggunakan air bersih, diharapkan orang akan bebas dari
penyakit seperti kudis, dermatitis dan penyakit-penyakit yang disebabkan
oleh fungi. Penyakit kulit dapat dipindahkan ke orang lain melalui air, dapat
juga menyebar langsung dari feses ke mulut atau lewat makanan kotor atau
tercemar, sebagai akibat kurangnya air bersih untuk keperluan kebersihan
pribadi (Fatmasari, 2013).
3. Hubungan Hygiene Perorangan (kebersihan tangan dan kuku) dengan
kejadian scabies
Kebersihan tangan dan kuku adalah kegiatan membersihkan tangan serta
sela-sela jari tangan dan kuku menggunakan air dengan atau tanpa sabun pada
waktu tertentu sehingga menjadi bersih. Adapun tujuan perawatan kulit yaitu
membersihkan kuku, mengembalikan batas-batas kulit ditepi kuku ke keadaan
normal serta mencegah terjadinya perkembangan kuman penyakit maka dari itu
perlu perawatan kuku dengan cara menggunting kuku sekali seminggu dan
menyikat kuku menggunakan sabun (Fatmasari, 2013).
4. Hubungan Hygiene Perorangan (kebersihan handuk dan tempat tidur)
dengan kejadian scabies
Kebersihan handuk adalah kegiatan membersihkan handuk menggunakan
air dengan sabun secara rutin dan pada periode atau waktu tertentu sehingga
menjadi bersih. Penularan scabies secara tidak langsung dapat disebabkan
melalui perlengkapan tidur, pakaian, dan handuk. Berdasarkan teori, handuk
berperan dalam transmisi tungau scabies melalui kontak tak langsung
(Fatmasari, 2013).
Kebersihan tempat tidur adalah kegiatan membersihkan tempat tidur
dengan cara menjemur dibawah terik matahari pada waktu tertentu. Kuman
penyebab penyakit kulit paling senang hidup dan berkembang biak di
perlengkapan tidur. Dengan menjemur kasur sekali seminggu dan mengganti
sprei sekali seminggu ini bisa mengurangi perkembangbiakan kuman
penyakit scabies (Fatmasari, 2013).
25
A B C
1 Kurangnya pengetahuan
tentang perilaku hidup
bersih dan sehat serta cara 5 5 4 14 5
pengobatan scabies yang
benar
2 Tidak adanya dana untuk
media penyuluhan (stiker,
2 1 3 6 2
poster )
Keterbatasan pakaian,
handuk, alat makan, alat
4. mandi yang dimiliki
1 2 1 4 1
Lingkungan tempat tinggal
kurang memenuhi syarat
kebersihan dan tidak 4 4 2 10 3
5.
terjaga kebersihannya