Anda di halaman 1dari 11

JURNAL LENSA PENDAS

Volume 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 36-46


Available online at http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/lensapendas

STUDI TENTANG PEMBENTUKAN KEBIASAAN DAN PERILAKU


SOSIAL SISWA (STUDI KASUS DI SDN 1 WINDUJANTEN)

Nunu Nurfirdaus1, Risnawati2


Program Studi PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan
Jalan R.A Mertasiah Soepomo No. 28B, Kuningan, Jawa Barat, 45511
Email: nunu@upmk.ac.id1, risnawatirahman43@gmail.com2

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang kebiasaan dan perilaku
sosial siswa SDN 1 Windujanten. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
deskriptif kualitatif dengan metode penentuan narasumber menggunakan teknik purposive
sampling. Narasumber pokok dalam penelitian ini adalah 3 orng siswa kelas IV, 3 orang siswa
kelas V, 3 orang siswa kelas VI, 5 orang guru dan kepala sekolah SDN 1 Windujanten.
Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembentukan kebiasaan dan perilaku sosial siswa dilingkungan sekolah
sangat baik. Hal tersebut ditunjang dengan adanya kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai yang
diterapkan oleh guru terhadap siswa. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan mengenai
penelitian ini yaitu agar kerjasama antara orang tua siswa dan pihak sekolah lebih intens lagi
dalam hal menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam membentuk dan menrapkan
nilai-nilai yang baik terhadap siswa. Karena bagaimanapun juga kerjasama antara pihak
sekolah dan orang tua siswa sangat dibutuhkan dalam mendidik siswa.
Kata kunci : Kebiasaan, Perilaku Sosial siswa

ABSTRACT
The purpose of this study was to find out about the social habits and behavior of
Windujanten 1 Elementary School students. The method used in this study is descriptive
qualitative with the method of determining resource persons using purposive sampling
technique. The main resource persons in this study were 3 class IV students, 3 grade V
students, 3 grade VI students, 5 teachers and the principal of Windujanten Elementary School
1. Data collection techniques are observation, interview and documentation. The results
showed that the formation of habits and social behavior of students in the school environment
was very good. This is supported by the habits and values applied by the teacher to students.
The recommendations that can be given regarding this research are that the collaboration
between parents of students and the school is more intense in terms of applying good habits in
forming and applying good values to students. Because after all the collaboration between the
school and parents of students is needed in educating students.
Keywords: Habits, student social behavior.

