Pengkajian Kep - Keluarga Ny.N (Piani) Fix
Pengkajian Kep - Keluarga Ny.N (Piani) Fix
E DENGAN
MASALAH UTAMA KATARAK PADA NY. N DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARANG KITRI KELURAHAN MARGAHAYU
RT02/RW 04
Disusun Oleh :
Piani
(0432950920018)
BEKASI
2020
Kasus
Ny. N usia 52 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan membuka usaha warung kecil-
kecilan dan mengurus empang Tn. E. Ny. N tinggal bersama dengan suaminya yang bernama Tn.
E, seorang laki-laki berusia 60 Tn. E bekerja sebagai wirausaha. Memiliki 1 orang anak , Anak
yang pertama sudah berumah tangga dan sudah tidak serumah lagi, dirumah tinggal Tn. K dan
Ny. S saja, tetapi anaknya dan menantunya membantu Tn. E diwarung dan diempang , Pada
keluarga Tn. E yang sedang sakit adalah Ny. N sendiri dengan menderita kataraksudah 30 tahun.
Ny. N mengatakan tidak memiliki pantangan dalam hal makanan, namun ketika sakitnya sedang
kambuh atau matanya sedang lelah dan kotor Ny. N segera meneteskan obat mata yang diberikan
rumah sakit tempat ia berobat.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. IDENTITAS UMUM
Komposisi Keluarga
Keterangan :
: laki-laki
:perempuan
: meninggal
: nikah
c. Tipe keluarga :
a) Jenis tipe keluarga :
Keluaga Bpk. E memiliki kelurga dengan tipe Niddle age / aging couple Suami
sebagai pencari uang, istri dirumah / kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak
sudah meninggalkan rumah karena perkawinan / meniti karier
b) Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga :
Menurunnya fungsi, Menurunkan kekuatan fisik, sumber financial yang tidak
memadai, isolasi sosial, kesepian ,Kerentanan psiklogis , Promosi kesehatan
d. Suku Bangsa
a) Asal suku bangsa :
Keluarga Tn E berasal dari suku sunda dan Betawi
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
Tidak ada budaya yang mempengaruhi kesehatan
e. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Agama yang dianut oleh keluarga ibu.N adalah Islam. Anggota keluarga tidak ada
perbedaan keyakinan dan perbedaaan praktek ibadah, keluarga ibu.N selalu
menjalankan ibadah sesuai dengan aturan dan jadwalnya. Seperti melaksanakan sholat
5 kali sehari dan kadang-kadang mengkuti Acara pengajian. Agama dianggap oleh
keluarga ibu.N adalah sebagai landasan dasar atas keyakinan dan nilai yang
mempengaruhi kehidupan keluarga.
f. Status sosial ekonomi keluarga
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Suami dan Anak
b) Penghasilan:
Keluarga mengatakan penghasilan perbulan kurang lebih Rp. 3.000.000, dengan
di bantu oleh Anak.
c) Upaya lain :
- Kadang meminjam ketetangga
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :
- Keluarga mengatakan memiliki prabotan : TV, Kipas angin, kulkas dll
- Keluarga mengatakan hanya memiliki 2 transfortasi yaitu motor
g. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
Kebutuhan Rumah Tangga
h. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga mengatakan sering nonton TV bersama dan berkumpul di empang yang
dikelola oleh Tn.E
Iminisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB (BCG/POLIO/ Yg Telah
Kesehatan Keluarga
DPT/HB/CAMPAK) Dilakukan
Tn. E 60 72 Baik Campak dan Polio Tidak Tidak ada
1. ada
Tn.E dan keluarga memanfaatkan ruang keluarga sebagai tempat berkumpul dan
makan bersama
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga :
Keluarga Tn.A sangat harmonis dan rukun
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga :
Saling interaksi walaupun sedang ada masalah antara anggota keluarga
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
Keluarga yang domain mengambil keputusan adalah kepala keluarga
d) Kegiatan keluarga waktu senggang :
Menonton Tv dan makan bersama dan berkumpul di empang yang dikelola Tn. E
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
- Tn.E rutin mengikuti kegiatan yang ada di kampungnya seperti kerja bakti,
pengajian bapak-bapak
- Ny.N rutin mengikuti kegiatan pengajian ibu-ibu.
