Oleh:Suning *)
Abstrak
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lapindo. Target dan luaran dari penelitian ini
untuk pengelolaan kawasan pesisir, indikator adalah teridentifikasinya kondisi kualitas
sosial dan ekonomi harus dipadukan untuk lingkungan yang ada di pesisir Sidoarjo
perbaikan kondisi lingkungan pesisir baik berdasarkan aspek sosial-ekonomi dan
lokal, regional maupun nasional agar sumber lingkungan.
daya alam pesisir dapat terjaga potensi dan
kelestariannya. Penelitian yang dilakukan
oleh Fedra dan Feoli (1998) berjudul GIS
technology and spatial analysis in coastal METODE PENELITIAN
zone management menyimpulkan bahwa
dalam pengelolaan kawasan pesisir secara Desain penelitian digunakan untuk
terpadu diperlukan suatu dukungan secara mempermudah dalam alur proses analisa
menyeluruh mulai dari analisisdampak (gambar 1). Sedangkan teknik analisis dan
lingkungan, penilaian resiko, analisis sasaran penelitian yang dilakukan dalam
kebijakan, zonasidan pemilihan lokasi. penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.
Dukungan tersebut dilakukan secara terbuka Metode penelitian yang digunakan adalah
dan partisipatif dari masyarakat pesisir guna dengan melakukan surve data sekunder dan
pengembangan dalam pengelolaan kawasan data primer kepada masyarakat pesisir yang
pesisir. menjadi responden terpilih. Analisis yang
Penelitian ini bertujuan untuk digunakan adalah analisa deskriptif dan
mengidentifikasi dan menganalisa analisa uji kualitas air dan tanah yang
bagaimana kondisi kualitas lingkungan yang berdampak pada potensi hasil perikanan.
ada di pesisir Sidoarjo akibat adanya lumpur
46 Jurnal Teknik WAKTU Volume 10 Nomor 02 – Juli 2012 – ISSN : 1412 – 1867
Suning : Dampak Lumpur Lapindo Terhadap Kualitas Lingkungan Pesisir Sidoarjo Dalam Rangka
Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
Potensi mangrove
Tingkat Pendidikan Potensi perikanan
Mata Pencaharian Potensi pertambakan
Tingkat Pendapatan
48 Jurnal Teknik WAKTU Volume 10 Nomor 02 – Juli 2012 – ISSN : 1412 – 1867
Suning : Dampak Lumpur Lapindo Terhadap Kualitas Lingkungan Pesisir Sidoarjo Dalam Rangka
Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
usaha ekonomi mereka ikut mengalami Mindi sangat sensitif (emosional). Hal ini
penurunan omzet. mengakibatkan pihak perangkat tidak
mudah dalam mengambil sebuah
a.2) Peningkatan Pengeluaran Rumah keputusan, sehingga untuk
Tangga permasalahan lumpur sidoarjo ini
ditangani oleh sebuah forum yang ada
Kesulitan transportasi (karena didesa Mindi (FORKOM). Keresahan
sekarang angkot sudah tidak mau masyarakat terutama disebabkan oleh
masuk desa) menyebabkan biaya hidup kondisi lingkungan rumah tinggal yang
makin tinggi. Sebagai contoh, anak- makin buruk dan tidak nyaman.
anak sekolah yang dulunya naik angkot Gangguan pernafasan dan bau
sekarang harus pakai antar jemput atau menyengat dialami oleh hampir semua
harus punya kendaraan sendiri. Selain desa walaupun desa tersebut berlokasi
itu, ongkos angkutan umum pada waktu agak jauh dari lokasi semburan seperti
dulu sangat murah, sebagai contoh, Rp Desa Plumbon yang relatif agak jauh
1000,- sudah sampai di Pasar Porong. dari tanggul.
