Anda di halaman 1dari 59

BAB

AKUNTABILITAS
03 KINERJA

Akuntabilitas kinerja yang merupakan garda depan menuju good governance


berkaitan dengan bagaimana instansi pemerintah mampu mempertanggungjawabkan
penggunaan anggaran negara dalam pelayanan publik. Akuntabilitas Kinerja
menjelaskan tentang perwujudan kewajiban Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan
Ruang untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, melalui sistem
pertanggungjawaban secara periodik. Setiap akhir periode Direktorat Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan
III-1
dalam dokumen penetapan kinerja. Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan
berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
mewujudkan visi, misi, dan strategi Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang sesuai
dengan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis 2020-2024.

Analisis akuntabilitas kinerja menjelaskan tingkat efisiensi dan efektifitas


pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan antara realisasi fisik dan
keuangan, kendala dan tindak lanjut pelaksanaan kegiatan, ketercapaian output, dan
pencapaian outcome terhadap target yang telah ditentukan dalam periode waktu
tertentu. Pembahasan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang
dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dijabarkan melalui 2 (dua)
sub bagian yaitu Capaian Kinerja Organisasi dan Realisasi Anggaran. Masing-masing
dijelaskan sebagai berikut.

3.1 Capaian Kinerja Organisasi


Pelaksanaan kegiatan di Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang tahun 2020
dilaksanakan dalam upaya untuk mendukung pencapaian tujuan Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yaitu “Penataan Ruang yang Adil, Aman,
Nyaman, Produktif, dan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan“. Kinerja yang
dicapai oleh Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang secara langsung maupun tidak
langsung akan dapat mempengaruhi pencapaian dari tujuan Kementerian. Oleh
karenanya perlu dilakukan pengukuran terhadap capaian kinerja Direktorat
Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang melalui pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara
berkala setiap paket pekerjaan yang dilaksanakan. Pengukuran keberhasilan maupun
kegagalan pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui pengukuran capaian kinerja. Upaya
monitoring dan evaluasi secara berkala tiap bulan, triwulan maupun semester
dilakukan dengan menggunakan beberapa aplikasi monitoring dan evaluasi yang telah
dikembangkan baik di level nasional, kementerian maupun internal Direktorat Jenderal
Tata Ruang. Aplikasi- aplikasi tersebut meliputi :

1) Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) yang dikembangkan


oleh Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan yang memonitor
target dan realisasi fisik (substansi) setiap paket pekerjaan per bulan;

III-2
2) e-Monev Bappenas yang memonitor perubahan anggaran, realisasi keuangan,
realisasi fisik, kendala pelaksanaan kegiatan, dan evidence pelaksanaan kegiatan
setiap paket pekerjaan per bulan;
3) Sistem Kendali Mutu Program Pertanahan (SKMPP) yang dikembangkan
Kementerian ATR/BPN yang memonitor realisasi keuangan setiap paket
pekerjaan per bulan; dan
4) Simekataru yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Tata Ruang yang
memonitor perubahan anggaran dan realisasi keuangan setiap paket pekerjaan
per bulan.
5) e-monitoring Form Kinerja yang dikembangkan di lingkungan Direktorat
Jenderal Tata Ruang yang digunakan sebagai database monitoring untuk
pengisian data.

Pengukuran kinerja merupakan perhitungan berdasarkan perbandingan antara


realisasi dari suatu target per Indikator Kinerja. Hasil perbandingan antara target dan
realisasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk presentase, untuk mengetahui
keberhasilan maupun kegagalan suatu target. Apabila terjadi deviasi antara target dan
realisasi, maka dapat dilakukan upaya-upaya untuk percepatan maupun penyelesaian
masalah agar target yang telah ditetapkan di akhir tahun anggaran dapat tercapai.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan tidak hanya pada aspek pencapaian fisik dan
keuangan namun juga terhadap substansi dari tiap-tiap paket pekerjaan yang
dilaksanakan.

Dalam capaian kinerja organisasi ini menjabarkan tentang pencapaian


Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang terhadap target yang telah ditetapkan di
Roadmap Renstra Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang tahun 2020-2024, dan
Perjanjian Kinerja Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang tahun 2020. Selain
dijelaskan mengenai pencapaian kinerja, juga dijabarkan tentang dukungan
keberhasilan, kendala/hambatan dan tindak lanjut.

3.1.1 Pemantauan Progres Pelaksanaan Pekerjaan Tahun 2020


Pemantauan dan evaluasi progres pelaksanaan pekerjaan Direktorat
Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang Tahun 2020 bertujuan untuk mengawal konsistensi
pelaksanaan kegiatan antara rencana kerja dengan realisasi kerja. Pelaksanaan

III-3
pemantauan progres pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara membandingkan
antara target yang direncanakan pada awal tahun dengan realisasi pelaksanaan
kegiatan yang dilaksanakan secara berkala setiap bulan, triwulan, dan semester. Salah
satu alat yang digunakan untuk pemantauan progres pelaksanaan pekerjaan yaitu
menggunakan form kinerja bulanan. Setiap awal bulan atau akhir bulan, tim pelaksana
monitoring dan evaluasi kinerja akan melakukan pertemuan dengan subdit teknis
untuk membahas capaian kinerja pelaksanaan paket pekerjaan pada masing-masing
subdit teknis. Jika suatu pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana kerja pada
bulan tertentu dikarenakan adanya kendala teknis dan non-teknis, maka rencana kerja
tersebut perlu ditinjau ulang kegunaannya dalam pencapaian pekerjaan, apakah perlu
direncanakan ulang pada bulan berikutnya atau dengan mengganti metode kegiatan
yang lebih mudah pelaksanannya. Berikut dijelaskan alur kerja monitoring dan evaluasi
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang.

Gambar 3. 1 Bagan Alur Kerja Monitoring dan Evaluasi


Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang

Hasil dari pemantauan progres pelaksanaan kegiatan bulanan yang berupa isian
Form Monitoring dan Evaluasi Kinerja Bulanan dan evidence pelaksanaan kegiatan
(foto, notulensi, Berita Acara, dan dokumentasi) kemudian akan dilaporkan kedalam
aplikasi monitoring dan evaluasi yang dimiliki oleh Ditjen Anggaran (SMART DJA), e-
III-4
Monev Bappenas, aplikasi SKMPP Kementerian ATR/BPN, dan aplikasi monitoring
keuangan internal yaitu Simekataru Direktorat Jenderal Tata Ruang. Aplikasi tersebut
nantinya akan digunakan oleh ketiga instansi sebagai bahan informasi capaian kinerja
yang lengkap dapat menjadi masukan bagi proses pengendalian pelaksanaan
program/kegiatan pembangunan, serta bagi umpan balik terhadap tahap perencanaan
selanjutnya.

Gambar 3. 2 Tampilan Sistem SMART-DJA

Gambar 3. 3 Tampilan Sistem e-Monev Bappenas

III-5
Gambar 3. 4 Tampilan SKMPP Kementerian ATR/BPN

Gambar 3. 5 Tampilan SIMEKATARU Direktorat Jenderal Tata Ruang

Pada awal tahun anggaran 2020 telah disusun dokumen rencana aksi yang
memberikan informasi target fisik dan keuangan tiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang. Target fisik mempresentasikan besaran
atau persentase kegiatan yang harus diselesaikan untuk mencapai target output yang
ingin dihasilkan. Pemantauan progres fisik seperti yang telah dijelaskan pada subbab
sebelumnya dilaksanakan pada tiap akhir bulan dimana tiap subdit pelaksana akan
memasukan progres fisik pelaksanaan kegiatan ke dalam Form Monitoring dan Evaluasi
III-6
Kinerja yang kemudian akan dilakukan pertemuan pada awal bulan untuk
mengkonfirmasi tahapan yang telah dilaksanakan dan juga persentase capaian yang
diinput. Pada saat pertemuan untuk konfirmasi, nilai realiasi fisik dapat berubah karena
menyesuaikan dengan target fisik yang telah ditetapkan. Pelaporan pemantauan
progres fisik dilaporkan tiap tiga bulan dalam bentuk dokumen laporan triwulan yang
kemudian diserahkan kepada Setditjen Tata Ruang. Laporan Triwulan nantinya akan
menjadi bagian tidak terpisahkan dari pelaporan SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintahan) yang harus disiapkan. Adapun progres capaian fisik kegiatan
triwulan di Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang adalah sebagai berikut:

III-7
Tabel 3. 1 Capaian Kinerja Fisik Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang
No Output/Kompenen/Sub Komponen Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
T (%) R (%) T (%) R (%) T (%) R (%) T (%) R (%)
Sasaran Kegiatan: Perwujudan pemanfaatan ruang yang 11.12 9.53 32.97 28.90 64.62 59.84 100.00 98.76
sinergis dan berbasis rencana tata ruang
A Rasio program sektor yang sesuai dan selaras 5.38 5.20 24.20 20.95 56.94 54.23 100.00 99.19
dengan RTR Nasional
1 Penyusunan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program 10.00 10.00 35.95 32.00 69.75 63.75 100.00 100.00
Pemanfaatan Ruang Berbasis RTR di Pulau Sumatera
2 Penyusunan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program 10.00 10.00 35.95 32.00 69.75 63.75 100.00 100.00
Pemanfaatan Ruang Berbasis RTR di Pulau Jawa - Bali
3 Penyusunan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program 10.00 10.00 35.95 30.75 69.75 60.25 100.00 100.00
Pemanfaatan Ruang Berbasis RTR di Pulau
Kalimantan
4 Penyusunan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program 10.00 7.70 35.95 29.55 69.75 64.50 100.00 100.00
Pemanfaatan Ruang Berbasis RTR di Pulau Sulawesi
5 Penyusunan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program 10.00 10.20 35.95 31.00 69.75 68.75 100.00 100.00
Pemanfaatan Ruang Berbasis RTR di Kepulauan Nusa
Tenggara
6 Penyusunan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program 10.00 12.00 35.95 31.50 69.75 67.50 100.00 100.00
Pemanfaatan Ruang Berbasis RTR di Kepulauan
Maluku
7 Penyusunan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program 10.00 7.70 35.95 29.55 69.75 64.50 100.00 100.00
Pemanfaatan Ruang Berbasis RTR di Pulau Papua
8 Pemantauan dan Evaluasi Implementasi RTR Pulau 0.00 0.00 14.00 7.00 42.00 42.00 100.00 100.00
Sumatera
9 Pemantauan dan Evaluasi Implementasi RTR Pulau 0.00 0.00 14.00 14.00 42.00 42.00 100.00 100.00
Kalimantan
10 Pemantauan dan Evaluasi Implementasi RTR Pulau 0.00 0.00 14.00 14.00 42.00 42.00 100.00 100.00
Sulawesi
11 Pemantauan dan Evaluasi Implementasi RTR 0.00 0.00 3.50 3.50 42.00 42.00 100.00 100.00
Kawasan Perkotaan Kedungsepur
12 Pemantauan dan Evaluasi Implementasi RTR 0.00 0.00 3.50 3.50 42.00 42.00 100.00 100.00
Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung

III-8
No Output/Kompenen/Sub Komponen Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
T (%) R (%) T (%) R (%) T (%) R (%) T (%) R (%)
13 Pemantauan dan Evaluasi Implementasi RTR Pulau 0.00 0.00 14.00 14.00 42.00 42.00 100.00 100.00
Papua
B Persentase pemenuhan, realisasi waktu dan 18.67 17.97 44.00 39.50 81.67 74.43 100.00 100.00
kualitas NSPK bidang pemanfaatan ruang
1 Petunjuk Teknis Tata Cara Penyusunan Indikasi 28.00 28.00 45.00 43.50 83.50 80.80 100.00 100.00
Program Pemanfaatan Ruang RTRW Provinsi,
Kabupaten/Kota
2 Penyusunan Materi Teknis Pedoman Rehabilitasi 0.00 0.00 35.00 24.50 78.00 65.50 100.00 100.00
Ruang Pasca Bencana
3 Penyusunan Materi Teknis Pedoman Mekanisme 28.00 25.90 52.00 50.50 83.50 77.00 100.00 100.00
Kerjasama Antar Wilayah Dalam Perwujudan
Program Pemanfaatan Ruang
C Rasio tindak lanjut rekomendasi penyelesaian 25.00 19.00 50.00 40.00 87.50 67.50 100.00 100.00
masalah pemanfaatan ruang
1 Fasilitasi Koordinasi Penyelenggaraan Penataan 25.00 19.00 50.00 40.00 87.50 67.50 100.00 100.00
Ruang Nasional
D Persentase dukungan kebijakan dan kemitraan 18.71 13.83 45.75 40.98 69.77 64.12 100.00 100.00
bidang pemanfaatan ruang
1 Penyusunan Rencana Kegiatan Pemanfaatan Ruang 24.41 16.25 61.84 51.00 80.45 80.45 100.00 100.00
2 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan 22.90 22.90 36.40 36.40 49.90 49.90 100.00 100.00
Kegiatan Pemanfaatan Ruang
3 Penyusunan Program Pemanfaatan Ruang Berbasis 20.00 15.00 50.00 48.00 87.00 82.00 100.00 100.00
RTR Pada Kawasan Koridor Ekosistem di Pulau
Sumatera
4 Pengelolaan Sistem Informasi Pemanfaatan Ruang 0.00 0.00 23.00 23.00 52.75 45.75 100.00 100.00
5 Penerbitan Buletin Tata Ruang 26.25 15.00 57.50 46.50 78.75 62.50 100.00 100.00
E Presentase Pemenuhan Kebutuhan Data dan 100.00 100.00
Informasi serta Delineasi Wilayah RDTR Dalam
Rangka Mendukung Program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN)
1 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kota 100.00 100.00
Padang Pariaman
2 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00

III-9
No Output/Kompenen/Sub Komponen Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
T (%) R (%) T (%) R (%) T (%) R (%) T (%) R (%)
Pesisir Selatan
3 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Kepulauan Mentawai
4 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Kampar
5 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. Ogan 100.00 100.00
Komering Ilir
6 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. Ogan 100.00 100.00
Komering Ulu Timur
7 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
BelitungTimur
8 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Pesawaran
9 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Lampung Selatan
10 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Lampung Tengah
11 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Sanggau
12 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Kayong Utara
13 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. Kubu 100.00 100.00
Raya
14 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Ketapang
15 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Kotawaringin Barat
16 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Kapuas
17 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Kotawaringin Timur
18 Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR Kab. 100.00 100.00
Bulungan
Sumber: Hasil Analisis 2020
III-10
Progres capaian fisik pelaksanaan kegiatan Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan
Ruang pada tabel di atas masih belum memenuhi target yang direncanakan. Hal ini
terjadi karena beberapa kendala yang dihadapi pada tahun 2020. Jenis pekerjaan
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang merupakan pekerjaan rutin yang
dilaksanakan secara swakelola maupun kontraktual. Waktu pelaksanaan untuk kegiatan
swakelola rata-rata 10-12 bulan sedangkan untuk kegiatan kontraktual rata-rata 7-8
bulan. Khusus untuk kegiatan Kompilasi Data dan Delineasi RDTR sebagai rangkai
kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Online Single Submission (OSS)
tahun anggaran 2020 waktu pelaksanaannya hanya 1 bulan.

