Anda di halaman 1dari 11

Kunjungan ke ......... .../..../....

Pokok Bahasan : Infeksi Saluran Pernafasan Akut


Sub Pokok Bahasan : 1. Pengetahuan tentang ISPA
2. Perilaku Membuang Sampah yang Benar
Tujuan : Mengoptimal pengetahuan Warga RW IV Sendang Mulyo Semarang
tentang ISPA dan Perilaku Membuang Sampah yang Benar
Tempat :
Waktu :.......... s/d.............
Sasaran : Warga RW IV Sendang Mulyo Semarang
Metode : Kegiatan ini menggunakan metode diskusi dan tanya jawab.
Media : 1. Lembar balik
2. Microphone

I. Latar Belakang
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan
kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.
Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari
kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang
disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah
karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka
mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena
penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit
dan kurang gizi. Data morbiditas penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar
antara 10 -20 % dari populasi balita.
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Akan tetapi
secara klinis ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA
meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA
adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari, pada organ
pernapasan berupa hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya
seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran
pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan
dengan antibiotik.
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2
golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat
beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek
seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya
digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas
bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan
antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik. ISPA dapat
ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman
yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. 
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan
bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri.
Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi
pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin. Tetapi ISPA yang
berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi
kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygienes. Risiko terutama
terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban
immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak
tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik
II. Tujuan instruksional Umum :
Kegiatan penyuluhan ini diharapkan seluruh peserta dapat mengerti hal-hal yang berkaitan
dengan ISPA dan mampu mewujudkan Perilaku Membuang Sampah yang Benar
III. Tujuan instruksional Khusus :
1) Peserta dapat mengetahui dan memahami pengertian ISPA
2) Peserta dapat mengetahui dan memahami penyebab ISPA
3) Peserta dapat memahami dan mengetahui tanda dan gejala ISPA
4) Peserta dapat memahami dan mengetahui penatalaksanaan ISPA
5) Peserta dapat memahami dan mengetahui cara perawatan ISPA
6) Peserta dapat memahami dan mengetahui cara mencegah ISPA
7) Peserta dapat Menyebutkan Pengertian sampah
8) Peserta dapat Menyebutkan Jenis – jenis sampah
9) Peserta dapat Menyebutkan Sumber sampah
10) Peserta dapat Menyebutkan Bahaya sampah bagi kesehatan
11) Peserta dapat Menyebutkan Perilaku membuang sampah yang benar
12) Peserta dapat Menyebutkan Manfaat perilaku membuang sampah yang benar

IV. Rencana Pelaksanaan

No Terapis Penyuluhan Peserta Waktu Media


1 Pembukaan a. mengucapkan salam           menjawab salam 5 menit
b. memperkenalkan diri           mendengarkan
c. mengingatkan kontrak           memperhatikan
d. menjelaskan tujuan           mendengarkan
2 Proses a. menjelaskan tentang :           memperhatikan 15 menit Lembar
1. pengertian ISPA           memperhatikan balik
2. tanda dan gejala           memperhatikan
ISPA
3. cara perawatan ISPA
4. cara pengobatan
tradisional ISPA
b. memberikan kesempatan
kepada audien untuk
bertanya.
c. Menjelaskan tentang :
1. Pengertian sampah
2. Jenis – jenis sampah
3. Sumber sampah
4. Bahaya sampah
bagi kesehatan
5. Perilaku
membuang sampah
6. Manfaat perilaku
membuang sampah
yang benar
d. memberikan kesempatan
kepada audien untuk
bertanya.
3 Penutupan a. mengevaluasi perasaan           mengungkapkan 10 menit
peserta setelah perasaan setalah
penyuluhan penyuluhan
b. mengajukan beberapa           bertanya tentang
pertanyaan materi penyuluhan
yang belum paham

V. Materi (Telampir)

VI. Sumber pustaka


1) DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.
2) Doenges, Marlyn E . Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien
3) Gordon,et.al,2001, Nursing Diagnoses : definition & Classification 2001-
2002,Philadelpia,USA
4) Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan
Anak) PSIK FK UGM tidak dipublikasikan.
5) Suriadi,Yuliani R,2001,Asuhan Keperawatan pada Anak,CV sagung Seto,Jakart

MATERI PENYULUHAN 1
1. Pengertian ISPA
ISPA adalah Infeksi saluran pernafasan yang berlangsung sampai 14 hari yang
dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernafasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat (Depkes RI, 2012).
infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia
dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
saluran pernafasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan
demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran
pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran
pernafasan. Dengan batasan ini maka jaringan paru termasuk dalam saluran
pernafasan (respiratory tract).
infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14
hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun
untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini
dapat berlangsung lebih dari 14 hari (DepKes. RI, 1998 : 3 dan 4).

