Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

E DENGAN
MASALAH UTAMA KATARAK PADA NY. N DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARANG KITRI KELURAHAN MARGAHAYU
RT02/RW 04

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Tahap Stase Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :
Piani
(0432950920018)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

BEKASI

2020
Kasus

Ny. N usia 52 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan membuka usaha warung kecil-
kecilan dan mengurus empang Tn. E. Ny. N tinggal bersama dengan suaminya yang bernama Tn.
E, seorang laki-laki berusia 60 Tn. E bekerja sebagai wirausaha. Memiliki 1 orang anak , Anak
yang pertama sudah berumah tangga dan sudah tidak serumah lagi, dirumah tinggal Tn. K dan
Ny. S saja, tetapi anaknya dan menantunya membantu Tn. E diwarung dan diempang , Pada
keluarga Tn. E yang sedang sakit adalah Ny. N sendiri dengan menderita kataraksudah 30 tahun.
Ny. N mengatakan tidak memiliki pantangan dalam hal makanan, namun ketika sakitnya sedang
kambuh atau matanya sedang lelah dan kotor Ny. N segera meneteskan obat mata yang diberikan
rumah sakit tempat ia berobat.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM

a. Identitas Kepala Keluarga


Nama : Tn. E Pendidikan : SD
Umur : 60 Tahun Pekerjaan : Wirausaha
Agama : Islam Alamat : Margahayu
Suku : Sunda No. Telp :-

Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pendidikan


1. Tn E L 60 thn Kepala Wirasuasta SD
Keluarga
Ny N P 52 thn Ibu Rumah IRT -
2. Tangga
An J L 17 thn Anak Wirasuasta SMK
3.

b. Genogram (tiga generasi) :

Keterangan :

: laki-laki

:perempuan

: meninggal

: hubungan dengan keluarga

: nikah

c. Tipe keluarga :
a) Jenis tipe keluarga :
Keluaga Bpk. E memiliki kelurga dengan tipe Niddle age / aging couple Suami
sebagai pencari uang, istri dirumah / kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak
sudah meninggalkan rumah karena perkawinan / meniti karier
b) Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga :
Menurunnya fungsi, Menurunkan kekuatan fisik, sumber financial yang tidak
memadai, isolasi sosial, kesepian ,Kerentanan psiklogis , Promosi kesehatan

d. Suku Bangsa
a) Asal suku bangsa :
Keluarga Tn E berasal dari suku sunda dan Betawi
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
Tidak ada budaya yang mempengaruhi kesehatan
e. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Agama yang dianut oleh keluarga ibu.N adalah Islam. Anggota keluarga tidak ada
perbedaan keyakinan dan perbedaaan praktek ibadah, keluarga ibu.N selalu
menjalankan ibadah sesuai dengan aturan dan jadwalnya. Seperti melaksanakan sholat
5 kali sehari dan kadang-kadang mengkuti Acara pengajian. Agama dianggap oleh
keluarga ibu.N adalah sebagai landasan dasar atas keyakinan dan nilai yang
mempengaruhi kehidupan keluarga.
f. Status sosial ekonomi keluarga
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Suami dan Anak
b) Penghasilan:
Keluarga mengatakan penghasilan perbulan kurang lebih Rp. 3.000.000, dengan
di bantu oleh Anak.
c) Upaya lain :
- Kadang meminjam ketetangga
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :
- Keluarga mengatakan memiliki prabotan : TV, Kipas angin, kulkas dll
- Keluarga mengatakan hanya memiliki 2 transfortasi yaitu motor
g. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
Kebutuhan Rumah Tangga
h. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga mengatakan sering nonton TV bersama dan berkumpul di empang yang
dikelola oleh Tn.E

I. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga dengan dengan anak yg sudah memiliki istri dan 2 orang cucu
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Ingin memiliki hidup yang lebih baik lagi
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a) Riwayat kesehatan saat ini :
- Tn. E tidak memiliki penyakit apapun
- Ny.N memiliki penyakit Katarak dan Rematik
- An.J Tidak memiliki penyakit apapun
b) Riwayat penyakit keturunan :
- Tn. E tidak memiliki riwayat penyakit keturunan apapun
- Ny. N tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dari Ibunya
- An. J memiliki riwayat penyakit keturunan dari ibunya

Iminisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB (BCG/POLIO/ Yg Telah
Kesehatan Keluarga
DPT/HB/CAMPAK) Dilakukan
Tn. E 60 72 Baik Campak dan Polio Tidak Tidak ada
1. ada

Ny.N 52 80 Memiliki Campak dan Polio Tidak Tidak ada


2. riwayat ada
hipertensi
An. J 32 56 Baik Lengkap Tidak Tidak ada
3. ada

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


Klinik
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Pada keluarga Tn. E hanya istrinya saja yang memiliki riwayat penyakit Katarak

II. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : Tuan E mengatakan luas rumah 152 m2
b) Tipe rumah : Tuan E mengatakan rumahnya sederhana
c) Kepemilikan : Tuan E
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : Tuan A mengatakan 1 Rumah 3 Kamar dan 1
Kamar Mandi
e) Ventilasi/jendela : Tuan A mengatakan ada ventilasi dirumah
f) Pemanfaatan ruangan :

Tn.E dan keluarga memanfaatkan ruang keluarga sebagai tempat berkumpul dan
makan bersama

g) Septic tank ( ada/tidak, jarak dengan sumber air bersih) :


Tuan E mengatakan memiliki septic tank dengan jarak 5 meter ,dari sumber air
bersih
h) Sumber air minum : tuan E mengatakan sumber air minum menggunakan air isi
ulang.
i) Kamar mandi/WC : kamar mandi dan wc berjakarak kurang lebih 5 m dari
kamar
j) Sampah : Tuan E mengatakan sampah dibuang ditempat sampah
k) Kebersihan lingkungan :Tuan E mengatakan lingkungan bersih dan nyaman

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


a) Kebiasaan : Tuan E mengatakan sering bersosialisasi dengan tetangga atau
lingkungan sekitar
b) Aturan/kesepakatan : Tuan E mengatakan tidak ada aturan didalam keluarga
c) Mobilitas geografis keluarga : Tuan E mengatakan sudah bertempat dirumah
tersebut sejak 33 tahun lalu, sebelumnya Tn. K ikut ayahnya, sebelum mempunyai
anak.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Tuan E mengatakan
perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat sangat baik
d. Sistem pendukung keluarga : Tuan E mengatakan pendukung keluarga adalah
saudara atau tetangga

III. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi keluarga :
Tuan E mengatakan cara berkomunikasi dengan keluarga , dengan cara berkumpul
b. Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
 Tuan E sebagai kepala keluarga
 Nyonya N sebagai istri/ ibu rumah tangga
 Dan 1 orang anak : An. J
c. Nilai dan norma keluarga: menjunjung tinggi nilai dan norma agama
IV. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif :
Saling mendukung dan saling menghargai antar anggota keluarga

b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga :
Keluarga Tn.A sangat harmonis dan rukun
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga :
Saling interaksi walaupun sedang ada masalah antara anggota keluarga
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
Keluarga yang domain mengambil keputusan adalah kepala keluarga
d) Kegiatan keluarga waktu senggang :
Menonton Tv dan makan bersama dan berkumpul di empang yang dikelola Tn. E
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
- Tn.E rutin mengikuti kegiatan yang ada di kampungnya seperti kerja bakti,
pengajian bapak-bapak
- Ny.N rutin mengikuti kegiatan pengajian ibu-ibu.
- An. J sesekali mengikuti kegiatan pemuda-pemudi dan kerja bakti
c. Fungsi perawatan kesehatan :
Kelurga mengatakan tidak tau apa-apa tentang fungsi perawatan kesehatan

d. Fungsi reproduksi :
Tn.E dan Ny.N mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi.

e. Fungsi ekonomi :
Yang berperan utama mencari nafkah adalah kepala keluraga (Tn.E) namun dibantu
dengan Anaknya (An.J).

V. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor yang dimiliki : Tuan E mengatakan tidak ada masalah stressor

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor: Tuan E mengatakan tidak ada


masalah stressor

VI. PEMERIKSAAN FISIK INDIVIDU ANGGOTA KELUARGA (sesuai teknik


inpeksi, palpasi, auskultasi)

Pemeriksaan Tn. E Ny. N An. J


Al Sign 130/80 mmHg , RR : 18 x/m 120/80 mmHg , RR : 20 110/80 mmHg ,
, N: 80 x/m x/m , N: 78 x/m RR : 17 x/m , N:
75 x/m
BB dan TB 72kg dan 171cm 80kg dan 180cm 56kg dan 170
Kepala Bersih tidak ada kotoran dan Bersih tidak ada kotoran Bersih tidak ada
tidak ada benjolan dan tidak ada benjolan kotoran dan tidak
ada benjolan
Mata Konjungtiva an-anemis konjuntiva an- anemis, Konjungtiva an-
sklera an-ikterik lensa mata terlihat anemis sklera
seperti ada an-ikterik
yang menghalangi,
warnanya putih susu
Hidung Tidak ada benjolan hidung Tidak ada benjolan Tidak ada
tampak bersih dan tidak ada hidung tampak bersih benjolan hidung
cairan dan tidak ada cairan tampak bersih dan
tidak ada cairan
Mulut Mukosa bibir lembab tidak Mukosa bibir lembab Mukosa bibir
ada sariawan di dalam tidak ada sariawan di lembab tidak ada
mulut. dalam mulut. sariawan di dalam
mulut.
Telinga Simetris tidak ada serumen Simetris tidak ada Simetris tidak ada
dan tidak ada gangguan serumen dan tidak ada serumen dan tidak
pendengara gangguan pendengara ada gangguan
pendengara
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada
kelenjar tiroid. kelenjar tiroid. pembesaran
kelenjar tiroid.
Thoraks Simetris tidak ada benjolan Simetris tidak ada Simetris tidak ada
didada benjolan didada benjolan didada
Abdomen Tidak ada benjolan di perut Tidak ada benjolan di Tidak ada
dan tiadak ada nyeri tekan perut dan tiadak ada benjolan di perut
nyeri tekan dan tiadak ada
nyeri tekan
Ekstermitas Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan Tidak ada
Atas gangguan
Ekstermitas Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan Tidak ada
Bawah gangguan

VII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya :
Keluarga Ny.N mengharapkan sembuh dari penyakitnya
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga Tn.E mengharapkan lebih peduli dengan penyakit Ny. N

VIII. ANALISA DATA

No Analisa Data Masalah/Problem


1. Ds : Gangguan persepsi sensori :
- Ny. N mengatakan katarak pengelihatan
adalah penyakit mata tua
yang disebabkan oleh faktor
umur
Do :
- Ny. N nampak harus
mendekat dan berhadapan
jika diajak berbicara dengan
lawan bicaranya
2. Ds : Ansietas
- Ny. N mengatakan takut
apabila matanya dioprasi.
Do :
- Ny. N memiliki TTV
120/80

3. Ds : Resiko Cedera
- Klien mengatakan
pandangan mata kabur.
Do :
- Berjalan tegap tetapi ragu-
ragu.
Diagnosa utama :

1. gangguan persepsi sensori : pengelihatan


No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1= 1  Masalah sudah terjadi
 Aktual
karena sudah ada tanda dan
gejala yang terlihat dari Ny.
N
“Ny. N mengatakan
penglihatannya kurang,
seperti berbayang pada
matanya, mata seperti ada
yang menghalangi, seperti
ada benda di depan mata.
2. Kemungkinan masalah 2 2 ½x 2 = 1 Ny. Masalah tidak dapat diatasi
dapat diubah : karena Ny. E tidak ingin di op
 Tidak dapat
3. Potensialmasalah 3 1 3/3 x 1 = 1  Keluarga tidak tahu
untuk dicegah : pencegahan katarak
 Tinggi  Keluarga kurang
memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada
4. Menonjolnya masalah: 2 1 2/2 x 1 = 1  Kurangnya pengetahuan
 Masalah berat keluarga tentang penyakit
yang diderita oleh Ny. E
Jumlah 4

2. Ansietas
IX. Skoring

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1=  Klien mengtakan takut
 Aktual 1
dilakukan operasi karena
klien takut operasinya gagal,
tetapi klien tetap tidak mau
melakukan operasi
karena takut
2. Kemungkinan masalah 1 2 1/2 x 0 = Keluarga Ny. N mengetahui
dapat diubah : 0
dampak buruk jika katarak
 Tidak dapat
di biarkan terus menerus dan
tidak dilakukan operasi akan
mengakibatkan
kebutaan.
3. Potensialmasalah 3 1 3/3 x 1 =  Keluarga Tn.A mengatakan
untuk dicegah : 1 Tn.A sudah mengalami
 Tinggi katarak sejak 30 tahun yang
lalu.

