123 249 1 SM
123 249 1 SM
ABSTRAK
Laporan Tahunan Tahun 2011 Dinas kesehatan Kabupaten Karimun, sekolah yang telah melaksanakan
PHBS hanya 22,5% dengan target 65% sedangkan target nasional intitusi pendidikan yang melaksanakan PHBS
adalah 70% ditahun 2014. Rendahnya cakupan ini berdampak juga terhadap tingginya angka kesakitan yang
berhubungan dengan penyakit yang berorientasi lingkungan dan perilaku. Tujuan penelitian adalah mengetahui
hubungan sikap, pengetahuan dan peran guru dengan pelaksanaan PHBS di SD negeri 001 Tanjung Balai
KarimunTahun 2013. Desain Crossectional Study, populasi adalah seluruh murid kelas IV, V dan IV, sedangkan
sampel sebanyak 64 orang dan dibagi secara proporsional untuk masing-masing kelas. Data dikumpulkan melalui
kuesioner, diolah denganuji Chi-square. Darihasil ujistatistik terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan,
dan peran guru dengan pelaksanan program PHBS pada anak sekolah di SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun
Tahun 2013 (p>0,05).Disarankan untuk meningkatan pengetahuan melalui pelatihan, penyuluhan dan
memperbanyak media promosiseperti poster, leaflet dll.
ABSTRACT
Based on DKK reported of PHBS implementation was only 22.5 %, it was low from national target is
70%.It could cause to improve ill. The Research purpose to know the relationship between attitude, teacher
function and knowledge with implementation of the PHBS in Tanjung Balai Karimun elementary school in
20 13.This study usedcrossectional design. The populations were people grade IV,V and VI and the samples were
64 students and it's were proportional to each class. Data's were questionaire by using chi-square test. The result
showed that there were relationship between teacher function and knowledge with implementation of PHBS in
Tanjung Balai Karimun elementary. It was suggested to increase knowledge by doing workshop, promoting and
add promoting media.
*Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat, 25 148 (e-mail: fividiana@ymail.com)
**Alumni FKM Unand
46
f
anak sekolah bahwa, Tahun 2010 jumiah anak-anak yang rendah, perilaku murid yang masih kurang
di Indonesia diestimasikan mencapai 64,85 juta terhadap hidup sehat, peran guru dan petugas
jiwa. Dan diperkirakan mencapai 65,31 juta pada kesehatan yang belum optimal didalam upaya
tahun 2015. Porsi jumiah penduduk anak-anak kegiatan promosi kesehatan serta makin tingginya
Indonesia dengan kategori usia 0-14 tahun sekitar kasus merokok dan penggunaan napza. Sedangkan
28%-34% terhadap jumiah penduduk Indonesia SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun merupakan
yang pada tahun lalu mencapai 235 juta jiwa. sekolah yang masih cukup rendah cakupan
Saluran yang cocok untuk memberikan sosialisasi pelaksanaan PHBS . Hal ini sejalan dengan
dan praktik kesehatan sejak dini pada anak-anak penelitian yang dilakukan oleh Anshori di SMPN
adalah melalui sekolah.2 258 Kel. Cibubur Tahun 2011. 5Berdasarkan hal
Jumiah institusi pendidikan di Indonesia tersebut diatas peneliti tertarik melakukan penelitian
khususnya sekolah dasar adalah 338.729 sekolah per tentang faktor-faktor apa saja yang berhubungan
27 Juli 2011. Angka itu berdasarkan Nomor Pokok dengan pelaksanaan program PHBS pada anak
Sekolah Nasional, Kementerian Pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 001 Tanjung Balai
Nasional, dari semua tingkatan mulai TK sampai Karimun Tahun 2013.
Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta.
Munculnya berbagai penyakit yang sering Metode
menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), ternyata Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
umumnya berkaitan dengan PHBS.3 dengan survei analitik menggunakan desain cross
Berdasarkan data Susenas (survey sosial sectional. Variabel yang akan diteliti adalah
ekonomi nasional) tahun 2007 menyebutkan bahwa pelaksanaan PHBS (variabel dependen) dan tingkat
sekitar 3% anak-anak mulai merokok sejak kurang pengetahuan anak, sikap anak, peran guru (variabel
dari usia 10 tahun. Persentase orang merokok independen). Penelitian dilakukan di SD Negeri 01
tertinggi (64%) berada pada kelompok usia remaja Tanjung Balai Karimun Kabupaten Karimun pada
(10-19 tahun) . Dan sebagian besar (82%), penduduk bulan Desember 2012 - April 201 3. Populasi adalah
yang berusia 10 tahun ke atas kurang melakukan siswakelasIV, V dan VI SD Negeri 01 Tanjung Balai
aktivitas fisik, dengan kategori (73%) kurang Karimun Tahun 2013 yang berjumlah 207 siswa.
