Laporan Tekno Formulasi Dan Evaluasi Tab
Laporan Tekno Formulasi Dan Evaluasi Tab
FAKULTAS FARMASI
OLEH :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan
sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan
memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan
baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan
tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan
juga banyak mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa
keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat,
mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibanding sediaan
yang lain.
Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan
tambahan yang mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum
digunakan adalah bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pengembang, bahan
pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan tambahan yang digunakan pada
pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu melepaskan obat dalam
keadaan relatif konstan pada jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka diperlukan
serangkaian evaluasi atau pengujian terhadap sediaan tersebut. Karena
sebagian besar diantara kita tidak mengetahui karakteristik tablet yang kita
gunakan. Untuk itu beberapa parameter-parameter uji sediaan tablet perlu
untuk diketahui.
2. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu mengetahui beberapa parameter-
parameter uji sediaan tablet untuk mengetahui karakteristiknya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Umum
Tablet adalah sediaan pada kompak, dibuat secara kempacetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok
(Ditjen POM, 1979).
Waktu hancur sediaan tablet sangat berpengaruh dalam biofarmasi
dari obat. Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi
dalam saluran cerna, maka tablet harus hancur dan melepaskannya ke dalam
cairan tubuh untuk dilarutkan (Ansel, 1989).Waktu hancur dipengaruhi oleh
penghancur (jenis dan jumlahnya) dan banyaknya pengikat.Selain itu, tablet
juga harus memiliki kekerasan yang cukup serta keregasan yang sesuai
dengan persyaratan yang ada, karena semakin kecil persentase kehilangan
bobot dari suatu tablet maka semakin baik efek terapi yang di berikan oleh
sediaan obat tersebut terhadap tubuh. Dengan kata lain kekerasan, keregasan,
dan waktu hancur dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi obat dalam tubuh.
Tablet terdapat dalam berbagai ragam bentuk, ukuran, bobot,
kekerasan, ketebalan, sifat disolusi dan disintegrasi dan dalam aspek lain,
tergantung pada penggunaan yang dimaksudkan dan metode pembuatannya.
Tablet biasanya berbentuk bundar dengan permukaan datar, atau konveks.
Tablet dapat dihasilkan dalam berbagai bentuk, dengan membuat pons dan
lubang kempa (lesung tablet) cetakan yang didesain secara khusus (Siregar,
2010).
Keuntungan dari tablet yaitu beberapa obat tidak dapat dikempa
menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, fokulasi, atau
rendahnya berat jenis. Selain itu, obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut,
dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran
cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin
diformulasikan dan diperbaiki dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan
bioavailabilitas obat cukup. Kemudian obat yang rasanya pahit, obat dengan
bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau
kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan sebelum dikempa
(bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu (Lachman, 2008).
Komposisi tablet terdiri dari bahan pengisi, bahan pengikat, glidant,
bahan penghancur, bahan pelican, anti lekat, bahan pewarna, dan pengaroma
dan pemanis (Swarbrick, 2007). Dalam pembuatan tablet ada tiga metode
yang dapat digunakan yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa
langsung. Langkah dari granulasi basah adalah penimbangan, pencampuaran,
granulasi, pengayakan basah, pengeringan, pengayakan kering, pelincir, dan
pengempaan peralatan tergantung dari uraian atau kualitas atas kandungan
atau zat aktif, pengisi, dan penghancur (Gennaro, 1985).
Pada granulasi kering, saat proses (penekanan) ketidakmungkinan
mencampurkan beberapa bahan untuk tujuan kelembapan menyebabkan
proses pengembangan pengganti granulasi kering yang dikenal sebagai proses
penekanan (Jenkis, 1957). Sedangkan pada kempa langsung terdiri dari
pengempaan tablet secara langsung bahan serbuk tanpa modifikasi sifat fisik
dari bahan itu sendiri. Dahulu pengempaan langsung sebagai metode
pembuatan tablet untuk jumlah kecil dan sifat fisik kimia kristal (Gennaro,
1985).
Masalah-masalah yang sering timbul pada pembuatan tablet yaitu
pitting, capping, dan laminasi. Pitting mengacu pada terjadinya tanda lubang
kecil pada permukaan tablet atau punc yang dihubungkan denganpelicin yang
tidak cukup atau hambatan suatu permukaan yang keras. Sedangkan capping
dan laminasi mengacu pada kelewatan mekanik yang merusak tablet.
Keretakan akibat laminasi bisa terjadi sepanjang langkah produksi (Jones,
2008).
Sifat-sifat tablet yang ideal atau baik yaitu tablet harus memenuhi
spesifikasi keseragaman bobot dan kekerasan, diameter tablet tidak lebih dari
7/16 inci dan tablet diharapkan memberikan penambahan yang baik (Parrot,
1970). Untuk evaluasi yang dilakukan pada tablet yaitu berat tablet, ketebalan
tablet, kekerasan tablet, daya hancur, dan disolusi tablet (Howard, 1985).
