Anda di halaman 1dari 54

Materi MK. Etika Profesi.

ETIKA PROFESI DALAM


DUNIA BISNIS KONTRUKSI

Ir. Moh Sholichin., MT., PhD.


TUJUAN PEMBAHASAN
Etika bisnis konstruksi diharapkan akan meningkatkan kemampuan setiap orang yang
terlibat dalam dunia bisnis konstruksi untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan moral
yang muncul di dalam praktik.

Tujuannya
bukan semata-mata menanamkan keyakinan-keyakinan tertentu, melainkan untuk
memperkuat otonomi moral,

artinya, manusia mentaati kewajibannya


bukan karena dibebani dari luar dirinya melainkan karena ia sendirilah yang menyadari
adanya sesuatu yang bernilai dan sebagai tanggung jawabnya. supaya fungsi pelayanan
profesi-profesi yang ada demi kesejahteraan hidup masyarakat, diperlukanlah etika
profesi.
► ETIKA

Etos : dalam arti tunggal berarti akhlak, watak, sikap dan cara
berpikir

Ta etha : dalam arti jamak berarti adat kebiasaan

Bedakan dengan ;

Moral dari bahasa latin Mores yang berarti sila atau


pengaturan hidup yang memuat pandangan-pandangan
tentang nilai-nilai dan norma moral. Sumber ajaran moral
itu berasal dari tradisi atau adat istiadat, agama, atau
ideologi.
Moralitas : Memberi manusia aturan atau petunjuk konkret tentang bagaimana ia
harus hidup, bagaimana Ia harus bertindak dalam hidup ini,
sebagai manusia yang baik dan bagaimana menghindari perilaku
yang tidak baik;

Etika : Perlu dipahami sebagai sebuah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan yang
menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Jadi

Moralitas
mengatakan bagaimana kita harus hidup,

Etika
mau mengerti
mengapa kita harus mengikuti moralitas tertentu
atau
bagaimana kita dapat mengambil sikap
yang bentanggung jawab
berhadapan dengan berbagai
moralitas.
Dengan demikian:
► Moralitas merupakan sebuah “pranata” seperti halnya
agama, politik dan bahasa yang sudah diwariskan secara
turun-temurun.

Sebaliknya,
► Etika merupakan sikap kritis setiap pribadi dan kelompok
masyarakat dalam merealisasikan moralitas itu. Karena itu,
tidak mengherankan moralitas bisa sama tetapi sikap etis
bisa berbeda antara satu orang dengan orang lainnya dalam
masyarakat yang sama atau antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lainnya.
► Pengertian Etika

► Etika adalah tentang kebenaran dan


ketidakbenaran yang didasarkan atas
kodrat manusia, tentang norma yang
mengarahkan perilaku manusia. Oleh
karena itu, di dalam Kode Etik berisi
kewajiban yang harus dilakukan oleh
pelaku jasa konstruksi dalam menjalan-
kan tugasnya.
Etika Dapat dibagi atas dua:
Etika umum:
membahas prinsip-prinsip moral dasar, yaitu bagaimana manusia bertindak
secara etis dan bagaimana manusia mengambil keputusan yang etis,
teori-teori etika dan prinsip-prinsip yang menjadi tolok ukur untuk menilai
baik atau buruknya suatu tindakan.

Etika khusus:
menerapkan prinsip-prinsip moral dasar itu dalam bidang
kehidupan yang khusus, misalnya tentang bagaimana saya
harus bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus
yang saya lakukan atau bagaimana bidang itu perlu ditata agar
menunjang pencapaian kebaikan manusia sebagai manusia?.
Etika khusus dibagi lagi menjadi dua bagian

Etika Individual : Memuat kewajiban dan


sikap manusia terhadap
dirinya sendiri

Etika Sosial : Membicarakan kewajiban, sikap dan pola


perilaku manusia sebagai anggota umat
manusia.
Etika dan Etiket
► Etika harus dibedakan dengan istilah etiket, karena kedua
istilah ini sering campuradukkan padahal perbedaan di
antaranya sangat hakiki.