36
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 36-46
Nunu Nurfirdaus1, Risnawati2, Pengembangan Kosa Kata Bahasa Arab melalui ....
PENDAHULUAN merupakan hal biasa yang mereka lihat
Pendidikan adalah adanya usaha dalam sebuah tayangan sinetron.
yang dilakukan secara sengaja dan Lingkungan merupakan salah satu faktor
sistematis dengan tujuan membina, yang mempengaruhi terhadap
memotivasi, membantu dan untuk pembentukan dan perkembangan perilaku
membimbing seorang individu untuk individu, baik lingkungan fisik maupun
mengembangkan segala potensi yang lingkungan sosiopsikologis, termasuk
dimilikinya agar ia mencapai kualitas diri didalamnya adalah belajar.
yang lebih baik.Hamdani (2011: 17). Perilaku sosial yang akhirnya akan
Menurut Undang-undang No. 20 membentuk karakter seseorang seyogyanya
tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar mengarah pada karakter yang baik dan
dan terencana untuk mewujudkan susasana sesuai dengan tujuan pendidikan. Pada
belajar dan proses pembelajaran sehingga hakikatnya lingkungan sekolah merupakan
peserta didik secara aktif mengembangkan salah satu elemen penting sebagai tempat
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan untuk mendidik manusia menjadi lebih
spiritual keagamaan, pengendalian diri, baik, termasuk dalam pembentukan
kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta karakter, sikap dan kejujuran pada peserta
keterampilan yang diperlukan dirinya, didik yang seharusnya. Namun pada
masyarakat, bangsa dan negar. Semua kenyataanya, yang sering ditemui adalah
elemen dalam kehidupan mengalami sikap tidak jujur siswa saat ujian, kurang
perkembangan dari waktu kewaktu sopan terhadap guru, bolos sekolah, datang
termasuk dalam dunia pendidikan. terlambat, tidak mengerjakan PR, membuat
Dampak yang terjadi dari adanya kegaduhan saat proses KBM berlangsung
perkembangan zaman atau dampak dari dan sebagainya. Seorang guru kadang
globalisasi dapat berupa dampak positif menemui anak didiknya melakukan hal
dan dampak negatif. Salah satu dampak yang tidak jujur. Mulai dari hal seperti
positifnya adalah dapat mempermudah alasan datang terlambat, tidak mengerjakan
atau mempercepat manusia dalam tugas, menyontek saat ujian dan
mendapatkan informasi, sedangkan sebagainya.
dampak negatifnya adalah anak-anak usia Keadaan tersebut bisa saja terjadi
sekolah disuguhi informasi-informasi yang disekolah manapun, keadaan yang
tidak seharusnya, menonton sinetron untuk demikian juga bisa saja terjadi di SDN 1
orang dewasa, bermain game yang kurang Windujanten, dimana sekolah ini
edukatif. menampung siswa-siswi dengan latar
Tidak jarang hal-hal seperti itu ditiru belakang kebiasaan dan keluaarga yang
oleh anak usia sekolah dalam berbeda-beda. Lalu bagaimana dengan
kehidupannya sehari-hari yang pada fungsi sekolah sebagai tempat pendidikan,
akhirnya menjadi sebuah kebiasaan dan jika disekolah itu sendiri kadang masih
menjadi perilaku sosial. Tidak menutup terjadi hal seperti diatas. Abuddin Nata
kemungkinan bahwa anak usia sekolah (dalam Maisah, 2013: 78) menjelaskan
tidak sopan pada guru dan orang tuanya, “beberapa gejala kemerosotan moral yang
bermalas-malasan, bolos, menyontek, benar-benar mengkhawatirkan pada saat
mengganggu teman dan sebagainya karena ini yaitu kejujuran, kebenaran, keadilan,
37
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 36-46
Nunu Nurfirdaus1, Risnawati2, Pengembangan Kosa Kata Bahasa Arab melalui ....
tolong-menolong, dan kasih sayang sudah Prayitno (2004: 19) mengatakan
tertutup dengan penyelewengan, penipuan, bahwa kebiasaan adalah tingkah laku yang
penindasan, saling menjegal dan saling cenderung selalu ditampilka oleh individu
merugikan”. dalam menghadapi keadaan tertentu atau
Berdasarkan wawancara terbuka ketika berada dalam keadaaan tertentu,
terhadap guru SDN 1 Windujanten yang kebiasaan terwujud dalam tingkah laku
dilakukan peneliti pada tanggal 12 Februari nyata seperti memberi salam, tersenyum,
2018 dapat diperoleh informasi bahwa ataupun yang tidak nyata seperti berpikir,
meskipun siswa dapat diatur dan menuruti merasakan dan bersikap. Sikap dan
setiap tatatertib dan peraturan-peraturan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari,
yang ada disekolah namun masih saja ada seperti dalam hubungan sosial, megikuti
siswa yang kadang melanggar. Dengan aturan, belajar serta sikap dan kebiasaan
wawancara yang sama diperoleh informasi dalam menghadapi kondisi tertentu seperti,