bergerak dan (9%) tidak terbiasa melakukan Untuk menentukan jumiah sampel dihitung dengan
aktifitas fisik. Belum lagi persoalan keamanan rumus estimasi proporsi dari Stanley Lemeshow
makanan yang dijual di sekitar sekolah yang belum didapatkan sebanyak 64 orang dan dibagi secara
menerapkan prinsip-prinsip Hygiene. Bila perilaku proporsional untuk masing -masing kelas. Data
hidup bersih dan sehat (PHBS) ini tidak dilakukan dikumpulkan melalui kuesioner, data yang
dengan baik maka akan menimbulkan dampak yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder
tidak diinginkan yairu munculnya berbagai dengan pengolahan data berupa editing, coding,
penyakit. Hal ini dapat diiihat melalui hasil survey entry data, cleaning, dan processing. Analisis data
Subdit diare tahun 2C02 dan 2003 pada 40 SD di 10 dilakukan dengan cara bertahap yaitu analisis
propinsi menunjukkan prevalensi kecacingan univariat dan bivariat dengan uji Chi-square,6
berkisar antara 2,2 % - 6,3 % . Berdasarkan hasil
pengamatan tahun 2008, ditemukan kasus diare Hasil dan Pembahasan
sebanyak 12.253 (38,11 %) . Oleh karena itu, Tabel 1. Distribusi frekuensi responden yang
penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui Sehat (PHBS) pada anak sekolah di Sekolah
pendekatan UKS.4"5 Dasar Negeri 001 Tanjung Balai Karimun
Target nasional intitusi pendidikan yang Tahun 2013
melaksanakan PHBS adalah 70% ditahun 2014. Variabel f %
Data dari Laporan Tahunan Tahun 2011 Dinas
Pelaksanaan PHBS
kesehatan Kabupaten Karimun, sekolah yang telah Tidak melaksanakan PHBS
melaksanakan PHBS hanya 22,5% dengan target
65%. Rendahnya cakupan ini berdampak juga
Melaksanakan PHBS
Pengetahuan
35
29
54,7
45,3
-
Rendah 38 59,4
terhadap tingginya angka kesakitan yang Tinggi 26 40,6
berhubungan dengan penyakit yang berorientasi Sikap Anak
Negatif 16 25
lingkungan dan perilaku, dimana kasus penyakit Positif 48 75
menular selama tahun 2011 masih cukup tinggi. Peranan Guru
Penyakit diare, DBD masih masuk dalam 10 Kurang Berperan 36 56,3
Berperan 28 3,7
penyakit terbanyak. Kualitas lingkungan sekolah
47
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. 1
48
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. 1
perilaku hidup bersih dan sehat. Seandainya sudah mereka. Bahkan saat ini banyak kasus anak lebih
mengetahui dan mengerti tentang bagaimana mempunyai kepercayaan terhadap guru
Perilaku Hidup Bersihdan Sehat (PHBS) di sekolah, dibandingkan pada orang tua mereka sendiri. Maka
serta cara melakukan dan alasan melakukanPerilaku dari itulah guru harus bias menunjukan sikap dan
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) maka akan timbul keteladanan yang baik di hadapan murid-muridnya,
pemikiran yang positif. Peraikiran ini akan biar dikemudian bari tidak ada istilah "guru kencing
menghasilkan sikap positif juga yaitu setuju da I am berdiri, murid kencing berlari". Selain keteladanan,
hal tersebut dan selanjutnya mau melakukan upisya kewibawaan juga perlu. Dengan kewibawaan, guru
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). menegakan disiplin demi kelancaran dan ketertiban
proses belajar mengajar. Dalam pendidikan,
Gambaran Sikap anak terhadap pelaksanaan kewibawaan rnerupakan syarat mutlak mendidik
Program Perilaku Hidup Sehat dan Bersih dan membimbing anak. Untuk meningkatkan peran
(PHBS) guru terhadap pelaksanaan Program Perilaku Hidup
Hasil penelitian menunjukan bahwa senyak Bersih dan Sehat (PHBS) maka perlu diadakan
75% anak memiliki sikap yang positif terhadap pelatihan yang terpadu danmemberikan penyuluhan
pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan secara menyeluruh bagi pendidik sehingga nantinya
Sehat (PHBS) pada SD Negeri 001 Tanjung Balai dapat diteruskanpadapesertadidik.