Sebagian besar pada Triwulan I tahapan kegiatan yang dilaksanakan yaitu


persiapan, sehingga capaian fisiknya hampir memenuhi target. Sedangkan pada
Triwulan II, terdapat beberapa kegiatan yang baru melaksanakan persiapan, khususnya
kegiatan kontraktual. Pada Triwulan II ini ditemukan gap yang cukup tinggi antara
target dan realisasi, hal ini dikarenakan adanya pandemic covid-19 yang menyebabkan
pelaksanaan kegiatan sempat tertunda dan harus melakukan penyesuaian jadwal
pelaksanaan. Pada Triwulan III mulai dilakukan penyesuaian pelaksanaan kegiatan dan
kembali mengoptimalkan kegiatan secara langsung, hal ini dilakukan agar dapat
memenuhi target fisik sesuai yang direncanakan. Pada Triwulan IV dilakukan
percepatan pelaksanaan kegiatan, namun pada Triwulan IV terdapat penambahan
kegiatan Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi RDTR yang menambah beban kerja dan
mempengaruhi jadwal pelaksanaan kegiatan lainnya.

Adapun hasil pemantauan progres pelaksanaan kegiatan Direktorat Sinkronisasi


Pemanfaatan Ruang pada tahun anggaran 2020 secara garis besar adalah sebagai
berikut:

Triwulan I
Target : 11.12%
Realisasi : 9.53%
Gap/Surplus : -1.59%
Kendala : • Target rencana aksi belum disesuaikan dengan pagu anggaran dan
tahap pelaksanaan kegiatan TA. 2020
• Penyepakatan metode pengerjaan berlangsung dalam jangka

III-11
waktu yang cukup lama dan kesepakatan yang dihasilkan bersifat
dinamis
Tindak : • Melakukan revisi penyusunan rencana aksi TA. 2020
Lanjut • Melakukan koordinasi intensif dengan subdit teknis, agar metode
pengerjaan kegiatan tetap seragam
Triwulan II
Target : 32.97%
Realisasi : 28.90%
Gap/Surplus : -4.07%
Kendala : • Kegiatan tidak dapat dilaksanakan secara langsung karena adanya
pandemic covid, sehingga proses FGD dan Survei ke Daerah tidak
dapat dilaksanakan.
• Terjadi beberapa kali revisi anggaran sehingga mempengaruhi
tahapan pelaksanaan kegiatan.
Tindak : • Memaksimalkan pelaksanaan FGD secara daring serta menyusun
Lanjut form survei online.
• Melakukan koordinasi untuk menyesuaikan jadwal pelaksanaan
kegiatan.
Triwulan III
Target : 64.62%
Realisasi : 59.84%
Gap/Surplus : -4.78%
Kendala : • Ketersediaan data dari instansi terkait masih belum lengkap
sehingga mempengaruhi kualitas substansi
• Tidak konsistennya implementasi rencana kerja sehingga
mempengaruhi angka penyerapan
Tindak : • Melakukan koordinasi internal untuk mengevaluasi hasil
Lanjut penyerapan anggaran sebagai masukan untuk penyusunan
rencana kerja ke depan
• Melakukan penjaringan data dan informasi secara langsung
dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan

III-12
Triwulan IV
Target : 100%
Realisasi : 100%
Gap/Surplus : 0%
Kendala : • Sumber dana PNBP tidak dapat digunakan, sehingga beberapa
kegiatan tidak dapat dilaksanakan
• Penambahan 18 kegiatan pada akhir tahun sehingga menambah
beban kerja
Tindak : • Mengoptimalkan penggunaan sumber dana lainnya
Lanjut • Melakukan pembagian beban kerja dan melakukan koordinasi
intensif dalam penentuan jadwal kegiatan.

3.1.2 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020


Realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2020 dilakukan dengan melihat capaian
outcome yang diperjanjikan oleh Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang kepada
Direktorat Jenderal Tata Ruang. Indikator Kinerja Utama yang ada pada Perjanjian
Kinerja Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang memiliki 5 (lima) indikator kinerja
yang didukung dengan 41 paket pekerjaan. Pada akhir tahun Perjanjian Kinerja
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang mendapat tambahan sasaran kegiatan dan
indikator kinerja karena adanya kegiatan Kompilasi Data dan Delineasi Lokasi untuk
mendukung penyusunan RDTR OSS.

Tabel 3. 2 Capaian Kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja


No. Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja
Kegiatan
1. Perwujudan Rasio program 60% 47% Belum memenuhi target
pemanfaatan sektor yang sesuai karena tidak semua pulau
ruang yang dan selaras dengan ditinjau kesesuaiannya
sinergis dan RTR Nasional
berbasis Persentase 95% 95% Penyusunan NSPK sesuai
rencana tata pemenuhan, dengan target pemenuhan
ruang realisasi waktu dan realisasi waktu dan target
kualitas NSPK yang diperlukan
bidang pemanfaatan
ruang
Rasio tindak lanjut 90% 63% Belum memenuhi target
rekomendasi dikarenakan koordinasi yang
penyelesaian berjenjang dengan pihak
internal Direktorat Jenderal

III-13
No. Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja
Kegiatan
masalah Tata Ruang maupun dengan
pemanfaatan ruang pihak eksternal (Pemerintah
Daerah)
2. Menghadirkan Persentase 80% 72% Belum memenuhi target
dukungan dukungan kebijakan karena hanya 1 mitra kerja
manajemen dan kemitraan sama yang dapat
yang efektif bidang pemanfaatan direalisasikan
ruang
Presentase 100% 100% Penyelesaian Penetapan
Pemenuhan Delineasi Lokasi RDTR dan
Kebutuhan Data dan dokumen kompilasi data
Informasi serta pada 18 RDTR
Delineasi Wilayah
RDTR Dalam Rangka
Mendukung
Program Pemulihan
Ekonomi Nasional
(PEN)
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang


merupakan kegiatan yang mendukung Indikator Kinerja Program yaitu Indeks
Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang. Pada umumnya capaian substansi pada paket
pekerjaan yang terdapat di lingkungan Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang
dapat dikategorikan baik dan mencapai target yang ditetapkan meskipun terdapat
kendala dalam proses pelaksanaanya. Lebih detail kendala dan rencana tindak lanjut
yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan di Tahun Anggaran 2020 per indikator
kinerja kegiatan adalah sebagai berikut:
1) Rasio program sektor yang sesuai dan selaras dengan RTR Nasional
Kendala:
• Tidak semua tahapan dalam kegiatan dilaksanakan karena terhambat adanya
pandemic Covid-19;
• Belum adanya pedoman penyusunan sinkronisasi program jangka menengah
dan tahunan (matriks dan perta) mengakibatkan proses diskusi teknis
terhadap penyepakatan metode pengerjaan berlangsung dalam jangka waktu
yang cukup lama dan kesepakatan yang dihasilkan bersifat dinamis;
• Minimnya ketersediaan data dan besaran nilai/volume program, baik dari
Kementerian/Lembaga terkait maupun Pemerintah Daerah pada penyusunan
sinkronisasi program jangka menengah dan tahunan;
III-14
• Sulitnya mendapatkan data realisasi program dari Kementerian/Lembaga
tahun anggaran 2020 yang menjadi data utama dalam pemantauan dan
evaluasi RTR;

• Sulitnya mendapatkan data delineasi Proyek Strategis Nasional sebagai


bahan masukan untuk Peninjauan Kembali RTR;

• Pada kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Implementasi RTR, tidak semua RTR
Pulau dialokasikan untuk dilaksanakan kegiatannya pada tahun anggaran
2020;

• Tertundanya pelaksanaan FGD dan survei daerah karena adanya pandemic


Covid-19 sehingga adanya pembatasan sosial;

Tindak Lanjut:
• Melakukan koordinasi dengan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan
Bappenas terkait prioritasi program pada Dokumen Sinkronisasi Program
Pemanfaatan Ruang;
• Melakukan koordinasi dengan sektor terkait penataan ruang baik di pusat
maupun daerah dalam upaya memperoleh informasi dan data sebagai bahan
penyusunan Dokumen Sinkronisasi Program Jangka Menengah dan Tahunan;
• Melakukan koordinasi dengan tim penyusun lainnya untuk sharing data; dan
• Melakukan FGD secara daring dan menyiapkan form survei online.

• Koordinasi intensif dengan Bappenas terkait usulan kegiatan Pemantauan


dan Evaluasi Implementasi RTR Pulau/Kepulauan agar diakomodir dijadikan
sebagai kegiatan yang prioritas

2) Persentase pemenuhan, realisasi waktu dan kualitas NSPK bidang


pemanfaatan ruang
Kendala:
• Waktu penyusunan NSPK hanya 1 (satu) tahun tidak cukup untuk menyusun
draf pedoman sampai menjadi Peraturan Menteri;
• Adanya kuota pembahasan NSPK di Biro Perencanaan dan Kemenkumham
sehingga mempengaruhi proses penetapan menjadi Peraturan Menteri;

III-15
• Banyak komponen substansi yang harus disepakati dengan
Kementerian/Lembaga terkait;
• Pelaksanaan kegiatan terhambat karena adanya pandemic covid-19, sehingga
beberapa rangkaian acara yang sudah dijadwalkan tidak dapat dilaksanakan
secara langsung; dan
• Belum adanya referensi khusus terkait bentuk pedoman yang mudah
diimplementasikan.

Tindak Lanjut:
• Melakukan koordinasi secara intensif dengan Kementerian/Lembaga terkait
untuk penyempurnaan muatan pedoman;
• Sebagian besar rangkaian kegiatan dilaksanakan secara daring dengan tetap
melibatkan Kementerian/Lembaga serta stakeholder lainnya; dan
• Sharing knowledge dengan pakar dan stakeholder sebagai upaya mencari
bentuk pedoman yang implementatif.

3) Rasio tindak lanjut rekomendasi penyelesaian masalah pemanfaatan ruang


Kendala:
• Sulitnya mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam
penanganan kasus pemanfaatan ruang nasional dari Pemerintah Daerah;
• Kurang sinkronnya dokumen rencana tata ruang dalam penyelesaian isu
strategis pemanfaatan ruang nasional yang menjadi penanganan prioritas
penataan ruang (PSN dan KSN);
• Masih perlunya waktu dalam memenuhi kebutuhan data analisis untuk kajian
literatur terutama data lokasi (SHP) dan informasi yang berkaitan dengan
tata ruang;
• Terdapat banyak surat permohonan yang masuk, sedangkan proses analisis
membutuhkan waktu yang cukup lama; dan
• Kurangnya sosialisasi mengenai penanganan terhadap isu strategis
pemanfaatan ruang.

Tindak Lanjut:
• Inventarisasi penyelesaian isu pemanfaatan ruang nasional dalam rangka
pemberian klarifikasi/arahan/rekomendasi penataan ruang nasional;
III-16
• Perlu kompilasi dalam bentuk database untuk memudahkan akses data dan
informasi;
• Telah ditetapkannya Permen ATR/BPN No. 22 Tahun 2019 tentang
Percepatan Perizinan Pemanfaatan Ruang;
• Melakukan sosialisasi secara intensif Permen ATR/BPN No. 22 Tahun 2019
tentang Percepatan Perizinan Pemanfaatan Ruang kepada Pemerintah
Daerah dan stakeholders terkait.

4) Persentase dukungan kebijakan dan kemitraan bidang pemanfaatan ruang


Kendala:
• Belum adanya kepastian hukum yang ditetapkan oleh Pemerintah kepada
badan usaha ketika menyelenggarakan investasi, kepastian hukum dari RTR,
kewenangan sektor terkait dan status kepemilikan lahan;

• Belum adanya regulasi insentif dan disinsentif yang diberikan kepada dunia
usaha;
• Kurangnya informasi atau sosialisasi RTR kepada kelompok dunia usaha;
• Perubahan anggaran kegiatan sangat dinamis, sehingga mempengaruhi
pelaksanaan kegiatan;
• Tidak konsistennya implementasi rencana kerja yang telah disusun sehingga
mempengaruhi penyerapan anggaran;
• Adanya perbedaan pendapat terkait penetapan indikator kinerja kegiatan
dan metode pengukuran antar subdit teknis;
• Proses input database, data yang sangat besar/banyak;
• Kurang Tenaga Ahli Database untuk proses input data;
• Dinamisnya pergerakan penyusunan Renstra di tingkat Kementerian
ATR/BPN, sehingga perumusan rencana di tingkat Direktorat Jenderal Tata
Ruang dan Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang harus mengikuti
perubahan-perubahan yang ada.

Tindak Lanjut:
• Pemerintah daerah memiliki kesiapan sebelum melibatka kelompok dunia
usaha dalam penataan ruang dengan cara menyiapkan regulasi atau
dokumen RTR yang dapat dijadikan sebagai acuan pembangunan;
III-17
• Menginformasikan hasil RTR kepada pelaku usaha;
• Melakukan koordinasi internal untuk mengevaluasi hasil penyerapan
anggaran sebagai masukan untuk penyusunan rencana kerja ke depan;
• Melakukan koordinasi dan penyepakatan antar subdit teknis yang
melaksanakan tugas dan fungsi yang sama terkait wewenang dan metode
pengukuran;
• Diperlukan kesiapan dan komitmen dunia usaha dalam kegiatan pemerintah
• Diperlukan penyempurnaan Pemuktahiran basis data pada modul yang
berada di Sistem Informasi Pemanfaatan Ruang; dan
• Melakukan penyempurnaan dokumen Renstra Direktorat Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang Tahun 2020-2024.

5) Presentase Pemenuhan Kebutuhan Data dan Informasi serta Delineasi


Wilayah RDTR Dalam Rangka Mendukung Program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN)
Kendala:
• Masih terdapat beberapa RDTR yang belum memiliki CSRT sehingga masuk
kluster 4;
• Format data yang dikumpulkan belum seragam;
• Masih terdapat RDTR yang belum melengkapi SK Tim Teknis dan SK
Penetapan Delineasi oleh Kepala Daerah;
• Waktu efektif penyusunan kompilasi data RDTR hanya 1 (satu) bulan
sehingga tim penyusun dan supervisi harus menetapkan rencana kerja yang
baik agar substansi output yang dihasilkan kualitasnya baik dan sesuai
dengan Permen ATR/BPN No. 16 Tahun 2018 serta standar manajemen basis
data RDTR.