juga bahwa masih ada siswa yang jatuh sakit, menghadapi ujian, bertemu
berperilaku tidak sesuai dengan yang guru atau orang tua dan ketika mempunyai
diharapkan seperti ada yang tidak sesuatu yang menakutkan dan lain
mengerjakan PR, terlambat kesekolah, sebagainya.
bolos, berantem dengan teman. Hal Lebih lanjut Sumadi (Muhyono,
tersebut dapat berdampak negatif baik 2001: 12) menyatakan bahwa kebiasaan
terhadap diri siswa secara pribadi maupun bisa diartikan sebagai hal-hal yang
pada teman-temannya atau lingkungannya dilakuan berulang-ulang, sehingga dalalm
disekolah. Karena dengan adanya hal melakukan itu tanpa memerlukan
tersebut dikhawatirkan jika siswa terbiasa pemikiran. Misalnya orang yang biasa
dan dapat pula mempengaruhi belajar diwaktu subuh, akan melakukannya
lingkungannya. Bagaimana nasib negara setiap hari tanpa begitu memerlukan
kita beberapa tahun yang akan datang jika pemikiran dan konsentrasi yang penuh.
hal-hal seperti diatas masih terjadi Sehubungan dengan hal tersebut,
terutama dilingkungan sekolah. Hal Burghardt (Syah, 2010: 116) mengatakan
tersebut terjadi bukan karena tanpa sebab, bahwa kebiasaan adalah proses penyusutan
salah satu faktor terjadinya adalah adanya kecenderungan respon dengan
perilaku sosial yang mempengaruhi dalam menggunakan stimulasi yang berulang-
pembentukan karakter peserta didik. ulang, sehingga muncul suatu pola tingkah
Pengertian Kebiasaan laku baru yang relatif menetap dan
Makna kebiasaan berasal dari kata otomatis. Paparan mengenai kebiasaan
biasa, yang mengandung arti pengulangan yang dijelaskan membentuk kebiasaan
atau sering melakukan walau dalam waktu siswa dalam membentuk perilaku sosial
yang berbeda dan ditempat yang berbeda siswa di sekolah pada khususnya dan
pula. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan menjadikan kebiasaan aktivitas kehidupan
tidak terlepas dari sebuah nilai-nilai atau sehari-hari, kehidupan pribadi seperti:
values. Kebiasaan yaitu sesuatu yang biasa kebiasaan bermain, kebiasaan di kelas,
dikerjakan, tingkah laku yang sering makan, minum, tidur, shalat, berdoa,
diulang sehingga lama-kelamaaan menjadi belajar, megikuti tata tertib atau aturan,
otomatis dan bersifat menetap. norma-norma dan aktivitas lainnya.
38
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 36-46
Nunu Nurfirdaus1, Risnawati2, Pengembangan Kosa Kata Bahasa Arab melalui ....
Pembentukan Karakter atau buruk yang berasal dari kebiasaan
Kata karakter berasal dari bahasa yang dilakukan oleh seseorang.
Yunani yang berarti “to mark” (menandai)
Pengertian Perilaku Sosial
dan memfokuskan, bagaimana
Perilaku sosial adalah adanya suatu
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam
hubungan yang dilakukan oleh manusia
bentuk tindakan atau tingkah laku,
dengan lingkungan sekitar. Perilaku sosial
sedangkan dalam bahasa latin, karakter
adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang
bermakna membedakan tanda, sifat
terhadap orang lain atau sebaliknya dalam
kejiwaan, tabiat, dan watak.
rangka memenuhi diri atau orang lain yang
Menurut Muchlas Samani (Maisah,
sesuai dengan tuntutan sosial.
2013: 35) karakter dimaknai sebagai cara
Maisah (2013: 105-106) mengatan
berpikir dan berperilaku yang khas tiap
bahwa manusia secara instinktif adalah
individu dan bekerja sama, baik dalam
mahluk sosial, dimana ia tidak akan dapat
lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa
hidup tanpa bantuan orang lain. Karenanya
dan negara. Sedangkan Kamus Besar
ia membutuhkan teman serta masyarakat
Bahasa Indonesia (Sutarna, 2018:61)
untuk berinteraksi dan bergaul, baik
menyebutkan karakter berarti sifat-sifat
pergaulan bsrsifat batin ataupun lahiriah
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
sesuai yang dibutuhkan. Fatimah (2010:
membedakan seseorang dari yang lain,
207) mengatakan bahwa dalam kehidupan
tabiat, watak. Individu yang berkarakter
di masyarakat terjadi proses saling
baik adalah individu yang dapat membuat
mempengaruhi satu sama lain yang terus-
keputusan dan siap mempertanggung
nenerus dan silih berganti dari proses
jawabkan setiap akibat dari keputusaannya.
tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan
Karakter dapat dianggp sebagai nilai-nilai
pola tingkah laku yang sesuai dengan
perilaku manusia yang berhubungan
aturan, hukum, adat istiadat, nilai dan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
norma sosial yang berlaku dalam
sendiri, sesama manusia, lingkungan dan