► Kata etiket berasal dari bahasa Prancis etiquette, yang berarti


kartu undangan yang lazim dipakai di kalangan raja-raja
Prancis. Lama kelamaan pengertian etiquette itu berubah,
bukan lagi kartunya yang disebut etiquette, malainkan
isinya. Selanjutnya kata etiquette berkembang artinya
menjadi kumpulan cara bersikap dan bergaul yang baik
diantara orang-orang yang beradab.
Perbedaan antara etiket dan etika :
► Etiket adalah Cara sedangkan Etika adalah Niat

► Etiket adalah formalitas sedangkan Etika adalah Nurani


► Etiket bersifat relatif sedangkan Etika tidak
► Etiket adalah Lahiriah, Sedangkan Etika adalah Batiniah
Fungsi etika
Pada dasarnya adalah untuk membuat kita
menjadi sadar akan tanggung jawab kita
sebagai manusia dalam kehidupan bersama
menurut semua dimensinya. Dalam semua
dimensi itu, kita tidak boleh melihat segala
sesuatu dan bertindak untuk kepentingan
diri sendiri saja, melainkan harus juga
mempedulikan kepentingan bersama,
sesuai dengan martabat dan tanggung
jawab manusia sebagai manusia.
ETIKA

ETIKA KHUSUS ETIKA UMUM

ETIKA SOSIAL ETIKA INDIVIDUAL

ETIKA ETIKA ETIKA ETKA ETIKA KRITIK


SESAMA KELUARGA PROFESI POLITIK LINGKUNGAN IDEOLOGI

BIOMEDIS BISNIS HUKUM ILMU LAIN-LAIN


PENGETAHUAN
Catatan: Dari skema tsb dapat dikatakan;

“Etika bisnis konstruksi

merupakan suatu studi yang menyangkut


permasalahan dan keputusan moral yang
dihadapi oleh individu maupun organisasi
yang terlibat dalam bisnis konstruksi”.
PROFESI
► Profesi telah mengalami perubahan makna di zaman
moderen ini. Pada mulanya istilah ini digunakan dalam
konteks kehidupan religius, yaitu profesius yang
berasal dari bahasa Latin, berarti pengakuan iman,
pernyataan kesungguhan hati, atau janji di muka
umum. Apabila ia melanggar “pengakuan iman” sesuai
dengan profesinya, berarti ia telah menodai kesucian
profesi tersebut. Dengan kata lain, istilah profesi pada
mulanya mengandung makna yang suci, apabila
seseorang setia akan profesinya, ia tidak akan
mengkhianati profesinya tersebut.
Ada dua jenis profesi :
► Profesi khusus
yaitu para profesional yang melaksanakan profesinya secara khusus untuk
mendapatkan nafkah atau penghasilan.

► Profesi luhur
yaitu para profesional yang melaksanakan profesinya bukan lagi untuk
mendapatkan nafkah, tetapi sudah merupakan pengabdian atau pelayanan
kepada masyarakat, karena kebutuhan nafkah bukan motivasi utamanya.
Contohnya adalah dokter, penasihat hukum, rohaniwan, rohaniwati,
negarawan, guru, dan dosen. Demikian juga misalnya seorang insinyur atau
arsitek hanya mungkin dihargai tinggi oleh masyarakat kalau ia semakin
profesional dalam menjalankan tugas pekerjaannya.
Profesi dapat diterapkan kepada pekerjaan yang
memiliki ciri-ciri atau sifat sebagai berikut:

► Pengetahuan Khusus
► Standar Moral Tinggi
► Pengabdian Masyarakat
► Izin Khusus
► Anggota Organisasi Profesi
Pengetahuan Khusus

► Pengetahuan atau keahlian khusus yang dimiliki oleh para profesional


mempunyai tingkat dan kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
dimiliki oleh lainnya. Pengetahuan atau keahlian ini meliputi berbagai hal,
seperti:
► Penguasaan teori sistematis yang mendasari praktik profesi;
► penguasaan metode atau teknik intelektual yang merupakan semacam
jembatan antara teori dan penerapannya dalam praktik;
► Pemilikan kemampuan untuk menerapkannya dalam praktik teknik
intelektual tersebut pada urusan praktis;
► Pemilikan kemampuan untuk menyelesaikan program latihan dan
memperoleh ijazah, sertitikat alau landa lulus untuknya;
► Pemilikan pengalaman yang mencukupi di lapangan, dan sebagainya,
sementara itu jangka waktu penguasaan dan pemilikan pengetahuan serta
keahlian khusus tersebut akan bervariasi sesuai dengan kebutuhan
profesinya.
Standar Moral Tinggi