Karimun Kabupaten Karimun Tahun 2013. Sikap Tabel 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, peran Guru
rnerupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dengan pelaksanaan program PHBS di SD
dari sesorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Negeri 001 Tanjung Balai Karimun tahun
Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi 2013
hanya dapat ditafsirkan lebih dahulu dari perilaku
Pelaksanaan PHBS
yang tertutup. Hal ini sama dengan penelitian yang Tidak melaksanakan
Variabel
dilakukan oleh Anshori di SMPN 258 Kel. Cibubur Melaksanakan
Tahun 20 11 bahwa siswa yang melaksanakan f % f %
Program Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) Pengetahuan
- Rendah 29 73,3 9 23,7 0,000
memiliki sikap yang positif yaitu sebesar 66,8%.9 - Tinggi 6 23,1 20 76,9
Terbentuknya sikap seseorang tidak terlepas Sikap
- Negatif 9 56,3 7 43,8 1,000
dari pengetahuan atau informasi- informasi, dan - Positif 26 54,2 22 45,3
Peran guru
pengalaman yang diperolehnya baik dari sekolah
- Kurang 29 80,6 7 19,4
maupun dari luar. Oleh sebab itu peran guru dan berperan 6 21,4 22 78,6 0,000
tenaga kesehatan dalam hal ini sebagai penyampai - Berperan
informasi tentang pelaksanaan Program Perilaku
Hidup Bersihdan Sehat (PHBS) sangat diperlukan. Tabel 2 terlihat hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan pelaksanan program
Gambaran Peran guru terhadap pelaksanaan PHBS pada anak sekolah di SD Negeri 001 Tanjung
program Perilaku Hidup Sehat dan Bersih Balai Karimun Tahun 2013 dan antara peran guru
(PHBS) dengan pelaksanan program PHBS pada anak
Berdasarkan hasil penelitian dapat sekolah di SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun
diketahui bahwa dalam pelaksanaan Program Tahun 2013. Tidak terdapat hubungan yang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada SD bermkna antara sikap dengan pelaksanan program
Negeri 001 Tanjung Balai Karimun Kabupaten PHBS pada anak sekolah di SD Negeri 001 Tanjung
Karimun Tahun 2013 terdapat sebanyak 56,3% guru BalaiKarimunTahun 2013.
belum berperan. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Linda dkk di PAUD pada Kecamatan Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan
Jakarta Utara Tahun 2010 terdapat hubungan yang Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
bermakna antara peran guru dengan pelaksanaan (PHBS)
Program Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
yaitu sebesar 54,3% kurang berperan."0' bahwa persentase pelaksanaan Program Perilaku
Mekanisme pembelajaran yang cenderung Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih rendah pada
dilakukan siwa mengenai perilaku hidup bersih dan anak yang memiliki pengetahuan yang rendah yaitu
sehat adalah melalui mekanisme imitasi. (76,3%) dibandingkan dengan anak yang memiliki
Kecenderungan anak meniru perilaku orang dewasa pengetahuan yang tinggi yaitu (23,1%).
dan selain orang tua si anak, guru di sekolah Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan yang
rnerupakan orang dewasa terdekat kedua bagi bermakna antara pengetahuan dengan pelaksanaan
49
Jumal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. 1
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sendiri. Sikap terhadap penerapan perilaku
denganp<0,05. hidup bersih dan sehat akan mudah menjalar
Pengetahuan atau kognitif merupakan hal sehingga menjadi milik bersama. Tidak hanya
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan sikap yang mempengaruhi seseorang dalam
seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan berperilaku seperti yang diungkapkan oleh
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak L.Green (1980) menyatakan bahwa faktor-
didasari oleh pengetahuan.Penelitian ini sejalan faktor yang mempengaruhi perilaku adalah:
dengan penelitian yang dilakukan oleh Anshori di a) Faktor prediposisi (Predisposing factor)
SMPN 258 Kel. Cibubur Tahun 2011 terdapat merupakan faktor dasar motivasi untuk
hubungan yang bermakna antara tingkat bertindak meliputi: sikap, pengetahuan dan
pengetahuan dengan pelaksanaan Program Perilaku lainnya.