masyarakat.
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
Perilaku sosial seseorang merupakan
perasaan perkataan dan perbuatan
sikap relatif untuk menanggapi orang lain
berdasarkan norma-norma agama, hukum,
dengan cara-cara yang berbeda-beda.
tata krama, adat istiadat dan estetika.
Misalnya dalam melakukan kerja sama,
Menurut Zubaedi (2011: 12)
ada orang yang melakukannya dengan
seseorang bisa disebut orang yang
tekun, sabar dan selalu mementingkan
berkarakter (a person of character) apabila
kepentingan bersama diatas kepentingan
perilakunya sesuai dengan kaidah moral.
pribadinya. Sementara dipihak lain, ada
Lebih lanjut menurut Alwisol (Zubaedi,
orang yang bermalas-malasan, tidak
2011: 11-12) karakter diartikan sebagai
sabaran dan hanya ingin mencari untung
gambaran tingkah laku yang menonjolkan
sendiri. Dasar dari uraian ditas adalah
nilai benar-salah, baik-buruk, baik secara
bahwa manusia merupakan mahluk sosial.
eksplisit maupun implisit. Berdasarkan
Berdasarkan pemaparan diatas maka
beberapa pengertian diatas, maka dapat
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
disimpulkan bahwa karakter adalah sikap
setiap yang menyebabkan terjadinya
dan perilaku seseorang yang dinilai baik
39
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 36-46
Nunu Nurfirdaus1, Risnawati2, Pengembangan Kosa Kata Bahasa Arab melalui ....
interaksi sosial dapatlah dikatakan sebagai hingga ia mencapai usia remaja. Dalam
situasi sosial. Contoh situasi sosial melaksanakan tanggungjawab orang tua
misalnya dilingkungan pasar, pada saat melaksanakannya dengan penuh rasa
rapat atau dalam lingkungan pembelajaran amanah, melaksanakan kewajiban-
pendidikan jasmani. kewajiban dengan penuh kesungguhan
serta sesuai denga petunjuk Islam sehingga
Pembentukan Perilaku Sosial
seluruh usahanya mampu membentuk
Departemen Pendidikan Nasional
individu yang penuh dengan kepribadian
(Fajar 2017: 22) mengatakan bahwa
dan keistimewaan. Berdasarkan pemaparan
pembentukan berasal dari kata “bentuk”
diatas maka dapat dikatakan bahwa
yang artinya wujud yang ditampilkan.
perilaku sosial merupakan tindakan yang
Sedangkan pengertian pembentukan
ditunjukkan oleh orang atau individu
seindiri adalah proses, cara dan perbuatan
dalam masyarakat yang pada dasarnya
membentuk. Bandura (Syah, 2012: 43)
sebagai respon dari hubungan timbal balik
mengatakan bahwa “tingkah laku manusia
(interaksi) antar pribadi dan lingkungan.
bukan semata-mata refleks otomatis atas
stimulus, melainkan juga merupakan reaksi Faktor-faktor Pembentuk Perilaku
yang timbul akibat interaksi antara Sosial
lingkungan dengan skema kognitif Perilaku sosial dapat terbentuk dari
manusia itu sendiri. adanya interaksi manusia sebagai mahluk
Walgito (2017: 12) mengatakan sosial dan mahluk individu. Lingkungan
bahwa perilaku pada manusia dapat sangat berpengaruh dalam pembentukan
dibedakan antara perilaku yang refleksif perilaku sosial seseorang. Interaksi
dan perilaku yang non-refleksif. Perilaku seseorang terbentuk pertama kali dalam
refleksif yaitu perilaku yang terjadi secara lingkungan keluarga. Menurut Syah (2014:
spontan misalnya reaksi kedip mata ketika 50) fatktor yang sangat berpengaruh dalam
terkena sinar matahari. Sedangkan prilaku perkembangan sosial pesetra didik adalah
non-refleksif yaitu perilaku yang orang tua dan guru. Selanjutnya
dikendalikan oleh pusat kesadaran atau pendidikan baik yang berlangsung secara
otak. Islam telah menyoroti bahwa formal di madrasah atau di sekolah
tanggungjawab besar yang harus maupun yang berlangsung secara informal
diperhatikan salah satunya adalah dilingkungan keluarga memiliki peranan
pembentukan perilaku anak yang penting dalam mengembangkan
merupakan tanggungjawab seorang psikososial peserta didik.
pendidik (orang tua) terhadap orang-orang Albert Bandura (Syah 2014: 162)
yang ada dipundaknya, tanggungjawab mengemukakan bahwa perkembangan
tersebut berupa pengajaran, bimbingan dan sosial dan moral terjadi karena adanya
pendidikan yang akan mengantarkan anak perlunya imitation (peniruan perilaku) dan
pada proses pembentukan perilaku sosial. modelling (penyajian contoh perilaku)
Oleh karena itu tanggungjawab ini sedangkan sikap, perilaku sosial dan moral
bukanlah hal yang kecil dan ringan, peserta didik dapat dikembangkan dengan
dimana pembentukan tersebut telah cara conditioning (pembiasaan merespon)
dituntut sejak seorang anak dilahirkan dan imitation (peniruan) terhadap model.