► Setiap organisasi profesi biasanya merumuskan semacam aturan permainan atau


kode etik, yaitu himpunan norma yang disepakati dan ditetapkan oleh dan untuk para
pengemban profesi tertentu. Kode etik ini harus dijunjung tinggi dan dipatuhi oleh
semua anggota profesi yang bersangkutan, karena sudah merupakan standar moral
yang telah disepakati bersama untuk dilaksanakan;

► Standar moral ini umumnya mempunyai derajat yang lebih tinggi dibandingkan
tuntutan moralitas minimun bagi masyarakat luas. Misalnya, kontraktor yang
membangun gedung harus hidup berdasarkan imbalan jasa yang diperolehnya, namun
ia juga harus memikirkan apakah gedung tersebut benar-benar dibangun dengan
perhitungan yang tepat atau sesuai dengan spesifikasinya. Kalaulah ia lebih
mengutamakan keuntungan semata, berarti ia tidak memiliki etika seorang kontraktor.
Pengabdian Masyarakat

Keahlian khusus pada si pemegang profesi di mana keahlian itu tidak


dipunyai oleh klien serta masyarakat pada umumnya, oleh
karenannya sudah selayaknya diabdikan bagi kepentingan
masyarakat. Sikap ini Iama-kelamaan akan berkembang menjadi
suatu sikap hidup bagi seorang profesional, dia bertanggung jawab
kepada masyarakat umum dan kewajiban ini memiliki nilai
tertinggi bila dibandingkan dengan semua jenis kewajiban atau
ketaatan lainnya, bahkan melebihi kewajiban terhadap
instansi/perusahaan yang mempekerjakannya. Sangat disayangkan
karena, semua atribut itu hanya sekedar mitos dan di bawah
kondisi sekarang, di mana profesionalisme telah mengalami
kemerosotan”. Pelayanan profesional menjadi tidak seimbang
karena klien atau subjek layanan ada dalam kedudukan yang
lemah, mereka hanya menjadi objek yang dieksploitir atau diperas.
Profesi yang berkonotasi luhur lalu menjadi sebuah barang
dagangan yang berkonotasi materialistis semata.
Izin Khusus

► Karena ada kemungkinan bahaya penyalahgunaan yang merugikan
kepentingan klien atau masyarakat, untuk menjalankan suatu profesi harus
terlebih dahulu ada izin khusus. Izin khusus ini untuk melindungi klien atau
masyarakat dari pelaksana profesi yang tidak bertanggung jawab. Izin
khusus ini dapat berwujud surat izin praktik profesi (misalnya Surat Izin
Usaha Jasa Konstruksi), sertifikat atau sumpah dan pengukuhan resmi di
depan umum. Izin ini baru bisa dikeluarkan oleh pemerintah atau organisasi
profesi yang bersangkutan dengan persyaratan tertentu sehingga orang atau
organisasi tersebut dianggap layak untuk menjalankan profesinya.
Anggota Organisasi Profesi
Orang-orang yang berprofesi sama bergabung dalam apa yang disebut dengan
organisasi profesi. Organisasi tersebut dibentuk dengan tujuan pokok :
a. Menjamin dan melindungi kepentingan anggota dalam
hubungan satu sama lain, dalam hubungan dengan klien
atau subjek layanan, dengan organisasi lain, an dengan
masyarakat luas pada umumnya;
b. Memperluas pengetahuan dan keterampilan anggota
dalam bidang keahlian yang sama;
c. Menjaga dan menjamin mutu layanan dengan menetapkan
standar profesional yang akan meningkatkan cara
melaksanakan tugas profesi tersebut. Dalam kaitannya
dengan tujuan ketiga ini, seseorang disebut profesional
kalau ia termasuk dan diakui kompetensinya oleh
organisasi profesi bidang yang bersangkutan.
► Catatan:

1. organisasi profesi dapat menjadi semacam “polisi moral” bagi para anggotanya.
Kalau salah seorang anggotanya melanggar kode etik atau bertindak tidak sesuai
dengan profesinya, maka seluruh kelompok profesi itu ikut tercemar. Sebagal
contoh, seorang kontraktor menggunakan jasa “preman” untuk meneror pejabat
pemerintah, pemimpin proyek, panitia lelang, dan juga kalangan kontraktor yang
lain hanya untuk mendapatkan pekerjaan proyek pemerintah, maka perbuatan itu
akan mengakibatkan seluruh profesi kontraktor ikut tercemar.

2. Selanjutnya, dari ciri-ciri umum profesi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa para
profesional memiliki standar moral yang berada di atas rata-rata, di satu pihak ada
tuntutan yang sangat berat yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri, di pihak
lain juga ada tuntutan bagi kepentingan masyarakat luas. Dengan adanya standar
profesional yang tinggi ini, diharapkan akan tercipta kualitas masyarakat yang
semakin baik.
Prinsip-prinsip Etika Profesi

► 1) Prinsip Tanggung Jawab


► 2) Keadilan
► 3) Kebebasan
► 4) Prinsip Otonomi
► 5) Tanpa Pamrih
► 6) Kesetiaan
1) Prinsip Tanggung Jawab

Dalam kehidupan manusia dan khususnya dalam menjalankan


segenap profesi, kita dituntut untuk selalu bersikap bertangung
jawab yang mencakup dua arah:

1. Tanggung Jawab Terhadap Pelaksanaan


Pekerjaan dan Hasilnya
2. Tanggung Jawab Terhadap Kehidupan
Orang Lain atau Masyarakat.
2) Keadilan

Prinsip ini menuntut para profesional yang menghormati hak


orang lain, di mana dalam pelaksanaan tuntutan keadilan itu
berarti, di dalam menjalankan profesinya setiap profesional
tidak boleh melanggar hak orang lain atau lembaga lain,
atau pun negara. Sebaliknya, para profesional perlu
menghargai hak pihak-pihak lain itu, sebagaimana ía
sendiri mengharapkan agar pihak lain menghargai haknya
serta hak kelompok atau perusahaan yang diwakilinya.
3) Kebebasan

Setiap orang yang bekerja secara profesional dituntut agar


memiliki otononi dalam menjalankan profesinya, walaupun
dalam pekerjaannya ia diikat oleh kode etik profesinya,
namun ia tetap memiliki kebebasan dalam mengemban
profesinya tersebut, termasuk dalam mewujudkan kode etik
profesinya itu dalam situasi yang konkrit. Walaupun
organisasi profesi ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan
profesi anggotanya, pada akhirnya yang paling bertanggung
jawab adalah anggota itu sendiri.
4) Prinsip otonomi

Prinsip ini menuntut agar organisasi profesi secara


keseluruhan bebas dari campur tangan pihak pemerintah atau
pihak-pihak lain mana pun. Organisasi profesi itulah yang
paling tahu mengenai segala sesuatu yang menyangkut
profesi yang berada di bawah kewenangannya, maka tidak
pada tempatnya jika ada campur tangan yang berlebihan dari
pihak lain. Hal in sekaligus membedakan organisasi profesi
dengan organisasi masa atau organisasi lain pada umumnya.
5) Tanpa Pamrih
Para profesional yang memberikan pelayanannya,
pertama-tama wajib membaktikan keahlian mereka
semata-mata kepada kepentingan yang mereka layani,
tanpa memperhitungkan untung atau ruginya sendiri.
Artinya secara spesifik kepentingan klien didahulukan
terhadap kepentingan pribadi dan kepentingan
keluarganya. Hal ni tidak berarti bahwa ia tidak boleh
minta imbalan jasa dari kliennya, tetapi Ia berhak agar
bisa hidup dari profesinya, karena imbalan jasa itu
tidak menjadi tujuan pelaksanaan profesinya. Dalam
keadaan darurat ia diharapkan bersedia memberikan
pelayanannya secara cuma-cuma.
6) Kesetiaan
Etika profesi luhur menuntut agar setiap profesional setia
pada cita-cita luhur profesinya, walaupun tindakan itu
bertentangan dengan kepentingan kliennya, negaranya,
bahkan agamanya. Misalnya seorang insinyur tidak akan
mengubah struktur bangunan yang sudah diperhitungkan
dengan benar dan memenuhi standar keamanan, walaupun
mendapatkan tekanan dari pemilik proyek dengan alasan
penghematan biaya, karena ia tahu hal itu akan
membahayakan keamanan bangunan dan keselamatan
mereka yang nantinya akan memanfaatkan bangunan itu.
Jadi, etika profesi luhur menuntut agar orang yang
menjalankannya, dalam keadaan apa pun, tetap setia dan
menjunjung tinggi tuntutan profesinya.
Kriteria
Profesional
Dalam
Bisnis
Kontruksi