2. Penyebab Penyakit ISPA


a. Penyebab utama :
 Virus influenza
b. Penyebab lain :
 Tertular penderita lain
 Belum imunisasi lengkap
 Kurang gizi
 Tinggal di lingkungan yang kurang sehat
 Kebiasaan jajan
 Asap
 Debu
3. Klasifikasi ISPA
Berdasarkan Lokasi Anatomia.
a. Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut (ISPaA)
Infeksi yang menyerang hidung sampai bagian faring, seperti pilek, otitismedia,
faringitis.
b. Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut (ISPbA)
Infeksi yang menyerang mulai dari bagian epiglotis atau laring sampai dengan
alveoli, dinamakan sesuai dengan organ saluran nafas, sepertiepiglotitis, laringitis,
laringotrakeitis, bronkitis, bronkiolitis, pneumonia.
4. Gejala dan tanda terkena penyakit ISPA
diantaranya adalah:
 Pilek biasa
 Keluar sekret cair dan jernih dari hidung
 Kadang bersin-bersin
 Sakit tenggoroka
 Batuk
 Sakit kepala
 Sekret menjadi kental
 Demam
 Nausea (rasa tidak nyaman diperut)
 Muntah
 Anoreksia (tidak nafsu makan)
(Corwin, 2008)
5. Cara mencegah terjadinya penyakit ISPA
Sebagai langkah prefentif dalam mewaspadai ISPA tentunya dengan melakukan pola
hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan, di antaranya :
a. Mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
b. Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata, agar
Anda terlindung dari penyebaran virus dan bakteri.
c. Perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin terutama
vitamin C. Vitamin sangat membantu dalam meningkatkan dan menjaga
sistem kekebalan tubuh Anda.
d. Hindari merokok.
e. Ketika Anda bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau tangan. Hal ini
dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang bisa menular kepada
orang lain.
6. Cara perawatan penderita ISPA dirumah
a. Istirahat yang cukup minimal 8 jam perhari.
b. Beri makananan yang bergizi tinggi. Sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu
lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
c. Jika anak menderita ISPA Berikan anak asupan cairan (air putih, air buah dan
sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan
dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang dideritaterutama
bila anak batuk dan demam.
d. Tetap berikan ASI bila anak tersebut masih disusui.
e. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman. Saat ini sudah tersedia Obat Batuk
Herbal yang terbukti ampuh dan aman digunakan untuk mengobati batuk pada
penderita. Pilihan lainnya adalah menggunakan ramuan tradisional yaitu jeruk
nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh ,
diberikan tiga kali sehari.
f. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol. Parasetamol
diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet
dibagi sesuai dengan dosisnya. Jika pada Anak tablet kemudian digerus dan
diminumkan
g. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air
(tidak perlu air es).
h. Bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk ke dokter.
i. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih
j. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat. Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal
dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.
k. Hindari penularan ISPA ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan:
menutup mulut dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun setelah
batuk/bersin, gunakan masker (bila anak cukup kooperatif), hindari kontak
terlalu dekat dengan bayi atau manular.
l. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak
diperlukan apabila ISPA yang disebabkan infeksi virus. Antibiotik diperlukan
apabila ISPA disebabkan oleh infeksi bakteri seperti strep throat dan
pneumonia. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan
kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut.
m. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak tanpa instruksi dokter.
Diskusikan dengan dokter anda mengenai manfaat dan risiko obat tersebut
apabila akan diberikan pada anak anda
n. Kenali tanda-tanda gawat darurat pada anggota keluarga yang menderita ISPA
7. Anda perlu segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila:
 Sesak napas atau frekuensi napas menjadi lebih cepat
 Napas berbunyi mengi (wheezing) atau seperti merintih (grunting)
 Dinding dada/sela-sela iga tampa tertarik ke dalam bila bernapas
 Bibir berwarna kebiru-biruan
 Leher kaku
 Kesulitan menelan
 Muntah terus menerus
 Sangat lemah
MATERI PENYULUHAN 2

