Pratikum Peribadatan
Dosen Pengampu :
Mahmudatus Sa’diyah, M.E.Sy
Oleh
No Nama NIM
.
EKONOMI ISLAM
2020
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
maka saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mandi Janabah (Besar)”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pratikum
Peribadatan. Makalah ini berisi tentang Mandi Janabah (Besar), makalah ini saya
lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang
dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan Mandi Janabah
(Besar), penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari
makalah saya. Makalah ini juga saya lengkapi dengan daftar pustaka yang
menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam penyusunan. Saya menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan makalah ini akan saya terima. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.
Karina Zulaikha
Della Awaliya
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
3.1. Simpulan....................................................................................................................11
3.2. Saran..........................................................................................................................11
4
BAB I
PENDAHULUAN
Mandi besar, mandi Janabah atau mandi wajib adalah mandi dengan
menggunakan air suci dan bersih (air mutlak) yang mensucikan dengan
mengalirkan air tersebut ke seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai
ujung kaki. Tujuan mandi wajib adalah untuk menghilangkan hadas besar
yang harus dihilangkan sebelum melakukan ibadah sholat. Maka dari itu kita
sebagai ummat muslim sangat penting untuk mengetahui bagaimana tata cara
Mandi besar, mandi Janabah atau mandi wajib sesuai dengan tuntunan
Rosulullah SAW. Agar ibadah-ibadah yang kita lakukan bisa diterima dan
mendapatkan pahala
5
BAB II
PEMBAHASAN
Mandi dalam bahasa Arab disebut dengan istilah al-ghusl ( ) الغسل. Kata
ini memiliki makna yaitu menuangkan air ke seluruh tubuh. Sedangkan secara
istilah, para ulama menyebutkan definisinya yaitu :
Memakai air yang suci pada seluruh badan dengan tata cara tertentu dengan
syarat-syarat dan rukun-rukunnya. Adapun kata Janabah dalam bahasa Arab
bermakna jauh ( دEُ ) البُ ْعdan lawan dari dekat ( ض ُّد الق َرابَة
ِ ), Sedangkan secara
istilah fiqih, kata janabah ini menurut Al-Imam An-Nawawi rahimahullah
berarti Janabah secara syar'i dikaitkan dengan seseorang yang keluar mani
atau melakukan hubungan suami istri, disebut bahwa seseorang itu junub
karena dia menjauhi shalat, masjid dan membaca Al-Quran serta dijauhkan
atas hal-hal tersebut. Mandi Janabah sering juga disebut dengan istilah 'mandi
wajib'. Mandi ini merupakan tatacara ritual yang bersifat ta`abbudi dan
bertujuan menghilangkan hadats besar.
6
mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau
dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi
Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS.Al-Maidah (5):6)
1. Keluarnya Sperma
Yakni keluarnya sperma dari penis (bagi laki-laki) atau vagina (bagi
perempuan), baik disertai kenikmatan yang nyata maupun yang tidak nyata,
misalnya orang mimpi basah yang mendapatkan kemaluannya basah namun
tidak merasakan syahwat.
2. Persetubuhan ( Coitus )
Hal ini didasarkan pada firman Allah “ Dan jika kamu junub maka mandilah
(QS. Al-Maidah (5):6). Imam Asy-syafi’i mengatakan kata jinabat (junub)
7
dalam bahasa Arab ditujukan untuk menyebut makna hakiki bersetubuh
(senggama), meskipun tidak keluar sperma.
Para sahabat dan generasi setelah mereka telah menyepakati secara bulat
kewajiban mandi. Karena berhentinya aliran darah haid dan nifas berdasarkan
keterangan yang dikemukakan oleh Aisyah,bahwasanya Fatimah binti Abi
Hubaisy mengalami pendarahan istihadhah (di luar waktu haid).
5. Meninggal Dunia
8
6. Masuk Islam
1. Niat.
2. Membersihkan badan dari najis.
3. Mengalirkan air ke seluruh rambut dan permukaan kulit.
9
4) Kemudian membasuh segala sesuatu kotoran dan najis yang ada di
kemaluan dan tubuhnya.
5) Kemudian berwudhu sebagaimana wudhu melaksanakan shalat.
6) Kemudian menciduk satu cidukan air lalu memasukan jari-jari ke
pangkal-pangkal rambut kepala dan jenggot.
7) Kemudian siramkan air ke atas kepala tiga kali.
8) Setelah itu siramkan air ke seluruh tubuh, dimulai dari bagian yang
kanan, kemudian yang kiri sambil membersihkan lekukan-lekukan
tubuh, seperti bagian ketiak, bagian dalam telinga, tali pusat, bagian
belakang bokong, jari-jari kaki, lipatan-liptan perut, dan lain
sebagainya.
9) Aliran air keseluruh bagiam tersebut, dan gosok-gosok tangan ke seluruh
tubuh.
Jika mandi di sungai atau sejenisnya, maka langsung dengan menyelam agar
air bisa sampai ke semua kulit dan rambutnya, baik yang tampak maupun
tidak dan sampai ke pangkal tumbuhnya rambut. Namun, sebelumnya
disunnahkan mengucapkan niat sejak pertama kali masuk ke dalam aktivitas
mandi dan terus menetapkan niat sampai selesai mandi. Untuk memastikan
apakah air sudah merata ke seluruh tubuh, cukup dengan perkiraan saja,
kemudian setelah itu pindah dari tempat mandinya, dan membasuh kedua
telapak kakinya jika sebelumnya tidak dibasuh.
10
2.6. Sunah Mandi Janabah (Besar)
Adapun sunnah dalam mandi wajib menurut mazhab Syafi’i ada lima yaitu :
11
kepada mereka “Seandainya kalian mandi pada hari Jumat.” (HR.
Muslim)
3. Mendapatkan rasa semangat. Karena tubuh yang diguyur air ketika
mandi itu menumbuhkan rasa semangat. Serta hilang rasa lesu, letih
dan malas. Terlebih jika ia telah menjalani hal-hal yang mewajibkan
mandi seperti berhubungan badan yang membuat badan lemas. Maka,
syariat mewajibkan mandi untuk membangkitkan semangat umat
muslim lagi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Mandi adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan cara tertentu dan
disertai denga niat. Di dalamnya juga terdapat rukun-rukunnya, diantaranya
niat dan meratakan air ke seluruh tubuh. Kita dituntut untuk mengetahui dan
menerapkannya dalam kehidupan. Selain itu kita juga dapat mempelajari dan
mengetahui sunah-sunah mandi maupun hal-hal yang mengharuskan mandi,
diantaranya Janabah, keluar mani, terhentinya haid, wiladah, orang Kafir
masuk Islam, dan memandikan jenazah. Dengan demikian kita dapat
mengambil manfaat dari apa yang kita yang pelajari agar menambah
keyakinan kita dalam beribadah dan senantiasa membiasakan hidup bersih,
baik jasmani maupun rohani.
Dengan adanya pemahaman serta kesadaran dalam diri, kita juga harus
memberikan pemahaman kepada yang lain untuk mengajak membiasakan
hidup bersih, agar umat Islam selalu dalam ketentrraman, itu semua akan
terwujud dan terlaksana apabila semua khalayak ikut serta dalam menciptakan
hidup bersih dan indah.
3.2. Saran
Apapun makalah ini adalah makalah hasil pemikiran sendiri, yang didasari
dari refrensi-refrensi yang kami dapatkan baik berupa buku diperpustakaan
maupun dari pengetahuan online. Jika terjadi kesalahan dan kekurangan dari
makalah kami, kami berharap kritik dan saran untuk mewujudkan kelebihan
dikemudian harinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14