40
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 36-46
Nunu Nurfirdaus1, Risnawati2, Pengembangan Kosa Kata Bahasa Arab melalui ....
Proses emansipasi dan individuasi lainnya, interaksi sosial merupakan
teman-teman sebaya mempunyai peranan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh
yang dapat membantu terhadap manusia.
menumbuhkan kepercayaan juga dari METODOLOGI PENELITIAN
dirinya, disamping itu, perkembangan Menurut Sugiyono (2015: 3), metode
motivasi dan identitas, jati diri serta penelitian pada dasarnya merupakan cara
kelamin sangat penting terhadap perubahan ilmiah untuk mendapatkan data dengan
perilaku. Karena kesadaran jenis kelamin tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan
akan dapat membantu memahami diri dan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang
menumbuhkan motivasi sesuai dengan perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data,
keadaan dirinya, juga perkembangan tujuan dan kegunaan. Maka dari pengertian
pengertian norma atau moralitas diatas kita dapat mengetahui bahwa
mendapatkan kemajuan yang esensial metode penelitian adalah suatu cara untuk
dalam periode ini, yakni semakin memecahkan masalah ataupun cara
berkembang anak diharapkan semakin mengembangkan ilmu pengetahuan dengan
dapat menyesuaikan diri dengan norma menggunakan metode ilmiah. Menurut
yang ada dan secara otomatis akan Sugiyono (2015: 15), metode penelitian
berperilaku sesuai dengan norma yang kualitatif merupakan metode penelitian
diyakini. yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti
Perilaku Sosial Anak Sekolah Dasar
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
Perkembangan sosial pada anak-anak
lawannya adalah eksperimen) dimana
sekolah dasar mengalami perluasan
peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
hubungan, selain dengan keluarga mereka
pengambilan sampel sumber data
juga memulai suatu hubungan atau ikatan
dilakukan secara purposive dan snowbaal,
baru dengan teman sebayanya sehingga
teknik pengumpulan dengan trianggulasi
ruang gerak sosialnya semakin luas.
(gabungan), analisis data bersifat induktif/
Soemanto (2012: 208) mengatakan
kualitatif dan hasil penelitian kualitatif
bahwa tingkah laku yang memenuhi
lebih menekankan makna daripada
kebutuhan, cenderung untuk diulangi
generalisasi. Deskriptif dalam penelitian
apabila kebutuhan itu ditimbulkan. Guru
ini digunakan untuk mengembangkan teori
sering menghadapi tingkah laku dikelas
yang dibangun melalui data yang diperoleh
yang tak dapat diterangkan dan sulit diatasi
di lapangan.
karenatingkah laku tersebut telah diperkuat
Metode kualitatif peneliti pada
untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
awalnya melakukan penjelajahan,
Paradigma diatas dapat dimengerti bahwa
selanjutnya melakukan pengumpulan data
semakin bertambah usia anak maka
yang mendalam, mulai dari observasi
semakin kompleks perkembangan
sampai dengan penyusunan laporan.
sosialnya, dalam arti mereka semakin
Penelitian kualitatif interaktif adalah studi
membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri
yang mendalam menggunakan teknik
lagi bahwa manusia adalah mahluk sosial
pengumpulan data langsung dari orang
yang tidak akan mampu hidup sendiri,
secara alamiah. Penelitian non-interaktif
mereka butuh intraksi dengan manusia
(penelitian analisis), yaitu penelitian yang
41
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 36-46
Nunu Nurfirdaus1, Risnawati2, Pengembangan Kosa Kata Bahasa Arab melalui ....
mengadakan pengkajian berdasarkan data tersebut menjadi mudah untuk
analisis dokumen. Peneliti menghimpun, dipahami dan juga bermanfaat untuk
mengidentifikasi, menganalisis serta menemukan solusi permasalahan. Menurut
mengadakan sintesis data untuk Bogdan dan Biklen (Moleong, 2017: 248)
memberikan interpretasi terhadap konsep, mengatakan bahwa analisis data kualitatif
kebijakan dan peristiwa yang secara adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
langsung ataupun tidak langsung diamati. bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan
Instrumen Penelitian
yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
Menurut Sugiyono (2015: 305-306)
mencari dan menemukan pola, menemukan
dalam penelitian kualitif, yang menjadi
apa ynag penting dan apa yang dipelajari
instrumen atau alat penelitian adalah
dan memutuskan apa yang dapat
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti
diceritakan kepada orang lain. Analisis
sebagai instrumen juga harus “divalidasi”
data yang digunakan dalam penelitian ini
seberapa jauh peneliti kualitatif siap
berlangsung bersamaan dengan proses
melakukan penelitian yang selanjutnya
pengumpulan data. Langkah-langkah yang
terjun kelapangan.
ditempuh adalah:
Validasi terhadap peneliti sebagai
Reduksi data (data reduction)
instrumen meliputi validasi terhadap
Reduksi data adalah proses
pemhaman metode penelitian kualitatif,
pemilihan, pemusatan perhatian pada
penguasaan wawasan terhadap bidang
penyederhanaan transpormasi data kasar
yang diteliti, kesiapan peneliti untuk
yang muncul dari catatan-catatan di
memasuki obyek penelitian, baik secara
lapangan selama meneliti. Langkah awal
akademik maupun logistiknya. Yang
yang dilakukan peneliti dalam penelitian
melakukan validasi adalah peneliti sendiri,
ini adalah mencatat semua data secara
melalui evaluasi diri seberapa jauh
objektif sesuai dengan hasil observasi atau
pemahaman terhadap metode kualitatif,
pengamatan dan wawancara dilapangan.
penguasaan teori dan wawasan terhadap
bidang yang diteliti serta kesiapan dan Penyajian data (data display)
bekal memasuki lapangan. Penyajian data adalah sekumpulan
Dalam penelitian kualitatif sesuatu informasi dalam bentuk teks naratif, grafik
yang akan dicari dari obyek penelitian jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan
masih belum jelas dan pasti masalahnya, mempertajam pemahaman penelti terhadap
sumber datanya, hasil yang diharapkan informasi yang dipilih kemudian disajikan
semuanya belum jelas. Rancangan dalam tabel ataupun uraian penjelasan.
penelitian masih bersifat sementara dan Dalam penyajian data dilakukan setelah
akan berkembang setelah penelitian melakukan reduksi data yang akan
memasuki obyek penelitian. Oleh karena dipergunakan sebagai bahan laporan.
itu penelitian kualitatif “the researcher is
the key instrumen”. Verifikasi (verification)
Pada tahap akhir adalah penarikan
Teknik Analisis Data
kesimpulan atau verifikasi, yaitu berupa
Cara untuk mengolah sebuah data
intisari dan penyajian data yang merupakan
menjadi informasi sehingga karakteristik
42
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 36-46
Nunu Nurfirdaus1, Risnawati2, Pengembangan Kosa Kata Bahasa Arab melalui ....
hasil dari analisis yang dilakukan dalam proses pembentukan kebiasaan siswa, data
penelitin. Dalam peneltian ini analisis data hasil observasi tersebut kemudian peneliti
yang digunakan adalah analisis data bandingkan apakah sesuai dengan hasil
kualitatif model interaktif yang merupakan wawancara.
upaya yang berlanjut, berulang dan terus-
menerus.
Menurut Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2015: 338) analisis model yang
terjadi secara bersamaan yaitu sebagai
berikut:
Gambar 2
Triangulasi Sumber Pengumpulan Data