2. Uraian Bahan
a. Natrium Diklofenak (USP (United States Pharmacopeia) 2007 :30)
Nama Resmi : Diklofenac Sodium
Sinonim : Natrium Diklofenak
RM/BM : C14H10Cl2NNaO2/ 318.13
Pemerian : Serbuk hablur putih hingga hampir putih, higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam metanol, larut dalam etanol, agak
sukar larut dalam air, praktis larut dalam kloroform dan
dalam eter.
b. Uji Kekerasan Tablet (Menurut Khoerul Anwar dalam Jurnal Sains dan
Terapan Kimia Vol.4, No. 2 (Juli 2010))
Diambil 1 tablet dan diletakkan secara vertikal pada alat Hardness
Tester
Ditekan tombol start sehingga tablet tertekan yang dinyatakan sebagai
keadaan awal dengan skala nol (0)
Diputar sekrup pada ujung yang lain sehingga tablet tertekan yang
dinyatakan sebagai keadaan awal dengan skala pada skala nol (0).
Diamati skala yang ditujukkan oleh alat Hardness tester sebagai nilai
kekerasan dari tablet
Dihentikan pemutaran sampai tablet pecah.
Dilakukan untuk masing-masing 20 tablet dan dihitung rata-ratanya.
Dilakukan percobaan untuk masing-masing 10 tablet
Dihitung rata-ratanya
Kekerasan tablet yang baik adalah 4-8 kg untuk tablet tidak bersalut
e. Uji Kerapuhan Tablet (Menurut Khoerul Anwar dalam Jurnal Sains dan
Terapan Kimia Vol.4, No. 2 (Juli 2010))
Dibebas debukan 20 tablet
Ditimbang dan dimasukkan ke dalam friabilator tester
Diatur kecepatan putaran sebesar 25 rpm selama 4 menit
Ditekan tombol start, kemudian ditunggu sampai alat berhenti berputar
Dibersihkan tablet dari debu tablet yang rapuh
Ditimbang kembali tablet diuji kerapuhannya
Dihitung persentase bobot yang hilang
1. Master Formula
No. Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Perdosis Batch
1. 01 NAD Natrium Zat aktif 50 mg 50. 000
Diklofenak
2. 02 TLK Talk Zat pelicin 5 mg 5.000
3 03. Magnesium Zat pelicin 2,5 mg 2.500
3. Stearat
4 04 AVC Avicel Zat pengikat 20 mg 20.000
4. Zat penghancur
5. 05 LKT Laktosa Anhidrat Zat pengisi 22,5 mg 22.500
6. 06 HPM HPMCAS Zat penyalut 2 mg 2.000
2. Evaluasi Tablet
a. Keseragaman Bobot
Berat Awal
1,40
1,43
1,35
1,43
1,37
1,36
1,50
1,31
1,34
1,34
∑ = 1,368
1,368−1
= x 100 %
1
b. Kekerasan Tablet
1
Diameter > 1 × tebal tablet
3
1
= 15,5 > 1 × 6,98
3
= 15,5 > 9,30 (memenuhi keseragaman ukuran)
c. Kerapuhan Tablet
1,40 1,34
1,43 1,35
1,35 1,32
1,43 1,42
1,37 1,35
1,36 1,24
1,50 1,30
1,31 1,29
1,34 1,31
1,34 1,27
∑=13,83 ∑=13,19
Tablet Waktu
2 2 menit 21 detik
( memenuhi
3 persyaratan)
6
BAB V
PEMBAHASAN
26 mg s/d 150 mg 10 % 20 %
Pada uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet
yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan
memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan
kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada
saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Kekerasan adalah parameter yang
menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti
goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan,
pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan
pengempaan.Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester. Alat ini selain
dapat menguji kekerasan juga dapat menguji ketebalan dan diameter tablet.
Pengujian kekerasan tablet dilakukan dengan meletakkan tablet pada hardness
tester dengan posisi vertikal. Sekrup diputar pada ujung yang lain sehingga tablet
tertekan yang dinyatakan sebagai keadaan awal dengan skala pada skala nol (0).
Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah dan diperhatikan skalanya. Percobaan
dilakukan untuk masing masing 10 tablet dan dihitung rata-ratanya. Namun
dalam praktikum ini hanya diuji satu tablet dan didapatkan kekerasannya 6.6 kg,
diameternya 15,5 mm dan ketebalannya 6,98 mm. Kekerasan tablet yang
dipersyaratkan adalah 4-8 kg. Dengan demikian tablet yang diformulasi telah
memenuhi persyaratan.
Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube,
ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam medium air
dengan suhu 37° C. Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya
merupakan simulasi larutan gastrik (gastric fluid). Waktu hancur dihitung
berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Pengujian dilakukan dengan
memasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan satu
cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, menggunakan air bersuhu 37º sebagai
media. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat
keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Tablet
albendazole hancur semua dalam waktu 2 menit 21 detik yang mengindikasikan
bahwa tablet ini memenuhi syarat waktu hancur.
BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Saran saya agar praktikan lebih memahami prinsip kerja dari tiap alat
untuk mengevaluasi tablet suapaya memeudahkan dalam pengujian serta
bahan yang digunakan disiapkan terlebih dahulu sebelum praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C., 1985, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Penerbit
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Jenkins, Glenn L., Frackle Don E., Breacht E.A., Sperandio O.J., 1957, The Art
Of Compounding, Mc. Crow Well Book Company Inc, London.
Lachman, Leon, Herbert A.L., Joseph L.K., 2007, Teori dan Praktek Farmasi
Industri, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Siregar, Charles J., 2010, Teknologi Farmasi Sediaaan Tabet, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.