- An. J sesekali mengikuti kegiatan pemuda-pemudi dan kerja bakti
c. Fungsi perawatan kesehatan :
Kelurga mengatakan tidak tau apa-apa tentang fungsi perawatan kesehatan
d. Fungsi reproduksi :
Tn.E dan Ny.N mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
e. Fungsi ekonomi :
Yang berperan utama mencari nafkah adalah kepala keluraga (Tn.E) namun dibantu
dengan Anaknya (An.J).
3. Ds : Resiko Cedera
- Klien mengatakan
pandangan mata kabur.
Do :
- Berjalan tegap tetapi ragu-
ragu.
Diagnosa utama :
2. Ansietas
IX. Skoring
3. Resiko cidera.
X. Skoring
PENDAHULUAN
Katarak merupakan penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau
berwarna putih abu-abu dan ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein
pada lensa yang secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi pada lensa
(Ilyas,2010). Word Health Organization (2012), menyatakan bahwa sekitar 38 juta orang
menderita kebutaan dan hampir 110 juta orang menderita penurunan penglihatan. Hal ini
menunjukan bahwa ada sekitar 150 orang menderita gangguan penglihatan. Tidak terdapat
data mengenai insiden kebutaan yang tersedia dengan baik. Meskipun demikian, diperkirakan
jumlah orang buta seluruh dunia akan meningkat 1-2 juta orang per tahun.
Menurut hasil Riskesdas (2018) prevalensi katarak nasional adalah 5,5 % dengan
pravelensi tertinggi juga ditemukan di bali (11,0%), diikuti oleh DI Yogyakarta (10,2%) dan
Sulawesi selatan (9,4%). Pravelensi kekeruhan kornea terendah dilaporkan papua barat
(2,0%) diikuti DKI Jakarta (3,1%).
Kebutaan yang terjadi akibat katarak akan terus meningkat karena penderita tidak
menyadarinya, daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang sekitar 3-5
tahun dan menyadari penyakitnya setelah memasuki stadium kritis. Hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan mengenai gejala katarak. Salah satu penyebab tingginya kasus
kebutaan yang diakibatkan oleh katarak karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap
kesehatan mata (Irawan, 2008).
Operasi katarak dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi dapat terjadi dalam waktu
beberapa hari setelah operasi hingga beberapa bulan setelah operasi. Insiden komplikasi
bervariasi, tergantung laporan dari tempat yang berbeda. Umumnya, komplikasi ini
membutuhkan tindakan bedah untuk memperbaiki salah satu efek samping tersering dari
operasi katarak adalah robeknya kapsul posterior (Simanjuntak, 2012). Adanya komplikasi
akan menimbulkan kecemasan pada pasien. Kecemasan merupakan gejala yang umum tetapi
non spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi. Kecemasan berkaitan dengan
perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya (Zuchra, 2012).
Tanda dan gejala pasien dengan ansietas adalah cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan
pikirannya sendiri serta mudah tersinggung, pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan
mudah terkejut, pasien mengatakan takut bila sendiri atau pada keramaian dan banyak orang,
mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan. Upaya yang dapat
dilakukan untuk membuat pasien merasa tidak cemas salah satunya adalah dukungan
keluarga. Diharapkan keluarga selalu memberi dukungan kepada pasien post operasi
katarak, sehingga pasien merasa tenang dan tingkat kecemasan pasien dapat berkurang
(Sutejo (2018).
1.2 TUJUAN PENYULUHAN
I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit diharapkan Ny. N dan keluarga
mampu mengetahui tentang penyakit katarak.
A. DEFINISI KATARAK
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang di proyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum
kehilangan pandangan secara bertahap (springhouse Co). derajad disabilitas yang
ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas keburaman (Ns Indriana
N. Istiqomah, S.Kep., 2012
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-
duanya.dimana penglihataan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh (Sidarta
Ilyas., 2014).
B. ETIOLOGI KATARAK
Katarak biasanyaa terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak
dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya.
Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes)
obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak kongenitas bisa disebabkan oleh Infeksi congenital, seperti campak jerman
yang berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia. Adapun Faktor
resiko terjadinya katarak kongenitas meliputi :
1. Penyakit metabolik yang diturunkan.
2. Riwayat katarak dalam keluarga.
3. Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.