Triangulasi teknik dalam penelitian


ini yaitu dengan cara mengecek data dari
sumber yang sama dengan cara yang
berbeda yaitu data yang diperoleh dengan
wawancara akan dicek dengan observasi.

Gambar 1
Komponen Analisis Data Model Interaktif

Pengujian Keabsahan Data


Gambar 3
Pengujian keabsahan data yang Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan uji credibility yakni HASIL DAN PEMBAHASAN
triangulasi. Menurut Wiliam Wiersma Pembentukan Kebiasaan Siswa SDN 1
(Sugiyono, 2015: 372) triangulasi dalam Windujanten
pengujian kredibilitas diartikan sebagai Meskipun terlihat sama secara
pengecekan data dari berbagai sumber kasat mata namun pada dasarnya setiap
dengan berbagai cara dan waktu. Penelitian siswa mempunyai kebiasaan yang berbeda-
ini menggunakan triangulasi sumber dan beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh
triangulasi teknik. Dengan menggunakan karakter dari masing-masing siswa yang
triangulasi sumber berarti peneliti berbeda-beda pula. Lingkungan sekolah
mebandingkan dan mengecek baik derajat merupakan salah satu tempat dimana siswa
kepercayaan suatu informasi yang dapat bersosialisasi. Setiap siswa dapat
diperoleh melalui waktu dan alat yang saling mempengaruhi baik secara langsung
berbeda yaitu dengan cara membandinkan maupun tidak secara langsung. Hal
data hasil pengamatan dan data observasi tersebut karena sifat anak usia sekolah
dengan data hasil wawancara. Dari hasil dasar yang merupakan peniru. Tidak hanya
observasi diperoleh data mengenai dipengaruhi oleh teman sebaya, namun
kebiasaan dan pembentukan perilaku sosial guru dilingkungan sekolah sangat
siswa disekolah, pemahaman guru terhadap berpengaruh sebagai seorang “model”.