4. Menonjolnya masalah: 2 1 2/2 x 1 =  Kurangnya pengetahuan


 Masalah berat 1 keluarga tentang penyakit
yang diderita oleh Ny. N
Jumlah 3

3. Resiko cidera.
X. Skoring

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1= 1 Ny. N kurang memerhatikan
 Aktual fasilitas dirumah, dimana
keluarga jarang membersihkan
kamar mandi sehingga membuat
lantai menjadi licin dan
perabotan rumah berserakan
tidak tertata rapi membahayakan
Ny. N
2. Kemungkinan masalah 2 2 2/2 x 2 = Ny. N belum mengetahui bahaya
dapat diubah : 2 yang dapat terjadi jika keluarga
 Mudah tidak mau memodifikasi
lingkungan
3. Potensialmasalah 1 1 1/3 x 1 = Ny. N Mengatakan bila ingin
untuk dicegah : 1 melakukan aktivitas tidak
 Rendah memerlukan bantuan Krena
masi bisa melakukannya sendiri
seperti masak dll.
4. Menonjolnya masalah: 0 1 1/2 x 1 = Keluarga Ny. N mengatakan
 tidak dirasakan 1 belum bisa menyiapkan fasilitas
yang layak untuk Ny.N
dikarenakan keluarga sibuk
berkerja.
Jumlah 5
XI. Rencana Keperawatan :

No Data Domain & Diagnosis Tujuan NOC NIC


1. Ds : Domain-kesehatan fisiologi II Setelah diberikan penyuluhan Fungsi sensori : penglihatan Peningkatan komunikasi : defisit
- Ny. N mengatakan katarak kelas sensori (Y)
selama 40 menit diharapkan Indikator : penglihatan
adalah penyakit mata tua Fungsi persepsi
yang disebabkan oleh Ny. N dan keluarga mampu Intervensi: (4978)
sensori : pengelihatan 1. (240401)Ketajaman
faktor umur
mengetahui tentang penyakit
- Klien mengatakan awalnya (2404) penglihatan pusat (kiri) 1. Catat reaksi pasien
berembun seperti ada yang katarak. 2. (240421)Ketajaman terhadap rusaknya
menghalangi
- Mata sangat buram hampir penglihatan pusat penglihatan (misal,
tidak melihat (kanan) depresi, menarik diri, dan
Do :
- Ny. N nampak harus 3. (240403) Lapang menolak kenyataan)
mendekat dan berhadapan pandang pusat (kiri) 2. Menerima reaksi pasien
jika diajak berbicara dengan
lawan bicaranya 4. (240403) Lapang terhadap rusaknya
- Terdapat bercak putih di pandang pusat (kanan) penglihatan
lensa dan hampir menutupi
bola mata. 5. (240416) respon 3. Andalkan penglihatan
terhadap stimulus pasien yang tersisa
pandangan sebagaimana mestinya
6. (240406) 4. Bacakan surat, koran, dan
Pengembunan pada informasi lainnya pada
mata pasien
7. (240411) pandangan
kabur
2. Ds : Domain-kesehatan psikososial Setelah dilakukan tindakan Tingkat kecemasan: Mengurangi rasa cemas :
- Ny. N mengatakan takut (III) asuhan keperawatan selama
Indicator: Intervensi : (5820)
apabila matanya dioprasi. Kelas-Kesehatan Psikologi (M) 1x40 menit diharapkan kelurga
Do : Ansietas mampu mengurangi ansietas 1. (121104)Kegelisahan 1. Tenangkan klien dan
Ny. N memiliki TTV
120/80 mmHg , RR : 20 x/m , 2. (121105)Rasa khawatir melakukan pendekatan.
N: 78 x/m 3. (121106)Ketegangan 2. Kaji perspektif situasi
otot stress klien.
4. (121107)Ketegangan 3. Berikan informasi faktual
wajah mengenai diagnosis,
5. (121108)Iritabilitas terapi, dan prognosis.
6. (121111Masalah 4. Bantu pasien untuk untuk
prilaku meminimalisir rasa cemas
7. (121115)Panic yang timbul.
8. (121129) Gangguan 5. Kaji tanda-tanda
tidur kecemasan baik secara
verbal maupun non
verbal.
Terapi relaksasi
Intervensi:
1. Pemikiran untuk relaksasi
dan kebaikan, batas dan
jenis dari relaksasi yang
ada. (example meditasi,
music, dan relaksasi otot)
2. Menetapkan intervensi
untuk relaksasi yang akan
digunakan
3. Membiarkan pasien rileks
4. Menggunakan nada yang
lembut dengan pelan,
berirama