Kriteria Kepribadian Penuh


Umum Pengabdian
1) Kriteria Umum
Para profesional dituntut untuk:
a. Memiliki pengetahuan atau keahlian tertentu yang
diperoleh melalui pendidikan dan latihan, yang
diperlukan dalam mendukung tugas profesionalnya;
b. Memiliki standar kerja untuk mengemban tugas
profesional yang digunakan sebagai tolok ukur prestasi
para profesional;
c. Memiliki organisasi profesi untuk menampung dan
sebagai wadah anggota profesi yang menentukan standar
etika profesi;
d. Memiliki tanggung jawab moral terhadap masyarakat,
klien, kolega, dan bawahan sebagai bagian dari kewajiban
profesional mereka, seperti yang tertuang dalam kode etik
profesinya.
2) Kepribadian

Kepribadian para profesional ini tercermin dalam tindakan


sehari-harinya sebagai:
a. Individu
b. Makhluk Sosial
c. Warganegara
d. Manusia berbudaya
e. Manusia karya
f. Manusia usaha
a. Manusia individu
Para profesional sebagai pribadi haruslah
mempunyai moral dan tanggung jawab kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaannya di
dunia ini semata-mata atas kehendak-Nya dan
hanya kepadaNya Ia harus
mempertanggungjawabkan segala perbuatan
dalam profesinya;

b. Makhluk sosial
Para profesional sebagal makhluk sosial harus mampu
menciptakan kesesuaian, keselarasan, dan keharmonisan
dengan sesamanya, dengan tidaic mementingkan din sendini
dan senantiasa mendahulukan kepentingan umum di alas
kepentingan pribadi atau kelompok.
c. Warganegara
Para profesional sebagai warga negara harus menyadari hak dan kewajibannya
kepada negara di mana ia berada dan terikat dengan segala peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku. Karena ilu, Ia harus memperhatikan
kepenfingan bangsa dan negara di mana pun Ia berada.

d. Manusia budaya
Para profesional sebagai manusia budaya harus menjunjung
tinggi budaya yang berlaku di tempat ia menjalankan
profesinya dan menjunjung tinggi nilai-nilai serta etika yang
dipandang balk oleh masyarakat setempat.
e. Manusia karya
Para profesional sebagai manusia karya harus bekerja penuh rasa tanggung
jawab dan menunjukkan dedikasinya dalam karya dan prestasinya.

f. Manusia usaha
Para profesional sebagai manusia usaha atau manusia bisnis harus mampu
menyelaraskan biaya yang dikeluarkan dan hasil yang diterima melalui
pengelolaan perusahaannya.
3) Pengabdian

Setiap kegiatan bisnis mempunyai tujuan utama untuk


mencapai keuntungan finansial. Namun, keuntungan tersebut
hanus diimbangi dengan pengabdian yang tinggi kepada
masyanakat, karena pengabdian merupakan iantung
profesionalisme. Dengan pengabdian berupa pelayanan
yang sebaik mungkin, akan diperoleh kepercayaan dan
masyarakat. Artinya “kepercayaan merupakan modal yang
paling penting dalam bisnis, sehingga modal kepercayaan
secukupnya saja akan jaub Iebih berharga dari pada
keuntungan sementara yang dapat diperoleh dari
praktik-praktik potong kompas”. Dengan memenuhi kriteria
di atas, para profesional akan dipandang layak untuk
mendapatkan imbalan jasa, reputasi yang tinggi, serta
keuntungan-keuntungan sosial ainnya.
ETIKA BISNIS KONSTRUKSI
ETIKA BISNIS
KONSTRUKSI