43
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 36-46
Nunu Nurfirdaus1, Risnawati2, Pengembangan Kosa Kata Bahasa Arab melalui ....
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil berupa kegiatan keagamaan, kegiatan
wawancara, dapat dijelaskan bahwa setiap pramuka, kebiasaan-kebiasaan baik seperti
siswa mempunyai kebiasaan yang jujur, bekerja sama dengan teman,
cenderung sama ketika berada menghargai dan menghormati guru.
dilingkungan sekolah.
Adapun perbedaannya yaitu karena Perilaku Sosial Siswa di SDN 1
pada dasarnya setiap siswa mempunyai Windujanten
kepribadian yang berbeda-beda pula. Berdasarkan data yang didapatkan
Namun kebiasaan-kebiasaan siswa itu dari sembilan narasumber saat melakukan
adalah akibat adanya interaksi dengan wawancara, maka peneliti dapat menarik
lingkungan. Dalam hal ini, yang sangat kesimpulan bahwa perilaku sosial siswa
berpengaruh pada siswa saat berada yang terjadi merupakan suatu hal yang
dilingkungan sekolah adalah teman-teman positif. Meski tidak semuanya baik, namun
sebaya dan juga guru. Kebiasaan yang pada akhirnya mereka mendapatkan
dilakukan siswa merupakan buah dari sebuah pengalaman, pelajaran dan
adanya peraturan-peraturan dan pengetahuan mengenai pentingnya sebuah
pembiasaan yang diterapkan disekolah. kepedulian dan juga buruknya suatu hal
Dengan demikian peneliti dapat menarik jika dilakukan dengan perasaan yang tidak
kesimpulan bahwa mengenai kebiasaan baik. Berdasarkan hal tersebut dapat
siswa disekolah, dapat dikatakan baik. diketahui bahwa perilaku sosial siswa
Karena adanya pembiasaan-pembiasaan seperti rasa peduli dengan teman, rasa
dan juga pengaruh dari adanya peraturan- egois, rasa kebersamaan, bagaimana
peraturan yang diterapkan disekolah berperilaku terhadap sesama dan juga
tersebut. bagaimana cara saling menghargai baik
Rata-rata siswa menyebutkan pada guru ataupun pada teman sebaya,
bahwa tidak pernah terlambat atau bolos. semuanya berdasarkan adanya pengaruh
Dalam hal ini meskipun ada siswa yang dari lingkungan sekolah itu sendiri.
terlambat atau bolos namun tidak fatal Pengaruh tersebut dapat berbentuk
karena alasan yang dapat dimaklumi. Dari sebuah kebiasaan disekolah, karakter
data yang diperoleh dapat dijelaskan pula masing-masing siswa atapun pengaruh dari
bahwa guru sangat berperan penting dalam adanya dorongan atau contoh yang dilhat
memberi contoh yang baik, selain dari luar diri siswa, dalam hal ini yaitu
mengarahkan dan menerapakan kebiasaan- lingkungan sekolah. Hal tersebut dapat
kebiasan baik pada siswa. diketahui dengan adanya interaksi antara
Kebiasaan-kebiasaan yang siswa dengan siswa lain ataupun dengan
diterapkan di SDN 1 Windujanten, dimana guru. Misalnya siswa meminjamkan
siswa selalu dibimbing atau dibiasakan pulpen pada temannya, belajar bersama,
berperilaku baik dalam hal apapun yang menjenguk teman yang sedang sakit dan
ditunjang dengan adanya program-program sebagainya. Adapun perilaku sosial
yang dilaksanakan disekolah tersebut. tersebut terbentuk dari adanya kebiasaan-
Mengenai hal diatas dapat kebiasaan baik yang diterapkan oleh guru,
dibuktikan dengan adanya penerapan dan juga dari karakter siswa. Dalam hal ini
kebiasaan di lingkungan sekolah yang siswa usia sekolah dasar merupakan
44
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 36-46
Nunu Nurfirdaus1, Risnawati2, Pengembangan Kosa Kata Bahasa Arab melalui ....
individu peniru, maka dari itu siswa sangat sama dengan orang tua atau memanggil
terpengaruh oleh lingkungan sekolah. orangtua siswa yang bersangkutan guna
meluruskan tindakan apa yang harusnya
Peran Sekolah
diambil oleh guru dan orang tua; (2)
Mengenai peran sekolah dalam
Memberi motivasi, Siswa selalu diberi
pembentukan kebiasaan dan perilaku sosial
motivasi agar menjadi orang yang sukses
siswa disekolah akan dibahas dalam sub
baik dimasa sekarang maupun simasa yang
ini. Berdasarkan penelitian yang telah
akan datang. Pendidikan yang berkarakter
dilakukan maka didapatkan beberapa
adalah pensisikan yang diharapkan oleh
informasi mengenai peran sekolah dalam
semua orang tua maupun lembaga
pembentukan kebiasaan dan perilaku sosial
pendidikan oelh karena itu motivasi untuk
siswa. Ketika siswa berada dilingkungan
siswa sangat berperan penting dalam hal
sekolah maka guru yang sangat berperan
ini. Cara memotivasi siswa di SDN 1
dalam memberi contoh, mendidik dan
Windujnten yaitu dengan cara memberi
mengajarkan nilai-nilai maupun karakter
nasehat dalam pembelajaran maupun
yang baik pada siswa. Siswa akan
dalam kegiatan-kegiatan lainnya; (3)
berperilaku sesuai dengan apa yang
Membangun sikap mandiri, Kemandirian
diajarkan atau yang dibiasakan oleh
adalah hal yang sangat diharapkan oleh
gurunya disekolah. Berdasarkan data yang
orang tua maupun lembaga pendidikan.
diperoleh dari peneletian yang dilakukan
Siswa dibiasakan mandiri yaitu dengan
terdapat beberapa hal yang dilakukan guru
cara memberi tugas berup pekerjaan
guna mencapai pembentukan kebiasaan
rumah, menjaga kebersihan dan kerapihan
yang baik dan juga perilaku sosial siswa
masing-masing individu dan sebagainya;
yang dapat menunjang keberhasilan dalam
dan (4) Menerapkan kedisiplinan, disiplin
pendidikan. Hal tersebt dilakukan oleh
adalah hal utama yang diterapkan di SDN
guru SDN 1 Windujanten dengan beberapa
1 Windujanten hal tersebut terbukti dengan
hal yang dilakukan oleh guru dalam
adanya tata tertib untuk siswa maupun
menerapkan kebiasaan yang baik, yaitu
untuk guru. Misalnya datang tepat waktu,
sebagai berikut.
berpakaian seragam yang telah ditentukan,
Cara yang dilakukan dalam mendidik
mengikuti kegiatan-kegiatan atau program
(1) Menasehati, guru berperan untuk
yang ada disekolah.
menasehati siswa disekolah dengan tujuan
Mengenai pembentukan kebiasaan
agar siswa berperilaku dengan baik yaitu
dan perilaku sosial siswa di SDN 1
tidak melanggar tata tertib, berperilaku
Windujanten yang selalu diupayakan tidak
baik. Data yang diperoleh dalam penelitian
terlepas dari adanya hambatan-hambatan
yaitu mengenai cara guru di SDN 1
yang dialami guru. Hambatan-hambatan
windujanten menasehati iswa dengan cara
tersebut diantaranya kerjasama orang tua
merangkul siswa, menegur jika siswa
siswa dan guru masih kurang, seperti data
melakukan kesalahan tanpa kekerasan
yang diperoleh bahwa guru merupaya
melainkan menegur dengan cara yang
menerapkan atau memperbaiki kebiasaan
mendidik. Jika siswa melakukannya
siswa namun belum tentu hal tersebut
kesalahan yang sama atau sering
dilakukan juga oleh orangtua dirumah.
melakukannya maka guru akan bekerja