Hidup Sehat dan Bersih (PHBS).11 b) Faktor Pemungkin (Enablingfactor) merupakan
Secara teori makin tinggi tingkat pengetahuan faktor yang memungkinkan suatu motivasi
anak/siswa tentang pelaksanaan program Perilaku pelaksana yang meliputi ketersediaan sarana
Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) maka SDM dan pelayana kesehatan.
pelaksanaannya akan baik, begitu juga sebaliknya c) Faktor penguat (Reinforcingfactor) merupakan
makin rendah pengetahuan anak/siswa tentang faktor yang memperkuat perubahan perilaku
pelaksanaan program Perilaku Hidup Sehat dan seseorang meliputi keluarga, personal, petugas
Bersih (PHBS) maka akan rendah juga hasilnya. Ini kesehatan, atasan dan lainnya.
dapat dijadikan dasar bahwa informasi tentang suatu Dan bila dihubungkan dengan fasilitas sarana,
program secara intensif dan terencana, langsung walaupun anak sudah memiliki sikap yang positif
maupun tidak langsung dapat meningkatkan terhadap pelaksanaan PHBS akan tetapi apabila
pengetahuan anak/siswa yang pada akhirnya dapat fasilitas sarana tidak memadai atau tidak tersedia
mendorong mereka untuk menerapkannya dalam maka juga akan berpengaruh kepada pelaksanaan
kehidupan sehari-hari. PHBS, seperti sikap mencuci tangan dengan air
mengalir dan memakai sabun, kalauair tersedia tapi
Hubungan antara sikap anak dengan sabun dan fasilitas kran airnya tidak ada, maka
Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih pelaksanaan PHBS akan buruk, begitu juga dengan
dan Sehat (PHBS) item PHBS yang lain seperti Ketersediaan kantin
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui yang sehat, jamban yang sehat, sarana olah raga
bahwa persentase anak yang memiliki sikap negatif yang memadai, dll.
dengan tidak melakukan PHBS lebih tinggi yaitu Hubungan antara Peran guru dengan
60% dibandingkan dengan anak yang bersikap Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih
positif yaitu 40%. Berdasarkan uji statistik tidak dan Sehat (PHBS
terdapat hubungan yang bermakna antara Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
pengetahuan dengan pelaksanaan Program Perilaku proporsi anak/ siswa yang tidak melaksanakan
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan p>0,05. PHBS pada peran guru yang kurang yaitu 80,6% ini
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian lebih tinggijika dibandingkan dengan adanya peran
yang dilakukan oleh Anshori di SMPN 258 Kel. guru yaitu (21,4%). Berdasarkan uji statistik
Cibubur Tahun 2011 terdapat hubungan yang terdapat hubungan yang bermakna antara peran guru
bermakna antara sikap anak dengan pelaksanaan dengan pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih
Program Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS).191 dan Sehat (PHBS) di SD Negeri 001 Tanjung Balai
Perbedaan ini terjadi mungkin karena adanya Karimun Kabupaten Karimun tahun 2013 dengan
perbedaansampel yang diteliti dalam penelitian ini . p<0,05.Hasil penelitian ini sejalan dengan
Kecenderungan anak sekolah bersikap menerapkan penelitian yang dilakukan oleh Linda dkk pada
perilaku hidup bersih dan sehat adalah wujud PAUD kel Jakarta Timur Tahun 2010 terdapat
dari interaksi anak sekolah secara kompleks hubungan yang bermakna antara peran guru dengan
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan PHBS. pelaksanaan Program Perilaku Flidup Sehat dan
9
Sebagaimana sikap yang berfungsi sebagai alat Bersih (PHBS)
pengatur pengalaman-pengalaman, siswa akan Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
menjadi homogen dalam bertindak menerapkan (PHBS) bukan hanya pengetahuan dan sikap positif
perilaku hidup bersih dan sehat, khususnya serta dukungan fasilitas sarana saja, melainkan
untuk kesehatan pribadi anak sekolah itu diperlukan juga dukungan dan contoh dari guru.
50
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. 1
Daftar Pustaka
4.
___
Kesehatan.Rineka Cipta. Jakarta, 2005
3. Kementrian Kesehatan RI. PHBS di Sekolah.
KementrianKesehatan RI. Jakarta;20 11
_ . Buletin Edukasi Edisi Cita dan
kawan dalam Pelaksanaan PHBS Sekolah,
Cibubur Tahun 20 11,Jakarta
8. _ . Buletin Edukasi Edisi Cita dan
kawan dalam Pelaksanaan PHBS Sekolah,
Kemenkes,2011
9. _ .Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kemenkes,2011 Prinsip Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Cetakan II.
5. Depkes RI.Buku Saku Pelaksanaan UKS, Jakarta; Jakarta; 2003
1998 10. Linda dkk. PHBS pada peserta didik di PAUD
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun. Laporan Kecamatan Jakarta Utara, Jakarta; 20 10
Bulanan Bidang Bina Kesehatan Masyarakat .
51