3. Ds : Domain IV-Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Kontrol resiko Manajemen lingkungan


- Klien mengatakan tentang kesehatan & prilaku asuhan keperawatan selama
Indikator: Interverensi : (6482)
pandangan mata kabur. Kelas T-Kontrol resiko dan 1x40 menit diharapkan kelurga
Do : keamanan mampu merawat anggota 1. (190202) factor resiko 1. Beri lingkungan yang
Berjalan tegap tetapi ragu-ragu. Diagnosa : kelurga yang sakit katarak.
Resiko cidera lingkungan nyaman
2. (190221) factor resiko 2. Batasi aktifitas
perilaku 3. Pindahkan benda-benda
3. (190204)Strategi berbahaya dari sekitar
control resiko pasien
4. Kurangi stimulus
lingkungan
5. Anjurkan menggunakan
tehnik manajemen stress.
XII. Implementasi dan Evaluasi

Hari DX Implementasi Evaluasi


/
tgl
Gangguan persepsi sensori : - Catat reaksi pasien S:
pengelihatan
terhadap rusaknya
O:
penglihatan (misal,
A:
depresi, menarik diri, dan
menolak kenyataan) P:
- Menerima reaksi pasien
terhadap rusaknya
penglihatan
- Andalkan penglihatan
pasien yang tersisa
sebagaimana mestinya
- Bacakan surat, koran, dan
informasi lainnya pada
pasien
Ansietas 6. Tenangkan klien dan S:
melakukan
O:
pendekatan.
A:
7. Kaji perspektif situasi
stress klien. P:
8. Berikan informasi
faktual mengenai
diagnosis, terapi, dan
prognosis.
9. Bantu pasien untuk
untuk meminimalisir
rasa cemas yang
timbul.
10. Kaji tanda-tanda
kecemasan baik
secara verbal maupun
non verbal.
Terapi relaksasi
Intervensi:
5. Pemikiran untuk
relaksasi dan
kebaikan, batas dan
jenis dari relaksasi
yang ada. (example
meditasi, music, dan
relaksasi otot)
6. Menetapkan
intervensi untuk
relaksasi yang akan
digunakan
7. Membiarkan pasien
rileks
8. Menggunakan nada
yang lembut dengan
pelan, berirama
Resiko cidera 1. Beri lingkungan yang S:
nyaman
O:
2. Batasi aktifitas
A:
3. Pindahkan benda-
benda berbahaya dari P:
sekitar pasien
4. Kurangi stimulus
lingkungan
5. Anjurkan
menggunakan tehnik
manajemen stress.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Katarak merupakan penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau
berwarna putih abu-abu dan ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein
pada lensa yang secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi pada lensa
(Ilyas,2010). Word Health Organization (2012), menyatakan bahwa sekitar 38 juta orang
menderita kebutaan dan hampir 110 juta orang menderita penurunan penglihatan. Hal ini
menunjukan bahwa ada sekitar 150 orang menderita gangguan penglihatan. Tidak terdapat
data mengenai insiden kebutaan yang tersedia dengan baik. Meskipun demikian, diperkirakan
jumlah orang buta seluruh dunia akan meningkat 1-2 juta orang per tahun.

Menurut hasil Riskesdas (2018) prevalensi katarak nasional adalah 5,5 % dengan
pravelensi tertinggi juga ditemukan di bali (11,0%), diikuti oleh DI Yogyakarta (10,2%) dan
Sulawesi selatan (9,4%). Pravelensi kekeruhan kornea terendah dilaporkan papua barat
(2,0%) diikuti DKI Jakarta (3,1%).