Tindak Lanjut:
• Koordinasi dan asistensi yang intensif dengan BIG dan LAPAN terkait
penyediaan CSRT dan Peta Dasar; dan
• Memastikan format data yang dikumpulkan sesuai dengan standard dan
format yang terlah disepakati melalui sistem RTR Builder agar output yang
dihasilkan berkualitas.

III-18
Pemenuhan target Indikator Kinerja yang tertuang pada Perjanjian Kinerja
diwujudkan dari output kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang. Pemenuhan target pada Indikator Kinerja 1, 2, dan 3 (rasio
program sektor yang sesuai dan selaras dengan RTR Nasional; persentase pemenuhan,
realisasi waktu dan kualitas NSPK bidang pemanfaatan ruang; dan rasio tindak lanjut
rekomendasi penyelesaian masalah pemanfaatan ruang) dilaksanakan pada output
kegiatan Penyusunan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang,
Rekomendasi Pemantauan dan Evaluasi Implementasi RTR; Fasilitasi Koordinasi
Penyelenggaraan Penataan Ruang Nasional. Sedangkan pemenuhan target Indikator
Kinerja 4 (persentase dukungan kebijakan dan kemitraan bidang pemanfaatan ruang)
dilaksakan pada output Kebijakan Bidang Pemanfaatan Ruang; Data, Informasi, dan
Komunikasi Publik Bidang Pemanfaatan Ruang; serta Kemitraan Bidang Pemanfaatan
Ruang. Serta Indikaotr Kinerja 5 (Presentase Pemenuhan Kebutuhan Data Informasi
serta Delineasi Wilayah RDTR dalam Rangka Mendukung Program Pemulihan Ekonomi
Nasional) didukung dengan output Data, Informasi, dan Komunikasi Publik.

III-19
Tabel 3. 3 Capaian Substansi Output Pekerjaan Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang Tahun 2020
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
Sasaran Kegiatan:
Perwujudan pemanfaatan ruang yang sinergis dan berbasis rencana tata ruang
A Rasio program sektor yang sesuai dan selaras dengan RTR Nasional
1 Penyusunan Dokumen Dokumen Teknis Sebagai acuan prioritasi • Belum adanya kesatuan cara • Melakukan koordinasi
Teknis Sinkronisasi Sinkronisasi Program program tahunan yang pandang dalam menentukan dengan Direktorat Tata
Program Pemanfaatan Sektoral di Pulau merujuk pada RTRWN dan kriteria prioritasi program Ruang dan Pertanahan
Ruang Berbasis RTR di Sumatera (seluruh RTR Pulau/Kepulauan serta pada penyusunan Dokumen Bappenas terkait prioritasi
Pulau Sumatera provinsi) yang memberikan input untuk Sinkronisasi Program program pada Dokumen
mencakup matriks meningkatkan kualitas Pemanfaatan Ruang; Sinkronisasi Program
program dan peta penyelenggaraan penataan • Belum tersedianya dokumen Pemanfaatan Ruang;
pemanfaatan ruang ruang di tingkat nasional dan rencana pembangunan dan • Melakukan koordinasi
pulau/kepulauan rencana sektor (Renstra) dengan sektor terkait
sebagai bahan penyusunan penataan ruang baik di
sinkronisasi program jangka pusat maupun daerah dalam
menengah; upaya memperoleh
• Belum adanya pedoman informasi dan data sebagai
penyusunan sinkronisasi bahan penyusunan
program jangka menengah Dokumen Sinkronisasi
dan tahunan (matriks dan Program Jangka Menengah
perta) mengakibatkan proses dan Tahunan;
diskusi teknis terhadap
penyepakatan metode
pengerjaan berlangsung
dalam jangka waktu yang
cukup lama dan kesepakatan
yang dihasilkan bersifat
dinamis
2 Penyusunan Dokumen Dokumen Teknis Sebagai acuan prioritasi • Belum adanya kesatuan cara • Melakukan koordinasi
Teknis Sinkronisasi Sinkronisasi Program program tahunan yang pandang dalam menentukan dengan Direktorat Tata
Program Pemanfaatan Sektoral di Pulau Jawa- merujuk pada RTRWN dan kriteria prioritasi program Ruang dan Pertanahan
Ruang Berbasis RTR di Bali (seluruh provinsi) RTR Pulau/Kepulauan serta pada penyusunan Dokumen Bappenas terkait prioritasi
Pulau Jawa - Bali matriks program dan memberikan input untuk Sinkronisasi Program program pada Dokumen

III-20
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
peta pemanfaatan meningkatkan kualitas Pemanfaatan Ruang; Sinkronisasi Program
ruang penyelenggaraan penataan • Belum tersedianya dokumen Pemanfaatan Ruang;
ruang di tingkat nasional dan rencana pembangunan dan • Melakukan koordinasi
pulau/kepulauan rencana sektor (Renstra) dengan sektor terkait
sebagai bahan penyusunan penataan ruang baik di
sinkronisasi program jangka pusat maupun daerah dalam
menengah; upaya memperoleh
• Belum adanya pedoman informasi dan data sebagai
penyusunan sinkronisasi bahan penyusunan
program jangka menengah Dokumen Sinkronisasi
dan tahunan (matriks dan Program Jangka Menengah
perta) mengakibatkan proses dan Tahunan
diskusi teknis terhadap
penyepakatan metode
pengerjaan berlangsung
dalam jangka waktu yang
cukup lama dan kesepakatan
yang dihasilkan bersifat
dinamis
3 Penyusunan Dokumen Dokumen Teknis Sebagai acuan prioritasi • RTR Pulau yang sedang • Melakukan penyempurnaan
Teknis Sinkronisasi Sinkronisasi Program program tahunan yang ditinjau kembali sehingga matriks 2 PRIMA BARATA
Program Pemanfaatan Sektoral di Pulau merujuk pada RTRWN dan banyak perubahan di hasil dari FGD penjaringan
Ruang Berbasis RTR di Kalimantan (seluruh RTR Pulau/Kepulauan serta lapangan yang belum data dan informasi K/L
Pulau Kalimantan provinsi) matriks memberikan input untuk diupdate • Melakukan pembahasan
program dan peta meningkatkan kualitas • Program RKP tahun berjalan intens dengan seluruh tim
pemanfaatan ruang penyelenggaraan penataan sulit didapatkan sehingga penyusun untuk
ruang di tingkat nasional dan penentuan backlog program penyempurnaan metode
pulau/kepulauan mengalami hambatan di awal prioritasi program matriks
penyusunan 4-6 PRIMA BARATA
• Data dan informasi dari K/L • Melakukan pemetaan lokasi
masih belum lengkap seperti program dan konfirmasi
Renstra program melalui dokumen
• Metode prioritasi program K/L (sudah terbangun atau
matriks 4-6 PRIMA BARATA masih direncanakan)

III-21
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
masih dalam pembahasan
lanjutan dengan seluruh tim
penyusun
• Program yang dipetakan
masih bersifat indikatif
4 Penyusunan Dokumen Dokumen Teknis Sebagai acuan prioritasi • RTR Pulau yang belum • Melakukan penyusunan
Teknis Sinkronisasi Sinkronisasi Program program tahunan yang ditinjau kembali sehingga Dokumen Sinkronisasi
Program Pemanfaatan Sektoral di Pulau merujuk pada RTRWN dan banyak perubahan di Program Pemanfaatan
Ruang Berbasis RTR di Sulawesi (seluruh RTR Pulau/Kepulauan serta lapangan yang belum Ruang untuk tahun
Pulau Sulawesi provinsi) matriks memberikan input untuk diupdate berikutnya
program dan peta meningkatkan kualitas • Program RKP tahun berjalan • Mengoptimalkan kerjasama
pemanfaatan ruang penyelenggaraan penataan sulit didapatkan sehingga dengan Bappenas
ruang di tingkat nasional dan penentuan backlog program
pulau/kepulauan mengalami hambatan di awal
penyusunan
5 Penyusunan Dokumen Dokumen Teknis Sebagai acuan prioritasi • Aspek prioritasi pada matriks • Fiksasi aspek prioritasi
Teknis Sinkronisasi Sinkronisasi Program program tahunan yang 2 Dokumen Teknis program pemanfaatan dan
Program Pemanfaatan Sektoral di Kepulauan merujuk pada RTRWN dan Sinkronisasi yang masih melakukan pembahasan
Ruang Berbasis RTR di Nusa Tenggara (seluruh RTR Pulau/Kepulauan serta dalam tahap pengkajian ulang terkait hasil Dokumen
Kepulauan Nusa Tenggara provinsi) matriks memberikan input untuk terkait penilaian skor dan Teknis Sinkronisasi Program
program dan peta meningkatkan kualitas bobot Pemanfaatan Ruang yang
pemanfaatan ruang penyelenggaraan penataan • Dokumen rencana diharapkan oleh mitra
ruang di tingkat nasional dan pembangunan (Renstra Kementerian/Lembaga di
pulau/kepulauan Kementerian/Lembaga tahun Bappenas
2020) yang belum tersedia
• Ketidaktersediaan data RKP
(Rencana Kerja Pemerintah)
tahun 2021 sehingga
menghambat dalam
identifikasi dan filterisasi
longlist program yang akan
masuk dalam tahap 2
(penilaian prioritasi
program)

III-22
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
6 Penyusunan Dokumen Dokumen Teknis Sebagai acuan prioritasi • Sulitnya mendapatkan data • Melakukan penyempurnaan
Teknis Sinkronisasi Sinkronisasi Program program tahunan yang pendukung yang diharapkan, terhadap perumusan
Program Pemanfaatan Sektoral di Kepulauan merujuk pada RTRWN dan baik dari sektoral maupun metode dalam sinkronisasi
Ruang Berbasis RTR di Maluku yang mencakup RTR Pulau/Kepulauan serta daerah program jangka menengah
Kepulauan Maluku matriks program dan memberikan input untuk • Dinamisnya perubahan pada dan tahunan
peta pemanfaatan meningkatkan kualitas metode yang sudah
ruang penyelenggaraan penataan disepakati sebelumnya tanpa
ruang di tingkat nasional dan koordinasi lebih lanjut
pulau/kepulauan
7 Penyusunan Dokumen Dokumen Teknis Sebagai acuan prioritasi • RTR Pulau yang belum • Melakukan penyusunan
Teknis Sinkronisasi Sinkronisasi Program program tahunan yang ditinjau kembali sehingga Dokumen Sinkronisasi
Program Pemanfaatan Sektoral di Pulau Papua merujuk pada RTRWN dan banyak perubahan di Program Pemanfaatan
Ruang Berbasis RTR di (seluruh provinsi) RTR Pulau/Kepulauan serta lapangan yang belum Ruang untuk tahun
Pulau Papua Dokumen Teknis memberikan input untuk diupdate berikutnya
Sinkronisasi Program meningkatkan kualitas • Program RKP tahun berjalan • Mengoptimalkan kerjasama
Sektoral di Pulau Papua penyelenggaraan penataan sulit didapatkan sehingga dengan Bappenas
(seluruh provinsi) ruang di tingkat nasional dan penentuan backlog program
pulau/kepulauan mengalami hambatan
8 Pemantauan dan Evaluasi Dokumen Pemantauan Sebagai masukan terhadap • Tertundanya FGD dan Survei • Koordinasi dengan tim
Implementasi RTR Pulau dan Evaluasi peningkatan kualitas kinerja daerah dalam rangka penyusun lainnya untuk
Sumatera Implementasi RTR pemanfaatan ruang; menjaring informasi dan sharing data;
Pulau Sumatera pembinaan penataan ruang masukan dalam penyusunan • Melakukan penjaringan data
dan peninjauan kembali RTR rekomendasi implementasi dan informasi secara daring.
Pulau Sumatera; dan/atau RTR;
penegakan hukum dalam hal • Tidak semua data dapat
terdapat indikasi diperoleh dari
pelanggaran pemanfaatan Kementerian/Lembaga
ruang terkait.
9 Pemantauan dan Evaluasi Dokumen Pemantauan Sebagai masukan terhadap • Tertundanya FGD dan Survei • Koordinasi dengan tim
Implementasi RTR Pulau dan Evaluasi peningkatan kualitas kinerja daerah dalam rangka penyusun lainnya untuk
Kalimantan Implementasi RTR pemanfaatan ruang; menjaring informasi dan sharing data;
Pulau Kalimantan pembinaan penataan ruang masukan dalam penyusunan • Menyiapkan instrumen
dan peninjauan kembali RTR rekomendasi implementasi survei untuk Pemerintah
Pulau Kalimantan; dan/atau RTR;

III-23
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
penegakan hukum dalam hal • Tidak semua data dapat Daerah.
terdapat indikasi diperoleh dari
pelanggaran pemanfaatan Kementerian/Lembaga
ruang. terkait;
• Kurangnya ketersediaan peta.
10 Pemantauan dan Evaluasi Dokumen Pemantauan Sebagai masukan terhadap • Sulitnya berkoordinasi • Menyiapkan instrument
Implementasi RTR Pulau dan Evaluasi peningkatan kualitas kinerja dengan Pemerintah Daerah survei yang dilakukan
Sulawesi Implementasi RTR pemanfaatan ruang; untuk mendapatkan data. secara daring.
Pulau Sulawesi pembinaan penataan ruang
dan peninjauan kembali RTR
Pulau Sulawesi; dan/atau
penegakan hukum dalam hal
terdapat indikasi
pelanggaran pemanfaatan
ruang.
11 Pemantauan dan Evaluasi Dokumen Pemantauan Sebagai masukan terhadap • Tertundanya FGD dan Survei • Koordinasi dengan tim
Implementasi RTR KSN dan Evaluasi peningkatan kualitas kinerja daerah dalam rangka penyusun lainnya untuk
Kedungsepur Implementasi RTR KSN pemanfaatan ruang; menjaring informasi dan sharing data;
Kedungsepur pembinaan penataan ruang masukan dalam penyusunan • Melakukan penjaringan data
dan peninjauan kembali RTR rekomendasi implementasi dan informasi secara daring.
Pulau KSN Kedungsepur; RTR;
dan/atau penegakan hukum • Tidak semua data dapat
dalam hal terdapat indikasi diperoleh dari
pelanggaran pemanfaatan Kementerian/Lembaga
ruang. terkait.
12 Pemantauan dan Evaluasi Dokumen Pemantauan Sebagai masukan terhadap • Tertundanya FGD dan Survei • Koordinasi dengan tim
Implementasi RTR KSN dan Evaluasi peningkatan kualitas kinerja daerah dalam rangka penyusun lainnya untuk
Cekungan Bandung Implementasi RTR KSN pemanfaatan ruang; menjaring informasi dan sharing data;
Cekungan Bandung pembinaan penataan ruang masukan dalam penyusunan • Melakukan penjaringan data
dan peninjauan kembali RTR rekomendasi implementasi dan informasi secara daring.
Pulau KSN Cekungan RTR;
Bandung; dan/atau • Tidak semua data dapat
penegakan hukum dalam hal diperoleh dari
terdapat indikasi Kementerian/Lembaga

