Tujuannya
bukan semata-mata menanamkan keyakinan-keyakinan tertentu, melainkan untuk
memperkuat otonomi moral,
Etos : dalam arti tunggal berarti akhlak, watak, sikap dan cara
berpikir
Bedakan dengan ;
Etika : Perlu dipahami sebagai sebuah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan yang
menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Jadi
Moralitas
mengatakan bagaimana kita harus hidup,
Etika
mau mengerti
mengapa kita harus mengikuti moralitas tertentu
atau
bagaimana kita dapat mengambil sikap
yang bentanggung jawab
berhadapan dengan berbagai
moralitas.
Dengan demikian:
► Moralitas merupakan sebuah “pranata” seperti halnya
agama, politik dan bahasa yang sudah diwariskan secara
turun-temurun.
Sebaliknya,
► Etika merupakan sikap kritis setiap pribadi dan kelompok
masyarakat dalam merealisasikan moralitas itu. Karena itu,
tidak mengherankan moralitas bisa sama tetapi sikap etis
bisa berbeda antara satu orang dengan orang lainnya dalam
masyarakat yang sama atau antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lainnya.
► Pengertian Etika
Etika khusus:
menerapkan prinsip-prinsip moral dasar itu dalam bidang
kehidupan yang khusus, misalnya tentang bagaimana saya
harus bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus
yang saya lakukan atau bagaimana bidang itu perlu ditata agar
menunjang pencapaian kebaikan manusia sebagai manusia?.
Etika khusus dibagi lagi menjadi dua bagian
► Profesi luhur
yaitu para profesional yang melaksanakan profesinya bukan lagi untuk
mendapatkan nafkah, tetapi sudah merupakan pengabdian atau pelayanan
kepada masyarakat, karena kebutuhan nafkah bukan motivasi utamanya.
Contohnya adalah dokter, penasihat hukum, rohaniwan, rohaniwati,
negarawan, guru, dan dosen. Demikian juga misalnya seorang insinyur atau
arsitek hanya mungkin dihargai tinggi oleh masyarakat kalau ia semakin
profesional dalam menjalankan tugas pekerjaannya.
Profesi dapat diterapkan kepada pekerjaan yang
memiliki ciri-ciri atau sifat sebagai berikut:
► Pengetahuan Khusus
► Standar Moral Tinggi
► Pengabdian Masyarakat
► Izin Khusus
► Anggota Organisasi Profesi
Pengetahuan Khusus
► Standar moral ini umumnya mempunyai derajat yang lebih tinggi dibandingkan
tuntutan moralitas minimun bagi masyarakat luas. Misalnya, kontraktor yang
membangun gedung harus hidup berdasarkan imbalan jasa yang diperolehnya, namun
ia juga harus memikirkan apakah gedung tersebut benar-benar dibangun dengan
perhitungan yang tepat atau sesuai dengan spesifikasinya. Kalaulah ia lebih
mengutamakan keuntungan semata, berarti ia tidak memiliki etika seorang kontraktor.
Pengabdian Masyarakat
1. organisasi profesi dapat menjadi semacam “polisi moral” bagi para anggotanya.
Kalau salah seorang anggotanya melanggar kode etik atau bertindak tidak sesuai
dengan profesinya, maka seluruh kelompok profesi itu ikut tercemar. Sebagal
contoh, seorang kontraktor menggunakan jasa “preman” untuk meneror pejabat
pemerintah, pemimpin proyek, panitia lelang, dan juga kalangan kontraktor yang
lain hanya untuk mendapatkan pekerjaan proyek pemerintah, maka perbuatan itu
akan mengakibatkan seluruh profesi kontraktor ikut tercemar.
2. Selanjutnya, dari ciri-ciri umum profesi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa para
profesional memiliki standar moral yang berada di atas rata-rata, di satu pihak ada
tuntutan yang sangat berat yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri, di pihak
lain juga ada tuntutan bagi kepentingan masyarakat luas. Dengan adanya standar
profesional yang tinggi ini, diharapkan akan tercipta kualitas masyarakat yang
semakin baik.
Prinsip-prinsip Etika Profesi
b. Makhluk sosial
Para profesional sebagal makhluk sosial harus mampu
menciptakan kesesuaian, keselarasan, dan keharmonisan
dengan sesamanya, dengan tidaic mementingkan din sendini
dan senantiasa mendahulukan kepentingan umum di alas
kepentingan pribadi atau kelompok.
c. Warganegara
Para profesional sebagai warga negara harus menyadari hak dan kewajibannya
kepada negara di mana ia berada dan terikat dengan segala peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku. Karena ilu, Ia harus memperhatikan
kepenfingan bangsa dan negara di mana pun Ia berada.
d. Manusia budaya
Para profesional sebagai manusia budaya harus menjunjung
tinggi budaya yang berlaku di tempat ia menjalankan
profesinya dan menjunjung tinggi nilai-nilai serta etika yang
dipandang balk oleh masyarakat setempat.
e. Manusia karya
Para profesional sebagai manusia karya harus bekerja penuh rasa tanggung
jawab dan menunjukkan dedikasinya dalam karya dan prestasinya.
f. Manusia usaha
Para profesional sebagai manusia usaha atau manusia bisnis harus mampu
menyelaraskan biaya yang dikeluarkan dan hasil yang diterima melalui
pengelolaan perusahaannya.
3) Pengabdian
Berikut ini
dipaparkan pandangan dari berbagai
Argumentasinya tentang
kaitan antara
etika dan bisnis konstruksi
Pandangan Tentang Bisnis Konstruksi
Ada dua Pandangan yang berbeda:
a. Keuntungan (profitability),
b. Pertumbuhan (growth),
c. Citra (image),
Etika Bisnis Konstruksi di Indonesia
► Sikap-sikap dasar etika bisnis konstruksi di Indonesia harus
sama dengan etika bisnis konstruksi di seluruh dunia, karena
setiap etika yang pantas disebut etika akan mempertanyakan
norma-norma kelakuan manusia sebagai manusia dan bukan
sebagai anggota kelompok tertentu. Ia harus menjawab
tantangan yang dihadapi masyarakat, oleh karenanya etika
bisnis konstruksi Indonesia harus mencerminkan kekhususan
budaya, peradaban nilai-nilai dan berdasarkan ciri-ciri
keagamaan dan pandangan dunia masyarakat Indonesia, untuk
itu bisnis konstruksi Indonesia haruslah mempunyai:
Etika Bisnis Konstruksi Indonesia
Mencerminkan Etika Pancasila:
2. Melayani masyarakat
PERANAN KODE ETIK
► Memberikan Tuntunan dan Inspirasi
► Memberikan Dukungan dalam menjalankan Profesi
► Membina Disiplin
► Mendidik
► Mendukung Citra Profesi
► Melindungan Status Quo
► Mempromosikan Kepentingan Bisnis
KARAKTERISTIK KODE ETIK