Katarak menjadi salah satu penyebab terbanyak kebutaan di Indonesia. Dirjen


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Achmad Yurianto menyebut katarak merupakan
penyebab tertinggi kebutaan sekitar 81%. Hasil survey Rapid Assessment of Avoidable
Blindness (RAAB) oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan
Balitbangkes di 15 provinsi yakni di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTT, NTB,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua dengan sasaran populasi usia di atas
50 tahun diketahui angka kebutaan mencapai 3%. Dari angka tersebut katarak merupakan
penyebab tertinggi sekitar 81% (kemenkes, 2018)

Kebutaan yang terjadi akibat katarak akan terus meningkat karena penderita tidak
menyadarinya, daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang sekitar 3-5
tahun dan menyadari penyakitnya setelah memasuki stadium kritis. Hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan mengenai gejala katarak. Salah satu penyebab tingginya kasus
kebutaan yang diakibatkan oleh katarak karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap
kesehatan mata (Irawan, 2008).

Hingga kini belum ditemukan pengobatan yang dapat memperlambat atau


mengembalikan perubahan-perubahan kimiawiyang mendasari pembentukan katarak (Harper
et al, 2010). Katarak tidak dapat dicegah kecuali pada kebutaannya yaitu dengan tindakan
operasi. Operasi katarak merupakan operasi mata yang sering dilakukan di seluruh dunia,
karena merupakan modalitas utama terapi katarak (Lindfield, 2012).

Operasi katarak dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi dapat terjadi dalam waktu
beberapa hari setelah operasi hingga beberapa bulan setelah operasi. Insiden komplikasi
bervariasi, tergantung laporan dari tempat yang berbeda. Umumnya, komplikasi ini
membutuhkan tindakan bedah untuk memperbaiki salah satu efek samping tersering dari
operasi katarak adalah robeknya kapsul posterior (Simanjuntak, 2012). Adanya komplikasi
akan menimbulkan kecemasan pada pasien. Kecemasan merupakan gejala yang umum tetapi
non spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi. Kecemasan berkaitan dengan
perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya (Zuchra, 2012).

Tanda dan gejala pasien dengan ansietas adalah cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan
pikirannya sendiri serta mudah tersinggung, pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan
mudah terkejut, pasien mengatakan takut bila sendiri atau pada keramaian dan banyak orang,
mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan. Upaya yang dapat
dilakukan untuk membuat pasien merasa tidak cemas salah satunya adalah dukungan
keluarga. Diharapkan keluarga selalu memberi dukungan kepada pasien post operasi
katarak, sehingga pasien merasa tenang dan tingkat kecemasan pasien dapat berkurang
(Sutejo (2018).

1.2 TUJUAN PENYULUHAN
I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit diharapkan Ny. N dan keluarga
mampu mengetahui tentang penyakit katarak.

II. Tujuan Khusus


a. Ny. N dan keluarga mampu menyebutkan pengertian katarak.
b. Ny. N dan keluarga mampu menyebutkan penyebab terjadinya katarak.
c. Ny. N dan keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala katarak
d. Ny. N dan keluarga mampu mengetahui penanganan apa saja yang dilakuka
untuk katarak.

1.3 MANFAAT PENELITIAN


1) Bagi Masyarakat
 Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pemantauan informasi
kesehatan  dan penyakit katarak
 Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pemantauan katarak
khususnya lansia sehingga dapat dikontrol apabila terjadi masalah
dengan penyakit katarak
2) Bagi Institusi
 Memberikan masukan dalam hal pemantauan katarak pada katarak
khususnya pada Ny. N
 Dapat dijadikan pedoman dalam menentukan kebijakan program penyakit
katarak
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI KATARAK

Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang di proyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum
kehilangan pandangan secara bertahap (springhouse Co). derajad disabilitas yang
ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas keburaman (Ns Indriana
N. Istiqomah, S.Kep., 2012

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-
duanya.dimana penglihataan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh (Sidarta
Ilyas., 2014).

B. ETIOLOGI KATARAK

Katarak biasanyaa terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak
dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya.
Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes)
obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).