A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan sesuatu bahan atau benda padat ataupun cair yang sudah
tidak terpakai lagi oleh manusia atau benda yang sudah digunakan lagi dalam suatu
kegiatan manusia dan dibuang

B. Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan sifatnya (zat kimia yang terkandung di dalamnya), sampah dibagi
menjadi :
1. Sampah Organik
Sampah ini bersifat degradable atau dapat diurai yaitu sampah yang
mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos
2. Sampah Anorganik
Sampah ini beersifat undegradable atau tidak terurai yaitu sampah yang tidak
mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik
mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku
dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang
dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas
bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun
karton.

C. Sumber Sampah
1. Sampah Pemukiman, Perdagangan dan Perkantoran
a. Penduduk yang tinggal di sepanjang sungai dan pemukiman padat
langsung membuang sampah ke sungai dan saluran pembuangan.
b. Limpasan air hujan yang membawa sampah dari pasar-pasar maupun pusat-
pusat kegiatan dan pemukiman.
c. Sampah perkantoran terdiri dari kertas, alat tulis menulis, toner foto capy,
baterai dll.
2. Sampah Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti
jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim
panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk.
3. Sampah Bangunan dan Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran
gedung dapat berupa organik maupun anorganik. Sampah organik :
kayu, bambu, triplek dll. Sampah Anorganik : semen, ubin, besi, baja,
kaleng, kaca dll.
4. Sampah Khusus
Sampah khusus merupakan sampah yang memerlukan penanganan khusus
untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Sampah jenis ini
meliputi :
1. Sampah Rumah Sakit
merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan
operasi, botol infus dan sejenisnya serta obat-obatan. Semua sampah ini
terkontaminasi oleh bakteri, virus dan pembawa penyakit lainnya yang
sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

D. Bahaya Sampah bagi Kesehatan


Menurut Soekidjo Nototmodjo (2003 : 168) sampah erat kaitannya dengan kesehatan
masyarakat, karena dari sampah-sampah tersebut akan hidup berbagai
mikroorganisme penyebab penyakit dan juga binatang serangga sebagai pemindah
atau penyebar penyakit. Oleh karena itu, sampah harus dikelola dengan baik sampai
sekecil mungkin sehingga tidak mengganggu kesehatan masyarakat Sampah yang
berserakan selain merusak estetika (keindahan) juga menjadi tempat yang cocok
untuk tumbuhnya organism penyebab timbulnya penyakit. Selain itu, tempat tersebut
juga menarik hewan perantara penyakit seperti lalat dan nyamuk. Sampah yang
membusuk juga menghasilkan gas-gas beraroma tidak sedap yang juga
mempengaruhi kesehatan. Beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan karena
sampah yang dibuang sembarangan yaitu : diare, kolera, tifus, malaria, demam
berdarah, infeksi kulit.
E. Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan, antara lain :
1. Dampak Terhadap Kesehatan : Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan
baik merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik
bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya yang ditimbulkan, antara lain penyakit diare, kolera,
tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dapat bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat juga meningkat dengan
cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai, demikian pula
penyakit jamur (misalnya jamur kulit).
2. Dampak Terhadap Lingkungan : Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk
kedalam drainase atau sungai akan mencemari air, berbagai organisme termasuk
ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
3. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi : Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat
membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang
tidak sedap dan pemandangan yang buruk. Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi

F. Perilaku Membuang Sampah yang Benar


1. Buanglah selalu sampah pada tempat sampah, sekecil apapun sampah tersebut,
jangan dibuang di sembarang tempat.
2. Pisahkan antara sampah organik dengan sampah anorganik
3. Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman
4. Sampah anorganik juga bisa dimanfaatkan kembali, misalnya kaleng
bekas dimanfaatkan sebagai pot bunga.
5. Sampah yang tidak bisa dimanfaatkan sendiri, jangan dibiarkan
menumpuk terlalulama. Secara periodik buanglah ke TPS (Tempat
Pembuangan Sampah Sementara) agar diangkut oleh truk sampah ke tempat
pengelolaan sampah.
6. Mencegah terjadinya penyakit seperti diare, kolera, tifus, malaria, DBD, dll, serta
menjaga nilai estetika lingkungan (keindahan)

Anda mungkin juga menyukai