III-24
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
pelanggaran pemanfaatan terkait.
ruang.
13 Pemantauan dan Evaluasi Dokumen Pemantauan Sebagai masukan terhadap • Sulitnya berkoordinasi • Menyiapkan instrument
Implementasi RTR Pulau dan Evaluasi peningkatan kualitas kinerja dengan Pemerintah Daerah survei yang dilakukan
Papua Implementasi RTR pemanfaatan ruang; untuk mendapatkan data. secara daring.
Pulau Papua pembinaan penataan ruang
dan peninjauan kembali RTR
Pulau Papua; dan/atau
penegakan hukum dalam hal
terdapat indikasi
pelanggaran pemanfaatan
ruang.
B Persentase pemenuhan, realisasi waktu dan kualitas NSPK bidang pemanfaatan ruang
1 Petunjuk Teknis Tata Cara • Pembahasan materi dengan • Menjaring masukan dari
Penyusunan Indikasi Pemerintah Daerah tidak Pemerintah Daerah, agar
Program Pemanfaatan dapat dilaksanakan secara pedoman yang disusun
Ruang RTRW Provinsi, langsung; dapat diimplementasikan.
Kabupaten/Kota • Masing-masing daerah
mempunyai template
berbeda dalam perumusan
indikasi program.
2 Penyusunan Materi Teknis • Pandemi Covid-19 • Diupayakan untuk tetap
Pedoman Rehabilitasi menyulitkan pembahasan melakukan pembahasan
Ruang Pasca Bencana dilakukan secara langsung melalui daring dan
(tatap muka) dengan teleconference dengan K/L
pemerintah daerah terkait terkait dan Pemda.
pembahasan di daerah
maupun narasumber, saat ini
metode penjaringan masukan
dilakukan melalui video
meeting.
3 Penyusunan Materi Teknis • Pandemi Covid-19 • Diupayakan untuk tetap
Pedoman Mekanisme menyulitkan pembahasan melakukan pembahasan

III-25
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
Kerjasama Antar Wilayah dilakukan secara langsung melalui daring dan
Dalam Perwujudan (tatap muka) dengan teleconference dengan K/L
Program Pemanfaatan pemerintah daerah terkait terkait dan Pemda.
Ruang pembahasan di daerah
maupun narasumber, saat ini
metode penjaringan masukan
dilakukan melalui video
meeting.
C Rasio tindak lanjut rekomendasi penyelesaian masalah pemanfaatan ruang
1 Fasilitasi Koordinasi Berita Acara Rekomendasi kesesuaian • Kurang tersedianya data dan • Inventarisasi penyelesaian
Penyelenggaraan Penyelesaian Isu tata ruang dikeluarkan untuk informasi yang dibutuhkan isu pemanfaatan ruang
Penataan Ruang Nasional Strategis Nasional dan menjawab persoalan dalam penanganan kasus nasional dalam rangka
Dokumen pemanfaatan ruang yang pemanfaatan ruang nasional pemberian
Klarifikasi/Arahan atau bernilai strategis nasional • Kurang sinkronnya dokumen klarifikasi/arahan/rek
Rekomendas penataan dan/atau berdampak besar rencana tata ruang dalam omendasi penataan ruang
ruang nasional yang tidak termuat dalam penyelesaian isu strategis
Peraturan Daerah RTRW pemanfaatan ruang nasional
(Provinsi/Kabupaten/Kota) yang menjadi penanganan
prioritas penataan ruang
(PSN dan KSN)
D Persentase dukungan kebijakan dan kemitraan bidang pemanfaatan ruang
1 Penyusunan Rencana • Tersusunnya Sebagai dasar untuk • Kurang adanya inovasi • Perlu meningkatkan
Kegiatan Pemanfaatan rencana kegiatan merencanakan kegiatan kegiatan yang dapat efisiensi, efektifitas dan
Ruang Pemanfaatan tahun mendatang yang menjawab permasalahan dan akuntabilitas dalam
Ruang tahun 2021 sinergi dengan RPJMN dan isu strategis di lapangan penganggaran di Direktorat
yang dilengkapi Renstra berdasarkan Pemanfaatan Sinkronisasi Pemanfaatan
dengan KAK Ruang Ruang
(kerangka acuan • Belum adanya kegiatan
kerja) dan RAB Kemitraan di Direktorat
(rincian anggaran Sinkronisasi Pemanfaatan
biaya) kegiatan Ruang
yang efektif dan
efisien, jelas dan

III-26
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
terukur, sesuai
kebutuhan dan
mengacu pada
renstra Direktorat
Sinkronisasi
Pemanfaatan
Ruang dan KRISNA
Bappenas. Serta
telah terinputnya
Rencana Kerja
Anggaran
Kementerian/
Lembaga pada
aplikasi RKAKL
tahun 2021
2 Monitoring dan Evaluasi • Tersusunnya Mengevaluasi ketercapaian • Lambatnya penyampaian • Koordinasi intensif dengan
Kinerja Pelaksanaan monitoring dan keuangan dan substansi evidence kegiatan dari Unit Unit Eselon III di lingkungan
Kegiatan Pemanfaatan evaluasi serta kendala sebagai Eselon III di lingkungan Direktorat Sinkronisasi
Ruang pelaksanaan masukan perencanaan Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang terkait
program Direktorat kegiatan mendatang Pemanfaatan Ruang sehingga pengumpulan evidence
Sinkronisasi mempengaruhi penyelesaian sebagai bahan input ke
Pemanfaatan input ke dalam aplikasi dalam aplikasi dan
Ruang Tahun 2020; monev kinerja penyusunan Laporan
• Tersusunnya Kinerja (LKj).
Laporan Kinerja
Direktorat
Sinkronisasi
Pemanfaatan
Ruang Tahun 2020
3 Penyusunan Program Rencana Aksi Sebagai penghubung antar • Kurangnya data dan • Melakukan penyempurnaan
Pemanfaatan Ruang Pemanfaatan Ruang pihak yang fokus terhadap informasi dari daerah terkait rencana aksi yang telah
Berbasis RTR Pada Koridor Ekosistem pembangunan kawasan realisasi dan usulan indikasi disusun pada tahap
Kawasan Koridor RIMBA Koridor Ekosistem RIMBA program dalam lingkup Inception Phase pada
Ekosistem di Pulau untuk bersama-sama wilayah Korisor Ekosistem Project GEF RIMBA yang

III-27
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
Sumatera berkomitmen mewujudkan RIMBA. akan dilaksanakan.
pembangunan yang selaras
dengan lansekap Koridor
Ekosistem RIMBA sekaligus
menunjukan kontribusi
Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/BPN di dalam
mewujudkan pelestarian
kawasan Koridor Ekosistem
RIMBA
4 Pengelolaan Sistem Sistem Informasi • Sebagai masukan yang • Proses input database, data • Diperlukan penyempurnaan
Informasi Pemanfaatan Pemanfaatan Ruang tepat dan efektif dan indikasi program yang sangat Pemuktahiran basis data
Ruang pelaksanaan program besar/banyak ; pada modul yang berada di
pengembangan • Kurang Tenaga Ahli Database Sistem Informasi
pelaksanaan untuk proses input data; Pemanfaatan Ruang;
pemanfaatan ruang di • Sering mengalami bug error; • Melakukan updating pada
Wilayah Nasional, • Format matriks yang diinput sistem;
Pulau/Kepulauan dan antara daerah berbeda. • Membuat instrumen format
Kawasan Strategis matriks yang seragam.
Nasional;
• Tersedianya Sistem
Informasi berbasis data
dokumen sinkronisasi
program pemanfaatan
ruang jangka menengah
(RTPIPRJM) dan basis
data dokumen
sinkronisasi program
pemanfaatan ruang
tahunan (Doktek)
• Tersedianya Sistem
Informasi berbasis data
dan peta bagi
pelaksanaan,

III-28
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
pemantauan serta
evaluasi pemanfaatan
ruang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional,
Pulau/Kepulauan dan
Kawasan Strategis
Nasional.
• Tersedia informasi
potret pelaksanaan
pemanfaatan ruang di
KSN
5 Penerbitan Buletin Tata Terbitnya Buletin Sebagai sarana •Lamanya waktu yang • Distribusi BUTARU kepada
Ruang Penataan Ruang penyebarluasan informasi, dibutuhkan dalam proses para penulis dan para
pemikiran, serta wawasan pengumpulan artikel dari pemangku kepentingan
tentang penataan ruang narasumber/penuli s di (stakeholder) yang terlibat
kepada seluruh pemangku lingkungan Ditjen Tata Ruang di dalam penyelenggaraan
kepentingan, serta sebagai dan Kementerian/Instansi penataan ruang.
media untuk membahas lain;
suatu isu terkait • Dibutuhkan waktu dalam
penyelenggaraan penataan berkoordinasi dengan tim
ruang dari berbagai sudut swakelola dalam pengecekan
pandang berdasarkan latar artikel, mengingat adanya
belakang dan keahlian kegiatan lain yang harus di
masing-masing penulis jalankan juga;
• Dibutuhkan waktu dalam
berkoordinasi dengan Tenaga
Ahli Desain Grafis dan
menyamakan persepsi terkait
lay out BUTARU dan konsep.
E Presentase Pemenuhan Kebutuhan Data dan Informasi serta Delineasi Wilayah RDTR Dalam Rangka Mendukung Program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN)
1 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kota • Data yang diperoleh belum • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Padang Pariaman memiliki diupload pada sistem RTR dan SK Penetapan Delineasi
Kota Padang Pariaman Lokasi RDTR OSS Kota Dokumen Kompilasi Data Builder;

III-29
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
Padang Pariaman dan Deliniasi RDTR OSS yang • Tidak tersedia peta RBI.
akan diproses lebih lanjut
menjadi Materi Teknis,
Raperda, album peta RDTR,
dan Peraturan Daerah
sebagai dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
2 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Tidak tersedia peta RBI; • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Pesisir Selatan memiliki • CSRT yang tersedia hanya yang ditandatangani oleh
Kab. Pesisir Selatan Lokasi RDTR OSS Kab. Dokumen Kompilasi Data 60%. Kepala Daerah.
Pesisir Selatan dan Deliniasi RDTR OSS yang
akan diproses lebih lanjut
menjadi Materi Teknis,
Raperda, album peta RDTR,
dan Peraturan Daerah
sebagai dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
3 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Upload data belum diinput • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Kepulauan Mentawai pada RTR Builder; yang ditandatangani oleh
Kab. Kepulauan Mentawai Lokasi RDTR OSS Kab. memiliki Dokumen • Sebagian besar wilayah utara Kepala Daerah; (2)
Kepulauan Mentawai Kompilasi Data dan Deliniasi delineasi belum tercover Menjaring data CSRT ke
RDTR OSS yang akan CSRT; LAPAN dan BIG.
diproses lebih lanjut menjadi • Belum disusun SK Tim Teknis
Materi Teknis, Raperda, dan SK Penetapan Delineasi.
album peta RDTR, dan
Peraturan Daerah sebagai
dasar pemberian izin dan
instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
4 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Upload data belum diinput • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Kampar memiliki Dokumen pada RTR Builder; yang ditandatangani oleh
Kab. Kampar Lokasi RDTR OSS Kab. Kompilasi Data dan Deliniasi • Sebagian besar wilayah utara Kepala Daerah;

III-30
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
Kampar RDTR OSS yang akan delineasi belum tercover • Melengkapi upload data
diproses lebih lanjut menjadi CSRT; pada RTR Builder.
Materi Teknis, Raperda, • Belum disusun SK Tim Teknis
album peta RDTR, dan dan SK Penetapan Delineasi.
Peraturan Daerah sebagai
dasar pemberian izin dan
instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
5 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum menyusun SK Tim • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Ogan Komering Ilir memiliki Teknis; yang ditandatangani oleh
Kab. Ogan Komering Ilir Lokasi RDTR OSS Kab. Dokumen Kompilasi Data • Adanya perbedaan data Kepala Daerah;
Ogan Komering Ilir dan Deliniasi RDTR OSS yang terkait ketersediaan CSRT • Konfirmasi dengan
akan diproses lebih lanjut dengan BIG. Pemerintah Daerah dan BIG
menjadi Materi Teknis, terkait ketersediaan CSRT di
Raperda, album peta RDTR, wilayah delineasi.
dan Peraturan Daerah
sebagai dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
6 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum menyusun SK Tim • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Ogan Komering Ulu Timur Teknis; yang ditandatangani oleh
Kab. Ogan Komering Ulu Lokasi RDTR OSS Kab. memiliki Dokumen • Adanya perbedaan data Kepala Daerah;
Timur Ogan Komering Ulu Kompilasi Data dan Deliniasi terkait ketersediaan CSRT • Konfirmasi dengan
Timur RDTR OSS yang akan dengan BIG. Pemerintah Daerah dan BIG
diproses lebih lanjut menjadi terkait ketersediaan CSRT di
Materi Teknis, Raperda, wilayah delineasi.
album peta RDTR, dan
Peraturan Daerah sebagai
dasar pemberian izin dan
instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
7 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum menyusun SK Tim • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Belitung Timur memiliki Teknis yang ditandatangani oleh
Kab. BelitungTimur Lokasi RDTR OSS Kab. Dokumen Kompilasi Data Kepala Daerah.