Sementara bagi para pekerja, selain Penyebab keresahan berikutnya
biaya transportasi yang meningkat adalah banjir seperti yang dirasakan
akibat terbatasnya akses jalan, juga oleh desa Keboguyang, Plumbon,
memaksa mereka untuk berangkat lebih Besuki dan Kalisampurno. Banjir dirasa
awal, selain supaya tidak terjebak meningkat setelah adanya luapan
kemacetan juga karena jarak tempuh lumpur. Di Desa Keboguyang air
saat ini menjadi lebih jauh. Hal ini tentu pembuangan dari lumpur dialirkan
saja berimbas pada membengkaknya melalui sungai yang ada di desa
pengeluaran untuk bahan bakar sehingga waktu turun hujan maka desa
kendaraan. tersebut pasti menjadi langganan banjir.
Kenaikan biaya hidup yang Sedangkan di desa Kalisampurno banjir
dialami oleh Desa Penatarsewu disebabkan karena pembangunan jalan
disebabkan karena tercemarnya sumur tol. Ketidaknyamanan yang lain yang
sehingga warga harus membeli air cukup meresahkan adalah banyaknya
sendiri karena permohonan untuk rumah yang mengalami kerusakan.
mendapatkan tandon air belum juga Desa/ Kelurahan yang mengalami
dipenuhi oleh Lapindo maupun BPLS. kerusakan rumah paling parah adalah
Untuk kepentingan mandi dan cuci Desa Besuki Timur dan Mindi.
masih memanfaatkan air sumur Bangunan rumah yang retak
sedangkan untuk minum beli air dari mengakibatkan warga sangat khawatir
prigen dan isi ulang gallon padahal apabila rumah yang ditinggalinya roboh.
sebelumnya untuk minum warga juga Sedangkan untuk rumah di Desa
memanfaatkan air sumur. Glagaharum, sebagian sudah mulai
retak karena pergeseran kontur tanah
b. Dampak Sosial dan tembok juga rusak. Seperti halnya
warga di desa lainnya, sebenarnya
b.1) Keresahan Masyarakat karena
warga sangat khawatir apabila rumah
penurunan kondisi lingkungan
yang ditinggalinya roboh tetapi karena
Keresahan masyarakat dirasakan tidak ada biaya lagi untuk pindah
oleh hampir semua warga desa. menjadikan warga menjadi pasrah. Di
Diantara 13 desa yang disurvei Desa RT 1 sampai 5 banyak rumah yang
Mindi memiliki keresahan yang paling kosong karena sudah tidak ditinggali
tinggi. Desa Mindimerupakan desa yang lagi dan bahkan ada yang sudah di
paling dekat dengan tanggul namun bongkar karena sudah ada ganti rugi
desa tersebut tidak masuk dalam peta dari pemerintah walaupun masih dicicil.
terdampak kecuali 3 RT (RT 10, 13 dan Adapun di Desa Pamotan, juga sudah
15), sedangkan 18 RT lainnya belum terjadi pergeseran kontur tanah yang
jelas statusnya. Keresahan warga Mindi mengakibatkan dinding dan lantai
yang berlarut-larut mengakibatkan rumah menjadi retak-retak. Kondisi
gangguan psikis karena belum ada paling parah terjadi pada 5 RT (7, 8, 12,
kejelasan akan statusnya. Gangguan 13 14) dan bahkan terjadi semburan air
psikis tersebut mengakibatkan warga baru (terjadi sekitar Agustus 2010, di
Jurnal Teknik WAKTU Volume 10 Nomor 02 – Juli 2012 – ISSN : 1412 – 1867 49
Suning : Dampak Lumpur Lapindo Terhadap Kualitas Lingkungan Pesisir Sidoarjo Dalam Rangka
Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
50 Jurnal Teknik WAKTU Volume 10 Nomor 02 – Juli 2012 – ISSN : 1412 – 1867
Suning : Dampak Lumpur Lapindo Terhadap Kualitas Lingkungan Pesisir Sidoarjo Dalam Rangka
Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
25000
20000
Bandeng
15000 U. Windu
10000 U. Vaname
Kepiting
5000
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Gambar 1. Produksi Budi Daya Tambak Menurut Jenis Ikan Sebelum dan Sesudah Kasus Lumpur
Sidoarjo Tahun 2006 (Ton)
52 Jurnal Teknik WAKTU Volume 10 Nomor 02 – Juli 2012 – ISSN : 1412 – 1867
Suning : Dampak Lumpur Lapindo Terhadap Kualitas Lingkungan Pesisir Sidoarjo Dalam Rangka
Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
harus dapat dipertahankan dan guna memiliki kebijakan yang tepat dan
mencapai terwujudnya pembangunan cepat dalam rangka
berkelanjutan, maka kondisi sosial, mempertahankan dan meningkatkan
ekonomi dan ekologi harus berjalan kualitas lingkungan pesisir dengan
secara seimbang. membuat kebijakan baru untuk
pengembangan budidaya perikanan
tambak, baik kebijakan dalam
SARAN
aplikasi minapolitan maupun lainnya.