Ada Beberapa Pertanyaan Yang Memerlukan Jawaban Bagi Pelaku Bisnis


Konstruksi Indonesia

► Bernarkah bisnis konstruksi bertujuan untuk mencapai keuntungan yang


sebesar-besarnya, tidak bisa mengandalkan diri pada nilai-nilai moral, dalam
arti agar bisa memenangkan tender, seorang pelaku bisnis konstruksi harus
melakukan upaya yang oleh persepsi umum dinilai jauh dari tindakan yang
bermoral.
► Sebagian pelaku bisnis konstruksi menyatakan bahwa berbisnis dengan disertai
berpikir dan berbuat moral adalah hal yang mustahil. Karena sudah terlalu
banyak waktu tersita untuk bisnis konstruksi, lalu harus digunakan lagi untuk
kegiatan moral, bukankah itu pemborosan?
► Apakah benar bahwa bisnis konstruksi perlu dijalankan secara etis?.
► Apakah bisnis konstruksi memerlukan etika?,
► Apakah ada hubungan antara bisnis konstruksi dan etika?,
► Apakah ada yang dinamakan etika bisnis konstruksi?,

Berikut ini
dipaparkan pandangan dari berbagai
Argumentasinya tentang
kaitan antara
etika dan bisnis konstruksi
Pandangan Tentang Bisnis Konstruksi
Ada dua Pandangan yang berbeda:

1. Anggapan yang pertama;


“bisnis konstruksi tanpa etika, ialah bahwa profesi bisnis konstruksi secara
etis berstatus rendah dari pelaku bisnis konstruksi dan jika berpegang
pada etika bisnis dapat menyebabkan merugi dan tidak berhasil dalam
bisnisnya”.

2. Anggapan yang kedua;


“bahwa bisnis konstruksi melekat di dalamnya etika, Artinya bisnis harus
dipandang sebagai suatu unsur dalam bisnis konstruksi itu sendini: etika
termasuk dalam efisiensi bisnis konstruksi dan bisnis konstruksi tanpa
etika dalam jangka panjang justru tidak akan berhasil.
Bisnis Konstruksi Tanpa Etika
Hal ini disebabkan:
a. Bisnis konstruksi adalah Persaingan
b. Bisnis konstruksi adalah Asosial
c. Bisnis konstruksi Campur Moral Akan Tersingkir
d. Bisnis konstruksi Mencari keuntungan Belaka
e. Bisnis Konstruksi Hanya Berkonsentrasi Pada Pekerjaan
f. Bisnis Konstruksi Itu Memakan Biaya
g. Bisnis Konstruksi Harus Disertai Kekuatan
h. Bisnis Konstruksi Memerlukan Keterampilan Khusus
i. Bisnis Konstruksi Tidak Memiliki Nurani
Bisnis Konstruksi dengan Etika
Hal ini disebabkan:
a. Bisnis konstruksi Mempertaruhkan Segalanya
b. Bisnis Konstruksi Menyangkut Hubungan Antarmanusia
c. Bisnis konstruksi Adalah Persaingan yang Bermoral
d. Bisnis Konstruksi Harus mengikuti Kemauan Masyarakat (klien)
e. Bisnis Konstruksi Harus Disertai Kewajiban Moral
f. BisnisKonstruksi Harus Mengingat Keterbatasan Sumber Daya
g. Bisnis Konstruksi Harus Menjaga Lingkungan Sosial
h. Bisnis Konstruksi Harus Menjaga Keseimbangan Tanggung Jawab
Sosial
I. Bisnis Konstruksi Harus Menggali Sumber Daya yang Berguna
j. Bisnis Konstruksi Memberi Keuntungan Jangka Panjang
Prinsip-prinsip Etika Bisnis Konstruksi

