Anda di halaman 1dari 6

Aryuni Juminarni ES1220071

1. Pengertian BUMN, BUMD, Yayasan dan Koperasi

BUMN (Badan Usaha Miliki Negara) menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN /
Badan Usaha Milik Negara ini dinaungi secara langsung oleh pemerintah, maka memiliki
peranan besar yang tidak hanya untuk mensejahterakan masyarakat saja namun juga untuk
meningkatkan pendapatan negara.

Ciri-ciri BUMN adalah sebagai berikut:

1) Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara


2) Sebagai sumber pemasukan negara
3) Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha
4) Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam permodalan perusahaan
5) Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang
6) Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan
perusahaan
7) Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik brupa bank maupun nonbank
8) Sebagai stabilisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan RI No. 19 Tahun 2003 yang tidak hanya
membahas pengertian BUMN saja namun juga dijelaskan bentuk-bentuk BUMN di
Indonesia. BUMN dibedakan menjadi dua jenis yaitu Badan Usaha Perseroan (Persero) dan
Badan Usaha Umum (Perum).

1. Badan Usaha Perseroan (Persero)


Jenis BUMN ini memiliki modal paling sedikit atau minimal 51% dari total modal
badan usaha dimana sisanya bisa berasal dari pihak lain. Badan ini diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 12 (1998) dimana sebagian besar sahamnya harus
dimiliki oleh Negara. Contoh perusahaan negara yang berbentuk perseroan (PT)
antara lain : PT Pos Indonesia, PT PLN, PT Telkom, GIA (Garuda Indonesia
Airways), PT BNI, PT Pelni, PT Aneka Tambang, PT KAI, dan lain-lain.
2. Badan Usaha Umum (Perum)
Berbeda dengan Persero, Badan Usaha Umum memiliki modal yang sepenuhnya
berasal dari negara. Perum tidak membagi perusahaan berdasarkan saham-saham dan
kepemilikan sepenuhnya berada di tangan pemerintah. Namun, dalam visi dan
misinya, Perum memiliki tujuan untuk melakukan penyertaan modal dalam usaha lain
atas persetujuan menteri. Meskipun modal berasal dari negara, namun pengelolaannya
terpisah dari kekayaan negara. Contoh perusahaan umum antara lain: Perum
Pegadaian, Perum Perumahan Umum Nasional (Perumnas), dan Perum Dinas
Angkutan Motor Republik Indonesia (Damri).

BUMD ( Badan Usaha Milik Daerah ) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh
pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD
ditegaskan dalam peraturan pemerintah No.25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom. Sebagian besar bahkan secara keseluruhan
modal BUMD berasal dari negara, yang diambil dari pendapatan masing-masing daerah. Jadi,
BUMD bisa dikatakan sebagai cabang dari BUMN. Peranannya sangat penting dalam
mengoperasikan dan mengembangkan bidang ekonomi daerah dan nasional.

Ciri-ciri BUMD adalah sebagai berikut:

1) Diatur dan didirikan pemerintah daerah


2) Modal berasal dari kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan
3) Bertujuan untuk melayani kepentingan umum dan mencari keuntungan
4) Dipimpin oleh direksi yang diangkat dan diberhentikan oleh DPRD

Bentuk-bentuk BUMD berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah, yaitu:

a. Perusahaan Umum Daerah


Perusahaan daerah yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu daerah dan tidak terbagi
atas saham.
b. Perusahaan Persero daerah adalah BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51% sahamnya
dimiliki oleh daerah.

Contohnya dari BUMD adalah Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM), Perusahaan Daerah
Pasar (PD Pasar), PT. Bank DKI, dan lain-lain.
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
dalam mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak
mempunyai anggota.

Persyaratan mendirikan yayasan yaitu harus dengan akta notaris yang selanjutnya dilakukan
permohonan pengesahan kepada Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Kemenkumham), serta diumumkan di dalam berita negara republik Indonesia (BNRI).
Permohonan pengesahan badan hukum yayasan dilakukan dengan bantuan dari notaris yang
berwenang melalui sistem administrasi badan hukum yang dilakukan secara online.

Dalam UU Yayasan, menentukan bahwa organ yayasan terdiri atas pembina, pengurus dan
pengawasnya. Hal ini jelas ditegaskan pada Pasal 2 UU Yayasan yang menyebutkan bahwa
organ yayasan terdiri atas pembina, pengurus dan pengawasannya.