Katarak kongenitas bisa disebabkan oleh Infeksi congenital, seperti campak jerman
yang berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia. Adapun Faktor
resiko terjadinya katarak kongenitas meliputi :
1. Penyakit metabolik yang diturunkan.
2. Riwayat katarak dalam keluarga.
3. Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.
4. Merokok, minuman berakohol
5. Radang mata dan trauma mata
6. Terpajan banyak sinar ultraviolet (matahari)
7.  proses penuaan atau lanjut usia
8. Obat-obatan yang dapat mengakibatkan kekeruhan lensa
9. Bengkak pada mata karena pukulan benda asing

C. KLASIFIKASI KATARAK

1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun. bisanya
kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan lensa. katarak ini sering
ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita rubella, diabetes
melitus, toksoplasmosis hipoparatiroidisme, galaktosemia. tindakan pengobatan pada
katarak kongenital adalah operasi yang dilakukan bila refleks fundus tidak tampak.
Biasanya bila katarak bersifat total operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau
lebih muda bila telah dapat melakukan pembiusan.
2. Katarak juvenile katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai
terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenile
biasanya merupakan penyullit penyakit sistemik, ataupun metabolik dan penyakit
lainnya yang meliputi : katarak diabetik dan galaktosemik (gula) katarak hipokalsemik
(tetanik) katarak defisiensi gizi katarak aminoasiduria penyakit wilson dan katarak
yang berhubungan dengan penyakit metabolik lain.

3. Katarak senil, katarak setelah 50 tahun penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui
secara pasti. Menurut konsep penuaan jaringan embrio manusia dapat membelah diri
50 kali kemudian mati. Imunologis dengan bertambahnya usia akan bertambah cacat
imunologik yang mengakibatkan kerusakan pada sel. menurut teori “Across-link” ahli
biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul protein
sehingga mengganggu perubahan lensa pada usia lanjut. Kekeruhan lensa dengan
nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya terjadi pada usia 60 tahun.

4. Katarak rubela, terdapat 2 bentuk kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer
jernih seperti mutiara atau kekeruhan di luar nuclear yaitu korteks anterior dan
posterior total. Mekanisme terjadinya tidak jelas akan tetapi diketahui bahwa rubel
dapat dengan mudah melalui barier plasenta. Visus ini dapat masuk atau terjepit di
dalam vesikel lensa dan bertahan di dalam lensa sampai 3 tahun.

D. MANISFESTASI KLINIS KATARAK

Katarak diagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya pasien mengalami


penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional sampai derajat
tertentu yang di akibatkan karena kehilangan penglihatan. Temuan objektif biasanya
meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tidak
tampak dengan oftalmoskop. Sehingga memiliki beberapa tanda yang meliputi :
1. penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram.
Bayangan benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti asap.
2. Kesulitan melihat ketika malam hari.
3. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya
4. Bayangan cahaya yang ditangkap seperti sebuah lingkaran.
5. Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca atau
beraktifitas lainnya.
6. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa sudah
tidak nyaman
7. Warna cahaya memudar dan cenderung berubah warna saat melihat misalnya
cahaya putih yang ditangkap menjadi cahaya kuning.
8. Jika melihat dengan hanya dengan satu mata, bayangan benda atau
cahaya terlihat ganda.(Amin Huda Nurarif dan Hardi Kusuma.,
2015).
E. KOMPLIKASI
Adapun umumnya komplikasi yang terjadi pada penderita katarak adalah sebagai
berikut :
1. Kehilangan penglihatan total
2. Penurunan cairan vitreus
3. Dehisens luka
4. Hivema
5. Glukoma yang menyumbat pupil
6. Ablasio retina
7. Infeksi

F. PENYEBAB KATARAK
1. proses penuaan atau lanjut usia
2. Obat-obatan yang dapat mengakibatkan kekeruhan lensa
3. Bengkak pada mata karena pukulan benda asing
4. Perokok berat
5. Minuman berakohol

G. PENANGANAN KATARAK
Jika penderita katarak masih bias melihat dengan bantuan kacamata maka tidak perlu
dilakukan pembedahan. Namun, jika penderita tidak bias melihat lagi bahkan dengan
bantuan kacamata, pembedahan perlu dilakukan. Pembedahan terdiri dari dua
langkah penting :
1. pengangkatan lensa
2. Penggantian lensa buatan

Oprasi katarak biasanya berlangsung aman dan jarang terjadi infeksi setelahnya.
Biasanya orang setelah mengalami oprasi katarak diberi tetes mata atau salep dan
harus menggunakan pelindung mata seperti kacamata hitam untuk memastikan luka
pembedahan benar-benar sembuh
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : pengelihatan

Sasaran : Ny. N

Waktu : 40 menit

Hari / Tanggal : Rabu, 30 Desember 2020

Tempat Lokasi : Rumah Ny. N

Pemberi Materi : Piani

1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit diharapkan Ny. N dan keluarga mampu
mengetahui tentang apa saja diet untuk penderita katarak.