III-31
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
Belitung Timur dan Deliniasi RDTR OSS yang
akan diproses lebih lanjut
menjadi Materi Teknis,
Raperda, album peta RDTR,
dan Peraturan Daerah
sebagai dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
8 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • CSRT Ortho baru tersedia • Melakukan pengecekan
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Pesawaran memiliki sebagian; ketersediaan CSRT di
Kab. Pesawaran Lokasi RDTR OSS Kab. Dokumen Kompilasi Data • Foto udara dan Peta RBI tidak LAPAN;
Pesawaran dan Deliniasi RDTR OSS yang tersedia; • Melakukan upload data.
akan diproses lebih lanjut • Belum melakukan upload
menjadi Materi Teknis, data pada RTR Builder.
Raperda, album peta RDTR,
dan Peraturan Daerah
sebagai dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
9 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • CSRT Ortho baru tersedia • Melakukan pengecekan
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Lampung Selatan memiliki sebagian; ketersediaan CSRT di
Kab. Lampung Selatan Lokasi RDTR OSS Kab. Dokumen Kompilasi Data • Foto udara dan Peta RBI tidak LAPAN;
Lampung Selatan dan Deliniasi RDTR OSS yang tersedia; • Melakukan upload data.
akan diproses lebih lanjut • Belum melakukan upload
menjadi Materi Teknis, data pada RTR Builder.
Raperda, album peta RDTR,
dan Peraturan Daerah
sebagai dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
10 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum melakukan upload • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Lampung Tengah memiliki data pada RTR Builder; yang ditandatangani oleh
Kab. Lampung Tengah Lokasi RDTR OSS Kab. Dokumen Kompilasi Data • Belum menyusun SK Tim Kepala Daerah;
Lampung Tengah dan Deliniasi RDTR OSS yang • Melengkapi upload data

III-32
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
akan diproses lebih lanjut Teknis. pada RTR Builder.
menjadi Materi Teknis,
Raperda, album peta RDTR,
dan Peraturan Daerah
sebagai dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
11 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum melakukan upload • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Sanggau memiliki Dokumen data pada RTR Builder; yang ditandatangani oleh
Kab. Sanggau Lokasi RDTR OSS Kab. Kompilasi Data dan Deliniasi • Belum menyusun SK Tim Kepala Daerah;
Sanggau RDTR OSS yang akan Teknis; • Melengkapi upload data
diproses lebih lanjut menjadi • CSRT ortho yang tersedia pada RTR Builder;
Materi Teknis, Raperda, hanya 50%. • Melakukan pengecekan
album peta RDTR, dan ketersediaan CSRT di
Peraturan Daerah sebagai LAPAN.
dasar pemberian izin dan
instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
12 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum melakukan upload • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Kayong Utara memiliki data pada RTR Builder; yang ditandatangani oleh
Kab. Kayong Utara Lokasi RDTR OSS Kab. Dokumen Kompilasi Data • Belum menyusun SK Tim Kepala Daerah;
Kayong Utara dan Deliniasi RDTR OSS yang Teknis. • Melengkapi upload data
akan diproses lebih lanjut pada RTR Builder.
menjadi Materi Teknis,
Raperda, album peta RDTR,
dan Peraturan Daerah
sebagai dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
13 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum menyusun SK Tim • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Kubu Raya memiliki Teknis. yang ditandatangani oleh
Kab. Kubu Raya Lokasi RDTR OSS Kab. Dokumen Kompilasi Data Kepala Daerah.
Kubu Raya dan Deliniasi RDTR OSS yang
akan diproses lebih lanjut

III-33
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
menjadi Materi Teknis,
Raperda, album peta RDTR,
dan Peraturan Daerah
sebagai dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
14 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum melakukan upload • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Ketapang memiliki Dokumen data pada RTR Builder; yang ditandatangani oleh
Kab. Ketapang Lokasi RDTR OSS Kab. Kompilasi Data dan Deliniasi • Belum menyusun SK Tim Kepala Daerah;
Ketapang RDTR OSS yang akan Teknis; • Melengkapi upload data
diproses lebih lanjut menjadi • Belum tersedia CSRT ortho. pada RTR Builder;
Materi Teknis, Raperda, • Melakukan pengadaan CSRT.
album peta RDTR, dan
Peraturan Daerah sebagai
dasar pemberian izin dan
instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
15 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum melakukan upload • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Kotawaringin Barat memiliki data pada RTR Builder; yang ditandatangani oleh
Kab. Kotawaringin Barat Lokasi RDTR OSS Kab. Dokumen Kompilasi Data Kepala Daerah;
Kotawaringin Barat dan Deliniasi RDTR OSS yang • Belum menyusun SK Tim
• Melengkapi upload data
akan diproses lebih lanjut Teknis;
pada RTR Builder;
menjadi Materi Teknis, • Belum tersedia CSRT ortho.
• Melakukan pengadaan CSRT.
Raperda, album peta RDTR,
dan Peraturan Daerah
sebagai dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
16 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum melakukan upload • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Kapuas memiliki Dokumen data pada RTR Builder; yang ditandatangani oleh
Kab. Kapuas Lokasi RDTR OSS Kab. Kompilasi Data dan Deliniasi • Belum menyusun SK Tim Kepala Daerah;
Kapuas RDTR OSS yang akan Teknis. • Melengkapi upload data
diproses lebih lanjut menjadi pada RTR Builder.
Materi Teknis, Raperda,

III-34
No Output/Kompenen/Sub Output Pekerjaan Kegunaan Output Kendala Tindak Lanjut
Komponen
album peta RDTR, dan
Peraturan Daerah sebagai
dasar pemberian izin dan
instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
17 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum melakukan upload • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Kotawaringin Timur data pada RTR Builder; yang ditandatangani oleh
Kab. Kotawaringin Timur Lokasi RDTR OSS Kab. memiliki Dokumen • Belum menyusun SK Tim Kepala Daerah;
Kotawaringin Timur Kompilasi Data dan Deliniasi Teknis; • Melengkapi upload data
RDTR OSS yang akan • Belum tersedia CSRT ortho. pada RTR Builder;
diproses lebih lanjut menjadi • Melakukan pengadaan CSRT.
Materi Teknis, Raperda,
album peta RDTR, dan
Peraturan Daerah sebagai
dasar pemberian izin dan
instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
18 Kompilasi Data dan Dokumen Kompilasi Pemerintah daerah Kab. • Belum melakukan upload • Penyusunan SK Tim Teknis
Delineasi Lokasi RDTR Data dan Delinasi Bulungan memiliki Dokumen data pada RTR Builder; yang ditandatangani oleh
Kab. Bulungan Lokasi RDTR OSS Kab. Kompilasi Data dan Deliniasi • Belum menyusun SK Tim Kepala Daerah;
Bulungan RDTR OSS yang akan Teknis; • Melengkapi upload data
diproses lebih lanjut menjadi • Belum tersedia CSRT ortho. pada RTR Builder;
Materi Teknis, Raperda, • Melakukan pengadaan CSRT.
album peta RDTR, dan
Peraturan Daerah sebagai
dasar pemberian izin dan
instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang
Sumber: Hasil Analisis, 2020

III-35
3.1.3 Perbandingan Antara Realisasi Perjanjian Kinerja Tahun 2020 dengan
Tahun Sebelumnya
Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2020 terhadap tahun
sebelumnya untuk membandingkan progres capaian tiap tahun, apakah meningkat atau
malah menurun. Indikator Kinerja yang tercantum pada Perjanjian Kinerja digunakan
sebagai ukuran pembanding capaian pelaksanaan kegiatan. Indikator Kinerja yang
tercantum pada Perjanjian Kinerja digunakan sebagai ukuran pembanding capaian
pelaksanaan kegiatan. Indikator Kinerja Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang
tidak berubah pada tahun 2020 dimana Indikator Kinerja tahun 2019 merupakan
baseline penggunaan Indikator Kinerja berbasis outcome. Perubahan dari indeks ke
persentase tidak mengubah cara penghitungan indikator kinerja pada realisasi waktu
dan ketepatan waktu hanya perubahan nomenklatur. Ditemukan kendala dalam
melakukan perbandingan capaian pelaksanaan kegiatan ini ketika menyandingkan
antara Indikator Kinerja tiap tahunnya dari tahun 2015 hingga tahun 2019, hal tersebut
terjadi karena :
1) Indikator Kinerja paada tahun 2015 disusun berdasarkan Indikator Kinerja
2014, di mana saat itu merupakan masa transisi Direktorat Jenderal Penataan
Ruang dari Kementerian Pekerjaan Umum ke Badan Pertanahan Nasional. Proses
strukturisasi SOTK Tata Ruang agar berintegrasi dengan pertanahan mengalami
beberapa kali perubahan dan penyesuaian program dan kegiatan, sehingga
perumusan indikator masih bersifat output.
2) Indikator Kinerja tahun 2016 antara perencanaan (ADIK) dan penganggaran
(RKAKL) sudah selaras dan diakomodasi pada revisi Renstra Ditjen Tata Ruang
yang disahkan pada akhir tahun 2016. Di tahun yang sama, Direktorat
Pemanfaatan Ruang menyusun perbaikan indikator kinerja yang lebih mengarah
pada pencapaian outcome dan menggunakan pendekatan money follow
programe dalam perencanaan anggaran tetapi masih berupa draf indikator
kinerja, dan kemudian dilanjutkan kegiatannya di tahun 2017.
3) Tahun 2017, indikator kinerja yang digunakan sudah sesuai dengan ADIK dan
RKAKL. Namun indikator kinerja berdasarkan ADIK dan RKAKL ini dinilai tidak
dapat digunakan untuk mencapai sasaran kegiatan, tidak mencerminkan kinerja
kegiatan tetapi hanya mencerminkan kinerja anggaran Direktorat Pemanfaatan

III-36
Ruang, dan tidak sesuai ketentuan penyusunan indikator kinerja, yaitu SMART
(Spesific, Measurable, Acoountable, Result-oriented, Time-bound). Sehingga
penyempurnaan indikator kinerja masih terus dilakukan untuk menjawab sejauh
mana Rencana Tata Ruang telah dimanfaatkan;
4) Pada tahun 2018 Direktorat Jenderal Tata Ruang sudah memulai pendekatan
pengukuran kinerja berbasis outcome (manfaat), berbeda pada tahun
sebelumnya yang berbasis output (produk yang dihasilkan).
5) Tahun 2019, penyusunan indikator kinerja tetap mengarah pada pencapaian
outcome dan melakukan penyempurnaan kalimat indikator dengan
menggunakan kata “rasio” dan persentase.
6) Tahun 2020, penyusunan indikator kinerja mengacu pada indikator kinerja
tahun 2019, dikarenakan belum dilegalkannya Renstra Kementerian ATR/BPN,
sehingga terdapat perbedaan indikator kinerja pada Perjanjian Kinerja dengan
yang tercantum pada Rancangan Renstra Kementerian ATR/BPN.

Pendekatan berbasis outcome tetap digunakan pada tahun 2020 dengan cara
penghitungan outcome yang masih sama. Secara garis besar, pada tahun 2018, 2019 dan
2020 Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang telah memakai Indikator Kinerja
dengan pendekatan outcome, sedangkan pada tahun 2015 hingga tahun 2017 masih
menggunakan pendekatan output. Sandingan indikator kinerja Direktorat Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang Tahun 2015-2020 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 4 Sandingan Indikator Kinerja Direktorat Sinkronisasi


Pemanfaatan Ruang
2015-2016 2017 2018 2019 2019 2020 2020
Sasaran Kegiatan
Terlaksananya Meningkatnya Mewujudkan Perwujudan Meningkatkan Perwujudan Menghadirkan
Pengaturan, Kualitas Rencana Tata pemanfaatan pemenuhan pemanfaatan dukungan
Perencanaan Implementasi Ruang yang ruang yang RTR ruang yang manajemen
Tata Ruang, Rencana Tata semakin sinergis dan Provinsi/Kabu sinergis dan yang efektif
Pemanfaatan Ruang pada dimanfaatkan berbasis paten/Kota berbasis
Ruang, serta Skala Nasional Rencana Tata melalui rencana tata
Pengembanga Ruang pembinaan ruang
n KSN terhadap
Pemerintah
Daerah
Indikator Kinerja
Jumlah NSPK Jumlah Indeks kualitas Rasio program Persentase Rasio program Persentase
Bidang Rekomendasi pemanfaatan sektor yang pemenuhan sektor yang dukungan
Pemanfaatan Program ruang RTR sesuai dan RTR Daerah sesuai dan kebijakan dan
Ruang Sektoral Nasional dan selaras dengan (Dokumen selaras dengan kemitraan

III-37
2015-2016 2017 2018 2019 2019 2020 2020
Berbasis NSPK bidang RTR Nasional Persetujuan RTR Nasional bidang
Rencana Tata pemanfaatan Substansi) pemanfaatan
Ruang KSN ruang ruang

Jumlah Jumlah NSPK Rasio tindak Persentase Persentase Presentase


Dokumen Bidang lanjut pemenuhan, pemenuhan, Pemenuhan
Perencanaan Pemanfaatan rekomendasi realisasi waktu realisasi waktu Kebutuhan
dan Kemitraan Ruang penyelesaian dan kualitas dan kualitas Data dan
Bidang masalah NSPK bidang NSPK bidang Informasi
Pemanfaatan pemanfaatan pemanfaatan pemanfaatan serta Delineasi
Ruang ruang ruang ruang Wilayah RDTR
Dalam Rangka
Mendukung
Program
Pemulihan
Ekonomi
Nasional
(PEN)
Jumlah Jumlah Persentase Rasio tindak Rasio tindak
Dokumen Data Persentase dukungan lanjut lanjut
dan Informasi Kepatuhan kebijakan dan rekomendasi rekomendasi
Bidang Program K/L kemitraan penyelesaian penyelesaian
Pemanfaatan Terhadap RTR bidang masalah masalah
Ruang KSN pemanfaatan pemanfaatan pemanfaatan
ruang ruang ruang
Jumlah Persentase
Dokumen dukungan
Monitoring kebijakan dan
dan Evaluasi kemitraan
Pelaksanaan bidang
Kebijakan pemanfaatan
Teknis dan ruang
Program
Bidang
Pemanfaatan
Ruang, serta
Implementasi
Rencana Tata
Ruang
Nasional
Jumlah
Dokumen
Sinkronisasi
Rencana Tata
Ruang
Nasional
Jumlah
Dokumen
Sinkronisasi
Rencana Tata
Ruang Pulau/
Kepulauan
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Indikator Kinerja Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang pada tahun 2020


tidak berubah di mana Indikator Kinerja 2019 dijadikan sebagai acuan penggunaan
indikator berbasis outcome. Berdasarkan tabel di atas pada tahun 2019 dan tahun 2020
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang mendapat tambahan indikator kinerja

III-38
untuk mendukung kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Online
Single Submission (OSS).