45
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 36-46
Nunu Nurfirdaus1, Risnawati2, Pengembangan Kosa Kata Bahasa Arab melalui ....
Terlepas dari hal diatas, guru selalu dan memberi dukungan dan motivasi siswa
mengupayakan untuk membiasakan siswa baik secara lisan maupun secara tulisan.
untuk berperilaku baik, dengan cara
meraih, merangkul menasehati, DAFTAR PUSTAKA
memotivasi dan memberi contoh yang baik Fatimah, Enung. 2010. Psikologi
agar dapat terbentuk kebiasaan dan Perkembangan Peserta Didik.
perilaku sosial yang diharapkan. Dengan Bandung: Pustaka Setia.
demikian maka tujuan pendidikan yang Hamdani. 2016. Dasar-dasar
ingin dicapai akan terlasana dengan baik. Kependidikan. Bandung: Pustaka
Setia
PENUTUP Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Pendidikan.
Berdasarkan hasil temuan dalam Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
penelitian ini mengenai pembentukan Maisah. 2013. Manajemen Pendidikan.
kebiasaan dan perilaku sosial siswa maka Jakarta: Referensi (Gaung Persada
dapat disimpulkan sebagai berikut. Press Group).
Pembentukan kebiasaan siswa di Moleong. Leksi. J. 2017. Metode
SDN 1 Windujanten dapat dikatakan Penelitian Kualitatif. Bandung. PT.
berada pada tahapan yang baik. Hal Remaja Rosdakarya
tersebut ditunjang dengan adanya Prayitno dan Erman Amti, 2004. Dasar-
pembiasaan oleh guru, siswa yang dasar Bimbingan dan Konseling.
mematuhi tata tertib dan adanya program- Jakarta: Rineka Cipta.
program yang dilaksanakan untuk Soemanto, Wasty. 2012. Psikologi
membentuk karakter siswa sesuai dengan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
nilai-nilai religius dan tujuan pendidikan. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Perilaku sosial siswa di SDN 1 Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Windujanten sangat baik, hal tersebut Sutarna. 2018. Urgensi Penguatan
dapat diketahui ketika siswa menjenguk Pendidikan Karakter di Era Revolusi
temannya yang sakit, belajar bersama, Industri 4.0. Prosiding Seminar
meminjamkan pulpen, penghapus pada Nasional Vol. 2, Desember 2018
teman yang membutuhkan. Namun disisi PGSD Universitas Kanjuruhan
lain masih ada sebagaian kecil siswa yang Malang.
kadang tidak terlalu memahami akan jiwa Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi
social seperti tidak mengerjakan PR, Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
mengganggu teman dan sebagainya. c. Rosdakarya.
Peran sekolah dalam pembentukan Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar.
kebiasaan siswa sangat baik. Hal tersebut Jakarta: Rajawali Pers.
terlihat dari semua guru yang bekerja sama Syah, Muhibbin. 2014. Telaah Singkat
dalam membiasakan siswa berbuat Perkembangan Peserta Didik.
kebaikan, mulai dari hal-hal kecil seperti Jakarta: Rajawali Pers.
menjaga kebersihan, mengikuti setiap Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan
program yang dilaksanakan disekolah Karakter. Jakarta: Kencana
untuk membetuk karakter siswa yang baik, Prenadamedia Group.
menyapa teman atau guru ketika bertemu
46
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855

Anda mungkin juga menyukai