Berdasarkan kesimpulan di atas, 3. Dalam rangka mewujudkan
maka rekomendasi yang diusulkan dari hasil tercapainya pembangunan
penelitian ini adalah: berkelanjutan, maka hasil penelitian
1. Pemerintah dan pihak perusahaan ini minimal dipertahankan
harus segera menyelesaikan ganti kondisinya, dan pemerintah
rugi kepada korban, sehingga Kabupaten Sidoarjo harus membuat
demonstrasi dari korban tidak terjadi kebijakan yang lebih aplikatif untuk
lagi. kawasan pesisir, seperti minapolitan
2. Pemerintah daerah dalam hal ini dan gemopolis.
adalah Kabupaten Sidoarjo, harus
DAFTAR PUSTAKA
Bowen, R, Riley, C (2003) Socio-economic indicators and integrated coastal management. Journal
Ocean & Coastal Management 46, 299–312
Baun, P. S (2008) Kajian Pengembangan Pemanfaatan Ruang Terbangun Di Kawasan Pesisr
Kota Kupan. Tesis
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah (1998) Penyusunan Kebijakan Pengelolaan
Wilayah Pesisir. Laporan Akhir. Bogor.
Fedra, K and Feoli, E (1998) GIS technology and spatial analysis in coastal zone management.
Published in: EEZ Technology, Ed. 3, pp171-179
Kemp, R., Parto, S. and Gibson, R.B. (2005) Governance for sustainable development: moving
from theory to practice. , International Journal Sustainable Development, Vol. 8. pp. 12-30
Schroeder, A (2002) Rio to Jo'burg and Beyond The World Summit on Sustainable Development.
The South African Institute of International Affairs.ISBN: 1-919810-52-8. SAIIA Report No.
25
Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka (2010). Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo
Kusnadi, M.A., (2003) Akar Kemiskinan Nelayan. LKiS Yogyakarta
Profil Kabupaten Sidoarjo (2010). Laporan
Sarda, R, Avila, C and Mora, J (2005) A methodological approach to be used in integrated coastal
zone management processes: the case of the Catalan Coast (Catalonia, Spain). Journal
Estuarine, Coastal and Shelf Science 62, 427–439
Supriharyono (2007) Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut
Tropis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Soetomo dan Sugiono (2005) Sistem Pembangunan Hunian Masyarakat di Wilayah Pesisir.
Workshop dan Pelatihan pembangunan Wilayah Pesisir berkelanjutan di kabupaten Aceh
besar.
Syarief. E (2001) Pembangunan Kelautan Dalam Konteks Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.
Majalah PP Edisi-25
Sugiyono, R. 2008. Statistik a untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
UU Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
UU Republik Indonesia No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau
Kecil
Jurnal Teknik WAKTU Volume 10 Nomor 02 – Juli 2012 – ISSN : 1412 – 1867 53