Tabel 3. 5 Sandingan Capaian Kinerja Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang


Tahun 2019 dan Tahun 2020
2019 2020
Sasaran Kegiatan
Perwujudan pemanfaatan ruang Target Capaian Perwujudan Target Capaian
yang sinergis dan berbasis pemanfaatan ruang
Rencana Tata Ruang yang sinergis dan
berbasis rencana tata
ruang
Rasio program sektor yang sesuai 50% 50% Rasio program sektor 60% 47%
dan selaras dengan RTR Nasional yang sesuai dan selaras
dengan RTR Nasional
Persentase pemenuhan, realisasi 94% 94% Persentase pemenuhan, 95% 95%
waktu dan kualitas NSPK bidang realisasi waktu dan
pemanfaatan ruang kualitas NSPK bidang
pemanfaatan ruang
Rasio tindak lanjut rekomendasi 91% 91% Rasio tindak lanjut 90% 63%
penyelesaian masalah rekomendasi
pemanfaatan ruang penyelesaian masalah
pemanfaatan ruang
Persentase dukungan kebijakan 80% 80%
dan kemitraan bidang
pemanfaatan ruang
Sasaran Kegiatan
Meningkatkan pemenuhan RTR Target Capaian Menghadirkan Target Capaian
Provinsi/Kabupaten/Kota dukungan manajemen
melalui pembinaan terhadap yang efektif
Pemerintah Daerah Persentase
Persentase pemenuhan RTR 24,56% 24,56% Persentase dukungan 80% 72%
Daerah (Dokumen Persetujuan kebijakan dan
Substansi) kemitraan bidang
pemanfaatan ruang
Presentase Pemenuhan 100% 100%
Kebutuhan Data
Informasi serta
Delineasi Wilayah RDTR
Dalam Rangka
Mendukung Program
Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN)
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa target Indikator Kinerja Direktorat
Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang mengalami peningkatan berdasarkan hasil
perhitungan Manual IKU. Metode perhitungan yang digunakan tidak berubah, namun
angka yang diinput disesuaikan dengan capaian kinerja tahun 2020. Pada tahun 2020,
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang hanya mengerjakan kegiatan Pemantauan

III-39
dan Evaluasi Implementasi RTR di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi,
RTR KSN Kedungsepur, RTR KSN Cekungan Bandung, serta RTR di Pulau Papua untuk
mendukung Indikator Kinerja “rasio program sektor yang sesuai dan selaras dengan
RTR Nasional”. Tentunya kedepan perlu dilakukan evaluasi terhadap cara
penilaian/penghitungan Indikator Kinerja apakah masih relevan digunakan atau perlu
adanya perbaikan maupun pengembangan lebih lanjut.

3.1.4 Perbandingan Target Roadmap Renstra Direktorat Sinkronisasi


Pemanfaatan Ruang Tahun 2020-2024 dengan Capaian Kinerja Tahun
2020
Tahun 2020 merupakan tahun awal dari pelaksanaan Roadmap Renstra
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang Tahun 2020-2024, dalam Laporan Kinerja
akan merangkum pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat
Sinkronisasi Pemanfaatan ruang selama tahun anggaran 2020 dan membandingkan
target yang tercantum pada dokumen Roadmap Renstra Direktorat Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang Tahun 2020-2024. Pembandingan ini bertujuan untuk mengetahui
backlog target pekerjaan (antara target Roadmap Renstra dengan Perjanjian Kinerja
tahunan) dalam pencapaian sasaran kegiatan dan juga sebagai bahan evaluasi dan
perencanaan program selanjutnya. Dalam proses pembandingannya menggunakan
indikator kinerja Tahun 2020-2024 yang disusun pada tahun 2019. Hal ini dikarenakan
belum disahkannya Renstra Kementerian ATR/BPN, sehingga belum dilakukan
penyesuaian indikator kinerja.

Penyusunan Perjanjian Kinerja harus mengacu pada Roadmap Renstra tahun


bersangkutan. Adapun ditemui perbedaan indikator kinerja, target output, dan kegiatan
antara Renstra dengan Perjanjian Kinerja disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1) Perbedaan sasaran kegiatan yang terdapat pada Perjanjian Kinerja dan Roadmap
Renstra Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Tahun 2020-2024 disebabkan
karena Perjanjian Kinerja dirumuskan berdasarkan sasaran kegiatan Perjanjian
Kinerja pada tahun sebelumnya. Penyusunan Renstra Direktorat Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang Tahun 2020-2024 harus mengacu pada dokumen di atasnya,
namun Renstra Kementerian ATR/BPN sampai saat ini belum disahkan, sehingga
sasaran kegiatan Perjanjian Kinerja dan Roadmap Renstra tidak sinkron.

III-40
2) Indikator kinerja untuk level Eselon II semestinya mengarah pada outcome atau
output yang memiliki manfaat. Indikator kinerja yang digunakan dalam Roadmap
Renstra Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang Tahun 2020-2024 yang
disusun Tahun 2019 masih menggambarkan bahwa capaian kinerja adalah
terselesaikannya penyusunan dokumen dan laporan, padahal semestinya sudah
menggambarkan capaian kinerja berupa kualitas dan manfaat dari dokumen dan
laporan tersebut.

3) Indikator Kinerja yang tercantum pada Perjanjian Kinerja tidak dapat


disandingkan secara langsung dengan Indikator Kinerja yang tercantum pada
Roadmap Renstra Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang tahun 2020-2024,
karena basis keluaran yang berbeda dimana Renstra yang masih berbasis output,
sedangkan Indikator Kinerja pada Perjanjian Kinerja berbasis outcome.

Tabel 3. 6 Sandingan Indikator Kinerja Roadmap Renstra dengan Perjanjian


Kinerja Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang

Indikator Kinerja Perjanjian Kinerja


Rancangan Renstra Direktorat
Sasaran Direktorat Sinkronisasi Sasaran Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang Pemanfaatan Ruang
Tahun 2020-2024 Tahun 2020
Terwujudnya Jumlah rekomendasi Perwujudan Rasio program sektor
pemanfaatan ruang sinkronisasi program pemanfaatan ruang yang yang sesuai dan
yang efektif dan efisien sektoral berbasis rencana sinergis dan berbasis selaras dengan RTR
tata ruang (nasional dan rencana tata ruang Nasional
daerah)
Jumlah rekomendasi hasil
pemantauan dan evaluasi
implementasi rencana
tata ruang (nasional dan
daerah)
Jumlah Rekomendasi Rasio tindak lanjut
Kesesuaian Pemanfaatan rekomendasi
Ruang dengan Rencana penyelesaian masalah
Tata Ruang pemanfaatan ruang
Jumlah Rancangan Persentase
Norma/Standar/ pemenuhan, realisasi
Prosedur/Kriteria waktu dan kualitas
(NSPK) Bidang NSPK bidang
Pemanfaatan Ruang pemanfaatan ruang
Jumlah Materi Teknis
Norma/Standar/
Prosedur/Kriteria
(NSPK) Bidang
Pemanfaatan Ruang
Jumlah Dokumen Menghadirkan Persentase dukungan
Kebijakan Bidang dukungan manajemen kebijakan dan

III-41
Indikator Kinerja Perjanjian Kinerja
Rancangan Renstra Direktorat
Sasaran Direktorat Sinkronisasi Sasaran Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang Pemanfaatan Ruang
Tahun 2020-2024 Tahun 2020
Pemanfaatan Ruang yang efektif kemitraan bidang
Jumlah Dokumen pemanfaatan ruang
Kesepakatan Kemitraan
Bidang Pemanfaatan
Ruang
Jumlah Basis Data Bidang
Sinkronisasi Presentase
Pemanfaatan Ruang Pemenuhan
Kebutuhan Data dan
Informasi serta
Delineasi Wilayah
RDTR Dalam Rangka
Mendukung Program
Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN)
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Adapun dengan melakukan perbandingan antara kegiatan yang telah


dilaksanakan oleh Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang tahun 2020 dengan
target Roadmap Renstra Direktorat Sinkronisasi Pemanfaaatan Ruang Tahun 2020-
2024 dapat diketahui apakah target Roadmap Renstra sudah dilaksanakan untuk Tahun
Anggaran 2020.

Tabel 3. 7 Perbandingan Target Roadmap Renstra Tahun 2020 dengan


Capaian Kinerja Tahun 2020
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Backlog
Kegiatan (Berdasarkan
(Berdasarkan Rancangan Renstra
Rancangan
Renstra)
Terwujudnya Jumlah rekomendasi 34 Rekomendasi 34 Rekomendasi 0 Rekomendasi
pemanfaatan sinkronisasi program
ruang yang sektoral berbasis
efektif dan rencana tata ruang
efisien (nasional dan daerah)
Jumlah rekomendasi 6 Dokumen 6 Dokumen 0 Dokumen
hasil pemantauan dan Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi
evaluasi implementasi
rencana tata ruang
(nasional dan daerah)
Jumlah Rekomendasi 10 Rekomendasi 28 Rekomendasi 0 Rekomendasi
Kesesuaian
Pemanfaatan Ruang
dengan Rencana Tata
Ruang

III-42
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Backlog
Kegiatan (Berdasarkan
(Berdasarkan Rancangan Renstra
Rancangan
Renstra)
Jumlah Rancangan 2 Permen 0 Permen 2 Permen
Norma/Standar/
Prosedur/Kriteria
(NSPK) Bidang
Pemanfaatan Ruang
Jumlah Materi Teknis 3 Materi Teknis 3 Materi Teknis 0 Materi Teknis
Norma/Standar/
Prosedur/Kriteria
(NSPK) Bidang
Pemanfaatan Ruang
Jumlah Dokumen 3 Kebijakan 3 Kebijakan 0 Kebijakan
Kebijakan Bidang
Pemanfaatan Ruang
Jumlah Dokumen 0 0 0
Kesepakatan
Kemitraan Bidang
Pemanfaatan Ruang
Jumlah Basis Data 2 Basis 2 Basis 0 Basis
Bidang Sinkronisasi Data/Komunikasi Data/Komunikasi Data/Komunikasi
Pemanfaatan Ruang Publik Publik Publik
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar pelaksanan kegiatan di
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang Tahun Anggaran 2020 telah mengacu pada
Renstra Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang Tahun 2020-2024. Terdapat
surplus pada output Rekomendasi Kesesuaian Pemanfaatan Ruang, hal ini dikarenakan
terdapat banyak surat permohonan rekomendasi yang masuk, dan yang sudah diberi
tanggapan memenuhi target yang ditentukan. Banyaknya surat permohonan
rekomendasi yang mengindikasikan bahwa banyak kegiatan yang tidak sesuai dengan
RTR. Implementasi RTR dikatakan baik, apabila surat permohonan kesesuaian
pemanfaatan ruang berkurang. Kemudian backlog pada penyusunan NSPK terjadi
karena pada tahun 2020 satuan output kegiatan masih berupa Rapermen belum
dialokasi untuk melakukan fasilitasi legalisasi NSPK. Selain itu, masih terdapat
perbedaan pendapat mengenai kewenangan untuk melakukan legalisasi terdapat di
subdit teknis atau dilakukan oleh Bagian Hukum. Tidak tercapainya pemenuhan target
Roadmap Renstra Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang tentu bisa menjadi bahan
evaluasi dalam perencanaan program dan anggaran untuk pemenuhan target renstra

III-43
lima tahun mendatang dan perlu direncanakan lebih lanjut agar pada dokumen Renstra
yang disusun terintegrasi degan dengan Rencana Kerja Pemerintah.

Untuk meningkatkan capaian kinerja tiap tahunnya, perlu penentuan kebijakan


dan strategi program yang lebih tepat sasaran, sebagai berikut:
1) Melakukan kajian reviu/evaluasi program terhadap ketercapaian dari masing-
masing ouput kegiatan selama tahun 2020, sehingga dapat diketahui kinerja
pelaksanaan kegiatan tersebut sebagai evaluasi dan masukan untuk usulan
kegiatan tahun berikutnya.
2) Pembuatan database yang berisi daftar kegiatan yang telah dilaksanakan setiap
tahunnya, sebagai bahan informasi dan masukan untuk pelaksanaan kegiatan
tahun berikutnya.
3) Penyusunan rencana kerja dan pengalokasian anggaran yang lebih efektif dan
efisien sehingga jumlah paket pekerjaan yang dapat diakomodir pada tahun
tersebut dapat lebih banyak;
4) Penyamaan persepsi proses bisnis Direktorat Jenderal Tata Ruang antar
pemangku kepentingan terutama di lingkup internal. Hal ini berpengaruh pada
rencana penyusunan kegiatan Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang setiap
tahun sebagai bentuk dukungan terhadap proses bisnis Direktorat Jenderal Tata
Ruang.

3.1.5 Perbandingan Target RPJMN Tahun 2020-2024 dengan Capaian Kinerja


Tahun 2020
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, fokus pembangunan bidang tata
ruang dalam RPJMN 2020-2024 adalah terbangunnya struktur perekonomian yang
kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
RPJMN sepertinya halnya Renstra telah memasuki awal tahun periode baru.
Pelaksanaan penyelenggaraan penataan ruang tentu mengacu pada target-target RPJMN
yang terkait dengan Program Penyelenggaraan Penataan Ruang. Target RPJMN pada
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang terdiri dari realisasi kinerja unit Eselon II
yang ada di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang. Pada RPJMN Tahun 2020-2024

III-44
kegiatan yang tercantum merupakan kegiatan yang bersifat Prioritas Nasional,
sedangkan pada Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang tahun 2020 seluruh
kegiatan yang dilaksanakan bersifat Prioritas Bidang dan Prioritas
Kementerian/Lembaga. Sehingga kegiatan tersebut tidak tercantum dalam RPJMN
Tahun 2020-2024.
Meskipun demikian, Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang tetap
mendukung pembangunan nasional secara tidak langsung. Penurunan kesenjangan
antarwilayah dan kondisi perkotaan dapat diatasi melalui pemanfaatan ruang yang
sesuai dengan rencana tata ruang. Namun, kondisi saat ini belum tercapai, karena: (1)
baru sekitar 3 persen dari target 1.838 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang telah
ditetapkan sebagai acuan perizinan dan pengendalian pemanfaatan ruang; (2) belum
tersedianya peta dasar skala 1 : 5.000 sebagai dasar penyusunan RDTR; (3) belum
berjalannya pengendalian pemanfaatan ruang secara konsisten; dan (4) masih adanya
tumpang tindih perizinan pemanfaatan ruang yang akan diselesaikan melalui
pelaksanaan kebijakan Satu Peta yang diintegrasikan dalam pelaksanaan Satu Data
Indonesia.