4. Merokok, minuman berakohol
5. Radang mata dan trauma mata
6. Terpajan banyak sinar ultraviolet (matahari)
7. proses penuaan atau lanjut usia
8. Obat-obatan yang dapat mengakibatkan kekeruhan lensa
9. Bengkak pada mata karena pukulan benda asing
C. KLASIFIKASI KATARAK
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun. bisanya
kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan lensa. katarak ini sering
ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita rubella, diabetes
melitus, toksoplasmosis hipoparatiroidisme, galaktosemia. tindakan pengobatan pada
katarak kongenital adalah operasi yang dilakukan bila refleks fundus tidak tampak.
Biasanya bila katarak bersifat total operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau
lebih muda bila telah dapat melakukan pembiusan.
2. Katarak juvenile katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai
terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenile
biasanya merupakan penyullit penyakit sistemik, ataupun metabolik dan penyakit
lainnya yang meliputi : katarak diabetik dan galaktosemik (gula) katarak hipokalsemik
(tetanik) katarak defisiensi gizi katarak aminoasiduria penyakit wilson dan katarak
yang berhubungan dengan penyakit metabolik lain.
3. Katarak senil, katarak setelah 50 tahun penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui
secara pasti. Menurut konsep penuaan jaringan embrio manusia dapat membelah diri
50 kali kemudian mati. Imunologis dengan bertambahnya usia akan bertambah cacat
imunologik yang mengakibatkan kerusakan pada sel. menurut teori “Across-link” ahli
biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul protein
sehingga mengganggu perubahan lensa pada usia lanjut. Kekeruhan lensa dengan
nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya terjadi pada usia 60 tahun.
4. Katarak rubela, terdapat 2 bentuk kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer
jernih seperti mutiara atau kekeruhan di luar nuclear yaitu korteks anterior dan
posterior total. Mekanisme terjadinya tidak jelas akan tetapi diketahui bahwa rubel
dapat dengan mudah melalui barier plasenta. Visus ini dapat masuk atau terjepit di
dalam vesikel lensa dan bertahan di dalam lensa sampai 3 tahun.
F. PENYEBAB KATARAK
1. proses penuaan atau lanjut usia
2. Obat-obatan yang dapat mengakibatkan kekeruhan lensa
3. Bengkak pada mata karena pukulan benda asing
4. Perokok berat
5. Minuman berakohol
G. PENANGANAN KATARAK
Jika penderita katarak masih bias melihat dengan bantuan kacamata maka tidak perlu
dilakukan pembedahan. Namun, jika penderita tidak bias melihat lagi bahkan dengan
bantuan kacamata, pembedahan perlu dilakukan. Pembedahan terdiri dari dua
langkah penting :
1. pengangkatan lensa
2. Penggantian lensa buatan
Oprasi katarak biasanya berlangsung aman dan jarang terjadi infeksi setelahnya.
Biasanya orang setelah mengalami oprasi katarak diberi tetes mata atau salep dan
harus menggunakan pelindung mata seperti kacamata hitam untuk memastikan luka
pembedahan benar-benar sembuh
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Sasaran : Ny. N
Waktu : 40 menit
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit diharapkan Ny. N dan keluarga mampu
mengetahui tentang apa saja diet untuk penderita katarak.
2. Tujuan Khusus
a. Ny. N dan keluarga mampu menyebutkan pengertian katarak.
b. Ny. N dan keluarga mampu menyebutkan penyebab terjadinya katarak.
c. Ny. N dan keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala katarak
d. Ny. N dan keluarga mampu mengetahui penanganan apa saja yang dilakuka untuk
katarak.
3. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Evaluasi Belajar
6. Materi Pembelajaran
Pokok bahasan : Edukasi tentang penderita katarak
Sub pokok bahasan :
7. Tahap Pelaksanaan
No
Tahapan Penyuluh Peserta Waktu
.
8. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Ny. N dan Keluarga menyambut baik petugas kesehatan untuk penyuluhan
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanaakan dirumah keluarga Ny. N
3) Kontrak waktu penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
b. Kriteria Proses
1) Ny. N dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
2) Tidak ada anggota keluarga yang meninggalkan ruangaan saat penyuluhan
dilaksanakan
3) Ny. N dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar
c. Kriteria Hasil