2. Tujuan Khusus
a. Ny. N dan keluarga mampu menyebutkan pengertian katarak.
b. Ny. N dan keluarga mampu menyebutkan penyebab terjadinya katarak.
c. Ny. N dan keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala katarak
d. Ny. N dan keluarga mampu mengetahui penanganan apa saja yang dilakuka untuk
katarak.

3. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab

4. Alat Bantu Belajar


a. Leaflet
b. Lembar balik / booklet

5. Evaluasi Belajar

a. Jelaskan pengertian tentang katarak.


b. Sebutkan penyebab terjadinya katarak.
c. Sebutkan tanda-tanda terjadinya katarak
d. Sebutkan cara perawatan keluarga dengan katarak.

6. Materi Pembelajaran
Pokok bahasan : Edukasi tentang penderita katarak
Sub pokok bahasan :

a. Menjelaskan pengertian tentang katarak.


b. Menyebutkan penyebab terjadinya katarak.
c. Menyebutkan tanda-tanda terjadinya katarak
d. Menyebutkan cara perawatan keluarga dengan katarak.

7. Tahap Pelaksanaan

No
Tahapan Penyuluh Peserta Waktu
.

1. Orientasi : 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 5 menit


2. Mengajukan
Kegiatan pembuka 2. Menjawab
pertanyaan untuk
pembelajaran menggali pengetahuan pertanyaan
keluarga tentang
tentang penyakit
katarak
katarak

2. Tahap 1. Menjelaskan kepada 1. Klien menyimak 30 menit


kelurga tentang katarak,
Kerja:Kegiatan inti penjelasan
pengertian, tanda dan
gejala, secara sederhana tentang
dan mudah di mengerti
pengertian, tanda
2. Diskusikan dengan
keluarga tentang akibat dan gejala pada
katarak bila tidak segera
penyakit katarak.
ditangani dengan
menggunakan liflet 2. Klien menyimak
3. Memotivasi kelurga
penjelasan
untuk mengulangi apa
yang telah dijelskan tentang
4. Memberi kesempatan
pengobatan/penan
pada keluarga untuk
ganan penyakit
mengajukan pertanyaan
katarak jika tidak
5. Menjawab pertanyaan
segera di tangani.
yang diajukan
3. Klien mampu
6. Berikan pujian
menjelaskan
ulang materi yang
diberika secara
sederhana.
4. Klien diberi
kesempatan untuk
bertanya
5. Klien diberi
kesempatan untuk
mendengarkan
jawaban

3. Terminasi: 1. Menyimpulkan dan 1. Mendengarkan 5 menit


Kegiatan penutup mendiskusikan semua dan berperan
materi yang dibahas aktif dalam
2. Memberikan evaluasi diskusi
secara lisan
3. Meminta salah satu
anggota keluarga untuk
menjelaskan kembali
tentang penyakit
katarak sesuai dengan
kemampuannya

8. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Ny. N dan Keluarga menyambut baik petugas kesehatan untuk penyuluhan
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanaakan dirumah keluarga Ny. N
3) Kontrak waktu penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
b. Kriteria Proses
1) Ny. N dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
2) Tidak ada anggota keluarga yang meninggalkan ruangaan saat penyuluhan
dilaksanakan
3) Ny. N dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar
c. Kriteria Hasil

a. Ny. N dan keluarga mampu menyebutkan kembali penertian penyakit katarak.


b. Ny. N dan keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 penyebab katarak
c. Ny. N dan keluarga mampu Menyebutkan 4 dari 6 tanda-tanda katarak
d. Ny. N Menyebutkan cara perawatan keluarga dengan katarak

Anda mungkin juga menyukai