3.1.6 Perbandingan Target RKP Tahun 2020 dengan Capaian Kinerja Tahun
2020
Tema RKP 2020 yaitu “Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan
Berkualitas”. Beberapa isu tata ruang yang terkait tema tersebut antara lain: (1) masih
terbatasnya ketersediaan Perda rencana detail tata ruang dikarenakan keterbatasan
kapasitas sumber daya manusia dan sistem informasi penataan ruang; (2) belum
optimalnya pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang yang diakibatkan belum
lengkapnya pedoman pengendalian pemanfaatan ruang dan keterbatasan Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang penataan ruang; dan (3) belum memadainya
kualitas rencana tata ruang sehingga kurang operasional untuk dijadikan acuan
pembangunan sektoral. Pada tahun 2020 Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang
melaksanakan kegiatan yang mendukung penyelesaian isu strategis nomor 3 dengan
sasaran kegiatan pemanfaatan ruang nasional yang berbasis Rencana Tata Ruang di
tingkat nasional.
Bagian ini menampilkan perbandingan target lokasi sasaran dari kegiatan
prioritas dalam RKP 2020 yang sesuai dengan capaian kinerja Direktorat Sinkronisasi
III-45
Pemanfaatan Ruang tahun 2020. Kegiatan Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang
termasuk dalam prioritas bidang dengan 2 (dua) indikator, yaitu jumlah rekomendasi
sinkronisasi program sektoral berbasis rencana tata ruang tingkat nasional (5 tahunan
dan 1 tahunan) serta jumlah pelaksanaan monitoring dan evaluasi program K/L yang
sesuai dengan RTR tingkat Nasional. Lebih lengkapnya perbandingan target yang
tertuang dan RKP 2020 dengan capaian Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang
tahun 2020 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 8 Perbandingan Target RKP Tahun 2020


dengan Capaian Kinerja Tahun 2020
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020 Perjanjian Kinerja Direktorat Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang Tahun 2020
Indikator Target Capaian Pekerjaan Output
Jumlah rekomendasi 34 34 • Penyusunan Dokumen Matriks dan
sinkronisasi program Teknis Sinkronisasi Program peta
sektoral berbasis rencana Pemanfaatan Ruang sinkronisasi
tata ruang tingkat nasional Berbasis RTR di Pulau program
(5 tahunan dan 1 tahunan) Sumatera pemanfaatan
• Penyusunan Dokumen ruang
Teknis Sinkronisasi Program
Pemanfaatan Ruang
Berbasis RTR di Pulau Jawa-
Bali
• Penyusunan Dokumen
Teknis Sinkronisasi Program
Pemanfaatan Ruang
Berbasis RTR di Pulau
Kalimantan
• Penyusunan Dokumen
Teknis Sinkronisasi Program
Pemanfaatan Ruang
Berbasis RTR di Pulau
Sulawesi
• Penyusunan Dokumen
Teknis Sinkronisasi Program
Pemanfaatan Ruang
Berbasis RTR di Kepulauan
Nusa Tenggara
• Penyusunan Dokumen
Teknis Sinkronisasi Program
Pemanfaatan Ruang
Berbasis RTR di Kepulauan
Maluku
• Penyusunan Dokumen
Teknis Sinkronisasi Program
Pemanfaatan Ruang
Berbasis RTR di Pulau Papua
Jumlah pelaksanaan 5 KSN, 6 KSN, • Pemantauan dan Evaluasi Rekomendasi
monitoring dan evaluasi Pulau/ Pulau/ Implementasi RTR Pulau Hasil
program K/L yang sesuai Kepulauan Kepulauan Sumatera Pemantauan

III-46
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020 Perjanjian Kinerja Direktorat Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang Tahun 2020
Indikator Target Capaian Pekerjaan Output
dengan RTR tingkat • Pemantauan dan Evaluasi dan Evaluasi
Nasional Implementasi RTR Pulau
Kalimantan
• Pemantauan dan Evaluasi
Implementasi RTR Pulau
Sulawesi
• Pemantauan dan Evaluasi
Implementasi RTR KSN
Kedungsepur
• Pemantauan dan Evaluasi
Implementasi RTR KSN
Cekungan Bandung
• Pemantauan dan Evaluasi
Implementasi RTR Pulau
Papua
Sumber: Hasil Analisis, 2020

3.1.7 Analisis Keberhasilan dan Kegagalan Pencapaian Kinerja


Pada Tahun Anggaran 2020, kebijakan yang dianggap sebagai keberhasilan
dalam memperbaiki kinerja Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang adalah dengan
melakukan penyempurnaan indikator kinerja yang lebih mengarah pada outcome.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang tidak lepas dari pelaksaaan kegiatan yang mengikuti rencana
pelaksaaan kegiatan yang yang disusun pada awal tahun. Konsistensi pelaksanaan
kegiatan terhadap jadwal menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pencapaian dan
penyelesaian kegiatan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target output pekerjaan
dapat disebabkan oleh faktor teknis, non-teknis dan faktor internal serta factor
eksternal. Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan di Direktorat
Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang Tahun 2020 adalah:

1) Kerjasama yang baik dengan Bappenas dalam proses penetapan pagu dan paket
pekerjaan maupun saat pelaksanaan kegiatan berjalan;
2) Koordinasi yang intensif dengan mitra Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan
Ruang seperti Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, akademisi, pakar, dan
swasta pada setiap proses pelaksanaan pekerjaan untuk memberikan masukan
terhadap perbaikan output pekerjaan;
3) Ditetapkannya Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 22 Tahun 2019
tentang Percepatan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam mendukung penerbitan

III-47
rekomendasi pemanfaatan ruang bagi PSN, KSN, dan lokal yang belum tertuang
dalam RTRW;
4) Adanya paket pekerjaan yang sama dan dikerjakan oleh beberapa unit kerja lain
dalam lingkup Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang menciptakan
hubungan kerjasama yang erat, sehingga memudahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
5) Komitmen pimpinan terhadap pencapaian target output pekerjaan, dengan
penandatanganan Perjanjian Kinerja, keikutsertaan pimpinan dalam setiap
kegiatan, pemantauan pimpinan terhadap progres pelaksanaan kegiatan, dan
perhatian pimpinan terhadap pengembangan organisasi dengan menyusun
kajian-kajian perencanaan lainnya;
6) Pelaksanaan evaluasi secara berkala terhadap capaian keuangan dan substansi
serta kendala yang dihadapi;
7) Adanya pelaksanaan quality control terhadap tiap-tiap komponen yang
mendukung pelaksanaan kegiatan.

Kendala penyebab kegagalan beberapa kegiatan yang dilaksanakan Direktorat


Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang yang menyebabkan kualitas output kegiatan tidak
tercapai maksimal, kendala utama yang dihadapi adalah terjadinya pandemic Covid-19,
sehingga kegiatan dilaksanakan secara daring. Penyebab gagal atau tidak tercapainya
output pelaksanaan kegiatan Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang juga
dipengaruhi faktor internal maupun eksternal seperti:
1) Penundaan pelaksanaan kegiatan dikarenakan pandemic Covid-19, sehingga
sebagian besar kegiatan dilaksanakan secarang daring. Hal ini menyebabkan
inkonsistensi dalam pelaksanaan rencana kerja yang telah disusun sebelumnya.
2) Sulitnya diperoleh kesepakatan dengan para stakeholder, baik di tingkat
Kementerian/Lembaga maupun dengan Pemerintah Daerah terkait muatan
substansi;
3) Terdapat pekerjaan Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang yang
bergantung kepada institusi lain, baik di dalam maupun di luar lingkungan
Kementerian ATR/BPN, terutama pada kegiatan penyusunan NSPK bidang
Pemanfaatan Ruang;

III-48
4) Kurang tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan dalam penanganan
kasus pemanfaatan ruang nasional;
5) Kurang sinkronnya dokumen rencana tata ruang dalam penyelesaian isu
strategis pemanfaatan ruang nasional yang menjadi penanganan prioritas
penataan ruang (PSN dan KSN);
6) Kurang adanya inovasi kegiatan yang dapat menjawab permasalahan dan isu
strategis di lapangan berdasarkan Pemanfaatan Ruang;
7) Lambatnya penyampaian evidence kegiatan dari Unit Eselon III di lingkungan
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang sehingga mempengaruhi
penyelesaian input ke dalam aplikasi monev kinerja;
8) Kurangnya data dan informasi dari daerah terkait realisasi dan usulan indikasi
program dalam lingkup wilayah Korisor Ekosistem RIMBA;
9) Proses input database pada Sistem Informasi Pemanfaatan Ruang (SIFATARU)
memerlukan waktu yang cukup lama, karena adanya perbedaan format data,
sehingga perlu diseragamkan terlebih dahulu;
10)Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses pengumpulan artikel dari
narasumber/penulis di lingkungan Ditjen Tata Ruang dan Kementerian/Instansi
lain sebagai bahan input pada Bulettin Tata Ruang;
11)Penambahan kegiatan RDTR Online Single Submission yang cukup banyak (18
kegiatan) pada akhir tahun mengakibatkan perubahan pada rencana kerja,
menambah beban kerja dan target kinerja.
12)Kurangnya Sumber Daya Manusia (PNS, PPNPN, atau Konsultan Individual)
dalam penyelesaian kegiatan yang memiliki beban besar.

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kegagalan:

1) Meningkatkan konsistensi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja


yang ditetapkan dengan mengupayakan dapat mengakomodir dinamika
perubahan. Hal tersebut dilakukan guna mendukung proses pelaksanaan
pekerjaan berjalan konsisten, efektif, efisien dan akuntabel guna menunjang
keberhasilan pencapaian kebijakan serta program Direktorat Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang;

III-49
2) Meningkatkan pembinaan terhadap SDM pelaksana pekerjaan teknis Direktorat
Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang, melalui pengiriman personil untuk ikut serta
dalam pelatihan, diklat maupun training yang diselenggarakan oleh internal dan
eksternal Kementerian ATR/BPN;
3) Menetapkan indikator dan target kinerja Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan
Ruang yang mengarah pada pemrograman dan penganggaran berbasis kinerja,
dan manfaat, dengan mempertimbangkan waktu, dan sumberdaya manusia yang
ada, sebagai bentuk upaya perbaikan dan peningkatan kinerja Direktorat
Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang;
4) Meningkatkan koordinasi dan membina hubungan kerja yang baik dengan pihak
internal Direktorat Jenderal Tata Ruang dan pihak eksternal, seperti Biro
Perencanaan dan Kerjasama, Biro Hukum, Ditjen Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Penguasaan Tanah Kementerian ATR/BPN, Bappenas, Kementerian
Dalam Negeri, dan Kementerian/Lembaga lain terkait tata ruang serta
akademisi;
5) Melakukan inovasi terhadap metode sebagai masukan untuk pelaksanaan
pekerjaan serupa ke depan serta upaya menghasilkan output yang lebih
berkualitas;
6) Meningkatkan pengawalan terhadap proses penyusunan program tahunan
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang, termasuk penyusunan KAK dan
RAB, pelaksanaan pekerjaan serta proses monitoring dan evaluasi kinerja secara
berkala;
7) Perlunya integrasi untuk aplikasi monitoring dan evaluasi yang dapat memenuhi
kebutuhan monitoring evaluasi untuk berbagai keperluan dari berbagai
kepentingan agar tidak terlalu banyak aplikasi yang harus diisi dengan tujuan
yang sama;
8) Perlu ditinjau kembali SOTK antar unit kerja di jajaran Kementerian ATR/BPN
agar tidak terjadi tumpang tindih kewenangan;
9) Perlunya penambahan sumber daya manusia mengingat adanya keterbatasan
ketersediaan sumber daya manusia yang ada namun di sisi lain target yang
dibebankan cukup besar;

III-50
10)Peningkatan koordinasi serta peran aktif dari masing-masing bagian dalam
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang dan juga unit kerja Eselon II lainnya
yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan swakelola maupun kontraktual.

3.1.8 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya


Pengunaan dan pemanfaatan sumber daya dalam rangka mendukung
pelaksanaan suatu kegiatan dapat mempengaruhi seberapa besar persentase
keberhasilan suatu kegiatan dapat dilaksanakan. Sumber daya terdiri dari sumber daya
manusia, sumber daya anggaran, dan sumber daya teknis (perlengkapan dan peralatan
dalam mendukung terlaksananya kegiatan). Berikut dapat dijelaskan penggunaan
sumber daya di lingkungan Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang:
1) Penetapan paket pekerjaan yang berbasis money follow program menyebabkan
beberapa unit kerja melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Ketidaksesuaian alokasi pekerjaan tersebut berdampak terhadap
beban kerja yang ditanggung oleh suatu unit kerja dan jumlah sumber daya yang
ada didalamnya.
2) Berdasarkan analisis beban kerja pada setiap unit kerja Eselon III, uraian
capaiannya dapat terlaksana dengan adanya dukungan sumber daya manusia
dari unsur ASN, PPNPN, dan Konsulatan Individual dengan berbagai latar
belakang pendidikan, seperti Planologi, Kebijakan Publik, Ahli GIS, Hukum,
Ekonomi, Teknik Informatika, dsb.
3) Pagu anggaran Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang untuk 41 paket
pekerjaan sebesar Rp. Rp. 29,156,678,000,- dianggap cukup untuk mendukung
tercapainya sasaran yaitu terwujudnya rencana tata ruang yang semakin
dimanfaatkan; dan
4) Penyediaan sarana dan prasarana kerja dan juga penunjang pekerjaan sudah
memadai karena pada awal tahun 2020 sudah dilaksanakan pengadaan
peralatan kantor dan perbaikan utilitas ruang kerja.

3.2 Realisasi Anggaran


Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang telah digunakan untuk
mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. Pada
realisasi anggaran akan terlihat persentasi penyerapan anggaran yang dilakukan oleh

III-51
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang. Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan
Ruang mengalami perubahan DIPA sebanyak 10 kali pada tahun 2020. Perubahan
tersebut secara umum hanya terkait efisiensi anggaran untuk penanganan Pandemic
Covid-19, penyesuaian akun untuk mengakomodasi pelaksanaan kegiatan yang
berlangsung, pemindahan anggaran sisa lelang ke Sekertariat Jenderal tata Ruang, dan
penambahan anggaran kegiatan RDTR Online Single Submission.

Pada tahun 2020 Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang mendapat amanat


untuk pelaksanaan kegiatan rutin dan kegiatan strategis dengan pagu anggaran
berdasarkan DIPA akhir sebesar Rp 29,156,678,000 (dua puluh sembilan milyar seratus
lima puluh enam juta enam ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah), yang terdiri dari 15
paket kegiatan swakelola sebesar 13,266,397,000 (tiga belas milyar dua ratus enam
puluh enam juta tiga ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah) dan 26 paket kegiatan
kontraktual sebesar 15,890,281,000 (lima belas milyar delapan ratus sembilan puluh
juta dua ratus delapan puluh satu ribu rupiah). Adapun progress penyerapan anggaran
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang tahun 2020, yaitu sebesar
Rp.25,567,993,268 dengan persentase 87.69%. Adapun sisa anggaran sebesar Rp.
3,588,684,732,- yang tidak terserap lebih banyak di akun belanja perjalanan dinas
dalam kota dan perjalanan dinas luar kota. Adapun capaian realisasi keuangan tiap-tiap
output Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang sebagai berikut:

1) Rekomendasi Sinkronisasi Program Sektoral Berbasis Rencana Tata Ruang


terdiri dari 10 paket kegiatan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 7,527,819,000.
Realisasi keuangan sebesar Rp. 5,634,551,600 dengan persentase 74.85%;
2) Rekomendasi Hasil pemantauan dan Evaluasi Implementasi Rencana Tata Ruang
terdiri dari 6 paket kegiatan dengan pagu anggaran Rp. 6,854,916,000. Realisasi
keuangan Rp. 6,685,760,200 dengan persentase 97.53%;
3) NSPK Bidang Pemanfaatan Ruang terdiri dari 3 paket kegiatan dengan pagu
anggaran Rp. 2,919,450,000. Realisasi keuangan Rp. 2,383,555,500 dengan
persentase 81.64%;
4) Kebijakan Bidang Pemanfaatan Ruang terdiri dari 3 paket kegiatan dengan pagu
anggaran Rp. 1,511,133,000. Realisasi keuangan Rp. 1,201,814,600 dengan
persentase 79.53%;

III-52
5) Data, Informasi, dan Komunikasi Publik Bidang Pemanfaatan Ruang terdiri dari
20 paket kegiatan dengan pagu anggaran Rp. 8,751,013,000. Realisasi keuangan
Rp. 8,403,758,600 dengan persentase 96.03%;
6) Kemitraan Bidang Pemanfaatan Ruang terdiri dari 1 paket kegiatan dengan pagu
anggaran Rp. 1,092,347,000. Realisasi keuangan Rp. 759,687,100 dengan
persentase 69.55%; dan
7) Layanan Perkantoran terdiri dari 1 paket kegiatan dengan pagu anggaran Rp.
500.000.000. Realisasi keuangan Rp. 498,865,668 dengan persentase 99.77%.

