Anda di halaman 1dari 3

Tatalaksana

Tatalaksana Awal :
1. Irigasi & Ekstraksi Benda Asing pada Mata
Tatalaksana awal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan irigasi pada
mata sesegera mungkin. Pasien dengan gejala blepharospasme, sebaiknya dilakukan
retraksi kelopak mata secara pasif untuk mempermudah melakukan irigasi. Pastikan
agar seluruh bagian konjungtiva dan kornea mendapatkan irigasi dengan
mengarahkan pasien untuk melihat kesegala arah.1
Irigasasi dapat dilakukan dengan menggunakan air mengalir, NaCL 0,9%,
atau Ringer Laktat minimal sebanyak 500 – 1000 ml selama 15 menit.Ringer Laktat
lebih direkomandasikan untuk digunakan, karena bersifat isotonis terhadap aquos
humor sehingga memperkecil resiko terjadinya edema pada kornea. 1 Penggunaan
lensa kontak khusus seperti Lensa Morgan dapat mempermudah dalam melakukan
irigasi pada mata.2 Irigasi bertujuan untuk mendinginkan permukaan mata dan
membersihkan mata dari benda asing yang dapat menyebabkan inflamasi.1

2. Pemberian Lubrikan & Antibiotik Profilaksis


Pada pasien dengan trauma termal okuli, untuk mencegah efek dari
lagoftalmus dianjurkan untuk diberikanan artificial tears minimum 4 kali sehari dan
pemberian ointment saat malam hari yang dimulai dalam waktu 24 jam setelah
trauma.1
Pemberian antibiotik profilaksis diperlukan apabila dicurigai terdapat defek
pada epitel. Antibiotik yang dipilih khususnya adalah antibiotik untuk gram negatif.
Hal ini karena Pseudomonas eruginosa adalah bakteri yang paling banyak
menginfeksi kornea pada kondisi ini.1

3. Memotong Bulu Mata


Pada trauma termal yang mengenai kelopak mata, bulu mata yang terbakar
harus dilakukan pemotongan. Hal ini untuk mencegah agar arang bulu mata tersebut
tidak jatuh kedalam mata yang menyebabkan sensasi tidak nyaman yang
berkepanjangan.1
4. Wound Management
Kelopak mata yang terkena trauma harus dibersihkan dari berbagai debris dengan
menggunakan kasa yang telah dibasahi normal salin. Setelah itu dapat diberikan
dressing dengan menggunakan alginate dressing atau tulle grass dressing (Sofratul).1

Tatalaksana Pembedahan dapat berupa :1


1. Temporary Suture Tarsoraphy
Pada tarsorafi yang bersifat sementara tidak ada jaringan kelopak mata yang
dieksisi dan dilakukan jahitan intermarginal untuk menutup kelopak mata. Hal ini
dapat menjadi prosedur untuk perlindungan kornea sementara.
2. Surgical Tarsoraphy
Pada tarsorafi permanen tepi-tepi konjungtiva tarsal disatukan untuk
membentuk adhesi yang lebih tahan lama. Tarsorafi dapat dilakukan secara lateral,
medial, atau keduanya, tergantung pada situasi klinis. Biasanya, penyatuan sepertiga
kelopak mata temporal memberikan perlindungan kornea yang sangat baik dan masih
memungkinkan pembukaan rima palpebra medial yang memadai untuk
penglihatan.
3. Masquerade Procedure
4. Split-thickness Dermal Grafts
Pada keadaan terdapat defek kornea dan sclera yang luas, dan sulit untuk melakukan
konjungtiva flap, dapat dilakukan graft alternative dengan menggunaan bagian
epidermis kulit di daerah paha.
5. Tenonplasty
Pada keaadan dimana tidak dapat menggunkan konjungtiva flap, prosedur
tenoplasty dapat dilakukan. Tenoplasty dilakukan dengan mendiseksi lapisan Tenon
dan menjahitnya kearah limbus. Prosedur ini akan memberikan vaskularisasi dan
membantu epitelisasi kornea.
6. Grafting of the eyelids
DAFTAR PUSTAKA

1. Sarabahi S, Kanchana K. Management of ocular and periocular burns. Indian Journal of


Burns. 2014 Jan 1;22(1):22.
2. Bawany, Sheila et al. “Ocular Thermal Burn Injury in the Emergency
Department.” Cureus vol. 12,2 e7137. 28 Feb. 2020, doi:10.7759/cureus.7137

Anda mungkin juga menyukai