PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1. Mempelajari pengaruh waktu pengadukan, kecepatan pengadukan, laju
pemanasan dan temperatur sintering terhadap sifat fisika keramik
berpori.
2. Menentukan persentase penyusutan volum (shrinkage) keramik berpori.
3. Menentukan densitas dan porositas keramik berpori.
2. Salt-Solvent Casting
Metode ini menggunakan garam seperti natrium klorida dan pelarut
polimer sebagai pembentuk pori. Campuran zat-zat tersebut ditambahkan ke
dalam TCP dan dicetak (pressing), kemudian dilarutkan dalam air hingga
kristal garam terlepas. Skema salt-solvent casting dapat dilihat pada Gambar
1.3. Metode ini menghasilkan kalsium fosfat dengan diameter makro pori
100-500 µm, interkonektivitas antar pori yang baik dan derajat porositas
berkisar 87-91% (Walsh dkk, 2008).
Gambar 1.3 Skema salt-solvent casting (Abdurrahim & Sopyan, 2008)
Gambar 1.4 Diagram alir polymeric sponge method (Haugen dkk, 2004)
4. Starch Consolidation Method
Starch merupakan zat pati yang terdiri dari jagung, sorgum, kentang, ubi
dan wheat. Umumnya starch berwarna putih dan tidak larut dalam air pada
temperatur ruang. Starch consolidation merupakan metode pembentukan pori
dengan menambahkan pati pada keramik. Campuran tersebut lalu ditambahkan air
hingga membentuk suspensi dan dimasukkan ke furnace untuk sintering.
Metode ini menghasilkan porositas 45-70% dengan kuat tekan 2-15 MPa
(Abdurrahim & Sopyan, 2008).
Mekanisme penggabungan starch dengan material keramik dapat dilihat
pada Gambar 1.5.
Gambar 1.7 Fenomena dasar yang terjadi selama sintering (Kang, 2005)
Gambar 1.8 Mekanisme pergerakan partikel material
dalam sintering (Kang, 2005)