III-53
Tabel 3. 9 Realisasi Triwulan Anggaran Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang Tahun 2020
Output/Kompenen/ PAGU TW I PAGU TW II PAGU TW III PAGU TW IV I II III IV Realisasi Akhir
Sub Komponen T R T R T R T R Tahun
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Kegiatan: 29,310,000,000 23,678,208,000 23,223,954,000 29,156,678,000 7.26 3.08 24.73 11.92 42.54 33.72 94.50 87.69 25,567,993,268
Pemanfaatan Ruang
Rasio program sektor 18,580,000,000 15,320,773,000 14,990,936,000 14,382,735,000 5.28 2.09 20.96 9.58 40.13 33.70 94.93 85.52 12,320,311,800
yang sesuai dan
selaras dengan RTR
Nasional
Penyusunan Dokumen 1,700,000,000 1,387,308,000 1,289,175,000 1,169,253,000 9.30 7.24 37.78 20.78 40.08 35.01 90.42 66.38 776,127,900
Teknis Sinkronisasi
Program Pemanfaatan
Ruang Berbasis RTR di
Pulau Sumatera
Penyusunan Dokumen 1,545,000,000 1,232,309,000 1,232,309,000 1,232,309,000 9.40 8.23 35.64 21.71 40.86 39.02 91.20 72.01 887,327,500
Teknis Sinkronisasi
Program Pemanfaatan
Ruang Berbasis RTR di
Pulau Jawa - Bali
Penyusunan Dokumen 1,600,000,000 1,224,771,000 1,224,771,000 1,182,771,000 10.00 4.08 33.72 14.50 42.92 33.08 93.26 75.92 897,901,700
Teknis Sinkronisasi
Program Pemanfaatan
Ruang Berbasis RTR di
Pulau Kalimantan
Penyusunan Dokumen 1,700,000,000 1,230,964,000 1,187,608,000 965,000,000 10.20 2.19 30.29 9.20 38.40 20.89 88.74 91.09 878,996,900
Teknis Sinkronisasi
Program Pemanfaatan
Ruang Berbasis RTR di
Pulau Sulawesi
Penyusunan Dokumen 1,475,000,000 1,099,771,000 1,051,538,000 1,057,616,000 9.80 1.76 30.76 5.91 38.82 23.80 89.16 63.82 675,021,100
Teknis Sinkronisasi
Program Pemanfaatan
Ruang Berbasis RTR di
Kepulauan Nusa
Tenggara
Penyusunan Dokumen 1,420,000,000 1,044,771,000 943,887,000 843,887,000 9.80 1.83 33.91 7.94 42.54 40.43 92.88 71.87 606,469,900
Teknis Sinkronisasi
Program Pemanfaatan
Ruang Berbasis RTR di
Kepulauan Maluku
Penyusunan Dokumen 1,540,000,000 1,070,963,000 1,031,732,000 1,076,983,000 10.10 1.88 30.35 9.44 38.06 25.13 88.40 84.75 912,706,600
Teknis Sinkronisasi
Program Pemanfaatan
Ruang Berbasis RTR di
Pulau Papua
Pemantauan dan 1,250,000,000 1,195,519,000 1,195,519,000 1,130,519,000 0.00 0.00 10.00 8.63 40.00 34.50 100.00 99.16 1,121,029,000
Evaluasi Implementasi
RTR Pulau Sumatera
Pemantauan dan 1,350,000,000 1,267,475,000 1,267,475,000 1,157,475,000 0.00 0.00 10.00 8.83 40.00 35.32 100.00 99.24 1,148,727,800

III-54
Output/Kompenen/ PAGU TW I PAGU TW II PAGU TW III PAGU TW IV I II III IV Realisasi Akhir
Sub Komponen T R T R T R T R Tahun
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Evaluasi Implementasi
RTR Pulau Kalimantan
Pemantauan dan 1,450,000,000 1,427,836,000 1,427,836,000 1,427,836,000 0.00 0.00 10.00 8.88 40.00 36.12 100.00 95.54 1,364,136,500
Evaluasi Implementasi
RTR Pulau Sulawesi
Pemantauan dan 1,200,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 0.00 0.00 0.00 0.00 40.00 38.71 100.00 98.21 982,072,500
Evaluasi Implementasi
RTR Kepulauan Maluku
Pemantauan dan 1,150,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 0.00 0.00 0.00 0.00 40.00 39.50 100.00 98.76 987,604,000
Evaluasi Implementasi
RTR Kepulauan Nusa
Tenggara
Pemantauan dan 1,200,000,000 1,139,086,000 1,139,086,000 1,139,086,000 0.00 0.00 10.00 8.78 40.00 36.58 100.00 95.01 1,082,190,400
Evaluasi Implementasi
RTR Pulau Papua
Persentase 3,680,000,000 3,097,450,000 3,097,450,000 2,919,450,000 5.53 4.26 24.03 10.85 38.74 27.07 93.36 80.08 2,383,555,500
pemenuhan, realisasi
waktu dan kualitas
NSPK bidang
pemanfaatan ruang
Petunjuk Teknis Tata 1,200,000,000 941,441,000 941,441,000 1,015,538,000 10.50 1.78 31.99 12.31 38.15 21.39 90.05 87.93 892,980,800
Cara Penyusunan
Indikasi Program
Pemanfaatan Ruang
RTRW Provinsi,
Kabupaten/Kota
Penyusunan Materi 1,200,000,000 1,153,212,000 1,153,212,000 1,037,410,000 0.00 7.00 10.00 9.00 40.00 35.98 100.00 100.00 1,037,410,000
Teknis Pedoman
Rehabilitasi Ruang
Pasca Bencana
Penyusunan Materi 1,280,000,000 1,002,797,000 1,002,797,000 866,502,000 6.10 4.01 30.09 11.26 38.06 23.85 90.02 52.30 453,164,700
Teknis Pedoman
Mekanisme Kerjasama
Antar Wilayah Dalam
Perwujudan Program
Pemanfaatan Ruang
Rasio tindak lanjut 1,500,000,000 1,183,359,000 1,139,305,000 1,092,347,000 21.00 7.00 30.14 18.65 38.36 29.13 90.66 69.55 759,687,100
rekomendasi
penyelesaian masalah
pemanfaatan ruang
Fasilitasi Koordinasi 1,500,000,000 1,183,359,000 1,139,305,000 1,092,347,000 21.00 7.00 30.14 18.65 38.36 29.13 90.66 69.55 759,687,100
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Nasional
Persentase dukungan 5,050,000,000 3,576,626,000 3,496,263,000 3,467,263,000 10.13 4.77 32.37 17.79 50.37 36.40 94.80 89.06 3,084,666,000
kebijakan dan
kemitraan bidang
pemanfaatan ruang

III-55
Output/Kompenen/ PAGU TW I PAGU TW II PAGU TW III PAGU TW IV I II III IV Realisasi Akhir
Sub Komponen T R T R T R T R Tahun
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Penyusunan Rencana 700,000,000 332,014,000 332,014,000 332,014,000 10.20 6.11 35.45 21.56 53.67 42.11 95.00 92.74 307,919,100
Kegiatan Pemanfaatan
Ruang
Monitoring dan Evaluasi 1,150,000,000 680,154,000 610,370,000 610,370,000 8.80 5.90 29.13 13.63 40.72 32.61 91.14 85.58 522,380,500
Kinerja Pelaksanaan
Kegiatan Pemanfaatan
Ruang
Penyusunan Program 900,000,000 568,749,000 568,749,000 568,749,000 8.80 7.79 34.08 15.75 47.58 21.38 91.80 65.32 371,515,000
Pemanfaatan Ruang
Berbasis RTR Pada
Kawasan Koridor
Ekosistem di Pulau
Sumatera
Pengelolaan Sistem 1,300,000,000 1,232,072,000 1,232,072,000 1,203,072,000 0.00 0.00 10.00 9.06 40.00 36.23 100.00 98.89 1,189,722,000
Informasi Pemanfaatan
Ruang
Penerbitan Buletin Tata 1,000,000,000 763,637,000 753,058,000 753,058,000 8.00 6.01 35.57 15.97 45.29 39.52 90.86 92.04 693,129,400
Ruang
Presentase 0 0 0 6,794,883,000 0 0 0 0 0 0 0 95.95 6,520,907,200
Pemenuhan
Kebutuhan Data dan
Informasi serta
Delineasi Wilayah
RDTR Dalam Rangka
Mendukung Program
Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN)
Kompilasi Data dan - - - 385,946,000 - - - - - - - 96.69 373,190,000
Delineasi Lokasi RDTR
Kota Padang Pariaman
Kompilasi Data dan - - - 385,946,000 - - - - - - - 96.89 373,934,000
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Pesisir Selatan
Kompilasi Data dan - - - 385,946,000 - - - - - - - 96.97 374,235,400
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Kepulauan
Mentawai
Kompilasi Data dan - - - 385,946,000 - - - - - - - 96.79 373,565,000
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Kampar
Kompilasi Data dan - - - 396,015,000 - - - - - - - 96.72 383,031,000
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Ogan Komering Ilir
Kompilasi Data dan - - - 396,015,000 - - - - - - - 96.77 383,240,000
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Ogan Komering Ulu
Timur
Kompilasi Data dan - - - 388,200,000 - - - - - - - 96.19 373,424,000

III-56
Output/Kompenen/ PAGU TW I PAGU TW II PAGU TW III PAGU TW IV I II III IV Realisasi Akhir
Sub Komponen T R T R T R T R Tahun
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. BelitungTimur
Kompilasi Data dan - - - 368,302,000 - - - - - - - 95.37 351,252,000
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Pesawaran
Kompilasi Data dan - - - 368,302,000 - - - - - - - 96.48 355,330,000
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Lampung Selatan
Kompilasi Data dan - - - 368,302,000 - - - - - - - 90.82 334,510,000
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Lampung Tengah
Kompilasi Data dan - - - 363,104,000 - - - - - - - 93.71 340,249,800
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Sanggau
Kompilasi Data dan - - - 364,904,000 - - - - - - - 95.73 349,332,500
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Kayong Utara
Kompilasi Data dan - - - 363,104,000 - - - - - - - 95.42 346,456,000
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Kubu Raya
Kompilasi Data dan - - - 364,904,000 - - - - - - - 97.45 355,591,500
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Ketapang
Kompilasi Data dan - - - 375,747,000 - - - - - - - 97.67 366,998,500
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Kotawaringin
Barat
Kompilasi Data dan - - - 375,447,000 - - - - - - - 96.84 363,588,500
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Kapuas
Kompilasi Data dan - - - 375,447,000 - - - - - - - 95.24 357,564,000
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Kotawaringin
Timur
Kompilasi Data dan - - - 383,306,000 - - - - - - - 95.33 365,415,000
Delineasi Lokasi RDTR
Kab. Bulungan
Layanan Perkantoran 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 25.00 50.00 74.97 100.00 99.77 498,865,668
Operasional dan 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 25.00 12.80 50.00 40.41 74.97 70.64 100.00 99.77 498,865,668
Pemeliharaan Kantor
Sumber: Hasil Analisis, 2020

III-57
Dalam melaksanakan realisasi keuangan tahun 2020, Direktorat Sinkronisasi
Pemanfaatan Ruang mengalami beberapa kendala sebagai berikut:
1) Pelaksanaan kegiatan tidak dapat dilaksanakan secara tatap muka, sehingga
anggaran tidak dapat digunakan untuk kegiatan FGD atau Konsinyasi, serta
kegiatan survei ke daerah tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Sebagian
besar kegiatan dilakukan secara daring;
2) Terbatasnya anggaran kegiatan yang bersumber dari dana PNBP, sehingga
pelaksanaan kegiatan pada akhir tahun tidak dapat diselenggarakan; dan
3) Cukup tingginya dinamika perubahan kebijakan terkait pemprograman dan
penganggaran yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan.

Sandingan realisasi keuangan dilakukan dengan menyandingkan realisasi


keuangan Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang dengan Direktorat Jenderal Tata
Ruang dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Hal
tersebut untuk mengetahui besaran konstribusi penyerapan dan efisiensi anggaran
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang terhadap penyerapan anggaran di
Direktorat Jenderal Tata Ruang dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional. Apabila realisasi anggaran Kementerian lebih tinggi dibandingkan
unit kerja di bawahnya, dapat dikatakan bahwa penggunaan anggaran di unit kerja
Eselon I dan Eselon II tersebut tidak efisien. Berikut adalah sandingan realisasi
anggaran Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang terhadap Direktorat Jenderal
Tata Ruang dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

Tabel 3. 10 Perbandingan Realisasi Anggaran

Unit Kerja Pagu Realisasi %


Kementerian ATR/BPN 8,269,382,086,000 6,925,303,785,184 83.75
Ditjen Tata Ruang 232,595,929,000 213,412,761,553 91.75
Dit Sinkronisasi Pemanfaatan 29,156,678,000 25,567,993,268 87.69
Ruang

III-58
Gambar 3. 6 Grafik Perbandingan Realisasi Anggaran

Realisasi dan efisiensi anggaran Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang


dibandingkan Direktorat Jenderal Tata Ruang lebih rendah namun bila dibandingkan
dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional lebih tinggi.
Dapat diambil kesimpulan jika dibandingkan dengan Direktorat Jenderal Tata Ruang,
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang sedikit tidak efisien, namun bila dibanding
dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Direktorat
Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang efisien dalam realisasi anggaran.

III-59

Anda mungkin juga menyukai