1. Pembina yayasan
Organ pembina yayasan diciptakan sebagai pengganti dari pendiri. Hal ini disebabkan
di dalam kenyataannya nanti, pendiri yayasan pada suatu saat tidak ada sama sekali,
yang diakibatkan karena pendiri meninggal dunia atau mengundurkan diri.
2. Pengurus yayasan
Pengurus yayasan adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan.
Pengurus yayasan tidak diperkenankan untuk merangkap jabatan sebagai pembina dan
pengawas sekaligus. Larangan perangkapan jabatan ini dimaksudkan agar
menghindari kemungkinan tumpang tindih kewenangan, tugas dan tanggung jawab
antara pembina, pengurus dan pengawas yang dapat merugikan kepentingan yayasan
atau pihak yang lain.
3. Pengawas yayasan
Pengawas yayasan adalah organ dari masing masing yayasan. UU Yayasan mengatur
adanya suatu badan pengawas atau pengawas di dalam suatu yayasan, yang bersifat
internal yayasan itu sendiri. Pengawas mengawasi serta memberi nasihat kepada
pengurus. Pengawas tidak boleh merangkap sebagai pembina atau pengurus sekaligus.

Dalam ketentuan Pasal 26 UU Yayasan diatur mengenai kekayaan Yayasan / modal


yayasan. Kekayaan yayasan dapat berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan di dalam
bentuk uang atau barang. Selain kekayaan tersebut, kekayaan yayasan dapat diperoleh juga
dari sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, wakaf, hibah wasiat dan perolehan
lainnya yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan dan atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Negara juga dapat memberikan bantuan kepada yayasan,
sesuai dengan ketentuan pada Pasal 27 UU Yayasan. Bantuan negara untuk yayasan
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalam Pasal 34 UUD 1945.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang
berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi
merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD
1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah
satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan
potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya
ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan
kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti
prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.

Jenis-jenis koperasi dapat dibedakan berdasarkan fungsinya. Menurut UU RI No. 17 Tahun


2012, berikut ini adalah jenis koperasi di Indonesia :

1) Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah jenis koperasi dimana para anggotanya terdiri dari para
produsen, baik itu produk barang maupun jasa. Jenis koperasi ini menyediakan bahan
baku dan menjual barang-barang dari anggotanya dengan harga yang pantas.
Contohnya, koperasi peternak lebah dimana produk yang dijual adalah madu dan
makanan olahan dari madu.
2) Koperasi Konsumsi
Pengertian koperasi konsumen adalah koperasi yang dibentuk dan diperuntukkan bagi
konsumen barang dan jasa. Koperasi ini umumnya menjual berbagai produk
kebutuhan sehari-hari seperti di toko kelontong. Beberapa contoh koperasi konsumsi
adalah koperasi karyawan (KOPKAR), koperasi pegawai Republik Indonesia (KPRI),
koperasi siswa/ mahasiswa, dan lain-lain.
3) Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah jenis koperasi yang kegiatannya fokus pada layanan atau jasa
kepada para anggota koperasi dan masyarakat. Beberapa contoh layanan yang
disediakan oleh koperasi jasa adalah jasa angkutan, jasa asuransi.
4) Koperasi Simpan Pinjam
Jenis koperasi ini juga disebut dengan koperasi kredit. Koperasi simpan pinjam
dibentuk untuk mengkomodasi kegiatan simpan-pinjam bagi para anggota. Anggota
koperasi dapat meminjam dana dalam jangka pendek kepada koperasi dengan syarat
yang mudah dan bunganya rendah.
5) Koperasi Serba Usaha (KSU)
Pengertian koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyediakan beberapa layanan
sekaligus kepada para anggotanya. Misalnya, selain menyediakan jasa simpan pinjam,
koperasi ini juga dapat menjual berbagai kebutuhan konsumen.

Dalam kegiatan operasionalnya, seluruh koperasi di Indonesia menggunakan prinsip-


prinsip berikut ini:
 Keanggotaan koperasi sifatnya terbuka dan sukarela.
 Proses pengelolaan koperasi harus dilakukan secara demokratis.
 Pembagian sisa hasil usaha (SHU) harus mengedapankan rasa keadilan sesuai
dengan kinerja dari masing-masing anggota.
 Pemberian balas jasa kepada anggota disesuaikan dengan modal anggota
tersebut.

2. Perbedaan BUMN, BUMD, YAYASAN, dan KOPERASI

BUMN merupakan jenis badan usaha dimana seluruh atau sebagian modal dimiliki oleh
Pemerintah. Status pegawai yang bekerja di BUMN adalah karyawan BUMN, bukan pegawai
negeri. Saat ini ada 3 bentuk badan usaha BUMN.

BUMD adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan
pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD ditegaskan dalam Peraturan
Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi
sebagai daerah otonomi.

Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas kekeluargaan.

Yayasan merupakan salah satu bentuk – bentuk badan usaha, namun yayasan tidak mencari
untung. Jadi lebih ke kepentingan sosial dan berbadan hukum.
3. Contoh BUMN dan BUMD

Contoh BUMN

 PT.Pertamina
 Perum Bulog
 PT. KAI
 PT. PGN
 PT. Garuda Indonesia

Contoh BUMD

 Bank Pembangunan Daerah


 PDAM
 Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus kota)
 PD Pasar Jaya
 Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PDRPH)

Anda mungkin juga menyukai