1) Prinsip Sikap Baik


2) Prinsip Otonomi
3) Prinsip Kejujuran
4) Prinsip Keadilan
5) Prinsip Hormat terhadap diri
Sendiri
Sasaran Bisnis Konstruksi
► Perusahaan bisnis konstruksi dapat beraneka ragam bentuk misinya, namun
secara umum dapat dikemukakan bahwa suatu perusahaan bisnis konstruksi
mempunyai sasaran-sasaran antara lain:

a. Keuntungan (profitability),
b. Pertumbuhan (growth),
c. Citra (image),
Etika Bisnis Konstruksi di Indonesia
► Sikap-sikap dasar etika bisnis konstruksi di Indonesia harus
sama dengan etika bisnis konstruksi di seluruh dunia, karena
setiap etika yang pantas disebut etika akan mempertanyakan
norma-norma kelakuan manusia sebagai manusia dan bukan
sebagai anggota kelompok tertentu. Ia harus menjawab
tantangan yang dihadapi masyarakat, oleh karenanya etika
bisnis konstruksi Indonesia harus mencerminkan kekhususan
budaya, peradaban nilai-nilai dan berdasarkan ciri-ciri
keagamaan dan pandangan dunia masyarakat Indonesia, untuk
itu bisnis konstruksi Indonesia haruslah mempunyai:
Etika Bisnis Konstruksi Indonesia
Mencerminkan Etika Pancasila:

1. Berketuhanan Yang Maha Esa


2. Berprikemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Menjaga Persatuan Indonesia
4. Berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Berkeadilan Sosial
Hambatan dalam Pelaksanaan Etika
Bisnis Konstruksi
► Lingkungan Budaya
* Pengaruh anggapan tradisional
* Prilaku menyimpang
* Adanya prinsip kekerabatan
* Adanya tekanan dan kebijakan
Pemerintah
► Lingkungan Sosial Politik
KODE ETIK BISNIS KONSTRUKSI
► KODE ETIK
Kode etik pada dasarnya merupakan himpunan norma yang ditetapkan dan
diterima oleh kalangan profesi yang mengarahkan atau memberikan
pedoman pada anggotanya terutama bagaimana seharusnya dalam
menjalankan profesinya dan sekaligus mutu moral profesi tersebut di mata
masyarakat dengan profesi,
► Kode etik merupakan norma etik yang memberikan nilai dan pandangan
hidup yang dianut dalam menjalankan profesi yang bersangkutan
FUNGSI KODE ETIK
► sarana kontrol sosial;
► sebagai sarana mencegah campur tangan pihak lain;
► sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik
► Menentukan sikap dan perilaku yang ideal bagi anggotanya,
TUJUAN KODE ETIK
1. Untuk kepentingan profesi dalam mengatur
dan menentukan:
a. aturan tingkah laku dalam menjalankan profesi
agar sesuai dengan keilmuan dan pengalamannya
dalam menjalankan profesi
b. Melindungi anggota profesi
c. Menjaga hubungan sesama anggota
profesi
d. Mencegah campur tangannya pihak luar
e. Pengembangan profesi dapat mencapai cita-cita

2. Melayani masyarakat
PERANAN KODE ETIK
► Memberikan Tuntunan dan Inspirasi
► Memberikan Dukungan dalam menjalankan Profesi
► Membina Disiplin
► Mendidik
► Mendukung Citra Profesi
► Melindungan Status Quo
► Mempromosikan Kepentingan Bisnis
KARAKTERISTIK KODE ETIK

► Kode etik merupakan produk terapan


► Kode etik dapat berubah dan diubah seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
► Kode etik akan efektif jika dibuat oleh kalangan profesi
itu sendiri
► Kode etik haruslah merupakan hasil dari pengaturan diri
sendiri dari profesi
► Kode etik akan berhasil dengan baik apabila
pelaksanaannya diawasi terus menerus
KETERBATASAN KODE ETIK DIBANDING
UNDANG-UNDANG
► Rumusannya terlalu umum dan kabur
► Bukan sebagai kata akhir
► Tidak adanya sarana pemaksa yang efektif
► Harapan yang terlalu tinggi
► Versi yang beraneka ragam

Anda mungkin juga menyukai